Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore E-BOOK BIOGRAFI TOKOH-TOKOH KEBANGKITAN NASIONAL

E-BOOK BIOGRAFI TOKOH-TOKOH KEBANGKITAN NASIONAL

Published by munawarohmukti, 2023-07-04 03:31:28

Description: E-BOOK BIOGRAFI TOKOH-TOKOH KEBANGKITAN NASIONAL

Search

Read the Text Version

BIOGRAFI TOKOH-TOKOH KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA Munawaroh, S.Pd.

DAFTAR ISI ii i cover ii daftar isi 01 Biografi Dokter Wahidin Sudirohusodo 04 Biografi Dokter Sutomo 07 Biografi Ki Hajar Dewantara 10 Daftar Rujukan

Biografi Wahidin Sudirohusodo, Sang Dokter Bangsa Dokter Wahidin Sudirohusodo merupakan salah satu pahlawan nasional yang menginspirasi pergerakan nasional di Indonesia. Wahidin tidak hanya berjuang melalui dunia kedokteran saja, namun dia juga fokus pada pendidikan rakyat. Dalam pemikiran Wahidin, penjajahan di Indonesia bisa diakhiri jika rakyatnya terdidik sehingga kebodohan bisa dihilangkan. Wahidin Sudirohusodo juga merupakan sosok yang menginspirasi para mahasiswa dokter di STOVIA untuk membentuk Budi Utomo pada 1908. Latar belakang Pendidikan Wahidin Sudirohusodo dilahirkan pada tanggal 7 Januari 1852 di daerah Mlati, Sleman, Yogyakarta. Wahidin termasuk anak yang beruntung karena bisa mengenyam pendidikan secara layak di masa itu. Wahidin Sudirohusodo memulai pendidikan di De Scholen der Tweede atau dikenal dengan istilah sekolah angka loro, Sekolah itu khusus untuk anak-anak bumiputra, seperti priayi kecil, petani, dan buruh. Tiga tahun bersekolah di sana, Wahidin mendapat pengakuan oleh para guru terkait kecerdasannya Guru Wahidin lantas menyarankannya agar melanjutkan ke Sekolah Rendah Eropa atau ELS di Yogyakarta. Murid di ELS kebanyakan keturunan bangsawan dan Eropa. Wahidin sempat diremehkan saat mulai sekolah di sana. Namun Wahidin yang cerdas dapat membuktikan bahwa pandangan teman-temannya itu salah. Wahidin bahkan berhasil lulus dengan predikat lulusan terbaik atau uitmuntend. Setelah dari ELS, Wahidin Sudirohusodo mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan dokter di Sekolah Dokter Jawa (STOVIA) di Batavia pada 1869. Wahidin dapat lulus dari STOVIA dalam waktu 22 bulan. Pada 1872 Wahidin diangkat sebagai Asisten Pengajar di STOVIA. 1

2 PELOPOR PERGERAKAN NASIONL Wahidin Sudirohusodo merupakan sosok yang Wahidin Sudirohusodo dekat dan dapat merasakan penderitaan rakyat. Wahidin tidak lama menjadi asisten pengajar. Dia keluar dan memilih menjadi pegawai kesehatan di Yogyakarta. Sebagai seorang dokter rakyat, Wahidin semakin dekat dengan masyarakat. Dari kedekatan inilah Wahidin dapat menyimpulkan bahwa masalah rakyat adalah kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Sehingga, menurut Wahidin, jika bangsa ingin merdeka maka masalah-masalah tersebut harus dihilangkan. Dari sini Wahidin mulai memberikan bantuan pendidikan kepada masyarakat di sekitarnya. Dia juga mengutarakan gagasannya terkait masalah-masalah rakyat itu di surat kabar yang ada saat itu. Bahkan pada tahun 1894, Wahidin mendirikan dan memimpin majalah berbahasa Jawa bernama Retno Dumilah.

INSPIRATOR LAHIRNYA BUDI UTOMO Pada awal tahun 1900-an, Wahidin berniat untuk mendirikan lembaga yang bisa memberikan bantuan pendidikan. Untuk keperluan itu, Wahidin melakukan perjalanan keliling Jawa untuk mencari donatur. Meski tidak mudah, pada akhirnya Wahidin bisa menemukan donatur untuk lembaga yang digagasnya itu. Lembaga itu bernama Badan Beasiswa Damoworo. Salah satu tokoh yang menyanggupi bantuan adalah Bupati Serang Akhmad Jayadiningrat. Rupanya, perjuangan Wahidin Sudirohusodo itu menarik perhatian para juniornya di STOVIA. Wahidin pada tahun 1907 memang pernah mengunjungi STOVIA dan bertemu dengan Sutomo, Suraji, dan beberapa mahasiswa lain. Dari pertemuan itu, rupanya Sutomo dan Suraji sangat terkesan. Keduanya lantas merencanakan pendirian organisasi untuk berjuang demi rakyat. Maka pada 20 Mei 1908, Sutomo, Suraji, dan Gunawan Mangunkusumo pun mendirikan Budi Utomo. Tanggal pendirian Budi Utomo itu kini dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Meski telah berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa, namun Wahidin Sudirohusodo tidak mendapat kesempatan melihat kemerdekaan bangsanya. Wahidin Sudirohusodo meninggal dunia pada 26 Mei 1917 dan dimakamkan di desa kelahirannya. Untuk mengenang jasanya, pemerintah menetapkan Wahidin Sudirohusodo sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 1973. 3

4 BIOGRAFI DOKTER SUTOMO, PENDIRI BUDI UTOMO MASA KECIL Dokter Sutomo merupakan sosok penggagas berdirinya Sutomo lahir di Ngepeh, Loceret, Nganjuk, organisasi modern pertama di Jawa Timur pada tanggal 30 Juli 1888, Indonesia yang bernama Budi dengan nama kecil Soebroto. Sutomo lahir Utomo (Boedi Oetomo). dari keluarga priyayi zaman itu. Ayahnya bernama Raden Suwaji seorang pegawai Berdirinya Budi Utomo pada pangreh yang berpikiran maju dan modern. tahun 1908 sekaligus menjadi Sementara kakeknya bernama Raden awal pergerakan nasional Ngabehi Singawijaya atau KH bangsa Indonesia untuk Abdurrakhman. Ia adalah tokoh yang sangat memerdekakan diri. Diketahui, terkenal dan disegani di Nganjuk. Dari lahirnya Budi Utomo disusul oleh kakeknya ini Sutomo dididik untuk menjadi seorang yang taat beragama, rajin berdirinya sejumlah organisasi beribadah, dan memiliki pendirian yang bahkan partai politik yang keras teguh. Memasuki usia 6 tahun, Sutomo dan menentang penindasan kolonial keluarganya pindah ke Madiun. Di sana dia Belanda. Dokter Sutomo dengan sekolah di Sekolah Rendah Bumiputera, Budi Utomo-nya menjadi Maospati Madiun. Berikutnya, Sutomo melanjutkan sekolah di Europeesche Lagere inspirasi bagi para tokoh yang School (ELS), Bangil, Jawa Timur. Di sekolah lain untuk mengangkat menengah inilah Sutomo mengganti martabat bangsa Indonesia. namanya dari yang awalnya Soebroto menjadi Sutomo. Lulus dari ELS, Sutomo berkesempatan untuk menempuh pendidikan di Sekolah Dokter Bumiputera atau STOVIA di Batavia.

5 Mendirikan Budi Utomo Sutomo resmi menjadi siswa di STOVIA pada tanggal 10 Januari 1903. Saat itu usianya genap 15 tahun. Konon, Sutomo pada awal masa pendidikannya dikenal sebagai sosok yang berani, malas belajar, dan suka mencari masalah. Kondisi tersebut membuat hasil belajar Sutomo kurang memuaskan pada tahun-tahun awal di STOVIA. Namun sikap Sutomo berubah drastis memasuki tahun ke-empat dia di sekolah tersebut. Perubahan sikap dan cara hidup Sutomo ke arah yang lebih baik semakin terlihat jelas saat ayahnya meninggal dunia pada 28 Juli 1907. Sejak itu, Sutomo menjadi sosok yang memiliki jiwa sosial tinggi dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Pada saat-saat itu, Sutomo berjumpa dengan Dokter Wahidin Sudirohusodo yang merupakan alumni STOVIA. Dokter Wahidin saat itu berkunjung ke STOVIA dan bertemu dengan para mahasiswa, termasuk Sutomo. Dalam pertemuan itu, Dokter Wahidin mengemukakan gagasannya untuk mendirikan organisasi yang jadi wadah untuk mengangkat derajat bangsa. Gagasan Dokter Wahidin itu ditangkap dan terus direnungkan oleh Sutomo. Berikutnya, Sutomo bersama dengan mahasiswa lain seperti Gunawan Mangunkusumo dan Soeradji Tirtonegoro secara intens melakukan diskusi. Hingga akhirnya Sutomo dan dua orang itu mengadakan pertemuan dengan mahasiswa STOVIA lainnya untuk membahas pendirian organisasi. Pertemuan dilakukan di Ruang Anatomi STOVIA, dan menghasilkan pendirian organisasi bernama Perkumpulan Budi Utomo. Maka Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Tanggal itu hingga kini diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Karir dan Perjuangan 6 Dokter Sutomo merampungkan studinya di STOVIA pada tahun 1911. Sejak saat itu, Sutomo resmi menjadi dokter dan berpindah- pindah tugas dari satu daerah ke daerah lain. Sutomo juga tercatat sebagai salah satu tenaga medis yang menangani wabah pes di Malang. Dalam menjalankan tugas mengobati rakyat, Sutomo tidak pernah memungut biaya pengobatan. Pada tahun 1917, Sutomo menikah dengan seorang perawat Belanda. Dua tahun Dokter Sutomo dan Istri kemudian, dia berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studi Sepulangnya ke Tanah Air, Sutomo hingga tahun 1923. Di Belanda, bekerja sebagai dosen di Sutomo bergabung dengan Nederlandsch Indische Artsen School Indische Vereeniging yang (NIAS), di Surabaya. Sutomo juga kemudian menjelma menjadi mendirikan Indonesian Study Club Perhimpunan Indonesia. Bahkan (ISC) pada tahun 1924. ISC dalam periode 1920-1921, Dokter mengalami perkembangan pesat Sutomo dipercaya untuk sejak didirikan. Maka pada tahun memimpin Perhimpunan 1930, namanya diganti menjadi Indonesia. Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Melalui PBI, Sutomo banyak membantu rakyat dan memperjuangkan hak-hak mereka. Namun Sutomo tidak sempat menyaksikan bangsa merdeka dan terbebas dari penjajah. Dokter Sutomo meninggal dunia pada 30 Mei 1938. Dia dimakamkan di Bubutan, Surabaya. Untuk mengenang jasa-jasanya, Dokter Sutomo ditetapkan sebagai Dokter Sutomo dan Keluarga pada Pahlawan Nasional pada 27 Tahun 1937 Desember 1961.

BIOGRAFI KI HAJAR DEWANTARA, BAPAK PENDIDIKAN INDONESIA Indonesia memiliki tokoh pendidikan yang jasa-jasanya terus dikenang hingga saat ini dalam diri Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara merupakan Menteri Pendidikan Pertama di Indonesia, yang tanggal lahirnya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Semasa penjajahan Belanda, Ki Hajar Dewantara turut memperjuangkan hak-hak pribumi, utamanya di bidang pendidikan. Pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa, yang dijadikan media untuk menanamkan pendidikan dan perjuangan bagi rakyat. Profil Ki Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, dengan nama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Soewardi lahir dari lingkungan keluarga keraton, tepatnya Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta. Ayahnya bernama Soerjaningrat, sementara kakeknya GPH Sasraningrat atau Paku Alam III. Soewardi kecil memulai perjalanan pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS). ELS ini merupakan sekolah rendah untuk anak-anak Eropa pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Setelah tamat dari ELS, Soewardi melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dokter Bumiputera atau STOVIA. Namun dia tidak bisa menamatkan pendidikannya. Soewardi kemudian terjun ke dunia jurnalistik, dan berkiprah pada beberapa surat kabar dan majalah yang terbit pada zaman itu. Di antara surat kabar tempat Soewardi bekerja antara lain Sediotomo, de Express, Oetoesan Hindia, Midden Java, Tjahaja Timoer, Kaoem Moeda, dan Poesara. Saat menjadi jurnalis inilah Soewardi mulai lantang menyampaikan kritik-kritiknya terhadap pemerintahan Hindia Belanda yang terus menindas rakyat. 7

“Andai Aku Seorang Belanda” 8 Selain bekerja, Soewardi juga aktif ikut organisasi, salah satunya Budi Rencana perayaan 100 Tahun Utomo yang didirikan oleh Dokter Kemerdekaan Belanda tersebut Sutomo. Memasuki tahun 1912, ditolak oleh Soewardi. Dia bahkan tepatnya 25 Desember 1912, mengkritik perayaan itu dengan Soewardi mendirikan Indische Partij tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens yang menjadi partai politik nasionalis Nederlander Was”, atau Andai Aku pertama di Indonesia. Indische Partij Seorang Belanda. Dalam tulisan itu, ini didirikan Soewardi bersama dua Soewardi berandai-andai jika orang rekannya, yaitu Dokter menjadi orang Belanda maka dia Ciptomangunkusumo dan Douwes tidak akan mengadakan perayaan Dekker. Ketiga nama tersebut kemerdekaan di negeri yang dijajah. kemudian dikenal dengan sebutan Akibat dari tulisan itu, Soewardi Tiga Serangkai. Namun, Indische ditangkap dan diasingkan ke Pulau Partij tidak mendapat izin dari Bangka. Pembuangan itu diprotes pemerintah Hindia Belanda. oleh Ciptomangunkusumo dan Soewardi lantas mendirikan Komite Douwes Dekker. Belanda pada Boemipoetra pada tahun 1913. akhirnya menangkap dua orang itu, Komite Boemipoetra ini didirikan dan ketiga tokoh tersebut akhirnya sebagai tandingan dari Komite dibuang ke negeri Belanda. Perayaan 100 Tahun Kemerdekaan Belanda. Saat itu, Belanda berniat menggelar perayaan besar-besaran untuk merayakan 100 tahun kemerdekaan mereka dari Prancis.

Perguruan Taman Siswa Menjadi Ki Hajar Dewantara Sepulang dari pengasingan, Soewardi mendirikan perguruan bercorak nasional. Nama perguruan itu National Onderwijs Instituut Taman Siswa (Perguruan Nasional Taman Siswa). Taman Siswa didirikan pada tahun 3 Juli 1922. Pada tanggal tersebut pula Soewardi mengubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Tak hanya mengubah nama, Ki Hajar Dewantara juga menanggalkan gelar kebangsawanannya dengan tujuan agar bisa lebih dekat dengan rakyat. Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan semboyan pendidikan yang masih diterapkan hingga saat ini. “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Arti semboyan tersebut: “Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, sementara di belakang memberi dukungan”. Pada masa kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai Menteri Pengajaran Indonesia, yang fungsinya seperti Menteri Pendidikan saat ini. Ki Hajar Dewantara wafat 26 April 1959, dan diimakamkan di pemakaman keluarga Taman Siswa Wijaya Brata, Yogyakarta. Atas jasa-jasanya dalam dunia pendidikan, Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional dan tanggal lahirnya diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 28 November 1959. Lihat Video di bawah ini! 9

10 DAFTAR RUJUKAN Ciputra, William. 2022. Biografi Dokter Sutomo, Pahlawan Nasional Asal Nganjuk yang Menggagas Berdirinya Budi Utomo. (Online). (https://surabaya.kompas.com/read/2022/02/05/110120278/ biografi-dokter-sutomo-pahlawan-nasional-asal-nganjuk-yang- menggagas?page=all.), Diakses 25 Oktober 2022. Ciputra, William. 2022. Biografi Ki Hajar Dewantara dan Perannya bagi Pendidikan di Indonesia. (Online), (https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/01/ 123500878/biografi-ki-hajar-dewantara-dan-perannya-bagi- pendidikan-di-indonesia?page=all.), Diakses 26 Oktober 2022. Ciputra, William. 2022. Biografi Wahidin Sudirohusodo: Peran dalam Pergerakan Nasional dan Budi Utomo. (Online), (https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/02/27/142759578/ biografi-wahidin-sudirohusodo-peran-dalam-pergerakan- nasional-dan-budi?page=all), diakses 25 Oktober 2022. Kurnia, Rohmat. 2020. Dokter Soetomo Dokter Penggerak Kebangkitan Nasional. Jakarta: Bee Media Pustaka. Rahardjo, Suparto. 2016. Ki Hajar Dewantara Biografi Singkat 1889- 1959. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Yayan, Tika Harari. 2018. Wahidin Soedirohoesodo Sang Dokter Bangsa. Jakarta: Badan Bembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbud. Catatan:


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook