AKSI NYATA MODUL 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK DI SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ATMA WINARNI,S.Pd.MM YULFI ARWINTO,M.Pd KEPALA SEKOLAH PENGAJAR PRAKTIK ILFA ST EDMON DIONO,S.Pd FASILITATOR CGP A-8 KAB.SOLOK
BIODATA DIRI Nama : EDMON DIONO, S.Pd. Tempat/Tgl Lahir :Talang 1 April 1983 Alamat :Vila Halaban Indah Panyakalan email : [email protected] No Hp : 085263687296 Tempat Tugas : SMP N 2 Lembah Gumanti
Tujuan Diseminasi • Berbagi praktik baik tentang budaya positif • Mewujudkan kolaborasi atau kerjasama dalam mewujudkan budaya positif di sekolah
Budaya Positif Budaya positif di sekolah yaitu nilai dan kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila
KONSEP INTI BUDAYA POSITIF Perubahan Disiplin positif Nilai-nilai Kebutuhan dasar paradigma belajar kebajikan manusia Motivasi perilaku Posisi kontrol Keyakinan Segitiga restitusi Manusia guru kelas
Pembelajaran dengan paradigma baru Pembelajaran dengan paradigma baru merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran \"berdiferensiasi\" sehingga para peserta didik belajar sesuai kebutuhannya berdasarkan tahap perkembangannya untuk mewujudkan \"Profil Pelajar Pancasila\"
Perubahan Paradigma Teori Kontrol/Teori Pilihan (Ilusi Kontrol) ● Ilusi guru mengontrol murid. ● Ilusi bahwa kritik dan membuat orang merasa bersalah dapat menguatkan karakter. ● Ilusi bahwa semua penguatan positif efektif dan bermanfaat ● Ilusi bahwa orang dewasa memiliki hak untuk memaksa
Perubahan Paradigma Stimulus Respon-Teori Kontrol/Teori Pilihan Siapa sesungguhnya yang memiliki kontrol? Stimulus Respon Teori Kontrol/Pilihan Kita mencoba mengubah orang agar berpandangan Kita berusaha memahami pandangan orang lain sama dengan kita. tentang dunia. Perilaku buruk dilihat sebagai suatu kesalahan Semua perilaku memiliki tujuan. Orang lain bisa mengontrol saya. Hanya Anda yang bisa mengontrol diri Anda. Saya bisa mengontrol orang lain. Anda tidak bisa mengontrol orang lain Pemaksaan ada pada saat bujukan gagal. Kolaborasi dan konsensus menciptakan Model Berpikir Menang/Kalah pilihan-pilihan baru. Model Berpikir Menang-menang.
Disiplin positif Disiplin berasal dari kata Disiplin positif Sebagai pendidik tujuan kita \"disciplina\" yang artinya merupakan salah satu adalah menciptakan peserta belajar disiplin mengacu cara penerapan disiplin didik yang memiliki disiplin pada disiplin diri yang yang bertujuan untuk memiliki tanggung jawab diri sehingga mereka menumbuhkan berperilaku mengacu kepada terhadap Apa yang kesadaran serta nilai-nilai kebajikan universal dilakukannya memberdayakan peserta didik tanpa imbalan dan memiliki motivasi berdasarkan nilai-nilai penghargaan (reward), intrinsik dalam perubahan yang diyakini ancaman atau hukuman perilaku ke arah yang lebih baik
Nilai-Nilai Kebajikan Universal Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Nilai-nilai tersebut bersifat universal, dan lintas bahasa, suku bangsa, agama maupun latar belakang. ● Setiap perilaku/perbuatan memiliki suatu tujuan. (Dr. William Glasser pada Teori Kontrol, 1984) ● Dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan. (Diane Gossen, 1998) ● Nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila. -Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia. - Mandiri -Bernalar Kritis -Berkebinekaan Global -Bergotong royong - Kreatif
Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia adalah segala sesuatu yang kita lakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Seluruh tindakan yang kita lakukan memiliki tujuan tertentu, dan semua usaha terbaik yang kita lakukan adalah dalam rangka agar kebutuhan dasar kita terpenuhi dengan baik.
5 Kebutuhan Dasar Manusia Bertahan Kasih sayang Penguasaan Kebebasan Kesenangan hidup dan rasa diterima Makanan, Rasa diterima, Harga diri, Mandiri Bermain, pakaian, tempat dipedulikan, humor, berbagi, keinginan untuk memiliki pilihan antusiasme, tinggal, kerjasama, tertawa keamanan, dianggap, mencoba hal kesehatan menjadi bagian dalam kelompok memimpin, baru mampu berprestasi, mengendalikan diakui, didengar arah dirinya
KASUS Ibu Ria guru kelas 6 di SD Permai, sedang bingung menghadapi ulah salah satu murid di kelas, bernama Agus. beberapa anak telah datang dan mengeluhkan Agus yang seringkali meminta bekal makanan siang mereka dengan paksa. jika anda menghadapi situasi seperti bu Ria, Apa yang akan Anda lakukan? menurut anda kira-kira Apa alasan Agus melakukan hal itu?
Dalam konteks penerapan disiplin positif, ibu Ria sebaiknya mencari tahu alasan Agus melakukan tindakan tersebut agar mengetahui kebutuhan mana yang sedang berusaha dipenuhi oleh Agus. Agus lapar dan orang Agus hanya iseng Teman Agus jadi tuanya tidak membawakannya perhatikan Agus dan menikmati ekspresi Kasih sayang dan bekal makan siang wajah temannya yang kesal rasa diterima Bertahan hidup Kesenangan Agus merasa bosan dengan bekal Dia merasa hebat karena yang dibawakan orangtuanya temannya jadi takut dan karena bekal yang selalu sama menuruti keinginannya Kebebasan Penguasaan
01 Motivasi Perilaku Manusia Motivasi Ekstrinsik Untuk menghindari ketidaknyamanan/hukuman Motivasi Apa yang akan terjadi apabila saya tidak intrinsik melakukannya 02 Untuk mendapatkan imbalan/penghargaan dari orang lain Apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya 03 Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka punya. Saya akan menjadi orang seperti apa apabila saya melakukannya.
Hukuman Konsekuensi Restitusi • Tidak terencana/tiba- • Terencana/disepakati • Proses menciptakan tiba sesuai harapan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan • Murid tidak tau apa yang • Murid tetap dibuat tidak akan terjadi/tidak nyaman • Proses kolaboratif yang dilibatkan mengajarkan murid untuk • Sikap guru selalu mencari solusi sendiri • Bersifat 1 arah memonitor murid • Berupa hukuman fisik/psikis
Dihukum oleh Penghargaan Bahwa penghargaan berlaku ‘sama’ dengan hukuman, dalam arti meminta atau membujuk seseorang melakukan sesuatu untuk memenuhi suatu tujuan tertentu dari orang yang meminta/membujuk. Dorongannya eksternal dan akan ada faktor ketergantungan. Beberapa dampak dari pemberian penghargaan (Alfie Kohn, 1993). Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang Penghargaan menghukum Penghargaan mengurangi ketepatan Penghargaan tidak efektif Penghargaan merusak hubungan
DIHUKUM OLEH PENGHARGAAN Penghargaan menurunkan kualitas Penghargaan mematikan kreatifitas Penghargaan mengurangi motivasi intrinsik
Tugas Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi HUKUMAN ATAU KONSEKUENSI TINDAKAN GURU Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena terlambat ke sekolah. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di sekolah. Murid diminta untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan masker ke sekolah. Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret. Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar. Murid disuruh untuk mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak mengenakan sepatu hitam. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk pelajaran PJOK.
TINDAKAN GURU HUKUMAN ATAU KONSEKUENSI Mencatat 100 kali di dalam buku kalimat, “Saya tidak akan terlambat lagi”, karena terlambat ke sekolah. Hukuman Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat hadir di Hukuman sekolah. Hukuman Murid dimina untuk ‘push up’ 15 kali karena tidak menggunakan Konsekuensi masker ke sekolah. Konsekuensi Menggantikan kertas tugas teman yang telah dicoret-coret. Hukuman Konsekuensi Membersihkan tumpahan air di meja tulis karena tersenggol pada saat belajar Murid disuruh untuk tidak mengenakan sepatu seharian di sekolah, karena tidak mengenakan sepatu hitam. Lari mengelilingi lapangan basket 2 kali karena terlambat 10 menit untuk pelajaran PJOK.
Perbedaan Hukuman dan Konsekuensi Hukuman Konsekuensi Sesuatu yang menyakitkan harus terjadi Sesuatu harus terjadi Membuat anak sakit (fisik maupun hati) untuk jangka Membuat anak merasa tidak nyaman dalam jangka lama waktu pendek Anak membenci kedisiplinan Anak menghargai disiplin Paksaan Stimulus-tanggapan Mendorong anak menyakiti diri sendiri Mendorong anak agar mudah menyesuaikan diri Konsep diri yang buruk Konsep diri yang baik Anak belajar untuk menyembunyikan kesalahan Anak belajar untuk mematuhi peraturan Marah, rasa bersalah, dipermalukan, merasa tak Kehilangan hak, dibuat tidak nyaman, diasingkan dihargai untuk sementara (time out) Disadur dari Restitution, Diane Gossen, The Five Positions of Control, Yayasan Pendidikan Luhur
Apa itu ‘Restitusi’? Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka ingin menjadi (tujuan mulia), dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Gossen; 2004)
Ciri-ciri Restitusi 1.Bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan. 2.Memperbaiki hubungan. 3.Tawaran, bukan paksaan. 4.Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri. 5.Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan. 6.Restitusi-diri adalah cara yang paling baik. 7.Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan. 8.Restitusi fokus pada solusi 9.Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya.
)))))))))))))))))) POSISI KONTROL SEORANG GURU No. 3 Penghukum Pembuat Merasa Bersalah Teman Pemantau Manajer
)))))))))))))))))) POSISI KONTROL SEORANG GURU guru melakukan kerja sama dengan siswa, Posisi manajer mengacu pada restitusi, memberi mereka tanggung jawab atas yang memungkinkan siswa menjadi perilaku mereka, dan mendukung mereka manajer bagi diri mereka sendiri dan dalam menemukan solusi atas masalah menciptakan identitas positif serta yang mereka hadapi keberhasilan dalam diri mereka. Manajer No. 3
Contoh Penerapan 5 Posisi Kontrol Kasus: Siswa tidak memakai atribut lengkap saat upacara Penghukum Pembuat merasa Teman bersalah Hormat pada Ayo dong, ikuti aturan sekolah bendera Berapa kali Ibuk/Bapak tolong bantu Ibuk/Bapak sekali harus memberi ini, ya sudah tidak apa-apa. Lain selama 1 jam tahu kamu, kamu kali jangan sampaiberbuat selalu saja seperti ini lagi ya. mengecewakan ibuk/Bapak
Contoh Penerapan 5 Posisi Kontrol Kasus: Siswa tidak memakai atribut lengkap saat upacara Pemantau Manajer Kamu sudah melanggar Apakah kamu tau peraturan sekolah, kamu tau kesalahanmu? kira-kira konsekuensinya? Setelah bagaimana kamu upacara kamu beli atributnya memperbaiki kesalahanmu ke koperasi dan jangan di ulangi lagi
5 POSISI KONTROL IDENTITAS GAGAL IDENTITAS BERHASIL/SUKSES IDENTITAS BERHASIL/SUKSES MOTIVASI: (Kontrol dari Luar) (Kontrol dari Luar) (Kontrol Diri) Menghindari Hukuman Mengharapkan Imbalan atau Ketergantungan pada Menghargai Diri Sendiri Orang Lain PENGHUKUM MANAJER PEMBUAT ORANG TEMAN PEMANTAU MERASA Mengajukan pertanyaan-pertanyaan BERSALAH “Apa yang kita yakini? Guru Berbuat: Menghardik Menunjuk- Berceramah dan Membuatkan alasan-alasan Menghitung dan mengukur Apa yang bisa kau kerjakan untuk mengatakan, untuk muridnya. nunjuk Menyakiti memperbaiki masalah ini?” Menyindir “Seharusnya…” “Ibu kecewa…” Guru Berkata: “Kalau kamu tidak “Kamu seharusnya “Ayolah, lakukan demi “Apa peraturannya?” melakukannya, awas ya! sudah tahu. Ibu lelah Ibu…” sekali mengatakannya. Rasakan!” “Masa kamu tidak mau, Ibu stress…” ingat tidak Ibu pernah bantu…” Hasil: Memberontak Menyalahkan Menyembunyikan Ketergantungan Menyesuaikan diri, bila Menguatkan pribadi orang lain Berbohong Menyangkal Berbohong diawasi Kaitan dengan Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan guru di Murid meletakkan guru Murid meletakkan dirinya sebagai luar Dunia Berkualitas Dunia di dalam Dunia sebagai orang yang sangat peraturan dan hukum di individu yang positif dalam Dunia Berkualitas Berkualitas penting di Dunia Berkualitas dunia Berkualitas Berkualitas Murid Berkata: “Ah, biarkan saja. Nanti “Maafkan saya.” “Saya pikir Bapak/Ibu teman “Berapa banyak bintang juga marah-marah lagi.” Merasa rendah diri saya. Ternyata begitu.” yang saya harus peroleh?” “Bagaimana caranya saya bisa “Berapa halaman yang memperbaiki keadaan?” harus saya tulis?” Dampak pada Mengulangi kesalahan Lemah, tidak mandiri, Menitikberatkan pada Mengevaluasi diri, bagaimana cara Murid: tergantung memperbaiki diri? sanksi atau hadiah untuk dirinya.
Keyakinan Kelas Mengapa keyakinan kelas, mengapa bukan peraturan kelas
Mengapa tidak peraturan saja, mengapa harus Keyakinan Kelas? ●Mengapa kita memiliki peraturan harus menggunakan helm bila mengendarai kendaraan roda dua? ●Mengapa kita memiliki peraturan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak 1.5 meter? ●Mengapa kita memiliki peraturan harus datang tepat waktu pada saat mengikuti pelatihan? Untuk mendukung motivasi intrinsik, kembali ke nilai-nilai/keyakinan- keyakinan lebih menggerakkan seseorang dibandingkan mengikuti serangkaian peraturan-peraturan.
Pembentukan Keyakinan Kelas • Bersifat abstrak • Berupa pernyataan universal • Dibuat dalam pernyataan positif • Sedikit saja agar mudah di ingat • Sesuai kondisi sekolah /kelas agar mudah diterapkan • Semua warga kelas/sekolah dilibatkan dalam membuat keyakinan kelas
Untuk membuat anak yang merasa gagal Menstabilkan karena berbuat salah menjadi positif Identitas terhadap dirinya Guru Berkata: Berbuat salah itu hal yang manusiawi Tidak ada manusia yang sempurna Bapak/Ibu juga buat salah Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar, siapa yang salah, Bapak/Ibu lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah. Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?
Membantu murid mengenali basic need/kebutuhan Validasi Kebutuhan dasar yang ingin dipenuhinya ketika melakukan kesalahan itu. Pada dasarnya setiap tindakan manusia tujuannya adalah memenuhi kebutuhan dasar, apakah itu penguasaan, kebebasan, kasih sayang dan rasa diterima, kesenangan, atau bertahan hidup…. Guru Berkata: •Kamu bisa saja kan melakukan hal yang lebih buruk, tapi kamu tidak melakukannya kan? •Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya. •Apa yang penting bagi kamu? •Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain, yang baru. •Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapat yang kamu butuhkan tanpa harus memukul? •Apakah kamu bisa melakukan dengan lebih baik besok lagi?
Anak melihat kesalahannya dihubungkan Menanyakan Keyakinan dengan norma sosial dan nilai-nilai yang mendasari manusia berinteraksi dengan orang lain. Guru Berkata: Apa nilai yang kita percaya di kelas/sekolah kita? Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati? Kelas yang ideal itu seperti apa sih? Kamu ingin jadi anak seperti apa?,.. Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi orang yang seperti apa?
Penerapan Segitiga Restitusi.
Refleksi 1.Hal baru apa yg mengubah paradigma saya yang saya dapatkan? 2.Perasaan apa yang muncul selama mengikuti diseminasi ini 3.Saya akan menjadi among yang seperti apakah setelah mengikuti diseminasi ini?
Search
Read the Text Version
- 1 - 39
Pages: