COOL Material 4th Week of January 2020 – Bethany Church Singapore DIMENSI BARU DALAM HIDUP KITA “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar- Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” (2 Korintus 3:18) PENDAHULUAN Kita telah memasuki tahun 2020, Tahun Dimensi Yang Baru. Kata “dimensi” dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah ukuran yang mencakup panjang, lebar, tinggi, luas dan lainnya. Dimensi juga bermakna salah satu aspek yang meliputi atribut, elemen, item, fenomena, situasi atau faktor yang membentuk suatu entitas. Jika kita merenungkan ayat bacaan kita diatas yang merupakan salah satu nats dari tema tahun 2020, jelaslah bahwa janji TUHAN bagi kita, dimensi yang baru berarti makin diubahkan menjadi serupa dengan Kristus, dalam kemuliaan yang semakin besar. Dengan kata lain, dalam tahun dimensi yang baru ini, dimensi dan kapasitas rohani kita makin diperbesar (meningkat), bahkan TUHAN akan “…mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun,” (Ulangan 28:13-14). PEMBAHASAN Di Tahun Dimensi Yang Baru ini paling tidak ada 3 (tiga) hal yang harus kita tingkatkan: 1. Dimensi kasih kita kepada TUHAN dan sesama. Dimensi kasih seperti apa yang Tuhan Yesus kehendaki dari kita sesungguhnya? Kasih yang tidak bersyarat (agape), kasih yang “walaupun/meskipun…” dan bukan kasih yang “kalau…” artinya kita tetap mengasihi TUHAN dan sesama walaupun kita belum
COOL Material 4th Week of January 2020 – Bethany Church Singapore menerima jawaban doa, walaupun belum mengalami mujizat, walaupun belum melihat pertolongan TUHAN. Dan bukan sebaliknya: “saya mengasihi TUHAN kalau saya diberkati, kalau saya ditolong TUHAN, kalau saya menerima mujizat dari TUHAN. Dalam Yohanes 21:15-17, ketika bertanya kepada Petrus untuk yang pertama dan kedua kali, Tuhan Yesus bertanya: “apakah engkau mengasihi (agapao/agape) kepada-Ku?” “Jawab Yesus: \"Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.\" (Markus 12:29-31) Dalam ayat tersebut diatas, dimensi kasih yang Tuhan Yesus kehendaki adalah mengasihi TUHAN dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan. Dan dimensi kasih kepada sesama adalah seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Mari kita refleksi diri, apakah dimensi kasih kita sudah seperti yang Tuhan Yesus kehendaki? 2. Dimensi penyembahan kita kepada TUHAN Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.\" (Yohanes 4:23-24) Penyembahan kepada TUHAN tentunya melibatkan segenap keberadaan kita, yakni tubuh, jiwa dan roh. Misal penyembahan dalam arti yang sempit, dimana kita berdoa, memuji dan menyembah TUHAN: dengan tubuh kita mengeluarkan suara
COOL Material 4th Week of January 2020 – Bethany Church Singapore (menyanyi, bersorak, dll), menari, bertepuk tangan, melompat, berlutut, tersungkur, dan lain-lain. Dengan jiwa kita bersukacita, fokuskan pikiran kita menyembah, dengan luapan emosi (kerinduan, kasih sayang, dll), namun tidak berhenti sampai pada dua aspek/dimensi itu saja, melainkan juga harus sampai pada dimensi roh, dimana kita menyembah Dia juga dengan roh kita yang dipenuhi dengan Roh Kudus, memuliakan TUHAN, berkomunikasi dengan TUHAN, meninggikan TUHAN dengan berbahasa roh. 3. Dimensi pemberian (persembahan) kita Memberi persembahan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam ibadah kita, sekalipun ada gereja yang memasukan persembahan dalam liturgi ibadah, maupun yang memberikan kebebasan kepada jemaat untuk memberi persembahan sebelum atau sesudah ibadah ke dalam kotak persembahan atau nomor rekening yang telah disediakan, prinsipnya persembahan pasti ada dalam ibadah kita sebagai orang percaya. Mari kita renungkan dimensi pemberian/persembahan yang menyentuh di hati Tuhan Yesus. “Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: \"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.\" (Markus 12:41-44)
COOL Material 4th Week of January 2020 – Bethany Church Singapore Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini adalah: Pertama, Berilah persembahan dengan sukacita dan di dorong karena kasih kita kepada Tuhan. Kedua, Persembahan yang kita berikan kepada Tuhan tidak selalu berbicara kuantitas, tetapi kualitas. Kita percaya bahwa kebaikan Tuhan itu sempurna dan telah memelihara seluruh hidup kita, maka itu kita memberi untuk pekerjaan Tuhan dan melaluinya, kita memuliakan Dia. Sebab ada tertulis: “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu..” (Ams. 3:9). Ketiga, bentuk persembahan terbaik adalah ketika kita memberikan seluruh hati dan hidup kita untuk Tuhan. Setiap kita, Tuhan berikan waktu, tenaga, kemampuan berpikir, talenta dan juga materi. Sebagai umat yang mengasihi Allah, maka kita mempergunakan apa yang kita miliki tersebut untuk diberikan kepada Tuhan sebagai Pribadi yang kita sembah. Setiap orang memiliki panggilan masing-masing untuk memberi dari apa yang mereka miliki. Biarlah di tahun dimensi yang baru ini, kita melangkah lebih dalam dari pada tahun- tahun yang lalu, untuk apa? Untuk mempersembahkan hal-hal terbaik yang kita miliki dengan tujuan memuliakan Dia. PENUTUP Saudara terkasih, mengalami dimensi yang baru pada tahun ini hanya akan terjadi pada kita jika kita memusatkan hidup kepada Tuhan, berani untuk melangkah tanpa ragu. Karenanya, kita perlu meminta kepada kepada Tuhan untuk diberikan hati yang baru, hati yang penuh dengan iman, keyakinan dan komitmen untuk berjalan bersama Roh Kudus melakukan kehendak Allah, apapun tantangannya. Mari kita berdoa untuk menerima dari Tuhan hati dan pikiran yang baru, berjalan dari kemuliaan kepada kemuliaanNya. Amin.
Search
Read the Text Version
- 1 - 4
Pages: