Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Hida Suka Berbagi eBook

Hida Suka Berbagi eBook

Published by itsu31, 2021-11-21 22:40:59

Description: Hida Suka Berbagi eBook version

Story: Sholehah Yuliati
Illustrator: Khoirunnisa' Irodatillah

Published by PAUD Al-Hidayah Pacul Permai,
Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia
Postal code 62114
kb.alhidayahpacul@gmail

Language: Indonesian
Pages: 17 Pages

- Description -

[IND] Hida Suka Berbagi adalah projek buku cerita anak yang dibuat untuk kado kelulusan siswa PAUD Al-Hidayah. Bercerita tentang seorang anak yang ceria bernama Hida, ia suka sekali berbagi dengan temannya. Karena itu ia dijuluki Hida Dermawan. Suatu hari, ada kejadian yang membuat Hida bingung. Apa yang akan Hida lakukan?

[ENG] Hida Suka Berbagi (The Generous Hida) is a children book illustration project made for a kindergarten graduation gift. The story told about a small girl named Hida who is known to be a cheerful and generous kid. One day, she encountered a confusion, whether or not she should give away her promised cuisine for her bestfriends to a random poor granny she found on her way to the friends' house.

Keywords: children book,illustrated children book,children book illustration,buku cerita anak,buku cerita bergambar,ilustrasi cerita anak

Search

Read the Text Version

PAUD AL-HIDAYAH

HIDA SUKA BERBAGI Cerita : Sholehah Yuliati Ilustrator : Khoirunnisa’ I Editor : Khoirunnisa’ I Diterbitkan oleh PAUD Al-Hidayah Pacul Permai RT 21 RW 03, Bojonegoro, Jawa Timur 62114. Juni 2021. Telp. 081514475968 Email. [email protected]

BUKU INI MILIK:

Hida adalah gadis ceria, 6 tahun umurnya. Ia memakai kerudung hijau kemana pun ia pergi. Lesung pipi menambah senyum manis, Hida disukai teman-teman karena suka berbagi. Sehingga mendapat julukan Hida Dermawan. 1

Hida mempunyai dua sahabat, mereka adalah Egi dan Leha. Walau rumah mereka berjauhan, setiap saat mereka bermain bersama. Mereka merasa senang dan bahagia. 2

Suatu hari, Hida meminta kepada Uminya untuk diantar ke rumah sahabatnya. Rupa-rupa, mereka sudah membuat janji untuk bermain bersama. “Umi... Hida bisa minta tolong? Antar Hida ke rumah Egi, dong!” “Maaf, Umi pekerjaannya belum selesai, bagaimana kalau Hida ke sana naik sepeda?” 3

Hidapun berangkat kerumah Egi dengan senang hati. Tak lupa berpamitan dan berjabat tangan pada Umi. “Assalamu’alaikum, Umi…” “Wa’alaikumsalam... Hati-hati, Hida. Cepat pulang kalau sudah siang...” “Oke!” Dengan perlahan, Hida mengayuh sepeda, sambil membawa tas punggung kecil berisi makanan kesukaannya. 4

SreengS.r.eteonkg.... tok Dalam perjalanan, Hida bertemu dengan nenek pencari sampah. Matanya buta, kalau berjalan dibantu dengan tongkat di tangannya. Ia berjalan sambil memikul karung berisi sampah barang bekas yang akan dijual nantinya. 5

Sreeng tok... sreeeeng tok, sreeeng... Bunyi karung dan tongkat sebagai tanda nenek pencari sampah sedang lewat. Hida berhenti dan turun dari sepeda, memperhatikan Si Nenek dengan perasaan iba. “Apa makanan kesukaanku kuberikan ke Si Nenek, ya?” Padahal makanan itu akan dimakan bersama Egi dan Leha. 6

Namun dengan berani Hida bertanya kepada Si Nenek, “Nenek sudah makan? Ini ada makanan buat Nenek.” “Alhamdulillah, terima kasih Nak, semoga Allah membalas kebaikanmu.” “Sama-sama, Nek.” 7

“Ini kan makananmu, kenapa kamu berikan ke nenek?” “Kata Bu Guru, kita harus bersedekah kepada orang yang lebih membutuhkan” “Pinternya.... Kamu sekolah dimana?” “Hida sekolah di PAUD Al-Hidayah, Pacul Permai, Nek!” 8

“Assalamu’laikum, Egi...” “Wa’alaikumsalam, Hida, ayo masuk. Leha sudah menunggu dari tadi loh.” Sesampainya di ruang tamu, Leha bertanya. “Kenapa kamu terlambat? Kamu sudah bawa makanananya?” “Sudah, tapi….” Hida bingung apa yang harus dikatakan pada Egi dan Leha 9

“Hida, cepat keluarkan makanannya, ayo kita makan bersama, perutku sudah lapar sekali” “Iya..Leha, tapi…!!!” “Kenapa Hida? Kamu lupa? Atau tidak mau berbagi sama aku?” Hida menghela nafas. Hida harus jujur pada Egi dan Leha kalau makanannya sudah diberikan ke nenek pencari sampah. 10

“Maaf Egi, Leha, makanannya tidak ada, Hida berikan ke nenek pencari sampah.” “Hmmmm…” Dengan perasaan kecewa, Egi dan Leha membanting tubuhnya ke sofa. 11

Hida, Egi, dan Leha lama terdiam, sampai Ibu Egi datang dari pasar. “Lo.. lo.. kenapa diam-diaman? Biasanya kalian bertiga heboh main bersama.” “Egi kesal sama Hida Bu, kita janjian makan bersama, eh… makanannya diberikan ke nenek pencari sampah.” 12

“Baiklah ibu mengerti... Egi, Leha... Hida tidak salah. Ingat apa yang diajarkan bu guru di sekolah?” “Harus bersedekah pada orang yang lebih membutuhkan!” Kata Egi “Sholehnya anak ibu, pinter...” “Ibu punya usul... Bagaimana kalau sekarang kita buat makanannya sama-sama?” 13

Kemudian, Hida, Egi, dan Leha menuju dapur bersama-sama. Membantu Ibu Egi memasak makanan kesukaan mereka. Mereka bertiga kembali ceria. 14

“Hida maafkan Egi.” “Leha juga minta maaf ya, Hida.” “Iya, Hida juga minta maaf.” 15

Beberapa menit kemudian makanan kesukaan mereka sudah jadi. “Hida, Egi, Leha nih makanannya sudah siap.” “Wow… terima kasih bu!” “Lebih seru ya, kita bisa siapkan sendiri.” Kata Leha 16

Akhirnya mereka menyadari bahwa orang yang lebih membutuhkan harus didahulukan, juga tidak menyalahkan orang lain apabila akan berbuat kebaikan. Kita harus tetap berpikir baik agar selalu bahagia. Dan merekapun berpelukan merasakan indahnya persahabatan. 17



19


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook