ekonomi yang dimiliki anggotanya (pemodal) tetapi efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi mereka bukan pelanggan organisasi ekonomi yang dapat menjadikan perekonomian rakyat sebagai dibentuk. dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional. Ekonomi koperasi memberikan gambaran pada pihak manajemen koperasi bagaimana 4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembang- cara yang terbaik dalam mengambil keputusan kan perekonomian nasional yang merupakan us- penting tentang pelayanan kepada anggota aha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan sehingga koperasi dapat terus berkembang melalui dan demokrasi ekonomi. Sebagai salah satu peningkatan partisipasi anggota. Disamping itu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian In- dengan mempelajari ekonomi koperasi kita akan donesia, koperasi mempunyai tanggung jawab mengetahui sampai seberapa jauh konsep yang untuk mengembangkan perekonomian nasional tersusun dalam teori ekonomi dapat digunakan bersama-sama dengan pelaku-pelaku ekonomi untuk menganalisis keunggulan koperasi. lainnya. Dengan demikian koperasi harus mem- punyai kesungguhan untuk memiliki usaha yang 2. Fungsi dan Peran Koperasi sehat dan tangguh, sehingga dengan cara terse- but koperasi dapat mengemban amanat dengan Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU baik. No. 25 Tahun 1992, fungsi dan peran koperasi di Indonesia seperti berikut ini: Fungsi dan peran koperasi di balai diklat keagamaan denpasar sendiri adalah sebagai berikut: 1) Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya a. Sebagai komponen kegiatan perekonomian yang dan masyarakat pada umumnya untuk mening- menunjang pelaksanaan diklat di balai diklat katkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Po- keagamaan denpasar. Koperasi disebut sebagai tensi dan kemampuan ekonomi para anggota penunjang proses pelaksanaan diklat karena koperasi pada umumnya relatif kecil. Melalui dalam kesehariannya memberi kelancaran dan koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi kemudahan kepada seluruh komponen diklat. yang kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan, Peserta diklat dapat membeli kebutuhan sehari- sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih hari yang diperlukan untuk memenuhi kebutu- besar. Dengan demikian koperasi akan memiliki hannya selama menjadi peserta di balai diklat peluang yang lebih besar dalam meningkatkan keagamaan denpasar. Kebutuhan itu meliputi kesejahteraan ekonomi dan sosial anggota ko- baju batik, sandal jepit, baju tidur, pasta gigi, perasi pada khususnya dan masyarakat pada sikat gigi, sabun, camilan dan foto copy dalam umumnya. mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh panitia. Begitu pula panitia dapat memfoto copy 2) Turut serta secara aktif dalam upaya meningkat- panduan diklat, penilaian widyaiswara, materi kan kualitas kehidupan manusia dan masyara- untuk peserta maupun laporan diklat. kat. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika ia dapat mengembangkan b. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekono- kemampuannya dalam membangun dan me- mi. Koperasi juga menyisihkan dana dari keun- ningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota- tungan yang diperoleh untuk melaksanakan pro- anggotanya serta masyarakat disekitarnya. gram suka duka seperti memberikan sumban- gan bagi pegawai yang sakit, menikah maupun 3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai memberi sumbangsih dalam pelaksanaan HAB dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian meskipun saat ini belum ada kesepakatan resmi nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya. yang mengatur tentang hal tersebut. Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berdasarkan c. Memperkokoh perekonomian anggotanya den- sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat gan jalan pegawai dapat berbelanja secara kredit memainkan peranannya dalam menggalang dengan sistem potong gaji pada bulan berikut- dan memperkokoh perekonomian rakyat. Oleh nya. Sehingga pegawai dapat mengatur keuan- karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga gannya dengan lebih baik terutama bila ada ke- agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan butuhan mendadak. ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018 51
H. PENUTUP perkembangan dan kemajuan koperasi di instansin- 1. Simpulan ya masing-masing. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan *) Widyaiswara ahli pertama pada Balai Diklat bahwa: Keagamaan Denpasar a. Ekonomi secara umum diartikan sebagai usaha DAFTAR PUSTAKA manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan koperasi adalah organisasi ekonomi Arifin Sitio, Halomoan Tamba. 2007. Koperasi dimana anggota sebagai pemilik dan sekaligus Teori dan Praktik. Erlangga. Jakarta sebagai pelanggan. Badan usaha koperasi dimi- liki oleh anggota yang merupakan pemakai jasa. Hatta, Dr. Mohammad. 1971. Membangun Koperasi Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan. dan Koperasi Membangun. Pusat Koperasi Sedangkan sendi-sendi dasar koperasi atau prin- Pegawai Negeri. Jakarta sip-prinsip koperasi yaitu : sifat keanggotaannya sukarela dan terbuka, rapat anggota merupakan Hendrojogi. 2005. Koperasi : Masalah kekuasaan tertinggi dalam koperasi, pembagian Pengembangan dan Pembinaannya. Bagian SHU sebanding dengan usaha masing-masing Publikasi Lembaga Management Fakultas anggota, pemberian balas jasa yang terbatas Ekonomi UI. Jakarta terhadap modal, mengembangkan kesejahtera- an anggota dan masyarakat umum, manajemen Indrawan Rully. 2004. Ekonomi Koperasi.. Lemlit koperasi terbuka serta prinsip individualis dan Unpas. Bandung solidaritas. Kansil, C.S.T dan Kansil, Christine S.T. 2002. Po- b. Fungsi dan peran koperasi di balai diklat ke- kok-Pokok Pengetahuan Hukum Dagang In- agamaan denpasar yaitu : (1) Sebagai kompo- donesia. Sinar Grafika. Jakarta nen kegiatan perekonomian yang menunjang pelaksanaan diklat, (2) Sebagai upaya mende- Margono Djojohadikoesoemo. 1941. 10 Tahun Ko- mokrasikan sosial ekonomi, (3) Memperkokoh perasi. Bina Aksara. Jakarta. perekonomian anggota koperasi. Ninik Widiyanti. 2004. Manajemen Koperasi. Rine- 2. Saran ka Cipta. Jakarta Pembaca diharapkan menjadi paham tentang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang kegiatan usaha koperasi dan dapat membanding- Perkoperasian kan dengan kegiatan usaha yang bukan koperasi. Dengan pemahaman tersebut kepada pembaca bagi Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 tentang yang belum menjadi anggota koperasi agar segera Perekonomian Nasional menjadi anggota koperasi dan ikut mengupayakan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian 52 ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018
Dharmagita sebagai Metode Pembelajaran I Wayan Arya Adnyana*) Abstrak Dharmagita sebagai salah satu aktivitas seni pertunjukkan berkaitan erat dengan ritual keagamaan. Di samping itu Dharmagita atau tembang-tembang yang ada di Bali dipergunakan dalam kegiatan-keg- iatan seni pertunjukkan seperti pada tari tarian Jangger, tarian Arja, Topeng, Prembon dan pergelaran seni pertunjukkan lainnya yang banyak memakai pupuh macapat, atau sekar alit, malat dan tembang-tembang lainnya. Dharmagita merupakan salah satu budaya Hindu yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama di kalangan umat Hindu. Tulisan ini menguraikan pengertian dharmagita, jenis-jenis dharmagita diantaranya sekar rare, sekar alit, sekar madya/ kidung, sekar agung, sloka dan palawakya. Dalam kegitan dharmagita, pembaca akan belajar mengenai bahasa, aksara, aturan metrum dan pupuh, konsep-konsep budaya serta nilai-nilai yang terkandung dalam naskah lontar. Pembaca (pan- gwacen) belajar bahasa bali (jenis dan pasang aksara Bali) karena teks ditulis menggunakan aksara Bali. Di samping itu pembaca juga mempelajari bahasa serta mempelajari kaidah metrum. Kata kunci : dharmagita, metode pembelajaran A. PENDAHULUAN Dharmagita merupakan salah satu buda- ya Hindu yang perlu dikembangkan untuk me- 1. Latar Belakang ningkatkan kualitas kehidupan beragama di kalangan umat Hindu khususnya bagi generasi Kehidupan berkesenian dalam masyarakat muda terutama. Dharmagita sebagai nyanyian Bali menempati posisi yang sangat me- keagamaan bagi umat Hindu yang dipergunakan nonjol, sentral dan bersifat dinamis. Karena sistem menyertai kegiatan keagamaan khususnya. berkesenian di Bali sangat erat kaitannya dengan Dharmagita merupakan salah satu budaya Hindu sistem-sitem lainnya seperti sistem relegi, penge- yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan tahuan, bahasa dan sosial kemasyarakatan, politik kualitas kehidupan beragama di kalangan umat dan teknologi. Kekayaan budaya yang dijiwai aja- Hindu. Dharmagita sebagai nyanyian keagamaan ran agama Hindu memberikan keleluasaan dalam bagi umat Hindu yang dipergunakan menyertai ke- melaksanakan ajaran agama Hindu pada batas-batas giatan keagamaan khususnya yang berhubungan tertentu sesuai dengan desa, kala, patra yang telah dengan ritual atau yadnya. Penggunaan Dharmagita menumbuhkan variasi jenis lagu, irama, bahasa dalam berbagai kegiatan keagamaan tersebut sangat maupun bermacam-macam jenis-jenis Dharmagita. dibutuhkan karena irama lagunya memiliki berbagai Dharmagita sebagai salah satu aktivitas seni per- jenis variasinya yang sangat membantu dalam tunjukkan berkaitan erat dengan ritual keagamaan. menciptakan suasana hening, hikmad atau khusus Aktivitas tersebut dipakai sarana untuk memperte- yang dipancari oleh getaran kesucian sesuai jenis bal sraddha dan bhakti umat kepada Ida Sang Hy- yadnya diaksanakan (Warjana, 1996: 3). Selain ang Widhi/ Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Swami mengiringi kegiatan upacara yadnya, dharmagita Siwananda yang merujuk pada Kitab Bhagawata itu khususnya di Bali, juga dipakai mengiringi Purana VII.5.23 bahwa bhakti itu ada sembilan tarian-tarian sakral seperti misalnya tari Sang Hyang katagori yang diistilahkan nawa vida bhakti (Wiana, Dedari, Sang Hyang Jaran. Melalui pengucapan 1995 : 133). Dua diantaranya yaitu Kirtanam dan gending Sang Hyang berkali-kali secara bersama- Vandanam diimplementasikan oleh masyarakat Bali sama serta disertai sesajen, maka terjadilah hal-hal dalam suatu tradisi olah sastra untuk menyanyikan diluar kemampuan manusia seperti penari yang ayat-ayat suci kegamaan yang diistilahkan mebe- tidak sadarkan diri dan banyak lagi hal-hal yang basan atau mepepaosan yang terhimpun dalam aneh. Roh pada penari Sang Hyang seakan-akan suatu wadah pesantian. ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018 53
terpanggil oleh lagu atau nyanyian yang diucapkan magita sebagai nyanyian ketuhanan, karena irama bersama-sama. lagu dan variasinya akan dapat membantu umat Hindu dalam menciptakan suasana yang khusuk, Dharmagita muncul dan berkembang setelah hening, dan khidmat, yang dipancari sinar kesucian dilaksanakan pelestarian terhadap tembang atau sesuai dengan jenis yadnya yang dilaksanakan. Di lagu-lagu keagamaan melalui lomba-lomba dan lain dalamnya terdapat syair-syair yang sudah di ring- sebagainya. Kemudian kegiatan-kegiatan lomba kas sedemikia rupa dan penuh dengan ajaran ke- tembang yang masih bersifat lokal semacam itu agamaan, kemudian dilantunkan dengan suara yang mendapat perhatian yang baik dari pemerintah dan amat mempesona.Pelaksanaan Dharmagita dilak- bersama Parisadha melanjutkan serta membenahi sanakan pada upacara yadnya yang lagunya telah secara bertahap kegiatan semacam itu, maka de- disesuaikan dengan masing-masing yadnya yang ngan demikian munculah istilah Utsawa Dharma- dipersembahkan. gita, yakni lomba tembang lagu-lagu agama Hindu. Dharmagita merupakan salah satu media ke- 2. Rumusan Masalah senian yang sangat menunjang dalam pemahaman ajaran agama dan meningkatkan kesadaran rohani. Berdasarkan latar belakang masalah di atas Hendaknya pembinaan kehidupan keagamaan di dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Indonesia dilakukan dengan mengembangkan serta memanfaatkan kesenian di masing-masing daerah, 1). Bagaimana Pengertian Dharmagita? agar masyarakat lebih semarak dalam memahami agamanya. 2). Bagaimana Jenis-jenis Dharmagita? 2. Jenis-jenis Dharmagita 3). Bagaimana Dharmagita sebagai metode pembe- lajaran? 3. Tujuan Penulisan 2.1. Sekar Rare (Gending Rare) Adapun tujuan dari penulisan ini adalah: un- Sekar Rare adalah nyanyian atau lagu-lagu tuk mengetahui pengertian Dharmagita, jenis-jenis yang juga disebut gegendingan. Biasa dinyanyikan Dharmagita, Dharmagita sebagai metode pembela- oleh anak-anak, dipakai mengiringi gambelen jaran. menggunakan bahasa daerah, memakai sajak bebas, isinya sebuah cerita samapi selesai, setiap lagu pu- B. PEMBAHASAN nya nama tersendiri dan didalamnya selalu diselip- kan ajaran-ajaran susila. Gending Rare atau Sekar 1. Pengertian Dharmagita Rare mencakup berbagai jenis lagu-lagu anak-anak yang bernuansa permainan. Jenis tembang ini pada Istilah Dharma Gita berasal dari bahasa San- umumnya memakai bahasa Bali sederhana, bersifat sekerta dari kata Dharma dan Gita. Dharma arti- dinamis dan riang, sehingga dapat dilagukan den- nya: kebenaran, agama atau keagamaan, sedangkan gan mudah dalam suasana bermain dan bergembira. Gita berarti nyanyian atau lagu. Jadi Dharmagita Adapun contoh Gending yang termasuk Sekar Rare berarti suatu lagu atau nyanyian kesucian yang se- yaitu: cara khusus dilagukan pada saat-saat pelaksanaan upacara agama Hindu. Dharmagita dapat dilaku- 1. Juru Pencar kan oleh setiap orang guna memberikan puji-pujian dan sekaligus merupakan sarana untuk memberikan Juru pencar juru pencar, mai jalan mencar nge- puja-pujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi/ Tuhan juk ebe, Be gede gede, Be gede gede, di sawana Yang Maha Esa. ajaka liu. Dharmagita atau seni suara adalah suatu per- 2. Meong-meong nyataan atau gambaran dari jiwa manusia, yang dinyatakan dalam bentuk deretan nada yang dicip- Meong meong alih ja bikule, bikul gede gede, takan atau dicetak maupun yang lanjut disuarakan buin mokoh mokoh, kereng pesan ngerusuhin, secara vokal ataupun instrumental (Wayan Budha juk meng… Juk kul.. Gautama, 2007). Dalam kehidupan masyarakat Bali, Dharmagita berperan dalam kegiatan upacara 2.2. Sekar Alit agama sebagai pencurahan perasaan bakti dan pem- bimbing pikiran menuju suatu kebenaran. Dhar- Sekar alit juga disebut macapat. Maca- pat dalam bahasa Jawa berarti suatu sistem untuk membaca syair tembang atas empat-empat suku 54 ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018
kata. Pupuh di Bali dikenal sepuluh buah sebagai c. Pupuh Maskumambang macapat asli, seperti Pupuh Sinom, Pupuh Sema- randana, Pupuh Pangkur, Pupuh Pucung, Pupuh Kebo Iwa, Sampun truna sane mangkin, jagat Ginada, Pupuh Ginanti, Pupuh Durma, Pupuh terak sayah, ngrereh ajeng meweh gati, ibu aji Maskumambang, Pupuh Dandanggula, dan Pupuh nandang lara. Mijil.Pupuh yang dirangkai dalam sebuah cerita disebut geguritan. Akan tetapi, selanjutnya muncul d. Pupuh Semarandana beberapa pupuh baru yang berasal dari kidung, se- perti Jurudemung (Demung), Gambuh, Magatruh, Ajine raris manyawis, “baat pesan keneh yayah, Tikus Kapanting, dan Adri. Belakangan muncul ngepas cening alit katon, mangruruh pangupa beberapa geguritan yang memiliki beberapa tema, jiwa, yen keto keneh idewa, lautang cening lu- yaitu Geguritan Tamtam, Geguritan Basur, Gegu- maku, mogi cening maan merta”, ritan Ni Sumala, Geguritan Pakang Raras, Geguri- tan Durma, Geguritan Sucita, dan sebagainya. Pu- e. Pupuh Mijil puh sebagai rangkaian tembang memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakter pupuh tersebut akan Maha Prabu, mawecana Raris,“Nira liwat an- tampak ketika dilantunkan dengan ekspresi, berupa gob, ngaksi kawagedan pamane, jani paman rasa romantis, sedih, senang, berwibawa, dan seba- anggon nira patih, ngabih linggih mami, Bali gainya. Dalam menyajikan tembang macapat atau apang kukuh pupuh pada dasarnya dapat ditempuh dengan dua cara yakni sebagai berikut: f. Pupuh Ginada a. Sistem paca priring, yaitu sistem membaca Raris dane Kebo Iwa, ngabih prabu maka patih, atau menyajikan nada-nada pokok tembang satu satia bakti maring ida, kerta raharja negantun, demi satu bagi orang yang baru mulai belajar kaloktah maring buana, ajeg werdi, jagat Bali menembang. tan papada b. Sistem ngwilet atau gregel, yaitu sistem dalam g. Pupuh Ginanti menyanyikan tembang sudah memakai hiasan atau variasi cengkok, anak nada, dan pemakaian Patih Gajah mada lantur, ngeka nayasane singid, tempo lebih panjang. Cara ini dapat melahirkan raris dane rauh ngraga, tangkil ring sang pra- gaya tiap penyanyi, namun masih tetap pada bu Bali, Gusti titiang meled pisan, ngiket kanti tema lagu atau tembang. sareng gusti. Berikut adalah contoh pupuh atau tembang h. Pupuh Pangkur macepat yang menceritakan tentang kisah “Kebo iwa” yang dituangkan dalam bentuk tembang ma- Gajah Mada nitah panjak, “ Lautang urug se- cepat atau pupuh: mere ane jani, panjak raris ngambil batu, ring semere kasabatang, dane Kebo Iwa kaurug batu, a. Pupuh Dandang Gula nanging dane akas pisan, akedik nenten punapi. Titiang jatma lintang pangkah gati, nulad Sang i. Pupuh Durma meraga ririh wikan, pascad ring kanda sastrane, mangda wenten anggen suluh, olih karma sareng Kebo Iwa nenten makirig atampak, pangrejeke sami, kebo iwa katembangang, patih Bali teguh katangkepin, panjake kuciwa, akeh mangemasin kukuh, magajegang Bali Duipa, panganjali padem, ne murip gelis malaib, Ki Gajah Mada, Swastyastu riin katur, kirang langsung sinam- metu kayune ajerih. pura. j. Pupuh Pucung b. Pupuh Sinom Yadiastun, Bali suba kalah numgkul, jiwan Bali Ring jagat Blahbatuh carita, irika Ki Karang Duipa, tusing sida gisi beli, nglimbak terus, maka Buncing, maka mekel ngenter jagat, madue oka jiwan nusantara. asiki, kebo Iwa mapepasih, jemet nulung aji ibu, uleng m’lajah kanda sastra, asih kumasih ring 2.3. Sekar Madya kanti, aji ibu, ledang maputra suputra. Sekar Madya yang meliputi jenis-jenis lagu pemujaan, umumnya dinyanyikan dalam prosesi upacara, baik upacara adat maupun agama. Ke- lompok tembang yang tergolong sekar madya pada umumnya mempergunakan bahasa Jawa tengahan, ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018 55
yaitu seperti bahasa yang dipergunakan di dalam Bhatara mangkin, titian ngaturang pejati, lontar/cerita Panji atau Malat, dan tidak terikat canang suci lan daksina, sarwa sampun puput, oleh Guru Lagu maupun Padalingsa (seperti pada pratingkahing saji Sekar Alit atau pupuh). Di dalamnya adalah pem- bagian-pembagian pada tubuh tembang tersebut, 3. Kidung Wilet Mayura (untuk upacara Rsi diantaranya: 1). Pangawit yang merupakan bagian Yadnya ) pembukaan, 2). Pangawak yang merupakan bagian yang pendek, 3). Panama merupakan bagian yang Sarwi angatanging sarwa sinom, Sarwi anangis panjang, 4). Pangawak bagian utama dari tembang ring luur, Pangrikning sundari ampruang, Srio- tersebut. kning cemara angelur, Kasangga den lwahing warih, Sakwehing wong amemaluk, Taluktak lan Kidung diduga datang dari Jawa abad XVI jurang, Swarannya anarung er talinnya kumer- sampai XIX akan tetapi teks kidung ini kemudian oncong, Tibeng parangan. kebanyakan ditulis di Bali. Hal ini bisa dilihat dari struktur komposisinya yang terbukti dengan ma- 4. Kidung Tantri (untuk upacara Manusa Yad- suknya ide-ide yang terdiri dari Pangawit, Panama nya) dan Pangawak yang merupakan istilah-istilah yang tidak asing lagi dalam tetabuhan Bali. Di Bali kid- Tuhu ndatan pasiring, Yadin sasoring akasa,Ring ung-kidung selalu dilakukan dan dimainkan bersa- guna widya wicaksana, Byakta Sarasaswati ma-sama dengan instrumen. Lagu-lagu kidung ini surasmi Hyang Giriwadu, Anupama nurageng ditulis dalam lontar tabuh-tabuh Gambang dan oleh rat, Sang apatra Dyah Tantri, Tumuli prapta karena itulah laras dan namanya banyak sama den- marekeng ibu. gan apa yang ada dalam penggambangan, menggu- nakan laras pelog Saih Pitu (Pelog 7 nada) yang ter- 5. Kidung Aji Kembang (untuk upacara Pitra diri dari 5 nada pokok dan 2 nada pemaro/ tengahan. Yadnya ) Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa Kuno (Kawi), dengan tulisan huruf Bali. Tulisan ini bukan Ring purwa tunjunge putih,Hyang Iswara tulisan Bali biasa tetapi sudah di modifikasi untuk Dewatanya,Ring pepusuh pranahira, aling- keperluan menetapkan irama dan tekanan (stress- gih sira kalihan,Pantes ta kembange pet- ing), terutama pada kakawin: apada, wrtta matra, ak, Ring temba lamun dumadi, Suka sugih tur guru laghu, gana matra, canda karana, guru bhasa, rahayu,Dana punia stiti bhakti. guru lambuk dan purwa kanti. Para penyanyi sebai- knya tidak menggunakan sound system yang keras, 6. Kidung Alis-Alis Ijo (untuk upacara Bhuta karena kidung dilakukan bersama dengan suara Yadnya ) yang sayup-sayup mengiringi dari pemimpin upa- cara. Jangan sampai suara kidung demikian keras, Iring-iring silak-siluk, Awanikang munggah, sehingga suara gentha Sulinggih tidak terdengar. Mihate di dukuh rame, Ingambel-ambelan Mestinya para pelantun kidung berada dekat dengan watu, cara-caranya abra murub, Kang kating- Sulinggih sehingga mengetahui apa yang sedang di- halan asri,Tahen kencana ngrembun ronnya lakukan Sulinggih, lalu memilih kidung yang tepat. nuntun haneng lemah,Parijata mangreronce, Jangan sampai Sulinggihnya muput caru, lalu kid- Wunga tambang wunga warih, Ajajar lan an- ungnya wargasari. Beberapa contoh kidung untuk dong ijo, Sulasih miana ijo, Kasuluhan bayem upacara-upacara keagamaan dalam umat Hindu: luhur, Melok-molok hana bang hana putih, An- graras tinon. 1. Kawitan Wargasari (Pengawit dalam upacara Dewa Yadnya) Menembangkan kidung-kidung mengandung pengertian yang sangat luas, karena yadnya bukan Purwakaning, angripta rumning wana ukir, ka- saja suatu upakara melainkan segala bentuk per- hadang labuh, kartika penedenging sari, angay- buatan manusia yang berdasarkan kebajikan, khu- on tangguli ketur, angringring jangga mure. susnya yang dilakukan oleh umat Hindu sebagai korban suci (Sudarsana, 2008: 2). 2. Kidung Wargasari (untuk upacara Dewa Yad- nya ) 2.4 Sekar Agung Ida Ratu saking luhur, kawula nunas lugrane, Sekar Agung juga disebut dengan kekawin, mangda sampun titiang tandruh, mangayat selain itu dinamakan pula wirama. Lagu pujian je- nis ini merupakan lagu keagamaan yang dinyayikan dengan memakai guru lagu. Dalam melagukan kekawin ini biasanya mengikuti aturan tertentu yai- 56 ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018
tu “Mantra” atau “Mentrum”.Aturan mantra yang sang pandawa.Dwaning Uwa agung sampun dimaksud adalah guru lagunya.Yang dimaksud guru kabiseka dados senopati sapunika ucap ucap ja- lagu adalah adanya suara berat dan panjang atau gate kawistara. ringan dan lambat dalam tembang kekawin. Selain itu ada pula aturan kekawin yaitu “Wreta”yaitu ad- 2.5. Sloka anya suku kata kecap yang membentuk empat baris atau tiga baris menjadi satu bait atau “ada” dalam Sloka adalah mantra yang digubah dalam ben- kekawin. Adapun lagu-lagu pujaan yang tergolong tuk syair-syair yang setiap satu bait sloka terdiri dari Sekar Agung antara lain adalah: Wirama Sardula empat baris. Adapun maksud digubahnya mantra- Wikridita, Wirama Kalengengan, Wirama Ragaku- mantra itu dalam bentuk sloka/syair adalah untu suma, Wirama Basantatilaka, Wirama Sikarini, mempermudah mengingat dan memahami isinya. Wirama Girisa, Wirama Sragdhara, Wirama Pra- harsini, Wirama Suwadana, Wirama Merdukomala, Contoh Sloka: Wirama Totaka, Wirama Mandamalon atau Rajani, Wirama Indrawangsa, Wirama Mrtatodaka, Wira- Stasmad asaktah satatam karyam karma sama- ma Jaloddhatagati, Wirama Kilayumanedheng. cara, asakto hy acaran karmaParam apnoti pu- rusah. (Bhagawadgita, III.19 ) Contoh: Terjemahan : 1. Wirama Saronca / Arya Laksanakanlah sehala kerja sebagai kewajiban Ha – na si – ra ra –tu di- bya re – ngen, Pra – tanpa terikat, sebab dengan melakukan kegiatan cas – ta ring rat mu – suh ni – ra – pra – na- ta, kerja yang bebas dari keterikatan, orang itu ses- Ja – ya pan – di – ta ring – a – ji ka –beh, Sang ungguhnya akan mencapai yang utama. da – ca ra – than na – ma ta – mo – li 2.6 Palawakya 2. Wirama Indrawangsa Palawakya biasanya berbentuk prosa berba- Mamwit narendrātmaja ring tapo wana, hasa Jawa Kuno dan sering diselingi Bahasa san- mānganjalȋ yyargra ning indra parwata,tan wis- sekerta. Teknis pembacaan Palawakya biasanya merti sangkanikāng ayun teka, swābhāwa sang pengambilan suara sama dengan kekawin. Kekawin sajna rakwa mangkana juga memperhatikan guru lagu, namun tidak sama dengan lagu (dalam pengertian metrum) kekawin. Terjemahan : Guru pada Palawakya lebih mengacu pada into- nasi bacaan. Intonasi bacaan dimaksudkan adalah Mepamit ida dewaagung putra saking alas pet- pemenggalan bacaan sehingga teks yang dibaca mu- apan, raris ngaturang sembah marep ka pucak dah ditangkap maknanya. gunung indrakila punika, nenten lali ida ring panangkan kerahayuanne rawuh, swabawan Contoh Palawakya: ida sang sadhu wiyakti asapunika. Paramarthanya pengepenge ta pw aka tem- 3. Wirama Sikarini waniking si dadi wang, Durlabhawiya ta, saksat handaning mara ring swarga ika, Sanimittaning (Sikarini Wirama= 0 – -/- – -/000/00-/- 00/00) tan iba muwahta pwa damalakena Ndaojar sang prapta prabhu liatisembahni na- Terjemahan: kula, Rapuh weragya tenpejaharumenge reh sang angulun, Ridentat mahyun maperang Tujuan terpenting, pergunakanlah sebaik-bai- makalagang panhu tenaya, Apan sampun se- knya kesempatan lahir menjadi manusia.Ini nopati aji linging lokha subhaga sunggu sulit diperoleh laksana tangga menuju sorga. Segala apa yang menyebabkan tidak akan Terjemahan: jatuh lagi itu hendaknya supaya dipegang. Inggih munggwing daging atur ida sng wawu 2.7 Dharmagita sebagai Metode Pembelajaran rauh,..inggih Uwa agung aksi puniki sembah bhaktin titian I nakula.Dedek manah titiange Dharmagita merupakan salah satu metode un- med maurip memanah jaga padem sesampune tuk menyampaikan ajaran agama baik tattwa, susila titiang miragiang indik ratu sang prabhu.Ri- maupun upacara. Dharmagita merupakan salah satu antukan Uwa agung pacang mayudha magutin metode belajar yang sangat ampuh. Dengan mem- perhatikan kedudukan dharmagita sebagai budaya ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018 57
Hindu yang sangat berperan penting dalam kehidu- capat dalam bahasa Jawa berarti suatu sistem un- pan umat Hindu, maka transformasi atau pewari- tuk membaca syair tembang atas empat-empat suku san tersebut diperlukan cara-cara tertentu sehingga kata. Pupuh di Bali dikenal sepuluh buah sebagai dharmagita tetap dapat tumbuh, berkembang dan le- macapat asli, seperti Pupuh Sinom, Pupuh Sema- stari. Salah satu caranya adalah dengan memahami randana, Pupuh Pangkur, Pupuh Pucung, Pupuh aktivitas medharmagita sebagai salah satu media Ginada, Pupuh Ginanti, Pupuh Durma, Pupuh pendidikan. Sering disebutkan sebagai megending Maskumambang, Pupuh Dandanggula, dan Pupuh sambilang melajah, melajah sambilang megending. Mijil. Sekar Madya, Sekar Agung, Sloka dan Pala- Disinilah dharmagita sebagai salah satu metode wakya. untuk pendidikan. Dalam kegiatan medharmagita, para peserta akan belajar mengenai bahasa, aksara, Dharmagita merupakan salah satu metode un- aturan metrum dan pupuh, konsep-konsep budaya tuk menyampaikan ajaran agama baik tattwa, susila serta nilai-nilai yang terkandung dalam naskah lon- maupun upacara. Megending sambilang melajah, tar. Pembaca (pangwacen) belajar bahasa bali (jenis melajah sambilang megending. Dengan memperha- dan pasang aksara Bali) karena teks ditulis meng- tikan kedudukan dharmagita sebagai budaya Hindu gunakan aksara Bali. Di samping itu pembaca juga yang sangat berperan penting dalam kehidupan umat mempelajari bahasa serta mempelajari kaidah me- Hindu, maka transformasi atau pewarisan tersebut trum. Demikian pula bagi penerjemah (peneges) diperlukan cara-cara tertentu sehingga dharmagita akan mempelajari bahasa teks dan kaidah bahasa tetap dapat tumbuh, berkembang dan lestari. Salah sasaran serta nilai-nilai yang tersurat dan tersirat di satu caranya adalah dengan memahami aktivitas dalam teks. Dalam medharmagita ada tiga aktivitas medharmagita sebagai salah satu media pendidikan. pokok yaitu membaca (menembangkan, bernyanyi), menerjemahkan dan mendiskusikan teks yang di- *) widyaiswara ahli muda pad Balai Diklat Ke- baca. Dalam diskusi itu perlu diciptakan kondisi agamaan Denpasar yang memungkinkan berkembangnya penalaran dan logika interpretasi setiap peserta khusunya gen- DAFTAR PUSTAKA erasi penerus. Cerita yang dibaca tidak hanya dipa- hami sebagai sebuah cerita belaka, tetapi sebaiknya Gautama Budha, 2007. Penuntun Pelajaran Gen- dipahami sebagai sebuah filosofi (tattwa). Karena ding Bali. Kayumas Agung, Denpasar. itu penafsiran selalu dimungkinkan dengan hasil yang beraneka ragam sesuai dengan bekal pengala- Kajeng, I Nyoman, dkk. 2009. Sarasamuccaya. man dan harapan peserta. Namun hasil penafsiran Surabaya: Penerbit Paramita tersebut bukanlah ditakar atas kriteria benar salah melainkan atas dasar logika. Dengan demikian, Kerti, Wayan, 2007. Peranan Dharmagita Bagi Gen- akan terjadi keharmonisan antara pikiran (hasil be- erasi Muda. Penuntun Agama Hindu, Propinsi lajar) dan perasaan (hasil bernyanyi). Ajaran-ajaran Bali. pendidikan Agama Hindu yang terkendung dalam pendidikan Dharmagita adalah ajaran etik dan este- Pudja, G. 1995. Bhagawad Gita. Surabaya : Param- tis (etik dalam Dharmagita adalah tata cara melak- ita sanakan Dharmagita, sedangkan estetis dalam Dharmagita adalah seninya dalam Dharmagita), Remen, I Ketut. 1992. Serba-serbi Wirama Ka- dan ajaran keagamaan yang terdapat dalam kidung, kawin, Denpasar kekawin, geguritan, dan lain sebagainya yang biasa digunakan sebagai pengiring dalam upacara agama. Sudarsana, I. B. Putu. 2008. Ajaran Agama Hindu Filsafat Yadnya. Denpasar: Yayasan Dharma C. PENUTUP Acarya 1. Simpulan Sukarta, 2004. Dharmagita Agama Hindu. Ganeca Exact, Denpasar. Dharmagita adalah suatu lagu atau nyanyi- an-nyanyian kebenaran yang dipergunakan me- Surada, 2006. Dharmagita. Institut Hindu Dharma ngiringi dalam pelaksanaan upacara agama Hindu. Negeri Denpasar. Jeni-jenis dharmagita adalah sekar rare (Gending rare). Sekar Alit yang juga disebut macapat. Ma- Warjana.1996. Dharmagita Dalam Upacara Yad- nya. Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu dan Budha. Wiana, I Ketut. 1995. Yajna dan Bhakti dari Sudut Pandang Hindu. Denpasar: Pustaka Manik Geni. 58 ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018
Diklat Teknis Substantif Penyuluh Agama Islam Non PNS Angkatan IX Kantor Kementerian Agama Kab. Sumbawa Untuk meningkatkan kualitas Penyuluh erian Agama Kabupaten Sumbawa, Pengawas Pen- Agama Islam Non PNS, Balai Diklat didikan Madrasah dan Karyawan karyawati Kantor Keagamaan Denpasar melalui Kantor Kementerian Kemenag Kabupaten Sumbawa, serta para peserta Agama Kabupaten Sumbawa memanggil 40 orang Diklat Teknis Substantif Penyuluh Agama Islam Penyuluh Agama Islam Non PNS Angkatan IX se Non PNS angkatan IX. Kabupaten Sumbawa yang bertujuan untuk menyamakan persepsi melalui pengemban- gan kualitas para Penyuluh, dimana kegiatan ini dibuka resmi oleh Kepala Kantor Ke- menterian Agama Kabupaten Sumbawa., Dalam laporannya Ketua Panitia Penyelenggara menyampaikan bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini selain untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya serta kualitas para Penyuluh Agama dalam hal memberikan penyuluhan agama, terkait dengan mendesain konsep dan Bapak Kepala Kemenag Kab. Sumbawa memberikan pengarahan pada strategi dalam memberikan Pembukaan Diklat Teknis Substantif Penyuluh Agama Islam Non PNS penyuluhan, merekatkan ker- jasama antara para Penyuluh Angkatan IX Kantor Kementerian Agama Kab. Sumbawa Non PNS dengan kementerian. Kegiatan Diklat untuk Penyuluh Agama Non Dalam arahan H. Sukri selaku Kepala Ke- PNS ini akan dilaksanakan dari tanggal 30 April menterian Agama Kab. Sumbawa, meyampaikan hingga 05 Mei 2018 yang dibuka oleh Kepala Kan- bahwa tanggung jawab bagi Penyuluh Agama Islam tor Kementerian Agama Kabupaten Sumbawa, dan itu sangat besar, maka keberadaan Penyuluh Agama dihadiri oleh Panitia dan Widyaiswara dari Balai Islam Non PNS ini menjadi sangat penting. Bukan Diklat Keagamaan Denpasar sebanyak 6 orang , saja dari Penyuluh Agama Islam saja, namun juga Pejabat Eselon IV di lingkungan Kantor Kement- bagi Penyuluh Agama lainnya di masing-masing ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018 59
Pengalungan Tanda Peserta Diklat oleh Bapak Kepala Kemenag Kab. Sumbawa pada Pembukaan Diklat Teknis Substantif Penyuluh Agama Islam Non PNS Angkatan IX Kantor Kementerian Agama Kab. Sumbawa Agama, hal ini dikarenakan Penyuluh Agama Islam H. Sukri juga menyampaikan bahwa Pe- nyuluh Islam Non PNS ini adalah merupakan Non PNS yang bersentuhan langsung dengan ma- orang-orang pilihan yang dihasilkan dari seleksi yang dilaksanakan Kementerian Agama, maka para syarakat. penyuluh ini diharapkan untuk menguasai ilmu pen- Selanjutnya H. Sukri juga menyampaikan getahuan dibidangnya dan harus selalu meningkat- kan kualitas di bidang keagamaan, Selain itu juga tentang semua Agama yang selalu berupaya dalam beliau menyampaikan terima kasih kepada peserta penyebaran ajaran Agamanya dimana-mana, “Saya diklat yang sudah ikut berpartisipasi dalam mem- akui, bukannya pada Agama Islam saja, namun saya bangun Bangsa ini melalui bahasa agama” percaya semua Agama terus berupaya dalam penye- baran ajaran agamanya terutama agar masyarakat memahami serta mengamalkan ajaran Agama yang telah dianutnya. Proses Pembelajaran Diklat Teknis Substantif Penyuluh Agama Islam Non PNS Angkatan IX Kantor Kementerian Agama Kab. Sumbawa 60 ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018
Diklat Teknis Substantif Penyusunan Bahan Ajar Kementerian Agama Kab. Sumba Barat Daya Bahan ajar dalam prespektif pendidikan meru- tuk meningkat kompetensi guru (peserta diklat) dalam pakan instrumen yang sangat strategis dalam mendapatkan informasi tentang penyusunan bahan ajar, ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. yang pada gilirannya guru dapat menyusun bahan ajar Sebab keberadaannya secara langsung dapat memberi- untuk membantu dirinya dalam melaksanakan kegiatan kan dinamika tersendiri terhadap peserta didik. Bahan belajar mengajar. Di samping itu diharapkan guru juga ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/ instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Penyusunan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan be- lajar yang disusun harus ses- uai dengan kurikulum. Pada kurikukulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2013, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerin- tah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserah- kan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga pro- fesional. Dalam hal ini, guru Ketua Panitia saat membacakan laporan panitia pada Acara Pembukaan dituntut untuk mempunyai Diklat kompetensi dalam menyusun bahan ajar sendiri. akan termotivasi untuk menyusun bahan ajar yang be- ragam dan menarik sehingga akan menghasilkan satu Untuk meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan kegiatan belajar mengajar yang bermakna baik bagi guru guru tersebut, Balai Diklat Keagamaan Denpasar melak- sendiri maupun bagi peserta didiknya. Pokok bahasan sanakan Diklat Teknis Subtantif Penyusunan Bahan Ajar yang diajarkan dalam diklat penyusunan bahan ajar ini di Kementerian Agama Kab, Sumba Barat Daya yang terdiri dari beberapa mata diklat antara lain: 1) Prinsip- bertempat di Hotel Sumba Sejahtera - Sumba Barat Daya prinsip Penyusunan Bahan Ajar, 2) Analisis Kebutuhan NTT . Diklat penyusunan bahan ajar ini bertujuan un- Bahan Ajar, 3) Penyusunan Bahan Ajar Cetak (LKS/ ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018 61
Modul/Diktat), 4) Praktik Pembuatan Bahan Ajar Non diklat di Kementerian Agama Kab. Sumba Barat Daya. Teks (Computer Based Learning), 5) Praktik Pembuatan Selanjutnya beliau menyampaikan bahwa kesem- Buku Ajar Authoring Exelearning (instal, aplikasi, pem- buatan authoring exe, ekspor ke web). patan bagi guru-guru yang ada di Kementerian Agama Kab Sumba Barat Daya untuk mengikuti diklat adalah sangatlah kecil apalagi jika dilaksanakan di Kampus Ba- Kegiatan Pembelajaran Diklat Teknis Substantif Penyusunan Bahan Ajar Kementerian Agama Sumba Barat Daya Diklat yang dilaksnakan dari tanggal 2 s.d 7 Juli lai Diklat Keagamaan Denpasar, oleh karena itu beliau 2018 diikuti oleh 40 orang Guru-guru Madrasah Ibti- mengharapkan kepada peserta diklat untuk tidak meny- daiyah, Tsanawiyah dan Aliyah Kementerian Agama ia-nyiakan kesempatan yang diperoleh untuk mengikuti Kab. Sumba Barat Daya. Diklat ini dibuka oleh Kepala diklat ini dan harus bersungguh-sungguh dalam belajar Kantior Kementerian Agama Kab. Sumba Barat Daya agar nantinya dapat dimplementasikan dan ditularkan yang dihadiri oleh Pejabat Struktural di lingkungan Ke- kepada teman-teman guru yang lainya di unit kerjanya menterian Agama Kab. Sumba Barat Daya dan Panitia masing-masing. (by. His@n) dari Balai Diklat Keagamaan Denpasar, dalam Pengara- hannya Beliau menyampaikan terima kasih kepada Balai Diklat yang telah memberikan alokasi untuk pelasanaan 62 ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018
Monitoring Proyek Perubahan Peserta Diklat PIM IV Tahun 2018 di Kemenag Kab. Lembata Dalam rangka peningkatan kemampuan Katolik) dengan judul Optimalisasi Layanan peserta Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pendidikan Katolik. dengan beberapa program Angkatan XIX Tahun 2018 dalam merealisasikan yang dilaksanakan antara lain 1) memaksimalkan proyek perubahan yang akan dilaksanakan, Balai fungsi ruangan Penyuluh Agama dan Pengawas Diklat Keagamaan Denpasar pada tanggal 4 Juli 2018 melakukan monitoring pada salah satu peserta diklat PIM IV di Kantor Kementerian Agama Kab. Lembata. Kehadiran Tim dari Balai Diklat Keagamaan Denpasar yang dipimpin oleh Drs. H. Buhri, M.Pd disambut baik oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Lembata (H. Ishaq Sulaiman, S.Ag). Tujuan dari monitoring tersebut adalah Pendidikan, 2) Membuat sarana Mading (Majalah Dinding) untuk memberikan informasi terkain dengan program Kasi Pendakat, 3) melakukan pemutakhiran data yang dapat diakses oleh semua user (untuk jangka pendek melalui google drive sedangkan jangka panjang akan mengembangkan aplikasi). untuk menindaklanjuti rencana proyek perubahan Cover Depan : yang dilakukan oleh peserta Pendidikan dan Kepala Balai & Widyaiswara Balai Diklat Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV atas nama Keagamaan Denpasar setelah selesai Penyusunan Kontasia Karmalitas (Kasi Pendidikan Agama Program SKP Tahun 2018 ISISNSN2028058-58-683693,9P, rPorfoefseis-iE-dEidsiis1i ,1T, hT.h1.313JuJnuin2i 0210818 63
ISSN 2085-8639, Profesi-Edisi 1, Th.13 Juni 2018
Search