karena itu, orang yang mempelajari sesuatu harus memahami apa tujuan dan apa gunanya dipelajari.73 Penerapan metode pembelajaran ummi di MIT Assalam Ambon, memiliki posisi yang sangat urgen dalam meningkatkan kualitas baca al-Qur’an siswa. Sampai saat ini penerapannya sangat dirasakan memudahkan para siswa dalam memahami dan membaca al-Qur’an. Atau dapat dikatakan bahwa adanya peningkatan kualitas belajar siswa yang baik karena metode pembelajaran yang berkualitas diterapkan oleh guru. Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan ruang pada siswa untuk berpikir aktif, kreatif dam inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.74 Dengan demikian untuk menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas seorang guru membutuhkan kemampuan dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa di dalam kelas, ketidaksesuaian metode pembelajaran yang 73M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), hlm. 53. 74Rusman, Model-model pembelajaran bermutu; Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi Kedua, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2016), hlm. 19. 93
diterapkan dapat menurunkan kualitas proses pembelajaran itu sendiri, maka dari itu perbaikan dan peningkatan kualitas belajar siswa di madrasah dapat dilaksanakan dengan adanya penggunaan metode pembelajaran yang tepat oleh guru.75 Metode pembelajaran secara tradisional yang sering digunakan seperti metode ceramah, latihan, dan menghapalkan harus disempurnakan dengan metode yang lebih banyak memberikan inspirasi dan motivasi dalam proses pembelajaran yang meliputi:76 a. Belajar sambil berbuat b. Belajar untuk menemukan diri sendiri c. Belajar memecahkan masalah Dalam proses penerapannya metode ummi memiliki tiga motto dalam proses pembelajaran ummi, dan setiap guru pengajar al-Qur’an metode ummi hendaknya memegang teguh ketiga motto ini, yakni: 1. Mudah, artinya Metode Ummi didesain agar mudah dipelajari bagi siswa, mudah diajarkan bagi guru, dan mudah diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah formal maupun lembaga non formal. 2. Menyenangkan, yakni Metode Ummi dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang menarik dan menggunakan pendekatan yang menggembirakan 75Nasution. 76Martin, Dasar-dasar perencenaan pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Hlm. 77. 94
sehingga menghapus kesan tertekan dan rasa takut dalam belajar al-Qur’an. 3. Menyentuh hati artinya para guru yang mengajarkan metode Ummi tidak sekedar memberikan pembelajaran al-Qur’an secara material teoritik, tetapi juga menyampaikan substansi akhlak-akhlak al-Qur’an yang diimplementasikan dalam sikap-sikap pada saat proses belajar-mengajar berlangsung.77 Melalui metode ummi di MIT Assalam Ambon, urgensitas penerapan metode ummi dalam meningkatkan kualitas baca al-Qur’an siswa di MIT Assalam Ambon tidak terlepas dari peran serta Madrasah dan para guru di MIT Assalam Ambon. Adapun peran-peran tersebut meliputi pertama, melalui peran guru, artinya guru dapat memahami penerapan metode ummi yang diterapkan dengan menggunakan buku belajar metode ummi diantaranya menggunakan buku praktek sampai dengan alat peraga lengkap yang dimiliki oleh MIT Assalam Ambon itu sendiri. Kedua, memahami kualifikasi dan tahapan pelaksanaan metode ummi mulai dari 1) tartil, 2) menguasai ghoribul Qur’an dan tajwid dasar, 3) terbiasa membaca quran setiap hari, 4) menguasai metodologi mengajar metode ummi, 5) mempunyai jiwa da’i dan murobbi, 6) disiplin waktu, dan 7) komitmen pada mutu. Ketiga, menguasai sistem mutu dalam metode ummi, 77Modul Sertifikasi Guru Al-Qur’an Metode Ummi, (Ummi Foundation). 95
artinya MIT Assalam Ambon mempunyaai good will management yang didukung oleh sistem, yaitu yayasan Assalam Maluku mendukung penerapan metode pembelajaran ummi, kemudian madrasah juga mendukung penerapan metode pembelajaran ummi tersebut. Hal ini juga didukung dengan adanya metodologi ummi itu sendiri yang terbagi atas empat bagian, yaitu: 1. Privat/Individual, metodologi privat atau individual adalah metode pembelajaran al-Qur’an yang dijalankan dengan cara siswa dipanggil atau diajar satu per satu sementara anak yang lain diberi tugas membaca sendiri atau menulis buku Ummi. Metodologi ini digunakan jika: a. Jumlah siswanya banyak (bervariasi) sementara gurunya hanya satu b. Jika jilid dan halamannya berbeda (campur) c. Biasanya dipakai untuk jilid-jilid rendah (1-2) d. Banyak dipakai untuk anak usia TK 2. Klasikal Individual adalah metode pembelajaran baca al-Qur’an yang dijalankan dengan cara membaca bersama-sama halaman yang ditentukan oleh guru, selanjutnya setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan individual. Metode ini digunakan jika: a. Dalam satu kelompok jilidnya sama, tetapi halamannya berbeda 96
b. Biasanya dipakai untuk jilid-jilid 2 atau 3 ke atas 3. Klasikal Baca Simak adalah metodologi pembelajaran baca al-Qur’an yang dijalankan dengan cara membaca bersama-sama halaman yang ditentukan oleh guru, selanjutnya setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan pola baca simak, yaitu satu anak membaca sementara lainnya menyimak halaman yang dibaca oleh temannya. Hal ini dilakukan walaupun halaman baca anak yang satu berbeda dengan halaman baca anak yang lain. Metode ini digunakan jika: a. Digunakan jika dalam satu kelompok jilidnya sama, halaman berbeda b. Biasanya banyak dipakai untuk jilid-jilid 3 ke atas atau pengajaran kelas al-Qur’an 4. Klasikal Baca Simak Murni sama dengan metode klasikal baca simak, perbedaannya kalau klasikal baca simak murni jilid dan halaman anak dalam satu kelompok sama.78 C. Faktor Pendukung Penghambat Penerapan Metode Pembelajaran Penerapan suatu metode pembelajaran di Madrasah senantiasa memiliki berbagai faktor, ada faktor pendukung dan ada pula faktor penghambatnya. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam 78Modul Sertifikasi Guru Al-Qur’an Metode Ummi, (Ummi foundation). 97
meningkatkan kualitas baca al-Qur’an siswa. Begitupun dengan penggunaan metode-metode lain dalam proses pembelajaran, sebagai contoh metode ceramah dan metode diskusi. Dalam penerapannya, metode ceramah memiliki kelebihan dan kekurangan diantaranya:79 1. Guru dapat menguasai seluruh arah kelas, artinya dalam proses pembelajaran guru semata-mata berbicara langsung sehingga dapat menentukan arah pembelajaran dengan jalan menetapkan sendiri apa yang akan disampaikan kepada siswa. 2. Organisasi kelas sederhana, dalam hal ini salah satu persiapan yang harus dipersiapkan oleh guru adalah bahan pelajaran. Pembicaraan akan dilakukan dengan cara berdiri ataupun duduk. Dalam penerapan metode ini juga, siswa-siswa diharapkan untuk diam. Maka mudah dimengerti bahwa cara ini adalah yang paling sederhana untuk mengatur kelas daripada penggunaan metode lain. Sementara itu, kekurangan dalam penerapan metode ceramah dapat dikemukakan diantaranya:80 1. Guru sukar mengetahui sejauh mana siswa-siswa telah memahami pembicaraannya, guru menganggap bahwa siswa-siswanya duduk dengan diam serta 79B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah,..... hlm. 166. 80B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah,... hlm. 167- 168. 98
mendengarkan pembicaraannya, maka mereka sedang belajar. Akan tetapi, mungkin saja sebagian besar siswa memperhatikan sambil diam, sebagian juga mengangguk-ngangguk seirama dengan pembicaraan guru, ini bukan berarti para siswa telah memahami pembicaraan guru tersebut. Oleh karena itu, dalam penerapan metode ceramah di dalam kelas, para guru senantisa disertai juga dengan menggunakan aktifitas pertanyaan-pertanyaan saat sesudah pelajaran. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengetahuan siswa. 2. Siswa seringkali memberi pengertian lain dengan apa yang dimaksudkan guru, karena ceramah memiliki rangkaian kata-kata yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan salah pengertian dari para siswa. Oleh karena itu, untuk menghindarinya adalah dengan cara 1) menambah keterangan-keterangan kata untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan sejenis pada siswa-siswa, 2) menggunakan alat-alat peraga seperti gambar-gambar dan sebagainya. Sementara itu, metode diskusi juga memiliki kelebihan dan kelemahan diantaranya: 1. Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. 2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya secara nasing-masing. 99
3. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah. mempertahankan 4. Dengan mengajukan dan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan memperoleh kepercayaan akan diri sendiri. 5. Metode diskusi dapat menunjung usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. Sementara itu kelemahan penerapan metode diskusi diantaranya dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota- anggotanya. 2. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum dipelajari sebelumnya. 3. Jalannya diskusi dapat dikuasai oleh beberapa siswa yang menonjol. 4. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. 5. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak, siswa tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu. Dengan perasaan demikian akan menimbulkan kedangkalan pemikiran pada siswa. 100
6. Apabila suasana diskusi hangat dan para siswa dapat mengungkapkan buah pemikiran mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya. 7. Sering terjadi dalam diskusi siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya. 8. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapatnya.81 Dunia pendidikan mengakui bahwa suatu metode pembelajaran senantiasa memiliki kekuatan dan kelemahan dalam pengoperasionalannya. Keberhasilan suatu metode pembelajaran sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: 1) kemampuan guru, 2) siswa, 3) materi pembelajaran, 4) lingkungan, 5) media/alat pembelajaran dan 6) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Oleh karena itu, seorang guru tidak dapat membuat sebuah kesimpulan terhadap suatu metode lebih baik atau lebih buruk dalam penggunaannya, karena tugas guru dalam menetapkan metode ialah mengetahui dan mempertimbangkan batas-batas kelebihan dan kekurangan metode yang akan digunakannya.82 Dalam proses penerapannya di MIT Assalam Ambon, metode ummi pada dasarnya memiliki faktor 81B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah,... hlm. 185- 186. 82Samiudin dalam Hamdayama (2016 : 95), “Peran metode untuk mencapai tujuan pembelajaran,” Jurnal Studi Islam, 11.2 (2016), 94–97. 101
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Adapun faktor pendukung proses penerapan metode ummi di MIT Assalam Ambon mencakup beberapa bagian yang dapat dideskripsikan diantaranya. 1. Peran guru, artinya para guru di MIT Assalam Ambon memahami pelaksanaan penerapan metode ummi yang diterapkan dengan menggunakan buku belajar metode ummi diantara penggunaannya dilaksanakan dengan memperhatikan langkah-langkah proses pembelajaran metode ummi, kemudian juga menggunakan buku praktek sampai dengan alat peraga dimiliki oleh MIT Assalam Ambon. 2. Memahami kualifikasi dan tahapan pelaksanaan metode ummi mulai dari 1) tartil, 2) menguasai ghoribul Qur’an dan tajwid dasar, 3) terbiasa membaca quran setiap hari, 4) menguasai metodologi mengajar metode ummi, 5) mempunyai jiwa da’i dan murobbi, 6) disiplin waktu, dan 7) komitmen pada mutu. 3. Menguasai sistem mutu dalam metode ummi, artinya MIT Assalam Ambon mempunyaai good will management yang didukung oleh sistem, yaitu yayasan mendukung, sekolah juga mendukung. 4. Menyadari pentingnya peningkatan kualitas baca al- Qur’an oleh guru dengan mengikuti pelatihan rutin setiap satu minggu sekali. 102
5. Menggunakan bahan ajar dan proses penerapannya juga menggunakan talaqi dalam memperhatikan bacaan al-Qur’an siswa di MIT Assalam Ambon. Sementara itu, faktor penghambat penerapan metode ummi di MIT Assalam Ambon diantaranya dapat dibagi dalam dua faktor yang datang dari guru dan siswa itu sendiri. Adapun kedua faktor tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1. Faktor penghambat yang datang dari guru a. Guru yang bersertifikasi ummi di MIT Assalam Ambon berjumlah lima orang. b. Sedangkan guru ummi/guru kelas dan guru Qur’an sebagian besar belum berstatus sebagai guru sertifikasi ummi. c. Rasio antara guru dan siswa belum efektif 2. Faktor penghambat yang datang dari siswa a. Faktor pemahaman yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa yang lainnya. b. Jumlah siswa yang sangat banyak sehingga kontrol guru ke siswa tidak efektif dikarenakan jumlah rasio guru dan siswa tidak seimbang c. Penggunaan handphone yang di bawa masuk ke dalam ruang kelas sehingga mengganggu proses pembelajaran dikarenakan para siswa menggunakan handphone untuk bermain game. d. Faktor tidak adanya saling menghargai antara siswa yang satu dengan lainnya dalam proses pembelajaran 103
sehingga membuat proses pembelajaran menjadi tidak terlaksana dengan baik. Dengan adanya faktor penghambat yang dikemukakan tersebut, menjadi salah satu catatan penting yang harus diperhatikan oleh MIT Assalam Ambon dalam melakukan pembenahan terutama dalam pelaksanaan penerapan metode pembelajaran ummi di madrasah tersebut. 104
BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan 1. Tahapan-tahapan metode ummi dalam meningkatkan kualitas baca al-Qur’an yang diterapkan di MIT As Salam Ambon Dalam penerapannya setiap metode memiliki tahapan masing-masing pada proses pembelajaran, yang pada intinya menginginkan keberhasilan melalui pemahaman pada siswa itu sendiri. Proses penerapan metode ummi di MIT Assalam Ambon selain merujuk pada langkah-langkah metode ummi yang digunakan, juga melaksanakan beberapa tahapan yang meliputi: a. Konsisten dengan tahapan dalam pembelajaran sehingga capaian yang sangat luar biasa dalam meningkatkan kualitas baca al-Qur’an siswa. b. Dalam penerapannya memperhatikan pendekatan metode ummi. Pendekatan metode ummi dalam meningkatkan kualitas baca al-Qur’an siswa selalu diperhatikan. Agar pendekatan metode ummi diterapkan dengan baik di MIT Assalam Ambon, maka dilakukan dengan cara melibatkan secara aktif peran guru dalam pelaksanaannya, menerapkan metode pembelajaran ummi dengan cara konsisten dalam setiap pertemuan dengan target-target dalam 105
pencapaiannya, dan menerapkan cara bacaan LCTB (Lancar, Cepat, Tepat dan Benar). c. Peran guru dalam meningkatkan kualitas baca al- Qur’an siswa di MIT Assalam Ambon, pada dasarnya meliputi; 1) Meningkatkan kualitas bacaan al-Qur’an guru melalui mengikuti pelatihan rutin yang dijadwalkan oleh MIT Assalam Ambon. 2) Memberikan pemahaman akan pentingnya belajar al- Qur’an. 3) Memberikan pemahaman kepada siswa bagaimana bisa membaca al-Qur’an dengan baik. 4) Memberikan motivasi dan semangat kepada siswa. 5) Memaksimalkan waktu dalam proses pembelajaran antara pembelajaran tema dan ummi. 6) Konsisten dengan target pencapaian pembelajaran metode ummi, mengetahui kondisi siswa dalam membaca al-Qur’an sebelum memulai pembelajaran. 7) Mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan membaca al-Qur’an. 8) Mengetahui teori dasar tentang tajwid dan ghoribul Qur’an. 2. Faktor pendukung dan penghambat proses penerapan metode ummi dalam meningkatkan kualitas baca al- Qur’an siswa di MIT As Salam Ambon 106
Dalam proses penerapannya di MIT Assalam Ambon, metode ummi pada dasarnya memiliki faktor pendukung dan penghambat. Adapun faktor pendukung diantaranya: a. Peran guru, artinya para guru di MIT Assalam Ambon memahami pelaksanaan penerapan metode ummi yang diterapkan dengan menggunakan buku belajar metode ummi diantara penggunaannya dilaksanakan dengan memperhatikan langkah-langkah proses pembelajaran metode ummi, menggunakan buku praktek, alat peraga dimiliki. b. Memahami kualifikasi dan tahapan pelaksanaan metode ummi yakni : 1) tartil, 2) menguasai ghoribul Qur’an dan tajwid dasar, 3) terbiasa membaca Qur’an setiap hari, 4) menguasai metodologi mengajar metode ummi, 5) mempunyai jiwa da’i dan murobbi, 6) disiplin waktu, dan 7) komitmen pada mutu. c. Menguasai sistem mutu dalam metode ummi, artinya MIT Assalam Ambon mempunyaai good will management yang didukung oleh sistem, yaitu pihak yayasan dan madrasah. d. Adanya kesadaran tentang pentingnya peningkatan kualitas baca al-Qur’an oleh guru dengan mengikuti pelatihan rutin setiap satu minggu sekali. e. Menggunakan bahan ajar dan proses penerapannya menggunakan talaqi dalam memperhatikan bacaan al- Qur’an siswa. 107
Sementara, faktor penghambat dalam penerapan metode ummi di MIT Assalam Ambon diantaranya dapat dibagi dua yakni : a. Faktor penghambat yang datang dari guru 1) Guru yang bersertifikasi ummi hanya lima orang. 2) Sedangkan sebagian besar guru al-Qur’an belum bersertifikasi ummi. 3) Rasio antara guru dan siswa belum efektif (tidak berimbang) b. Faktor penghambat yang datang dari siswa yakni : 1) Pemahaman yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain 2) Jumlah siswa yang banyak sehingga kontrol guru ke siswa tidak efektif karena jumlah rasio guru dan siswa tidak seimbang 3) Handphone yang dibawa siswa ke dalam kelas sehingga mengganggu proses pembelajaran karena handphone digunakan bermain game. 4) Tidak adanya saling menghargai antara siswa yang satu dengan lainnya saat proses pembelajaran sehingga membuat suasana tidak kondusif, akibatnya proses pembelajaran menjadi tidak berjalan dengan baik. B. Saran 1. Bagi MIT Assalam Ambon perlu untuk meningkatkan kualitas guru ummi melalui mengikutsertakan mereka dalam program sertifikasi guru ummi. 108
2. Bagi MIT Assalam Ambon, diharapkan untuk memperhatikan rasio antara guru dengan siswa dalam proses penerapan metode pembelajaran ummi, agar rasio antara keduanya seimbang. 109
DAFTAR PUSTAKA Al-Quranul Karim. Afdal, “Implementasi Metode Ummi dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Kelas III B Ibnu Khaldun SD Al-Firdaus Islamic School Samarinda Tahun Pembelajaran 2015/2016,” PENDAS MAHAKAM, 1.1 (2016), 1–9. Anggranti, Wiwik. “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BACA-TULIS AL-QUR’AN (Studi Deskriptif-Analitik di SMP Negeri 2 Tenggarong),” Jurnal Intelegensia, I.April (2016), 106–19. Aquami. “Korelasi antara Kemampuan Membaca Al- Qur ’ an dengan Keterampilan Menulis Huruf Arab pada Mata Pelajaran Al- Qur ’ an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Quraniah 8 Palembang,” Jurnal Ilmiah PGMI, 3.1 (2017), 77–88. Dalyono, M. 2015. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi. 2017. Pengembangan Model Metode Pembelajaran Dalam Dinamikan Pembelajaran Siswa, Yogyakarta: Deepublish. 110
Firman, “Peranan MGMP Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA di Kota Balikpapan,” Sains Terapan, 2.1 (2016), 27–33. Gafur, Abd. “KAJIAN METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR’AN DALAM PERSPEKTIF MULTIPLE INTELLIGENCES,” Madrasah, 5.1 (2012), 31–49. Hamdayama, “Peran metode untuk mencapai tujuan pembelajaran,” Jurnal Studi Islam, 11.2 (2016), 94–97. Hamid, Abdulloh. 2017. Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren, Surabaya: Imtiyaz. Harahap, Sri Belia. “PENERAPAN METODE UMMI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (Studi Multisitus di Sekolah Tahfizh Plus Khoiru Ummah san SD Islam As-Salam Malang)” (UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG, 2017). Hasunah, Umi. “Implementasi Metode Ummi dalam Pembelajaran Alquran pada Santri di Pondok Pesantren Salafiyah Al-Mahfudz Seblak Jombang,” Jurnal Pendidikan Islam, 1.2 (2017), 160–75. http://ummifoundation.org/detailpost/7-program- dasar-metode-ummi, Diakses pada 25-9-2018. 111
http://ummifoundation.org/detailpost/7-program- dasar-metode-ummi, Diakses pada 25-5-2019. http://ummifoundation.org/detailpost/7-program- dasar-metode-ummi, Diakses pada 25-9-2018. https://liwanuf.wordpress.com/about/, diakses pada tgl 7 Mei 2019. Isjoni. 2006. Membangun Visi Bersama; Aspek-aspek penting dalam Reformasi Pendidikan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Juhji, “Guru, Mendidik, Mengajar, Nilai, Pembentukan Krpibadian, Panutan,” Jurnal Ilmiah, 10.1 (2016), 52– 62. La Adu. Analisis Metode Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an di MIT As-Salam Ambon, (Penelitian LP2M IAIN Ambon, 2013). Maesaroh, Siti. “Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam,” Jurnal Kependidikan, 1.1 (1970), 150–68 https://doi.org/10.24090/-jk.v1i1.536. Martin. 2013. Dasar-dasar perencenaan pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers. Modul Sertifikasi Guru Al-Qur’an Metode Ummi, (Ummi Foundation). 112
Moeljono, Djokosantoso ; Steve Sudjatmiko (Ed), 2017, Corporate Culture Challenge to Excellene; Pemikiran, Wawasan, dan Inspirasi Budaya Untuk Menghadapi Perubahan dan Meraih Sukses Permanen, Jakarta: gramedia. Moleong, Lexi J. 1996, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhaimin. 2012. Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Prenadamedia Group. Nasution. Mardiah Kalsum “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa,” Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, 11.1 (2017), 9–16. Nur Khozin, St. Jumaeda, La Rajab. “Pemberdayaan Guru Pendidikan Agama Islam Melalui Peningkatan Kompetensi Guru Pada Tingkat Sekolah Dasar Di Waimital,” al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3.1 (2019). Oktarina Puspita, Evi Chamalah, Muhamad Afandi. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah, Semarang: UNISSULA PRESS. Rachmawati, Tuti. “Supervisi Pendidikan Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Guru,” Jurnal Coopetion, 7.1 (2016), 43–52. 113
Raco, J.R. 2010, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Grasindo. Ruminiati. 2016. Sosio Antropologi Pendidikan; Suatu Kajian Multikultural, Malang: Gunung Samudera. Rusman. 2016. Model-model pembelajaran bermutu; Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi Kedua, Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sari Knopp Biklen, Robert C. Bogdan. Qualitative Research for Education; an Introduction to theory and Methods. (Boston: Allyn and Bacon, Inc., 1990). Nur Khozin, St. Jumaeda, La Rajab. “Pemberdayaan Guru Pendidikan Agama Islam Melalui Peningkatan Kompetensi Guru Pada Tingkat Sekolah Dasar Di Waimital,” al-Iltizam: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3.1 (2019), 28 https://doi.org/10.33477/alt.v3i1.415. Suardi, Moh. 2012. Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Deepublish. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta. Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta. 114
Suyadi, 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja Rosdakarya. Syarifuddin. Ahmad. 2008. Mendidik Anak: Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani. Wahyuni, Sholeh Hasan dan Tri. “Kontribusi Penerapan Metode Qiroati Dalam Pembelajaran Membaca Al- Qur ’ an Secara Tartil,” Jurnal Pendidikan Islam, V.1 (2018), 45–54. 115
BIOGRAFI PENULIS La Rajab, S.Ag, MA., Lahir di Namaea, Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah pada tanggal 03 April tahun 1974 dari pasangan suami istri, Bapak La Tanjo dan Ibu Wa Rancu. Menikah dengan Sarunga Wabula, SHI., dan telah di karuniai 2 orang putri, Rifqoh Mufidah Pitambara lahir di Malang, 19 November 2003, sekarang duduk di kelas 2-MAN Ambon dan Ghina Butsainah Pitambara lahir di Ambon, 20 April 2005, sekarang duduk di kelas 1-MAN Ambon. Jenjang pendidikannya dimulai dari SD Negeri Talaga Piru lulus pada tahun 1987, MTs Negeri Tulehu lulus pada tahun 1991, MA Al Fatah Ambon lulus pada tahun 1994, kemudian melanjutkan studi pada jenjang strata 1 (S1)-nya di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ambon (saat ini IAIN Ambon) pada Jurusan Dakwah (saat ini Fakultas Ushuluddin dan Dakwah) Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam. Menamatkan S1 pada tahun 1999 kemudian melanjutkan studi Pascasarjana (S2) 116
di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2001 dan lulus pada tahun 2004. Saat ini menetap di Ambon, ber-Alamat di Lorong Aspun RT 002 RW 017 Kemplek IAIN Ambon Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Aktifitas kesehariannya sebagai Dosen tetap di Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), IAIN Ambon. Di samping itu, penulis juga merupakan Ketua Yayasan Iftitah al-Ikhlas (YIIM) dan juga sebagai Pimpinan TPQ al-Ikhlas. 117
BIOGRAFI PENULIS M. Sahrawi Saimima, atau yang biasa di sapa dengan Awi. Lahir di Siri Sori Islam pada tanggal 28 Oktober 1990 dari pasangan suami istri, Hamka Saimima dan Nasgia Wattiheluw. Awi menyelesaikan pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tulehu pada tahu 2002, melanjutkan pendidikan menengahnya di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Siri Sori Islam dan Lulus pada tahun 2005, dan kemudian lulus pada tahun 2008 di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Siri Sori Islam. Setelah menamatkan pendidikannya di MAN Negeri Sir Sori Islam, Awi melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1 pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, dan lulus pada tahun 2014. Kemudian melanjutkan pendidikannya pada program Pascasarjana Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada jurusan Manajemen Pendidikan Islam, dan lulus pada tahun 2016. Saat ini kesibukannya sebagai tenaga pengajar pada Program Studi PAI FITK IAIN Ambon. 118
SINOPSIS BUKU Metode meruapkan suatu cara atau sistem yang dilakukan oleh sesorang untuk mencapai suatu tujuan atau target tertentu, dalam pembelajaran metode memiliki posisi yang sangat penting, tanpa metode seorang guru tidak dapat menjalankan proses pembelajaran dengan baik, bahkan tanpa metode pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas tidak memiliki arah dan tujuan. Metode Ummi dalam proses pembelajaran, memiliki tujuan yang sangat terukur dalam meningkatkan Kualitas baca Al Qur’an siswa. Dalam pelaksanaannya metode ummi sangat dianggap efektif, salah satunya seperti yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Assalam Ambon (MIT Assalam Ambon). Keberadaan metode Ummi di MIT Assalam Ambon merupakan metode yang telah diperkenalkan sejak tahun 2007. Sampai saat ini MIT Assalam Ambon telah menggunakan Metode Ummi sebagai metode dalam pembelajaran Al-Qur’an bagi para siswa mereka.
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127