MAJALAHHK Pendidikan 51 Ketika Amr bin Ash meminta bala Dalam perang Al-Jamal (perang bantuan kepada Amirul Mukminin, Umar onta), ia mengundurkan diri dari barisan bin Khaththab, untuk memperkuat pasu- pasukan Mu’awiyah setelah ia diingat- kan memasuki negeri Mesir dan menga- kan oleh Ali bin Abi Thalib dengan sab- lahkan tentara Romawi yang pada wak- da Nabi SAW, “Wahai Zubair, tidakkah tu itu menduduki Mesir, Umar mengirim kamu mencintai Ali?” Zubair menjawab, empat ribu prajurit yang dipimpin oleh “Tidakkah aku mencintai putra pamanku empat komandan, dan salah satunya sendiri (dari pihak ibu dan bapak) dan adalah Zubair. orang yang seagama denganku?” Beliau mengatakan, “Wahai Zubair, demi Allah, Ketika menghadapi benteng Babilo- kelak kamu akan memeranginya (Ali) nia, kaum muslimin sukar membuka dan dan kamu berlaku aniaya terhadapnya.” menguasainya. Kemudian Zubair me- Mendengar hadits Nabi ini, ia langsung manjati dinding benteng dengan tang- mengundurkan diri dari pasukan Mu’aw- ga. Lalu ia berseru “Allahu Akbar” dan iyah dan tidak mau memerangi Ali. disambut dengan kalimat tauhid oleh pasukan yang berada di luar benteng. Setelah menarik diri dari perang Hal ini membuat pasukan musuh gentar, tersebut, Amr bin Jurmuz membuntutin- panik dan meninggalkan pos-pos per- ya, lalu membunuhnya pada saat Zubair tahanan mereka sehingga Zubair dan sedang shalat. Kejadian ini terjadi pada kawan-kawan bergegas membuka pintu tahun 36 H. Dan semasa hidupnya, ia gerbang, maka tercapailah kemenan- meriwayatkan 38 hadis dari Nabi SAW. gan yang gilang gemilang pada pasukan kaum muslimin. “Sesungguhnya pada kisah- kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah cerita yang dibuat- buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf [12]: 111).
52 SReurbiarilkMasoitivasi MAJALAHHK SAMPAH HATI Seorang laki-laki yg berbeda paham an halnya, jika di luar sana ada orang yg dengan seorang Guru mengeluar- marah-marah kepadamu ... biarkan saja ... kan kecaman dan kata-kata kasar, karena mereka sedang membuang SAMPAH meluapkan kebenciannya kepada Sang Guru. HATI mereka. Jika engkau diam saja, maka Sang Guru hanya diam, mendengarkan- sampah itu akan kembali kepada diri mereka nya dengan sabar, tenang dan tidak berkata sendiri, tetapi kalau engkau tanggapi, berarti apa pun. engkau menerima sampah itu.” Setelah lelaki tersebut pergi, si murid yg melihat peristiwa itu dengan penasaran “Hari ini begitu banyak orang di jalanan bertanya, “mengapa Guru diam saja tidak yg hidup dengan membawa sampah di membalas makian lelaki tersebut?” hatinya ( sampah kekesalan, sampah amarah, Beberapa saat kemudian, maka Sang sampah kebencian, dan lainnya )... maka Guru bertanya kepada si murid, jadilah kita orang yg BIJAK” “Jika seseorang memberimu sesuatu, tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu men- Sang Guru melanjutkan nasehatnya : jadi milik siapa kah pemberian itu?” “Jika engkau tak mungkin memberi, jan- “Tentu saja menjadi milik si pemberi”, ganlah mengambil” jawab si murid. “Jika engkau terlalu sulit untuk mengasi- “Begitu pula dengan kata-kata kasar hi, janganlah membenci” itu”,_ tukas Sang Guru. “Jika engkau tak dapat menghibur orang “Karena aku tidak mau menerima ka- lain, janganlah membuatnya sedih” ta-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali “Jika engkau tak bisa memuji, janganlah menjadi miliknya. Dia harus menyimpannya menghujat” sendiri. Dia tidak menyadari, karena nanti “Jika engkau tak dapat menghargai, jan- dia harus menanggung akibatnya di dunia ganlah menghina” atau pun akhirat ; karena energi negatif yg “Jika engkau tak suka bersahabat, jan- muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan ganlah bermusuhan” perbuatan hanya akan membuahkan pender- Saudaraku... itaan hidup”. Inilah saatnya kita ditraining di bulan yg Kemudian, lanjut Sang Guru, “ Sama mulia selama sebulan - kita melatih diri untuk seperti orang yg ingin mengotori langit membuang semua sampah yg ada di hati dengan meludahinya. Ludah itu hanya akan kita .Marilah kita renungkan untuk diri kita jatuh mengotori wajahnya sendiri. Demiki- masing-masing : mampukah kita mengikuti nasehat dan meneladani kebijakan Sang Guru ... ?
Search