Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Warta 29 MARET 2020

Warta 29 MARET 2020

Published by Joni Gultom, 2020-03-28 07:53:23

Description: Warta 29 MARET 2020

Search

Read the Text Version

Warta Sepekan, 29 Maret 2020 Gereja yang Berdoa, Menyem- bah, Bersaksi dan Melayani BETHANY CHURCH PERAK MALAYSIA 73A, Jln Perempuan Mazwin, Roundabout, Silibin; 64A, Jln Pengkalan Indah 1, Bandar Pengkalan (05-3212812); 67A, Jalan Laluan Klebang Restu 3, Medan Klebang Restu, Ipoh ; 45, Jalan Sejahtera 4, 32000 Sitiawan-: Desa Merbau Air Tawar, No 22, Taman Pertama 2, Taman Pertama, Taiping Pastor in charge : Ps. Robert James (email : [email protected]) Hp ; 016-5120731, : +6281372037839 (Indonesia) RENUNGAN KHUSUS tidak akan pernah berhenti untuk menjela- jahinya. Tuhan mau semua orang kudus tidak MENGALAMI KASIH MULTI DI- hanya memahami hanya lebarnya, atau pan- MENSI jangnya kasih Kristus, melainkan keseluruhan dimensi dari kasih Kristus: lebar, panjang, “Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan tinggi dan dalam. Adalah kehendak-Nya supa- segala orang kudus dapat memahami, betapa leb- ya kita mengalami kasih Tuhan dalam di- arnya dan panjangnya dan tingginya dan da- mensi yang baru. lamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal Surat kepada jemaat di Efesus yang ditulis dua kasih itu, sekalipun ia melampaui segala penge- ribu tahun yang lalu, memperlihatkan kepada kita umat Tuhan zaman now, seperti apakah tahuan. “ Efesus 3:18-19a kasih Tuhan yang multi dimensi harus diala- mi. Seberapa intenskah seharusnya seseorang men- galami kasih Allah? Paulus menyebutkan bahwa Kasih Tuhan Membuat Kita Melakukan kasih Allah itu “melampaui segala pengetahuan”, Pekerjaan yang Baik akan tetapi ia berdoa supaya orang “dapat mengenal kasih itu”. Perkataan Paulus yang seki- Allah, “oleh karena kasih-Nya yang besar” (Ef las tampak sebagai sebuah kontradiksi ini, 2:4), “telah menghidupkan kita bersama-sama menurut Klyne Snodgrass, menunjukkan sebuah dengan Kristus” (Ef 2:5), “karena kita ini bu- ungkapan dari seseorang yang telah dikejutkan atan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus un- oleh dan tenggelam dalam kasih Kristus. tuk melakukan pekerjaan yang baik” (Ef 2:10) Ya. Tuhan berkehendak supaya “segala orang ku- Kasih yang sejati dari Tuhan di dalam hidup dus”, artinya kita semua, dapat mengalami dan kita tidaklah pernah terbuang percuma. Pasti menghidupi kasih Tuhan secara intens, tidak han- menghasilkan buah. Perbuatan yang baik ya sebatas yang sudah biasa kita rasakan. bukanlah dasar atau alasan Tuhan mengasihi Sedemikian hebatnya kasih itu sehingga orang kita, melainkan buah atau dampak dari kasih Tuhan.

Karena itulah, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus mengajarkan keberadaan: Kasih terhadap semua orang kudus (Ef 1:15) Kasih yang saling membantu (Ef 4:2) Kasih di dalam rumah tangga (Ef 5:25-33) Secara singkat, kasih Tuhan membuat hidup seseorang tidak lagi berpusat kepada dirinya sendiri. “Kasih” versi dunia membuat seseorang hanya mengasihi atau mengasihani dirinya sendiri. Kasih Tuhan membuat seseorang berbuah, melakukan pekerjaan yang baik bagi sesamanya. Mari menguji diri, kasih versi manakah yang kita hidupi dengan melihat buah yang dihasilkannya. Kasih Tuhan Menumbuhkan Kematangan Rohani Kita Dengan “teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus” (Ef 4:15) dan dari Kristus juga lah seluruh tubuh “menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih” (Ef 4:16). “Di dalam kasih” pula “kamu berakar serta berdasar” (Ef 3:17) Kasih Tuhan digambarkan seperti tanah subur yang menjadi tempat bagi sebuah pohon berakar dan bertumbuh. Hidup dalam kebenaran saja (Ef 4:15), atau kesatuan anggota tubuh Kristus saja (Ef 4:16), tidak dapat menghasilkan pertumbuhan apabila tidak berakar dalam kasih. Betapa pentingnya kasih bagi pertumbuhan rohani ke arah keserupaan dengan Kristus! Pada akhirn- ya, kasih Tuhan pasti membawa gereja-Nya bertransformasi paripurna menjadi mempelai-Nya. Penglihatan merentang zaman yang Tuhan berikan kepada Yohanes dalam kitab Wahyu, dimulai dengan penglihatan tujuh kaki dian (Why 1:19-20), berbicara tentang Gereja Tuhan, dan ditutup dengan penglihatan “pengantin perempuan, mempelai Anak Domba.” (Why 21:9) Marilah kita mengejar kasih yang membawa kita diproses jadi mempelai. Tinggalkan ‘kasih’ tanpa proses, yang terus memposisikan kita sebagai umat yang kekanak-kanakan. Jauhi kasih semu yang meninabobokan kita menjadi “anak-anak gampang.” (Ibr 12:8) Kasih Tuhan Membuat Kita Berperang Di tengah-tengah pesan tentang kasih yang banyak mewarnai surat Efesus terdapat perintah untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 5:10-20). Kemunculan nats tentang pepe- rangan rohani ini terlihat seperti tidak ada hubungannya dengan nats-nats sebelumnya tentang kasih. Para penafsir mencoba mengaitkannya dengan latar belakang sosio-religius kota Efesus yang adalah pusat penyembahan berhala dewi Diana. Sesungguhnya, perintah peperangan rohani melekat erat dengan pesan tentang kasih Tuhan. Men- gapa demikian? Firman Tuhan menjelaskannya sebagai berikut: Rom 8:38-39, \"Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa- kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.\" Ef 6:12 \"karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah- pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.\" Ayat-ayat ini bukan hanya menjelaskan keberadaan “pemerintah” dan “kuasa”/”penguasa” dunia yang gelap, melainkan juga apa yang mereka kerjakan. Rm 8:38-39 menandakan bahwa salah satu yang diupayakan oleh pemerintah dan penguasa ini adalah memisahkan orang percaya dari kasih Allah!

Firman Tuhan di kitab Roma ini memberikan jaminan kemenangan, tidak ada yang akan dapat mem- isahkan kita dari kasih Yesus. Haleluya! Kemenangan yang sudah dijamin tidak membuat si penerima berleha-leha. Juga, kasih Yesus yang ajaib tidak mungkin tidak membuat si penerima kasih mempertahankan kasih Tuhan mati-matian. Apabila pasangan suami isteri harus berupaya keras merawat kasih di dalam pernikahan yang se- mentara di dunia ini, terlebih lagi kita harus merawat kasih abadi yang diterima dari Tuhan sampai langit dan bumi yang baru. Untuk itulah peperangan rohani harus dilakukan oleh semua orang yang telah menerima dan men- galami kasih Tuhan. Bagaimana kita melakukan itu? Dalam Why 2:4-5, Tuhan menegur gereja di kota Efesus karena “meninggalkan kasih yang semu- la”. Rupanya, jemaat Efesus sempat mengalami kekalahan dalam peperangan rohaninya melawan penguasa di Efesus. Umat Tuhan di Efesus mungkin tidak lagi menyembah dewi Diana. Namun meninggalkan berhala dan juga meninggalkan kasih semula adalah sebuah kekalahan telak dan par- ah dalam peperangan rohani. Kepada umat Tuhan yang sempat terpukul kalah karena kehilangan kasih yang semula, Tuhan meminta untuk bertobat dan melakukan lagi apa yang semula telah dilakukan (Why 2:5). Akan tetapi standar Tuhan yang sesungguhnya adalah bahwa kasih kita yang terakhir lebih besar dari pada yang pertama (Why 2:19) Di dalam Tahun Dimensi yang Baru ini, biarlah kita semua mengalami kasih Tuhan yang multi di- mensi. Kita semua menjadi orang “yang mengasihi Tuhan kita Yesus Kristus dengan kasih yang tidak binasa” (Ef 6:24). Kasih karunia menyertai kita semua. Amin. (HT)

TOPIC-TOPIC DOA COOL 27 Maret – 30 Maret (SEHUBUNGAN DENGAN COVID 19) JANJI-JANJI TUHAN Maz. 121 : 1-8 Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN , yang menjadi- kan langit dan bumi. Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penja- ga Israel. Tuhanlah Penjagamu , Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecel- akaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu , dari sekarang sampai selama-lamanya. 2 Tim. 1 : 7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Yoh. 10 : 10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. TOPIC DOA Berdoa agar dengan semakin bertambahnya mereka yang terinfeksi Covid 19, tidak membuat kita takut. Sebab pertolongan kita ialah dari Tuhan yang menjadikan langit dan bumi. Tuhanlah penjaga kita. Dia akan menjaga keluar masuk kita dari sekarang sampai selama-lamanya (Maz. 121). Saat ini kami patahkan setiap roh ketakutan yang menguasai hati dan pikiran kami atas Covid 19 ini, di dalam nama Yesus. Dan kami minta damai se- jahtera Allah yang melampaui segala akal itu, tinggal dalam hati dan pikiran kami. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Amin. Ditengah kondisi dan situasi yang tidak menentu saat ini, kita tetap percaya pemeliharaan Tuhan ada dan kita tidak akan kekurangan sesuatu yang baik (sandang, pangan dan papan). Seperti Tuhan memelihara ke- hidupan bangsa Israel dipadang gurun selama 40 hari dengan cara yang ajaib, demikian juga kita percaya sebagai umatNya kita juga akan dipeli- hara kehidupan kita. Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmatNya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaanMu (Rat. 9 : 22). Berdoa dan percaya bah- wa setiap pagi Tuhan akan perbaharui kekuatan kita, sehingga kita dapat melewati hari-hari ke depan dengan penuh ucapan syukur. Berdoa hari-hari ini, akan terjadi pemulihan iman bagi gerejaNya. Gereja kembali kepada kasih yang semula, setia, tidak kompromi dengan dunia dan dosa, bertobat, bangkit dan menjadi terang dan tidak suam-suam kuku. Blessings, GATEWAY PRAYER TOWER

Inilah Satu-satunya Obat yang Paling Mujarab Untuk Sembuhkan Kesedihan Entah kamu tertawa ringan atau tertawa terbahak-bahak, tetap saja kalau tertawa itu adalah salah satu bahasa yang dipakai semua orang. Seseorang gak perlu belajar supaya bisa tertawa. Seorang anak bayi muli tertawa bahkan setelah mereka masih berusia 3 bulan, jauh sebelum mereka bisa men- gucapkan kata-kata seperti mama atau papa. Tertawa adalah sesuatu yang bisa terjadi begitu saja. Biasanya kita tertawa karena melihat atau mendengar sesuatu yang lucu. Dan uniknya tertawa ini bersifat menular. Waktu kamu mendengar seseorang tertawa, kemungkinan besar kamu juga pasti akan tertawa. Gak sedikit orang yang bahkan mengklaim kalau tertawa berfungsi sebagai obat penyembuh baik hati, pikiran dan juga penyakit kita. Tuhan sendiri memberitahu kita bahwa ada waktunya untuk tertawa (Pengkhotbah 3: 4 ). Tapi ada perbedaan besar antara tertawa dengan seseorang dan menertawakan seseorang. Jadi jadikan tawa sebagai senjata untuk menjatuhkan orang lain. Tapi perlakukanlah seseorang seperti kamu juga ingin diperla- kukan. Intinya, tertawa adalah salah satu obat yang manjur untuk menyembuhkan kesedihan. Contohnya saat seorang teman sedang dalam kondisi berat, tawa bisa membuat bebannya jauh lebih ringan. Bagaimana caranya bisa tertawa di masa-masa yang kurang menyenangkan? 1. Luangkan waktu untuk tertawa \"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya...ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari…\"(Pengkhotbah 3: 1 & 4 ) Sebagai manusia yang sudah menjalani perjalanan hidup yang berliku, kita pasti setuju kalau hidup itu gak melu- lu diwarnai oleh tawa. Tapi percayalah kita bisa memperbanyak tawa dalam hidup kita. Caranya adalah mulailah bergaul dengan orang-orang yang punya selera humor yang baik. Kalian bisa saling membagi cerita lucu dari masa lalu atau membuat lelucon sederhana.

Ide lain juga bisa kamu lakukan dengan memperbanyak bermain dengan anak-anak atau hewan peliharaan misalnya. 2. Bagikan sukacitamu “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” (Amsal 17: 22) Jangan menyimpan kesenangan untuk dirimu sendiri. Bagikanlah obat yang baik ini ke orang lain juga. Apakah kamu membawa sukacita dan tawa untuk seseorang hari ini? Kalau belum, pikirkanlah cara untuk membuat satu orang tertawa hari ini. Kamu bukan hanya akan menambahkan sukacita untuk dia, tapi untukmu juga. 3. Lepaskan bebanmu “Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.” (Lukas 6: 21b) Mungkin ada diantara kita yang sedang terpuruk atau sedih karena salah satu anggota keluarga atau teman dek- at didiagnosa terjangkit virus corona atau tiba-tiba meninggal tanpa sebab yang jelas. Di masa-masa ini, mung- kin untuk tertawa pastilah sulit. Tapi bersyukurlah karena sebagai orang percaya, Tuhan menjanjikan kita sukacita dan damai sejahtera. Kita hanya perlu memintanya dan mengalami ketenangan batin di tengah masa-masa sukar. Kita harus mengalami sukacita dan tetap punya pengharapan. Sama seperti apa yang Raja Daud sampaikan da- lam Mazmur 30: 11, “Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kau- buka, pinggangku Kauikat dengan sukacita…” Apakah kamu sedang bersedih dan tidak tenang di tengah masa-masa ini, mintalah supaya Tuhan meringankan bebanmu. 4. Jangan segan untuk tertawa untuk dirimu sendiri “Berkatalah Sara: \"Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku.\" Lagi katanya: \"Siapakah tadinya yang dapat mengatakan kepada Abraham: Sara menyusui anak? Namun aku telah melahirkan seorang anak laki-laki baginya pada masa tuanya.” (Kejadian 21: 6-7) Istri Abraham Sara sudah menunggu selama 90 tahun untuk jadi seorang ibu. Bahkan dia sendiri sudah berpikir kalau dirinya tak lagi bisa memberikan Abraham anak. Tapi dia tercengang saat diberitahu bahwa dia akan punya akan . Dia tertawa saat itu karena merasa terkejut dengan apa yang didengarnya. 5. Tetap berharap “Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa, dan lidah kita dengan sorak-sorai. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa: \"TUHAN telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!” (Mazmur 126: 2) Waktu Tuhan memimpin umat-Nya keluar dari pembuangan dan membawa mereka kembali ke tanah kepunyaan -Nya. Mereka sangat lega dan bersyukur dengan sorak sorai dan kegirangan. Mungkin gampang untuk memikirkan hal-hal negatif yang gak sesuai dengan keinginan kita. Tapi ingatlah ayat di atas. Tuhan mampu melakukan hal-hal yang besar untukmu. Jadi tetaplah berharap. Tuhan sudah memberikan kita obat paling mujarab untuk menyembuhkan luka batin dan kesedihan kita. Jadi, konsumsilah itu dan alami kelegaan di dalam Tuhan.

Sepuluh Prinsip dalam Pelayanan (Yohanes 12:6) Ada perbedaan yang cukup jelas antara melayani Tuhan dan melayani pekerjaan Tuhan. Melayani Tuhan adalah seperti Maria (Lukas 10:38- 42). Yang disebut melayani Tuhan ada- lah berdoa, membangun hubungan yang intim/akrab, serta menanti-nantikan Tuhan. Sedangkan, melayani pekerjaan Tuhan adalah seperti Marta (Lukas 10:38-42). Yang disebut melayani pekerjaan Tuhan adalah menjadi pemimpin pujian, penyanyi di gereja, pemusik, penari tamborin, guru sekolah minggu, dll.. Banyak orang yang suka melayani pekerjaan Tuhan tetapi tidak suka melayani Tuhan. Orang yang melayani Tuhan pasti akan melayani pekerjaan Tuhan, tetapi belum tentu orang yang melayani pekerjaan Tuhan akan melayani Tuhan. 1. Dasar Pelayanan adalah Karakter. Dasar pelayanan kita tidak boleh dibangun atas dasar karunia tapi karakter. Bukan berarti karunia tidak penting. Karakter dan karunia harus berjalan bersa- ma-sama dalam pelayanan. Karakter dan karunia itu seperti kedua kaki kita. Tanpa salah satu dari kaki itu, maka pelayanan kita akan pincang. Ada perbedaan antara karakter dan karunia. Karakter: a)nilainya kekal, b)menyatakan kasih Tuhan, c)melalui proses (waktu), d)membuat kita dikenal Tuhan (1 Korintus 8:3), dan e)harus dikejar (1 Korintus 14:1). Karunia: a)nilainya tidak kekal, b)menyatakan kuasa Tuhan, c)instan (langsung dapat), d)membuat kita terkenal, dan e)harus dikobarkan (2 Timotius 1:6; 1 Tesalonika 5:19). 2. Bentuk Pelayanan adalah Melayani. Banyak orang lebih suka dilayani daripada melayani. In- gatlah bahwa Tuhan datang ke bumi ini untuk melayani bukan untuk dilayani. Tuhan Yesus mau mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa seorang hamba dan taat sampai mati (1 Yohanes 3:16; Filipi 2:5-8). 3. Motivasi Pelayanan adalah Kasih. Motivasi pelayanan kita bukanlah untuk mendapat uang, HP, rumah, mobil, dsb.. Kita harus senantiasa termotivasi oleh kasih Tuhan yang ada di dalam kita karena kasih Tuhan sudah dicurahkan di dalam kita (Roma 5:5). Kasih Tuhan membuat kita sa- bar, murah hati, tidak iri hati dengan teman sepelayanan, tidak sombong, tidak egois, tidak ber- sukacita karena ketidakadilan tetapi karena kebenaran, sabar menanggung sesuatu, percaya segala sesuatu, dan mengharapkan segala sesuatu (1 Korintus 13:4-8). Kasih itu memberi bukan menerima. Salurkan atau alirkan kasih Tuhan yang ada di dalam hati kita, jangan biarkan apa pun menyumbat kasih Tuhan mengalir dari hati kita. Itulah sebabnya jaga hati kita dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Jangan biarkan hati kita tercemar atau dicemari dengan apa pun! 4. Ukuran Kesuksesan Pelayanan adalah Pengurbanan. Kesuksesan pelayanan tidak diukur oleh sudah berapa banyak rumah dan mobil yang dimiliki, melainkan oleh betapa besar pen- gurbanan yang sudah kita berikan untuk mereka yang terhilang, yang lemah, yang hina, yang tidak diperhatikan, yang miskin. Rasul Paulus berkata, \"Aku suka mengorbankan milikku bahkan jiwaku untuk jiwa-jiwa\" (2 Korintus 12:15). Inilah ukuran pelayanan yang benar.

5. Otoritas Pelayanan adalah Penundukan Diri. Yakobus 4:7, \"Tunduklah kepada Allah, lawanlah ib- lis dan iblis akan lari dari padamu.\" Belajarlah tunduk kepada Allah! Belajarlah tunduk kepada orang tua kita di dalam Tuhan! Belajarlah tunduk kepada gembala atau pemimpin kita! 6. Tujuan Pelayanan adalah Memuliakan Tuhan. Tujuan pelayan bukanlah untuk mencari nama, bukan untuk terkenal, melainkan untuk memuliakan Tuhan. Kita harus belajar membelokkan pujian yang orang berikan kepada kita untuk kita kembalikan kepada Tuhan. Jangan mau men- curi kemuliaan Tuhan. Biarlah kita yang semakin kecil, Tuhan yang semakin besar (Yohanes 3:30). Ingatlah segala sesuatu yang kita kerjakan, Tuhanlah yang mengerjakannya untuk kita (Yesaya 26:12). 7. Alat-alat Pelayanan adalah Firman, Doa, Pujian (Yohanes 15:3; Yohanes 17:7; Efesus 3:20; 1 Yo- hanes 5:14; Mazmur 40:2-4; Yesaya 29:29- 30) A. Firman adalah pedang roh kita dalam peperangan rohani (Efesus 6:18). Firman mem- bersihkan dan menguduskan kita (Yohanes 15:3; Yohanes 17:7). Di dalam firman ada nama Yesus dan semua harus tunduk kepada nama Yesus yaitu nama di atas segala nama. B. Doa membuat kita menang di dalam peperangan! Doa menghasilkan kuasa dan damai se- jahtera! Doa membuka pintu surga! Doa mengubah dunia ini! Doa membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin! Doa mengubah kutuk menjadi berkat! C. Pujian merobohkan tembok Yeriko! Pujian membuat musuh-musuh kita terpukul kalah! Pu- jian menarik banyak jiwa datang kepada Tuhan! Di dalam firman ada kuasa, ucapan, perkataan firman! Di dalam doa ada kuasa, tetaplah berdoa! Jangan jemu-jemu berdoa! Di dalam pujian ada kuasa! Tetaplah memuji Tuhan! 8. Kehormatan Pelayanan adalah Bertumbuh dalam Kekudusan Bertumbuh terus di dalam kasih, iman, dan pengharapan! Bertumbuhlah terus di dalam kekudusan! Kejarlah kekudusan! Sebab tanpa kekudusan tidak ada seorang pun yang dapat melihat Tuhan. 9. Kuasa Pelayanan adalah Roh Kudus dan Ketaatan Roh Tuhan ada pada gereja Tuhan. Tuhan men- gurapi gereja-Nya untuk menyembuhkan yang sakit, mengabarkan Kabar Baik, membebaskan para tawanan, mengusir setan, melenyapkan sakit penyakit dan segala kelemahan tubuh, menginjak ular dan kalajengking, menahan kekuatan musuh sehingga tidak ada yang memba- hayakan gereja-Nya (Lukas 4:18-19; Matius 10:1, 7-8; Lukas 10:19) Hiduplah dalam ketaatan! Kita punya kuasa Tuhan! Bangkitlah dan jadilah terang maka dunia ini tidak akan menjadi sama lagi! 10. Teladan Pelayanan adalah Tuhan Yesus Teladan utama pelayanan kita adalah Tuhan dan bukan manusia. Jika teladan kita meneladani manusia, bahkan hamba Tuhan, maka Tuhan akan izinkan kita untuk kecewa terhadap hamba Tuhan itu. Fokuskan mata, hati, pikiran kita kepada Tuhan maka kita tidak akan kecewa (Mazmur 16:8; Ibrani 3:1; Ibrani 12:2). Tidak ada lagi tawar hati! Tidak ada lagi kekecewaan! Tidak ada lagi kepahitan!

Gereja dan Corona: Tradisi Kristen Tangani Wabah Selama Ribuan Tahun Teologi praktis yang menegaskan aspek kepedulian, pengorbanan, dan komunitas kini berperan sangat penting di tengah pandemi COVID-19. Sepanjang sejarah wabah, umat Kristiani menunjukkan pengorbanan dan pengabdian kepada sesama, di luar komunitas Kristen sekalipun. Dengan adanya wabah corona, Gereja kini dituntut untuk kembali menginspirasi dan meredakan kekalutan jemaat. Dunia modern tiba-tiba menjadi akrab dengan teman perjalanan tertua dalam sejarah manusia: ketakutan eksistensial serta ketakutan akan kematian yang tak terhindarkan dan tak dapat dielakkan. Belum ada vaksin atau antibiotik yang ditemukan untuk menyelamatkan umat manu- sia dari wabah virus corona baru saat ini. Pengalaman ini cukup asing bagi orang-orang modern, sehingga kita pada umumnya kurang mendapatkan dukungan psikologis dan budaya untuk pencegahan pandemi COVID-19 saat ini. Untuk menemukan sumber daya moral demi mengatasi COVID-19, seperti potensi tingkat ke- matian dan ketakutan yang membayangi masyarakat serta sumber daya yang dibangun di masa lalu. Artinya, kita bisa mempelajari kembali bagaimana orang-orang Kristiani dari tradisi Gereja Lutheran telah menangani wabah semacam ini di masa lalu. Sementara orang-orang dari semua kelompok agama dan bahkan kalangan tidak beragama menghadapi penyakit ini, pendekatan khusus terhadap epidemi yang telah diadopsi orang Kristen dari waktu ke waktu layak diungkap- kan kembali. Respons umat Kristen terhadap wabah dan malapetaka dimulai dengan beberapa ajaran Yesus yang paling terkenal: “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Lukas 6:31); “Kasihilah sesamamu manu- sia seperti mengasihi dirimu sendiri. ” (Markus 12:31), atau “Tidak ada kasih yang lebih be- sar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yohanes 15:13). Sederhananya, etika Kristen di masa wabah menganggap hidup kita sendiri harus selalu dianggap kurang penting daripada kehidupan sesama manusia. Selama periode wabah di era Kekaisaran Romawi, orang-orang Kristen terkenal dengan tradisi kasih semacam itu. Para sejarawan mencatat, Wabah Antonine mengerikan dari abad ke-2 yang mungkin telah membunuh seperempat Kekaisaran Romawi pada akhirnya menyebabkan penyebaran agama Kristen. Umat Kristiani saat itu konon merawat orang sakit dan menawarkan model spiritual ketika wabah bukanlah pekerjaan dewa-dewa yang marah dan berubah-ubah, tetapi hasil dari Penciptaan yang rusak dalam pemberontakan melawan Kasih Allah.

Epidemi yang lebih terkenal adalah Wabah Siprianus. Namanya berasal dari seorang uskup yang menyampaikan kisah penuh warna tentang penyakit tersebut dalam khotbah-khotbahnya. Diduga sebagai penyakit yang berhubungan dengan Ebola, Wabah Siprianus membantu memicu Krisis Abad Ketiga di peradaban Romawi. Namun, wabah itu juga memicu ledakan pertumbuhan Kristen. Khotbah Siprianus memberi tahu orang-orang Kristen untuk tidak berduka bagi para korban wa- bah (yang telah tinggal di surga), tetapi untuk melipatgandakan upaya dalam merawat yang masih hidup. Rekan uskupnya Dionysius menggambarkan bagaimana orang-orang Kristen, “Tanpa peduli bahaya mengambil alih perawatan orang sakit dan memenuhi setiap kebutuhan mereka.” Bukan hanya orang-orang Kristen yang mencatat reaksi umat Kristiani terhadap wabah. Satu abad kemudian, Kaisar Julianus yang secara aktif menganut pagan mengeluh dengan sengit ten- tang bagaimana “orang-orang Galilea” merawat bahkan orang-orang sakit yang bukan Kristen. Sementara itu, sejarawan gereja Pontianus menceritakan bagaimana orang-orang Kristen me- mastikan, “Kebaikan telah dilakukan untuk semua orang, tidak hanya di keluarga umat beriman.” Sosiolog dan ahli demografi agama dari Amerika Serikat Rodney Stark mengklaim, tingkat ke- matian di kota-kota dengan komunitas Kristen mungkin hanya setengah dari kota-kota lain. Kebiasaan perawatan yang penuh pengorbanan ini telah muncul sepanjang sejarah. Pada 1527, ketika wabah pes melanda Wittenberg, Jerman, profesor teologi dan pendiri gerakan Protestan Martin Luther menolak panggilan untuk melarikan diri dari kota dan melindungi dirinya sendiri. Sebaliknya, ia tetap tinggal dan melayani orang sakit. Penolakan untuk melarikan diri tersebut telah mengorbankan putrinya Elizabeth. Namun, pengor- banan itu juga menghasilkan risalah, “Whether Christians Should Flee the Plague”, ketika ia me- nuturkan secara jelas tentang respons epidemi oleh umat Kristen: Kita mati di pos-pos kita. Para dokter Kristen tidak dapat meninggalkan rumah sakit mereka, gubernur Kristen tidak dapat meninggalkan distrik mereka, para pendeta Kristen tidak dapat meninggalkan jemaat mereka. Wabah tidak akan membatalkan tugas kita, menurutnya Martin Luther, melainkan mengubah tu- gas kita menjadi jalan salib, yang dengannya kita harus siap untuk mati. Bagi orang Kristen, lebih baik mati melayani tetangga daripada dikelilingi oleh tumpukan masker yang tidak pernah digunakan. Jika peduli dengan satu sama lain, jika kita berbagi masker dan sabun serta makanan kaleng, jika kita menjadi “penjaga saudara kita”, kita sebenarnya dapat mengurangi jumlah kematian juga. Bagi orang-orang modern yang mengenal teori penyakit akibat kuman, ini semua bisa terdengar agak bodoh. Merawat orang sakit kedengarannya menyenangkan, tetapi kemungkinan besar

menginfeksi orang lain demi menyelamatkan nyawa. Dalam lingkungan medis yang sangat profesional, haruskah orang awam benar-benar menanggung beban perawatan? Di sini, elemen kedua dari pendekatan Kristen muncul: aturan ketat terhadap bunuh diri dan me- lukai diri sendiri. Tubuh adalah anugerah dari Tuhan dan harus dilindungi. Atau, seperti yang dikatakan Martin Luther dalam esainya tentang topik tersebut, manusia tidak boleh “mencobai Tuhan.” Katekismus yang ditulis Luther untuk pengajaran Kristen menguraikan Perintah Kelima “Jangan Membunuh” dengan mengatakan hal ini sebenarnya berarti kita tidak boleh membahayakan orang lain melalui kelalaian atau kecerobohan kita. Esai Luther mendorong orang percaya untuk mematuhi perintah karantina, mengendalikan hama di rumah mereka melalui fumigasi, dan mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari penyebaran penyakit. Motif Kristen untuk kebersihan dan sanitasi tidak muncul dalam pemeliharaan diri tetapi dalam etika pelayanan kepada tetangga. Kita ingin merawat orang yang menderita, yang pertama dan terpenting berarti dengan tidak menginfeksi yang sehat. Orang-orang Kristen menciptakan berbagai rumah sakit pertama di Eropa sebagai tempat yang higienis untuk menyediakan perawatan selama masa wabah, dengan memahami kelalaian dapat menyebarkan penyakit lebih lanjut, yang pada kenyataannya tergolong pembunuhan. Perintah-perintah tersebut patut diingat ketika badan-badan keagamaan di Amerika Serikat, Ko- rea Selatan, Singapura, Iran, Hong Kong, Malaysia, dan bahkan Indonesia telah berada di garis depan dalam penularan penyakit COVID-19 secara pesat. Termotivasi oleh keprihatinan ini, Lyman Stone dari Foreign Policy telah menyiapkan buku pegangan yang lengkap untuk gereja-gereja tentang bagaimana mereka dapat memperkuat layanan untuk mengurangi penularan virus corona baru, yang diinformasikan oleh pedoman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan pengalamannya bekerja sebagai misionaris di Hong Kong. Pengorbanan pertama yang harus dilakukan orang Kristen untuk me- melihara sesama adalah kenyamanan diri sendiri, ketika kita dengan antusias berpartisipasi da- lam langkah-langkah sanitasi yang agresif dan menjaga jarak (social distancing). Jenis kerendahan hati semacam ini untuk orang lain adalah kekuatan yang kuat. Masker yang ada di mana-mana mungkin sebenarnya tidak sepenuhnya mencegah infeksi, tetapi berfungsi sebagai pengingat nyata, kita semua saling menjaga satu sama lain. Ketika prosedur sanitasi yang baik tak lagi tentang menyelamatkan kebersihan diri kita sendiri dan mulai mencintai sesa- ma, hal itu tidak hanya menyelamatkan jiwa tetapi juga menghibur jiwa. Terdapat salah satu elemen yang lebih kontroversial dari etika Kristen sepanjang sejarah wabah: Gereja tidak membatalkan pertemuan. Seluruh motivasi pengorbanan pribadi untuk merawat

orang lain dan langkah-langkah lain yang terkait untuk mengurangi infeksi mengandaikan keberadaan komunitas ketika kita semua menjadi pemangku kepentingan. Bahkan ketika kita mengambil komuni dari piring dan gelas yang terpisah untuk meminimalisir risiko, tak lagi berjab- at tangan atau berpelukan, dan duduk berjauhan dari satu sama lain, sesama jemaat masih sal- ing berkomunikasi. Beberapa pengamat akan melihat ini sebagai semacam fanatisme: Orang-orang Kristen sangat terobsesi dengan pergi ke gereja sehingga mereka akan berisiko memicu kemunculan epidemi penyakit. Namun, kasusnya bukan seperti itu sama sekali. Virus corona baru membuat lebih dari 95 per- sen korbannya masih dapat bernapas. Meski demikian, hampir setiap anggota masyarakat mera- sa takut, cemas, terasing, sendirian, dan bertanya-tanya apakah ada yang akan merasa ke- hilangan jika mereka kelak tiada. Dalam masyarakat yang semakin individualis, pandemi COVID-19 dapat dengan cepat bermutasi menjadi epidemi keputusasaan. Kehadiran Gereja berfungsi sebagai panggilan sosial, terutama untuk orang lanjut usia: Mereka yang tidak muncul selama kebaktian harus diperiksa keadaann- ya segera pekan itu. Ketika pekerjaan, sekolah, pertemuan publik, olahraga, perkumpulan hobi, atau bahkan dunia luar sama sekali membatasi pertemuan dan interaksi, kehidupan manusia tak lagi berjalan sebagaimana mestinya. Lyman Stone dari Foreign Policy menyimpulkan, kita mem- butuhkan dukungan moral dan mental dari masyarakat untuk menjadi orang-orang baik yang kita cita-citakan. Pilihan orang Kristen untuk mempertahankan pertemuan mingguan di gereja bukan merupakan sebuah takhayul yang mewah. Ini adalah pilihan yang jernih dan rasional untuk menyeim- bangkan diri. Kita melupakan kegiatan lain dan bersusah payah untuk menjaga diri sebersih mungkin agar dapat berkumpul secara bermakna dan saling mendukung. Tanpa dukungan moral ini, sebagaimana yang dibuktikan warga Kota Wuhan, China dan mungkin orang-orang Italia saat ini, kehidupan dapat menjadi tak tertahankan. Bahkan orang-orang non-Kristen yang menghindari pergi ke gereja dapat menghargai pentingnya mempertahankan interaksi dengan komunitas yang saling peduli dan mendukung. Bersemangatlah untuk berkorban demi orang lain, bahkan dengan mengorbankan hidup kita sendiri. Kita perlu bersikap obsesif dalam menjaga rutinitas higienis yang cermat untuk menghindari menulari orang lain. Kita harus mengandalkan komunitas untuk merawat pikiran dan jiwa. Mereka adalah bintang-bintang pemandu yang telah menggembalakan umat Kristiani me- lalui banyak wabah selama ribuan tahun. Ketika dunia terlambat menyadari fakta era epidemi be- lum berakhir, gagasan-gagasan kuno ini jelas masih relevan di zaman modern.



Daftar Community Of Love (COoL) Daftar Community Of LoVe (COoL) BCM PENGKALAN BCM SILIBIN Kord A/Shift : Cassie Ratih 1. COoL Filadelfia : Vivi L 2. COoL Alfa&Omega : Kiki Maria Kordinator Asmur dan Meru : Esterlina Hutasoit 3. COoL Gloria : Natalia Sembiring 0116153704 4. COoL Immanuel ; Joan Butar Butar 2 5. COoL Sangkakala A : Evelyn 1. COoL Keluarga 1 ; Ibu Kezia Sri 6. COoL Faith : Rina Ambarita 2. COoL Taman Meru : Dorcas Dewi 7. COoL Rajawali ; Rinta 3. Taman Meru BB 2 : Laura Elfrida 8. COoL Anak Baru; Cassie Ratih 4. Asrama Murni AA1 : Marissa Hillary 5. Asrama Murni AA2 : Sari Zega Kord B/Shift : Sartika Napitu 6. Asrama Murni AA3 : Esterlina Hutasoit 7. Asmur BB1– Victory : Indah 1. COoL Sangkakala B : Sartika Napitu 8. Asmur BB3- : Ester Nellly 2. COoL Bethesda : Betaria Lumban Batu 9. Asmur BB4 —Glory : Sarmiani Damanik 3. COOL Ekklesia ; Ibu Lydia Ginting 10. Asmur CC1-Grace : Ruth Ira 4. COoL Anugerah : Rebecca Situmorang 11. Asmur CC2-Alena : Ika Alexandra Saragi 5. COoL Glory ; Annaria Sihombing 12. Asmur CC3-Helsa : Rina Tambunan 13. COOl Mapa : Eninta Florentina Kord C/Shift : Ibu Roma Aritonang Daftar Community Of Love (COoL) 1. COoL Maranatha :Siska Telaumbanua Sitiawan 2. COoL Haleluya1 : Martha Indri 3. COoL Haleluya2: Ibu Roma Aritonang 1. Keluarga Sitiawan ; Ibu Novi Simanjuntak 4. COoL Putri Sion : Naomi Triana 2. COoL Cengkat jering ; 5. COoL Igreya : Lindy Tetty R 3. COoL Merbau : 6. COoL Grace boru ni Raja : Helmi S 7. COoL Yobel 1 : Berliana Limbong 8. COoL Yobel 2 : Tabitha Helmi 9. COoL Elshadai : Renia Sihombing 10. COoL Sangkakala C : Riwani Kord Panorama dan Pinji : Yenida Sinaga No HP Kordinator Lainnya Kordi Ibadah Sitiawan ; Ibu Novi 01131741224 1. COoL Eirene : Yenida 2. COoL Agape : Agustria Tamborine : Amelia Bestaria 89530694 3. COoL Hebron : Ibu Saut 4. COoL Batsyeba : Firma Dancer : Nahum 01121511736 Tiang Doa : Naomi Triana 0184628027 5. COoL Agatha : Melidar Simbolon Sek Minggu Silibin: Dorcas Dewi 01136139590 6. COoL Emmanuel ; Lestary 7. COoL Joy : Novita 8. COoL Talent : Laura Unisem A/S ; Cassie Ratih 011114210060 9. COoL Gift : Frida Unisem B/S : Nia Suardina 01137882528 10. COoL Atarah : Risda Manik Unisem C/S : Ibu Roma 01137810720 11. COoL Filadelfia : Susiwanti Panorama & Salutica ; Yenida 0102912209 12. COoL Betsaida : Asri Manurung 13. COoL Liora : Juwita 14. COoL Grace : Astri Hutapea 15. COoL Angela 1 ; Ivana 16. COoL Angela 2 : Fitri Eka 17. COoL Alpha : Irawati 18. COoL Wanita Teladan : Uli Ulina P 19. COoL CC3 : Samot 20.COoL Pinji Anak Baru: Elma Theana

Daftar Community Of Love (COoL) No HP Kordinator KLEBANG RESTU 1. Finisar Q/S : Mida Sagala 0142381370 Kord Finisar S/Shift : Lena Veronica 1. Putri Sion 1 : Elisabateh 2. Finisar R/ S : Hilda Neni 01151937101 2. Putri Sion 2 ; Tirza Manalu 3. Putri Sion 4 ; Cornelia 2 3. Finisar S/S : Veronica Lena 01136138864 4. Putri Sion 5 : Hanna Sirait Kord Kamaya X : Lamria Nababan 4. Yamaha ; Irma Hariyati —0123439536 1. COoL Kemenangan: Irma Aritonang 5. Kamaya 1 : Lamria — 0 11116393061 2. COoL Kasih : Fitry Simatupang 6. Kamaya 2 : Christina —01139529821 3. COoL Yehovah Shalom: Lamria N 7. MMC ; Saurma Sinaga—01139520436 4. COoL Yehovah Jireh : Yohana Kord Yamaha ; Irma Hariyati Napitupulu Kord Kamaya Y : Christina 1. COoL Gab Yamaha ; Siska Maria 1. COoL Tehilah : Mery Aritonang Kord Finisar R/Shift: Hilda 2. COoL Kelbang Ria : Dina Sihombing 1. Cool Wing Onn : Aramintha 3. COoL Immanuel ; Risma 2. COoL Anugrah 1 : Rokaya Simanjuntak 4. Putri Sion : Nurhayati 3. COoL Anugrah 2 : Hilda 5. Filadelfia : Christina 4. COoL Anugrah 3 ; Roindah Tamba 5. COoL Anugrah 4 : Satriani Kord Finisar Q /Shift : Helmida Sagala 1. Wing Onn 1 : Zelda Kata Bijak Untuk Para Pemimpin dan Gembala 2. Khantan Immanuel 1 : Rini Sinaga 3. Khantan Immanuel 2 : Mastinar S “Seorang pemimpin mampu menyen- 4. Khantan Immanuel 3 : Martha S tuh hati orang lain sebelum meminta 5. Khantan Immanuel 4 : Winda N mereka melakukan sesuatu.” Kord MMC; Saurma Sinaga 1. COoL Eklesia : Romaito – John Maxwell 2. COoL Eliezer : Debora Purba 3. COoL Putri Sion : Nira Ambarita Kamu harus menjadi pribadi yang baik. 4. MMC Gefira : Dewinta Purba Kamu harus mampu mendekati orang lain se- 5. MMC Talitakum : Yusnita hingga mereka bisa menyukaimu. Apabila hal 6. MMC Kasih : Lydia Simanjuntak ini sudah kamu lakukan, meminta mereka un- Imperial Tambun & Klebang tuk melakukan sesuatu akan sangat mudah bagimu. Hasil yang diberikan pun tentunya Kord : Tamara Esti akan lebih baik karena mereka ikhlas dan se- 1. Blok Unshakeable Woman ; Emelia mangat dalam menjalankannya. Sinaga 2. Blok A Tambun : Evi Sialagan “Seorang pemimpin adalah seorang 3. Blok F Tambun : Mai Santa Clara penjual harapan.“ 4. Imperial Kasih : Tamara 5. Imperial Hosana : Debora Hutasoit – Napoleon Bonaparte 6. Imperial YES ; Mida Manurung 7. Imperial Blok H ; Romma Haloho Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang 8. Ibu Ibu Bijaksana ; Ibu Hertina S bisa menumbuhkan sebuah harapan pada pengikutnya. Dengan adanya harapan yang tumbuh di hati, akan tergerak untuk melakukan suatu tindakan nyata demi mereal- isasikan suatu harapan tersebut menjadi ken- yataan.

 SELURUH IBADAH RAYA MINGGU SAMPAI TANGGAL 12 APRIL 2020 DIL- AKUKAN SECARA ONLINE—LINK ONLINE AKAN DI BAGIKAN SETIAP JUMAT/SABTU  PERJAMUAN KUDUS BULAN APRIL AKAN DISATUKAN DENGAN IBA- DAH JUMAT AGUNG SECARA ONLINE DEMIKIAN JUGA DENGAN IBA- DAH PASKAH .  SAATNYA KEGERAKAN DOA SYAFAAT DAN PELAYANAN PROFETIK DILAKUKAN SEKARANG INI. MARI LAYANI TUHAN DAN TEIMA KARUNIA ROH KUDUS Matthew 18:19-20 19 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. 20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.\" ❤2Tawarikh 7:14❤ Mari ber PUASA 40 HARI —-1 Maret - s/ d Jumat Agung.—-10 April-2020. Pray-syafaat - praise -Worship- & words ( firman) - mendengar suaraNYA. ❤- Hampiri TUHAN dan masuk dlm HadiratNYA. ❤-Alami kemuliaan NYA: Keluaran 33:18-19 ; Exodus 33:18-19 ; -His goodness -The name of JESUS -His mercy n -compassion. ❤- rindukan untuk mulai punya pengalaman Supranatural dgn YESUS melalui lawatan Roh KudusNYA. ❤- Bersyafaat dan bangun keintiman dgn TUHAN utk tau hatiNYA buat jiwa2. —1 Tim 2:1-4.( ay 4) —2 petrus 3:9. ❤-Doakan utk wabah yg melanda dunia- COVID- 19.- Pray for INDONESIA, umatNYA- Sesuai : -Mazmur 62:8 ; -Mazmur 18:2. ; Yeremia 33:6 ; Mazmur 121 ; -Mazmur 91. ❤- Doa buat pencurahan Roh kudus dizaman dan generasi ini - doa buat Tuaian besar di akhir zaman..

MO T I V A S I & ART I KE L VISI, MISI DAN TUJUAN LOKAL BETHANY CHURCH IPOH PERAK 2020 Y VISI LOKAL : GENERASI MILENIAL MEMENUHI PANGGILAN SPESIAL PANTEKOSTA KETIGA DI AKHIR ZAMAN. MISI : MENJADI GENERASI GENERASI MUDA YANG AKAN MEMIMPIN GEREJA – GEREJA TUHAN AKHIR ZAMAN DENGAN KAPASITAS KERAJAAN SURGA DALAM DOA, PUJIAN DAN PENYEMBAHAN YANG INTIM DENGAN TUHAN SEHINGGA MENJADI GENERASI PENEROBOS DALAM KEHIDUPAN ROHANI DI SELURUH ASPEK KEHIDUPAN . GEN- ERASI MILENIAL MENJADI GENERASI YANG PROFETIK , TAJAM DAN PEKA DENGAN ROH KUDUS DALAM KARUNIA KARUNIA PELAYANAN YANG PADA AKHIRNYA MEN- JADI GENERASI YANG MENUAI JIWA JIWA UNTUK KEMULIAAN TUHAN. TUJUAN : 1. SUPAYA GENERASI INI MENERIMA WARISAN GEREJA DALAM MATIUS 16:18-19, YAITU ALAM MAUT TIDAK AKAN MENGUASAINYA DAN KEDUA MEREKA AKAN MENERIMA KUNCI KERAJAN SURGA. 2. SUPAYA GENERASI INI BERPALING KEPADA ORANG TUA MEREKA DAN ORANGTUA MEREKA JUGA BERPALING KEPADA ANAK ANAK SEHINGGA MENERIMA WARISAN KELUARGA YANG PERNAH HILANG KARENA DOSA DAN KUTUK (KEJADIAN 1:26- 28).


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook