Pelatihan Berbasis Kompetensi PEMBUATAN KAIN BATIK CAP Yogyakarta, 22 - 26 Agustus 2022 Oleh : Kamijana Zuriyah KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I. BADAN STANDARDISASI DAN KEBIJAKAN JASA INDUSTRI BALAI BESAR STANDARDISASI DAN PELAYANAN JASA INDUSTRI KERAJINAN DAN BATIK Jl. Kusumanegara No.7 Yogyakarta 55166
SKEMA PEMBUATAN KAIN BATIK CAP 1. MELAKUKAN PENGANJIAN KAIN ( C.13BTK01.027.1 ) 2. MENGATUR LETAK POLA PADA KAIN ( C.13BTK01.023.1 ) 3. MELAKUKAN PEMOTONGAN KAIN ( C.13BTK01.024.1 ) 4. MEMERIKSA CACAT KAIN ( C.13BTK01.025.1 ) 5. MEMBUAT MALAM BATIK ( C.13BTK01.029.2 ) 6. MENGGUNAKAN CANTING CAP ( C.13BTK01.036.2 ) 7. MELAKUKAN UJI KELENTURAN MALAM ( C.13BTK01.030.1 ) 8. MELAKUKAN PENGOLAHAN MALAM BEKAS ( C.13BTK01.031.1 ) 9. MEMPERBAIKI CANTING CAP ( C.13BTK01.037.1 ) 10. MEMERIKSA HASIL PEMBATIKAN ( C.13BTK01.033.2 )
MELAKUKAN PENGANJIAN KAIN C.13BTK01.027.1
Macam-Macam Kanji • Sebelum di batik kain mori perlu dikanji agar malam batik tidak meresap ke dalam kain sehingga mudah dihilangkan, tetapi kanji tersebut tidak boleh menghalangi pewarnaan pada batik. • Adapun macam-macam kanji terbagi 2 (dua) yaitu : a. Kanji alam : - Pati (tapioka), jagung (maizena), kentang (farina), gandum (terigu) - Kanji protein seperti glue, gelatine, dan kasein - Macam – macam Gom - Modifikasi kanji, dekstrin b. Kanji sintetik : - PVA (polivenil alkohol), Akrilik, dll - Derivat selulosa seperti tylose (CMC) - Derivat kanji seperti starch ester, starch eter.
Prosedur Penganjian Kain 1. Rendam kain dalam larutan air dan TRO 2. Buatlah bubur dengan campuran 1,5 - 5 gr tapioka untuk 1 liter air (pembuatan kanji kental dengan air panas, lalu diencerkan dengan air biasa). 3. Setelah larutan kanji dingin kain mori di masukan ke dalam larutan tersebut 4. Kain mori diperas (diliriskan) dan dijemu
Jenis-Jenis Kain untuk Batik 1. Kain Mori (Cambrics) : Primissima, prima, biru 2. Kain Katun : bahan grey, bahan prima 70/60, bahan prima super/prima mercerized, bahan prima mercerize sanforized 3. Kain Paris 4. Kain Serat Nanas 5. Kain Sutera
MENGATUR LETAK POLA PADA KAIN C.13BTK01.023.1
Proses Pengaturan Letak Pola pada Kain 1. Cacat Kain : • Cacat struktur/kontruksi bahan/kain (disebabkan karena proses pengerjaan pembuatan dan pengangkutan kain yang tidak sempurna). Contoh kerapatan benang tidak sempurna, kain berlubang, kain sobek, dll. • Cacat Warna: warna belang (shading), timbulnya bintik-bintik, dll. • Cacat kotor: penanganan bahan saat pengangkutan, pengerjaan dan penyimpanan sehingga menyebabkan bahan jadi kotor, sobek, berjamur, dll. 2. Bentuk dan ukuran bagian-bagian pola • Teknik membuat pola busana (pola onstruksi, pola baku, pola jadi, pola drapping, pola di atas kain, pola teknik kombinasi) 3. Motif batik yang berpola dan bebas • Motif batik/corak batik : gambar hiasan ornamen pada kain batik (motif pokok, motif pengisi, dan motif isian/isen-isen. • Susunan motif : motif geometris dan motif non geometris. • Motif berdasar jenisnya : motif klasik tradisional, motif dinamis, motif bebas/modern.
4. Motif batik yang nyanggit dan nggathok • Nyanggit : motif batik tepat bertemu satu sama lain dan tidak terpotong. Motif didapatkan pada pengulangan satu rapot motif batik. Motif batik yang nyanggit adalah motif yang bertemu pada penampakan produk akhir. • Nggathok : motif batik pada pola pakaian saling berhadapan secara simetris. Motif batik yang nggathok adalah adalah motif batik yang simetris kiri dan kanan pada penampakan produk akhir (kemeja atau blus). 5. Alat dan bahan untuk meletakkan pola di atas kain • Alat : meja pola, alat tulis, jarum pentul, gunting, rader, dan meteran. • Bahan : kain, kertas irsat, karbon jahit, dan pola busana. 6. Prosedur meletakkan pola pada kain
Menggunakan kain secara efisien : • Teknik peletakan bagian-bagian pola busana di atas kain (tanda pola, kualitas kain, arah serat, posisi kain, posisi pola, ukuran kampus dn kelim). • Letak pola sesuai arah serat kain (lusi dan pakan). • Teknik menjiplak motif batik (ngeblat). Proses pengaturan letak pola : • Kelengkapan komponen pola (alat, bahan, komponen busana, tanda pola, motif batik, hasil motif nyanggit dan nggathok). • Tanda potong pada pola (tanda pola bagian belakang bahan, tanda kampuh menggunakan kapur jahit).
MELAKUKAN PEMOTONGAN KAIN C.13BTK01.024.1
MEMERIKSA CACAT KAIN C.13BTK01.025.1
MEMBUAT MALAM BATIK C.13BTK01.029.2
Bahan Baku Membuat Malam Batik • Damar (mata kucing) • Gondorukem • Kote (malam tawon) • Microwax • Malam bekas • Parafin • Kendal/ minyak sawit/ minyak kelapa
Contoh Resep Membuat Malam Klowong 1. Malam Klowong Cap, tidak mudah pecah • Gondorukem :1 • Parafin :1 • Microwax : 0,5 • Kendal : 0,10 2. Malam Klowong Cap, mudah pecah • Gondorukem :5 • Parafin : 10 • Matakucing (damar) : 1,5 • Kote : 0,50 • Kendal : 0,50
Contoh resep lainnya untuk malam klowong • Damar (mata kucing) : 2 bagian • Gondorukem : 4 bagian • Kote (malam tawon) : 2 bagian • Microwax : 1 bagian • Malam bekas : 3 bagian • Parafin : 1 bagian • Kendal : 1 bagian (bisa digantikan dengan minyak sawit/ minyak kelapa)
Urutan pembuatan malam
MENGGUNAKAN CANTING CAP C.13BTK01.036.2
Alat dan Bahan Cap • Bahan : tembaga, kayu, kertas, karet. • Bagian canting cap : bagian muka (plat tembaga bentuk pola batik), bagian dasar / andangan (tempat melekatnya bagian muka), dan bagian tangkai (untuk memegang pada waktu pengecapan). • Jenis canting cap : klowongan (bagian pokok motif), tembokan/trem (bagian motif berwarna putih atau dasaran motif latar putih), reng- rengan (mencap sisi luar secara jeblosan atau tidak bolak balik), terusan (mencap sisi dalam, pasangan cap reng-rengan)
• Jenis malam : malam klowong, malam tembokan, dan malam jeblogan. • Persyaratan malam batik : memiliki daya lekat yang baik, melindungi kain dari zat warna, mudah dilekatkan dan mudah dilepas, mudah mencair bila dipanaskan, larut dalam bensin/ minyak tanah/ thinner, tidak meninggalkan warna pada kain, mudah membeku. • Kondisi panas yang tepat : apabila dilekatkan pada kain tidak melebar (mblobor), apabila dilekatkan pada permukaan kain tembusannya sama, suhu malam kurang lebih 130◦C (sumurup) atau tergantung jenis malamnya.
Cara Menggunakan Canting Cap • Cara Tubruk : penyambungan • Cara Ondho-endhe : motif dengan menggeser motif penyambungan motif dengan dari kiri ke kanan atau ke atas menggeser seperti menyusun seperti tatanan ubin dimulai dari batu bata. sudut kiri.
• Cara Miring : penyambungan • Cara Memutar : penyambungan motif dengan cara miring dengan motif dengan memutar alat cap sudut kemiringan 45 derajat. searah jarum jam.
• Cara Jalan Bersama : untuk mencapai satu rapor motif digunakan dua cap, dan jalannya dua cap tersebut berjalan berdampingan.
Menyusun Angsang dan Serak di atas Ender • Ender : wajan canting cap • Angsang tembaga berlubang : diameter 30 cm untuk penyaring kasar malam batik yang telah dipanaskan pada ender. • Angsang kawat : terbuat dari serabut tembaga untuk penyaring malam cair yang halus. • Serak : lapisan kain untuk membatasi volume malam yang terserap oleh canting cap.
Menyusun Bantalan/ Kasur pada Meja Cap
Melekatkan Malam Panas 1. Meratakan malam panas pada permukaan canting cap • Memanaskan malam • Mengkondisikan suhu canting cap • Meletakkan canting cap di atas serak • Apabila malam panas yang menempel pada permukaan canting cap berlebih maka canting cap bisa dikibaskan di atas wajan 2. Meratakan hasil cap pada kain • Meletakkan malam dengan canting cap dengan posisi yang tepat agar rapi dan tidak berantakan • Memberi tekanan pada canting cap dengan rentang waktu yang tidak terlalu lama agar motif canting cap menempel pada kain secara merata dan tidak mblobor 3. Prosedur pengecapan • Memilih peralatan yang dibutuhkan untuk meletakkan malam dengan canting cap • Memanaskan malam sampai suhu yang sesuai untuk membatik dengan cantng cap • Mengkondisikan suhu canting cap yang sesuai sebelum digunakan • Meletakkan malam dengan canting cap dengan posisi yang tepat • Memeriksa kualitas hasil pelekatan malam • Memperbaiki kesalahan hasil peletakan malam
Penyelesaian Pengecapan 1. Memeriksa Hasil Pengecapan • Malam tembus kain,. • Sanggit (rapi, tidak terlalu rapat/ numpang/ renggang) • Malam rata secara keseluruhan pada kain • Hasil cap sesuai gambar motif, tidak tebal tidak keropos • Bagian atas kain malamnya ngelimpo/ tebal cembung • Hasil cap wijang/ jelas gambar motifnya 2. Prosedur Menyimpan Canting Cap • Peletakan miring pada rak atau digantungkan • Hindari tekanan/ beban/ gesekan pada permukaan canting cap • Tempat penyimpanan harus bebas dari kotoran debu, zat-zat kimia agar tidak terjadi korosi
MELAKUKAN UJI KELENTURAN MALAM C.13BTK01.030.1
Melakukan Pengolahan Malam Bekas C.13BTK01.031.1
Beberapa contoh komposisi Pengolahan Malam Bekas
MEMPERBAIKI CANTING CAP C.13BTK01.037.1
Perbaikan Canting Cap • Peralatan : tang, kuas, kikir, gunting, pinset, alas datar (kaca) • Perlengkapan : kain perca dan minyak goreng • Jenis-jenis dan ukuran canting cap : • Canting cap klowong : klowong rengreng dan klowong terusan • Canting cap tembokan : tembokan rengreng dan tembokan terusan • Canting cap jeblog : canting klowong rengreng dan tembokannya menjadi satu • Ukuran 1 rapot canting cap : • 20 x 20 cm • 24 x 24 cm • 1,5 x 18 cm
Bagian Canting Cap Keterangan : 1. Tebeng 2. Otot 3. Carat 4. Cecek 5. Utel/ tanahan 6. Pusuh/ bejel/ bledakan 7. Sawut 8. Bingkai cap/ andang
Jenis-jenis kerusakan pada canting cap • Bagian motif seperti cecek bengkok atau putus, hal ini terjadi karena saat menggunakan cantig cap beban tidak merata pada permukaan • Bingkai cap bengkok, karena bingkai cap terbentur wajan malam • Patri pada bagian muka canting cap telepas ari bagian dasar canting • Patri pada bagian dasar canting cap terlepas dari bagian gagang
Prosedur mematri sambungan dan rangka patri 1. Plat seng dibentuk pegangan atau gagang 2. Nagian ujung (plat seng) dibelah untuk diselipkan pada rangka utama (sliwer) canting cap 3. Bagian yang telah diselipkan diberi bubuk patri 4. Bagian tersebut siap dibakar
Teknik Memperbaiki kerusakan canting cap 1. Bagian cecek bengkok, diluruskan dengan menggunakan tang 2. Bagian cecek putus, disambung dengan besi dengan cara dipatri 3. Bagian rangka motif lepas, rangka disambung kembali dengan dipatri 4. Bagian gagang lepas, rangka dan gagang disambung dengan dipatri 5. Canting cap kotor, canting cap dibersihkan menggunakan kain perca dan minyak goreng
Prosedur pengasahan 1. Merapikan posisi klowongan yang sudah dibakar. Setelah proses pematrian selesai maka rapikan motif sesuai dengan pola yang dibuat. 2. Menyiramkan gondorukem cair pada alat cap. Setelah canting cap rapi selanjutnya pemadatan yaitu dengan diisi gondorukem cair untuk mengisi rongga-rongga diantara tembaga sehingga padat. 3. Mengasah permukaan alat cap dengan kikir hingga rata dan halus. 4. Membersihkan gondorukem dari alat cap dengan cara direbus.
MEMERIKSA HASIL PEMBATIKAN C.13BTK01.033.2
Zuriyah 081327340446 Instruktur BBKB
Search
Read the Text Version
- 1 - 49
Pages: