PEREKONOMIAN INDONESIA Salim Al Bakry Jaharuddin
PEREKONOMIAN INDONESIA Penulis : Salim Al Bakry, Jaharuddin Editor : Setiadi Istanto Layouter : Penerbit Edu Pustaka Desain Sampul : Penerbit Edu Pustaka Diterbitkan oleh: Penerbit EDU PUSTAKA Anggota IKAPI Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang All-Rights Reserved ISBN: 978-623-7495-57-4 Hal. xiv + 298 , Uk. 14,8 x 21 cm Cetakan Pertama, 2021 Pemasaran: Jl. Haji Karim No. 70 Setu, Cipayung, Jakarta Timur 13880 Telefaks. (021-70300534) Email: [email protected] isbn.indd 1 17/02/2021 21:14:27
KATA PENGANTAR Buku ini mulai ditulis sebelum pandemi. Kondisi ekonomi sebelum pandemi Covid 19 (C-19) terlihat dari data-data ekonomi yang terlihat memanas. Ekonomi dunia terus bergejolak, diperparah perang dagang Amerika dan Tiongkok. Hantaman pandemi C-19 membuat ekonomi dunia turun drasatis dan semua negara terdampak. Pilihan antara keselamatan kesehatan dan keselematan ekonomi, dipahami berbeda oleh banyak negara, dengan pertimbangan dan data riil pemerintah masing-masing. Mendahulukan keselamatan kesehatan adalah pilihan tepat, tidak akan bermanfaat ekonomi jika korban pandemi C-19 terus berjatuhan. Pemerintah dengan berbagai pertimbangannya menetapkan PSBB, dan PSBB juga berdampak parah terhadap ekonomi masyarakat. Penutupan sekolah, kampus, kantor, pembatasan mobilitas manusia, bahkan di awal masjid juga ditutup. Hal tersebut berdampak signifikan terhadap ekonomi masyarakat, terutama UMKM, padahal III
IV Perekonomian Indonesia UMKM adalah tulang pungung perekonomian masyarakat. UMKM jumlahnya 99,99% dengan jumlah pelakunya 64 juta dan tenaga kerja yang diserap di sektor ini 117 juta. Luar biasa dampaknya, ratusan juta orang terdampak. Pandemi C-19 juga sangat berdampak kepada pengusaha besar yang dihadapkan pada pilihan sulit dan rumit antara mempertahankan karyawannya, pengurangan gaji, atau bahkan PHK. Diduga, salah satu pertimbangan pemerintah tidak melakukan lockdown adalah pertimbangan matang pemerintah terhadap dampak ekonomi jika dilakukan lockdown total. PSBB yang awalnya diterapkan per dua pekan, terus berlanjut sampai sekarang. Rasa optimis muncul. Akhirnya, mulai ada PSBB transisi, dengan harapan PSBB transisi ini adalah ujung dari pandemi C-19. Namun, yang terjadi malah angka positif penderita covid-19 dan kematian akibat covid-19 yang semakin tinggi. Hari ini, 4 Februari 2021, sudah 1,1 juta jiwa yang positif, 905.665 yang sembuh, dan 30.770 meninggal dunia (covid19.go.id). Indonesia menjadi negara paling tinggi kasus positif covidnya di Asia Tenggara. Pandemi adalah momen berharga untuk melakukan refleksi terhadap konstruksi perekonomian Indonesia. Indonesia yang dari awal adalah negara agraris, secara bertahap diarahkan menjadi negara industri, Secara bertahap dan pasti, lahan-lahan pertanian berubah menjadi zona industri. Salah satu akibatnya adalah pedesaan yang berpotensi besar kini ditinggalkan pemuda-pemuda terbaiknya untuk migrasi ke kota besar. Kesuksesan seolah-olah digambarkan sebagai anak petani dari desa yang bermigrasi ke kota besar, bekerja di kantor yang megah nan mewah, berdasi, memiliki mobil bagus, rumah bagus, istri cantik, setiap akhir pekan belanja ke mal mewah, dan membawa hasil belanjaan yang terlihat wah. Akibatnya beras, bahan baku, kedelai, daging sapi, bahkan garam pun kita impor. Petani, nelayan, dan UMKM susah untuk keluar dari berbagai kendala mengembangkan pertanian. Jikapun para petani mampu meningkatkan produksi, ada masalah besar dalam tata niaga dan pasar, termasuk kebijakan pemerintah yang mudah mengimpor produk
Kata Pengantar V pertanian, padahal dalam negeri mampu memproduksi. Bisa jadi, lobi pengusaha dalam kebijakan dan regulasi tercium pekat, walaupun terkadang tidak mudah untuk mendapatkan bukti penyimpangan agar bisa dihukum. Petani, nelayan, UMKM sering kali harus mengurut dada, terus bersabar entah sampai kapan, Petani, nelayan, dan UMKM akan didekati saat ada pemilihan presiden, pemilihan legislative, atau pemilihan kepala daerah, dan setelah hajatan selesai, petani, nelayan, dan UMKM kembali ke habitatnya, para penguasa kembali melakukan rutinitas budaya awal yang tidak signifikan berubah. Entah sampai kapan rakyat bisa bersabar dengan kondisi ini, potensi konflik yang sesungguhnya serius. Industri yang dulu dirancang dan dibangun, kenyataannya memang menyediakan lapangan kerja. Namun, di saat yang sama, bahan baku tidak tersedia secara berkelanjutan di dalam negeri sehingga industri dalam negeri secara bertahap juga tergantung dengan ketersediaan bahan baku impor. Pertanian dan turunannya tidak berkembang maksimal, dan industri yang tercipta adalah industri dengan bahan baku impor. Lantas, bagaimana nasib bangsa ini? Sampai kapan berputar- putar ingin menjadi negara industri, meninggalkan basis pertanian, dan mengembangkan industry? Bisa jadi, para pengusaha besarlah yang diuntungkan, sedangkan rakyat sebagai objek dalam desain ekonomi. Saatnya perekonomian Indonesia meletakkan kembali masyarakat banyak yang menjadi pelaku utama ekonomi. Monopoli para pengusaha yang menghasilkan konglomerasi direm, kepemilikan lahan ribuan hektar oleh pengusaha harus dibatasi, dan lobi pengusaha dalam regulasi penting dihambat, Lobi petani, nelayan, dan UMKM sangat perlu didengar karena merekalah mayoritas. Demokrasi perlu mendengarkan, merasakan, dan mengadvokasi mayoritas petani, nelayan, dan UMKM. Buku ini memulai memberikan gambaran ekonomi yang berbasis pada penguatan sumber daya, menjadikan pertanian, nelayan, UMKM, dan ekonomi syariah sebagai basis perekonomian Indonesia. Mengapa
VI Perekonomian Indonesia ekonomi Syariah? Karena saat ini ekonomi syariahlah yang diduga paling fair dalam melaksanakan perekonomian. Buku ini terdiri atas 12 Bab: Bab 1 Gambaran Perekonomian Indonesia; Bab 2 Perencanaan Pembangunan; Bab 3 Kemandirian Pangan dan Pembangunan Pertanian; Bab 4 Pembangunan Desa; Bab 5 Kemiskinan dan Penanggulangannya; Bab 6 Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia; Bab 7 Inovasi, Kreatifitas, Digitalisasi Ekonomi, Sebagai Sumber Daya Pembangunan Ekonomi; Bab 8 Kemandirian Energi; Bab 9 Otonomi Daerah; Bab 10 Peluang Pengembangan Ekonomi Syariah sebagai Pertumbuhan Baru; Bab 11 Ekonomi Wisata Halal; dan Bab 12 Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Terima kasih kami ucapkan kepada keluarga, semua kolega, mahasiswa, editor, penerbit, dan semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini. Bagi para pembaca, selamat membaca buku ini. Tak ada gading yang tak retak, buku ini juga memiliki kekurangan, dan untuk itu teruslah kita memperbaiki diri. Sawangan, Depok, 4 Februari 2021
DAFTAR ISI Kata Pegantar III Daftar Isi VII BAB 1 GAMBARAN PEREKONOMIAN INDONESIA 1 Pendahuluan 1 Pengertian Perekonomian Indonesia 2 Perkembangan Ekonomi Global 4 Kinerja Ekonomi Global 5 Respons Kebijakan dan Outlook 7 Peristiwa Ekonomi Global pada Tahun 2019 8 Indikator Strategi Ekonomi 10 PDB dan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III- 2019 11 Laju Inflasi 13 Ekspor dan Impor 14 VII
VIII Perekonomian Indonesia Kemiskinan 17 Pengangguran 19 Rasio Gini 22 Indeks Pembangunan Manusia 26 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Pertumbuhan Ekonomi 27 Produk Domestik Bruto 27 Nilai Tukar 28 Suku Bunga 28 Harga Minyak 29 Stabilitas Sistem Keuangan 30 Pentingnya Stabilitas Sistem Keuangan 32 Indeks Kebahagiaan 33 Peluang Perekonomian Indonesia Sebagai Salah Satu Negara Maju di Dunia 34 BAB 2 PERENCANAAN PEMBANGUNAN 37 Pendahuluan 37 Pengertian Perencanaan 38 Pengertian Pembangunan 40 Perencanaan Pembangunan 42 Mengapa Perlu Perencanaan Pembangunan? 43 Pendekatan Perencanaan Pembangunan 44 Teori Perencanaan 46 Perencanaan Rasional Komprehensif 47 Perencanaan Inkremental 48 Perencanaan Advokasi 49 Perencanaan Radikal 49 Perencanaan Transaktif 49 Keterkaitan Perencanaan dan Penganggaran 50
Daftar Isi IX Keterkaitan dan Konsistensi Dokumen Perencanaan 51 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah 52 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 52 Rencana Kerja Pemerintah Daerah 53 Rencana Strategis SKPD 53 Rencana Kerja SKPD 54 Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah 54 Perencanaan di Indonesia 55 Arah Kebijakan Pembangunan pada Era Jokowi 56 BAB 3 KEMANDIRIAN PANGAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 59 Pendahuluan 59 Pengertian Kemandirian dan Ketahanan Pangan 60 Sistem Ketahanan Pangan 62 Swasembada Pangan Versus Ketahanan Pangan 63 Ketahanan Pangan di Indonesia: Sebuah Tantangan 66 Persoalan Rawan Pangan 67 Pembangunan Pertanian 71 Definisi Pembangunan Pertanian 71 Sejarah Perkembangan Pertanian 71 Pembangunan Ekonomi 72 Pembangunan Pertanian Merupakan Bagian Pembangunan Ekonomi 74 Pertanian Berkelanjutan 75 Pertanian Modern 78 Atribut Modern sebagai Wawasan Pertanian 78
Search
Read the Text Version
- 1 - 10
Pages: