`BAB I PENGANTAR MANAJEMEN OPERASIONAL Definisi Manajemen Operasional Manajemen dengan proses konversi dengan bantuan fasilitas seperti: tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan. Serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Pendekatan classical : focus terhadap efisiensi (% perbandingan antara output dan input) Pendekatan perilaku : Mengelola perilaku manusia dari hasil kepemimpinan, motivasi, komunikasi, hubungan interpersonal dan terjadinya perubahan sikap. Sistem Operasional didalam organisasi bisnis merupakan bagian yang memproduksi barang atau jasa didalam menghasilkan produk. Proses Konversi dari Input (masukan) menjadi Output(keluaran). Proses Konversi dapat ditambahkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk melengkapi dan menyempurnakan , sehingga output yang dihasilkan sesuai dengan selera yang diinginkan. INPUT KONVERSI OUTPUT Tujuan manajemen operasional adalah menciptakan pertambahan nilai (value added). 4(empat) fungsi penting dalam manajemen operasional : 1. Proses Pengolahan Rangkaian kegiatan yang dilakukan denganmenggunakan peralatan, sehingga input bias diproses menjadi output. 2. Jasa-jasa Penunjang Desain produk, teknologi(peralatan, bahan, cara pengolahan, kualitas), optimalisasi sumber daya (Work study, materials management, operational research). 3. Perencanaan Perencanaan operasioanl, persediaan dan pengadaan, mutu, penggunaan kapasitas, penggunaan SDM. 4. Pengendalian dan pengawasan.
Sistem Operasional Manufaktur Jasa 1. Sistem Seri 1. Sistem Perumusan Kebijakan 2. Sistem Pararel 2. Sistem Pengendalian Mutu 3.Sistem pengorganisasian antara. Tiga Jenis proses Konversi : 1. Proses konversi yang kontinyu (Continous process) 2. Proses konversi yang terputus-putus (intermitten proses) 3. Proses konversi yang bersifat proyek. Peramalan (Forecasting) Setiap perusahaan akan selalu memperkirakan atau meramalkan kuantitas permintaandari suatu produk. Sistem operasional yang merupakan bagiansistem organisasi harus melakukan langkah-langkah perkiraan berdasarkan informasi tentang permintaan yang diperoleh (hasil pengamatan dan penelitian). Hasil pengamatan dan penelitian menyangkut selera konsumen, perkembangan tekhnologi, perubahan segmen. Selanjutnya dilakukan peramalanterhadap kuantitas dan kualitas permintaan, kemudian disusun desain produk, prakiraan bahan baku pendukung, desain proses dan assesoris, anggaran, dan akhirnya menyusun program kerja, monitoring serta evaluasi keluaran. Aktivitas akhir dari system operasional adalah rancangan terhadap tindakanpelayanan purnajual untuk meng antisipasi risiko yang mungkin terjadi pada konsumen yang disebabkan kesalahan atau kerusakan produk yang dijual kepada pelanggan. Evolusi Manajemen Operasional Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja didalam manufaktur dengan efisiensi yang tinggi adalah Adam Smith (1776), yang dikenal sebagai factory system, Adam mengemukakan 3 hal penting yaitu : 1. Meningkatnya ketrampilan dan kecakapan seseorang apabila dia mengerjakan pekerjaan yang berulang. 2. Adanya penghematan waktu yang biasa hilang karena sering berganti pekerjaan dari mengerjakan bagian satu ke bagian lainnya. 3. Menemukan mesin dan peralatan yang spesialisasinya sesuai dengan keahlian manusia dalam scope terbatas sebagai pengganti tenaga manusia.
BAB II STRATEGI OPERASIONAL 5(lima) pedoman dasar dalam menyusun strategi operasional : 1. Peduli terhadap pelanggan 2. Peduli terhadap masyarakat 3. Komitmen adalah suatu kehormatan 4. Kerja keras, bekerja dengan bijaksana, dan kerja sama 5. Membuat suasana ceria 4(empat) prinsip sukses strategi operasional : 1. Efisiensi 2. Efektivitas 3. Kualitas 4. Fleksibilitas Keunggulan bersaing (competitive advantage): ide dan kreativitas dari system untuk menciptakan keunggulan yang unik dibanding pesaing. Keunggulan bersaing dapat dicapai melalui : diferensiasi, biaya rendah, respons. Keputusan dalam manajemen operasional untuk mencapai sasaran misi organisasi dengan mengikuti 10 strategi berikut : 1. Desain barang dan layanan 2. Kualitas 3. Desain proses dan kapasitas 4. Seleksi lokasi 5. Desain layout 6. Sumber daya manusia dan desain tugas 7. Manajemen jalur pemasok 8. Persediaan 9. Skedul 10. Pemeliharaan. Hal-hal yang memiliki dampak pada keputusan strategi manajemen operasional : 1. Kualitas produk yang tinggi 2. Penggunaan kapasitas yang tinggi 3. Efisiensi operasional yang tinggi 4. Intensitas investasi yang rendah 5. Biaya per unit yang rendah
Menyusun strategi organisasi untuk menciptakan keunggulan bersaing dilakukan dengan cara mengenali factor-faktor yang paling kritis untuk mencapai kesuksesan. Menciptakan keunggulan bersaing Analisis Lingkungan KeKneanliaKlieKuenugnuglaunla,nP,ePluealunagn,gK,eKlemlemahaahna,nd,adnaKneKseesmempaptatnaOn rOgragnaisnaissai si MemahMamemi: alihnagmkuin: lginagnk, upneglaanng,gpaenla, dngugnaian,bdisunnisiadbainsnpiessdaaingpoersgaainngisasi organisasi Merumuskan Misi Organisasi Pernyataan organisasi secMarearkuomnusisskteann dMainsikOerngaalinnisilaasiiyang dipersembahkan sebagai Pernyataan organisasi secara konsisten dhaansilkkerneaalitinviiltaaisyang dipersembahkan sebagai hasil BenkrteuaktSivtirtaatsegi Membentuk keunggulan bersaing melalui harga yang bersaing, desain dan volume yang fleksibel, kualitas, pelayanan yang cepat, melakukaBnelanytaunkaSntrpautrengaijual dan kreati f mengembangkan lini produk. Produktivitas Keluaran (output) Produktivitas :________________________________________ Tenaga Kerja + Modal + Sumber Daya Analisis Keuangan dalam Operasional Beberapa istilah yang sering dipergunakan : Penerimaan dan biaya Opportunity Cost Sunk Cost Depreciation Nilai Residu (Salvage Value) Umur Akuntansi (Accounting Life) Umur Mesin (Machine Life) Umur Ekonomis (Economic Life) Time Value of Money
Metode Evaluasi 1. Payback Period Merupakan metode evaluasi usulan investasi, dengan mengkalkulasi periode pengembalian investasi. Net Investment Payback Period =________________________________ Net Annual Income Form Investment 2. Net Present Values Method (NPV) Merupakan hasil dari pemotongan cash flow dari pengembalian investasi berdasarkan nilai sekarang bersih yang dijaring dari pemasukan kas dan pengeluaran kas. 3. Internal Rate of Return (IRR) Merupakan tingkat bunga hasil perolehan dari sejumlah pengeluaran yang dinilai sebagai penerimaan dalam nilai sekarang. Contoh : Apabila rata-rata ROI suatu bisnis pertahun adalah sebesar 10%, maka IRR usaha bisnis tersebut adalah 10 tahun.
BAB III PERAMALAN DAN KEPUTUSAN MANAJEMEN OPERASIONAL Peramalan (forecasting) merupakan penggunaan data untuk menguaraikan kejadian yang akan dating di dalam menentukan sasaran yang dikehendaki, sedang prediksi(prediction) adalah estimasi sasaran yang akan dating dengan tingkat kemungkinan terjadi besar serta dapat diterima. Peramalan dibutuhkan untuk menyusun : - Perencanaan - Desain system - Sub-sistem operasional - Skedul system - Pengendalian system Peramalan membutuhkan data dan informasi yang diperoleh dari penelitian, hasil dari penelitian ini berupa estimasi permintaan (demand) dan selera konsumen (consumers behavior). Sistem desain perencanaan Perencanaan disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan bagian R & D berupa : 1. Rancangan produk (product pattern) 2. Alternatif factor sumber daya bahan masukan 3. Alternatif mesin dan peralatan untuk proses konversi beserta kapasitas produksi 4. Rancangan perawatan dan penggantian 5. Rancangan pengendalian (dari bahan baku s/d delivery) 6. Rancangan pengendalian umpan balik untuk kualitas 7. Rancangan total investasi dan modal kerja operasional. Sistem Skedul Manajer Operasional memerlukan peramalan permintaan untuk jangka menengah, missal 3 bulan, 6 bulan dan setahun kedepan. Kegunaannya untuk menentukan tenaga kerja pada tiap tingkatan manajemen serta dasar penentuan tingkat produksi. Sistem Pengendalian Manajemen Operasional membutuhkan peramalan permintaan untuk membuat keputusan tentang pengendalian persediaan, produksi, tenaga kerja dan semua biayaa. Peramalan yang akurat dibutuhkan menyangkut jangka menengah ke depan dalam jam kerja dan hari kerja. Permintaan berdasarkan urutan waktu dapat menggambarkan permintaan dengan beberapa pola yaitu, Konstan, meningkat secara garis lurus dan musiman.
Permintaan berdasarkan jenis produk dibagi menjadi dua yaitu, permintaan bebas (independent) yang merupakan permintaan untuk suatu jenis produk yang tidak memiliki kaitan/hubungan dengan produk lain, jenis kedua adalah permintaan terikat(independent)yang merupakan permintaan yang berkaitan dengan produk lain. Model-model Peramalan 1. Metode Peramalan Statistik 2. Metode Peramalan Berdasarkan Riset Pasar 3. Model Kausalitas 4. Model Kuantitatif Rangkaian Waktu (Time Series) Peramalan Permintaan Akhir Rata-rata Hitung Rata-rata Bergerak Sederhana Rata-rata Bergerak Tertimbang Exponential Smooting Metode Kecenderungan Keputusan Dalam Manajemen Operasional Manajemen Operasional merupakan persoalan yang menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional didalam merubah dan menciptakan barang dan jasa yang mempunyai kegunaan lebih daripada bentuk semula, serta untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam memilih suatu alternative keputusan perlu dilakukan/diuji dengan analisis kepekaan, selain itu analisis kepekaan digunakan untuk menghitung peluang dari suatu kejadian tidak pasti dan menilai suatu informasi. Ada empat macam pengambilan keputusan yang sering dihadapi dalam manajemen operasional : 1. Peristiwa yang pasti (Certainty) 2. Peristiwa tidak pasti (Uncertainty) 3. Peristiwa dengan resiko (under risk) 4. Peristiwa akibat konflik antar lembaga (institutional conflict) Tipe Permasalahan dan Keputusan 1. Tipe keputusan yang terprogram 2. Tipe keputusan yang tidak terprogram 3. Tipe keputusan dengan kondisi pasti 4. Tipe keputusan beresiko dan tidak pasti. Sikap terhadap Keputusan dan Risiko: Optimistik, Netral dan Pesimistik.
BAB IV DESAIN PRODUK Strategi produk disusun dengan melakukan seleksi atas keinginan pelanggan baik ditingkat local, regional maupun dunia yang sesuai dengan patokan yang ditetapkan oleh perusahaan. Selanjutnya mendefinisikan produk yang akan dihasilkan kedalam system manajemen operasional dan implikasinya dilanjutkan dengan membuat desain produk yang akan diproduksi melalui manajemen operasional. Umur suatu produk baru Faktor-faktor yang menentukan peluang pasar yang menjadi pusat perhatian adalah sebagai berikut : 1. Perubahan dan perkembangan ekonomi 2. Perubahan social dan demografi 3. Perubahan tehknologi 4. Perubahan politik dan hokum 5. Perubahan lain-lain. Product Life Cycle Menggambarkan lahirnya suatu produk baru sampai pada kematian suatu produk yang dikatakan sudah lama. Siklus kehidupan produk dapat dibagi menjadi 4 tahapan sebagai berikut : 1. Perkenalan (introduction) 2. Pertumbuhan (growth) 3. Kedewasaan (maturity) 4. Penurunan (decline) Siklus produk dapat panjang maupun sangat pendek (jam, harian, mingguan, bulan, tahunan). Pengembangan Produk Sistem pengembangan produk dapat dilihat dari strategi produk yang paling efektif yang berkaitan dengan keputusan produk yang menyangkut : 1. Arus kas 2. Dinamika pasar 3. Siklus kehidupan produk 4. Kapasitas organisasi. Pengembangan produk dapat dilakukan apabila perusahaan dapat menciptakan segmen pasar yang baru serta kebutuhan yang berkaitan dengan sumber daya yang tersedia. Ada dua jalan untuk menciptakan langkah penegmbangan produk, yaitu :
1. Kreativitas 2. Mengenali kebutuhan pelanggan Pengembangan produk umumnya dilakukan dengan membentuk departemen pengembangan tersendiri yang bekerja untuk mempertahankan keunggulan perusahaan melalui riset produk di pasar. Pada beberapa perusahaan, dilakukan pengembangan prduk bersama dengan tujuan efisiensi biaya riset dan pengembangan. Isu-isu untuk mendesain produk yaitu : 1. Keutuhan desain 2. Moduler desain 3. Desain dengan bantuan computer 4. Analisis nilai 5. Desain yang ramah lingkungan.
BAB V Manajemen Mutu Operasional Membahas manajemen mutu operasional tidak terlepas dari strategi dan mutu. Manajemen mutu bertujuan membangun kesuksesan melalui pembedaan barang dan jasa, biaya yang rendah, dan merespon selera pasar dan konsumen. Membangun mutu merupakan jalan untuk menciptakan profitabilitas. Mutu memberi dua jalan yang dapat meningkatkan profitabilitas Keuntungan Penjualan -Mengubah Respons - Harga Tinggi -Mengubah reputasi Perubahan Mutu Meningkatkan Profit Mengurangi Biaya -Meningkatkan Produktivitas - Rendah Pengulangan kerja -Rendah Biaya Garansi - Memotong biaya Definisi Mutu Kemampuan suatu produk, baik itu barang maupun jasa untuk memenuhi keinginan pelanggannya, sehingga produk tersebut menjadi acuan untuk memenuhi mutu yang diminta pelanggan melalui pasar. Manfaat Mutu 1. Reputasi Perusahaan (company reputation) 2. Pertanggungjawaban produk (product liability) 3. Aspek global (global implication)
Target Mutu Untuk mencapai target perusahaan, baik didalam pencapaian misi, seperti kelangsungan perusahaan jangka panjang atau strategi perusahaan didalam menciptakan profitabilitas (laba) dapat tercapai apabila mutu hasil produksinya diakui melalui standarisasi dari lembaga-lembaga yang mewakili pelanggan atau masyarakat, seperti lembaga perlindungan konsumen, pemerintah, ataupun kamar dagang nasional dan internasional. Contoh ; sertifikasi halal MUI, SSI (sertifikat standar Indonesia), BSI (badan sertifikasi Indonesia). ISO (International Standards Organization). Biaya Mutu secara umum akan terjadi untuk menciptakan dan mempertahankan mutu, antara lain : 1. Biaya untuk penanggulangan (prevention cost) 2. Biaya Proposal (Appraisal cost) 3. Kegagalan internalInternal failure) 4. Biaya-biaya eksternal (External cost) Total quality management (TQM) merupakan komitmen perusahaan untuk member yang terbaik bagi pelanggan-pelanggannya. Tim TQM dapat dibangun dengan tehknik pemberdayaan karyawan, antara lain : 1. Membangun jaringan kerja komunikasi pada setiap karyawan 2. Membentuk keterbukaan, supervise dari atasan terhadap bawahan 3. Pendelegasian wewenang dari manajer kepada staf operasional 4. Membangun moralitas yang tinggi pada karyawan 5. Secara kreatif membentuk struktur organisasi dan tim, termasuk dalam siklus mutu. Just in time (JIT), merupakan suatu system untuk mendapatkan proses yang optimal dengan prosedur yang berlanjut, dengan menghilangkan pemborosan. Manfaat JIT : 1. Mengurangi biaya mutu 2. Meningkatkan mutu 3. Membentuk mutu melalui pemanfaatan persediaan secara efisien. 7 macam pemborosan dalam perusahaan : 1. Pemborosan karena kelebihan produksi 2. Pemborosan karena menunggu 3. Pemborosan akibat transportasi 4. Pemborosan akibat prose itu sendiri 5. Pemborosan akibat dari pergerakan 6. Pemborosan akibat produksi tidak efektif Dalam mempertahankan mutu, perlu dilakukan pengawasan melalui kegiatan inspeksi yang merupakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek untuk menguji mutu. TQM pada perusahaan Jasa : 1. Reliabilita 6. Responsif 2. Kompetensi 7. Akses 3. Kurtosis 8. Komunikasi 4. Kredibilitas 9. Keamanan 5. Peduli dan memahami pelanggan 10. Secara nyata
BAB VI PERENCANAAN PROSES PRODUKSI Strategi Proses Strategi proses dalam manajemen operasional disebut juga sebagai strategi transformasi inputs menjadi outputs. Strategi ini dimaksudkan untuk dapat memproduksi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yang selalu berubah-ubah dengan system transformasi yang efektif dan efisien. 4(empat) strategi proses operasional : 1. Proses produksi yang terputus-putus 2. Proses produksi yang kontinyu 3. Proses produksi yang berulang-ulang 4. Proses produksi massa Add 1. Merupakan kegiatan operasional yang mengunakan peralatan produksi yang disusun dan diatur sedemikian rupa, yang dapat dimanfaatkan untuk secara fleksibel untuk menghasilkan berbagai produk atau jasa. (Tukang Las, Restoran, Penjahit). Add 2. Merupakan kegiatan produksi yang mengunakan peralatan produksi yang disusun dan diatur dengan memperhatikan urutan-urutan kegiatan atau routing untuk menghasilkan berbagai produk atau jasa, serta arus bahan didalam proses telah terstandarisasi. (Teh Botol, ATM) Add 3 Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten process dan continous process. Proses ini mempergunakan bagian dan bahan komponen yang berbagai jenis diantara proses kontinyu. (Manufaktur Mobil) Add 4 Merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten process dan continous process serta repetitive process, yang menggunakan berbagai komponen baha, mempergunakan tehknik skedul produksi dan mengutamakan kecepatan pelayanan. (Radio Rasika yang melayani order dan member pelayanan seperti iklan radio, pengumuman kehilangan barang, dan penyiaran berita nasional serta menerima dan menyalurkan informasi dari masyarakat yang mencakup wilayah siaran yang luas secara nasional). Desain Proses Desain proses pekerjaan dilakukan dengan pendekatan ilmiah untuk meningkatkan kemampuan karyawan, antara lain dengan cara berikut : 1. Menetapkan masalah operasional secara umum dari pekerjaan yang mungkin menimbulkan masalah. 2. Menganalisis secara seksama dan mencatat bagaimana pekerjaaan dilaksanakan 3. Menganalisis beban kerja perorangan dan unsur-unsur didalam pekerjaan 4. Mengembangkan dan melaksanakan metode kerja baru
Desain proses dapat dianalisis dengan cara sebagai berikut : 1. Diagram proses kerja 2. Pemetaan waktu dan fungsi kerja 3. Bagan Arus proses Desain proses Pelayanan Interaksi antara keinginan pelanggan dengan performa perusahaan untuk memenugi keinginan tersebut selalu membuat kesenjangan performa bagi karyawan perusahaan yang bergerak di usaha jasa. Untuk mengatasi keadaan seperti itu, organisasi harus membuat rancangan dalam usaha mengatasi kesenjangan pelayanan yang diinginkan pelanggan. Perubahan operasional dilakukan dengan membedakan pelayanan yang bersifat missal dengan pelayanan khusus. Pelayanan yang bersifat massal seperti pelayanan bank umum, usaha retail, salon, merupakan pelayanan yang bersifat mutlak dan sangat tergantung performa karyawan. Pelayanan khusus, seperti pengacara, dokter, psikolog, tergantung performa dari personal yang bersangkutan. Desain proses harus dilakukan dengan metode yang ramah lingkungan. Pemilihan Tehknologi dan Peralatan Manajemen operasional harus memiliki kemampuan untuk mengantisipasi tuntutan perubahan dalam waktu yang cepat, apabila tidak mau kehilangan kesempatan, biaya, serta nilai-nilai yang ada pada pelanggan. Kapasitas (capacity) Kapasitas didefinisikan sebagai suatu system yang secara teoritis dapat menghasilkan produk secara maksimum dalam suatu periode tertentu. Kapasitas terdiri dari Kapasitas Terpasang (jangka panjang) dan Kapasitas Nyata (jangka pendek). Beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan dalam perhitungan kapasitas antara lain : 1. Pengukuran kapasitas 2. Perkiraan kebutuhan kapasitas 3. Model perencanaan kapasitas 4. Model Titik Impas/pulang pokok (BEP) 5. Model linear perencanaan kapasitas Pada saat ini, kemajuan tehknologi internet dan komputer juga mendukung dan mempermudah aktivitas operasional, banyak tersedia program computer dan website yang mendukung manajemen operasional, misalnya CAD (computer aided design) untuk tehknologi desain, STEP (standar for the exchangeof product data), CAM computer aided manufacturing), CIM (computer integrated manufacturing), ERP (Enterprise Resource Planning) dan lain-lain.
Analisa Break Event Point (BEP) Analisa BEP digunakan untuk menentukan berapa jumlah produk(dalam Rp. atau unit output) yang harus dihasilkan agar perusahaan minimal tidak menderita kerugian. Rumus BEP P x Q = F + (V x Q) P = Harga per-unit Q = Kuantitas yang dihasilkan F = Biaya tetap total V = Biaya variable per-unit Rumus diatas harus dirumuskan kembali ,mengingat yang dicari adalah Q (kuantitas). F Q= P-V Contoh 1 : Harga penjualan produk A adalah Rp. 100.000/unit, biaya bahan mentah dan tenaga kerja langsung Rp. 80.000/unit, biaya tetap per bulan Rp. 20.000.000. Titik BEP dapat dihitung sebagai berikut : 20.000.000 = 1.000 unit Q= 100.000 – 80.000 Contoh 2 : Sebuah perusahaan memproduksi 3 jenis produk yaitu produk A, B, C dengan data sebagai berikut :
Produk Komposisi Biaya variable per-unit Harga jual per-unit A 14% Rp. 500 Rp. 750 B 58% Rp. 250 Rp. 450 C 28% Rp. 400 Rp. 600 Biaya tetap Rp. 72.250,-/bulan Tentukan : 1. BEP dalam unit untuk masing-masing jenis produk 2. BEP dalam rupiah untuk masing-masing jenis produk 3. Biaya tetap untuk masing-masing jenis produk Penyelesaian : Produk Total = Q A = 14% =0,14 Q = Q1 B = 58% = 0,58 Q = Q2 C = 28% = 0,28 Q = Q3 Konsep BEP = Hasil Penjualan = Total Biaya QxP=F+V (Q1 + P1) + (Q2 x P3) + (Q3 x P3) = F (Q1 + V1) +(Q2 x V3) + (Q3 X V3) (0,14Q x 750)+(0,58Q X 450)+(0,28Q x 600) = 72.000 + (0,14Q x 500)+(0,58Q x 250) + (0,28 Q X 400) 534 Q = 72.250 + 327 Q 207 Q = 72.250
Q = 349 unit 1. Q untuk masing-masing produk (unit) A = Q1 = 0,14Q = 0,14 x 349 = 49 unit B = Q2 = 0,58 Q = 0,58 x 349 = 202 unit C = Q3 = 0,28Q = 0,28 x 349 = 98 unit 2. BEP dalam rupiah A = Q1 x harga jual = 49 x Rp. 750 = Rp. 36.750 B = Q2 x harga jual = 202 x Rp. 450 = Rp. 90.900 C = Q3 x harga jual = 98 x Rp. 600 = Rp. 58.800 3. Biaya tetap untuk masing-masing produk A. F Q= P-V F 49 = 750 – 500 F1 = 49(750 – 500) = Rp. 12.250 F B. Q = P-V
F 202 = 450 – 250 F1 = 202(450 – 250) = Rp. 40.400 C. F Q= P-V F 98 = 600 – 400 F1 = 98(600 – 400) = Rp. 19.600 Apabila dijumlahkan F total = F1 + F2 + F3 Rp. 72.250 = Rp. 12.250 + Rp. 40.000 + Rp. 19.600
BAB VII STRATEGI LOKASI Penentuan lokasi Keunggulan bersaing dapat diciptakan salah satu caranya dengan penentuan lokasi yang tepat , yang dapat membentuk pelayanan yang efisien dan cepat bagi pelanggan, maupun mendapatkan pelayanan dari supplier yang efisien dan cepat. Lokasi diperlukan untuk melaksanakan system operasi yang menunjang tujuan perusahaan. Penentuan lokasi harus didahului dengan penelitian dan peninjauan situasi lokasi yang akan dipilih dengan memperhatika hal-hal sebagai berikut : 1. Lokasi bahan baku dan pasar penjualan produk 2. Lahan untuk bangunan (harga dan kondisi tanah) 3. Bahan penolong dan bahan pembantu 4. SDM 5. Tranportasi dan komunikasi 6. Biaya konstruksi dan jasa 7. Tanggapan budaya dan masyarakat setempat. 8. Peraturan pemerintah 9. Aspek penunjang kehidupan. Dalam pemilihan lokasi, ada beberapa model analisis yang dipergunakan, yaitu : 1. Metode penilaian hasil 2. Metode perbandingan biaya 3. Analisis ekonomi. Analisis ekonomi memperhitungkan beberapa indicator antara lain : a. Produktivitas tenaga kerja b. Metode factor peringkat c. Penentuan lokasi berdasarkan Analisis pulang pokok d. Metode median sederhana e. Model transportasi. Strategi lokasi pelayanan Menentukan strategi lokasi usaha jasa perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Kemampuan membeli 2. Pelayanan yang sesuai dengan gambaran di lokasi pelanggan 3. Persaingan dilokasi tersebut 4. Kualitas persaingan 5. Keunikan dari pesaing 6. Kualitas fisik dan fasilitas yang berkaitan dengan bisnis 7. Kebijakan operasional pesaing 8. Kualitas manajemen pesaing Untuk menyeleksi calon lokasi perlu men-surve persaingan, sumber tenaga listrik, demografi, kepedulian pasar, karakteristik fisik.
Era modern saat ini, para pelaku usaha mulai menggunakan tehknologi modern dalam menentukan lokasi usaha, yaitu dengan GPS, GIS (Geographic information system). BAB VIII STRATEGI TATA LETAK (LAY OUT) Tata letak atau susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang ada didalam bangunan maupun diluar bangunan. Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan adalah meningkatnya produktivitas perusahaan, hal tersebut disebabkan oleh arus barang yang akan diproses, dan selanjutnya masuk kedalam pemrosesan sampai menjadi produk akhir dapat berjalan dengan lancar. Karyawan yang langsung terlibat didalam pemrosesan dapat bergerak leluasa tanpa takut kemungkinan kecelakaan, sehingga mereka bekerja dengan tenang dan nyaman. Pentingnya perencanaan lay out disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : Untuk Manufaktur 1. Terjadinya perubahan desain produk yang secara terus-menerus untuk membuat produk baru 2. Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru 3. Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kerja yang tidak selalu menciptakan kepuasan atau kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam proses konversi. 4. Perpindahan lokasi pemasaran, dan untuk alas an penghematan dan pengiriman atau pelayanan yang cepat dan baik. Untuk Usaha Jasa 1. Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus disesuaikan didalam usaha memenuhi kepuasan pelanggan. 2. Perubahan lay out dapat menciptakan persepsi pelanggan bahwa perusahaan memperhatikan pelanggannnya atau merupakan gambaran bonafiditas perusahaan. 3. Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu yang tinggi, sehingga layout harus mendukung system layanan tersebut. 4. Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan melakukan perubahan layout secara berkelanjutan (continous improvement). Untuk memutuskan strategi layout perlu diperhatikan desain layout yang diikuti usaha-usaha : 1. Pemanfaatan secara maksimal serta ruangan atau tempat, mesin-mesin dan peralatan serta pekerja. 2. Penegmbangan arus informasi, bahan baku, dan sumber tenaga kerja. 3. Menjaga perubahan moral pekerja, menjaga kondisi kerja yang kondusif 4. Mengantisipasi perubahan interaksi dari pelanggan. 5. Fleksibel (bagaimana layout yang ada sekarang harus siap untuk berubah) Jenis-jenis layout : 1. Operasional berkesinambungan (continuously) 2. Operasional terputus-putus (intermittent) 3. Operasional jasa
Tipe Layout 1. Layout berorientasi proses Dipergunakan jika arus kegiatan konversi untuk semua produk yang dihasilkan tidak terstandarisasi. (seperti pada proses intermittent) 2. Layout Berorientasi Produk Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya. Umumnya hasil produknya banyak dan kontinyu. 3. Layout Tetap Digunakan apabila ukuran, bentuk, cirri-ciri lainnya yang pemindahan produk tidak mungkin dikerjakan. Contoh membajak, memupuk, menanam, menuai dan lain-lain. 4. Layout ritel Pengalokasian tata letak mengikuti selera pelanggan, atau diusahakan member kesegaran da daya tarik bagi pelanggan. 5. Layout Gudang Ayout gudang perlu diperhatikan dengan tujuan untuk penanganan dan pengendalian barang dapat dilakuka dengan baik, sehingga tidak ada barang yang rusak atau tertunda pengeluarannya. 6. Layout kantor Layout kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar selalu fleksibel, efisian dn efektif mendukung karyawan dalam bekerja. .
BAB IX STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA Menciptakan SDM dengan keunggulan bersaing Strategi SDM dapat menjadi keunggulan bagi suatu perusahaan dalam mempertahankan segmen pelanggandan untuk merebut segmen pasar yang baru. Peranan Tenaga Kerja dalam keberhasilan proses konversi sangat didukung oleh perencanaan SDM yang tepat untuk dapat mengatasi masalah-masalah antara lain : 1. Menjaga stabilitas karyawan 2. Penjadwalan kerja (scheduling) 3. Peraturan kerja dan klasifikasi kerja Desain Tugas Merupakan suatu pendekatan tugas secara spesifik, yang ditetapkan menjadi suatu uraian tugas (deskripsi) diantara pekerja dengan kelompok atau organisasi. Desain Tugas meliputi : 1. Spesialisasi tenaga kerja 2. Pengembangan Tugas (Job enlargement, jo rotation, job enrichment, employee empowerment) 3. Faktor psikologis dalam desain tugas (Skill variety, job identity, job significance, autonomy, feedback, evaluasi performa) 4. Kepercayaan diri didalam kelompok kerja. 5. Motivasi dan system insentif (Reward, profit sharing, gain sharing, incentive system, based pay system) Dalam mengukur dan menilai produktivitas karyawan dapat digunakan beberapa alat analisa antara lain : 1. Diagram Alir kerja (flow diagram) 2. Kartu prosedur kerja (process chart) 3. Kartu Aktivitas (activity chart) 4. Kartu operasional (operational chart) Sebagai dasar pedoman penilaian dan pengukuran produktivitas kerja yang menjadi dasar dalam membuat keputusan operasional, perlu dibuat standar tenaga kerja yang tujuannya untuk : 1. Evaluasi pelaksanaan tugas dalam pekerjaan karyawan, serta pemanfaatan fasilitas operasional 2. Membuat forecasting, perencanaan dan pengawasan. Pengukuran kerja biasanya meliputi, perhitungan biaya standar, biaya nyata, variasi efisiensi karyawan, standar waktu.
BAB X STRATEGI PEMASOK Pemasok (suppliers) merupakan bagian penting didalam system konversi, yang dimulai dari input berupa bahan baku dan bahan pembantu, komponen peralatan untuk mesin, serta untuk output berupa pembungkus, semua pemasok tersebut disebut pemasok leveransir bahan. Untuk produk yang telah siap dipasarkan, juga diperlukan pemasok untuk mendistribusikan ke pasar dan konsumen yang disebut distributor. Pemasok Manufaktur Pemasok Leveransir Distributor Sumber bahan baku harus dapat dikendalikan oleh pemasok agar tidak terjadi stagnasi pada proses konversi yang mengakibatkan tidak terpenuhinya pesanan permintaan dari pasar maupun pelanggan. Stagnasi bahan baku bisa terjadi karena gangguan system tranportasi, metode pembayaran, system persediaan yang tidak tepat dan ketiadaan informasi. Untuk itu dibutuhkan strategi rantai hubungan pemasok yang dapat menjadi keungulan bagi perusahaan. Fungsi Pembelian Pengadaan atau pembelian bahan baku dan komponen peralatan menjadi suatu hal yang paling penting, disebabkan sumber bahan baku dan komponen yang terbatas dan akan lebih mahal, jarak sumber bahan dan komponen yang mungkin jauh dari lokasi perusahaan, system transportasi yang tidak fleksibel, disertai dengan cara pembayaran yang belum disepakati. Jenis Pemasok Pemasok terbagi pada beberapa jenis yang memerlukan strategi yang berbeda untuk penanganannya, antara lain : 1. Beberapa Pemasok (many supplier’s) 2. Sedikit Pemasok (few supplier’s) 3. Integrasi vertical 4. Keiritsu Network (perusahaan besar bermitra dengan para pemasok menengah &kecil) Langkah-langkah dalam strategi Keputusan Pembelian 1. Evaluasi Pemasok atau leveransir (profil perusahaan, produk, kualitas)
2. Pengembangan Pemasok (menselaraskan tujuan perusahaan dan pemasok) 3. Negosiasi (model dasar harga biaya, dasar harga pasar, tender untuk bersaing) Strategi Manajemen Pemasok : 1. CBD (Cash Before Delivery) 2. Channel Assembly (berhubungan dengan perakitan) 3. Drop Shipping (Stock bagi penjual) 4. Blanket Order (pemenuhan pesanan) 5. Stockless purchasing (Pembelian untuk persediaan di gudang) 6. Standardization 7. Elektronic Data Interchange (EDI) 8. Internet purchasing (Pembelian melalui internet) Manajemen Material (bahan baku, pembantu dan komponen) Manajemen material merupakan kegiatan operasional yang menggabungkan fungsi pembelian, pergudangan dan aktivitas persediaan sesuai dengan kebutuhan system manajemen. Masalah utama dari manajemen material adalah system pendistribusian, kemudian layout manufaktur tempat persediaan akan di stock. Sistem distribusi yang perlu diperhatikan adalah apakah bahan baku yang akan dibeli tahan lama, butuh packing pengaman atau tidak. (KA, Udara, Sungai/laut, saluran pipa) Acuan Patokan pemasok Adalah suatu perusahaan pemasok telah dapat membuat standarisasi terhadap mutu produk, ukuran m2, kubik, dan berat kg, ton. Selanjutnya daftar harga, profil perusahaan, service, kualitas, performa karyawan serta organisasi.
BAB XI PEMELIHARAAN DAN RELIABILITAS A. Strategi Pemeliharaan dan Reliabilitas Sasaran dari pemeliharaan dan reliabilitas adalah menjaga kapasitas mesin peralatan konsisten dengan sistem pengendalian biaya produk, sehingga dengan pengendalian ini dimungkinkan terjadi efisiensi sebagai pengaruh keputusan pemeliharaan dan reliabilitas yang tepat. Pemeliharaan (maintenance) merupakan semua aktivitas, termasuk menjaga peralatan dan mesin selalu dapat melaksanakan pesanan pekerjaan. Reliabi merupakan probabilitas dari pemanfaatan mesin dan peralatan atau produk berfungsi secara tepat waktu di dalam suatu situasi dan kondisi yang tertentu Strategi pemeliharaan dan reliabilitas sangat erat kaitannya dengan peran karyawan (role employee), prosedur pemeliharaan dan reliabilitas (mainterance and relia procedures) di dalam usaha pencapaian hasil yang berupa kualitas produk (total management and product quality result). B. Reliabilitas Perubahan pada setiap bagian komponen yang saling berhubungan dengan kemampuan (ketahanan) di dalam mendukung suatu sistem tertentu, secara konsisten tetap sesuai dengan performa yang diharapkan. C. Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan fungsi di dalam suatu perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi produksi. Manajemen pemeliharaan adalah pengelolaan peralatan dan mesin- mesin tetap siap pakai (ready for use). Dalam usaha menjaga agar setiap mesin secara kontinu dapat berproduksi, diperlukan kegiatan pemeliharaan seperti berikut. Secara kontinu melakukan pengecekan (inspection). Secara kontinu melakukan pelumasan (lubricating) Secara kontinu melakukan perbaikan (reparation) Melakukan penggantian spare part, disertai penyesuaian reliabilitas. secara umum. masalah pemeliharaan sering terabaikan sehingga kegiatan pemeliharaan tidak teratur, yang pada akhirnya apabila mesin dan peralatan mengalami kerusakan, mempengaruhi kapasitas produksi, dengan demikian, kegiatan pemeliharaan harus dilakukan secara tetap dan konsisten. Sasaran utama fungsi pemeliharaan adalah sebagai berikut. 1. Menjaga kemampuan dan stabilitas produksi di dalam mendukung proses konversi 2. Mempertahankan kualitas produksi pada tingkat yang tepat
3. Mengurangi pemakaian dan penyimpanan di luar batas yang ditentukan, serta menjaga modal yang diinvestasikan dalam peralatan dan mesin selama waktu tertentu dapat terjamin dan produktif. 4. Mengusahakan tingkat biaya pemeliharaan yang rendah, dengan harapan kegiatan pemeliharaan dilakukan secara efektif dan efisien 5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan karyawan. 6. Mengadakan kerja sama dengan semua fungsi utama dalam perusahaan agar sesuai tujuan utama perusahaan (return on investment) yang sebaik mungkin dengan biaya yang rendah. D. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance) Kegiatan pemeliharaan atau perawatan untuk mencegah kerusakan yang terjadinya akan terduga, yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Pemeliharaan preventif sangat penting untuk mendukung fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan \"critical unit” seperti berikut: 1. Kerusakan fasilitas atau peralatan akan membahayakan keselamatan atau kesehatan para pekerja. 2. Kerusakan fasilitas akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan. 3. Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi. 4. Modal yang ditanam (investasi) dalam fasilitas tersebut cukup mahal harganya. Praktik di lapangan, pemeliharaan preventif dalam perusahaan dapat dilakukan dan dibedakan sebagai berikut: 1. Routine maintenance: kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin, sebagai contoh setiap hari mengadakan pelumasan, pengecekan oli, pengecekan pengisian bahan bakar, termasuk pemanasan mesin (warming up). 2. Periodic maintenance: dapat dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja atau fasilitas produksi lain, sehingga perlu dibuat jadwal kerja, misalnya setiap 100 jam kerja. kemudian 500 jam kerja, dan seterusnya. yang sifatnya periodik berkala. Kegiatan ini jauh lebih berat dari kegiatan pemeliharaan rutin. Sebagai contoh pembongkaran mesin, penyetelan katup-katup masuk dan keluar, penggantian spare part, service (overhaul) besar maupun kecil. E. Pemeliharaan Korektif (Breakdown Maintenance) Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau kelainan pada fasilitas dan peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Umpamanya mesin dan peralatan yang di pergunakan dalam proses konversi, masih ada garansi (after sales service), tidak terlalu menekankan pada pemeliharaan preventif, cukup pada keadaan apabila mesin dan peralatan sudah mengalami kerusakan sehingga perlu pembongkaran secara total (breakdown).
F. Pemeliharaan produktivitas Secara Total Secara teoritas, total biaya pemeliharaan dapat di gambarkan bahwa biaya pemeliharaan korektif (breakdown maintenance) akan berbanding terbalik dengan biaya pemeliharaan preventif (preventive maintenance) H. Strategi Pemeliharaan Proses pekerjaan pemeliharaan suatu mesin dan peralatan perusahaan ataupun pabrik dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari mana asal mesin dan peralatan itu dibuat. Biasanya pada saat pembelian disertai dengan technical guide/booklet, yang memberi petunjuk: Manfaat dari mesin ataupun peralatan tersebut, Kapasitas mesin pada waktu menggunakan mesin, Cara memakai atau penggunaan mesin, Cara memeliharaan dan memperbaiki mesin tersebut. Dengan berpedoman dari petunjuk buku itu, kegiatan pemeliharaan mesin dan peralatan dapat dilakukan. Persyaratan untuk pemeliharaan dapat menciptakan efisiensi, sangat tergantung kepada kebijakan atau strategi perusahaan, yang dapat berbeda dengan perusahaan lain. Dalam melaksanakan pemeliharaan harus memperhatikan enam syarat agar pekerjaan pemeliharaan (maintenance) dapat efisien. 1. Adanya data (information system) mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan 2. Adanya perencanaan dan penjadwalan yang akurat (planning and schedulling) yang menyangkut pemeliharaan. 3. Adanya surat perintah (work orders) yang tertulis dalam prosedur kerja 4. Adanya persediaan alat-alat dan spare part (store control). 5. Adanya pencatatan (record) yang masuk dalam sistem informasi perusahaan. 6. Adanya laporan, pengawasan, dan analisis (report, control, and analysis) BAB XII MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi. Mengapa persediaan dikelola? 1. Persediaan merupakan investasi yang membutuhkan modal besar
2. Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan 3. Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, pemasaran dan keuangan Tugas Utama manajemen persediaan: 1. Memastikan persediaan cukup 2. Efisiensi biaya persediaan 3. Memastikan persediaan diperlakukan dengan optimal Jenis persediaan : 1. Persediaan barang jadi 2. Persediaan barang setengah jadi Fungsi Manajemen Persediaan : 1. Memastikan persediaan tersedia 2. Mengurangi resiko keterlambatan(dalam pengiriman persediaan) 3. Mengurangi resiko harga yang fluktuatif 4. Memperoleh diskon (pemesanan dalam jumlah banyak) 5. Menyesuaikan pembelian dengan jadwal produksi 6. Mengantisipasi perubahan (yang terjadi pada permintaan dan penawaran) 7. Mengantisipasi permintaan mendadak 8. Menjaga jumlah persediaan Musiman. 9. Mengawasi pesanan persediaan 10. Menjaga komitmen pada customer (tepat waktu dan kualitas) 11. Menentukan kuantitas persediaan (untuk berjaga-jaga) Faktor yang mempengaruhi persediaan: 1. Jumlah dana yang tersedia 2. Lead time (waktu tunggu) 3. Frekuensi penggunaan
4. Daya tahan persediaan Biaya-biaya persediaan: 1. Biaya pemesanan (komunikasi, pengiriman, packing, pemrosesan, inspeksi) 2. Biaya penyimpanan 3. Biaya asuransi 4. Biaya keamanan 5. Biaya keusangan 6. Biaya penyusutan persediaan 7. Biaya penurunan harga
Search
Read the Text Version
- 1 - 28
Pages: