Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Modul PPPK PGRI

Modul PPPK PGRI

Published by spd pardi, 2021-03-20 12:58:45

Description: Monggo dapat dibaca yang khusus KOMPETENSI PEDAGOGIS dan PROFESIONAL

Search

Read the Text Version

Tim Penyusun Modul Tes Bakat Skolastik Program Pembimbingan Seleksi Guru PPPK 2021 Pengarah: Dr. H. Eduart Wolok, ST, MT, IPM. Dr. Hj. Yolanda Pateda, M.Pd. Koordinator Tim Penyusun: Bobby Gani, S.Si, M.Pd. (Kemampuan Verbal Dan Numerik) Salahudin Olii, MT. (Kemampuan Analitik/Penalaran Dan Spasial) Tim Penyusun: Nisky Imansyah Yahya, S.Pd, M.Si. Suhardiman Tamu, S.Kom, M.Pd. Fiqi Garibaldi Umar, S.Pd. Nur ‘Ain Supu, S.Si. Tim Editor: Erwin Asnawi, S.Pd. Muh. Muhni Tasnim, S.Pd, Gr. Machfud Cesar Ramdhani Buluati, S.Pd. Haryati Octaviani Bempah, S.Pd, Gr.

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dapat menyelesaikan modul Tes Bakat Skolastik untuk Program Pembimbingan guru honor sebagai calon peserta seleksi PPPK tahun 2021 oleh PGRI Gorontalo. Modul ini bertujuan untuk membantu, membekali, mempersiapkan pengetahuan tenaga guru honor mengenai materi dan keterampilan menjawab soal Tes Bakat Skolastik (TBS). Kami berharap bahwa modul ini juga dapat menambah referensi bagi guru honor untuk pengembangan kompetensi. Dalam modul ini memuat tentang uraian materi-materi yang berkaitan dengan “Kemampuan Verbal, Numerik, Analitik, dan Spasial”. Selain itu untuk memudahkan pemahaman juga terdapat kumpulan soal-soal latihan untuk dapat dipelajari oleh para guru honor calon peserta seleksi PPPK. Materi yang ada dalam modul ini juga digunakan dalam platform sekolahrakyat.ung.ac.id. Kami berusaha menyusun modul TBS ini sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat terjadi kegiatan belajar mengajar yang lebih komunikatif dan efektif untuk hasil belajar yang maksimal. Akhirnya, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini, semoga dapat memberikan andil dalam perjuangan Bapak/Ibu guru honor dalam mengikuti seleksi PPPK. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Untuk itu, kritik dan saran bagi kesempurnaan modul ini sangat kami harapkan. Semoga modul Tes bakat Skolastik ini dapat memberikan manfaat bagi bapak/Ibu dalam mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Salam Solidaritas. Gorontalo, Februari 2021 Ketua PGRI Provinsi Gorontalo, Dr. H. Eduart Wolok, ST, MT, IPM. NPA : 29010200726

KEMAMPUAN VERBAL TES SINONIM A. MATERI TES SINONIM 1. Pengertian Tes Sinonim Tes sinonim merupakan salah satu bentuk tes kemampuan verbal yang dikerjakan dengan menentukan bentuk Bahasa yang maknya mirip atau sama denga bentuk bahasa lain. Tes sinonim sering disebut dengan tes persamaan kata. Sinonim atau persamaan kata terdapat beberapa jenis, yaitu; a. Sinonim Mutlak, merupakan kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan apapun tanpa mengubah makna structural dan makna leksikal dalam rangkai kata/frasa/kalusa/kalimat. Contoh: Kosmetik = alat kecantikan Laris = laku, larap Leksiografi = perkamusan b. Sinonim Semirip, merupakan kata-kata yang dapat bertukar temapt dalam konteks kebahasaan tertantu tanpa mengubah makna structural dan leksikal dalam rangkai kata/frasa/klausa/kalimat tersebut saja. Contoh: Melatis = menerobos Lahiriah = jasmaniah c. Sinonim Selingkung, merupakan kata-kata yang dapat saling mengganti dalam satu konteks kebahasaan tertentu saka secara structural dan leksikal. Contoh: Lemah = lemas 2. Tujuan dan Fungsi Tes Sinonim • Mengetahui perbendaharaan kosa kata seseorang; • Mengetahui kemampuan seseorang dalam mengartikan kata, sehingga diperoleh permsaan arti dari kata tersebut; • Mengetahui pengetahuan dan wawasan seseorang; • Mengetahui ketelitian dan kejelian seseorang; • Mengukur tingkat kewaspadaan dan kecermatan terhadap suatu indikasi yang sama, sekaligus wawasannya. Salah satunya bahwa seseorang akan lebih cepat, efektif, dan efisien dalam mengambil keputusan, ketika dihadapkan pada permasalahan yang memiliki prinsip serta tipe yang sama dengan permasalahan yang pernah dihadapi. B. TIPS DAN TRIK Sebelum mengerjakan tes sinonim • Perbanyak kegiatan membaca buku atau literatur yang mendukung, dalam tes ini keleluasaan pengetahuan dan wawasan seseorang juga dapat dilihat; • Perbanyak perbendaharaan kosa kata, dengan jeli mencari/membaca arti kosa kata yang baru didapatkan/diperoleh di dalam kamus; • Pelajari materi-materi tes sinonim. Dengan demikian, dapat mengerjakan tes dengan sesungguhnya; • Perbanyak berlatih dengan mengerjakan soal-soal persamaan kata (sinonim); • Perbanyak perbendaharaan kata dan mengasah pengetahuan juga dapat dilakukan dengan sering mengerjakan teka-teki silang;

• Persiapkan diri dengan istrahat yang cukup. Sering kali, seseorang sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengerjakan tes. Namun, ketegangan atau kondisi fisik yang kurang prima, menyebabkan hasil tes yang tidak baik; • Usahakan tiba di tempat ujian lebih awala, dan tidak terlambat; • Persiapkan hal-hal yang perlu dibawa pada saat ujian, seperti kartu ujian, kartu identitas, dan perlengkapan lainnya sebelum berangkat. Saat mengerjakan tes sinonim • Berdoalah sebelum mengerjakan tes; • Dengarkan baik-baik arahan dari pengawas; • Isilah identitas diri dengan lengkap dan rapi; • Cermati waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes; • Gunakan waktu sebaik mungkin, bekerjalah denga cepat, tepat dan teliti; • Jangan langsung menjawab soal tanpa membaca terlebih dahulu petunjuk soal pengerjaan soal tes; • Dalam menentukan persamaan kata, jangan terkecoh dengan memilih kata yang memiliki bunyi mirip dengan soal. Kata yang memiliki bunyi mirip, bukan berarti memiliki arti yang mirip atau sama; • Dalam menentukan persamaan kata, bentuklah kalimat dengan menggunakan kata yang disajikan sebagai soal. Tentukan kata yang tersedia dalam pilihan jawaban yang dapat menggantikan kata dari soal, ke dalam kalimat dengan mengubah maksud atau arti kalimat; • Berhati-hatilah dengan pilihan jawaban pengecoh. Dalam pilihan jawaban tes persamaan kata, seringkali ditampilkan pula lawan kata dari soal. Hal ini dilakukan untuk menguji ketelitian dan konsentrasi peserta tes. • Tes sinonim dan tes antonym biasanya urutannya berdekatan. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memahami perintah soal dan memilih jawaban yang tepat. C. CONTOH SOAL TES SINONIM YANG SERING MUNCUL Solusi = Penyelesaian Muslihat = Tipuan Kerangka = Rancangan Gasal = Ganjil Realitas = Kenyataan Insomnia = Susah tidur Kontra = Menentang Padan = Sebanding Semboyan = Slogan Mayor = Besar Usang = Rusak Andal = Tangguh Nahas = Celaka Ilusi = Khayalan Siklus = Daur Interpretasi = Penafsiran Mukadimah= Pengantar Adaptasi = Penyesuaian Persepsi = Tanggapan Proteksi = Perlindungan Pemugaran = Perbaikan Pialang = Perantara Akronim = Singkatan Logo = Lambang Konsideran = Pertimbangan Negosiasi = Perundingan Hipotesis = Anggapan dasar Tendensi = Kecenderungan Absolut = Mutlak Baku = Standar Fluktuasi = Gejolak Kesahihan = Kebenaran Pailit = Bangkrut Endemic = Penyakit Kompensasi= Ganti rugi Implisit = Terkandung Sinkron = Sesuai Kredibilitas = Terpercaya Elektik = Pilih-pilih Deskripsi = Paparan Skeptis = Ragu-ragu Indah = Peduli

Akselerasi = Percepatan Paradigma = Kerangka berpikir Provokasi = Pancingan Akurat = Seksama Realitas = Kenyataan Signifikan = Penting Dampak = Pengaruh Wahana = Sarana Agresif = Menyerang Dehidrasi = Kehilangan cairan tubuh Aksi = Gerakan Kuantitas = Jumlah Efektif = Berhasil guna Permanen = Tetap Sportif = Jujur Kudeta = Perebutan Sparatis = Pemisahan Dinamis = Penuh semangat Friksi = Perpecahan Atensi = Minat Asri = Indah Kendala = Hambatan Konspirasi = Persekongkolan Konvensi = Kesepakatan Militan = Bersemangat tinggi Negosiasi = Perdagangan Optimal = Maksimal TES ANTONIM A. MATERI TES ANALOGI 1. Pengertian antonym Tes antonym merupakan salah tes bentuk kemampuan verbal yang dikerjakan dengan menentukan bentuk Bahasa yang memilki makna atau arti berlawanan dengan bentuk Bahasa lain. Tes antonym sering juga kita sebut dengan tes perlawanan kata. Antonim atau perlawanan kata terdapat beberapa jenis a. Antonim berpasangan , merupakan kata-kata yang secara makna jelas bertentangan karena didasarkan pada makna pasangannya sehingga tidak bisa dipertentangkan tanpa kehadiran makna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifka, tidak serta-merta memmunculkan pasangannya. Contoh : (ber)-dosa >< suci Tidak ber-dosa ≠ suci Istri >< Suami Bukan istri ≠ suami Pembeli >< penjual Bukan pembeli ≠ penjual b. Antonym melengkapi , merupakan kata-kata yang secara makna bertentangan, tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain. Contoh : Pertanyaan >< jawaban Mencari >< menemukan c. Antonym berjenjang, merupakan kata-kata yang secara makna mengandung pertentangan, tetapi pertentangan makna sifat berjenjang/bertahap/bertingkat. Contoh : Dingin >< hangat>< panas Kaku >< luntur >< elastis

Mahal >< wajar >< murah B. Tujuan dan fungsi antonym - Mengetahui pembendaharaan kosakata seseorang - Mengetahui kemampuan seseorang dalam menemukan lawan kata atau lawan arti kata dari kata yang terdapat pada soal - Mengetahui pengetahuan dan wawasan seseorang - Tes antonym atau lawan kata juga bertujuan untuk melihat kebenaran secara terbalik, sekaligus wawasan seseorang. Yang dimaksud dengan kebenaran terbalik adalah seseorang mengetahui sesuatunya benar atau salah tidak hanya secara fenomenologis, tetapi juga secara dialektis. C. Tips dan trik - Perbanyak kegiatan membaca buku atau literature yang mendukung, karena seperti halnya tes sinonim dan antonym, dalam tes ini keleluasaan pengetahuan dan wawasan seseorang juga dapat dilihat. - Perbanyak perbendaharaan kosa kata, dengan jeli mencari/membaca arti kosa kata yang baru didapatkan/ diperoleh, di dalam kamus. - Pelajari materi-materi tes sinonim dan antonym. Hal ini dikarenakan kedua tes ini sangat berkaitan. Dengan mengetahui makna sebuah kata, maka dapat diketahui pula lawan makna atau arti kata tersebut. Dengan demikian dapat mengerjakan tes dengan sesungguhnya. - Perbanyak berlatih dengan mengerjakan soal-soal antonim. - Perbanyak perbendaharaan kata dan mengasah pengetahuan juga dapat dilakukan dengan sering mengerjakan teka-teki silang. - Persiapkan diri dengan istirahat yang cukup. Sering kali, seseorang sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengerjakan tes. Namun, ketegangan atau kondisi fisik yang kurang prima, menyebabkan hasil tes yang tidak baik. - Usahakan tiba di tempat ujian lebih awal. Dan tidak terlambat. - Persiapkan hal-hal perlu dibawa pada saat ujian, seperti kartu ujian, kartu identitas, dan perlengkapan lainnya sebelum berangkat. D. Contoh tes antonym yang sering keluar Kera >< lembek Pro >< kontra Naik >< turun Positif >< negative Kaya >< miskin Jual >< beli Surga >< neraka Maksiaml >< minimal Laki-laki >< perempuan Antipasti >< simpati Atas >< bawah Nyata >< maya Mahal >< murah Datang >< pergi Lebar >< sempit Manual >< otomatis Rajin >< malas Teliti >< ceroboh Tinggi >< rendah Gagal >< berhasil Panjang >< pendek Hambatan >< dukungan Pintar >< bodoh Vertica >< horizontal Jujur >< bohong Makro >< mikro Kebal >< rentan Virtual >< maya Praktik >< teori Bukit >< lembah Elastic >< kaku Para >< pasca Imitasi >< asli Antagonis >< protagonis Primitive >< modern Regresif >< progresif

Illegal >< sah Fakta >< opini Kompromi >< pertentangan Gersang >< subur Takut >< berani Destruktiuf >< konstruktif Disanjung >< dihina Berata >< ringan Poligami >< monogamy Amatir >< Aktif >< pasif professional TES ANALOGI A. MATERI TES ANALOGI 1. Pengertian Tes Analogi Tes analogi merupakan salah satu bentuk tes kemampuan verval yang dikerjakan dengan menentukan hubungan makna antara dua kata. Tes analogi sering disebut juga dengan tes padanan hubungan kata. Memalui tes ini, kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam mengartikan arti kata, fungsi kata, hubungan antar kata, dan pemakaian serta padanan fungsi dengan kata yang lain dapat diketahui. 2. Tujuan dan Fungsi Tes Analogi • Mengetahui kemampuan seseorang dalam menentukan persamaan hubungan makna antara dua kata; • Mengetahui kemampuan seseorang dalam mengartikan kata, fungsi kata, hubungan antar kata, dan pemakaian serta padanan fungsi dengan kata yang lain; • Mengetahui pengetahuan dan wawasan seseorang; • Mengetahui ketelitian dan kejelian seseorang. B. TIPS DAN TRIK Sebelum mengerjakan tes analogi • Perbanyak kegiatan membaca buku atau literature yang mendukung, karena seperti halnya tes sinonim dan antonym, dalam tes ini keleluasaan pengetahuan dan wawasan seseorang juga dapat dilihat; • Perbanyak perbendaharaan kosa kata, dengan jeli mencari/membaca arti kosa kata yang baru didapatkan/diperoleh di dalam kamus; • Pelajari materi-materi tes analogi atau padanan hubungan kata. Dengan demikian, dapat mengerjakan tes dengan sesungguhnya; • Perbanyak berlatih dengan mengerjakan soal-soal padanan hubungan kata/analogi; • Perbanyak perbendaharaan kata dan mengasah pengetahuan juga dapat dilakukan dengan sering mengerjakan teka-teki silang; • Persiapkan diri dengan istrahat yang cukup. Sering kali, seseorang sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengerjakan tes. Namun, ketegangan atau kondisi fisik yang kurang prima, menyebabkan hasil tes yang tidak baik; • Usahakan tiba di tempat ujian lebih awala, dan tidak terlambat; • Persiapkan hal-hal yang perlu dibawa pada saat ujian, seperti kartu ujian, kartu identitas, dan perlengkapan lainnya sebelum berangkat. Saat mengerjakan tes analogi • Berdoalah sebelum mengerjakan tes; • Dengarkan baik-baik arahan dari pengawas; • Isilah identitas diri dengan lengkap dan rapi; • Cermati waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes;

• Gunakan waktu sebaik mungkin, bekerjalah denga cepat, tepat dan teliti; • Jangan langsung menjawab soal tanpa membaca terlebih dahulu petunjuk soal pengerjaan soal tes; • Hal yang paling penting dalam mengerjakan soal padanan kata adalah menemukan kata kunci atau hubungan khusus dari dua atau lebih kata yang disajikan; • Semakin khusus/spesifik, maka akan semakin mudah untuk menemukan hubungan yang sesuai. Misalnya: BEBEK : AYAM a. Kuda : Jalak b. Sapi : Lele c. Laron : Cicak d. Kunang-kunangan : Kalkun e. Nila : Hiu Jika ditentukan hubungannya adalah sama-sama hewan, maka itu masih terlalu umum, dan semua pilihan jawaban adalah benar. Tetapi, bila ditentukan hubungannya yang lebih khusus/spesifik, bahwa BEBEK:AYAM adalah sama-sama ungags, maka jawaban yang tepat adalah Nila : Hiu yaitu sama-sama ikan. • Bila telah menemukan hubungan kata, tetapi masih mengalami kesulitan, maka buatlah kata –kata tersebut menjadi sebuah kalimat dengan menggunakan analogi yang ada. • Hubungan kata harus mempunyai urutan yang sejalan/searah dengan soal. Misalnya: KEPALA : TOPI a. Kuas : Lukis b. Bangku : Taman c. Bibir : Lipstik d. Gelang : Tangan e. Sandal : Kaki Topi dikenakan di kepala (urutannya topi dulu kaki). Bila menentukan jawabab, maka urutannya juga harus dari belakang. Tidak boleh memilih ‘gelang dikenakan di tangan’, karena urutannya terbalik. Jadi, hubungan kata yang mempunyai urutan sama dengan soal adalah lipstrik dikenakan di bibir. Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah jawaban C. C. CONTOH TES ANALOGI YANG SERING MUNCUL • MERPATI : NURI (kelompok burung) Cupang : Pari (kelompok ikan) • BELAJAR : PANDAI (banyak belajar agar pandai) Berpikir : Arif (banyak berpikir agar arif) • KAMPUNG : SAWAH (di kampung banyak dijumpai sawah) Kota : Gedung ( di kota banyak dijumpai gedung) • JANJI : BUKTI (janji harus disertai bukti) Ucapan : Tindakan (Ucapan harus disertai tindakan) • SUNGAI : JEMBATAN (agar bisa melewati sungai, harus mencari jembatan) Masalah : Jalan keluar (agar bias melewati masalah, harus mencari jalan keluar) • MATAHARI : TERANG (adanya matahari menjadi terang) Api : Panas (adanya api menjadikan panas) • UMUM : LAZIM (umum sama artinya denga lazim) Langsing : Ramping (langsing sama artinya dengan ramping)

• SISWA : BELAJAR (tugas utama siswa adalah belajar) Ilmuwan : Meneliti (tugas utama ilmuwan adalah meneliti) • AIR : ES (air didinginkan menjadi es) Uap : Air (uap didinginkan menjadi air) • APOTEKER : OBAT (apoteker membuat obat) Koki : Masakan (koki membuat masakan)

PAKET 1 1. Solusi = …. 8. Semboyan =… A. Perumusan A. Power B. Penyelesaian B. Slogan C. Persiapan C. Bangkit D. Pemrosesan D. Poster E. Pembenaran E. Rumus 2. Kerangka =…. 9. Usang = …. A. Rancangan A. Rusak B. Rangkuman B. Baru C. Rangkaian C. Kurang D. Pangkal D. Pelan E. Keadaan E. Keras 3. Kolusi = …. 10. Nahas = … A. Penggelapan A. Nasib B. Kecenderungan B. Celaka C. Perdebatan C. Nadir D. Perseteruan D. Takdir E. Persekongkolan E. Mujur 4. Realitas = …. 11. Kendala >< … A. Pemberitahuan A. Pendukung B. Kenyataan B. Manifestasi C. Permasalahan C. Bimbingan D. Sandiwara D. Hambatan E. Kehidupan E. Tambahan 5. Kontra = ….. 12. Bongsor >< … A. Mendukung A. Tinggi B. Menentang B. Terbesar C. Kemungkinan C. Gemuk D. Persoalan D. Kerdil E. Menghasilkan E. Layu 6. Profit = ….. 13. Dependen >< … A. Penghambat A. Dalam B. Keterampilan B. Mandiri C. Gambaran C. Korelasi D. Kerugian D. Solid E. Keuntungan E. Sosial 7. Juwita = …. 14. Kohesi >< … A. Cinta A. Keras B. Cantik B. Padat C. Bintang C. Akuades D. Suka D. Adhesi E. Buruk E. Agresi

15. Maya >< … B. Kampung : Desa A. Bayangan C. Ayah : Keluarga B. Tiruan D. Adik : Kakak C. Fana E. Saudara : Sahabat D. Nyata 23. PANCI : SUP = … : …. E. Jelas A. Air : Gelas B. Panci : Wajan 16. Profit >< … C. Poci : The A. Penghambat D. Kompor : Gas B. Keterampilan E. Api : Korek C. Gambaran 24. BALON : UDARA = … : …. D. Kerugian A. Mobil : Sopir E. Keuntungan B. Tanah : Rumah C. Bantal : Kapuk 17. Pasca >< … D. Minyak : Wajan A. Sesudah E. Semen : Pasir B. Sebelum 25. NANGKA : DURIAN = …. : C. Kemudian …. D. Sedang A. Rambutan : Nangka E. Sekarang B. Semangka : Salak C. Apel : Pir 18. Labil >< … D. Sawo : Nanas A. Power E. Sirsak : Pepaya B. Pindah 26. GAMBYONG : PENARI = …. C. Stabil :… D. Ubah A. Film : Cerita E. Aktif B. Sandiwara : Naskah C. Drama : Teater 19. Usang >< … D. Opera : Dramawan A. Rusak E. Sastrawan : Prosa B. Baru 27. TELEVISI : RADIO = …. : …. C. Kurang A. Telepon : Suara D. Pelan B. Gambar : Video E. Keras C. Berita : Majalah D. Surat kabar : Buletin 20. Nahas >< … E. Video : Film A. Nasib 28. BENSIN : MOTOR =… : … B. Celaka A. Sapi : Rumput C. Nadir B. Ikan : Roti D. Takdir C. Burung : Udara E. Mujur D. Pesawat : Mesin E. Roda : Mobil 21. MADURA : JAGUNG = …. : 29. BANK : UANG =…. : …. …. A. Baju : Tekstil A. Gudeg : Jogja B. Pakaian : Laundry B. Maluku : Sagu C. Masak : Dapur C. Kecak : Bali D. Kelapa : Pantai E. Padi : Sawah 22. PRESIDEN : NEGARA = …. : …. A. Warga : Wilayah

D. Lumbung : Padi B. Jalan raya : Mobil C. Sekolah : Guru E. Kayu : Hutan D. Sayur : Pasar 30. PADI : SAWAH = …. : …. E. Labu : Sayur A. Udang : Tambak

1. Penialian =…. PAKET 2 A. Perbaikan B. Penilaian 8. Suplemen = … C. Uji coba A. Hal pokok D. Periksa B. Inti sari E. Evaluasi C. Tambahan D. Pembaruan 2. Pilu = … E. Sederhana A. Bulat B. Sedih 9. Adaptasi = …. C. Pikiran A. Perpindahan D. Ngilu B. Lingkungan E. Godaan C. Penyesuaian D. Lestari 3. Asih = …. E. Perjalanan A. Rasa B. Hati 10. Gradasi = …. C. Sedih A. Perubahan D. Tajam B. Variasi E. Kasih C. Penegasan D. Pemudaran 4. Logat = … E. Perpaduan A. Gaya B. Usaha 11. Anomali >< … C. Dialek A. Perbaikan D. Gerak B. Penilaian E. Ekspresi C. Uji coba D. Periksa 5. Iklim = … E. Normal A. Musim B. Suasana 12. Surai >< … C. Peralihan A. Bercerai-cerai D. Alami B. Berkumpul E. Langit C. Berbincang D. Bersuara 6. Siklus = …. E. Berteriak A. Arah B. Urut 13. Suram >< …. C. Daur A. Gelap D. Aturan B. Abu-abu E. Suhu C. Terang D. Tajam 7. Revisi = … E. Cahaya A. Penambahan B. Pengurangan 14. Insinuasi >< … C. Pengarahan A. Sindiran D. Intruksi B. Ejekan E. Perbaikan C. Celaan D. Langsung E. Ekspresi

15. Lazim >< …. D. Air mata : Sapu tangan A. Kebiasaan E. Jaket : Hawa dingin B. Kebanyakan 23. RAMBUT : KERITING = …. : C. Secara umum …. D. Tidak biasa A. Ikal : lurus E. Berbeda B. Hidung : Mancung C. Mulut : Cerewet 16. Lunglai >< … D. Laptop : Pribadi A. Lemas E. Cita-cita: Masa depan B. Tubuh 24. LEMAS : ANEMIA = … : … C. Lelah A. Patuh : Takut D. Sehat B. Tubuh : Ideal E. Kuat C. Bangga : Prestasi D. Olah raga : Sehat 17. Aktif >< … E. Senam : Basket A. Pasif 25. DISERTASI : DOKTOR = … : B. Padat … C. Kuat A. Buruh : Upah D. Resah B. Padat : Kering E. Daya C. Kuat : Kokoh D. Skripsi : Sarjana 18. Masif >< …. E. Presiden : Negara A. Pokok 26. MASIF : UTUH = … : … B. Tiruan A. Pokok : Primer C. Utuh B. Tiruan : Asli D. Sekunder C. Bercerai : Menyatu E. Lemah D. Sekunder : Tersier E. Lemah : Bodoh 19. Entitas >< .. 27. MATA : WAJAH = … : …. A. Perpindahan A. Meja : Kursi B. Lingkungan B. Lisan : Tulisan C. Abstrak C. Abstrak : Nyata D. Lestari D. Cerek : Aluminium E. Perjalanan E. Bantal : Ranjang 28. PRO : SETUJU = … : …. 20. Pro >< … A. Asbak : Rokok A. Setuju B. Variasi : Individu B. Variasi C. Kontra : Acuh C. Kontra D. Purnabakti : Pensiun D. Posesif E. Lari : Lepas E. Lebih 29. MASSA : KILOGRAM = …. : …. 21. SUNGAI : LAUT =…. : …. A. Rupiah : Uang A. Hutan : pohon B. Rusak : Cacat B. Kereta api : Stasiun C. Suhu : Fahrenheit C. Sayur : Desa D. Listrik : Dinamo D. Pegunungan : Teh E. Puncak : Sun rise 22. PAYUNG : HUJAN =… : … A. Sepatu : Skolah B. Tas : Buku C. Baslem : Hangat

E. Malas: Rajin B. Nasabah : Bank C. Penjual : Pembeli 30. MURID : PERPUSTAKAAN = D. Pengrajin: Kesenian …:… E. Guru : Murid A. Wilayah : Pulau

PAKET 3 1. Primer = …. A. Lonjong A. Sedang B. Bundar B. Terutama C. Ellipsis C. Pengganti D. Elastis D. Mewah E. Ruang E. Mahal 9. Debit =…. A. Debing 2. Elastis = …. B. Debil A. Kenyal C. Hadiah B. Empuk D. Piutang C. Lentur E. Keringanan D. Kuat 10. Isolasi = …. E. Tebal A. Pengaturan B. Pelestarian 3. Mukadimah =… C. Pemisahan A. Inti Sari D. Penyelesaian B. Penutup E. Perubahan C. Rujukan 11. Lihai >< … D. Pengantar A. Hilang E. Perjanjian B. Terlatih C. Cerdik 4. Suplai =… D. Bodoh A. Pembekalan E. Malas B. Perundingan 12. Lazim >< … C. Kebutuhan A. Aneh D. Pengeluaran B. Lumrah E. Pemusatan C. Umum D. Kuat 5. Tekad =… E. Tebal A. Kemampuan 13. Royal >< … B. Kemauan A. Cerewet C. Maksud B. Kaya D. Tujuan C. Boros E. Fungsi D. Mewah E. Hemat 6. Busan = … 14. Mungkir >< … A. Rias A. Membekali B. Jahit B. Menghindar C. Gaun C. Menyangkal D. Kain D. Mengakui E. Baju E. Menyetujui 15. Lestari >< … 7. Elegan =…. A. Kekal A. Seirama B. Anggun C. Bersih D. Selaras E. Mewah 8. Elips =…

B. Subur B. Subur : Makmur C. Makmur C. Air :Berenang D. Binasa D. Ikan : Berenang E. Kering E. Merak : Merpati 16. Jera >< … 24. DINGIN : SELIMUT = … : …. A. Kapok A. Gunung : Kabut B. Suka B. Hujan : Payung C. Biasa C. Pantai : Panas D. Serik D. Malam : Gelap E. Benci E. Laut : Luas 17. Elegan >< … 25. BUSUR : PANAH = …. : ….. A. Seirama A. Pistol : Belati B. Anggun B. Garis : Singgung C. Bersih C. Senapan : Peluru D. Buruk D. Indonesia : SS-1 E. Busuk E. Rusia : AK_47 18. Ekspre >< … 26. DARAT : MOBIL = …. : …. A. Kaku A. Buaya : Darat B. Kilat B. Ikan : Berenang C. Tepat C. Kucing : Hutan D. Lambat D. Air : Laut E. Lentur E. Udara : Pesawat Terbang 19. Kentara >< … 27. LOKOMOTIF : KERETA = … : …. A. Tampak A. Becak : Roda Tiga B. Wujud B. Kuda : Andong C. Abstrak C. Dokar : Kusir D. Kental D. Pasar : Niaga E. Kering E. Tentara : Pasukan 20. Dinamis >< .. 28. KEPAK : SAYAP = …. : …. A. Gerak A. Hirup : Oksigen B. Aktif B. Sandar : Kepala C. Statis C. Hidung : Mancung D. Ubah D. Hentak : Kaki E. Beku E. Tarik : Tari 21. SENAPAN : BERBURU = …. : …. 29. MEJA : KAYU = … : …. A. Berburu : Binatang A. Papan : Tulis B. Peluru : Tajam B. Lantai : Tanah C. Penangkap : Menangkap C. Perahu : Karet D. Ikan : Pancing D. Lampu : Minyak E. Terkam : Taring E. Motor : Bensin 22. KEPALA : HELM = …. : …. 30. TABLET : OBAT = … : …. A. Keras : Kepala A. Pasir : Batu B. Rumah : Atap B. Kayu : Arsitek C. Rumah : Makan C. Emas : Cincin D. Pilot : Pesawat D. Basket : Olahraga E. Rumah : Lantai E. Koin : Logam 23. BURUNG : TERBANG = … : …. A. Merak : Merah

PERTEMUAN 2: KEMAMPUAN NUMERIK (HITUNGAN DAN DERET) A. Operasi Bilangan Bulat Dalam tes ini, pada umummnya, mengambil soal hitungan biasa. Meskipun terlihat cukup mudah, penilaian menitikberatkan pada kecepatan dan ketelitian dalam menjawab. Persyaratan aturan internasional operasi hitung campuran adalah sebagai berikut. 1. Urutan operasi hitung campuran : kuadrat, penarikan akar, kali, bagi, tambah, kurang,. 2. Tambah dan kurang sama kuat, mana yang lebih depan dikerjakan terlebih dahulu. 3. Kali dan bagi sama kuat, mana yang lebih depan dikerjakan terlebih dahulu. 4. Kuadrat dan penarikan akar sama kuat. 5. Kali dan bagi lebih kuat dari tambah dan kurang. 6. Kuadrat dan penarikan akar lebih kuat dari kali dan bagi. Contoh Soal 1: Hasil dari 32 : 2 x 4 =…. Jawab: Maka urutan pengerjaannya (32 : 2 ) x 4 = 16 x 4 (BENAR) Coba bandingkan dengan 32 : (2 x 4) = 32 : 8 =4 (SALAH) Hasilnya jelas berbeda, untuk itu perhatikan urutannya. Contoh Soal 2: Hasil dari 32 + 24 : 6 -10 x 2 = .… Jawab: Yang harus anda kerjakan pertama kali adalah operasi bagi, ( 24:6), kemudian operasi kali, (10 x 2), sehingga = 30 + (24 : 6) – (10 x 2) = 30 + 4 – 20 = 34 – 20 = 14 B. Operasi Pecahan 1. Pecahan Biasa Pecahan dinotasikan dengan

������,b ≠0 ������ dimana a disebut pembilang dan b disebut penyebut. TIPS Operasi hitung dalam pecahan 1. Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut sama, maka cukup lakukan penjumlahan / pengurangan pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap sama. ������ + ������ -������������ = ������+������+������ ������ ������ ������ 2. Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut yang berbeda, maka terlebih dahulu disamakan penyebutnya, kemudian dapat dilakukan penjumlahan/pengurangan pembilangnya. 3. Pada perkalian pecahan, anda tidak perlu menyamakan penyebutnya, cukup kalikan pembilang dengan pembilang, serta penyebyut dengan penyebut. ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ = ������ ������ ������ 4. Pada pembagian pecahan, pembagian pecahan pertama oleh pecahan kedua ekuivalen dengan perkalian pecahan pertama dengan kebalikan pecahan kedua. ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ : ������ = ������ ������ ������ = ������ ������ ������ 2. Pecahan campuran Pecahan campuran terdiri dari satu bilangan bulat dan diikuti oleh pecahan biasa. Dinotasikan dengan : ������ ������ ������ jika pecahan tersebut dinyatakan dalam pecahan biasa, maka akan dapat dituliskan : ������ ������ (������ × ������) + ������ ������ ������ = ������ + ������ = ������ 3. Desimal Desimal adalah pecahan yang penyebutnya 10, 100, 1000, dan seterusnya. 9 3 43 7601 10 = 0,9 100 = 0,03 1000 = 0,043 1000 = 7,601 TIPS 1. Nilai suatu bilangan dalam bentuk desimal tidak berubah meskipun angka nol ditambah pada angka terakhirnya. 0,31 = 0,310,0,31000000000000 2. Jika suatu bilangan merupakan pecahan campuran maka bilangan ditulis di depan koma dan pecahan di belakang koma. 3 7 1000 = 7,003 3. PENJUMLAHAN/PENGURANGAN, susunlah terlebih dahulu agar bilangan berada sesuai dengan nilai tempatnya.

4. PERKALIAN, pastikan jumlah angka decimal di belakang koma hasil perkalian sama dengan jumlah angka desimal di belakang koma dari kedua bilangan tersebut. 5. PEMBAGIAN, buatlah bilangan pembagi menjadi bilangan bulat dengan memindahkan tanda koma desimal ke kanan. Kemudian pindahkan juga tanda koma desimal dari bilangan yang dibagi ke kanan dengan jumlah perpindahan yang sama 4. Persentase Persentase adalah sebuah pecahan yang penyebutnya 100. Untuk mengubah bentuk persentase menjadi bentuk pecahan dapat dilakukan dengan menuliskan : ������ ������% = 100 TIPS Beberapa bentuk persen yang ekuivalen dengan pecahan dan umum kita kenal sebagai berikut : 1 411 22 1 50% = 2 80% = 5 33 3 % = 3 66 3 % = 3 20% = 5 3 1113 15 1 60% = 5 12 2 % = 8 37 2 % = 8 88 3 % = 6 25% = 4 3 2115 17 2 75% = 4 16 3 % = 6 62 2 % = 8 87 2 % = 8 40% = 5 Contoh 70 adalah 12 1 % dari… 2 a. 350 b. 460 c. 520 d. 560 e. 580 Dilihat dari table di atas bahwa 12 1 % = 1, Sehingga 28 11 70 = 12 2 %������ = 8 ������ Jadi, ������ = 70 × 8 = 560 (������) Deret Bilangan Tipe deret bilangan yang biasanya muncul sebagai berikut. 1. Fibonnaci adalah deret bilangan dimana sebuah suku merupakan jumlah dari dua suku sebelumnnya. Dua angka pertama merupakan nilai awal. 4 7 11 18 29 47 76 2. Larik

Larik adalah deret bilangan yang dapat dipisahkan menjadi beberapa subderet, jika terdapat 2 subderet disebut 2 larik, terdapat 3 subderet disebut 3 larik demikian seterusnya. 3. Tingkat Tingkat adalah deret bilangan yang aturannya bertingkat 4. Kombinasi Kombinasi adalah deret bilangan yang aturannya merupakan kombinasi dari ketiga tipe diatas. TIPS Pola bilangan dapat berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, • pengakaran, pengkuadratan atau gabungan dari beberapa operasi tersebut. • Langkah awal mencari pola/irama suatu deret adalah dengan memperhatikan perubahan dari satu bilangan kebilangan yang lain kemudian ditentukan • apakah aturan operasi tersebut berlaku untuk seluruh deret atau tidak. Satu hal yang penting adalah bahwa semua angka yang terdapat pada soal tidak boleh dihilangkan atau diabaikan. Deret Huruf Hampir sama dengan deret bilangan. Bedanya hanyalah anda harus mengubah huruf- huruf itu menjadi angka. TIPS Gunakan huruf kelipatan lima untuk menghapal urutan huruf, yaitu EJOTY. A1 B2 C3 D4 E5 F6 G7 H8 I9 J 10

K 11 L 12 M 13 N 14 O 15 P 16 Q 17 R 18 S 19 T 20 U 21 V 22 W 23 X 24 Y 25 Z 26

PERTEMUAN 3: KEMAMPUAN NUMERIK (PERBANDINGAN) PERBANDINGAN 1. Perbandingan Lurus Dalam kasus ini, kedua variabelnya berbanding lurus. Artinya, jika kedua variabel dikali atau dibagi dengan bilangan yang sama maka perbandingan tidak berubah. Contoh Berapa ons berat 6 apel jika berat 13 apel sama dengan 2600 gram? a. 6 b. 9 c. 1,2 d. 1,5 e. 2,2 Dalam soal ini, kedua variabel berbandung lurus. Sehingga 6 ������ 2600 × 6 1200 13 = 2600 → ������ = 13 = 1200 ������������������������ = 100 ������������������ = 1,2 ������������������ 2. Perbandingan Terbalik Dalam kasus ini, kedua variabelnya berbanding terbalik. Artinya, a. Peningkatan salah satu nilai melalui perkalian akan menyebabkan penurunan pada nilai kedua. b. Penurunan salah satu nilai melalui pembagian akan menyebabkan peningkatan pada nilai kedua. Contoh Untuk membangun sebuah proyek, dibutuhkan 6 orang pekerja dalam waktu 12 hari. Berapa lama pembangunan rumah tersebut jika dikerjakan oleh 9 orang pekerja? a. 7 hari b. 8 hari c. 9 hari d. 10 hari e. 11 hari Variabel pekerja dan waktu pengerjaan berbanding terbalik. Artinya, makin banyak pekerja maka waktu yang diperlukan makin sedikit. Jadi 6 ������ 12 × 6 9 = 12 → ������ = 9 = 8 ℎ������������������

PERTEMUAN 4: KEMAMPUAN NUMERIK (ALJABAR DAN ARITMETIKA SOSIAL) PERTIDAKSAMAAN 1. Tanda Pertidaksamaan > : lebih besar ≥ : lebih besar sama dengan < : lebih kecil ≤ : lebih kecil sama dengan 2. Sifat Pertidaksamaan a. Jika a dan b bilangan real maka berlaku salah satu di antara 3 hubungan, yaitu a>b, atau a=b, atau a<b b. Jika a> b dan b > c maka a > c c. Jika a > b maka a±c>b±c d. Jika a > b dan c > 0 maka ������ × ������ > ������ × ������ dan ������ > ������ ������ ������ e. Jika a > b dan c > b maka ������ × ������ > ������ × ������ dan ������ < ������ ������ ������ f. Jika m genap dan a>b maka ������������ > ������������ untuk a > 0 dan b > 0 ������������ < ������������ untuk a <0 dan b < 0 g. Jika n ganjil dan a>b maka ������������ > ������������ h. Jika a > b maka 1 > 1 Jika a dan b bertanda sama ������ ������ 1 1 ������ < ������ Jika a dan b berbeda tanda 3. Operasi Aljabar pada Sebuah Interval a. Penjumlahan Untuk menjumlahkan interval, cukup jumlahkan ujung masing-masing interval. Contoh Jika -3 < x < 4 dan 1 < y < 6 maka … a. -1 < x+y < 7 b. 0 < x+y < 8 c. 1 < x+y < 9 d. -2 < x+y < 10 e. 3 < x+y < 11 Jumlahkan ujung-ujung interval, sehingga -3 < x < 4 1<y<6 +

-2 < x+y < 10 b. Pengurangan Untuk mengurangkan interval, kalikan salah satu interval dengan sehingga mengakibatkan tanda berbalik arah. Selanjutnya, gunakan sifat penjumlahan interval. Contoh Jika 2 < x <5 dan -1< y < 6 maka… a. -1 < x-y < 7 b. -2 < x-y < 6 c. -3 < x-y < 5 d. -4 < x-y < 6 e. -5 < x-y < 3 Karena yang ditanyakan adalah interval x-y maka yang dikalikan dengan (-) adalah interval, sehingga −1 < ������ < 6 → 1 > −������ > −6 → −6 < −������ < 1 Jadi 2<x<5 -6 < -y < 1 + -4 < x-y < 6 c. Perkalian Untuk mengalikan interval, kalikan ujung-ujung intervalnya. Ada 4 kemungkinan hasil perkalian. Selanjutnya, nilai yang paling kecil dan paling besar menjadi batasan interval perkalian tersebut. Contoh d. −6 < ������������ < 4 Jika −3 < ������ < 1 dan −2 < ������ < 4 maka e. −6 < ������������ < 12 a. −12 < ������������ < 6 b. −4 < ������������ < 6 c. 4 < ������������ < 6 Kalikan ujung-ujung interval. Ada 4 kemungkinan, yaitu • (−3) × (−2) = 6 • (−3) × 4 = −12

• 1 × (−2) = −2 • 1×4 =4 Sehingga diperoleh nilai yang terkecil -12 dan terbesar 6. Jadi, −12 < ������������ < 6 d. Pengkuadratan Untuk mengkuadratkan sebuah interval perlu dicermati terlebih dahulu ujung-ujung intervalnya. Bukan sekadar mengkuadratkan ujungnya. Perhatikan bentuk-bentuk berikut! 2 < ������ < 5 ⇒ 4 < ������2 < 25 −1 ≤ ������ ≤ 5 ⇒ 0 < ������ < 25, ������������������������������������ ������������������������������������������������ ������������������������������������������������ 0 −3 ≤ ������ ≤ 1 ⇒ 0 < ������2 < 9, ������������������������������������ ������������������������������������������������ ������������������������������������������������ 0 −5 ≤ ������ ≤ −3 ⇒ 9, ������������������������������������ 25 > 9 Contoh Jika −10 ≤ ������ ≤ 6 dan −2 < ������ < 3 maka pernyataan yang salah adalah… a. −12 ≤ ������ + ������ ≤ 9 d. −200 < ������2������ < 300 b. −13 ≤ ������ − ������ ≤ 8 e. −54 ≤ ������������2 ≤ 90 c. −30 ≤ ������������ ≤ 20 Karena soal meminta pernyataan yang salah, maka harus dibktikan satu per satu a. −12 ≤ ������ + ������ ≤ 9, BENAR −10 < ������ < 6 −2 < ������ < 3 −12 < ������ + ������ < 9 b. −13 ≤ ������ − ������ ≤ 8, BENAR −10 < ������ < 6 −3 < −������ < 2 −13 < ������ − ������ < 8 c. −30 ≤ ������������ ≤ 20, BENAR Kemungkinan hasil perkalian ujung-ujungnya adalah = {20, −30 − 12,18}. Jadi, −30 ≤ ������������ ≤ 20

d. −200 < ������2������ < 300, BENAR Kuadratkan terlebih dahulu interval x, −10 ≤ ������ ≤ 6 ⇒ 0 ≤ ������2 ≤ 100 Kemudian kalikan interval ������2 dengan interval ������ yang menghasilkan 4 kemungkinan, yaitu {0, −200,300}. Jadi, −200 < ������2������ < 300 e. −54 ≤ ������������2 ≤ 90, SALAH Kuadratkan terlebih dahulu interval y, −2 ≤ ������ ≤ 3 ⇒ 0 ≤ ������2 ≤ 9 Kemudian kalikan interval ������2 dengan interval ������ yang menghasilkan 4 kemungkinan, yaitu {0, −90,0,54}. Jadi, −90 ≤ ������������2 ≤ 54 ARITMETIKA SOSIAL 1. Untung dan Rugi Dalam transaksi jual beli seseorang dikatakan memperoleh untung jika harga jual lebih besar daripada harga beli dan rugi jika harga beli lebih besar daripada harga jual. ������������������������������������ = ������������������������������ ������������������������ – ������������������������������ ������������������������ ������������������������ = ������������������������������ ������������������������ – ������������������������������ ������������������������ Selanjutnya persen untung dan rugi dapat dihitung dengan ������������������������������������ %������������������������������������ = ������������������������������ ������������������������ × 100% ������������������������ %������������������������ = ������������������������������ ������������������������ × 100% Contoh Arman dibelikan sebuah gadget oleh ayahnya seharga Rp 1.500.000,00. Karena Arman tidak menyukai tipenya kemudian gadget tersebut dijual kembali dengan harga Rp 1.350.000,00. Maka Arman mengalami… A. Untung 5%

B. Untung 10% C. Rugi 5% D. Rugi 10% E. Rugi 15% Karena harga beli lebih besar dari pada harga jual maka Arman menderita kerugian, yaitu sebesar Rp 1.500.000,00 − Rp 1.350.000,00 = Rp 150.000,00. Jadi, persentase kerugiannya adalah… ������������ 150.000 %������������������������ = ������������ 1.500.000 × 100% = 10% 2. Bruto, Tara dan Netto Bruto adalah berat kotor atau atau berat media ditambah berat benda. Tara adalah berat media (tempat). Dan Netto adalah berat bersih (bendanya). Hubungan ketiganya dapat dinyatakam dengan B=T+N Contoh Pada sekarung gula, terdapat tukisan bruto 100 kg dan tara 1 %. Berat bersih gula tersebut adalah… A. 97,5 kg B. 98 kg C. 98,5 kg D. 99 kg E. 99,5 kg Tara dihitung dari brutonya, sehingga ������ = 1% × 100 ������������ = 1 ������������ ������������������������, ������ = ������ − ������ = 100 ������������ − 1 ������������ = 99 ������������ PENGAYAAN: Perpangkatan dan Akar BIlangan berpangkat sering disebut eksponen, yang dinotasikan dengan ������������ = ⏟������ × ������ × … × ������ ������ ������������������������ a disebut sebagai bilangan pokok TIPS Sifat dasar operasi pangkat dan akar 1. ������������ × ������������ = ������������+������

������������ = ������������−������ ������������ 2. (������ × ������)������ = ������������ × ������������ (������) = ������������ ������������ ������ 3. √������ × √������ = √������ × ������ √������ = √������������ √������ 4. (������ ± ������)2=������2 ± 2������������ + ������2 5. (������ + ������)(������ − ������)=������2 − ������2 Contoh Setengah dari 4−19 adalah… a. 2−37 b. 2−38 c. 2−39 d. 2−40 e. 2−41 Setengah dari 4−19 dapat dinyatakan dengan 1 4−19 = 2−1 × (22)−19 = 2−1 × 2−38 = 2−1−38 = 2−39 2 WAKTU, JARAK, DAN KECEPATAN Perhitungan waktu, jarak dan kecepatan menggunakan rumus ������ = ������ × ������ 1. Sistem Satuan Panjang Setiap turun satu langkah dikali 10 , dua langkah dikali 100 dan seterusnya. Sedangkan setiap naik satu langkah dibagi 10, naik 2 langkah dibagi 100 dan seterusnya. 1 km = 10 hm = 100 dam = 1.000 m 1.000 mm = 100 cm = 1 m

2. Sistem Satuan Waktu 1 milenium = 1.000 tahun 1 semester = 6 bulan 1 abad = 100 tahun 1 catur wulan = 4 bulan 1 dekade = 10 tahun 1 triwulan = 3 bulan 1 dasawarsa = 10 tahun 1 bulan = 30 hari 1 windu = 8 tahun 1 minggu = 7 hari 1 lustrum = 5 tahun 1 hari = 24 jam 1 tahun = 12 bulan 1 jam = 60 menit 1 tahun = 52 minggu 1 jam = 3.600 detik 1 tahun = 365 hari 1 menit = 60 detik HIMPUNAN 1. Macam-macam Himpunan a. Himpunan Kosong Himpunan yang tidak mempunyai anggota di dalamnya. Dinotasikan : \"∅\" atau “{ }” b. Himpunan Bagian Himpunan yang menjadi bagian dari himpunan lain. Dinotasikan : “⊂” c. Himpunan Semesta Himpunan di mana anggotanya merupakan semua unsure dalam ruang yng dibicarakan dan dinotasikan dengan “huruf S”. 2. Operasi Himpunan a. Irisan Notasi : A∩B ={������ ∣ ������ ∈ ������ ∧ ������ ∈ ������} b. Gabungan Notasi : A∪B ={������ ∣ ������ ∈ ������ ∨ ������ ∈ ������} c. Selisih Notasi : A-B ={������ ∣ ������ ∈ ������ ∧ ������ ∉ ������} d. Simetri Notasi : A+B ={������ ∣ ������ ∈ (A ∪ B ) ∧ ������ ∉ (A ∩ B)} = {������ ∣ ������ ∈ (������ − ������) ∪ (������ − ������)} 3. Bilagan Kardinal Bilangan kardinal menyatakan banyaknya anggota himpunan tersebut • n( A∪B) = n(A) + n(B) - n(A∩B)

• n( A∪B∪C) =n(A) + n(B) + n(C) – (n(A∩B)+ n(A∩C) +n(B∩C)) = n (A∩B∩C) Contoh Dari hasil survey di sebuah perumahan yang dihuni 60 keluarga, diperoleh data sebagai berikut : 25 orang berlangganan Kompas, 28 orang berlangganan Kedaulatan Rakyat, 23 orang berlangganan Jawa Pos, 6 orang berlangganan Kompas dan Jawa Pos, 8 orang berlangganan Kedaulatan Rakyat dan Jawa Pos, 5 Orang berlangganan ketiganya. Dari data tersebut, banyaknya keluarga yang hanya berlangganan satu Koran saja ada sebanyak…

a. 14 Keluarga b. 20 Keluarga c. 35 Keluarga d. 49 Keluarga e. 55 Keluarga Untuk memudahkan penyelesaian, gunakan diagram venn. Soal tersebut terdiri dari 3 himpunan, yaitu yang berlangganan Kompas, Kedaulatan Rakyat, dan Jawa Pos. K = keluarga yang berlangganan Kompas KR = keluarga yang berlangganan Kedaulatan Rakyat JP = keluarga yang berlangganan Jawa Pos Maka Sehingga 60 = (19 − ������) + ������ + 5 + 1 + (20 − ������) + 3 + 14 ⇔ 60 = 62 − ������ ⇔ ������ = 2 Jadi, Banyaknya keluarga yang hanya berlangganan satu koran adalah (20 − ������) + 14 + (19 − ������) = 53 − 2������ = 53 − 4 = 49 Statistika Statistika terkait dengan penyajian data baik ukuran pemusatan data atau penyebaran data. Di antara ukuran pemusatan data adalah 1. Rata-rata (Mean) ������̅ = ������1 + ������2 + ⋯ + ������������ ������ Rata-rata gabungan ���������̅ ��������������� = ������̅1. ������1 + ������̅2.. ������2 + ⋯ + ������̅������. ������������ ������1. ������2 + ⋯ + ������������ Contoh:

Rataan tinggi 15 siswa adalah 152 cm. Jika tinggi badan Budi masuk dalam perhitungan tersebut maka nilai rataan menjadi 152,5 m. Tinggi badan Budi adalah…… A. 150 cm C. 155 cm E. 165 cm B. 152 cm D. 160 cm Diketahui n1 = 15, ������̅1 = 152, n2 = 1, ������̅2 = 152,5 Dengan menggunakan rataan gabungan maka diperoleh : 152,5 = (15 ������ 152)+������������������������ 15+1 152,5 x 16 = ( 15 x152) + Budi Budi = 2440-2280 = 160 2. Nilai yang sering muncul (modus) 3. Kuartil bawah (Q1), median (Q2), dan kuartil atas (Q3) Sistem Metrik 1. Satuan Luas Beberapa konversi satuan luas : 1 hm2 = 1 hektar 1 dam2 = 1 are 1 km2 = 100 hm2 = 10.000 dam2 = 1.000.000 m2 1 mm2 = 0,01 cm2 = 0,0001 dm2 = 0,000001 m2 2. Satuan Volume Beberapa konversi satuan volume:

1 dm3 = 1 liter 1 cm3 = 1 cc 1 km3 = 1000 hm3 = 1.000.000 dam3 1 mm3 = 0,001 cm3 = 0,000001 dm3 3. Satuan Berat Beberapa konversi satuan berat: 1 pon = 500 gr = 0,5 kg 1 ton = 10 kw = 1.000 kg = 10.000 hg 1 mg = 0,1 cg = 0,01 dg = 0,001 gr Contoh Soal 1. Nilai dari (-2011) + (-2009) + (-2007) + ……..+ 2011 + 2013 + 2015 +2017 adalah……… a) 2014 b) 4022 c) 4032 d) 6045 e) 6055 Jawaban: (D) Trik: Perhatikan bahwa beberapa bilangan saling menghilangkan misalnya : (-2011) dengan 2011 • (-2009) dengan 2009 • Dan seterusnya Sehingga bilangan yang tersisa hanyalah 2013 + 2015 + 2017 = 6045 2. Nilai 2011 – 2009 + 2007 - 2005 + 2003 – 2001 + 1999 – 1997 adalah… a) 6 b) 8 c) 10

d) 12 Jawaban: (B) e) 16 Trik: Bilangan tersebut dikelompokkaan dua-dua menjadi 2011 – 2009 = 2 2007 – 2005 = 2 2003 – 2001 = 2 1999 – 1997 = 2 Jadi, jumlah seluruhnya adalah 8. 3. 397 x 397 + 104 x 104 + 2 x 397 x 104 =…. a) 250.001 b) 250.101 c) 251.001 d) 260.101 e) 261.001 Jawaban: (C) Trik: Gunakan sifat (a+b)2 = a2 + 2ab + b2. Pilihlah angka yang mudah dikuadratkan! (397 + 104)2 = 5012 = (500+1)2 = 5002 + 2.500.1 + 12 = 250.000 + 1000 + 1 = 251.001 4. 753 ������ 753+247 ������ 247−753 ������ 247 = ⋯ 753 ������ 753 ������ 753+247 ������ 247 ������ 247 a) 1 1000 b) 1 506 253 c) 500 d) 451 700

e) Bukan salah satu di atas Jawaban: (A) Trik : Gunakan pemisalan agar angkanya tidak ribet. Misalkan a = 753 dan b = 247 maka ������2−������������+ ������2 = ������2−������������+ ������2 ������2) ������3+ ������3 (������+������)(������2−������������+ = 1 = 1 = 1 ������+������ 753+247 1000 5. Bilangan yang paling mendekati hasil bagi 599 dengan 19 adalah…. a) 20 b) 25 c) 30 d) 35 e) 40 Jawaban(C) Trik: Digunakan nilai pendekatan, ambil bilangan yang dekat dengan 599 yaitu 600 599 600 19 ≈ 20 = 30 6. 1 − 1 ������ 2 + [(2 − 1): 1] = ⋯ 2 33 3 26 a) 5 18 9 b) 10 c) 1 d) 10 9 e) 23 18 Jawaban: (E) Trik: Kerjakan terlebih dahulu operasi perkaliannya! Sehingga 1x2=2 33 9 Selanjutnya,kerjakan yang di kurung terlebih dahulu ! [(2 − 1) : 61]= 1 ∶ 1=1 6 3 2 6 Jadi, 1 − 2+1 = 9−418+18=2183 2 9

7. Hasil dari 70 + 50 + 12 + 2.1 adalah…. 240 360 120 7,2 a) 35 45 b) 75 90 148 c) 180 d) 295 360 593 e) 720 Jawaban: (C) Trik: 210+100+72+210 = 592 720 720 296 360 = = 148 140 8. Pilihlah diantara bilangan-bilangan berikut ini yang bernilai paling kecil! a) 1 x 120 7 b) 0,32 x 60 c) 162% x120 3 d) 12,5%x 160 e) 8% x 240 Jawaban: (A) Trik Gunakan angka yang sama sebagai pembanding karena disoal terdapat bilangan 60,120,160,dan 240 maka kita akan gunakan bilangan 480 sebagai pembanding. • 1 x 120 =1 x (1 ������ 480)= 1 x 480 = 3,5% x 480 7 74 28 • 0,32 x 60 = 0,32 x (81 x 480) = 0,04 x 480 =4%x 480 16 2 2 (1 • % x 120 = 16 3 %x ������ 480)= 4,17% x 480 3 4 • 12,5% x 160 = 12,5% x (13 x 480) = 4,17% x 480 • 8% x 240 = 8% x (12 x 480) = 4%x 480 Terlihat jelas bahwa jawaban A adalah bilangan paling kecil 9. 1− 1 = …. 1− 1 1+1 a) -2 b) -1 c) 0 d) 1 2 e) 1 Jawaban: (B) Trik

Kerjakan dari pecahan paling bawah (Dalam) 1 − 1 = 1 − 1 = 1− 1− 1 1 1+1 2 1 − 1 = 1-2 1 2 = -1 10. 2 − 3 = … 1− 1 2+2 a) -6 b) -2 c) -1 d) 2 e) 6 Trik Jawaban: (B) Jawaban: (B) Kerjakan dari pecahan yang paling bawah ( dalam)! 2 − 3 = 2 − 3 = 1− 1− 1 1 2+2 4 2 − 3 = 2-4 3 4 = -2 11. nilai 7 merupakan 35% dari bilangan … a) 2,45 b) 20 c) 50 d) 200 e) 245 Trik 35 ������ = 7 100 7 × 100 ������ = 35 ������ = 20 12. 12,5% dari 512 adalah … a) 24

b) 26 c) 28 d) 210 e) 212 Trik Jawaban: (B) Jawaban: (C) 1 x 512 = 29 = 29-3 = 26 Jawaban: ( c ) 8 23 13. 33 1 % dari (0,125 + 0,043 + 0,021 ) adalah … 3 a) 0,630 b) 0,540 c) 0,063 d) 0,054 e) 0,189 Trik 33 1 % merupakan nama lain dari 1 , sehingga 3 3 1 (0,125 + 0,043 + 0,021 ) = 1 ( 0,189) = 0,063 3 3 14. nilai 260% dari 1 3 adalah … 4 a) 2,45 b) 4,35 c) 4,55 d) 24,5 e) 455 Trik 260 x 7 = 13×7 = 91 = 4,55 100 4 20 20 15. nilai 20% dari 15% dari 200% adalah … a) 6 b) 7 c) 35

d) 60 e) 70 Jawaban: (A) Trik 20 x ( 15 × 200) = 20 x 30 = 6 100 100 100 16. nilai desimal yang terdekat dengan nilai terbesar dari pecahan-pecahan 34 , 6,1 , 56 , 12,5 33 55 12,4 6 , 26 adalah … 25 a) 1,181 b) 1,040 c) 1,030 d) 1,014 e) 1,181 Trik Gunakan angka yang sama sebagai pembanding. • 34 = 1 1 = 1 + 1 33 33 33 • 6,1 = 61 = 1 1 = 1 + 1 33 60 60 60 • 56 = 1 1 = 1 + 1 55 55 55 • 12,5 = 125 = 1 1 = 1 + 1 12,4 124 124 124 • 26 = 1 1 = 1 + 1 25 25 25 Semua bilangan berbentuk 1+���1��� Jadi, bilangan yang terbesar adalah yang nilai x nya kecil, yaitu 26 , sehingga nilai desimalnya 25 adalah 1,040 17. manakah bilangamn berikut yang paling kecil ? A. 0,45 x 0,65 B. 0,23 x 0,95 C. 0,33 x 0,85 D. 0,42 x 0,72 E. 0,46 x 0,64 Jawaban (B) Trik

Gunakan angka yang sama sebagai pembanding • 0,45 x 0,65 = 45 x 65 = 2925 100 100 10.000 23 95 2185 • 0,23 x 0,95 = 100 x 100 = 10.000 • 0,33 x 0,85 = 33 x 85 = 2805 100 100 10.000 42 72 3024 • 0,42 x 0,72 = 100 x 100 = 10.000 • 0,46 x 0,64 = 46 x 64 = 2944 100 100 10.000 Jadi bilangan yang paling kecil adalah 0,23 x 0,95 18. jika 5% dari suatu bilangan adalah 6, maka 20% dari bilangan tersebut adalah …. A. 1,2 B. 4,8 C. 24 D. 120 E. 600 Jawaban ( C ) 5 ������ = 6 x = 6 ×100 = 120 100 5 Jadi = 20 x 120 = 24 100 19. ������ = 32 12,5% ������ Nilai q pada persamaan diatas adalah …. A. 1 B. 2 C. 4 D. 6 E. 8 Jawaban ( B ) q2 = 12,5% x 32 = 1 x 32 = 4 8 jadi q = ±2 20. 8 = ������ ������ 12,5 Nilai q pada persamaan diatas adalah …. A. 100 B. 64

C. 16 D. 10 E. 8 Jawaban ( D ) p2 = 12,5 x 8 =100 jadi p = ±10 Pertemuan 5 KEMAMPUAN ANALITIK KEMAMPUAN PENALARAN LOGIS SILOGISME KATEGORIS Silogisme adalah setiap penyimpulan di mana dari dua keputusan/ pernyataan (premis-premis) disimpulkan suatu keputusan/ pernyataan yang baru (kesimpulan). Keputusan yang baru itu berhubungan erat sekali dengan premis-premisnya. Keeratannya terletak dalam hal ini: Jika premis-premisnya benar, dengan sendirinya atau tidak dapat tidak, kesimpulannya benar. Ada dua macam silogisme, yaitu silogisme kategoris dan silogisme hipotesis. Silogisme kategoris adalah silogisme yang premis-premis dan kesimpulannya berupa keputusan kategoris. Silogisme ini dapat dibedakan menjadi: ● Silogisme kategoris tunggal, karena terdiri atas dua premis; ● Silogisme kategoris tersusun, karena terdiri atas lebih dari dua premis; Silogisme hipotetis, adalah silogisme yang terdiri atas satu premis atau lebih yang berupa keputusan hipotetis. Silogisme ini juga dapat dibedakan menjadi: - Silogisme hipotetis kondisional, yang ditandai dengan ungkapan- ungkapan: ‘jika… (maka)…; - Silogisme hipotetis disjungtif, yang ditandai dengan ungkapan:….,atau ...; - Silogisme hipotetis konjungtif, yang ditandai dengan ungkapan: tidak sekaligus… dan … 5. Silogisme kategoris tunggal merupakan bentuk silogisme yang terpenting. Silogisme ini terdiri atas tiga term, yakni subyek (S), predikat (p), dan term-antara (M). Setiap manusia (M) dapat mati (P) atau M – P Si Fulan (S) adalah manusia (M) atau S – M Jadi, Si Fulan (S) dapat mati (P) atau S – P

Untuk itu perlu menentukan: - Menentukan dahulu kesimpulan mana yang ditarik; - Mencari apakah alasan yang disajikan (M, term-antara); dan - Menyusun silogisme berdasarkan subyek dan predikat (kesimpulan) serta term- antara (M). Hukum-hukum yang perlu ditaati dalam silogisme kategoris: a. Menyangkut term-term. 1) Silogisme tidak boleh mengandung lebih atau kurang dari tiga term. Kurang dari tiga term berarti tidak ada silogisme. Lebih dari tiga term berarti tidak adanya perbandingan. Kalaupun ada tiga term, ketiga term itu haruslah digunakan dalam arti yang sama tepatnya. Kalau tidak, hal itu sama saja dengan menggunakan lebih dari tiga term. Misalnya: Kucing itu mengeong Binatang itu kucing Jadi, binatang itu mengeong 2) Term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis-premis. Artinya, term subyek dan predikat dalam kesimpulan tidak boleh universal, kalau dalam premis-premis particular. Ada bahaya ‘latius hos’. Istilah ini sebenarnya merupakan singkatan dari hukum silogisme yang 3 berbunyi: ‘Latius hos quam praemiisae conclusion non vult’. Isi ungkapan yang panjang ini sama saja dengan ‘generalisasi’. Baik ‘Latius hos’ maupun ‘generalisasi’ menyatakan ketidakberesan atau kesalahan penyimpulan, yakni menarik kesimpulan yang terlalu luas. Menarik kesimpulan yang universal pada hal yang benar hanyalah kesimpulan dalam bentuk keputusan yang particular saja.

Misalnya: Kucing adalah makhluk hidup Manusia bukan kucing Jadi, manusia bukan makhluk hidup 3) Term-antara (M) harus sekurang-kurangnya satu kali universal. Jika term-antara particular baik dalam premis major maupun minor, mungkin sekali term-antara itu menunjukkan bagian-bagian yang berlainan dari seluruh luasnya. Kalau begitu termantara tidak lagi berfungsi sebagai term-antara dan tidak lagi menghubungkan (memisahkan) subyek dan predikat. Misalnya: Banyak orang kaya yang kikir Si Fulan adalah orang kaya Jadi, Si Fulan adalah orang yang kikir. b. Mengangkut keputusan-keputusan. 1) Jika kedua premis (yakni major dan minor) afirmatif atau positif, maka kesimpulannya harus afirmatif dan positif pula. 2) Kedua premis tidak boleh negatif, sebab term-antara (M) tidak lagi berfungsi sebagai penghubung atau pemisah subyek dan predikat. Dalam silogisme sekurang- kurangnya satu, yakni subyek atau predikat, harus dipersamakan dengan term-antara (M): Misalnya: Batu bukan binatang Kucing bukan batu Jadi, kucing bukan binatang 3) Kedua premis tidak boleh partikular. Sekurang-kurangnya satu premis harus universal. Misal: Ada orang kaya yang tidak tenteram hatinya Banyak orang yang jujur teteram hatinya Jadi, orang-orang kaya tidak jujur

4. Kesimpulan harus sesuai dengan premis yang paling lemah. Keputusan particular adalah keputusan yang ‘lemah’ dibandingkan dengan keputusan yang universal. Keputusan negatif adalah keputusan yang ‘lemah’ dibandingkan dengan keputusan afirmatif atau positif. Oleh karena itu: - Jika satu premis partikular, kesimpulan juga particular; - Jika salah satu premis negatif, kesimpulan juga harus negatif; - Jika salah satu premis negatif dan partikular, kesimpulan juga harus negatif dan partikular. Kalau tidak, ada bahaya ‘latius hos’ lagi. Misalnya: Beberapa anak puteri tidak jujur Semua anak puteri itu manusia (orang) Jadi, beberapa manusia (orang) itu tidak jujur 1. Jika Reva membeli rok, maka ia juga membeli syal. Jika Reva membeli syal, maka Sasa membeli jaket. Sasa membeli celana. A. Sasa dan Reva membeli rok B. Reva tidak membeli rok C. Reva membeli syal dan jaket D. Reva dan Sasa membeli celana E. Reva membeli rok dan syal Jawaban: B. Reva tidak membeli celana. Jika Reva membeli rok, maka ia juga membeli syal. Jika Reva membeli syal maka Sasa membeli jaket. Jika Sasha membeli celana maka Sasa tidak membeli jaket. Reva pun juga tidak membeli syal. Artinya, Reva tidak membeli rok. 2. Setiap pembelian 4 celana gratis 1 kaus Setiap pembelian 12 kaus gratis 1 celana Luna membeli 10 celana dan 25 kaus. A. Luna mendapat 12 celana dan 27 kaus B. Luna mendapat 10 celana dan 26 kaus

C. Luna mendapat 12 celana dan 25 kaus D. Luna mendapat 11 celana dan 27 kaus E. Luna mendapat 11 celana dan 26 kaus Jawaban: A. Luna mendapat 12 celana dan 27 kaus. Setiap pembelian 4 celana gratis 1 kaus. Setiap pembelian 12 kaus gratis 1 celana. Jika Luna membeli 10 celana, maka ia mendapat gratis 2 kaus. Jika Luna membeli 25 kaus, maka ia mendapat gratis 2 celana. Luna akhirnya mendapat 12 celana dan 27 kaus. 3. Semua buku pelajaran berada di rak baris A Buku sejarah berada di baris A dan novel di rak baris B A. Buku sejarah bukan termasuk buku pelajaran B. Novel dan buku sejarah berada di rak yang bersebelahan C. Novel bukan termasuk buku pelajaran D. Semua novel berada di rak baris A E. Buku kesehatan dan novel berada di rak yang bersebelahan Jawaban: C. Novel bukan termasuk buku pelajaran. Semua buku pelajaran berada di rak baris A. Jika buku sejarah berada di baris A dan novel berada di rak baris B, maka novel bukan termasuk buku pelajaran. 4. Tidak diizinkan membawa makanan dan minuman di dalam perpustakaan. Ada murid yang membawa makanan dan minuman. A. Beberapa murid minum jus di dalam perpustakaan B. Beberapa murid juga membawa makanan dan minuman C. Beberapa murid tidak mematuhi peraturan perpustakaan D. Murid yang tidak membawa makanan dan minuman tidak masuk ke perpustakaan E. Murid yang membawa makanan dan minuman tidak diperbolehkan masuk perpustakaan Jawaban: E. Murid yang membawa makanan dan minuman tidak diperbolehkan masuk perpustakaan. Peraturan di perpustakaan adalah tidak diperbolehkan membawa makanan dan

minuman di dalam perpustakaan. Jika ada murid yang membawa makanan dan minuman, maka ia tidak diperboehkan masuk perpustakaan. 5. Semua hewan herbivora memakan daun-daunan Harimau memakan daging. A. Harimau makan daun-daunan B. Semua hewan herbivora memakan daging C. Harimau adalah hewan herbivora D. Harimau bukan hewan herbivora E. Semua hewan herbivora adalah ahrimau Jawaban: D. Harimau bukan hewan herbivora. Semua hewan herbivora memakan daun-daunan. Jika harimau memakan daging, maka harimau bukan termasuk hewan herbivora. 6. Calon mahasiswa harus mengikuti Ospek di universitasnya masing-masing. Desta adalah calon mahasiswa. A. Semua calon mahasiswa tidak mengikuti Ospek di universitasnya B. Desta harus mengikuti Ospek di universitasnya C. Desta tidak harus mengikuti Ospek di universitasnya D. Desta lulus Ospek di universitasnya E. Desta tidak boleh mengikuti Ospek di universitasnya Jawaban: B. Desta harus mengikuti Ospek di universitasnya. Calon mahasiswa harus mengikuti Ospek di universitasnya masing-masing. Jika Desta adalah calon mahasiswa, maka ia harus mengikuti Ospek di universitasnya. 7. Semua kaftan terbuat dari sutra. Sebagian kain sutra bermotif bunga-bunga. Semua kain sutra berasal dari ulat sutra. A. Kaftan bermotif polos tidak terbuat dari kain sutra B. Semua kaftan bermotif bunga-bunga terbuat dari kain sutra C. Kain sutra yang polos bukan berasal dari ulat sutra

D. Beberapa kaftan berasal dari ulat sutra E. Semua bahan kaftan terbuat dari ulat sutra Jawaban: E. Semua kaftan terbuat dari ulat sutra. Semua kaftan terbuat dari kain sutra. Semua kain sutra berasal dari ulat sutra. Namun sebagian kain sutra bermotif bunga-bunga. Artinya, semua kaftan terbuat dari ulat sutra, dengan corak yang berbeda-beda salah satunya bunga-bunga. 8. Pohon mangga madu lebih tinggi dari pohon rambutan. Pohon mangga madu paling rendah dibanding dengan jenis pohon mangga lainnya. A. Pohon mangga arum manis lebih tinggi dibanding pohon rambutan B. Pohon rambutan lebih tinggi dibanding pohon mangga madu C. Semua pohon mangga tingginya sama dengan pohon rambutan D. Pohon rambutan lebih tinggi dibanding dengan pohon mangga arum manis E. Pohon rambutan tingginya sama dengan pohon mangga tali jiwo Jawaban: A. Pohon mangga arum manis lebih tinggi dibanding pohon rambutan. Pohon mangga madu lebih tinggi daripada pohon rambutan. Jika pohon mangga madu paling rendah dibanding dengan jenis pohon mangga lainnya, maka semua pohon mangga lebih tinggi daripada pohon rambutan. Semua jenis pohon mangga, seperti pohon mangga madu, pohon mangga arum manis dan pohon mangga tali jiwo lebih tinggi dibanding pohon rambutan. 9. Semua jepit yang berwarna merah muda diletakkan di atas meja rias. Beberapa jepit yang berwarna emas diletakan diatas meja rias. A. Ada jepit berwarna merah muda yang dimasukan dalam laci B. Semua jepit berwarna merah muda dimasukan dalam laci C. Beberapa jepit berwarna emas di masukan dalam laci D. Beberapa jepit berwarna merah muda dan semua jepit berwarna emas diletakkan di meja rias E. Semua jepit berwarna merah muda dan emas di letakkan di atas meja rias

Jawaban: C. Beberapa jepit berwarna emas di masukkan dalam laci. Semua jepit yang berwarna merah muda diletakkan di atas meja rias. Jika beberapa jepit yang berwarna emas diletakkan di atas meja rias, maka ada beberapa jepit berwarna emas yang dimasukkan dalam laci atau dimasukkan dalam tas rias. Pertemuan 7 KEMAMPUAN ANALITIK KEMAMPUAN PENALARAN UMUM Soal TBS penalaran umum ini adalah jenis soal yang ditampilkan melalui teks atau paragraf bacaan, beberapa soal yang muncul terkadang memunculkan grafik/tabel/kurva. Bukan hanya membaca, tapi kamu juga dituntut untuk memahami informasi yang disampaikan. Selain itu kamu juga akan bertemu dengan deret aritmatika, persamaan linear, pola bilangan, pecahan dan perbandingan. Daripada penasaran, yuk kita pelajari contoh soal TBS penalaran umum di bawah ini ! acalah artikel di bawah ini dengan saksama! Virus corona telah menjangkiti lebih dari 1,2 juta jiwa dan membunuh lebih dari 70.000 orang. Pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, pada akhir 2019 lalu, virus corona kini telah menyebar ke 208 negara. Untuk mencegah penularan COVID-19, berbagai negara kemudian memberlakukan karantina dalam berbagai wujud dan tingkatan. Di Asia Pasifik, negara-negara seperti Tiongkok, India, Singapura, Taiwan, Vietnam, Selandia Baru dan Australia melarang kedatangan warga asing. Negara- negara Eropa pun melakukan lockdown untuk melindungi warga mereka. Berikut datanya:


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook