MENULIS ARTIKEL Kiatnya …. September 21 [email protected] 1
MOTIVASI : Hal yang biasanya melatarbelakangi Dimensi menjaga eksistensi Dimensi profesi guru/pengawas Dimensi finansial Dimensi keharusan diri September 21 [email protected] 2
KEMBANGKAN DAN PELIHARA TALENTA MENULIS Semua orang memiliki talenta atau bakat menulis (Ishawara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, 2005) Talenta dan bakat menulis harus senantiasa dikembangkan dan di pelihara Latihan yang baik dan teratur Tidak mudah merasa putus asa Tidak mudah mengeluh Tidak mudah merasa lelah dan kecewa September 21 [email protected] 3
PENULIS KERDIL: KURANG BANYAK MEMBACA There is no writingwithout reading! Menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca Orang yang menulis tanpa banyak membaca bisa saja menjadi penulis, tetapi penulis yang kerdil Orang yang banyak membaca, tetapi tidak pernah menulis, dan ilmunya tidak akan banyak bermanfaat bagi orang lain Penulis yang tidak cukup stock of knowledge dipastikan tidak akan mampu menggaet pembaca untuk setia pada tulisan yang ditawarkan. September 21 [email protected] 4
JANGAN PERNAH MENGKAMBINGHITAMKAN WAKTU “Wah saya tidak punya waktu menulis!” “Saya terlalu sibuk sehingga saya tidak bisa menulis!” Kenyataan waktu yang bagi setiap orang berdurasi sama 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu mengapa ada orang yang banyak menghasilkan tulisan. Kegagalan dan ketidakberesan dalam menata waktu dijadikan semacam ‘batu sandungan’ September 21 [email protected] 5
KERJA IKHLAS dan TUNTAS, bukan hanya KERJA KERAS dan CERDAS Dalam konteks penulis, untuk benar-benar bisa menulis, orang harus terus berupaya dengan 4 prinsip; 1. Kerja keras, hasil tampak jelas dan signifikan 2. Kerja cerdas, sesuatu yang berat menjadi ringan, sesuatu yang rumit dapat dipermudah. 3. Kerja ikhlas, tidak pernah kecewa dan putus asa jika hasil dianggap gagal, dikritik atau ditolak redaksi. 4. Kerja tuntas, tidak menunda pekerjaan dan diselesaikan dengan baik. September 21 [email protected] 6
MENULIS TIDAK MUDAH DIPERLUKAN KETEKUNAN DAN PERJUANGAN Menulis itu gampang-gampang susah Seorang penulis harus mengalami proses jatuh bangun, bahkan mungkin jatuhnya lama sekali dan tidak segera bangun Penulis pemula bisa saja mati suri, baru bangkit lagi setelah benar-benar dapat melupakan masa lalunya dan mulai hidup dalam nuansa baru Penyebab kegagalan karena jatuh terperosok sendiri dalam ketidaktekunan alias ketidaksetiaan dengan waktunya sendiri Sebuah prestasi menulis harus bermula dari nyali dan keberanian untuk berjuang tidak kenal lelah September 21 [email protected] 7
PEGANG PRINSIP: “STAR WRITING NOW!” Jangan hanya menakut-nakuti dengan senjata, tetapi tidak pernah mengenakannya. Jangan banyak kata-kata, biasanya menyangkut strategi atau taktik dalam menulis”wis pokoke kecekel” pokoknya “ intine wis kecekel” yang maksudnya tinggal menuliskannya saja. “Stop theorizing, and start writing!” September 21 [email protected] 8
Lakukan dengan tidak tergesa-gesa, tapi penuh kecermatan dan ketelitian! September 21 [email protected] 9
Be Creative !!! September 21 [email protected] 10
Gunakan berbagai alat bantu (outline, peta konsep, kamus, dll.) September 21 [email protected] 11
Menulis Menulis Menulis dan Menulis September 21 [email protected] 12
Cek dan Ricek Baca lagi Perbaiki lagi Tulis lagi Baca lagi … September 21 [email protected] 13
Kode Etik Kode etik merupakan seperangkat norma dan aturan yang perlu diperhatikan dalam menulis suatu karya ilmiah. Norma dan aturan ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data atau informan. September 21 [email protected] 14
Dosa besar dalam menulis Manipulasi data – menyajikan kebohongan Menduplikasi naskah dan publikasi Plagiat (menyontek) Konflik kepentingan Memberikan opini secara subjektif Menceritakan diri sendiri (menyombongkan diri) September 21 [email protected] 15
Mari kita menulis …! September 21 [email protected] 16
Kembangkan menjadi artikel September 21 [email protected] 17
1 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Tujuan Pendidikan Nasional - Ketentuan Umum Pasal 1 No.20 tahun 2003) Pasal di atas dengan jelas menggambarkan bahwa pembelajaran harus interaktif. Guru harus merencanakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga interaksi bukan saja terjadi antara dirinya dengan siswa, tapi juga interaksi diantara siswanya dan lingkungan belajarnya. Lingkungan belajar adalah keadaan menyeluruh suatu pembelajaran yang di dalamnya seharusnya sudah termasuk teknik pengelolaan kelas yang terencana. Hal-hal seperti membangun kebersamaan, memupuk kerjasama dan sikap saling menghormati harus diajarkan dan dibiasakan agar mendukung terbentuknya lingkungan belajar yang kondusif dan positif. Sumber belajar pun harus dirancang dengan baik agar dapat mendorong motivasi siswa, relevan dengan keadaan dan menantang untuk dipelajari. Guru harus memulai pembelajaran dari hal yang sederhana dan dekat dengan siswanya, agar mereka lebih mudah menghubungkan apa yang dipelajari dengan kehidupan mereka. Jika pasal di atas benar-benar ditelaah dan dilakukan, maka pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan bukanlah sebuah jargon lagi. PAKEM akan menjadi kendaraan menuju pembelajaran yang bermakna, dimana cita-cita pendidik Indonesia dalam mencetak generasi pemimpin masa depan yang berkualitas dapat tercapai. September 21 [email protected] 18
2 Seorang Ibu Guru sedang memfasilitasi siswanya pada mata ajaran mulok (muatan lokal) menganyam. Dengan materi dan bahan yang tersedia di lingkungan sekitar sekolah tersebut, kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung dengan baik. Guru memulai kegiatan inti pembelajaran dengan menunjukkan beberapa bagian dari bahan anyaman. Di hadapan siswanya, beliau memperagakan langkah-langkah mengayam dari awal sampai akhir. Siswa tampak begitu antusias dalam mempraktekkan pengalaman belajarnya. Begitulah proses mata ajaran mulok menganyam berlangsung seperti terlihat pada gambar. September 21 [email protected] 19
3 Kegiatan belajar tidak harus berlangsung di dalam kelas dan bersumber dari seorang guru kelas. Seperti dalam foto di atas, siswa dapat belajar di luar kelas dan dari seorang ibu pengrajin anyaman dari daun kelapa. Kegiatan belajar seperti ini akan memberi banyak manfaat bagi siswa lebih dari apa yang didapat siswa dari kegiatan belajar di kelas. Diantara manfaat dari menggunakan materi otentik seperti kegiatan dalam foto di atas adalah mampu memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna karena bahan ajar yang digunakan sesuai dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu, kegiatan seperti ini dapat meningkatkan interaksi antara siswa dengan lingkungan sosialnya. September 21 [email protected] 20
4 Guru yang kreatif bisa mengubah hal-hal sederhana menjadi sebuah proses belajar mengajar yang menarik bagi para siswa. Karena kreatifitasnya, peralatan sederhana seperti selembar tikar dan beberapa lembar kertas dapat menjadi media yang handal. Siswa dengan masing-masing perannya terlibat dalam kegiatan belajar. Beberapa siswa bertindak sebagai pelaksana, atau sebagai perancang, sementara yang lain pemberi saran. Guru bertindak sebagai fasilitator. Dengan kegiatan seperti ini, siswa nampak tersenyum dan bersemangat mengikuti proses tersebut. Perasaan ini tentu sangat berpengaruh terhadap proses belajar yang mereka ikuti. Krashen (1982) mengatakan bahwa apabila siswa merasa senang dengan proses belajar yang dijalaninya, maka proses belajar terjadi. Guru tersebut, dalam kesederhanaanya, telah menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dengan baik. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa guru yang kreatif mampu menjawab semua tantangan dan mayakinkan bahwa proses belajar terjadi dengan baik. September 21 [email protected] 21
5 Pembelajaran dengan melihat dan mencoba sendiri suatu proses pembuatan sesuatu sepertinya lebih menarik dan efektif . Contohnya memperkenalkan proses menganyam dikalangan siswa. Seorang ibu sedang mendemonstrasikan bagaimana tehnik-tehnik dasar menganyam sehingga menghasilkan sebuah tikar walaupun bahan dasarnya bukan janur atau daun pandan. Siswa nampak antusias untuk mencoba bagaimana menganyam dengan kertas-kertas tersebut. Sayangnya mengapa pembelajaran ini hanya diminati oleh para siswi, padahal menganyam adalah suatu ketrampilan yang menarik untuk dipelajari? Siswa pada dasarnya berminat untuk mempelajari apapun sekalipun sulit. Cara belajar seperti ini sangat berarti karena siswa lebih mudah memahami proses yang dilihat dan dilakukanya sendiri. September 21 [email protected] 22
6 Seiring dengan revolusi teknologi informasi, guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan. Siswa dapat memperoleh informasi dari mana saja, dan tidak mengherankan terkadang siswa mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik daripada gurunya. Karena itu guru sebaiknya berfungsi sebagai fasilitator dalam proses belajar mengajar. Gambar ini merefleksikan bagaimana seorang guru melakukan hal tersebut. Ibu guru ini memberikan demonstrasi tentang bagaimana membuat sebuah keranjang kepada siswanya. Ia mengajak dua orang siswa yang terlihat cukup paham dan terampil tentang cara membuat keranjang tersebut. Siswa-siswa lainnya memperhatikan secara seksama dan kemudian mereka dipersilahkan untuk membuat keranjangnya sendiri-sendiri. Para siswa yang sudah terampil tersebut membantu gurunya dengan menjadi mentor bagi rekan-rekannya. Konsep ini juga dapat diterapkan di setiap mata pelajaran, baik itu matematika, bahasa, sains, ilmu sosial, dan sebagainya. September 21 [email protected] 23
Kerangka Isi : Artikel Ilmiah Pendahuluan : latar belakang masalah, rumusan masalah Kajian teori: menguraikan tentang teori-teori yang relevan, Pembahasan terutama mengemukakan tentang gagasan/ide penulis dalam upaya memecahkan masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan pemelajaran di sekolahnya. Pembahasan tersebut didukung oleh teori dan data yang relevan. Simpulan September 21 [email protected] 24
ALASAN PENOLAKAN NASKAH Naskah merupakan kumpulan copy paste Sekedar opini, berandai, tanpa jejak ilmiah Tidak mencantumkan sumber/plagiat Naskah terlalu teknis dan spesifik Jumlah dan wilayah pembacanya sempit Tidak sesuai dengan ciri khas penerbit/jurnal Bahasanya belum tepat/sesuai kTearlilmaluatbdaannyapkarsaaglarahfdalam pilihan kata, susunan Sudah banyak dibahas September 21 [email protected] 25
Naskah yang Layak Terbit Enak dibaca dan perlu Penyajiannya lebih populer Isinya Mutakhir Sasaran Pembacanya jelas Tidak mengandung resiko September 21 [email protected] 26
Search
Read the Text Version
- 1 - 26
Pages: