Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore PMKR Materi KD 3.1 Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup

PMKR Materi KD 3.1 Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup

Published by riswandita, 2021-01-21 03:12:13

Description: PMKR Materi KD 3.1 Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup

Search

Read the Text Version

Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan Kompetensi Dasar : 3.1. Menerapkan cara perawatan sistem utama Engine dan mekanisme katup 4.1. Merawat Kerusakan sistem utama Engine dan mekanisme katup Oleh : Haris Purnawan, S.Pd.T ________________________________________________________________________ A. KEPALA SILINDER (HEAD CYLINDER) Kepala silinder pada engine/mesin bensin 4 langkah merupakan bagian dari engine yang berfungsi membentuk ruang bakar dan memungkinkan terjadinya siklus 4 tak. Tanpa kepala silinder, engine/mesin bensin 4 tak tidak dapat berfungsi sama sekali. Kepala silinder terdiri dari berbagai jenis berdasarkan susunan katupnya, yaitu dengan susunan ruang bakar pada kepala silinder (chamber in head): Pada gambar (a) dan (b), merupakan kepala silinder tipe wedge/baji, yang umumnya digunakan pada tahun 1965. Pada gambar c, merupakan kepala silinder tipe L (side valve). Pada gambar (d) merupakan kepala silinder tipe F. Pada gambar (e) merupakan kepala silinder tipe hemi spherical (2 katup). Pada gambar (f) merupakan kepala silinder datar untuk pengujian bahan bakar (CFR). Dan pada gambar (g) merupakan kepala silinder mesin 2 langkah. Selain itu, terdapat pula konstruksi ruang bakar dengan posisi pada lubang buang. Konstruksi ini disebut Ex- CIH (Exhaust Chamber in Head). Dibandingkan konstruksi In-CIH ataupun mendatar, konstruksi ini lebih baik ditinjau dari tenaga/torsi yang dihasilkan, maupun dari efisiensi thermalnya. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 1 of 26

Berdasarkan posisi poros nok (camshaft), mesin dibedakan menjadi Side Valve (SV), Over Head Valve (OHV), dan Over Head Camshaft (OHC). Mesin SV menempatkan poros nok pada silinder blok, dengan penempatan katup di blok silinder, seperti pada gambar (c). Mesin OHV menempatkan camshaft pada bagian blok silinder, sedangkan kepala silinder hanya terdapat katup dan valve train, diantaranya rocker arm dan sebagian push rod. Konstruksi OHV menghasilkan kepala silinder tipe baji (dengan 2 katup),seperti terlihat pada gambar (a) dan (b). Pada mesin modern, hampir semua menggunakan mekanisme OHC (Over Head Camshaft), kecuali pada mesin-mesin besar putaran rendah. Mekanisme katup OHC dibedakan menjadi Single Over Head Camshaft (SOHC) dan Double Over Head Camshaft (DOHC). Keduanya bisa saja menggunakan 2 katup untuk tiap silinder, atau 4 katup untuk tiap silinder. Pada mesin modern, rata-rata menggunakan 4 katup, baik untuk SOHC maupun DOHC. Penggunaan 4 katup ini membuat efisiensi volumetrik lebih baik, dan dengan posisi busi di tengah akan membuat rambatan api seimbang yang meningkatkan efisiensi thermis. Gambar ruang bakar pentroof Gambar SOHC 4 katup Gambar DOHC 4 katup Pada konstruksi mesin SOHC maupun DOHC memerlukan perawatan, pemeriksaan, dan jika terjadi gangguan maka harus dilakukkan perbaikan. Gangguan yang terjadi adalah pada komponen-komponen yang ada pada mekanisme kepala silinder. Komponen-komponen pada mesin DOHC seperti pada gambar berikut: Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 2 of 26

Gambar komponen mesin DOHC Komponen pada kepala silinder DOHC diantaranya: Cylinder head berfungsi sebagai pembentuk ruang bakar dan memungkinkan terjadinya siklus 4 tak, serta sebagai tempat kedudukan komponen kelengkapan kepala silinder. Kemungkinan kerusakan pada cylinder head adalah terjadinya keretakan, kebocoran, keausan (karena karat), cylinder head melengkung/tidak rata, maupun pecah. Keretakan terjadi karena tidak meratanya gaya yang bekerja akibat suhu yang tidak merata atau terlalu tinggi (overheat), pengencangan yang tidak seragam, maupun karena kualitas bahan cylinder head itu sendiri. Kebocoran terjadi karena adanya keretakan atau keausan, dapat pula karena ketidak rataan. Keausan karena karat terjadi jika penggunaan cairan pendingin tidak sesuai standar. Lengkungan terjadi karena terjadinya over heat maupun prosedur pengencangan yang salah. Gambar cylinder head DOHC Cylinder head cover, berfungsi sebagai penutup kepala silinder, sehingga tidak terjadi kebocoran oli, komponen terlindungi dengan baik. Kerusakan yang terjadi diantaranya keretakan, kebocoran, pecah, melengkung, atau aus (karena karat). Keretakan terjadi karena Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 3 of 26

distribusi panas yang tidak merata atau overheat, dan kurang meratanya pengencangan (tidak sesuai prosedur). Kebocoran diakibatkan keretakan, pecah kemungkinan karena terbentur benda keras, melengkung terjadi karena pengencangan yang tidak sesuai standar atau gasket yang tidak sesuai standar. Aus karena karat terjadi karena adanya cairan asam dari luar yang menyusup pada celah seal/gasket yang tidak segera ditangani. Gambar cylinder head cover Cylinder head gasket, berfungsi merapatkan antara cylinder head dengan cylinder block. Kerusakan yang terjadi adalah kebocoran, bisa diakibatkan oleh komponen lain yang rusak (misal head atau block yang tidak rata), atau kualitas gasket itu sendiri. Kebocoran juga bisa diakibatkan oleh pengencangan yang tidak sesuai standar. Gambar cylinder head gasket Cylinder head cover gasket, berfungsi merapatkan antara cylinder head cover dengan cylinder head. Bahan gasket ini terbuat dari karet/silicon, sehingga dapat mencegah kebocoran. Kemungkinan kerusakan adalah terjadinya kebocoran, disebabkan karena usia pakai, maupun pengencangan yang tidak sesuai standar. Penggunaan yang berulang juga dapat mengakibatkan kebocoran. Standar penggunaan adalah sekali pakai. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 4 of 26

Gambar cylinder head cover gasket Camshaft timing sprocket, berfungsi sebagai perantara tenaga dari crankshaft timing sprocket melalui timing chain, yang diteruskan menggerakkan camshaft. Bagian yang lebih kompleks terdapat mekanisme VVTI, atau variable valve. Mekanisme VVTI umumnya terdapat pada camshaft inlet, namun pada tipe dual VVTI juga terdapat pada camshaft exhaust. Kemungkinan kerusakan adalah keausan akibat pemakaian, dan keolengan akibat beban berlebihan ataupun kesalahan instalasi. Gambar camshaft timing sprocket Camshaft berfungsi untuk mendorong valve lifter/tappet yang diteruskan gerakannya untuk membuka katup sesuai siklus 4 tak. Sedangkan mekanisme untuk mengembalikan katup adalah menggunakan pegas. Camshaft memiliki geometri tersendiri disesuaikan dengan kebutuhan pengendaraan. Pada DOHC, camshaft berjumlah 2, yang satu menggerakkan katup hisap, yang lain menggerakkan katup buang. Kerusakan yang terjadi umumnya keausan karena usia pakai, maupun kebengkokan karena terjadinya over heat maupun kesalahan pengencangan/pemasangan. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 5 of 26

Gambar camshaft DOHC Camshaft holder/bearing, berfungsi sebagai tempat kedudukan camshaft, sekaligus sebagai bantalan luncur gerakan camshaft berputar. Pada sebagian engine, camshaft bearing terpisah antara dudukan dengan split half bearing, namun banyak yang mengaplikasikan camshaft holder tanpa bearing, atau sekaligus sebagai bearing. Kerusakan yang terjadi umumnya keausan karena usia pakai atau kekurangan pelumas. Keausan semakin bertambah manakala momen pengencangan dan prosedur pemasangan tidak seusai standar. Gambar camshaft holder/bearing Valve lifter, atau tappet. Berfungsi sebagai titik kontak antara camshaft dengan katup. Valve lifter meneruskan gerakan dari camshaft mendorong katup. Valve lifter diletakkan offset terhadap camshaft agar dapat berputar sehingga keausan merata dan penekanan camshaft menjadi lebih ringan dan rendah gesekan. Pada valve lifter terdapat valve shim sebagai komponen penyetel celahh katup. Kerusakan pada valve lifter adalah keausan, yang Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 6 of 26

diakibatkan oleh pemakaian maupun kekurangan pelumas atau kualitas oli yang kurang baik. Kerusakan yang lain adalah valve lifter pecah, diakibatkan oleh kesalahan servis (misal valve lifter jatuh kemudian retak, namun tidak terdeteksi), sehingga ketika bekerja pada kecepatan tinggi dapat pecah. Gambar valve lifter Valve atau katup adalah komponen yang berfungsi menghubungkan atau menutup saluran masuk dengan ruang bakar, dan antara saluran buang dengan ruang bakar. dengan adanya katup, maka dapat terjadi siklus 4 tak. Katup dikontrol oleh camshaft dan pegas. Kerusakan yang terjadi adalah keausan dan kebengkokan. Kerusakan yang terjadi adalah keausan ujung batang katup, keausan batang katup, dan keausan contact surface yang disebabkan keausan karena pemakaian, sedangkan kebengkokan batang katup disebabkan oleh panas berlebih (overheting), maupun kesalahan timing (bertabrakan dengan katup lain/piston). Kerusakan yang lain adalah pecahnya daun katup, yang disebabkan kausan face contact. dapat juga terjadi karena katup overheat oleh keslahan penyetelan yang terlalu rapat. Keausan ujung batang juga dipercepat oleh penyetelan katup yang terlalu longgar. Gambar katup Valve spring atau pegas katup berfungsi mengembalikan katup ke posisi semula sehingga dapat menutup dengan rapat sesuai durasi camshaft pada setiap putaran mesin. Pegas katup disupport oleh retainer dan spring seat. Pegas katup dapat mengalami kerusakan, diantaranya menurunnya performa diakibatkan berkurangnya konstanta pegas (pegas lemah), dan pegas bengkok. Pegas lemah diakibatkan lamanya pemakaian (terutama sering dipakai pada Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 7 of 26

kecepatan tinggi dalam jangka waktu lama), maupun kualitas dari pegas itu sendiri yang kurang baik. Pegas bengkok disebabkan karena kualitas pegas dan kesalahan perlakuan ketika pemasangan. Gambar valve spring Valve spring retainer (upper spring seat), berfungsi sebagai tempat kedudukan pegas pada katup. Valve spring retainer ditahan oleh cotter pada batang katup. Kerusakan yang terjadi adalah keausan yang menyebabkan pegas lepas dari dudukannya. Keusan terjadi umumnya karena kesalahan pemasangan pengunci/cotter, meskipun ada pula dalam kasus yang sangat jarang kerusakan terjadi karena pemakaian. Gambar unit katup, pegas, retainer, dan lower spring seat Cotter atau pengunci katup, berfungsi menahan valve spring retainer agar tetap menempel dengan kuat pada batang katup meski didorong oleh tekanan pegas yang kuat dalam rpm yang tinggi. Cotter memungkinkan pemasangan dan pembongkaran pegas serta katup dengan mudah. Kerusakan yang umum terjadi adalah keausan, sehingga tidak dapat mengunci retainer. Akibatnya pegas tidak terpasang dengan baik, atau terlepas yang sangat membahayakan kondisi mesin/kendaraan. Keausan terjadi karena kesalahan pemasangan. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 8 of 26

Gambar cotter/pengunci katup Lower spring seat, berfungsi mencegah pegas kontak langsung dengan cylinder head, dan dengan luas permukaan yang lebih besar dari pegas, maka akan mencegah keausan cylinder head meski pegas bekerja dalam rpm tinggi dalam jangka waktu lama. Juga sebagai dudukan pegas agar tidak bergeser pada cylinder head. Kerusakan lower spring seat sangat jarang terjadi, namun sering ditemukan kasus lower spring seat yang hilang/tidak terpasang. Gambar lower spring seat Valve guide adalah lubang tempat katup bergerak resiprokal. Valve guide disebut juga lubang laluan katup atau bushing/boss katup. Valve guide menjamin katup dapat bergerak lancar dan tidak melenceng pada dudukannya sehingga tetap rapat meski mesin berputar dalam rpm yang tinggi. Kerusakan yang terjadi adalah keausan, akibat dari usia pakai maupun pemakaian dalam jangka waktu lama pada putaran tinggi. Overheating yang menyebabkan katup bengkok atau kesalahan timing dapat menyebabkan valve guide pecah. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 9 of 26

Gambar valve guide Valve seal berfungsi mencegah kebocoran oli antara valve guide dengan valve stem. Tanpa valve seal, oli akan bocor masuk ke ruang bakar atau masuk ke saluran buang, sehingga dapat terjadi polusi gas buang serta mengganggu kinerja mesin karena lama kelamaan akan terbentuk kerak akibat oli yang terbakar. Valve seal terpasang pada valve guide. Kerusakan valve seal adalah terjadi kebocoran. Kebocoran terjadi karena getas (usia pakai), maupun karena aus. Kebocoran dapat pula terjadi karena ausnya valve guide/valve stem sehingga terjadi kelonggaran yang berlebihan. Gambar valve seal Valve seat berfungsi sebagai tempat kedudukan payung/daun katup, bersama-sama katup sebagai perapat antara ruang bakar dengan lubang isap/buang. Valve seat harus kuat, tahan aus dan tahan panas sehingga tetap berfungsi normal meski katup telah menumbuk jutaan kali. Kerusakan valve seat adalah keausan, yang terjadi karena usia pakai. Kesalahan penyetelan katup yang terlalu rapat juga dapat membuat valve seat kotor/berkerak, sehingga tidak rapat. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 10 of 26

Gambar valve seat B. KATUP (VALVE) 1. Bagian-Bagian Mekanisme Katup Gambar Mekanisme Katup Standar Mekanisme katup pada mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder dan mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang. 2. Mekanisme Katup dengan Poros Kam Di Bawah Gambar Katup di Samping (Side Valve atau SV) Page 11 of 26 Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom

a. Katup di Samping (Side Valve atau SV) Konstruksi SV memiliki ciri katup berdiri dan berada di samping blok motor serta poros kam terletak di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin pendek/tidak memakan tempat, suara tidak berisik, namun bentuk ruang bakar kurang menguntungkan bagi proses pembakaran yang ideal dan penyetelan celah katup sulit. Gambar Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV) b. Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV) Katupnya menggantung di kepala silinder, poros kam terletak di blok silinder bagian samping bawah. Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun kerugiannya adalah banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa besar sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi. 3. Mekanisme Katup Dengan Poros Kam Di Atas a. Satu Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC) Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros kam berada di kepala silinder dan langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B). Keuntungannya sedikit komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi. Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas ayun Gambar Satu Poros Kam di Kepala (SOHC) Page 12 of 26 Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom

b. Dua Poros Kam Di Kepala (Double Over Head Camsaft atau DOHC) Gambar Dua Poros Kam Di Kepala (DOHC) Konstruksi DOHC memiliki dua kam di kepala silinder, kam langsung menggerakkan mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar baik dan susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau unjuk kerja mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor putaran tinggi. Kerugiannya konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan penyetelan celah katup lebih sulit. 4. Celah Katup dan Penyetelnya a. Fungsi celah katup Agar supaya katup-katup dapat menutup dengan sempurna pada semua keadaan temperature mesin. MEKANISME KATUP Mekanisme katup pada mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder dan mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang. Gambar di bawah adalah konstruksi dari mekanisme katup yang digunakan pada mesin 4A-F. Mesin 4 langkah mempunyai langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang, tetapii bekerjanya katup hanya dibutuhkan dalam 2 proses langkah yaitu langkah hisap dan langkah buang. Mekanisme katup ini dirancang sedemikian rupa sehingga Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 13 of 26

sumbu nok (camshaft) berputar satu kali untuk mengge-rakan katup hisap dan katup buang setiap 2 kali berputarnya poros engkol. CARA KERJA KATUP Bila poros engkol berputar menyebabkan exhaust camsfat berputar juga berputar melalui timming belt, sedangkan intake camshaft diputarkan oleh exhaust cam shaft melalui roda gigi Bila sumbu nok (camshaft berputar, nok akan menekan ke bawah pada valve filter dan membuka katup. Bila sumbu nok terus berputar, maka katup akan menutup dengan adanya tekanan pegas. Setiap sumbu nok berputar satu kali, akan membuka dan menutup katup hisap dan katup buang satu kali pada setiap 2 putaran poros engkol. METODE MENGGERAKAN KATUP beberapa metode, termasuk timing gear, timing chain dan timing belt. Sebagian besar mesin bensin TOYOTA menggunakan camshaft yang digerakkan oleh belt dan ada beberapa camshaft yang digerakkan oleh rantai. 1. Model Timing Gear Metode ini digunakan pada mekanisme katup jenis mesin OHV (over head valve), yang letak sumbu noknya di dalam blok silinder. Timing gear biasanya menimbulkan bunyi yang besar dibanding dengan rantai (timing chain), sehingga mesin bensin model Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 14 of 26

2. Model Timing Chain Model ini digunakan pada mesin OHC (over head camshaft) dan DOHC (dual overhead camshaft) sumbu noknya terletak di atas kepala silinder. Sumbu nok digerakkan oleh rantai (timing chain) dan roda gigi sprocket sebagai pengganti timing gear. Timing chain danroda gigi sprocket dilumasi dengan oli. Tegangan rantai (chain tension) diatur oleh chain tensioner. Chain vibration (getaran rantai) dicegah oleh chain vibration damper. Sumbu nok yang digerakan oleh rantai hanya sedikit menimbulkan bunyi dibanding dengan roda gigi (gear driven) dan jenis ini amat populer. Camshaft 3. Model Timing Belt Sumbu nok (camshaft) digerakkan oleh sabuk yang bergigi sebagai pengganti timing chain. Sabuk (belt) selain tidak menimbulkan bunyi dibanding dengan rantai (chain), juga tidak diperlukan pelumasan serta penyetelan tegangan. Kelebihan lainnya, belt lebih ringan dibanding dengan model lainnya. Oleh karena itu model ini banyak digunakan pada mesin. Belt penggerak sumbu nok ini dibuat dari fiberglass yang diperkuat dengan karet sehingga mempunyai daya regang yang baik dan hanya mempunyai penguluran yang kecil bila terjadi panas. Camshaft timing pulley Timing belt Timing belt idler- pulley Crankshaft Page 15 of 26 timing pulley Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom

KOMPONEN – KOMPONEN MEKANISME KATUP 1. Sumbu Nok Sumbu nok (camshaft) dilengkapi dengan sejumlah nok yang sama yaitu untuk katup hisap dan katup buang, dan nok ini membuka dan menutup katup sesuai timing (saat) yang ditentukan. Gigi penggerak distributor (distributor drive gear) dan nok penggerak pompa bensin (fuel pump drive cam) juga dihubungkan dengan sumbu nok. Sprocket dan sebuah puli yang menempel pada ujung sumbu digerakkan oleh poros engkol. Mesin 4A-F dan macam-macam mesin DOHC lainnya juga mempunyai tambahan roda gigi untuk menggerakkan sumbu nok 2. Pengangkat Katup Pengangkat katup (valve lifter) adalah komponen yang berbentuk silinder pada mesin OHV, masing-masing dihubungkan dengan nok yang berhubungan dengan katup melalui batang penekan (push-rod) perhatikan gambar. Pengangkat katup bergerak turun dan naik pada pengantarnya yang tenda-pat di dalam blok silinder saat sumbu nok berputar dan juga membuka dan menutup katup. Mesin yang mempunyai pengangkat katup kon-vensionil celah katupnya harus disetel dengan tepat, sebab tekanan panas mengakibatkan pemuaian pada komponen kerja katup. Beberapa mesin yang modern ada yang bebas penyetelan celah yaitu dengan menggunakan pengangkat katup hidraulis dan dalam pengaturan celah katupnya dipertahankan pada 0 mm setiap saat. Ini dapat dicapai dengan hydraulic lifter atau sealed hydraulic lifter (terdapat pada mesin tipe OHV) atau Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 16 of 26

3. Batang Penekan Batang penekan (push rod) berbentuk batang yang kecil masing-masing dihubungkan pada pengangkat katup (valve lister) dan rocker arm pada mesin OHV. Batang katup ini meneruskan gerakan dari pengangkat katup ke rocker arm. 4. Rocker Arm dan Shaft Rocker arm dipasang pada rocker arm shaft. Bila rocket arm ditekan ke atas oleh batang penekan (push rod), katup akan tertekan dan membuka. Rocker arm dilengkapi dengan skrup dan mur pengunci (lock nut) untuk penyetelan celah katup. Rocker arm yang menggunakan mengangkat katup hidraulis tidak dilengkapi skrup dan mur penyetelan PENYETELAN KATUP Penyetelan katup dapat dilaksanakan ketika katup tersebut dalam keadaan menutup sempurna atau dalam keadaan tidak bekerja. 1. Langkah – langkah penyetelan katup 1. Panaskan mesin kemudian matikan. 2. Stel silinder pada TOP 1 3. Kencangkan kembali baut kepala silinder dan penunjang batang penumbuk katup 4. Stel celah katup tiap tiap silinder yang dapat distel. (Lihat penjelasan dibawah) Ukuran celah untuk in = 0,20 mm dan ex = 0,30 mm 5. Putar poros engkol 3600 atau pada TOP 4 6. Stel katup tiap silinder yang dapat distel pada TOP 4 Berikut langkah – langkah dalam penyetelan katup untuk menentukan katup mana yang dapat distel.Dikarenakan setiap kerja pada katup tidak tepat diawali/diahiri pada 00 maka kita harus Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 17 of 26

melihat diagram pembakaran pada mesin, yaitu ketika katup tidak akan membuka/menutup pada 00 maka katup tersebut tidak dapat distel. Misal pada mesin 4 tak 4 silinder dengan FO 1324 SILINDER LANGKAH KERJA (4TAK) 1 HISAP KOMPRESI USAHA BUANG 2 KOMPRESI USAHA BUANG HISAP 3 BUANG HISAP KOMPRESI USAHA 4 USAHA BUANG HISAP KOMPRESI TOP 1 Penyetelan katup dilakukan pada TOP 1/4 yaitu ketika piston silinder 1 pada akhir langkah kompresi, maka katup yang dapat distel untuk tiap-tiap silinder adalah yang tidak bekerja. Maka untuk mesin tersebut pada top 1 dan top 4 yang dapat distel adalah: TOP 1 SIL IN EX 1V V 2V X 3X V 4X X TOP 4 EX SIL IN X 1X V 2X X 3V V 4V V = dapat distel X = tidak dapat distel Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 18 of 26

Gambar Data Pemeliharaan Mesin Penyetelan Katup (Kijang 5K) TUJUAN PENYETELAN KATUP Saat mesin hidup komponen mekanisme katup yang jumlahnya banyak bergerak bergesekan dan mendapat gaya ke berbagai arah serta beban panas, maka semakin lama komponen semakin aus pada sistem penekan katup dan pada daun katup dan dudukannya serta pengikat-pengikat menjadi kendor, sehingga celah katup menjadi berubah besar, Karena keausan-keausan tersebut tidak merata, celah katup berubah dan perlu distel, sekitar setiap 20.000 km kendaraan berjalan. Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin, seperti berikut : 1) Celah terlalu besar a) Penggerak katup berisik (ada suara pukulan-pukulan logam) b) Bagian penggerak katup bisa patah (pukulan dan kejutan) c) Waktu pembukaan katup lebih sedikit dari waktu semestinya d) Tenaga mesin berkurang. 2) Celah terlalu kecil a) Waktu pembukaan katup lebih lama dari waktu semestinya b) Gerak gunting juga lebih lama, kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang besar. Akibatnya : putaran Idle kurang stabil (motor bergetar) 3) Tidak ada celah katup a) Katup tidak menutup dengan sempurna b) Ada kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang, tenaga motor berkurang c) Pembakaran dapat merambat ke karburator d) Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas pada daun katup tidak sempurna. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 19 of 26

Macam-Macam Konstruksi Penyetel Katup a. Konstruksi umum Gambar Penyetel Katup Umum Penyetelan celah katup dengan mengendorkan mur pengunci dan memutar skrup penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi penumbuk pada kam harus pada lingkaran dasar b. Melalui Tuas Ayun ( mis. Marcedes, Ford, Nissan ) Pengukuran celah harus antara tuas ayun dan kam, bukan antara ujung tuas ayun dan ujung batang katup. Gambar Penyetel Katup Melalui Tuas Ayun c. Dengan plat penyetel ( mis. Volvo, Fiat, VW ) Pada sistem ini, penyetelan dilaksanakan dengan penggantian plat penyetel yang tersedia dalam bermacam macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok penekan katup Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 20 of 26

Gambar Penyetel Katup Dengan Plat Penyetel d. Tuas Katup Dengan Eksenter Penyetel (mis. BMW) Gambar Penyetel Katup Dengan Eksenter Penyetel e. Penyetel Celah Katup Pada Motor Neptune (Colt T-120) 1. Fuler 2. Mur penyetel ( mur stop yang mengunci sendiri ) 3. Tuas katup dari pelat yang di pres Gambar Penyetel Celah Katup Melalui Mur Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 21 of 26

Kompetensi Dasar 4.1. Merawat Berkala sistem utama engne dan mekanisme katup Pengencangan Kepala Silinder Dan Penyetelan Celah Katup a. Peralatan Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah : − Peralatan servis dalam kotak alat − Kunci sok 3/8” − Kunci momen b. Bahan Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah : − Kendaraan atau stan motor/mesin hidup − Paking tutup kepala silinder − Kain lap c. Langkah kerja − Cari besar celah katup di dalam buku data / manual. Besarnya celah katup pada mesin panas / dingin biasanya tidak sama. − Lepas tutup kepala silinder. − Kencangkan baut-baut kepala silinder dengan kunci momen sesuai dengan urutan pengencangan yang benar seperti gambar. Data kekuatan pengencangan baut lihat di Modul manual. Gambar Urutan Pengencangan Baut Kepala Silinder Page 22 of 26 Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom

− Kencangkan baut atau mur unit tuas penekan katup dengan kunci momen sesuai dengan urutan pengencangan yang benar seperti gambar. − Pengencangan jangan terlalu keras. Data kekuatan pengencangan baut lihat di buku manual. Gambar Urutan Pengencangan Baut /Mur Unit Tuas Penekan Katup − Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA tepat. Tanda TMA terletak pada puli motor (gambar) atau pada roda gaya. Gambar Penepatan Tanda TMA − Tentukan posisi saat akhir langkah kompresi pada silinder 1. Ketika tanda TMA tepat maka torak silinder 1 (silinder yang posisinya terjauh dari roda gaya) pada posisi TMA, namun terdapat 2 kemungkinan langkah/proses yang terjadi, yaitu akhir langkah kompresi atau akhir langkah buang/awal langkah isap (katup overlaping). Akhir langkah kompresi dapat diketahui dari adanya celah pada kedua katupnya, karena posisi kedua katup tertutup atau tidak ada penekanan pada komponen penekan katup. Sementara untuk akhir langkah buang/awal langkah isap dapat diketahui dari adanya penekanan pada komponen penekan katup isap dan buang atau adanya pergerakan katup isap dan buang (overlaping) jika puli digerakkan bolak-balik pada daerah sekitar TMA. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 23 of 26

1) Penyetelan Katup Motor 4 dan 6 Silinder a) Motor 4 Silinder Sebaris Jika silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang dapat disetel ( X ) adalah : M Katup masuk B Katup buang X Katup yang dapat distel 1...6 = Nomor urut silinder Gambar Katup Motor 4 Silinder Yang Dapat Disetel b) Motor 6 silinder Jika silinder keenam pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang dapat disetel ( X ) adalah : Gambar Katup Yang Dapat Disetel Motor 6 Silinder − Kemudian penyetelan setengah dari jumlah katup yang belum distel dilakukan dengan cara yang sama, yaitu setelah puli motor diputar satu putaran lagi / tanda TMA tepat. − Pasang tutup kepala silinder. − Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder serta sambungan-sambungan ventilasi karter. 2) Cara Menyetel Katup Yang Benar Fuler harus dapat didorong dan ditarik dengan agak rapat/seret. Fuler yang tidak rata / berombak dan tidak halus. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 24 of 26

Gambar Cara Menyetel Katup Yang Benar 3) Tempat Mengukur Celah Katup Pengukuran celah katup pada penggerak katup yang menggunakan tuas ayun harus antara tuas dengan kam, bukan antara ujung tuas dengan ujung batang katup. Gambar Tempat Mengukur Celah Katup 4) Penyetelan Katup dengan Plat Penyetel Pada sistem ini, penyetelan plat penyetel dilaksanakan melalui mengganti plat penyetel dengan bermacam- macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup, diperlukan satu set plat penyetel, mikrometer dan alat khusus untuk menekan mangkok penumbuk katup. plat penyetel Gambar Penyetelan Katup dengan Plat Penyetel 5) Cara menyetel Untuk mencegah bercampurnya pelat penyetel dari sejumlah katup yang ada, stel katup satu persatu, seperti berikut : − Ukurlah besar celah katup yang ada (A) dan catat. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 25 of 26

− Catatlah kesalahan celah (C), yaitu perbedaan ukuran celah antara besar celah yang seharusnya (B) dan besar celah yang telah diukur. Kesalahan celah ini ( C = B – A ) digunakan untuk menentukan pelat penyetel dengan tebal yang tepat (D). − Tekan mangkok penumbuk dengan alat khusus. − Keluarkan plat penyetel dengan tang khusus atau obeng. Gambar Cara Menyetel Katup dengan Plat Penyetel − Ukurlah tebal plat yang telah dilepas (E) dengan mikrometer, kemudian masukkan ke kotak set yang sesuai dengan ketebalannya. − Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai (D) untuk menghasilkan celah katup yang benar, yaitu D = E + C. − Kontrol ketebalan plat baru dengan mikrometer. − Pasang plat penyetel yang baru pada mangkok. − Kontrol celah katup kembali. Pembelajaran Jarak Jauh dengan Google Classroom Page 26 of 26


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook