DOKUMEN 6 KARYA TULIS ILMIAH IMPLEMENTASI POTENSI KEUNGGULAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SMP NEGERI 4 SINGOROJO KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Seleksi Kepala Sekolah Berprestasi SMP/MTs Propinsi Jawa Tengah Tahun 2012 Nama Oleh NIP. Pangkat/Golongan : Supardi, S.Pd. M.Pd. Jabatan : 19710921 199903 1 009 Unit Kerja : Pembina / IV-a : Kepala Sekolah : SMP Negeri 4 Singorojo DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KENDAL SMP NEGERI 4 SINGOROJO Mei 2012
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan dalam penyusunan karya tulis ilmiah dengan judul Implementasi Potensi Keunggulan Lokal untuk meningkatkan prestasi SMP Negeri 4 Singorojo Kab. Kendal pada Tahun Pelajaran 2011/2012. Karya tulis ini adalah perwujudan dari akumulasi pengetahuan, pemahaman dan refleksi keilmuan serta internalisasi nilai-nilai yang diperoleh penulis selama menjalankan amanah menjadi kepala sekolah di SMP Negeri 4 Singorojo. Penulis sadar karya tulis ini hanya dapat diselesaikan dengan baik atas bantuan, dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya. Merujuk hal tersebut dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih tak terhingga tidak lupa kami sangat berterima kasih kepada : 1. Drs. Biyanto selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal 2. Drs. Sutedjo,M.Si. selaku pengawas di sekolah yang dengan tekun dan sabar memberikan bimbingan kepengawasan selama ini. 3. Seluruh guru, karyawan dan siswa SMP Negeri 4 Singorojo yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, atas pemberian kesempatan, semangat belajar berbagi mengembangkan sekolah tercinta. 4. Sayuti, selaku Kepala Desa Cening yang selalu membantu mewujudkan mimpi bersama memajukan pendidikan untuk masyarakat Desa Cening tercinta 5. Mulyadi, selaku ketua komite SMP Negeri 4 Singorojo yang selalu memberikan ide-ide segar dan dukungan untuk kemajuan sekolah sebagai perwujudan kemitraan sejati.
6. Istriku tercinta, Sari Nurani Rahayu,M.Si. yang selalu setia mendampingi dan menginspirasi bulir-bulir kata karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini berguna dan bermanfaat bagi pengembangan SMP 4 Singorojo Kabupaten Kendal di tahun yang akan datang. Penulis menyadari karya ini masih jauh dari sempurna karena itu dengan kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik untuk perbaikan karya tulis ini. Singorojo, Agustus 2011 Penulis
DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................. i Kata Pengantar ............................................................................................. ii Daftar Isi ............................................................................................ iii BAB I Pendahuluan...........................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah........................................................................2 B. Perumusan Masalah...............................................................................4 C. Tujuan....................................................................................................4 D. Ruang Lingkup ......................................................................................4 BAB II Implementasi Potensi Keunggulan Lokal Untuk Meningkatkan Prestasi ..................................................................................................5 A. Potensi Keunggulan Lokal ....................................................................5 1.Pengertian...........................................................................................5 2.Jenis-Jenis Potensi Keunggulan Lokal...............................................6 3. Muatan Lokal ....................................................................................9 B. Prestasi Sekolah...................................................................................14 1.Pengertian.........................................................................................14 2.Indikator Pencapaian Prestasi Sekolah.............................................15 C. Implementasi Potensi Keunggulan Sekolah untuk Meningkatkan Prestasi Sekolah................................................................................................15 1. Identifikasi Potensi keunggulan Sekolah ........................................15 2. Implementasi Potensi keunggulan untuk Meningkatkan Prestasi SMP Negeri 4 Singorojo .................................................................18 BAB III Penutup ........................................................................................23 A. Simpulan..............................................................................................23 B. Saran....................................................................................................23 Daftar Pustaka ................................................................................................ 24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencari prestasi di sebuah sekolah dengan stereotif gunung memang sulit. Akan tetapi, kata-kata sulit ini bukan berarti nihil, bahwa sekolah gunung tidak bisa mengukir prestasi. Sebagai kepala sekolah selalu menekankan bahwa kata tidak mungkin harus dihilangkan dari segenap stakeholder sekolah. Mengutip kata-kata bijak optimisme penulis selalu meletakkan statemen berikut sebagai pijakan menatap masa depan. Memang ini sulit, tapi mungkin, oleh karena itu mari kita bekerja mewujudkannya. SMP Negeri 4 Singorojo berlokasi di sebuah bukit pegunungan dengan ketinggian 912 di atas permukaan air laut. Jarak sekolah dari pusat kota kabupaten Kendal adalah 54 km2. Meskipun sekolah ini telah berdiri sejak 29 Januari 2001, tetapi belum secara signifikan membuka kesadaran belajar bagi warga masyarakat Cening secara umum untuk menyekolahkan di SMP Negeri 4 Singorojo. Cening adalah desa dengan stereotif yang khas bagi masyarakat yang jauh dari hiruk-pikuk kota, bahkan termasuk salah satu desa terpencil di Kabupaten Kendal. Masyarakatnya secara umum bekerja sebagai buruh dan petani tradisional. Secara geografis, SMP Negeri 4 Singorojo letaknya tidak strategis, selain kontur tanah yang berbukit-bukit, jalan mudah longsor dan kondisi jalan relatif sangat jelek. Jadi jangan kaget banyak orang yang sok berat ketika mendengar cerita tentang Desa Cening. Asumsi mereka Cening, identik dengan desa terpencil, terpelosok, jalannya rusak bahkan dianggap desa terbelakang. Demikian pula dengan input siswanya hanya berasal dari 3 (tiga) SD Pendukung yaitu SD 1 Cening, SD 2 Cening dan SD Watulawang . Sehingga secara kuantitatif jumlah siswanya relatif sedikit, yakni jumlahnya hanya 149 siswa. Kelasnya hanya berjumlah 6 rombongan belajar. Disisi lainnya secara faktual diperparah dengan prestasi akademik dan non akademik yang diperoleh sekolah menunjukkan hasil yang masih jauh dari kata memuaskan. Hal ini dapat dilihat tabel profil sekolah di bawah ini;
TABEL 1.1 Profil Sekolah SMP Negeri 4 Singorojo Ditinjau dari Input dan Prestasi Siswa 2 Tahun Terakhir No Jenis Telaaah Target Hasil Keterangan 2009 2010 2009 2010 1. Input siswa baru 70 80 56 54 penurunan 2. Rerata perolehan Nilai UN 6,00 6,15 5,55 5,51 penurunan 3. Prosentase kelulusan UN 100% 100% 100% 82 % penurunan 4. Kejuaraan non akademis yang diperoleh a.Tingkat propinsi 2 3 - - Penurunan b.Tingkat Kabupaten 1 3 2 1 Penurunan c.Tingkat Kecamatan 3 3 2 - Penurunan 5. Kejuaraan akademis yang diperoleh Tingkat propinsi 1 2 - - Nihil Tingkat Kabupaten 1 2 - - Penurunan Tingkat Kecamatan 2 2 - - Nihil ( Dokumentasi sekolah, 2009/2010) Berdasarkan tabel 1.1. di atas dapat disimpulkan bahwa mutu dan prestasi sekolah mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini merupakan daftar panjang kesulitan warga sekolah di dalam mengembangkan sekolah. Sisi lain yang merupakan kekuatan dari SMP 4 Singorojo adalah karakter masyarakat yang masih lugu, penurut dan masih gemar dengan aktifitas olahraga bola voli dan kesenian budaya tradisional, khususnya “Jaran Kepang” menjadi pemacu sekolah untuk menggali potensi kekuatan lokal untuk kemajuan sekolah. Dengan latar belakang singkat seperti tersebut di muka, penulis dapat mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Input siswa yang jumlah rendah, yang berakibat sulit untuk ditingkatkan prestasi tanpa bantuan intensif manajemen sekolah yang baik.
2. Kesadaran berprestasi siswa lemah karena belum merasa menikmati hasil prestasi sekolah yang secara simplitis diukur dengan berbagai hasil lomba atau kejuaraan. 3. Beban psikologis guru juga muncul karena melihat kultur dusun yang belum merasa bahwa pendidikan merupakan hal yang penting. Kadang- kadang guru merasa cukup memberi, mengingat toh yang diperlukan anak-anak hanya sekedar dapat membaca dan menulis. Akhirnya, identifikasi masalah dari butir (1) sampai (2) menjadi efek domino. Artinya kondisi satu melahirkan kondisi berikutnya. 4. Guru belum terbiasa memberikan layanan pembelajaran yang kontekstual sesuai potensi lokal Desa Cening pada siswa sehingga berefek pada prestasi belajar siswa dan muaranya pada prestasi sekolah. Jika penulis menganalisis permasalahan yang muncul lebih lanjut, maka kita dapat memfokuskan pada masalah kultur dan fakta yang kurang mendukung. Artinya, dari segi kultur memang belum memungkinkan menimbulkan daya dorong budaya belajar untuk meningkatkan prestasi sekolah. Akan tetapi, penulis harus yakin bahwa setiap orang memiliki kelebihan. Apabila hal ini kita bawa dalam ranah kolektif sekolah, meskipun itu sekolah nggunung seperti SMP Negeri 4 Singorojo, pasti memiliki prestasi. Apa? Ini yang harus kita cari. Sebab, setiap sekolah pasti memiliki keistimewaan. Keistimewaan ini merupakan modal yang bisa membuahkan prestasi. Asal modal ini mendapat lahan yang tepat untuk tumbuh. Maka, kerja kita selanjutnya adalah menyediakan lahan yang memungkinkan setiap bakat berkembang dan kemudian membuahkan prestasi. Dari fakta tersebut penulis berusaha mengatasi masalah dengan cara mengimplementasikan potensi keunggulan lokal untuk meningkatkan prestasi SMP 4 Singorojo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan kondisi riil di sekolah penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut;
Bagaimanakah Implementasi Potensi Keunggulan Lokal untuk meningkatkan prestasi SMP 4 Singorojo Kab. Kendal pada Tahun Pelajaran 2011/2012 ? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah dapat disampaikan tujuan penyusunan adalah; 1. Mengidentifikasi potensi keunggulan lokal SMP 4 Singorojo. 2. Mengimplementasikan potensi keunggulan lokal untuk meningkatkan prestasi SMP 4 Singorojo. D. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup makalah ini adalah sebagai berikut; 1. Gambaran jelas tentang identifikasi potensi lokal sekolah meliputi sumber daya alam, manusia, geografis, budaya, historis di SMP 4 Singorojo. 2. Implementasi berbagai potensi keunggulan lokal berupa integrasi materi pelajaran, muatan lokal maupun ekstrakurikuler untuk meningkatkan prestasi SMP 4 Negeri Singorojo.
BAB II IMPLEMENTASI POTENSI KEUNGGULAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SEKOLAH A. Potensi Keunggulan Lokal 1.Pengertian Keunggulan lokal adalah segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain. Sumber lain mengatakan bahwa keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu sekolah (Dedidwitagama,2007). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal (KL) adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif. Keunggulan lokal harus dikembangkan dari potensi sekolah. Potensi sekolah adalah potensi sumber daya spesifik yang dimiliki suatu sekolah berdasarkan daya dukung di lingkungan sekolah/desa. Sebagai contoh potensi Desa Cening sebagai daerah terpencil yang memiliki sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya lokal yang unik. Kualitas dari proses dan realisasi keunggulan lokal tersebut sangat dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, yang lebih dikenal dengan istilah 7 M, yaitu Man, Money, Machine, Material, Methode, Marketing and Management. Jika sumber daya yang diperlukan bisa dipenuhi, maka proses dan realisasi tersebut akan memberikan hasil yang bagus, dan demikian sebaliknya. Di samping dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia, proses dan realisasi keunggulan lokal juga harus memperhatikan kondisi pasar, para pesaing, substitusi (bahan pengganti) dan perkembangan IPTEK, khususnya perkembangan teknologi. Proses dan realisasi tersebut akan menghasilkan produk akhir sebagai keunggulan lokal yang mungkin berbentuk produk (barang/jasa) dan atau budaya yang bernilai tinggi, memiliki keunggulan komparatif, dan unik.
Pengertian keunggulan lokal tersebut diatas maka Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal (PBKL) di SMP 4 Singorojo adalah program strategis dan pembelajaran yang diselenggarakan pada SMP 4 Singorojo sesuai dengan kebutuhan daerah, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia, geografis, budaya, historis dan potensi daerah lainnya yang bermanfaat dalam proses pengembangan kompetensi sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik. 2 Jenis-Jenis Potensi Keunggulan Lokal Konsep pengembangan keunggulan lokal diinspirasikan dari berbagai jenis potensi, yaitu potensi sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM), geografis, budaya dan historis. Uraian masing-masing sebagai berikut. a. Potensi Sumber Daya Alam Sumber daya alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara yang dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan hidup. Contoh bidang pertanian: padi, jagung, buah-buahan, sayur-sayuran dll.; bidang perkebunan: karet, tebu, tembakau, sawit, coklat dll.; bidang peternakan: unggas, kambing, sapi dll.; bidang perikanan: ikan laut, ikan air tawar, rumput laut, tambak, dll. Contoh nyata dari lingkungan di Desa Cening adalah memiliki unggulan sumber daya alam yaitu potensi sawah, tegalan, kacang tanah dan kayu sengon. b. Potensi Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menjadi makhluk sosial yang adaptif dan transformatif dan mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan (Wikipedia, 2006). Pengertian adaptif artinya mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perubahan IPTEK dan perubahan sosial budaya. Bangsa Jepang, karena biasa diguncang gempa merupakan bangsa yang unggul dalam menghadapi gempa, sehingga cara hidup, sistem arsitektur yang dipilihnya sudah diadaptasikan bagi risiko menghadapi gempa. Kearifan lokal (indigenous wisdom) semacam ini agaknya juga dimiliki oleh penduduk pulau Simeulue di Aceh, saat tsunami datang yang ditandai dengan penurunan
secara tajam dan mendadak muka air laut, banyak ikan bergelimpangan menggelepar, mereka tidak turun terlena mencari ikan, namun justru terbirit-birit lari ke tempat yang lebih tinggi, sehingga selamat dari murka tsunami. Pengertian transformatif artinya mampu memahami, menerjemahkan dan mengembangkan seluruh pengalaman dari kontak sosialnya dan kontaknya dengan fenomena alam, bagi kemaslahatan dirinya di masa depan, sehingga yang bersangkutan merupakan makhluk sosial yang berkembang berkesinambungan. Sumber daya manusia merupakan penentu semua potensi keunggulan lokal. Sumber daya manusia sebagai sumber daya, bisa bermakna positif dan negatif, tergantung kepada paradigma, kultur dan etos kerja. Dengan kata lain tidak ada realisasi dan implementasi konsep keunggulan lokal tanpa melibatkan dan memposisikan manusia dalam proses pencapaian keunggulan. Sumber daya alam dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas sumber daya alam, mencirikan identitas budaya, mewarnai sebaran geografis, dan dapat berpengaruh secara timbal balik kepada kondisi geologi, hidrologi dan klimatologi setempat akibat pilihan aktivitasnya, serta memiliki latar sejarah tertentu yang khas. Pada masa awal peradaban, saat manusia masih amat tergantung kepada alam, ketergantungannya yang besar terhadap air telah menyebabkan munculnya peradaban pertama di sekitar aliran sungai besar yang subur. Potensi sumber daya manusia di Desa Cening adalah 82% pendidikannya hanya rata-rata lulusan SD, tetapi dibalik itu memiliki keunggulan karakter yang sangat dibutuhkan bangsa ini, yaitu; 1) jujur, 2) sederhana, 3) terbuka/bicara apa adanya, apa yang dipikirkan itu yang diucapkan dan 4). Kebersamaan terbangun dengan harmonis. Di samping itu masyarakat Cening gemar berolahraga khususnya bola voli. c. Potensi Geografis Objek geografi antara lain meliputi, objek formal dan objek material. Objek formal geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri dari, atmosfer bumi, cuaca dan iklim, litosfer, hidrosfer, biosfer (lapisan kehidupan fauna dan flora), dan antroposfer (lapisan manusia yang merupakan tema sentral). Sidney dan Mulkerne (Tim Geografi Jakarta, 2004) mengemukakan bahwa geografi adalah ilmu tentang bumi dan kehidupan yang ada di atasnya. Pendekatan studi geografi
bersifat khas. Pengkajian keunggulan lokal dari aspek geografi dengan demikian perlu memperhatikan pendekatan studi geografi. Pendekatan itu meliputi; (1) pendekatan keruangan (spatial approach), (2) pendekatan lingkungan (ecological approach) dan (3) pendekatan kompleks wilayah (integrated approach). Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat melalui penggambaran letak distribusi, relasi dan inter-relasinya. Pendekatan lingkungan berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya, sedangkan pendekatan kompleks wilayah memadukan kedua pendekatan tersebut. Tentu saja tidak semua objek dan fenomena geografi berkait dengan konsep keunggulan lokal, karena keunggulan lokal dicirikan oleh nilai guna fenomena geografis bagi kehidupan dan penghidupan yang memiliki, dampak ekonomis dan pada gilirannya berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Bila dikaji lebih dalam keunggulan geografis Desa Cening adalah; 1) memiliki banyak potensi wisata misalnya air terjun “ rondo” dan “gunung pring” 2) Suhu udara yang sejuk memungkinkan siswa betah belajar di sekolah, 3) wilayah terpencil, yang memiliki keutungan siswa/masyarakat tidak mudah terpengaruh budaya luar yang kurang baik karena fasilitas jalan yang sangat jelek bahkan cenderung membahayakan jiwa manusia yang melewatinya. 3). Hutan yang begitu luas dan ranum untuk dikembangkan sebagai sarana pembelajaran. Mengambil istilah prinsip-prinsip penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dengan jargon “alam takambang jadi guru”. d. Potensi Budaya Budaya adalah sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan. Agar kebudayaan dilandasi dengan sikap baik, masyarakat perlu memadukan antara idealisme dengan realisme yang pada hakekatnya merupakan perpaduan antara seni dan budaya. Ciri khas budaya masing-masing daerah tertentu (yang berbeda dengan daerah lain) merupakan sikap menghargai kebudayaan daerah sehingga menjadi keunggulan lokal. Beberapa contoh keunggulan lokal menghargai kebudayaan setempat yaitu upacara Ngaben di Bali, Malam Bainai di Sumatera Barat, Sekatenan di Yogyakarta dan Solo dan upacara adat perkawinan di berbagai daerah.
Sebagai gambaran dari keunggulan lokal yang diinspirasi oleh budaya, Di desa Cening Kecamatan Singorojo, telah dikenal antara lain: 1). Jathilan / jaran kepang 2). Tari-tarian budaya jawa 3). Tembang Macopat, dandang gula ( Seni suara jawa) d.. Potensi Historis Keunggulan lokal dalam konsep historis merupakan potensi sejarah dalam bentuk peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Konsep historis jika dioptimalkan pengelolaannya akan menjadi tujuan wisata yang bisa menjadi asset, bahkan menjadi keunggulan lokal dari suatu daerah tertentu. Pada potensi ini, diperlukan akulturasi terhadap nilai-nilai tradisional dengan memberi kultural baru agar terjadi perpaduan antara kepentingan tradisional dan kepentingan modern, sehingga aset atau potensi sejarah bisa menjadi aset/potensi keunggulan lokal. Salah satu contoh keunggulan lokal yang diinspirasi oleh potensi sejarah, adalah pertama, tentang sejarah desa cening, merupakan cerita unik yang perlu digali lebih jauh. Kedua, tentang hikayat “air terjun rondo” dan ketiga, tentang cerita mistis “selo arjuno”. Ini merupakan aset sejarah berharga yang dapat dikembangkan sebagai salah satu bentuk adaptasi pembelajaran kontekstual di sekolah. 3.Muatan Lokal a. Pengertian Muatan Lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran Muatan Lokal ditentukan oleh satuan pendidikan dan tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada standar isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan
kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip pengembangan KTSP bahwa kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan, sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun pembelajaran, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan lebih dari satu mata pelajaran muatan lokal untuk setiap tingkat. b. Konsep Pengembangan Pengembangan muatan lokal perlu memperhatikan potensi daerah yang meliputi (1) Sumber Daya Alam (SDA); (2) Sumber Daya Manusia (SDM); (3) Geografis; (4) Budaya; dan (5) Historis. 1). Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi SDA Sumber Daya Alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan udara yang dalam bentuk asalnya dapat didayagunakan untuk berbagai kepentingan. Contoh untuk bidang: pertanian (a.l. padi, buah-buahan, ubi kayu, jagung, sayur-sayuran dll.), perkebunan (a.l. tebu, tembakau, kopi, karet, coklat dll.), peternakan (a.l. unggas, sapi, kambing dll.), dan perikanan (a.l. ikan laut/tawar, tumbuhan laut dll.). 2). Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi SDM Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia dengan segenap potensi yang dimilikinya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan agar menjadi makhluk sosial yang adaptif (mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan alam, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan perubahan sosial budaya) dan transformatif (mampu memahami, menterjemahkan, dan mengembangkan seluruh pengalaman dan kontak sosialnya bagi kemaslahatan diri dan lingkungannya pada
masa depan), sehingga mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara seimbang dan berkesinambungan. Aspek SDM menjadi penentu keberhasilan dari semua aspek/potensi muatan lokal, karena SDM sebagai sumber daya dapat memberi dampak positif dan negatif terhadap kualitas muatan lokal yang akan dikembangkan, bergantung kepada paradigma, kultur, dan etos kerja SDM yang bersangkutan. Tidak ada realisasi dan implementasi muatan lokal tanpa melibatkan dan memposisikan manusia sebagai aspek sentral dalam proses pencapaiannya. 3). Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi Geografis Proses pengkajian muatan lokal ditinjau dari aspek geografi perlu memperhatikan berbagai aspek, seperti aspek oseanologi (potensi kelautan), antropologi (ragam budaya/suku bangsa yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai sektor pariwisata), ekonomi (meningkatkan kehidupan/taraf hidup masyarakat setempat) dan demografi (daerah/obyek wisata). Aspek-aspek dimaksud merupakan salah satu aspek penentu dalam menetapkan potensi muatan lokal. 4). Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi Budaya Budaya merupakan suatu sikap, sedangkan sumber sikap adalah kebudayaan. Untuk itu, salah satu sikap menghargai kebudayaan suatu daerah, adalah upaya masyarakat setempat untuk melestarikan dan menonjolkan ciri khas budaya daerah menjadi muatan lokal. Sebagai contoh muatan lokal yang berkaitan dengan aspek budaya, antara lain berbagai upacara keagamaan/adat istiadat (upacara Ngaben di Bali, Sekaten dan Grebeg di Yogyakarta dll.). 5). Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi Historis Potensi historis merupakan potensi sejarah dalam wujud peninggalan benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Konsep historis jika dioptimalkan pengelolaannya akan menjadi arena/wahana wisata yang bisa menjadi aset, bahkan menjadi keunggulan lokal dari suatu daerah tertentu. Untuk itu, perlu dilakukan pelestarian terhadap nilai-nilai tradisional dengan memberi sentuhan baru agar terjadi perpaduan antara kepentingan tradisional dan kepentingan modern, sehingga aset atau potensi sejarah bisa menjadi bagian dari muatan lokal. Misalnya, Satuan Pendidikan di sekitar objek
wisata Candi Borobudur, Magelang mengembangkan muatan lokal kepariwisataan. c. Acuan Pengembangan Muatan Lokal dapat dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan tingkat SMP berdasarkan: 1). Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM), potensi dan kebutuhan daerah yang mencakup aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), ekologi, dan lain-lain; 2). Kebutuhan, minat, dan bakat peserta didik; 3). Ketersediaan daya dukung/potensi satuan pendidikan (internal) antara lain: a). Kurikulum Satuan Pendidikan yang memuat mata pelajaran muatan lokal; b). Sarana prasarana: ruang belajar, peralatan praktik, media pembelajaran, buku/bahan ajar sesuai dengan mata pelajaran muatan lokal yang diselenggarakan; c). Ketenagaan dengan keahlian sesuai tuntutan mata pelajaran muatan lokal; d). Biaya operasional pendidikan yang diperoleh melalui berbagai sumber. e). Ketersediaan daya dukung eksternal antara lain: e.1. Dukungan Pemda Kab./Kota berupa kebijakan, pembinaan dan fasilitas/pembiayaan; e.2. Stakeholders yang memiliki kepedulian untuk mendukung keseluruhan proses penyelenggaraan mata pelajaran muatan lokal, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program; e.3. Nara sumber yang memiliki kemampuan/keahlian sesuai dengan mata pelajaran Muatan Lokal yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan; e.4. Satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan non formal yang terakreditasi. d. Ruang Lingkup Muatan Lokal Ruang lingkup muatan lokal untuk SMP dapat berupa: 1). Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah/Lingkungan
Keadaan lingkungan satuan pendidikan/daerah yang berkaitan dengan lingkungan alam, sosial ekonomi, dan sosial budaya yang selalu menuntut perkembangan. Kebutuhan daerah, misalnya di bidang jasa, perdagangan, pariwisata, industri, dsb. adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat lingkungan, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat yang disesuaikan dengan arah perkembangan serta potensi yang ada di daerah. Kebutuhan dimaksud, meliputi : a). Pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah; b). Peningkatan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, khusunya bola voli; c). Peningkatan penguasaan bahasa Inggris dan bahasa asing lain untuk keperluan berkomunikasi, dan menunjang pemberdayaan individu dalam menerapkan belajar sepanjang hayat; d). Peningkatan kemampuan berwirausaha. 2). Lingkup Isi/Jenis Muatan Lokal untuk SMP, dapat berupa: a). Bahasa asing yang tidak terdapat dalam mata pelajaran pada struktur kurikulum satuan pendidikan yang bersangkutan; b). Kesenian daerah, budaya, dan adat istiadat; c). Keterampilan dan kerajinan yang dapat digunakan untuk berwirausaha; e). Pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam, sosial, dan budaya daerah, serta permasalahan dan solusinya; f). Materi lain yang dianggap perlu untuk pembangunan masyarakat dan pemerintah daerah yang menunjang pembangunan nasional di antaranya, pengembangan karakter, kewirausahaan, kepariwisataan, dan konservasi (menjaga, memelihara, dan memanfaatkan) flora/fauna. B. Prestasi Sekolah 1. Pengertian Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,dikerjakan dan sebagainya (Sulchan,1987:70). Prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai (Winkel, 02:45), prestasi tidak akan dicapai bila seseorang tidak melakukan kegiatan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai seseorang yang terlebih dalam melakukan kegiatan. Inilah yang sering disebut dengan prestasi. Jika dilihat dari segi-segi yang menyangkut dengan sikap, minat, perhatian dan keterampilan yang dicapai warga sekolah. Prestasi yang dicapai dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain motivasi dari luar maupun motivasi dari dalam yang keduanya saling berkaitan. Sekolah merupakan suatu sistem dimana pelaksanaan yang berorientasikan pada kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan pengajaran yakni interaksi guru dengan siswa, dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran pada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran (Mulyasa, 2002 : 25). Maka dari pendapat diatas disimpulkan bahwa sekolah ialah tempat dimana guru sebagai pengajar dalam membantu anak didiknya agar memperoleh pemahaman diri dan pengarahan dalam proses belajar mengajar yang berguna kelak dalam masyarakat melalui pendidikan formal dan non formal. Jadi prestasi sekolah dapat diartikan sebagai penilaian hasil kegiatan program sekolah yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap warga sekolah dalam periode tertentu sehingga dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh sekolah tersebut (Sulchan, 1987 : 75). Bila demikian halnya, prestasi sekolah dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan pada bangku sekolah. 2. Indikator Pencapaian Prestasi Sekolah Menurut Wijaya Kusumah (2008, hal 12) ciri-ciri sekolah yang berbakat dalam pencapaian prestasi sekolah dengan indikator sebagai berikut; a. Sekolah yang memiliki prestasi di bidang akademik maupun non akademik (banyaknya kejuaraan yang diikuti), tentunya konsekuen dengan aturan dan tata tertib yang dibuat sesuai dengan budaya sekolahnya. b. Sekolah yang menciptakan anak peduli dengan lingkungan, dikenal luas oleh masyarakat, dan merupakan kombinasi antara pendidikan sekolah dan pendidikan orang tua yang berimbang. Dapat mengembangkan potensi kreatif siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. c. Sekolah yang pengelolaannya profesional. Guru-guru yang profesional dalam menangani para siswanya. Sekolah yang dapat melahirkan generasi-generasi
penerus bangsa yang dapat berguna, sehingga menjadi contoh bagi sekolah- sekolah yang lain untuk lebih maju. d. Sekolah yang memiliki kemampuan memuaskan siswa dan orang tua dalam hal pelayanan (services) dengan mengedepankan tujuan pendidikan dan sekuat tenaga mencetak manusia yang beriman dan bertaqwa serta memiliki ilmu pengetahuan yang luas yang dapat digunakan untuk dirinya sendiri dan akhirnya menciptakan keberhasilan untuk sekolah itu sendiri. e. Sekolah yang mampu menyediakan fasilitas memadai yang dapat menunjang kegiatan belajar, konsisten terhadap kegiatan belajar mengajar, suasana sekolah yang mendukung, lingkungan yang aman, nyaman, dan tentunya tercipta hubungan yang baik antara setiap komponen sekolah sehingga tercipta budaya sekolah yang tetap eksis dan menjadi rujukan bagi sekolah lain (sasaran studi banding). C.Implementasi Potensi Keuggulan Lokal Untuk meningkatkan Prestasi Sekolah 1. Identifikasi Potensi Keunggulan Sekolah Kegiatan identifikasi ini dilakukan untuk mendata dan menelaah berbagai kondisi dan kebutuhan sekolah. Data dapat diperoleh dari arsip visi, misi dan program sekolah. Kondisi sekolah dapat ditinjau dari potensi sekolah yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan sekolah dapat diketahui antara lain dari: a. Program sekolah, termasuk prioritas kegiatan sekolah, baik program jangka pendek, program jangka panjang, maupun program berkelanjutan (sustainable programs); b.Pengembangan muatan lokal termasuk jenis-jenis kemampuan dan keterampilan yang diperlukan; c. Aspirasi masyarakat mengenai kebijakan desa dan budaya lokal desa. Pengumpulan data untuk identifikasi kondisi dan kebutuhan sekolah dapat dilakukan melalui wawancara atau pemberian kuesioner kepada responden. Data yang dikumpulkan oleh sekolah meliputi : 1).Kondisi sosial masyarakat (hubungan kemasyarakatan antar-penduduk, kerukunan antarumat beragama, termasuk di dalamnya kegemaran masyarakat akan olahraga);
2).Kondisi ekonomi masyarakat (mata pencaharian penduduk, rata-rata penghasilan, dsb.) 3).Aspek budaya (etika sopan santun, kesenian desa, bahasa yang banyak digunakan, dsb.); 4).Kekayaan alam (persawahan, tegalan, sengon laut, batu dan pasir) 5).Makanan khas desa (lingko, gula jawa, nasi jagung) 6).Prioritas pembangunan desa (Jalan, bronjong, penghijauan, penyerapan tenaga kerja lokal.); 7).Kepedulian masyarakat akan konservasi dan pengembangan desa; 8).Jenis-jenis kemampuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan desa ( menanam padi, konservasi alam, pelatihan keterampilan hidup) Pihak sekolah SMP 4 Singorojo harus melakukan identifikasi terhadap potensi yang dimilikinya secara optimal. Kegiatan ini dilakukan untuk mendata dan menganalisis daya dukung yang dimiliki. Kegiatan yang dilaksanakan adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ditekankan pada kebutuhan peserta didik yang harus memperhatikan: 1. Lingkungan, sarana dan prasarana, 2. Ketersediaan sumber dana, 3. Sumber daya manusia (pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik), 4. Dukungan Komite Sekolah dan masyarakat setempat, 5. Dukungan unsur lain seperti dinas pendidikan Kabupaten Kendal 6. Kemungkinan perkembangan sekolah. Berdasarkan kajian beberapa sumber, maka dapat dipilih/ditentukan jenis program keunggulan lokal yang memungkinkan untuk dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan potensi pendidik SMP 4 Singorojo. Penentuan jenis muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut: 1. kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik (fisik, psikis, dan sosial); 2. ketersediaan pendidik yang diperlukan; 3. ketersediaan sarana dan prasarana; 4. ketersediaan sumber dana;
5. tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa; 6. tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan; 7. diperlukan oleh lingkungan sekitar. Berbagai jenis keunggulan Lokal yang dapat dikembangkan di SMP 4 Singorojo adalah; 1. Permainan bola voli, yang telah menjadi kegemaran lama masyarakat dirancang dalam kegiatan ekstrakurikuler 2. Kesenian daerah; berupa “Jatilan/jaran kepang” dan seni suara jawa. 3. Green House dan Pembuatan Pupuk kompos untuk menunjang kegiatan pertanian desa, dirancang dalam kegiatan ekstrakurikuler botani. 4. Kewirausahaan, melatih usaha sablon dan menjahit, dirancang dimasukkan dalam kegiatan mata pelajaran muatan lokal. 5. Lingkungan hidup berupa kegitan ekstrakurikuler KIR dan pramuka. 6. Pembinaan karakter (etika dan pemberian layanan prima); berupa kegiatan pembiasaan jum’at bersih. 7. Komputer, siswa dilatih keterampilan komputer berkaitan dengan gamelan elektronik yang akan dikembangkan dalam ekstrakurikuler. 8. Bahasa Jawa. Melestarikan bahasa jawa melalui pembiasaan penggunaan bahasa jawa setiap hari Sabtu. Siswa dilatih berbagai kompetensi bahasa jawa, meliputi; pidato, among tamu, tulisan jawa dan lain-lain. 2. Implementasi Potensi Keunggulan Lokal Untuk Meningkatkan Prestasi SMP Negeri 4 Singorojo Potensi Keunggulan Lokal di SMP 4 Singorojo merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang tertuang pada PP 19 Tahun 2005 BAB III pasal 14 ayat (2) yang menyatakan bahwa pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, pendidikan kelompok matapelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan kelompok mata pelajaran estetika atau kelompok mata pelajaran pendidikan
jasmani, olah raga dan kesehatan; dan ayat (3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh akreditasi. Oleh karena itu pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diselenggarakan melalui tiga cara, yaitu pengintegrasian dalam mata pelajaran yang relevan, muatan lokal, dan mata pelajaran keterampilan. a. Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran Bahan kajian keunggulan lokal dapat diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tertentu yang relevan dengan standar kompetensi/kompetensi dasar mata pelajaran tersebut. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mengkaji standar kompetensi/kompetensi dasar mata pelajaran yang terkait dihubungkan dengan hasil analisis keunggulan lokal. Hasil pengkajian standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut dituangkan pada penyempurnaan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Kemudian dibuat bahan ajar cetak dan bahan ajar teknologi informasi dan komunikasi yang mengintegrasikan pendidikan berbasis keunggulan lokal pada mata pelajaran yang relevan. Pola pengintegrasian pendidikan berbasis keunggulan lokal pada mata pelajaran dapat dilakukan melalui tahapan berikut ini. 1). Melaksanakan identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ada dihubungkan dengan hasil analisis keunggulan lokal, sehingga terpilih beberapa konsep pada mata pelajaran yang relevan. 2). Menyempurnakan Silabus mata pelajaran pada konsep yang terpilih berdasarkan hasil identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dihubungkan dengan keunggulan lokal. 3). Menyempurnakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) setiap mata pelajaran pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terpilih. 4). Membuat bahan ajar (modul,LKS dll) atau bahan ajar mata pelajaran yang mengintegrasikan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. 5). Membuat bahan/perangkat ujian dari konsep yang yang telah terpilih pengintegrasian pendidikan berbasis keunggulan lokal. Contoh :
Di SMP 4 Singorojo sangat kental dipengaruhi oleh budaya jawa, karena di sekitar sekolah banyak terdapat kelompok “jathilan/kuda lumping”, sehingga banyak siswa yang terbiasa setiap 3 hari sekali berlatih kesenian tradisional. Maka potensi budaya tradisional ini dapat diintegrasikan kedalam mata pelajaran, misalnya memasukan contoh budaya tradisional itu kedalam mata pelajaran IPS, dimulai dengan memasukannya kedalam SK/KD, silabus, RPP dan bahan ajar. Contoh lain dilihat dari potensi geografis, SMP 4 Singorojo berada di daerah pertanian, maka di bagian mata pelajaran Fisika atau Biologi dapat memasukan konsep pembuatan pupuk, minyak kelapa dengan proses alamiah atau pembudidayaan jamur, apotik hidup dan lain-lain. b. Mata Pelajaran Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Kajian mata pelajaran muatan lokal dapat ditentukan oleh SMP 4 Singorojo. Untuk itu terlebih dahulu harus disusun standar kompetensi dan kompetensi dasar, silabus dan rencana persiapan pembelajaran yang memungkinkan SMP 4 Singorojo dapat menyelenggarakan pembelajaran muatan lokal. Dalam kurun waktu tertentu (semester/ tahun) sekolah dapat menyediakan 2, 3 atau beberapa jenis muatan lokal yang akan dipilih siswa. Dengan demikian siswa mempunyai pilihan untuk mengikuti lebih dari satu jenis program keunggulan lokal pada setiap tahun pelajaran sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing serta program yang diselenggarakan oleh sekolah. Contoh : Muatan Lokal Pendidikan Keterampilan dan Lingkungan Hidup (PKLH) berupa keterampilan membuat sablon, pembuatan Batako dan menjahit serta gerakan peduli lingkungan. Kondisi tersebut dikaji oleh sekolah dari berbagai hal seperti kemampuan sekolah, bakat dan minat siswa serta ketersediaan sumber daya manusia yang ada. Kemudian sekolah menetapkan bahwa sablon dan menjahit menjadi mata pelajaran muatan lokal di sekolah. Langkah selanjutnya yang dilakukan sekolah adalah menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar, menyusun silabus, menyusun bahan ajar, dan strategi penilaian. SMP 4 Singorojo menyelenggarakan
dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun. Dengan demikian siswa boleh mengikuti lebih dari satu jenis program keunggulan lokal pada setiap tahun pelajaran sesuai dengan minat, program dan daya dukung sekolah. c. Mata Pelajaran Keterampilan. Strategi ini digunakan untuk menyajikan materi atau substansi keunggulan lokal secara berdiri sendiri, bukan terintegrasi dengan mata pelajaran. Dengan demikian standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menggunakan mata pelajaran keterampilan sesuai dengan bahan ajar/substansi keunggulan lokal yang diselenggarakan. Apabila standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tersedia tidak relevan dengan bahan ajar/substansi program keunggulan lokal, maka SMP 4 Singorojo dapat mengembangkan sendiri standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan kebutuhan. Siswa harus mengikuti pembelajaran secara komprehensif mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Melalui pendekatan ini peserta didik akan lebih menguasai substansi keunggulan lokal yang diprogramkan di sekolah. Harus diingat bahwa program keterampilan di SMP 4 Singorojo bukan untuk menghasilkan produk keterampilan sebagaimana di SMK, tetapi sebagai pengenalan keterampilan yang terkait dengan keunggulan lokal untuk mempersiapkan siswa yang akan memasuki dunia kerja apabila tidak melanjutkan sekolah. Contoh : Mengembangan keterampilan anyaman bambu, membuat pot bunga dan vas bunga serta taman sekolah. d. Prestasi Yang Diharapkan Berdasarkan pembahasan terperinci tentang tentang implementasi keunggulan lokal di atas, diharapkan SMP Negeri 4 Singorojo dapat berprestasi di masa yang akan datang. Uraian detail tentang prestasi yang diharapkan pengembangan muatan lokal adalah sebagai berikut; 1). Sekolah yang memiliki prestasi di bidang akademik maupun non akademik (banyaknya kejuaraan yang diikuti). Adapun target prestasi untuk bidang akademik adalah;
Daftar Tabel 2.1 Target Kejuaraan yang akan dikuti Sekolah Tahun Pelajaran 2011/2012 No Bidang Kabupaten Propinsi Nasional 1. Akademik a. Olimpiade Sains 10 besar b. Olimpiade Matematika 10 besar c. Olimpiade IPS 10 besar d. Siswa Teladan 10 besar e. KIR Keunggulan Lokal 1 10 besar 50 besar f. LCC(lomba cerdas cermat) 10 Besar g. Lomba Puisi 5 besar h. Lomba Telling Story 5 besar i. Lomba rumpun mapel 5 besar 2. Non Akademik a. Lomba Seni Tradisional 1 10 besar b. Bola Volli 1 11 c. Sepak bola 11 d. Pameran Pendidikan 1 10 besar e. Lomba Pramuka 1 10 besar 2). Sekolah yang menciptakan anak peduli dengan lingkungan dan dikenal luas oleh masyarakat, berupa kegiatan pembiasaan jum’at bersih dan menyelenggarakan ekstrakurikuler KIR ( Karya Ilmiah Remaja) serta Green House berupa kegiatan membuat pupuk organik dan tanaman produktif serta taman sekolah. 3). Sekolah menerapkan manajemen mutu terpadu yang mempertimbangkan keunggulan lokal dalam pengelolaanya sehingga diharapkan selaras dengan keinginan masyarakat 4). Sekolah memiliki kemampuan memuaskan siswa dan orang tua dalam hal pelayanan (services) dengan mengedepankan tujuan pendidikan dan sekuat tenaga mencetak manusia yang beriman dan bertaqwa serta memiliki ilmu
pengetahuan yang luas yang dapat digunakan untuk dirinya sendiri dan akhirnya menciptakan keberhasilan untuk sekolah itu sendiri. 5). Sekolah menyediakan fasilitas memadai yang dapat menunjang kegiatan belajar, konsisten terhadap kegiatan belajar mengajar, suasana sekolah yang mendukung, lingkungan yang aman, nyaman, dan tentunya tercipta hubungan yang baik antara setiap komponen sekolah sehingga tercipta budaya sekolah yang tetap eksis dan menjadi rujukan bagi sekolah lain (sasaran studi banding).
BAB III SIMPULAN A. Simpulan Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan : 1. Potensi keunggulan lokal yang dimiliki SMP 4 Singorojo dapat diidentifikasi sebagai berikut potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,letak geografis, budaya dan potensi geografis. 2. Implementasi potensi keunggulan lokal dapat dilaksanakan melalui tiga cara yaitu pengintegrasian dalam mata pelajaran, mata pelajaran muatan lokal dan mata pelajaran keterampilan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi sekolah SMP 4 Singorojo B. Saran Adapun sarannya sebagai berikut: 1. Diharapkan potensi keunggulan lokal yang dimiliki oleh SMP 4 Singorojo dapat dioptimalkan oleh pihak sekolah dengan dukungan stakeholder sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi sekolah di masa yang akan datang 2. Seyogyanya Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, dapat secara proaktif membantu pengembangan SMP 4 Singorojo secara berkelanjutan, sehingga diharapkan prestasinya dapat meningkat secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Abu-Duhou, I., 2002. School Based Management, Jakarta: Logos. Anonim, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ausubel, D.P. 1978. Educational Psychology: A Cognitive View, New York: Werbwl & Peck. Bettencourt, A, 1989. What is Constructivism and Why Are They All Talking about It?,Michign State University. Bruner, J.S, 1977. The Process of Education, Cambridge: Harvard University Press. Johnson, E. B., 2002. Contextual Teaching and Learning, Thousand Oaks: Corwin Press, Inc. Komariah, A. dan Triatna, C., 2005. Visionary Leadership, Jakarta: Bumi Aksara. Sulaksana,U., 2004. Manajemen Perubahan, Yogyakarta; Pustaka Pelajar.
Search
Read the Text Version
- 1 - 28
Pages: