Nama : Begita Ayunaia Nugraha Nim : K3121018 Kelas : 2A Mata kuliah : Teori Bimbingan Kelompok Dospen : Bapak Dr. Naharus Surur, M.Pd ___________________________________________________________________________________ RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK A Komponen Layanan Layanan Dasar B Topik Layanan Mengenali dan Mengetahui Pengendalian Emosi pada C Bidang Layanan Remaja D Fungsi Layanan Pribadi F Sasaran Layanan Pemahaman dan Pencegahan Siswa siswi kelas VIII, SMP Bina Bakti Bangsa 02 F Materi - Budi Aji Pangestu (VIII A) G Metode dan Teknik - Sekar Cahyaning Putri (VIII A) I Media Alat - Sinta Ayu Maylansari (VIII B) J Waktu - Arjuna Sapta Abimayu (VIII B) K Tanggal Pelaksanaan - Dian Dewi Raquela (VIII C) L Sumber Bacaan - Citra Kemuning Bakti (VIII C) - Cantika Putri Danarinti (VIII D) - Enoela Sinta Tunggal Putri (VIII D) 1. Pengertian Emosi dan Pengendalian Emosi 2. Pentingnya Mengendalikan Emosi 3. Jenis-jenis Emosi 4. Ciri-ciri Emosi dan Pengendalian Emosi 5. Faktor yang Mempengaruhi Emosi Remaja 6. Cara Mengendalikan Emosi Metode : Konseling Elektif Teknik : Group Discussion, token economy Laptop, LCD Proyektor, Bolpoin, Vidio kasus emosional pada remaja (https://youtu.be/dRkh3poNoGA dan https://youtu.be/KgJSNiJV6rU ) 1 kali Pertemuan x 50 Menit 20 Mei 2022 ● Radhitya, Theresia V. dan Mellanny Budiarti S. (2019). PENGENDALIAN EMOSI PADA REMAJA PELAKU TINDAK KRIMINAL DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KHUSUS ANAK (LPKA) BANDUNG. Jurnal Pekerjaan Sosial. 2(2):221-222. https://jurnal.unpad.ac.id/focus/article/view/26251/0 ● Nadhiroh, Yahdinil F. (2015). Pengendalian Emosi (Kajian Religio-Psikologis tentang Psikologi Manusia). Jurnal Saintifika Islamica, 2(1): 56-61. http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/saintifikaislamic
M Tujuan a/article/download/284/283/ ● Priatmoko, Slamet Dwi. (2011). Upaya Meningkatkan N Uraian Kegiatan 1. Tahap Awal Pengendalian Emosi Melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Remaja di Panti Asuhan Yayasan Al Hidayah Desa Sadeng Kecamatan Gunung Pati Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. ● Diana, R Rachmy. (2015). Pengendalian Emosi Menurut Psikologi Islam. UNISIA, 37 (82): 43-45. https://journal.uii.ac.id/Unisia/article/download/10495/ 8175 ● Fauzi, Taty dan Syska P Sari. (2018). Kemampuan Mengendalikan Emosi pada Siswa dan Implikasinya terhadap Bimbingan Konseling. Palembang: Universitas PGRI Palembang. https://jurnal.univpgri- palembang.ac.id/index.php/prosiding/article/download/ 1497/1303 ● Nandy. (2021). Pengertian Emosi, Macam-Macam Emosi, & Emosi Positif Negatif. Diakses pada tanggal 24 April 2022. https://www.gramedia.com/best- seller/pengertian-emosi/ Tujuan Umum : Peserta didik atau Anggota Kelompok dapat Mengetahui dan Memahami Perkembangan Emosional pada diri Remaja serta dapat Megendalikan emosinya Tujuan Khusus : 1. Peserta Didik atau Anggota Kelompok dapat Mengenal dan Memahami pengertian dari Emosi Diri dan Pengendalian Emosi 2. Peserta Didik atau Anggota Kelompok dapat Memahami Pentingnya Pengendalian Emosi 3. Peserta Didik atau Anggota Kelompok dapat Mengetahui dan Memahami jenis-jenis Emosi 4. Peserta Didik atau Anggota Kelompok dapat Mengetahui dan Memahami ciri-ciri perilaku emosi dan ciri-ciri Pengendalian Emosi 5. Peserta Didik atau Anggota Kelompok dapat Mengetahui dan Memahami Faktor yang mempengaruhi Emosi pada Remaja 6. Peserta Didik atau Anggota Kelompok dapat Mengetahui dan Menerapkan perilaku Pengendalian Emosi 1) Anggota kelompok memasuki Ruang Bimbingan dan Konseling dan memberi salam
2) Pemimpin Kelompok menjawab salam dan menyapa Anggota Kelompok dengan ramah 3) Pemimpin Kelompok mempersilahkan duduk para Anggota Kelompok dan mengucapkan terima kasih atas kehadirannya 4) Pemimpin Kelompok memimpin doa 5) Pemimpin kelompok menyampaikan maksud dan tujuan pelaksanaan Bimbingan Kelompok 6) Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian Bimbingan Kelompok, Proses pelaksanaan Bimbingan Kelompok dan menjelaskan peran Pemimpin Kelompok serta Anggota Kelompok 7) Pemimpin Kelompok menjelaskan topik yang akan dibahas mengenai \"Pengendalian Emosi\" 8) Pemimpin Kelompok menjelaskan asas-asas Bimbingan Kelompok 9) Pemimpin kelompok meminta anggota kelompok memperkenalkan dirinya secara bergantian 10) Pemimpin Kelompok membangun hubungan atau dinamika kelompok dengan para Anggota kelompok (Menanyakan kabar, Pelajaran sebelumnya, Sudah makan atau belum) 2. Tahap Peralihan ( Transisi) 1) Pemimpin Kelompok menjelaskan kembali secara ringkas kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Bimbingan Kelompok 2) Pemimpin kelompok menanyakan kesiapan para Anggota kelompok untuk memasuki tahap inti 3) Pemimpin kelompok mengenali situasi kesiapan para anggota kelompok 4) Pemimpin kelompok meningkatkan semangat anggota kelompok dengan pemberian motivasi-motivasi dan pemberian pertanyaan ringan tentang topik yang akan dibahas 5) Pemimpin kelompok menghimbau para Anggota kelompok untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan Bimbingan Kelompok 3. Tahap Inti / Kerja 1) Pemimpin kelompok mengemukakan topik yang akan dibahas yakni keterkaitan dengan emosi diri remaja 2) Pemimpin kelompok menjelaskan pentingnya topik tersebut untuk dibahas 3) Pemimpin kelompok menyampaikan garis besar kegiatan yang akan dilakukan 4) Pemimpin kelompok memberikan tayangan Vidio melalui laptop dengan LCD Proyektor dan menghimbau Anggota Kelompok untuk menyimak dengan seksama 5) Pemimpin kelompok memberikan pertanyaan-pertanyaan refleksi kepada para anggota kelompok yang berkaitan
dengan tayangan Vidio 6) Pemimpin kelompok memberikan tanggapan atas pernyataan-pernyataan refleksi dari para anggota kelompok 7) Pemimpin kelompok memberikan ice breaking dengan bertanya tentang a. Pernahkan marah kepada orang tua? Ceritakan b. Seringkali marah dengan pasangan mengenai hal apa? c. Apakah benar jika wanita akan lebih mudah emosi ketika akan memasuki masa menstruasi? 8) Pemimpin kelompok membuka sesi diskusi dengan memberikan kesempatan kepada para anggota kelompok untuk mengutarakan pendapatnya mengenai emosi dan pengendalian emosi khususnya pada remaja 9) Pemimpin kelompok mendorong seluruh anggota kelompok untuk memberikan pendapatnya dan saling menanggapi 10) Pemimpin kelompok mengutarakan kembali hasil yang telah dicapai dalam proses diskusi dan merencanakan apa yang akan dilakukan setelah mengikuti kegiatan Bimbingan Kelompok 4. Tahap Pengakhiran (Terminasi) O Evaluasi 1) Pemimpin kelompok mengutarakan bahwa kegiatan 1. Evaluasi Proses Bimbingan Kelompok akan segera berakhir 2) Pemimpin kelompok mempersilahkan seluruh anggota kelompok untuk menyampaikan hasil dan kesimpulan dari materi yang telah dibahas secara bergantian 3) Pemimpin kelompok memberikan penguatan terhadap hasil yang telah dikemukakan oleh para anggota kelompok secara jelas, ringkas, dan padat 4) Membahas kegiatan selanjutnya 5) Anggota kelompok diminta untuk menyampaikan pesan, kesan, dan harapan selama mengikuti kegiatan bimbingan kelompok 6) Pemimpin kelompok memberikan lembar evaluasi kegiatan bimbingan kelompok 7) Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan partisipasi aktif para anggota kelompok serta mengutarakan permohonan maaf 8) Pemimpin kelompok menutup kegiatan Bimbingan Kelompok dengan doa dan salam penutup Evaluasi dilakukan oleh Pemimpin Kelompok dengan memperhatikan proses yang terjadi selama kegiatan Bimbingan Kelompok, meliputi : 1. Membangun dinamika kelompok dan mempertahankannya selama proses kegiatan bimbingan kelompok
2. Evaluasi Hasil 2. Keaktifan dan Antusiasme para Anggota kelompok dalam kegiatan Bimbingan Kelompok Mengetahui Dosen Pengampu, 3. Sikap anggota kelompok dalam mengikuti kegiatan Bimbingan Kelompok 4. Sikap anggota Kelompok menjawab pertanyaan 5. Sikap anggota Kelompok memberikan pernyataan dan tanggapan selama proses diskusi Evaluasi dilakukan Pemimpin Kelompok untuk mengetahui hasil yang telah diperoleh Anggota Kelompok setelah mengikuti kegiatan Bimbingan Kelompok, meliputi : 1. Apakah semua Anggota Kelompok memahami dengan baik topik yang telah dibahas? 2. Apakah guru BK memberikan penjelasan materi dengan baik dan mudah dipahami? 3. Mengetahui perasaan dan kepuasan anggota kelompok dalam kegiatan Bimbingan Kelompok 4. Rencana atau kegiatan apa yang akan dilakukan setelah mengikuti kegiatan Bimbingan Kelompok? Surakarta, 27 April 2022 Guru BK,. Dr. Naharus Surur, M.Pd Begita Ayunaia Nugraha
LAMPIRAN 1 : MATERI A. Pengertian Emosi dan Pengendalian Emosi Menurut Prezz (1999), emosi merupakan reaksi terhadap situasi tertentu oleh tubuh. Sedangkan Sarlito W.S dalam Yusuf (2005:114-115) berpendapat bahwa emosi merupakan \"Setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas (mendalam).\" Emosi menurut Goleman (2009: 411), mengungkapkan “emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak”. Emosi merujuk kepada suatu keadaan pikiran yang khas secara biologis dan psikologis, juga adanya kecenderungan untuk mengambil tindakan berdasarkan perasaan tersebut. Jadi, pada dasarnya emosi adalah suatu dorongan untuk bertindak. Selain itu, Emosi menurut Chaplin adalah suatu kondisi dimana satu individu mengalami rangsangan oleh perubahan – perubahan di sekelilingnya yang disadari dan sifat dari perilaku tersebut mendalam. Menurut Chaplin, emosi dan perasaan berbeda, dimana perasaan itu adalah pengalaman yang disadari, yang aktif oleh keadaan eksternal maupun macam – macam keadaan jasmaniah Secara etimologi atau asal bahasa, emosi diambil dari bahasa Latin yaitu ‘movere‘ yang artinya “menggerakkan atau bergerak”. Kata ‘Movere’ lalu ditambah dengan awalan ‘e’ yang artinya ” bergerak menjauh”. Dengan demikian, definisi emosi adalah suatu gejala dari psiko fisiologis yang akan menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan tingkah laku yang diwujudkan dalam bentuk suatu ekspresi tertentu Pada hakikatnya emosi merupakan gambaran dari perasaan manusia saat menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang berbeda, emosi merupakan reaksi alamiah manusia terhadap berbagai kondisi yang nyata. Emosi adalah suatu pola perubahan individu yang diiringi dengan keadaan perasaan yang kompleks, yang dapat membangkitkan dan memotivasi diri individu dalam bertingkah laku. Hurlock (1973: 231) menjelaskan bahwa pengendalian emosi merupakan suatu bentuk usaha yang menitik beratkan pada penekanan reaksi yang tampak terhadap suatu rangsangan yang menimbulkan emosi, dan mengarahkan energi emosi tersebut ke suatu bentuk ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima oleh lingkungan. Sedangkan Santoso (2008: 11) menjelaskan bahwa melakukan pengendalian emosi berarti juga melakukan suatu bentuk pengelolaan emosi. Pengelolaan emosi terkait dengan kemampuan penyesuaian diri secara psikologis, dimana individu mampu mengidentifikasi, mengakui dan mampu untuk mengelolanya. Sigmund Freud dalam Rosa (2006: 13). menyatakan bahwa belajar mengendalikan emosi merupakan tanda perkembangan kepribadian yang menentukan apakah seseorang sudah beradab apa belum. Freud percaya bahwa kepribadian seorang remaja yang sedang tumbuh di bentuk oleh dua faktor kekuatan besar, pertama untuk mencari kesenangan, kedua untuk berusaha menghindari rasa sedih dan rasa tidak nyaman. Pengendalian emosi adalah suatu bentuk usaha penekanan reaksi terhadap suatu rangsangan yang menimbulkan emosi, dan bisa mengarahkan energi emosi tersebut ke suatu bentuk ekspresi yang bermanfaat bagi perkembangan potensinya. B. Pentingnya Mengendalikan Emosi Emosi yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan fisik dan psikis manusia. Pengendalian emosi sangat penting dalam kehidupan manusia, khususnya untuk mereduksi ketegangan yang timbul akibat emosi yang memuncak. Emosi menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormonal di dalam tubuh, dan memunculkan ketegangan psikis, terutama pada emosi-emosi negatif. Menurut Sayyid Mujtaba dalam Supeno (2009: 345) mengungkapkan kejahatan merupakan perwujudan dari kepribadian yang tidak seimbang. Ketika seorang individu kehilangan pengawasan atas akalnya, maka ia juga akan kehilangan atas kehendak dan dirinya sendiri. Oleh karena itu pengendalian emosi sangat penting dilakukan karena : 1. Emosi dapat menyebabkan perbuatan yang tercela, timbulnya sikap marah biasanya akan melahirkan suatu perasaan menyesal setelah marahnya berhenti. 2. Emosi dapat membinasakan hati, marah itu tidak lain merupakan salah satu penyakit hati yang kalau dibiarkan akan dapat merusak diri secara keseluruhan. Ja’far Ash-Shadiq
berkata “Amarah membinasakan hati dan kebijaksanaan, barang siapa yang tidak bisa menguasainya, maka ia tidak akan dapat mengendalikan pikirannya.” 3. Emosi dapat merubah fungsi organ tubuh. Mardin mengungkapkan hasil penelititan ilmiah mengenai pengaruh fisiologis akibat kecemasan telah mengungkapkan adanya berbagai perubahan dalam seluruh anggota tubuh seperti hati, pembuluh darah, perut, otak dan kelenjar-kelenjar tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah pada waktu marah. 4. Emosi akan mempercepat kematian individu. Amarah dan kekecewaan yang terjadi pada seseorang akan mempengaruhi kualitas kesehatannya. Menurut para ahli kesehatan, amarah dapat menyebabkan kematian secara mendadak jika mencapai tingkat tertentu yang berkibat pada serangan jantung secara tiba-tiba. Sedangkan Hurlock (1973: 231) menjelaskan bahwa tercapainya pengendalian emosi itu sangat penting, jika kita menginginkan remaja itu berkembang secara normal. Ada 2 alasan utama mengapa hal ini terjadi karena: 1. Kelompok sosial mengharapkan semua remaja bisa belajar mengendalikan emosi mereka dan kelompok sosial itu menilai mereka dari keberhasilannya melakukan hal tersebut, karena ekspresi emosi yang tidak terkendali itu tidak akan diterima 2. Apabila suatu pola ekspresi emosi telah dipelajari, maka sukar untuk mengendalikannya dan bahkan menghilangkannya. Jadi semakin dini akan lebih sukar lagi untuk remaja belajar mengendalikan emosi mereka, maka akan semakin lebih mudah bagi mereka untuk mengendalikan emosi mereka. C. Jenis-jenis Emosi Secara garis besarnya terdapat 2 golongan emosi, yaitu emosi positif dan emosi negative. Emosi positif adalah emosi yang memberikan dampak yang baik, seperti bahagia, senang, gembira, dan cinta. Sedangkan emosi negatif adalah emosi yang memberikan dampak butik, seperti takut, marah, sedih, dan cemas. Perbedaan rangsangan yang diterima oleh indera memberikan pengaruh terhadap perasaan seseorang. Berikut adalah macam-macam penjelasan dari emosi : a. Emosi marah : seseorang yang marah kepada orang lain, disesbabkan karena ia menganggap bahwa orang itu bersalah terhadap dirinya. Orang yang marah dapat menunjukan sikap agresif, menganggu orang yang dikenai marah, membanting barang, memikul, bahkan mencelakai sampai membunuh b. Emosi sedih, luka, dan pilu : kesedihan yang diwujudkan dengan menangis, mengurung diri di kamar, tidak mau bergaul dengan orang lain, dll c. Emosi Iri : seseorang membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain. Jika dia merasa keadaan dirinya lebih rendah atau kurang dari pada orang yang ia bandingkan akan timbul rasa iri. Emosi ini dapat dikendalikan dan di ekspresikan secara positif dengan cara menimbulkan gairah usaha dan meningkatkan kerja untuk menyamai atau bahkan melebihi orang yang dibandingkan tersebut. d. Emosi Takut : Ketakutan diwujudkan dengan ekspresi seperti lari menjauh dari objek penyebab takut. e. Emosi Cinta : Ditandai dengan bentuk jalinan asmara antar kedua pihak. Emosi ini harus di kendalikan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Syamsudin (2004:114) menggolongkan bentuk-bentuk emosi sebagai berikut: 1. Amarah : beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis. 2. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat. 3. Rasa rakut : cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik. 4. Kenikmatan : bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang sekali, dan batas ujungnya, mania. 5. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.
6. Terkejut : terkejut, terkesiap, takjub, terpana. 7. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8. Maalu : rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur. D. Ciri-ciri Emosi dan Pengendalian Emosi Biehler (1972) dalam (http://de-kill.blogspot.com/2009/01/gejolak-emosiremaja.html) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu 1) Usia 12-15 tahun - Cenderung banyak murung dan tidak dapat ditebak - Bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri - Kemarahan biasa terjadi - Cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan ingin selalu menang sendiri - Mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara objektif Ciri-ciri emosional remaja 2) Usia 15-18 tahun - “Pemberontakan” remaja merupakan ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak menuju dewasa. - Banyak remaja mengalami konflik dengan orang tua mereka. - Sering kali melamun, memikirkan masa depan mereka Sukmadinata (2005) mengemukakan terdapat empat ciri emosi, yaitu: a) Pengalaman emosional bersifat pribadi dan subyektif. Pengalaman seseorang memegang penanan penting dalam pertumbuhan emosi, pengalaman ini kadang berlangsung tanpa disadari dan tidak dimengerti oleh yang bersangkutan. Lebih bersifat subyektif dari peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berfikir b) Adanya perubahan aspek jasmaniah. Pada waktu individu menghayati suatu emosi, maka terjadi perubahan pada aspek jasmaniah. Perubahan-perubahan tersebut tidak selalu terjadi serempak, mungkin satu mengikuti yang lainnya. Misalnya jika seseorang marah maka perubahan yang paling kuat terjadi pada jantungnya yang berdebar-debar, lalu pernafasannya, dll c) Emosi diekspresikan dalam perilaku. Emosi yang dihayati oleh seseorang diekspresikan dalam perilakunya, terutama dalam ekspresi roman muka dan suara/bahasa. Ekspresi emosi ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, belajar dan kematangan. d) Emosi sebagai motif. Motif merupakan suatu tenaga yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan. Demikian juga dengan emosi, dapat mendorong sesuatu kegiatan, kendati demikian diantara keduanya merupakan konsep yang berbeda. Motif atau dorongan pemunculannya berlangsung secara siklik, bergantung pada adanya perubahan dalam irama psikologis, sedangkan emosi tampaknya lebih bergantung pada situasi merangsang dan arti signifikansi personalnya bagi individu. Khoiruddin menjelaskan bahwa ciri-ciri orang yang bisa mengendalikan emosi yaitu: 1. Mempunyai kemampuan untuk memotivasi diri. 2. Mampu bertahan menghadapi frustasi. 3. Mampu mengendalikan hawa nafsu, hati tidak terlampau senang yang berlebih-lebihan. 4. Menjaga agar tidak stress yang dapat melumpuhkan kemampuan berpikir 5. Mampu menyelesaikan masalah atau konflik sendiri dengan baik. 6. Mampu membaca dan memahami perasaan orang lain dengan efektif dan terampil bergaul. 7. Orang yang secara emosional cerdas, memiliki banyak keuntungan, misal dalam berhubungan kasih sayang, politik, organisasi, produktivitas lebih berhasil. 8. Mempunyai kemampuan untuk memantau perasaan diri sendiri atau orang lain dari waktu ke waktu. mengelola emosi 9. Mampu dalam situasi dan bagaimanapun dan tidak mempertuhankan hawa nafsu. 10. Tidak penakut, tidak gelisah, bermoral, tegas, ramah, sosial, hangat, mampu menyesuaikan diri, terbuka, mandiri, amanah, bijaksana, adil, dan sebagainya. E. Faktor yang Mempengaruhi Emosi Remaja
Menurut Ali & Ansori (2005) dan Nursalim (2013), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi emosi remaja, yaitu: a) Perubahan Jasmani Pada masa remaja terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada anggota tubuh, sehingga menjadikannya tidak seimbang. Kondisi ketidakseimbangan dalam tubuh berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja, karena beberapa remaja tidak dapat menerima perubahan kondisi tubuhnya. Selain itu hormon tertentu juga sudah berfungsi pada remaja, sehingga dapat menyebabkan rangsangan dalam tubuh dan menimbulkan masalah dalam perkembangan emosi. b) Perubahan Pola Interaksi dengan Orang Tua Perbedaan pola asuh orang tua berpengaruh pada perkembangan emosi remaja. Pemberontakan pada orang tua menunjukan keinginan remaja untuk melepaskan diri dari pengawasa orang tua. Adanya bentuk perlawanan kepada orang tua akan membuat puas dalam menunjukan dirinya yang berhasil menjadi orang yang sudah dewasa, jika bentuk perlawanan membuat orang tua marah, maka hal tersebut tidak membuat remaja puas karena orang tua tidak menunjukan pengertian yang diinginkannya sehingga keadaan inilah yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja. c) Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya Remaja membangun interaksi dengan teman sebaya secara khusus untuk melakukan aktivitas bersama yang bisa disebut geng. Hubungan antar anggota dalam suatu geng biasanya bersifat intens, memiliki kohesivitas dan solidaritas tinggi. Adanya perubahan dalam jalinan pertemanan akan mempengaruhi emosi remaja d) Perubahan Pandangan Luar Beberapa perubahan mengenai pendangan luar dapat menyebabkan konflik emosional dalam diri remaja. Seringkali remaja dianggap sudah dewasa, tetapi mereka tidak mendapatkan kebebasan penuh sebagaimana yang diberikan oleh orang dewasa. Mereka masih sering dianggap anak kecil sehingga kerap kali membuat mereka jengkel yang kemudian menimbulkan tingkah laku emosional pada remaja F. Cara Mengendalikan Emosi John Gottman memberikan petunjuk untuk mengajarkan cara memahami dan mengatur dunia emosi khususnya pada anak-anak, meliputi : 1. Memilih situasi Hindari keadaan yang dapat memicu emosi terutama emosi yang tidak diinginkan. Keluar dari rumah atau suatu tempat secara cepat agar perasaan marah tidak muncul. 2. Memodifikasi situasi Dilakukan ketika ingin mengurangi perasaan emosi. Ubah situasi dengan mencari cara yang sesuai dengan kemampuan sehingga kegiatan dapat selesai sesuai dengan yang diinginkan, dapat juga memberikan targyatau harapan yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak akan merasa kecewa atas apa yang telah diharapkan 3. Alihkan fokus perhatian Fokus kepada diri sendiri atau hal-hal lain yang membuatmu hirau akan hal yang telah membuat emosi muncul. Percaya diri dengan kemampuan yang ada dan nikmati proses yang telah berjalan 4. Ubah Pemikiran Inti dari emosi adalah adanya sebuah keyakinan yang mendorongnya. Arahkan pikiran pada hal-hal positif untuk mengubah emosi negatif menjadi emosi yang positif 5. Ubah respons Dapat dilakukan dengan menarik nafas dalam-dalam dan menutup mata untuk menenangkan diri, berhenti tertawa ketika berada pada situasi serius dan mengubah ekspresi wajah atau pikirkan hal-hal yang membuat senang sehingga suasana hati dapat berubah. Secara teori, terdapat tiga model pengendalian emosi yang dilakukan oleh seseorang ketika menghadapi situasi emosi (Hube, 2006), yaitu pengalihan, penyesuaian kognitif, dan strategi koping. 1) Pengalihan/Displacement. Pengalihan merupakan suatu cara mengalihkan atau menyalurkan ketegangan emosi pada obyek lain. Di antara cara yang sering digunakan yakni katarsis, rasionaliasi dan dzikrullah.
- Katarsis ialah suatu istilah yang mengacu pada penyaluran emosi keluar dari keadaannya. Sebutan lain untuk katarsis ini juga dikenal istilah „ventilasi‟. contoh, orang yang sedang jatuh cinta namun tak kuasa menyatakan cintanya karena berbagai sebab, akhirnya dia menulis novel atau kumpulan puisi cinta yang tak lain merupakan penyaluran emosi dari apa yang sedang dialaminya. - Rasionalisasi merupakan proses pengalihan dari satu tujuan yang tak tercapai kedalam bentuk lain yang diciptakan dalam pikirannya. Yang dirasionalisasikan adalah alasan yang digunakan dalam pengalihan itu. Menurut Atkinson, Atkinson, dan Hilgard (1991), ada dua tujuan dari rasionalisasi ini , yaitu (1) mengurangi kekecewaan ketika tujuan tidak tercapai. (2) memberi motif yang layak atas suatu tindakan dengan memberi alasan yang dapat diterima secara rasio. Contoh, ketika seseorang berupaya menikahi seseorang yang sangat dicintainya, ternyata mengalami kegagalan. Hikmah diperoleh seseorang dengan mencoba mengenali kebaikan apa yang muncul setelah kegagalan itu. - Zikrullah merupakan salah satu cara pengalihan manakala manusia mengalami kesulitan atau permasalahan. Mengingat Allah ini dapat berupa kalimah thayyibah, wirid, doa maupun tilawah Quran. Efek dari aktivitas tersebut, seorang muslim akan merasakan ketentraman dalam menghadapi masalahnya (QS 13:38), dan hal itu baik untuk menghasilkan sikap optimis ketika ada harapan tidak terpenuhi. Selain itu, zikrullah juga dapat mengalihkan emosi negatif yang dialami seseorang menjadi emosi positif dengan sebab kondisi tenang dan damai yang dirasakannya. 2) Penyesuaian Kognitif / Cognitive Adjustment. Landasan teori penyesuaian kognitif adalah realitas bahwa kognisi seseorang sangat mempengaruhi sikap dan perilakunya. Penyesuaian kognitif merupakan cara yang dapat digunakan untuk menilai sesuai menurut paradigma seseorang yang disesuaikan dengan pemahaman yang dikehendaki. Pengalaman-pengalaman dalam peta kognisi dicocokkan dengan berbagai hal yang paling mungkin dan pas untuk diyakini. Ada 3 bentuk penyesuaian kognitif, yaitu atribusi kognitif, empati dan altruisme. - Atribusi kognitif adalah suatu mekanisme yang menempatkan persepsi berada dalam kondisi positif. Setiap masalah selalu dilihat dari sisi positifnya. Pada kenyataannya, atribusi positif selalu beriringan dengan atribusi negatif terutama yang mengandung konflik yang berkecamuk dalam kehidupan manusia. - Empati merupakan kesadaran dalam diri seseorang untuk turut merasakan apa yang sedang dialami oranglain, baik berupa kesulitan maupun musibah. Dengan kesadaran berempati ini seseorang dapat menimba pengalaman oranglain dalam mereduksi gejolak emosi tatkala peristiwa yang sama menimpa dirinya. - Altruisme merupakan salah satu prinsip dalam relasi interpersonal. Gambaran altruisme dalam Al Quran dapat dibaca misalnya pada QS 76:8-9 yang melukiskan orang yang memberi pertolongan kepada sesama tanpa pamrih, kecuali mengharap ridho Allah. 3) Coping strategy Coping dimaknai sebagai tindakan seseorang dalam menanggulangi, menerima atau menguasai suatu kondisi yang tidak diharapkan (masalah). Dalam teori psikologi, terdapat dua strategi coping, yaitu emotional focus coping yang berarti fokus penanggulangan pada emosi yang dirasakan, dan problem focus coping yang secara singkat berarti fokus penanggulangan pada masalah yang dihadapi. 4) Model Lain-Lain - Regresi, merupakan salah satu bentuk mekanisme pertahanan diri dengan cara mundur dari perkembangan yang lebih tinggi ke yang lebih rendah. Misalnya, orangtua yang takut menghadapi fase ketuaan melakukan regresi dengan bertingkah laku seperti anak-anak atau remaja - Represi dan supresi, Represi yaitu menekan peristiwa atau pengalaman tidak menyenangkan yang dialami ke alam bawah sadar. Pengalaman traumatis yang mungkin menimbulkan emosi-emosi negatif yang berusaha untuk dilupakan dikenal pula dengan istilah motivated forgetting (lupa yang disengaja). Sedangkan Supresi, yaitu menekan sesuatu yang membahayakan ego. Namun pada supresi penekanan kesadaran terhadap peristiwa tidak tenggelam ke alam bawah sadar, tetapi hanya dikesampingkan untuk sementara waktu karena adanya hal-hal lain yang dianggap substansial dan harus segera dilakukan.
- Relaksasi, Mekanisme tubuh manusia mengharuskan adanya relaksasi ketika kegiatan fisik dan mental melebihi ukuran biasanya. orang yang baru saja mengalami ketegangan emosional, perlu relaksasi. Bahkan sebelum emosi memuncak juga perlu dilakukannya relaksasi sebagai kendali. Rasulullah saw. mengajarkan kita untuk: berwudu, mengubah posisi pada saat sedang emosi, bahkan berdiam diri. Untuk mengendalikan emosi yang sedang memuncak. - Penguatan, misalnya adalah dikalangan masyarakat awam terdapat kebiasaan dan keyakinan bahwa emosi takut terhadap makhluk ghaib bisa diminimalisisr dengan bacaan ayat kursi
LAMPIRAN 2 : Lembar Evaluasi Proses LEMBAR EVALUASI PROSES LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Kelas : Hari/Tanggal : Topik : Mengenali dan Mengetahui Pengendalian Emosi pada Remaja Petunjuk Pengisian ! Berilah tanda check list (✓) pada kolom skor nilai untuk melakukan penilaian terhadap peserta didik sesuai keadaan pada saat kegiatan Bimbingan Kelompok berlangsung! Keterangan : Skor 1 : Sangat Sesuai Skor 2 : Sesuai Skor 3 : Tidak Sesuai Skor 4 : Sangat Tidak Sesuai No Aspek yang Diamati Skor 1 234 1 Anggota kelompok berantusias mengikuti kegiatan Bimbingan Kelompok 2 Anggota kelompok aktif menjawab memberi salam dengan baik 3 Anggota kelompok melakukan perkenalan dengan penuh percaya diri 4 Anggota kelompok mengamati Vidio dengan seksama 5 Anggota kelompok menjawab pertanyaan dengan baik dan lancar 6 Anggota kelompok bersikap tertib dan kondusif selama kegiatan bimbingan kelompok 7 Anggota kelompok memberikan pendapat dan argumen tentang topik yang dibahas 8 Anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi 9 Anggota kelompok menanggapi pernyataan dari anggota kelompok lain 10 Anggota kelompok menunjukan hubungan yang positif selama kegiatan bimbingan kelompok 11 Anggota kelompok mampu memberikan hasil dan simpulan dengan baik dan penuh pemahaman 12 Anggota kelompok mampu memberikan gambaran tentang langkah yang akan dilakukan setelah mengikuti bimbingan kelompok Jumlah Skor
LAMPIRAN 3 : Lembar Evaluasi Hasil LEMBAR EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK Nama : Kelas : No. Absen : Hari/Tanggal : Topik : Mengenali dan Mengetahui Pengendalian Emosi pada Remaja Petunjuk Pengisian ! ● Isi Identitas diri secara lengkap ● Bacalah debgan cermat setiap pertanyaan dibawah ini. Berikan jawaban dengan memberi tanda check list (✓) pada salah satu kolom skor yang paling sesuai dengan hasil penilaian anda yang sesuai dengan kriteria berikut SS : Sangat Sesuai S : Sesuai TS : Tidak Sesuai ST : Sangat Tidak Sesuai ● Jawaban yang anda berikan tidak menuntut jawaban Benar atau Salah. Jawablah dengan benar dan tepat sesuai dengan hasil yang anda dapatkan selama kegiatan bimbingan kelompok. Hasil dari pertanyaan ini tidak akan mempengaruhi nilai mata pelajaran anda di sekolah. Namun bermanfaat sebagai pertimbangan pemberian layanan berikutnya. Terima kasih No Pertanyaan SS Skor ST S TS 1 Saya memahami apa yang dimaksud dengan layanan bimbingan kelompok 2 Saya mengetahui tujuan dilakukannya layanan bimbingan kelompok 3 Saya mengetahui pentingnya membahas topik tentang \"Mengenali dan Mengetahui Pengendalian Emosi pada Remaja\" 4 Saya mendapatkan pengetahuan tentang Emosi dan Pengendalian Emosi pada remaja 5 Guru BK menjelaskan mengenai topik \"Mengenali dan Mengetahui Pengendalian Emosi pada Remaja\" dengan baik dan mudah dipahami 6 Saya dapat mengambil nilai yang terkandung dalam Vidio tayangan 7 Saya mengetahui dan memahami apa pengertian Emosi dan Pengendalian Emosi 8 Saya mengetahui dan memahami pentingnya pengendalian emosi di usia remaja 9 Saya mengetahui dan memahami bagaimana cara mengendalikan emosi 10
Saya menyadari emosi yang saya dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain 11 Saya menyadari bahwa saya harus dapat belajar mengendalikan emosi mulai dari sekaranf 12 Saya mengetahui apa yang harus dilakukan untuk dapat mengendalikan emosi 13 Saya sangat puas dan senang mengikuti kegiatan bimbingan kelompok Jumlah skor
Search
Read the Text Version
- 1 - 14
Pages: