Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore LISAN EDISI NOVEMBER 2020

LISAN EDISI NOVEMBER 2020

Published by lisansma, 2020-12-02 21:57:24

Description: LISAN EDISI NOVEMBER 2020

Search

Read the Text Version

0 0 0 0 LIPUTAN INFORMASI SMA NEGERI 1 BLANGKEJEREN 0 0 0 O

KIRIMKAN TULISANMU KKarayaryPraibaPdiribadi Tim Majalah LISAN mengajak para Guru, Siswa dan Alum- ni SMAN1 Blangkejeren untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi SMAN 1 Blangkejeren ini. Silahkan kirim tulisan terbaik Anda disertai photo dan biodata diri ke email [email protected] atau bisa di serahkan langsung ke Tim Redaksi. Tulisan yang di muat akan diberikan insentip/ penghargaan menarik. Jadi yukkkkk menulis ^_~ LIPUTAN INFORMASI SMA NEGERI 1 BLANGKEJEREN

Assalamu’alaikum Wr Wb Hello ! Apa kabar readers ? Alhamdulillah, kami segenap redaksi majalah ‘lisan’ mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT karena atas Ridho-Nya kami dapat kembali menerbitkan majalah ‘lisan’ edisi ke- ?. Lisan yang dinantikan telah selesai diterbitkan November 2020 untuk menemani teman-teman semua di bulan yang penuh semangat ini. Terimakasih banyak kami ucapkan kepada seluruh pihak yang terli- bat dalam penerbitan majalah ini. Pada kesempatan kali ini, Majalah lisan ini akan mengulas tentang kepala sekolah yang telah membawa harum nama SMA Negeri 1 Blangkejeren lewat prestasi beliau sebagai kepala sekolah terbaik se-Aceh, beberapa kegiatan yang diadakan oleh SMAN-1 BKJ dan berbagai ulasan lainnya. Nah, Di edisi kali ini , kami mengusung tampilan Majalah yang lebih menarik lagi yaitu dengan menggunakan Audio jadi te- man-teman semua bisa membaca sambil mendengarkan lho ���, seru banget kan ? . Pada edisi ini kami Finally, Kami berharap para pembaca tertarik dengan ulasan majalah Lisan. Kami segenap redaksi memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata. Keritikan dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan majalah ini di masa yang akan datang. Are you ready ? Happy reading , Hope you enjoy it ! Wassalamu’alaikum Wr Wb..

REDAKSI MAJALAH BULANAN LISAN “Ayo giatlah menulis kami tunggu karyamu” PENANGGUNG JAWAB Email Aguswati Gulo, S.Pd, M.Pd [email protected] Instagram PENASEHAT lisan_official.bkj Youtube Darmawati, S.Pd LisanTVc Facebook PEMBINA Smansa Blangkejeren Karmilawati, S.Pd.I PEMIMPIN REDAKSI M. Zaki Onan Siregar Erma Dayanti Silvani WARTAWAN Masmi, Fitri Fauzyyah Syania Fadhilah Putri, Munawarah, Mardiansyah Pratama LAY OUT Ihsanuddin Kamisri Achmad Mumtaz Habim Iam is MyMind

Guruku……. Tetaplah Menjadi Pelita Bagi Anak Bangsa

Ibu Aguswati Gulo, S.Pd,M.Pd Kepala SMA Berprestasi Tingkat Provinsi Aceh tahun 2020 Alhamdulillah tepatnya tanggal 12 November kemaren SMA N egeri 1 Blangkejeren mendapatkan kabar yang sangat menggembirakan dan paling membanggakan, apaan tuh kabarnya ? jadi kepala sekolah kita menang dalam perlombaan Kepala SMA berprestasi tingkat provinsi di Banda Aceh , tentu saja hal ini menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi keluarga besar SMA Negeri 1 Blangkejeren dan pastinya juga menjadi kebanggaan bagi ka- bupaten Gayo Lues kita tercinta ini. Kerja keras beliau dalam memajukan Infrastruktur dan Kualitas Pendidi- kan di SMA N 1 Blangkejeren tidak perlu diragukan lagi dan Prestasi be- liau di tingkat kabupaten juga tidak bisa dipungkiri bahwa beliau sering mengharumkan nama SMA Negeri 1 Blangkejeren di tingkat kabupaten dan hari ini beliau berhasil membuk- tikan bahwa Pendidikan di kabupat- en Gayo Lues setara dengan pen- didikan kota besar lainnya yang ada di Aceh tentunya,hal ini semua men- jadi kebanggaan bagi kita sebagai warga SMA Negeri 1 Blangkejeren. Jadi, tanggal 14 November keluarga besar SMA Negeri 1 Blangkejeren ju- ga membuat acara penyambutan beliau bekerja sama dengan OSIS dan se- luruh warga SMA Negeri 1 Blangkejeren untuk mensukseskan acara dalam rangka penyambutan beliau dengan iringan didong alo dan pesejuk. Dan beberapa waktu kedepan beliau akan membawa nama provinsi Aceh ke tingkat nasional , kita doakan ya semoga beliau dapat mengharumkan nama Aceh serta memberikan yang terbaik bagi provinsi Aceh. Aamiin Ya Mujib. Munawarrah (XII MIPA 2)



Perkembangan siswa dibulan November Alhamdulillah perkembangan siswa di bulan November ini sudah cukup bagus, kehadiran serta minat belajar di SMA Negeri 1 Blangkejeren ini cukup baik dan tentunya belajar memakai shif juga ada negatif dan positifnya, Salah satu negatifnya terkadang tanggal dan kegiatan sering mengganggu proses belajar dan pada akhirnya tertinggal dari shif yang tidak terkena gangguan acara maupun tanggal merah. Harapan saya sebagai kesiswaan tentunya,semoga covid ini segera berlalu agar anak kami bisa belajar seperti biasa, terlebih kepada kelas XII yang akan melanjutkan pendidikan selanjutan dan semoga akhlak dan perilaku siswa di sekolah SMAN 1 Blangkejeren ini makin baik dan sekolah tetap menjadi sekolah terbaik di kabupaten Gayo Lues bahkan di tingkat nasional nantinya, Aamiin. Masmi (XII ISOS 1)

Proses persiapan menghadapi ujian semester 1 Berhubung akan diadakannya ujian semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 maka dari itu seluruh dewan guru telah mempersiapkan seluruh soal berdasarkan maka pelajaran masing2 Rencananya ujian semester ganjil kali ini akan dilaksanakan pada tgl 1 Desember hingga 9 Desember 2020. Ujian kali ini diadakan seperti ujian semester sebe- lumnya yaitu menggunakan akses CBT dan untuk jadwal masuk ujian sudah ditetapkan menurut kelas masing2 Diharapkan seluruh siswa/i melaksanakan ujian semester ganjil ini dengan sungguh2 serta diharapkan juga untuk proses ujian kali ini tidak ada hambatan sama sekali Kartu ujian juga sudah dibagikan kepada seluruh siswa/i yang nant- inya akan sebagai syarat untuk mengikuti ujian semester ganjil ini untuk pengambilan kartu ujian juga harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1. UANG SPP harus lunas ( dengan menunjukkan bukti kelunasan SPP ) 2. Bagi yatim/piatu tidak mem- bayar SPP maka bisa mengambil kartu ujian tersebut

Organisasi Siswa Intra Sekolah atau yang biasa disingkat dengan OSIS merupakan salah satu kegiatan ekstrakulikuler favorit yang ada dilembaga pendidikan tanah air. Organisasi khas pelajar ini ada pada tingkat sekolah menengah pertama dan atas. Osis selalu menyediakan kegiatan positif yang dibimb- ing oleh salah seorang guru. Osis me- mang cukup terkenal bagi kalangan pelajar SMP maupun SMA. Apalagi menjadi ketua Osis bisa dikatakan akan membuat kamu terkenal, sama halnya dengan status ketua BEM di tingkat mahasiswa. Organisasi kesiswaan ini memang merupakan wadah bagi pelajar di Indo- nesia untuk belajar dan meningkatkan kemam- puan mereka dalam berorganisasi sebelum tentunya me- masuki dunia kerja atau perguruan tinggi. Sebelum tercipka osis, ada banyak organisasi eksternal yang berbeda-beda pada setiap sekolah di Indonesia. Sayangnya organisasi ini selalu bermuatan politik atau turut campur tangan oleh pihak sekolah Adapun tujuan pendirian organisasi ini ada- lah sebagai bentuk wadah yang berguna untuk menam- pung ide, kre- ativitas, pandangan, minat dan bakat siswa. Selain itu juga dapat memperkuat sikap, jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan sesama siswa. Osis juga berfungsi sebagai me- dia komunikasi untuk saling tukar gagasan dan berpendapat yang nantinya bisa memperluas wawasan para pelajar disekolah Dimana pada hari sabtu, tanggal 28 November 2020 telah melaksanakan pelantikan OSIS baru di SMA Negeri 1 Blangkejeren priode 2020-2021, yang dihadiri oleh bapak ibu dewan guru dan seluruh siswa siswi untuk menyaksikan pelantikan osis baru. Semoga kedepannya osis baru ini dapat menjalankan visi dan misi nya dengan baik dan penuh tanggung jawab.

VISI DAN MISI KETUA OSIS 2020-2021 VISI: BERAKLAH MULIA, UNGGUL DALAM PRESTASI DAN CIN- TA LINGKUNGAN. 1. MISI:  MEMAKSIMALKAN SISWA DALAM MENJAGA LING KUNGAN.  MENYELENGGARAKAN PERLOMBAAN YANG MENDIDIK.  MENYELENGGARAKAN HARI-HARI BESAR KEAGAMAAN.  MENGEMBANGKAN BAKAT MINAT MELALUI EKSTRA KULIKULER YANG ADA.  MENEGASKAN BERPAKIAN RAPI DAN SOPAN.  MENGUTAKAMAKAN KERJA SAMA DAN KEBERSAMAAN .  MENEGASKAN KEMBALI DALAM MENJAGA LINGKUNGAN.  MENINGKATKAN DAN MELANJUDKAN KERJA OSIS SEBE- LUMNYA. MOTO: BEKERJA SEOPTIMAL MUNGKIN SESUAI DENGAN VISI DAN MISI DAN PROGRAM KERJA. Larry Arvha (XI ISOS 1)

Adanya konter jajanan ini sangat menguntungkan bagi siswa, kena- pa? Karena terkadang tidak semua siswa mempunyai uang saku dengan jumlah banyak, di sini mere- ka bisa membayar secara ikhlas un- tuk mandapatkan makanan yang mereka butuhkan. Tim PKWu SMAN 1 Blangkejeren dan kelas XII , Dan konter ini juga menjadi sebuah membuat sebuah program yang terbilang unik di wadah untuk warga sekolah mem- pembelajaran masa pandemic covid-19 ini. Dengan berikan amal sadaqah dalam bentuk brand konter jajanan sehat (menyediakan makanan makanan dan uang. Uang yang ada sehat, yang berlokasi di lapangan sekolah) yang bisa selanjutnya akan di manfaatkan kem- di nikmati oleh semua warga sekolah tanpa kecuali. bali untuk menyediakan jajanan sehat Alhamdulillah program ini mendapat sambutan posi- dan di sisihkan untuk di salurkan tif dari warga sekolah. Karena seyogianya program kepada mereka yang membutuhkan ini adalah program bersama “Dari Kita Untuk Kita” . Tujuan lainnya untuk membantu warga sekolah mendapatkan jajanan sehat . Makanan ini sendiri di buat secara sukarela oleh siswa kelas XII dengan beberapa olahan varian menu di setiap harinya. Fitry Fauzyyah NST (XII ISOS 2)

Rosna ( Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unimal) Alumni SMAN 1 Blangkejeren Letting 2020

Kalimat Subhanallah Dan Masya Allah Sering Di salah Tempatkan Subhanallah dan Masya Allah Kerap diucapkan kaum muslimin saat terkejut. Subhanallah yang berati Maha suci Allah, seharusnya diucap- kan ketika melihat atau mendengar keburukan atau hal tidak baik. Sementara, Masya Allah artinya itu terjadi atas kehendak Allah atau saat melihat sesuatu yang indah atau rasa kagum. Namun, umat syringe terbalik menempatkan ucapannya. Subhanallah diucapkan saat melihat sesuatu yang indah atau rasa kagum dan Masya Allah diucapkan ketika melihat atau mendengar keburukan atau hal tidak baik. Seperti dari Abu Hurairah, dia berkata: \"Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berjalan bersama bkkpsnpkdktMSmaeoeueaaaeiulauerrrlrtbnlbbikhocsganaau.heaaartimrknaaSjpbsuuesnkr(ka.edkttadudaae.htiaba,kcleaantalnaMi:ielallSkbaaarAhauahamasmmlsSkbtlatyaaedahiu,kbauthlaukakbiulad,hnmanAeehmahsaalaaalMuaeat:lldiadklhlnaaha'aauaammsWahttaarkyiaaldudunulnauuraaassatynhiklhAnjatnjmimcamuyau,lnyulabiennaaegnilannhngu?Asudiidtekj'ibbuKbuebmab..)encAeuusetSeargrReahndkaanpearaHiaatpau---retisrnummunmrleuyaaueraikilnerluRTLA“AbkaajkauaaplaahmhetutlwaQsi,nuddukuSmkuaamaaakeolrhpbeuh’nkrnamaear:alannallankippaan,'sgndgaWaSlhuayaalmuaalsApaatSbuyhmeterahnhhaioarudkmaanagsrab'anaaiginlenuanakahtnRgeslglnluglglraaaaeatunsaulihnunshachesntuakhgaubaudgilpjkuli?k'ugiwdm?tAasusale,aulbrpenalnaaauDpeanghsbmin\"rekiadah,tra(ntdlieaitpeHnlakiamaelrjwuklaiRdsurmat?uuhgeaaum-?.i--?”. Tjairdmi aiztai)s. kehendak Allah atau saat lam konteks pe-Maha Suci-an Al- melihat sesuatu yang indah atau rasa lah. Pe-Maha Suci-an itu meliputi pe- Skeadgaunmg. kan Masya Allah berarti ituMtaehrajadSiucai-taans kAellhaehnddaakri Aslelaghal,a ungkapan rasa kekaguman atas ciptaasnesAualltauh ySaWngTtaykangpainntadsa,h sseepretrati bNaaimk.un teSrkeapdearntgi terbdaalilkammenems-urat memAiliki anKaka,hfsiyirik, adyaant hal j3e9le:k patkan ucapannya. lain. \"SDubahnanmalleanhgadipuacapkkaamn usaattidmaeklihmatengatakan waktu kamu memasuki 'sMesausaytauAylalangh,inladaahqautawuwratsaa iklalagaumbillaahSe(dsuannggkgaunh MaatasysakeAhlleanhdabekraArtlilaihtu sdeamnuaMainsyiaterAwllauhjudi,utciaapdkaankekkeutiaktaan kectuerajaliddi eantagsankepheerntdoaloknAglalanh,Aullnaghk)a.- Smeekliirhant yaatakuameundaenngggaarpkaekbuurulekbainh sedipkaint draasraimkeukadgaulmamanhaatalshcaiprtaaadnaAnl- kaetatuurhuanl atindak baik. lah SWT yang indah serta baik. Sep- erti dalam surat Al Kahfi ayat 39: Ada suatu cerita, seorang asal Indo- nesia sedang bertemu dengan Nahhhh jadi tau kan? seorang asal Arab yang meiliki paras kalo kagum ngucap “Masya Allah” ya, rupawan, karena niat ingin memuji jangan “Subhanallah” lagi oke. kebesaran Allah, maka seorang asal Indonesia itupun berucap Wallahu a’lam bish shawwab. “Subhanallah” Mungkin karena mera- sa tersinggung seorang asal Arab tersebut bertanya, yang artinya gini: Ermadayanti Silvani (XII ISOS 1)





PERKEMBANGAN SEJARAH PUISI DI DUNIA Puisi merupakan salah satu karya sastra tertua dalam sejarah manusia. Puisi yang tertua adalah Epos Gilgames, dari milenium ke-3 SM di Sumeria (di Mesopotamia, sekarang Irak), yang ditulis dalam naskah tulisan kuno pada tablet tanah liat dan, kemudian, dalam bentuk papirus. Puisi dan syair-syair mitologi lainnya seperti epos Iliad dan Odyssey karya Homerus, Old Iran buku-buku yang Gathic dan Yasna Avesta, epik nasional Romawi, Virgil Aeneid, dan India epos Ramayana dan Mahabharata, juga kitab-kitab kebijaksanaan Tao dan Konfusius, atau tradisi sastra lokal seperti pantun, gurindam, dan sebagai nya. Yang semuanya disajikan dalam bentuk syair-syair yang indah. Beberapa masyarakat kuno, dari Cina, salah satu dari Lima Klasik Konfusianisme, puisi dikembangkan dari karya-karya puitis yang ritual serta pentingnya sebuah estetika. Baru-baru ini, para pemikir telah berjuang untuk menemukan definisi yang bisa mencakup perbedaan formal sama besarnya antara ChaucerCanterburyTales dan MatsuoOkuBashō itu tidak Hosomichi, serta perbedaan dalam konteks agama Tanakh mencakup puisi, puisi cinta, dan rap. Puisi sebagai bentuk seni. Banyak karya kuno dari Veda India (1700 – 1200 SM) dan Zoroaster’sGathas (1200 – 900 SM) ke Odyssey (800 – 675 SM), telah disusun dalam bentuk puisi untuk membantu menghafal lisan dalam prasejarah dan masyarakat kuno. Puisi muncul di antara catatan-catatan paling awal kebudayaan, dengan puitis fragmen-fragmen yang ditemukan pada awal monolit, runestones, dan stelae. Dalam kata-kata puisi terekam peristiwa2 yang mengilhami penyairnya sehingga kita dapat ikut melihat isi pikiran penyair dan merasakan apa yang ia alami sehingga dapat melacak sejarah hidup seorang penyair bahkan sejarah suatu bangsa. Perkembangan puisi di Indonesia juga memiliki sastrawan dan penyair yang terkenal dari generasi ke generasi. Setiap generasi memiliki perbedaan ciri khas berdasarkan tema yang diangkat dalam seriap karya sastra. Perbedaan ini dipengaruhi oleh keadaan sosial politik bangsa indonesia saat itu. Dengan terjadinya pergeseran kekuasaan Pada masa reformasi muncul lah wacana tentang Sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatar belakangi kelahiran karya- karya sastra puisi, cerpen, dan novel pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema- tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda dan Acep Zamzam Noer, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka. Banyak karya sastra Indonesia yang tidak diublikasi berupa buku baik yang dikelola resmi oleh pemerintah, organisasi non-profit maupun situs pribadi. Seiring dengan budaya kebebasan berekspresi dan kemajuan teknologi informatika, karya sastra seperti puisi kini dapat diakses melalui internet. Kini urusan menulis dan mengakpresiasi karya sastra tidak lagi didominasi oleh generasi pendahulu yang telah mapan dalam dunia satsra. Hampir setiap individu dapat mempublikasikan karyanya kepada khalayak melalui platform sosial media, di tandai juga dengan Kehadiran komunitas komunitas sastra di indonesia, baik itu dalam bentuk organisasi ataupun individu, juga dengan maraknya sayembara dan perlombaan menulis karya sastra, mendorong lahirnya penyair-penyair muda Indonesia. Mardiansyah Pratama (XII ISOS 1)



Akan tetapi satu pengalaman yang saya dapat ketika kuliah yakni ketika belajar bersama teman temannya selalu saling membantu dalam hal apapun baik senang maupun susah mereka selalu bersama, saya sangat senang ketika proses belajar bersama teman-teman, karena dengan belajar bersama itu pengetahuan pun menjadi lebih luas dan kebersamaannya pun sangat lah kuat. Setelah banyaknya proses belajar mengajar di universitas tersebut tiba lah waktunya untuk proses menjelang kelulusan, degan ipk 2,9 yang tidak terlalu tinggi saya mempersiapkan banyak hal untuk proses kelulusan tersebut termasuk mencari dosen yang terkadang susah di temui dan sangat sibuk kemudian judul yang sudah ditentukan mengenai penelitian tentang “pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan” , tetapi malah di tolak mentah mentah oleh dosen tersebut, akan tetapi hal itu tidak memutuskan semangatterjadi untuk kedua kalinya beliau lulus dengan penelitian yang baru. Setelah beliau lulus dari universitas tersebut yakni tahun 2005, beliau mempunyai rencana untuk melamar pekerjaan kemudian beliau dapat pekerjaan setelah mengikuti tes yang sangat banyak kemudian beliau pertama kali kerja yakni sebagai honor di SMP 1,MTSN, dan sekolah seribu bukit, yakni honor selama 11 bulan. Setelah cukup lama menjadi guru honor beliau mengikuti tes CPNS, SK pertama pada awal tahun 2006 dan diterima menjadi PNS tanggal 1 April 2006 hingga sampai saat ini masih menjadi guru di SMA NEGERI 1 BLANGKEJEREN. Setelah banyaknya proses yang di lakukan beliau untuk bisa menjadi seorang Guru ialah tentu sangat banyak proses yang sangat sulit maupun senang yang beliau rasakan pada saat itu, akan tetapi beliau sangat semangat untuk bisa menjadi orang yang lebih baik ke depannya, motivasi beliau ketika ingin mweujudkan cita-cita sebagai seorang Guru : memiliki tekad yang sangat kuat walaupun memiliki banyak kekurangan terutama masalah biaya, seseorang itu harus sukses meskipun banyak rintangan karena beliau yakin semua orang itu bisa sukses bukan tergantung seseorang melainkan tergantung diri sendiri yang ingin seperti apa nantinya . Satu pesan untuk kita semua dari beliau sebagai generasi penerus bangsa : agar kita semua bisa selalu belajar yang mana pelajaran nya tidak harus berdasarkan yang di berikan dari guru saja melainkan dengan cara kita sendiri yakni misalnya mencari pelajaran dari hebatnya teknologi sekarang yaitu seperti internet, media sosial dan banyak cara yang lain lagi, dan jangan pernah bosan untuk membaca karena ilmu itu datang dari seringnya kita membaca buku, dan jangan pernah kita hanya senang dengan hal hal yang tidak berguna semasa kita masih bisa belajar jangan terlalu banyak bermain main. Syania Fadhilah Putri (XII MIPA 2)





Untukmu, Ibu Lihatlah kelasmu, sayang Dindingnya kini berwarna Taman kecil berbunga merah Begitu mudah diraih mata Lorong permadani, pot beraneka Tidaklah sempurna sayang Bukankah dulu tak begitu?… Lihatlah bangunannya… Kelas baru, gedung pustaka Gagah berdiri Musholla Parkiran, Hidroponik, meja baca Kamar mandimu berkeramik cerah Cctv menatapmu tak kenal lelah Tidaklah sempurna sayang, Bukankah dulu tak sebaik itu? Perhatikan buku itu… Tiba di tanganmu tanpa kau minta Sembari tersenyum engkau baca, Ruangnya yang berhias bunga Engkau betah berlama di dalamnya Majalah virtualmu ternama di media Tulisanmu engkau lihat dengan bangga Tidaklah sempurna, sayang Adakah dulu telah membahana?… Lihatlah harinya sayang… Untukmu waktunya tercurah Hanya tertidur saat lelah Kesenangan yang ia tanggalkan Keluarga yang ia tinggalkan Usia yang ia hibahkan, Tiga dekade menjelang Mungkin, hal biasa bagimu, Tetapi, tidakkah engkau haru? Lihatlah hari ini… Ia bawakan bunga mawar berangkai melati Semerbak harum kotamu seantero negeri Disaksikan para punggawa anak negeri Tersemat namanya dan namamu satu sisi, Ukiran indah tak akan hilang Tidakkah itu istimewa bagimu, sayang? Wahai ibu… Menitikkan embun pagi kisahmu, Tak berukir kata, karyamu

Oh bumi… Prestasi Cipta: Emalia Hayati, S.Pd Setiap detik setiap hari Kau menyaksikan ada sosok yang belajar setiap saat Tak pernah berhenti untuk mengukir sebuah prestasi Kebangaan dari negeri seribu bukit Yang berasal dari pulau nias Sosok yang sangat menginspirasi banyak generasi Sebuah prestasi yang mengantarkan nya keta nah suci Kebahagiaan bumbu keharuan ini Karena berawal dari tekatnya menyebut kalam ilahi Sampai mengantarkannya berkunjung kerumahMu ya Robbi sungguh ini bagai mimpi, namun fakta prestasi yang membawa langkah melihat keunggulan Tuhan disana Sekolah ini dan negeri ini dikenal karena prestasimu Suara tepuk tangan yang gemuruh membuat riuh kedatangan mu Kami bahagia kami bangga punya wanita tangguh yang luar biasa dan berilmu Terima kasih atas perjuangan yang tak pernah lelah dan menyerah

Negeri Para Pemuda-Pemudi KARYA : Dea Vahira Wani (XI MIPA-2) “KALIAN JANGAN LARI!!” Sekarang. Detik ini juga. Aku merasa seperti tengah berada dalam film action. Menjadi pemeran utama yang berlari, menghindari kejaran sang musuh. Melewati pajak pagi yang penuh sesak dengan orang-orang yang berberlanja. Bersama Ucup, kawan seperjuangan pun sehati dan sepemikiran. Begitu melewati bibir pasar yang memisahkannya dengan jalan raya, aku menoleh kebelakang, dan mendapati bapak Ucup yang masih mengejar kami. Dia mengamuk karena kami memanggang ayam peliharaan tercintanya. 28 Oktober 2020. Akan ku ingat hari ini sebagai hari paling ter-mengerikan sepanjang masa hidup. Bukannya tidak ta- hu, kami bahkan sudah kelewat hapal kalau bapaknya yang botak licin itu sangat amat menyayangi ayam-ayamnya. Hanya saja, pengetahuan akan hal itu tak cukup kuat untuk menahan jiwa psikopat kami yang berkoar-koar ingin memenggal leher yang ditutupi bulu hitam pekat tersebut. Setelah shalat tahajud di sepertiga malam terakhir tadi, saat aku datang ke- rumahnya karena dia yang menyuruh dihari sebelumnya. Katanya dia ingin mem- beriku makanan enak. jadi kami menyembelih ayam itu untuk dibakar sebagai bekal makan siang disekolah. Tak heran jika Pak Anto-bapaknya Ucup mengejar kami dengan rotan panjang di genggaman tangan kanannya. Dia bahkan masih mengenakan sarung kotak-kotak. Aku dan Ucup berlari menyeberang tanpa hati- hati sehingga beberapa pengendara motor hampir menabrak kami. “Hanbin!” seru Ucup ketika aku hampir kelepasan berbelok ke persimpangan, ka- rena sekolah berada di jalan yang lurus, tak jauh dari kami. Panik ynag me- nyerang sepertinya sedikit mengacaukan isi kepalaku. Ucup langsung menarik tanganku, agar tidak ada acara salah jalan bagian kedua. Sebelum melewati gerbang, aku sempat menoleh lagi, dan mendapati bapak Ucup ynag berhenti mengejar kami dengan tatapan melotot tajam dan raut wajah mengerikan.

Tapi sekarang setidaknya aku bisa bernapas lega. Aku mengambil bagian pen- gecekan suhu badan setelah Ucup. Salah satu peraturan wajib selama virus mewabah. Hal ini yang juga membuat sekolah meniadakan acara lomba atau upacara memperingati sumpah pemuda yang dapat menciptakan kerumunan orang di satu tempat. Tungkaiku melangkah melewati gedung kantor guru yang dindingnya berwarna hijau bagian atas dan kuning pada bagian bawahnya. Kemudian lapagan basket. Tahun ini aku baru memasuki bangku kelas sebelas. Tepatnya XI MIPA 2, di sekolah menegah atas negeri satu Blangkejeren. Kelas yang terletak di lantai dua, paling ujung. Yang tepat disampingnya terletak SMP negeri 1 Blangkejeren. “Lain kali jika ingin menantang maut, bawa aku lagi,” ucapku dengan nada je- naka, saat tungkai kami melangkah ke tangga nomor tiga. Kejadian kejar- kejaran tadi mengeluarkan adrenalin yang cukup untuk menyebar memenuhi tubuhku. Seru juga, terbukti kami ynag tertawa saat ini. Membayangkan betapa lucunya wajah bapak Ucup saat mengamuk. “Tentu saja. Kalau kita masih bisa hidup setelah pulang sekolah nanti,” balasnya seusai terkekeh sebentar. Suara riuh orang kelas yang sibuk berbicara menyambutku begitu aku memasu- ki ruangan bernuansa putih ini. Disamping papan tulis tepat dekat jendela ter- letak meja kayu coklat untuk guru. Kursi berwara oranye berjejer empat baris kebelakang dan kesamping, dengan dua bangku satu meja. Untuk mematuhi per- aturan, murid yang datang hanya 15 orang, yaitu kelompok absen A. Yang di- mana antaranya 7 laki-laki dan 8 perempuan. Beberapa darinya sibuk ngerumpi di pojokan. Sebagian lagi sibuk bernyanyi di depan kelas tanpa ada yang mem- perhatikan. Dan sisanya berlarian kesana-kemari. Hanya ada satu yang yang tidak beranjak dari kursinya barang satu sentimeterpun. Duduk tenang mem- baca buku. Cha Cha namanya. Aku yang baru menaruh tas dikursiku yang letaknya paling depan dan hendak duduk, terbatalkan dan berbalik sepenuhnya begitu mendengar suara ribut- ribut yang mendadak semakin menjadi. Di bagian belakang kursi yang berjejer Ucup dan Selamat sedang bertengkar dengan saling adu jotos. Sementara be- berapa perempuan berteriak dibuatnya, sebelum memilih berlari keluar kelas. Tanpa berpikir lagi, aku segera berusaha melerai

keduanya. Cukup sulit dan butuh perjuangan. Pasalnya mereka sudah dibaluti amarah yang membeludak. Tidak dapat mengontrol diri. Kalah dengan ego mas- ing-masing. “UCUP!!” teriakku dengan lantang dan tegas. Berharap laki-laki itu mau mendengarkan. Kendati tidak bekerja padanya. Dia memberi satu bogeman mentah lagi pada perut Selamat hingga pria itu sedikit membungkuk dengan mulut mengeluarkan erangan. Sepersekon kemudian Selamat melakukan hal yang sama. Ini semakin meresahkanku. Untung tak lama kemudian, saat aku su- dah menyerah berusaha melerai dua manusia keras kepala ini, masuk seorang pria paruh baya dengan kaca mata botol yang bertengger di hidungnya. Pak Je- je yang dengan segera berteriak, sehingga dua sejoli yang tadinya bertengkar hebat sontak berhenti. “Kalian bertiga ikut saya keruang BK!” adalah pesan terakhir sebelum dia berla- lu keluar kelas. Yang kemudian kami susul dari belakang. Aku menghela napas berat. Pada akhirnya aku juga terkena imbasnya. Kami masuk ke ruang Bk yang bersebelahan dengan UKS dan berhadapan lang- sung dengan lapangan basket. Diinterogasi dengan hawa-hawa tegang yang berhembus bersamaan dengan angin panas yang masuk dari pintu. Saat ditanya alasan, keduanya tidak ada yang menjawab. Mereka lebih memilih dipanggil orang tua, membuatku tak habis pikir. Satu yang ku khawatirkan, masalah dengan bapak Ucup saja belum terselesakan. Dan sekarang malah bertambah. Aku tak tahu apa yang selanjutnya akan terjadi. Tidak berani juga untuk sekedar membayangkan. Takut-takut nanti jadi kenyataan. *** Kami kembali ke kelas saat jam istirahat dimulai. Kasus yang Ucup dan Selamat ciptakan, memakan cukup banyak waktu agar dapat diselesaikan dengan cara baik-baik. Tadi untung sekali yang datang adalah ibu Ucup. Meski ibunya juga memarahainya habis-habisan. Tapi jauh lebih baik rasanya. Selamat entah pergi kemana, sementara kami menaiki tangga. Dan saat melewati kelas XI MIPA 1 sebelum sampai di kelas, seorang gadis mencegat jalan kami. Cha Cha. Dia menatap dengan wajah datar.

“Kau tahu aku duduk di kursi paling belakang?” Karena tidak tahu Cha Cha bertanya pada siapa, aku mengikuti Ucup yang mengangguk polos. Aku juga bingung kenapa ia menyakan hal itu. “Aku mendengar semua, dan aku pikir sangat tidak pantas kalian bertengkar hanya karena hal itu,” jelasnya. Aku tambah bingung, semakin tidak mengerti. Gadis yang berdiri didepanku ini mengambil jede dua-tiga detik. Menciptakan hening yang sampai membuatku merasakan angin yang menghembus rambutku. “Apa? Apa yang mereka katakan?” tanyaku pada akhirnya. Tidak tahan lagi dengan penasaran yang menghantui. Dapat kulihat alisnya mengernyit bingung. “Aku pikir di BK semuanya sudah terselesaikan.” Aku mengangguk. “Memang, tapi-” “Aku tidak mau membahas ini,” ujar Ucup cepat, memotong ucapanku. “Tapi aku tidak suka cara kalian berkelahi hanya karena meributkan mana negara luar yang paling baik. Tidakkah kau berpikir negara ini yang paling is- timewa?” tanya Cha Cha penuh dengan ketidak pastian. “Dan lagian kenapa kal- ian itu kekanak-kanakan sekali sih?!” Aku langsung menoleh, menatap Ucup bertanya. Meminta konfirmasi atas kebenaran dari penjelasan barusan. Pria berambut hitam itu terlihat gusar. Aku rasa dia benar-benar tidak nyaman membahas hal ini. Mungkin merasa bersalah. Selama setahun mengenalnya aku sudah lama bisa menyimpulkan bahwa dia memiliki iman dan rasa nasionalisme yang tinggi. “Baiklah. Itu salahku, jadi bisakah kita akhiri di sini saja.” Aku mendelik. “Serius Cup? Kau-” Lagi-lagi ucapanku harus kutahan bulat-bulat ditenggorokkan saat seseorang tiba-tiba berjalan dari belakang menabrak bahuku. Dia berhenti disampingku dan berkata, “jika ingin mencari perhatian, jangan disini.”

Kontan aku menatapnya sengit. Dia Jessi. Murid terpintar yang mendapat juara umum pertama tiga tahun berturut-turut di SMP. Pun selama di bangku menengah atas, kepintarannya dalam bidang akademik memang sudah diakui, bahkan sampai menjadi murid kesayangan hampir semua guru yang mengajarn- ya. Kami teman sebangku saat kelas dua di sekolah menengah pertama. “Ternyata selain pembuat masalah, kau juga tidak mempunyai sikap nasionalis ya?” sindirnya terang-terangan. Angkuh sekali. Cewek itu bersedekap dada, pandangannya mengenai Cha Cha sebelum berbalik kembali ke Ucup. “Jangan sok tahu dengan kehidupan seseorang. Bukannya terlihat semakin pin- tar, kau malah tampak layaknya orang idiot yang berusaha menjadi tong kosong. Berisik, tapi tidak ada isinya.” Aku membalas, tidak terima dia menga- tai temanku begitu. Namun seolah ucapanku barusan hanya angin lalu tanpa arti, Jessi kembali membuka suara. “Aku dengar kau bercita-cita ingin menjadi presiden. Ah! Sa- yang sekali. Melihatmu begini, sudah jelas masa depan yang akan kau tempuh pasti akan suram. Jangankan memimpin, pidato saja kadang kau tidak bisa.” “Meski awalnya aku mengatakan Ucup tidak memiliki rasa nasionalis, bukan be- rarti kau bisa menilainya masa depannya begitu saja.” Cha Cha ikut membela. Tentu. Tidak ada yang rela teman kelasnya dihina oleh kelas lain, apalagi jika mereka adalah tetangga. Ucup menunduk seraya memijat keningnya. Agaknya tidak bisa berbuat apa- apa lagi. Karena dari yang aku lihat, dia sangat ingin menghindari ini. Tapi, aku tidak bisa membiarkan itu terjadi. Aku tidak suka cara Jessi merendahkannya hanya karena dia kerap membuat masalah. “Pulang sekolah!” seruku mendadak yang langsung mendapat perhatian dari mereka bertiga. “Tepat saat semua orang keluar, Ucup akan berpidato. Jika dia berhasil menarik hati orang-orang untuk mendengarnya kau harus meminta maaf!” Itu terlontar begitu saja, tanpa dipikir-pikir dulu. Astaga! Aku rasa aku menyesalinya sekarang. Aku baru saja menjerumuskan teman baikku sendiri ke lubang hitam. Jessi tampak menimbang-nimbang perkataanku. Aku berharap dia akan menolak.

“Oke, tapi kalau dia tidak bisa, dia sendiri yang harus mengakui bahwa dirinya tidak berguna dan hanya sampah masyarakat.” Dia melirikku sebelum berlalu masuk kekelasnya meninggalkan kami yang terdiam. Spontan aku meneguk ludah kasar. Tamatlah riwayatku. Aku banar-benar minta maaf kawan. Aku juga terkadang membenci mulutku yang tidak dapat di kontrol ini. Aku beralih menatap Ucup yang hanya menggelengkan kepalanya, entah apa maksdunya. Lalu ikut berbalik, dan berlalu. Hingga kini hanya tinggal aku dan Cha Cha. Gadis itu menatapku dengan pandangan yang juga tak dapat ku artikan. Otakku rasanya seperti mencair sekarang. “Kau tidak benar-benar bermaksud begitu kan?” Tidak jawaban yang terlontar. Aku hanya bisa mengangguk lesu. Aku bahkan sadar betul kalau ini sudah kelewatan. “Lalu kau akan diam saja? Ingin membiarakan harga diri temanmu di injak- injak?”Mengerutkan kening. Pun menatapnya bertanya. Cukup sulit hanya sekedar untuk mengerti isi kepala gadis satu ini lewat kata-kata yang ia beri- kan. “Apa yang kau tunggu?” tanyanya lagi, “siapkan pidatonya sekarang. Jan- gan mau kalah sebelum bertarung.” Setelah paham, aku langsung mengangguk beberapa kali dengan gerakan ce- pat. Kemudian kami pergi menuju kelas. Ucup duduk di kursinya yang paling belakang dari jejeran meja kedua bagian samping. Ia menenggelamkan kepal- anya pada lipatan tangan di atas meja. Aku segera magambil posisi duduk dibangkuku. Membuka buku dan menuliskan kalimat-kalimat yang bahkan aku sendiri tidak paham betul akannya. Jika saja tadi Jessi mengatakan bahwa yang tidak bisa berpidato adalah diriku, maka aku akan menerimannya dengan lapang dada. Karena sekarang aku sudah benar-benar tahu bahwa aku memang tidak dilahirkan menjadi pencipta ka- limat-kalimat pesuasif untuk diungkapkan didepan publik, guna mencapai tujuan tertentu. Kertas yang tadinya bermaksud sebagai wadah penulisan ka- ta-kata berubah menjadi coretan tidak jelas. Aku bahkan tidak tahu harus menulis apa.

Tiba-tiba Cha Cha datang mengambil alih tempat duduk disampingku. Kontan membuatku menoleh. Ia turut menghantar sorot matanya padaku. “Ini hari sumpah pemuda. Kau bisa menggunakannya dengan baik.” Untuk kesekian kalinya, susunan kalimat Cha Cha berhasil membuatku mengerutkan kening. “Bisa kau jelaskan lebih sederhana lagi?” pintaku. “Kau bisa ambil tema sumpah pemuda. Manfaatkan itu untuk mengubah pemikiran para pemuda-pemudi. Kalau bisa yang menyindir Jessi.” Seolah tinggi konsentrasiku mulai lunglai, aku hanya terdiam bak orang dungu. Menunggu kalimat selanjutnya. Mungkin menyadari pikiranku yang diombang- ambing oleh berbagai kebingungan ini, dia lantas berkata, “kau tidak tahu cara menulis pidato ya?” Tuduhan yang sayangnya benar tersebut, mendadak membuatku cegukan be- berapa kali sebelum akhirnya berhenti dan menggeleng perlahan. “Baiklah,” ucapnya, lalu mengambil buku beserta bolpoin milikku, dan langsung menuliskan sesuatu di kertas yang kosong samping coretanku tadi. Aku sedikit menggeser badan ke samping, ingin melihat. “Semangat sumpah pemuda.” Tulisnya mengawali paragraf pertama. Terus menggoreskan tinta hitam, higga memenuhi lembar. Aku cukup tercengung membacanya. Kalimat per kalimat yang ia susun begitu rapi dan indah. Tak lama kemudian Bu Masitah-guru fisika masuk. Cha Cha langsung balik ke kursinya. Aku berhenti membaca dan berdiri, memberi salam bersamaan dengan yang lainnya. Kami langsung memulai pelajaran setelah membaca doa. Tanpa mengeluarkan buku pelajaran yang tengah berlangsung, aku memilih tenggelam dalam kata-kata ciptaan Cha Cha tanpa mempedulikan penjelesan Bu Masitah. Tiba-tiba seorang, menarik buku yang tengah kubaca. Lantas melongok demi melihat si pelaku yang ternyata adalah Bu Masitah. Aku terkejut, mendelik. Pun melipat bibir kedalam. ***

Aku dan Ucup menuruni tangga. Menghela napas frustasi akan rasa bersalah yang menghujami pikiranku. Kertas pidato yang Cha Cha buat sudah dimakan oleh kemarahan Bu Masitah. Dia itu galak. Jadi langsung marah dan merobek- kan buku milikku karena tidak memeperhatikan penjelasannya. Sedari tadi tidak ada yang bicara. Saat sampai dihalaman utama sekolah, Ucup berbelok menuju podium kuning hijau yang terbuat dari beton. Letaknya berada didepan antara ruang UKS dan BK sementara aku hanya diam di tempat. Menerka- nerka dalam benak apa yang akan dilakukannya. “ASSALAMUALAIKUM!” teriaknya lantang. Berhasil membuat jantungku terasa seolah jatuh dari tempatnya. Semua siswa dan siswi tidak terkecuali guru yang yang baru berkeluaran dari kelas sontak menghentikan langkahnya, memberikan seluruh atensi pada Ucup yang berdiri di balik podium. Tak jauh disampingku aku mendapati Jessi dan dua teman perempuannya juga ikut me- nyorot pria itu dengan pandangannya. Hanya beberapa yang menjawab salamnya termasuk aku, meski dalam hati. Sedangkan yang lain terlihat bingung, sepertinya sibuk bertanya-tanya apa yang tengah Ucup lakukan dide- pan sana “Indonesia. Ini negeri para pemuda. Bahkan sampai tercantum sumpah dida- lamnya. Namun apakah negeri itu benar apa adanya?” Dia menggeleng bebera- pa kali sembari mengambil jeda. “Semua terlalu disibukkan dengan keinginan para orang tua yang ingin para penerusnya bisa menguasai semua bidang. Karenanya pikiran para pemuda- pemudi turut di isi dengan hal yang sama. Menganggap rendah dan mencaci seseorang disaat mereka minim ilmu dan akhlak. Seharusnya dimasa seseorang kurang akan suatu hal, maka kewajiban kita adalah menambah hal tersebut dengan mengajarkannya, bukan memarahi ataupun menghina.” Aku kehabisan kata-kata. Kalimat per kalimat yang dirangkai Ucup cukup membuatku sadar akan sesuatu yang tidak pernah kusadari sebelumnya. “Di Indonesia orang tua akan bangga saat anaknya menjadi polisi dan dokter, tapi membenci ketika sang anak memilih menjadi seniman dan musisi. Katanya tidak memiliki masa depan.

Bukankah Indonesia adalah negara beragam yang tidak seragam? Jadi kenapa me- maksakannya untuk menjadi seragam? Para pemuda-pemudi adalah masa depan bangsa. Lestarikan mereka, jangan hancurkan mimpinya degan kata kau harus menjadi ini dan itu agar masa depan cerah. Saya bahkan tidak yakin jika negeri ini memiliki pemuda dan pemudi. Yang ada hanya wadah tempat tercurahkannya pemikiran orang tua yang berkedok anak muda. Seolah anak tidak memiliki hak memilih masa depannya.” “Nilai mungkin penting untuk yang ingin masuk ke perguruan tinggi atau polisi, tapi tidak untuk seorang seniman, musisi atau semacamnya. Yang kita kem- bangkan itu seharusnya minat dan bakat, bukan sekedar nilai di atas kertas tanpa arti, karena beberapa darinya bahkan rela menyontek deminya. Indone- sia adalah milik para pemuda-pemudi. Kami beragam. Jika ada yang rajin, maka akan ada yang malas. Jika ada yang kasar, maka ada yang lembut. Jika ada yang mendapat nilai A, maka ada yang mendapat nilai E. Jika dia lemah dalam akademik, kemungkinan besar dia hebat dalam bidang olahraga atau yang lainnya. Berhenti melihat hanya dengan satu sudut pandang saja.” Boleh ku akui detik ini juga, bahwa Ucup memang berbakat menjadi pemimpin. Ucapannya berhasil membuat orang tertarik, hingga menyimak dengan begitu serius. “Jika saya nakal, saya berharap ada seseorang yang mengerti dan mau memba- wa saya kejalan yang benar, buakannya mengabsen kebun binatang, dan men- caci saya karena kesalahan itu. Karena yang dibutuhkan para pemuda-pemudi saat ini adalah bimbingan, bukan aturan dan tuntutan.” Hari ini, berkat pidato Ucup yang begitu membara. Aku menemukan hampir semua sikap orang berubah esoknya. Dimulai Jessi yang meminta maaf dan benar-benar mengakui kesalahannya dengan tulus. Pak jeje yang tidak suka membentak lagi, pun Bu Masitah yang sudah sedikit lunak dan lembut. Well sepertinya Ucup telah berhasil membuktkan bahwa dirinya pantas unutuk mejadi apa yang ia inginkan. END

Achmad Mumtaz Habim (XI MIPA 2)



PENDEK BUDAYA MEMBACA REWARD JUARA 1, 2 DAN 3 UANG TUNAI E-SERTIFIKAT Setiap peserta akan mendapatkan E-Sertifikat 05-25 Desember 2020 (Pendaftaran dan pengiriman karya) SYARAT PESERTA SYARAT VIDEO Lomba Hanya Untuk Siswa, Guru dan Alumni SMAN 1 Blangkejeren 1. Video merupakan karya asli individu dan belum 1. Follow Akun Ig: lisan_official.bkj, Subscribe Youtube : pernah dipublikasikan atau diikutsertakan di kompetisi lain. LisanTVc 2. Mengisi Pendaftaran di link bit.ly/LombaVideoLiisan 2. Durasi video maksimal 5 menit. 3. Pengumuman Pemenang akan di muat pada Majalah Lisan Edisi 3. Format video mp4 dan dalam kualitas baik. 4. Setiap peserta hanya dapat mengirimkan satu video Desember 2020 4. Keputusan Juri Tidak Dapat Di Ganggu Gugat untuk diikutsertakan dalam lomba. 5. Video di upload ke youtube dengan tagar #Lisantvc Contact Person 6. Kirim alamat url video yang di upload ke email : Vani (081263768480), Zaki (085261570833) [email protected] dengan subjek pengiriman : Judul video_namapeserta_Nomorhp Contoh : CintaBaca_Habim_082123456789





ALHAMDULILLAH


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook