Pengantar Kitab WAHYU BENGKEL PELPRIP 31 Januari 2022
JUDUL KITAB Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes dan dia menjelaskan ten- tang kitab apa yang ditulisnya. Dia menyebut Kitab yang ditulisnya adalah Wahyu atau Kitab Kiamat, dengan bahasa Yunani disebut sebagai Kitab Apokalupsis (Wah. 1:1). 1 Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba- hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh ma- laikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Judul Kitab ini diambil oleh Rasul Yohanes, mengacu pada literatur Yahudi seperti yang disebutkan dalam Kitab Yehezkiel, Daniel, Ez- ra, Zakharia dan lainnya. Kitab ini mengungkapkan tentang penglihatan-penglihatan simbolis yang menyingkapkan perspektif Sorgawi tentang sejarah dan mendapatkan polanya untuk melihat di masa depan. Rasul Yohanes juga menjelaskan bahwa Kitab Wahyu adalah nu- buatan yang artinya Firman Allah yang disampaikan melalui seorang nabi dengan tujuan memberikan peringatan atau menghi- bur mereka pada saat krisis. (Wah. 1:3) 3 Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya su- dah dekat. 2
TUJUAN SURAT Kitab Wahyu merupakan surat yang dikirim secara khusus kepada jemaat-jemaat yang berada di Asia Kecil seperti yang ditulis dalam (Wah. 1:4) 4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya, Angka 7 merupakan angka yang ditonjolkan oleh Rasul Yohanes dalam Kitab Wahyu, karena mengacu pada arti kesempurnaan, berdasarkan siklus 7 hari Sabat dalam Perjanjian Lama. 3
Rasul Yohanes menulis Kitab Wahyu dengan simbol dan gam- baran penuh makna dari Perjanjian Lama, dengan maksud supaya pembaca memahami narasi yang dia tulis melalui makna yang dipahami dari Perjanjian Lama. Dengan pengertian ini, kita bisa melihat Kitab Wahyu dengan lebih logis dan jelas supaya tidak menganggap Kitab Wahyu sebagai Kitab Kode Rahasia atau semacam Primbon yang di utak atik matuk. Jangan lupa juga bahwa Kitab Wahyu adalah sebuah surat yang ditujukan kepada jemaat-jemaat yang ada dalam abad pertama, dimana melalui suratnya ini, Rasul Yohanes ingin memberikan ulasan kepada jemaat-jemaat yang merupakan alamat tujuan su- ratnya tersebut. Sehingga untuk memahami Kitab Wahyu, kita harus memahami konteks dan waktu penulisan, penulisnya serta maksud penulis Kitab ini dan tujuan surat ini kepada ketujuh jemaat tersebut. Itulah yang dilakukan oleh Rasul Yohanes dalam pembuka su- ratnya, dalam Wahyu 1b-3, dia menuliskan pesan kepada 7 jemaat, yang mengingatkan bahwa Tuhan Yesus Kristus yang mati dan bangkit, merupakan pokok dari ketujuh jemaat yang diumpa- makan sebagai pelita kaki dian. (Zakharia 4). Ketujuh jemaat tersebut adalah jemaat Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia. Tuhan Yesus menunjukkan kondisi ketujuh jemaat tersebut, ada 4
yang sudah menjadi apatis, ada yang terbelenggu dengan ke- makmuran, ada yang hidup tidak bermoral, tetapi ada juga jemaat yang bertahan walaupun dalam penganiayaan. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa keadaan yang terjadi dalam jemaat akan memburuk. Kesengsaraan yang menimpa jemaat- jemaat tersebut akan terus memburuk sehingga memaksa mereka dalam dua pilihan, untuk KOMPROMI atau TETAP SETIA. (Wah. 2:9-10) 9 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. 10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu di- cobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota ke- hidupan. Pada masa Rasul Yohanes menulis Kitab Wahyu (sekitar tahun 86 -96 M), Kaisar Domitianus yang menguasai dunia pada waktu itu. Kaisar Domitianus menganiaya orang Kristen untuk menyangkal Yesus. Bagi yang menyangkal Yesus akan mendapatkan hidup dalam pemerintahan Roma, sedangkan bagi yang menolak untuk menyangkal Yesus akan dibinasakan. Dengan kondisi tersebut, Tuhan Yesus mengingatkan umat-Nya untuk bertahan, karena mereka akan diberikan upah. Janji upah tersebut di tuliskan dalam pasal 21-22 dalam Kitab Wahyu. 5
Jadi dalam pembukaan suratnya, Rasul Yohanes sudah menun- jukkan adanya plot dalam Kitab Wahyu, apakah umat Tuhan akan bertahan dan menjadi Ciptaan yang Baru, atau umat Tuhan akan berkompromi dan terseret dalam kebinasaan kekal? Dalam Kitab Wahyu pasal 4-5, Rasul Yohanes menggambarkan tentang tahta Allah berdasarkan atas gambaran yang diberikan oleh Nabi Yesaya (Yes. 6), Nabi Yehezkiel (Yeh. 1) dan Nabi Daniel (Dan. 7). Melalui gambaran tentang tahta Allah tersebut, Rasul Yohanes juga menggambarkan tentang Allah yang memegang sebuah kitab yang berisi pesan para nabi seperti yang digambarkan da- lam Yes. 8:16; Yeh. 2-3, dan Dan. 12. Di dalam kitab yang dipegang oleh Allah itu tertulis tentang bagaimana Kerajaan Allah akan datang di bumi seperti di sorga. 6
Kitab yang dipegang oleh Allah tersebut tidak bisa dibuka oleh siapapun juga, kecuali oleh Singa dari suku Yehuda (Kej. 49:9) dan Tunas Daud (Yes. 11:1). Julukan-julukan tersebut adalah gambaran klasik yang ditujukan kepada Mesias dalam Perjanjian Lama. Ternyata yang dilihat oleh Yohanes adalah Anak Domba yang te- lah disembelih. Apa yang dilihat oleh Rasul Yohanes itu adalah bagian yang san- gat penting dalam Kitab Wahyu. Anak Domba yang tersembelih itu melambangkan Kerajaan Allah yang terbuka melalui penyaliban Mesias yang mati di kayu salib. Kematian Anak Domba itu bukan berarti kekalahan, tetapi keme- nangan mutlak karena kematian tidak mampu menahan-Nya, Dia bangkit dari kematian. Pola ini menunjukkan cara Yesus dalam menaklukkan kejahatan. Penglihatan ini diakhiri dengan Anak Domba duduk di atas tahta disamping Allah, dan Anak Domba itulah yang memegang kitab yang dipegang oleh Allah tadi, dan hanya Anak Domba itu yang bisa membuka meterainya. Ini adalah simbol otoritas Illahi Allah untuk membawa sejarah Penciptaan umat manusia sampai kepada kesudahannya. Melalui pembukaan meterai itu, kita akan dibawa melihat siklus 7 7 7, yaitu 7 Meterai, 7 Sangkakala, dan 7 Cawan. 7
8
Search
Read the Text Version
- 1 - 8
Pages: