dalam tumbuhan cenderung berupa minyak, karena itu biasanya terdengar ungkapan lemak hewani dan minyak nabati. Amonia merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang secara alami berada di alam dan juga di dalam tubuh kita. Senyawa amonia itu sendiri terdiri dari 1 atom nitrogen dan 3 atom hidrogen, yang semuanya terkait dengan atom N. Formula kimia amonia adalah NH3. Amonia bisa dalam bentuk gas atau cair. Total Coliform mencakup semua bakteri coliform, di mana ada genera yang dapat menjadi patogen bagi manusia, serta yang lain yang sama sekali tidak berbahaya. 49
Material Resource and Cycle (MRC) : Sumber dan Siklus Material Bangunan ramah lingkungan merupakan usaha untuk MRC.1. Penggunaan Gedung dan Material Bekas (Building memperhatikan seluruh aspek desain mulai dari perancangan, and Material Reuse) Menggunakan material bekas bangunan eksekusi, pemilihan material, pencetakan, dan pendaurulangan lama dan/atau dari tempat lain untuk mengurangi penggunaan material setelah suatu produk dipakai. bahan mentah yang baru, sehingga dapat mengurangi limbah pada pembuangan akhir serta memperpanjang usia pemakaian Berdasarkan data World Green building Council di seluruh dunia, suatu bahan material bangunan yang ramah lingkungan apabila menggunakan 25% produk kayu, dan 40-50% penggunaan bahan mentah untuk MRC.2. Material Ramah Lingkungan (Environ-mentally pembangunan dan pengoperasiannya. Friendly Material) Mengurangi jejak ekologi dari proses ekstraksi bahan mentah dan proses produksi material. Yaitu MRC P. Fundamental Refrigerant Mencegah pemakaian bahan dengan menggunakan material yang memiliki sertifikat dengan potensi merusak ozon yang tinggi, yaitu tidak menggunakan sistem manajemen ling-kungan pada proses produksinya, chloro fluoro-carbon (CFC) sebagai refrigeran dan halon sebagai menggunakan material yang merupakan hasil proses daur bahan pemadam kebakaran. ulang, atau menggunakan material yang bahan baku utamanya berasal dari sumber daya terbaharukan. MRC.3. Penggunaan Refrigeran tanpa ODP (Non ODS Usage) Menggunakan bahan yang tidak memiliki potensi merusak ozon. Yaitu dengan tidak menggunakan bahan perusak ozon (BPO) pada seluruh sis-tem pendingin bangunan. MRC.4. Kayu Bersertifikat (Certified Wood) Menggunakan bahan baku kayu yang dapat dipertanggungjawabkan asal- usulnya untuk melindungi kelestarian hutan. Yaitu dengan menggunakan bahan material kayu yang bersertifikat legal sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang asal kayu, atau bersertifikasi dari pihak Lembaga Eko-label Indonesia (LEI) atau Forest Stewardship Council (FSC). 50
MRC.5. Material Prefabrikasi (Prefab Material) Meningkatkan • Utility building : glass block efisiensi dalam penggunaan material dan mengurangi • Curtain wall : aluminium sampah konstruksi. Yaitu dengan menggunakan material 3. Pintu jendela : Stainless steel modular atau prefabrikasi. 4. Material Cat • Cat eksterior : Jotun JotaShield MRC.6. Material Regional (Regional Material) Mengurangi • Cat interior : dulux pentalite jejak karbon dari moda transportasi untuk distribusi dan • Cat pintu besi : nippon mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Yaitu • Finish politur kayu : ultran politur dengan menggunakan material yang lokasi asal bahan baku 5. Saniair utama dan pabrikasinya berada dalam radius 1.000 km dari • Wall faucet Toto lokasi proyek atau masih berada dalam wilayah Republik • Closet toto Indonesia [8]. 6. Ceiling • Sky bridge : kayu jati kls II, gypsum untuk Persetujuan Material keseluruhan ceiling 1. Lantai. 7. Art work: • Lobby, tangga,koridor utama: Marmer 120x120 Andesit Black utk border • logo FKUI : plat stainless steel • Rg Gymnastik : Vinyl FloorSheet 201201A • Torso statue • Lab : Vinyl floor 8. Drainage • Toilet dan sky lounge, Aula, area lab, office: Granite • U ditch 30x50x120 indonesia conblock homogenous tile, keramik • Bak containersampah • Lift , conference room, lounge : karpet 9. Landscape • Paving block cisangkan 2. Dinding • Aula dan lt12: Fabricpanel, sandwich panel (dinding 51 dan plafond)
Material Resource and Cycle (MRC) : Sumber dan Siklus Material Penutup lantai lobi dengan menggunakan marmer Kayu pada deck (sky bridge) GRC pada double skin Bahan stainless steel untuk kusen yang digunakan merupakan jendela dan pintu kayu bengkirai bersertifikat (spek facade menggunakan tidak tertera pada gambar kerja) material lokal (spek : Glass fiber, reonforced dan Penutup lantai audit- orium menggunakan cement. Ex Cibinong Bogor.. karpet Ketebalan yang terpasang 4 cm 52
Semua material yang digunakan adalah material produksi lokal dan ramah lingkungan Pintu masuk Kusen Aluminium , daun Railing sekeliling jendela Granite tile untuk Granite tile untuk ruang Auditorium pintu multiplek rangka kaca dan tanggac bahan dinding toilet lantai toilet menggunakan kusen dengan kaca 5 mm, stainless steel dan kaca kayu dan pintu panel pada ruangan kerja dan temperred 1,2mm solid cat melamik ruangan edukasi 53
Material yang digunakan pada gedung IMERI Material yang digunakan merupakan produksi local dan ramah lingkungan 1. Stainless steel (sumber : https://wira.co.id/stainless-steel/) 4. Marmer · (Dianita et al, 2014) • Tahan suhu tinggi dan rendah Bersifat kuat sehingga dapat menahan beban yang berat, · • Mudah dibuat marmer bersifat dingin sehingga dapat menurunkan suhu di • Kuat dan tahan lama dalam ruangan. • Sangat mudah dibersihkan ataupun dirawat • Tahan lama, dengan biaya siklus hidup yang rendah 5. Keramik · (Dianita et al, 2014) • Menarik secara estetika • Ramah lingkungan serta dapat didaur ulang. Tahan terhadap noda, lebih mudah dibersihkan apabila terkena kotoran, · tahan terhadap air, · keramik mudah 2. Kaca tempered didapatkan, harganya lebih murah dibandingkan homogenous tile. Kaca Tempered · mempunyai kekuatan (daya tahan) tiga sampai lima kali kaca biasa, · tahan terhadap perubahan 6. Vinyl FloorSheet 201201A (Dianita et al, 2014) suhu, · kaca tempered aman digunakan karena jika sampai pecah, pecahan kaca tempered akan berbentuk Berbahan Polyvinyl Chloride (PVC), Vinyl punya daya tahan serbuk kecil-kecil dan tidak tajam, · dapat menghemat lebih kuat dibanding lantai keramik biasa, perawatannya energi listrik. mudah. 3. Homogenous Tile ·(Dianita et al, 2014) 7. Karpet (Dianita et al, 2014) Lebih kuat dan lebih tahan lama dibandingkan keramik Kelebihannya adalah meredam bunyi suara, tampil biasa, lebih tebal dari pada keramik biasa, ·memiliki mewah,dan kemudahan pemasangannya. Hanya saja perlu tampilan yang mewah, · tidak mudah tergores. perwatan berkala untuk menyedot debu yang menempel. 54
8. Aluminiun untuk kusen untuk curtain wall 11. Cat eksterior : Jotun JotaShield (Karuniastuti, 2015) Berkualitas tinggi, konsisten, akurat, tahan lama anti jamur Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur dan rendah Volatile Organic Compound (VOC), sehingga ulang(digunakan ulang), bebas racun dan zatpemicu aman untuk diaplikasikan pada tembok.(Indarto dan Aryanto, kanker, bebas perawatan hematbiaya, lebihkuat, tahan 2017) lama, anti karat 12. Cat interior : dulux pentalite 9. Fabricpanel, sandwich panel (dinding dan plafond) (Herosonna, 2017) Merk cat tembok Dulux adalah cat anti merkuri, sehingga aman untuk digunakan. telah mendapatkan Singapore Komposit sandwich dibuat untuk mendapatkan struktur yang Green Label sebagai standar produk berkelanjutan. .(Indarto ringan tetapi mempunyai densitas rendah, tahan karat, kuat, dan Aryanto, 2017) kokoh, mempunyai kekakuan dan kekuatan yang tinggi. 13. Cat pintu besi : nippon 10. Gypsum Board · Nippon Paint (Green Choice Series), yang diformulasikan tidak mengandung asbestos yang dapat menyebabkan untuk ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan, berbahan kanker, · mempunyai kandungan volatile organic compound dasar air, tidak mengandung timah dan merkuri, serta (VOC) yang jauh di bawah ambang batas yang ditentukan, · kandungan Volatile Organic Compound (VOC) mendekati tidak mudah terbakar, · pada ruangan ber-AC, gipsum lebih 55
Indoor Health and Comfort (IHC) : Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang 1. Kualitas Lingkungan diwujudkan dalam kategori untuk meningkatkan kualitas udara. memberikan kenyamanan, kesejahteraan, dan produktivitas penghuninya, kualitas udara dalam ruangan, kualitas termal, 5. Sebagian besar bahan bangunan dan pembersihan / dan pencahayaan kualitas. pemeliharaan produk memancarkan gas, beberapa dari mereka beracun, termasuk formaldehida. Gas-gas ini dapat memiliki 2. Indoor Air Quality berusaha untuk mengurangi senyawa organik dampak merugikan pada kesehatan penghuni, kenyamanan, dan yang mudah menguap, atau kotoran udara lainnya seperti produktivitas. kontaminan mikroba. 6. Gas-gas ini dapat memiliki dampak merugikan pada kesehatan 3. Bangunan bergantung pada sistem ventilasi yang dirancang penghuni, kenyamanan, dan produktivitas. Juga penting dengan baik (passively/naturally- atau mekanis bertenaga) untuk untuk kualitas udara dalam ruangan adalah kontrol akumulasi menyediakan ventilasi yang memadai udara bersih dari luar kelembaban (kelembaban) yang mengarah ke pertumbuhan jamur rumah atau diresirkulasi, udara disaring serta operasi terisolasi dan adanya bakteri dan virus serta tungau debu dan organisme (dapur, pembersih kering, dll) dari hunian lain. lain dan kekhawatiran mikrobiologi. Intrusi air melalui amplop bangunan atau kondensasi air pada permukaan dingin pada 4. Selama proses desain dan konstruksi memilih bahan bangunan interior bangunan dapat meningkatkan dan mempertahankan dan produk selesai interior dengan emisi nol atau rendah akan pertumbuhan mikroba. 56
57
Hasil Pengukuran dan Perhitungan IHC didalam ruangan gedung IMERI Temperatur Carbon Monoksida Berdasarkan Permenkes No 48 tahun 2016 tentang Berdasarkan Permenkes No 48 tahun 2016 tentang Standar Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran, bahwa dan menurut SNI 03-6572-2001 di mana disebutkan ada Untuk mendapatkan tingkat kesehatan kerja dalam ruang tiga bagian tingkatan, yaitu:a.Sejuk nyaman, temperatur perkantoran konsentrasi CO maksimal 10 ppm. Hasil efektif 20,5oC -22,8oCb. Nyaman optimal, temperatur pengukuran ruangan di lantai 8,9, 10, dan 12 gedung IMERI efektif22,8oC -25,8oCc.Hangat nyaman, temperatur efektif FKUI menunjukan bahwa kadar karbon monoksida (CO) 25,8oC -27,1oC . Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa adalah 10 ppm, sehingga sudah memenuhi baku mutu temperatur ruangan di lantai 8,9, 10, dan 12 berkisar 23-26 yang dipersyaratkan oC pada ruangan dan 23-28oC pada lobby dan koridor. Dengan demikian gedung IMERI FKUI sudah memenuhi Carbon Dioksida persyaratan tersebut Studi dari seluruh dunia secara konsisten Kelembaban mendokumentasikan konsentrasi CO2 dalam ruangan lebih tinggi mulai dari di bawah 1.000 ppm hingga ekstrem lebih Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan dalam ruang dari 6.000 ppm, jauh melebihi ambang disfungsi kognitif perkantoran menurut SNI 03-6572- 2001 berkisar antara yang tercatat sebelumnya. Hasil pengukuran menunjukan 40%-60% begitu pula berdasarkan Permenkes No 48 tahun bahwa kadar karbon dioksida (CO2) gedung IMERI FKUI 2016 Hasil pengukuran menunjukan bahwa kelembaban memenuhi baku mutu berdasarkan Permenkes No 48 tahun ruangan di lantai 8,9, 10, dan 12 gedung IMERI FKUI 2016 tentang Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja baku mutu berkisar antara 40%-60% untuk ruangan kerja Perkantoran. sehingga telah memenuhi persyaratan. Sumber Rusli, 2021 58
Pencahayaan Pencahayaan harus memenuhi aspek kebutuhan, aspek sosial dan lingkungan kerja perkantoran. berdasarkan SNI 03-6197-2000 dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 48 Tahun 2016 adalah 30 lux dan 300 lux Hasil pengukuran menunjukan bahwa sebagian besar ruangan di lantai 8,9, 10, dan 12 gedung IMERI FKUI memenuhi baku mutu pencahayaan sebesar 300 lux. Hanya ada Beberapa ruangan pencahayaannya masih <300 Lux karena ruangan tersebut hanya bergantung pada pencahayaan dari lampu tanpa adanya sumber cahaya alami dari luar. Adanya kampanye asap rokok yang di sebar di dalam Kawasan.Pada lantai 6 area Sky Lounge disiapkan space terbuka yang dimanfaatkan untuk tempat tanaman, roof garden. Di lantai ini cahaya matahari masuk dengan sangat baik, aliran udara membuat nyaman. sumber: (Sudarwani, 2012) 59
Indoor Health and Comfort (IHC) : Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang Menurut hasil Wawancara dan Survei, satu kawasan FKUI Salemba memiliki kawasan bebas asap rokok 60
Dinding kaca yang berhadapan di beri tambahan shading /secondary skin membuat ruangan lebih teduh dan mengurangi silau dari cahaya matahari. Untuk menambah kenyamanan dalam bekerja masih ditambahkan tirai/ roller blind. 61
Indoor Health and Comfort (IHC) : Kualitas Udara dan Kenyamanan Ruang Pada Area Salemba, Arah angin yang datang dari ENE (Timur Laut) menuju ke gap antara 2 massa bangunan, sehingga area ersebut mendapatkan cross ventilation Terdapat area roof garden dan planter box di Sky Lounge, dan memiliki pemandangan yang menghadap keluar bangunan. 62
Penambahan roller blind untuk kenyamanan suhu udara Secondary Skin material GRC di tambah tirai untuk mengurangi silau cahaya matahari. Pencahayaan matahari masuk dengan maksimal 63
Building And Environment Management (BEM): Manajemen Lingkungan Bangunan Bangunan yang dirancang dengan baik juga membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan oleh pengguna gedung, dengan menyediakan tempat sampah yang sudah membedakan jenis sampahnya. Melakukan pengomposan untuk mengurangi timbulan / penumpukkan sampah dan pengangkutan ke tempat pembuangan sampah. Untuk mengurangi limbah dari air bekas pakai, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan, antara lain air limbah dari sumber bukan berasal dari closet dapat digunakan untuk irigasi bawah permukaan, di tampung dan dilakukan treatment dan proses yang hasilnya dapat digunakan Kembali untuk menyiram toilet atau menyiram tanaman. Begitu juga dengan penampungan air hujan yang dapat digunakan mengumpulkan limbah manusia di sumbernya dan berjalan ke pabrik biogas semi-terpusat dengan limbah biologis lainnya, pupuk cair dapat diproduksi. Praktik seperti ini menyediakan tanah dengan nutrisi organik dan menciptakan penyerap karbon yang menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer, offsetting emisi gas rumah kaca 64
• Telah tersedia fasilitas tempat sampah yang bersekat untuk memisahkan jenis sampahnya. • Pada area luar, tersedia tempat sampah bersekat antara Organik, sampah yang dapat di recycle, dan sampah sisa. • Di lantai bawah ada ruangan dilengkapi dengan freezer untuk penampungan limbah sebelum diambil oleh vendor, agar tidak mencemari lingkungan. 65
Building And Environment Management (BEM): Manajemen Lingkungan Bangunan • Seluruh sampah yang berasal dari tempat sampah bersekat pada Gedung IMERI akan di Sudah disiapkan area utk tempat masukkan ke dalam trash bag, sudah sesuai jenis sampahnya. pengomposan. • Kemudian seluruh sampah dalam trash bag itu di masukkan ke dalam kotak pengumpul, untuk di kelola, barang yang masih di manfaatkan akan di recycle, sampah organik termasuk daun dan kayu akan di jadikan kompos. 66
• Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) terdiri atas limbah kimia dan limbah biologis di Kelola oleh managemen bagian K3, (dibantu cleaning service yang terlatih dan mengikuti Standar of procedur yang ditetapkan), Manajemen bekerja sama dengan Vendor /pihak ke 3. • Aliran dari produksi Limbah dari laboratorium: Laboran akan mengumpulkan semua limbah kimia dan limbah biologis, di masukkan ke dalam jerigen di kumpulkan di tempat penampungan sementara. Kemudian diturunkan oleh cleaning service. • Kegiatan pengambilan sampah limbah yang dilakukan oleh pihak ke tiga (Vendor) selalu tercatat dan hasil pencatatannya dilaporkan kembali kepada pihak k3LFKUI. Pihak Vendor yang ditunjuk oleh K3LFKUIadalah vendor yang ijin pengoperasiannya masih berlaku dan memiliki sertifikat dari Kementrian Lingkungan Hidup. 67
Summary Dari hasil surveykeGedungIMERI,tercatatpihakmanajemen Kawasan UI Salemba. Sampai saat ini juga belum dihitung Gedung terus melakukan perbaikan, meningkatkan secara khusus pemakaian energi listrik untuk pencahayaan kualitas Gedung agar semakin baik. Langkah-langkah lampu di dalam ruangan, pemakaian air conditioning dalam yang dilakukan mengacu kepada enam kategori rating seluruh Gedung dan perangkat kerja yang dioperasikan GREENSHIP yang pertama tentang Tepat Guna Lahan dengan listrik atau beban-beban lainnya. Sehingga belum (Appropriate Site Development/ ASD) di mana fungsi didapat data mengenai perhitungan Intensitas Komsumsi gedung yang terbangun sudah sesuai dengan peruntukan Energi (IKE) pertahunnya. termasuk perhitungan seberapa lahan RT/RW, termasuk luas Gedung, luas lahan hijau. besar penurunan pemakaian listrik dari PLN setelah adanya Adanya kebijakan mengenai pengurangan lahan pemasangan Photovoltaik (PV). Pada kategori Konservasi parkir kendaraan bermotor, disiapkannya aksesibilitas Air (Water Conservation/ WAC) pihak manajemen Gedung penyandang cacat dari mulai pintu gerbang kawasan IMERI selalu melakukan monitoring terutama untuk FKUI sampai depan gedung FKUI, Lansekap dimanfaatkan target penghematan energi. Dimulai dari penggunaan air dengan ditanami jenis tanaman obat dan menambah bersih sampai dengan pemanfaatan kembali air limbah, lahan hijau dengan wall garden. Hanya saja untuk fasilitas melakukan uji laboratorium enam bulan satu kali untuk parkir sepeda masih perlu ditambah jumlahnya agar dapat kelayakan air bersih maupun air bersih hasil daur ulang. memenuhi persyaratan yang ada pada aspek ASD. Pada Seluruh air limbah termasuk air hujan dan air kondensasi kategori Efisiensi dan Konservasi Energi (Energy Efficiency AC yang sudah melalui proses treatment pada STP WTP and Conservation/EEC) pihak manajemen Gedung IMERI dan penyaringan dengan carbon filter akan dimanfaatkan mulai melakukan monitoring terutama untuk target kembali utuk air pada flushing toilet dan siram tanaman. penghematan energi, dengan melakukan komisioning Air tanah hanya digunakan sewaktu-waktu, karena ulang secara berkala dan pemeliharaan pada peralatan berfungsi sebagai cadangan ketikaair PDAM bermasalah. MVAC. Namun perlu menjadi perhatian pihak manajemen Yang menjadi perhatian adalah seluruh perlengkapan Gedung bahwa Gedung IMERI belum memiliki KWh Meter sanitari masih manual, belum menggunakan sensor dan sendiri. KWh Meter yang ada mencakup keseluruhan belum adanya perhitungan pemakaian air khusus untuk 68
gedung IMERI, karena sampai saat ini air PDAM yang masuk Pada kategori Manajemen Lingkungan Bangunan (Building masih digunakan bersama antara Gedung IMERI dengan Gedung Environment Management/BEM), pihak manajemen Gedung H FKUI. Begitu juga pada kategori Sumber dan Siklus Material IMERI sudah melakukan pengelolaan limbah sampah,limbah B3, (Material Resources and Cycle/MRC), Finishing material Gedung limbah cair sesuai prosedur dari kementrian LIngkungan hidup. IMERI dari mulai lantai basement sampai lantai 12 termasuk Bahkan limbah sampah sudah sejak awal dipilah, sehingga jenis perangkat MVAC menggunakan material dari produk lokal, yang anorganik masih dapat diambil untuk dimanfaatkan kembali. bersertifikat ramah lingkungan. Selalu dilakukan pengawasan Sedangkan sampah organik dan sampah halaman diolah di rumah dan pengecekkan secara bekala dari manajemen Gedung untuk kompos untuk dijadikan pupuk. perawatan bangunan. Selanjutnya pada kategori Kesehatan dan Kenyamanan dalam Ruang (Indoor Health and Comfort/IHC), Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi pihak manajemen Gedung IMERI rutin melakukan monitoring seluruh persyaratan yang ada pada konsep Green Building terutama untuk target kenyamanan dan Kesehatan dalam sekaligus menjadi bangunan yang berkelanjutan, maka pihak ruangan. Pihak K3LFKUI memonitor dan menghitung kualitas manajemen Gedung IMERI terus melakukan pembenahan dan udara dalam ruangan, kelembaban dalam ruangan, pencahayaan perbaikan yang mengacu kepada seluruh kategori rating yang dalam ruangan, termasuk temperatur, dan kadar CO2 dan CO ada pada GREENSHIP. Walaupun masih banyak yang harus di dalam ruangan. Yang masih harus menjadi perhatian pihak dibenahi tapi dengan komitmen yang kuat dari pihak manajemen manajemen Gedung IMERI adalahK3LFKUI belum menghitung Gedung IMERI disertai dengan terus melakukan inovasi, maka nilai kenyamanan termal dalam ruangan, kenyamanan visual dan secara bertahap Gedung IMERI akan berhasil memenuhi prasyarat kebisingan. Sehingga belum diketahui apakah ruangan yang ada GREENSHIP dan berhasil menjadi pioneer untuk bangunan dalam Gedung IMERI sudah memenuhi standar persyaratan dari penelitian dan edukasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. SNI atau Green Building untuk kenyamanan termal,kenyamanan visual maupun kebisingan. 69
Rekomendasi Untuk dapat memaksimalkan ke enam kategori yang ada pada tersebut diperlukan agar pendataan mengenai pemakaian listik rating GREENSHIP, sebaiknya perlu dilakukan audit internal, di Gedung IMERI menjadi lebih akurat sehingga kemudian agar dapat memetakan permasalahan yang ada untuk kemudian dapat dihitung secara riil berapa Intensitas Konsumsi Energi menentukan strategi langkah selanjutnya. Perlu adanya kebijakan (IKE) setiap tahunnya. Menyegerakan penggantian lampu yang untuk memasang KWh Meter pada Gedung IMERI, memisahkan terpasang dengan lampu yang lebih hemat energi. Menggunakan pemakaian listrik dari PLN yang sekarang ini masih menjadi satu Building Automation System (BAS) untuk memonitor dan kontrol dengan Kawasan UI Salemba. Bahkan pemasangan KWh Meter penerangan dan temperatur agar lebih menghemat energi. Lebih dapat dipasang pada setiap lantai untuk lebih memudahkan jauh lagi dengan memperluas cakupan Photovoltaik (PV) khusus monitoring. Juga perlu adanya pemisahan pemakaian air bersih untuk mengcover pemakaian listrik pada bangunan IMERI, atau dari PDAM antara Gedung IMERI dan Gedung H FKUI. Perlu dibuat dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Sehingga perhitungan mengenai nillai OTTV (Overall Thermal Transfer Value) dengan mengaplikasikan rekomendasi ini diharapkan dapat bangunan untuk kenyamanan termal, perhitungan pemakaian semakin mengurangi konsumsi energi, membuat peluang menjadi energi dari penerangan lampu dalam ruangan, perhitungan listrik lebih besar dalam hal penghematan dalam biaya operasional. dari pemakaian air conditioning dalam ruangan. Perhitungan 70
Tinjauan Pustaka • Basuki, A. (2012). Mewujudkan Green Building • Bobby Guntur Adi Putra, Gunawan Madyono, 2017. ANALISIS INTENSITAS CAHAYA PADA AREA • Dianita R, Adi S. T. L, Sutrisno S, 2014. ANALISA PEMILIHAN MATERIAL BANGUNAN DALAM MEWUJUDKAN GREEN BUILDING (STUDI KASUS: GEDUNG KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SOLO) • GREENSHIP Existing Building,version 1.1 • Herosonna ZLF,2017. Perancangan Panel Dinding Ringan Berbahan Botol Plastik Metode Kompos Sandwich • Karuniastuti N, 2015. Bangunan Ramah Lingkungan • Kurniati D, Sucipto TLA, 2014. Studi Implementasi Green Building Di Universitas Sebelas Maret Surakarta. • Laporan Kampus Hijau FKUI 2017. • Prataksita AS.,2018. PENILAIAN GREEN BUILDING BERDASARAKAN GREENSHIP GEDUNG TERBANGUN KRITERIA EFISIENSI ENERGI SERTA KESEHATAN DAN KENYAMANAN DALAM RUANG PADA GEDUNG BALAI KOTA AMONG TANI BATU • Rusli N.T.,2021. LAPORAN KEGIATAN PENGUKURAN INDOOR AIR QUALITY (IAQ) LANTAI 8, 9, 10, DAN 12 GEDUNG IMERI FKUI • Sudarwani M. M.,2012.PENERAPAN GREEN ARCHITECTURE DAN GREEN BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SUSTAINABLE ARCHITECTURE • Roshaunda D, Diana L, Caroline LP., 2019. Penilaian Kriteria Green Building Pada Bangunan Gedung Universitas Pembangunan Jaya Berdasarkan Indikasi Green Building Indonesia • Yustiarini D.,2013. KONSEP GREEN BUILDING SEBAGAI SOLUSI MENGURANGI KERUSAKAN LINGKUNGAN • Zigenfus, R. E. (2008). Element Analysis of the Green Building Process. Tesis, Rochester Institute of Technology, Rochester, NY 71
TERIMA KASIH Penyusun: Fifi Defiana,IAI
Search