KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI KEBIJAKAN KURIKULUM UNTUK PEMULIHAN PEMBELAJARAN SETELAH PANDEMI NOVEMBER 2021
Riset menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) literasi dan numerasi yang signifikan Indikasi learning loss: berkurangnya kemajuan belajar dari kelas 1 ke kelas 2 SD. Literasi ▪ Sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun (kelas 1 SD) adalah sebesar 129 poin untuk -52 literasi dan 78 poin untuk numerasi. (6 bulan) ▪ Setelah pandemi, kemajuan belajar selama kelas 1 Numerasi berkurang secara signifikan (learning loss). -44 ▪ Untuk literasi, learning loss ini setara dengan 6 bulan belajar. (5 bulan) ▪ Untuk numerasi, learning loss tersebut setara dengan 5 bulan belajar. (Diambil dari sampel 3.391 siswa SD dari 7 Kab/Kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021) SEBELUM Indikasi SESUDAH (TA 19/20) Learning Loss (TA 20/21) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2
Sebagai bagian dari mitigasi learning loss, sekolah diberi opsi untuk menggunakan kurikulum yang disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar Satuan pendidikan diberi tiga pilihan kurikulum % Kemendikbudristek menyusun modul literasi dan (Kepmendikbud Nomor 719/P/2020) pengguna* numerasi untuk membantu guru menerapkan kurikulum. Juga tersedia modul untuk orang tua Menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh 59,2% yang dapat digunakan di rumah. Menggunakan “Kurikulum Darurat” 31,5% (Kurikulum 2013 yang disederhanakan Kemendikbudristek) Melakukan penyederhanaan kurikulum secara 8,9% mandiri Di samping itu, terdapat 0,4% satuan pendidikan menggunakan kurikulum lainnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3 * Sumber: Survei Pembelajaran di Masa Pandemi Jenjang Dikdasmen, BSKAP Kemendikbudristek, Juli 2021
Siswa pengguna Kurikulum Darurat mendapat capaian belajar yang lebih baik daripada pengguna Kurikulum 2013 secara penuh, terlepas dari latar belakang sosio-ekonominya Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 kab/kota Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi learning loss dari 8 provinsi (April-Mei 2021) menunjukkan perbedaan hasil belajar numerasi dan literasi, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat. dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi) Capaian dengan Capaian dengan Kurikulum 2013 Kurikulum Darurat 482 Kurikulum 2013 482 517 Proyeksi capaian jika Selisih Skor tidak ada Numerasi learning loss Capaian Indikasi Learning Loss (-5 bulan pembelajaran) 522 Kurikulum Darurat 517 Numerasi +4 bulan manfaat Kurikulum Darurat (+4 bulan) Kurikulum 2013 532 Capaian dengan Proyeksi Kurikulum 2013 capaian jika Selisih Skor 570 Capaian dengan tidak ada Literasi +4 bulan 532 Kurikulum Darurat learning loss Kurikulum Darurat 570 583 Capaian Indikasi Learning Loss (-6 bulan pembelajaran) Literasi manfaat Kurikulum Darurat (+4 bulan) KKeemmeennteteriraiannPePnednididkaikna,nK,eKbeubduadyaayna,aRni,sReti,sdeat,ndTaenknToelkongoilogi 4
(NUMERASI) Manfaat penggunaan Kurikulum Darurat lebih besar pada siswa dari kelompok rentan Literasi ibu Buku teks di rumah Wilayah tempat tinggal Kurikulum 2013 384 Kurikulum 2013 402 Kurikulum 2013 399 Siswa dengan Siswa yang Siswa di 450 Ibu yang tidak tidak memiliki Wilayah bisa membaca buku teks Tertinggal Kurikulum Darurat 448 Kurikulum Darurat 452 Kurikulum Darurat +8 +6 +6 bulan bulan bulan Siswa dengan Kurikulum 2013 495 Siswa yang Kurikulum 2013 496 Siswa di Kurikulum 2013 496 Ibu yang bisa Kurikulum Darurat 522 memiliki buku Kurikulum Darurat 522 Wilayah Maju Kurikulum Darurat 521 membaca teks di rumah +4 bulan +4 bulan +3 bulan Berdasarkan hasil survei INOVASI & Puslitjak terhadap 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5 20 kab/kota dari 8 provinsi (April-Mei 2021)
(LITERASI) Manfaat penggunaan Kurikulum Darurat lebih besar pada siswa dari kelompok rentan Literasi ibu Buku teks di rumah Wilayah tempat tinggal Siswa dengan Kurikulum 2013 424 Siswa yang Kurikulum 2013 424 Siswa di Kurikulum 2013 399 Ibu yang tidak tidak memiliki Wilayah bisa membaca buku teks Tertinggal Kurikulum Darurat 480 Kurikulum Darurat 480 Kurikulum Darurat 480 +6 bulan +6 bulan +5 bulan Siswa dengan Kurikulum 2013 547 Siswa yang Kurikulum 2013 549 Kurikulum 2013 550 Ibu yang bisa Kurikulum Darurat 578 memiliki buku Kurikulum Darurat 577 membaca teks di rumah Siswa di Wilayah Maju Kurikulum Darurat 576 +4 bulan +3 bulan +3 bulan Berdasarkan hasil survei INOVASI & Puslitjak terhadap 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 6 20 kab/kota dari 8 provinsi (April-Mei 2021)
Kurikulum Darurat efektif memitigasi learning loss karena membantu guru untuk fokus pada materi esensial dan menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam untuk mengembangkan karakter dan kompetensi dasar Penyederhanaan tergambar pada jumlah Data kualitatif mengkonfirmasi bahwa guru merasa terbantu untuk melihat kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia materi yang esensial, sehingga bisa merancang dan menerapkan pembelajaran yang mengalami penurunan antara 42% (SMA yang lebih baik. Modul literasi-numerasi dari Kemendikbudristek juga sering peminatan) sampai 68% (SMP). disebutkan sebagai alat bantu yang bermanfaat untuk penerapan kurikulum. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 7
Kurikulum prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran. Pra pandemi Pandemi Pandemi Pemulihan 2024 2020 - 2021 2021 - 2022 pembelajaran 2022 - 2024 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013, Kurikulum 2013, Penentuan kebijakan Kurikulum Darurat Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Darurat, kurikulum nasional Kurikulum Prototipe di berdasarkan evaluasi (Kur-2013 yang dan Kurikulum terhadap kurikulum disederhanakan) SP dan SMK PK Prototipe sebagai opsi pada masa pemulihan bagi semua satuan pembelajaran pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 8
Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar. Kurikulum prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran: Pengembangan soft skills dan karakter (akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan, kemandirian, nalar 1 kritis, kreativitas) mendapat porsi khusus melalui pembelajaran berbasis projek. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu 2 cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran 3 yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9
Karakteristik Kurikulum Prototipe di PAUD, SD, dan SMP (dan yang sederajat) PAUD SD SMP Kegiatan bermain sebagai proses belajar Penguatan kompetensi yang mendasar Penyesuaian dengan perkembangan yang utama dan pemahaman holistik: teknologi digital, mata pelajaran Informatika menjadi mata pelajaran Penguatan literasi dini dan penanaman • Untuk memahami lingkungan sekitar, wajib karakter melalui kegiatan bermain-belajar mata pelajaran IPA dan IPS berbasis buku bacaan anak digabungkan sebagai mata pelajaran Panduan untuk guru Informatika disiapkan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial untuk membantu guru-guru pemula, Fase Fondasi untuk meningkatkan (IPAS) sehingga guru mata pelajaran tidak harus kesiapan bersekolah berlatar belakang pendidikan informatika • Integrasi computational thinking Pembelajaran berbasis projek untuk dalam mata pelajaran Bahasa Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila Indonesia, Matematika, dan IPAS penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan melalui kegiatan perayaan hari dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun besar dan perayaan tradisi lokal • Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran ajaran pilihan Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 2 kali dalam satu tahun ajaran KKeemmeennteteriraiannPePnednididkaikna,nK,eKbeubduadyaayna,aRni,sReti,sdeat,ndTaenknToelkongoilogi 10
Karakteristik Kurikulum Prototipe di SMA, SMK, dan SLB (dan yang sederajat) SMA SMK SLB Lebih fleksibel untuk disesuaikan dengan Dunia kerja dapat terlibat dalam Capaian pembelajaran pendidikan khusus minat siswa, karena pilihan pada level pengembangan pembelajaran dibuat hanya untuk yang memiliki mata pelajaran (bukan program hambatan intelektual peminatan/ penjurusan) Struktur lebih sederhana dengan dua kelompok mata pelajaran, yaitu Umum dan Untuk pelajar di SLB yang tidak memiliki Di kelas 10 pelajar menyiapkan diri untuk Kejuruan. Persentase kelompok kejuruan hambatan intelektual, capaian menentukan pilihan mata pelajaran di meningkat dari 60% ke 70% pembelajarannya sama dengan sekolah kelas 11. Mata pelajaran yang dipelajari reguler yang sederajat, dengan serupa dengan di SMP Penerapan pembelajaran berbasis menerapkan prinsip modifikasi kurikulum projek dengan mengintegrasikan mata Di kelas 11 dan 12 pelajar mengikuti mata pelajaran terkait. Sama dengan pelajar di sekolah reguler, pelajaran dari Kelompok Mapel Wajib, pelajar di SLB juga menerapkan dan memilih mata pelajaran dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi pembelajaran berbasis projek untuk kelompok MIPA, IPS, Bahasa, dan mata pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 menguatkan Pelajar Pancasila dengan Keterampilan Vokasi sesuai minat, bakat, semester). mengusung tema yang sama dengan dan aspirasinya sekolah reguler, dengan kedalaman materi Pelajar dapat memilih mata pelajaran di dan aktivitas sesuai dengan karakteristik Pembelajaran berbasis projek untuk luar program keahliannya dan kebutuhan pelajar di SLB penguatan profil Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun Alokasi waktu khusus projek penguatan ajaran, dan pelajar menulis esai ilmiah profil pelajar Pancasila dan Budaya sebagai syarat kelulusan Kerja untuk peningkatan soft skill (karakter dari dunia kerja) KKeemmeennteteriraiannPePnednididkaikna,nK,eKbeubduadyaayna,aRni,sReti,sdeat,ndTaenknToelkongoilogi 11
Penerapan Kurikulum Prototipe didukung melalui penyediaan buku teks serta pelatihan dan pendampingan bagi guru, KS, dan dinas pendidikan. 01 Buku teks pelajaran ● Buku teks, modul dan perangkat ajar lain disediakan dan perangkat ajar secara digital melalui platform digital untuk guru. Sekolah pendukung dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS reguler, dukungan pemda, dan yayasan ● Buku cetak disediakan melalui SIPLah dengan dana BOS, atau cetak mandiri 02 Pelatihan dan ● Pelatihan mandiri bagi guru dan KS melalui micro pendampingan guru, KS, learning di platform digital, pendampingan guru/KS oleh dan pemda sekolah penggerak angkatan pertama, dan pendampingan bagi pemda 03 Jam mengajar dan ● Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan tunjangan profesi guru guru ● Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1212
Terima kasih 13
Search
Read the Text Version
- 1 - 13
Pages: