BAB 3 DIGITAL DIVIDE DAN PENGETAHUAN DIVIDE I. Pendahuluan A. Deskripsi singkat, manfaat dan relevan Pada bab ini akan dibahas tuntas mengenai dua jenis kesenjangan di dunia komputer, khususnya di dalam pemanfaaan teknologi informasi dna pengetahuan. Manfaat dari bab ini diharapkan mampu memberikan penjelasan dan gambaran yang jelas kepada para mahasiswa terkait dua jenis kesenjangan tersebut beserta dengan faktor-faktor penyebabnya, dampak yang ditimbulkan, serta solusi yang diberikan untuk menghapus kesenjangan tersebut. B. Rumusan capaian pembelajaran matakuliah Mampu menjelaskan tentang pengetahuan yang dimiliki berkaitan dengan Mampu memahami, menggunakan dan menerapkan tentang digital divide dan knowledge divide dan digital literacy, E-commerce, Search Engine Optimization, Social Media dan Social Network secara mandiri yang bermutu dan terukur. C. Urutan bahasan dan kaitan materi 1. Definisi Digital divide 2. Contoh realitas nyata digital divide di indonesia 3. Faktor-faktor penyebab digital divide di indonesia 4. Knowledge Divide 5. Hubungan antara digital divide dengan knowledge divide 6. Upaya-upaya menghapus digital divide dan knoledge divide 7. Latihan dan tugas mandiri pertemuan 3 D. Pentunjuk belajar Mari kita membaca petunjuk belajar terlebih dahulu untuk mempermudah materi pertemuan 3 mengenai digital divide, dan pengetahuan divide: 1. Berdoalah sebelum memulai pembelajaran 2. Bacalah kemampuan akhir tiap tahapan belajar (sub-cpmk), indikator, kriteria dan teknik, bentuk pembelajaran, metode pembelajaran, penugasan mahasiswa dan materi pembelajaran dengan cermat. 3. Baca dan pelajari setiap materi yang ada, bila perlu di garis bawahi hal-hal yang menurut anda penting. 4. Mahasiswa dapat belajar secara mandiri ataupun berkelompok, saat pertemuan kuliah yang dilakukan secara daring dengan memanfaatkan fasilitas ecampus Sekolah Tinggi Teknologi Informasi NIIT 5. Jika belum memahami segera tanyakan kepada Bapak / Ibu dosen pengampu matakuliah. 33
II. Penyajian A. Pendahuluan Perkembangan teknologi banyak mempengaruhi beragam tatanan kehidupan masyarakat. Pada dasarnya, telematika dinilai sangat penting tak saja karena potensi generiknya sebagai productivity tool dalam penciptaan nilai tambah tetapi juga enabling tool bagi semua masyarakat. Karenanya, kesenjangan dalam hal ini berpotensi melahirkan persoalan kesenjangan baru dalam masyarakat atau memperparah persoalan kesenjangan yang ada, terutama di negara berkembang atau kelompok masyarakat/daerah yang relatif tertinggal. Digital divide atau senjang digital mengacu pada kesenjangan atau jurang yang menganga di antara mereka yang dapat mengakses teknologi informasi (TI) dan mereka yang tidak dapat melakukannya. Ketidakseimbangan ini bisa berupa ketidakseimbangan yang bersifat fisik (tidak mempunyai akses terhadap komputer dan perangkat TI lain) atau yang bersifat keterampilan yang diperlukan untuk dapat berperan serta sebagai warga digital. Jika pembagian mengarah ke kelompok, maka senjang digital dapat dikaitkan dengan perbedaan sosial-ekonomi (kaya/miskin), generasi (tua/muda), atau geografis (perkotaan/pedesaan). Sejalan dengan berkembangnya dan makin tidak terpisahkannya Internet dengan TI, maka digital divide mencakup juga ketidakseimbangan akses terhadap dunia maya. Jadi, digital divide atau “kesenjangan digital” sebenarnya mencerminkan beragam kesenjangan dalam pemanfaatan telematika dan akibat perbedaan pemanfaatannya dalam suatu negara dan/atau antar Negara. B. Definisi Digital divide Digital divide merupakan kesenjangan pertama di antara dua buah kesenjangan yang terjadi di dalam pemanfaatan komputer dan teknologi informasi, baik di Indonesia maupun di sejumlah negara-negara lainnya. Menurut Eszter Hargittai dari Princeton University dalam papernya yang berjudul The Digital Divide and What To Do About It, menyatakan definisi mengenai Digital divide sebagai berikut : 1. Digital divide merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) diantara masyarakat yang memiliki akses secara fisik ke dalam teknologi – teknologi digital dengan masyarakat yang tidak memiliki akses sama sekali maupun akses terbatas ke dalam teknologo-teknologi digital tersebut. 2. Digital divide merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) di antara masyarakat yang tahu (melek/memiliki pengetahuan) terhadap teknologi digital dengan masyarakat yang tidak tahu sama sekali (buta) teknologi digital. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Digital divide merupakan suatu kondisi kesenjangan yang terjadi pada masyarakat di daerah atau negara manapun, yang mengalami kesenjangan (gap) antara masyarakat yang memiliki akses secara fisik ke dalam teknologi - teknologi digital (beserta pengetahuan yang mereka peroleh didalamnya) dengan masyarakat yang tidak memiliki akses sama sekali ataupun akses terbatas, serta diikuti dengan pengetahuan yang masing kurang (bahkan tidak memiliki pengetahuan sama sekali) terhadap teknologi -teknologi digital tersebut. 34
C. Contoh realitas nyata digital divide di indonesia Untuk dapat memahami penjelasan mengenai digital divide ini, anda dapat membandingkan antara masyarakat kota dan masyarakat desa ataupun masyarakat di pelosok (pada umumnya) ataupun masyarakat di suatu negara maju dengan masyarakat di negara berkembang maupun negara tertinggal. Akan sangat terlihat sekali bentuk kesenjangan digital yang terjadi di dalamnya. Misalnya sebagai berikut: 1. Di saat masyarakat kota maupun masyarakat negara maju sudah menggunakan internet dan internet ini menjadi kebutuhan utama (kebutuhan primer), masih saja ditemui adanya masyarakat di desa maupun masyarakat di negara tertinggal dan negera berkembang yang terkendala di dalam mengakses dan menggunakan sarana internet, bahkan yang tidak tahu sama sekali internet. 2. Hampir semua kegiatan di dunia fisik dapat dilakukan secara digital melalui internet (seperti: jual beli, kesehatan, pendidikan / proses belajar mengajar, pemerintahan dan lain sebagainya) oleh masyarakat di kota maupun di negara majum masih saja dijumpai adanya kelompok masyarakat di desa maupun negara berkembang dan negara tertinggal yang belum semuanya memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Gambar 1. Digital divide penggunaan Internet di dunia (Sumber: https://data.worldbank.org/indicator/) D. Faktor-faktor penyebab digital divide di indonesia Berdasarkan penjelasan sebelumnya dan contoh nyata digital divide yang telah diberikan, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkab terjadinya digital divide di dalam kehidupan masyarakat. 1. Penyediaan Infrastruktur yang Belum Merata Misalnya saja tersedia sarana jalan raya yang memadai, maka akan memudahkan didalam proses tranformasi. Termasuk juga penyebaran perangkat keras, perangkat lunak serta sumber daya manusia yang 35
kompeten dibidang komputer, guna membantu setiap daerah untuk dapat menikmati akses dan pengetahuan terkait dengan teknologi digital. Contoh berikutnya yang kedua adalah penyediaan sarana listrik yang cukup untuk menunjang kegiatan masyarakat yang menggunakan komputer, internet, Televisi, radio dan akses digital lainnya. Apabila masih terdapat pasokan listrik yang belum memadai tentunya akan sering mengalami gangguan listik maupun pemadaman listrik, yang berakibat menghambat aktifitas digital masyarakat yang berujung kepada penurunan daya produktifitas kerja, penyerapan teknologi dan pengetahuan digital, layanan publik hingga kerugian yang lainnya. Contoh yang ketiga adalah belum meratanya akses internet di suatu daerah serta diperparah dengan harga atau biaya internet yang masih belum terjangkau bagi masyarakat bagi sebagian besar kemampuan ekonomi masyarakat. Gambar 2. Infrastruktur Internet di Indonesia Melalui Proyek Palapa Ring (Sumber: https://mediaindonesia.com/ekonomi/191933/bangun-tol- informasi-perkuat-akses-internet-percepat-ekonomi-digital) 2. Pembangunan yang Belum Merata Faktor kedua ini berkaitan dengan faktor pertama yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu mengenai infrastruktur yang tidak merata dan belum memadai. Misalkan saja di wilayah negara yang luas dan berpulau-pulau seperti Indonesia, pembangunan yang tidak merata dan hanya berpusat ada satu pulau saja akan sangat disayangkan. Apalagi yang berada di wilayah terluar (perbatasan). 36
Gambar 3. Contoh tidak meratanya pembangunan dan infrastruktur di Indonesia (Sumber: https://pamarta.blogspot.com/2015/03/keihklasan-tangan-toni- ruttimann.html) Gambar 4. Contoh Ketidakmerataan Pembangunan yang Menciptakan Kesenjangan Pada Bidang Pendidikan (sumber: https://www.kompasiana.com/fajar2209/606ff51fd541df43e73e3242/ketida kmerataan-pembangunan-yang-menciptakan-kesenjangan-pada-bidang- pendidikan 37
3. Kurang Kerja Sama Pemerintah, Masyarakat, Swasta, Akademisi Faktor ini disebabkan oleh masih kurangnya kerja sama antara pemerintah (pusat dan daerah), masyarakat setmpat, swasta dan para akedemisi (sekolah dan perguruan tinggi), didalam bahu-membahu menghapus Digital Divide dan Knowledge Divide pada berbagai daerah di indonesia, terutama daerah pelosok desa. Pada semua elemen pelaku tersebut pemerintah memegang peranan tertinggi. Melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah seharusnya secara bersama-sama menentukan langkah yang wajib dilaksanakan untuk menghapus kesenjangan-kesenjangan tersebut. Pihak swasta melalui suntikan dana (selain dari pemerintah) dapat menanamkan modal atau aset ke dalam proses penghapusan digital divide dan pengetahuan divide. Misalnya memberikan bantuan sarana akses internet gratis, untuk kemudian perlahan-lahan ditawarkan beberapa versi berbayar dengan beragam pilihan dan fitur. Akademisi dalam hal ini sekolah hingga perguruan tinggi, melalui hasil riset dan pembelajarannya dapat juga berpartisipasi melalui implementasi langsung ke masyarakat. Misalkan hasil penelitian berupa perangkat lunak dapat dilepas sebagai open source untuk dapat diguankan dan dikembangkan bersama. 4. Kurangnya Kepedulian Masyarakat Masih banyaknya masyarakat indonesia yang tidak memiliki kepedulian, baik kepada sesama, kepada lingkungan, bahkan kepada diri mereka sendri. Tidak dapat dipungkiri bahwa diberbagai tempat di indonesia umumnya daerah pelosok dan pedesaan, tidak banyak masyarakat yang peduli untuk bisa membangun daerah mereka sendiri dengan berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Misalkan melalui adanya komputer, internet dan proses komputerisasi. Ini berarti perlu adanya peranan para penggerak yang biasa disebut relawan TIK untuk mendorong masyarakat desa dan masyarakat pelosok menggunakan sarana dan teknologi informasi. seperti contoh relawan dari komunitas BlankOn Gambar 5. Peluncuran Sistem Operasi Buatan Indonesia (BlankOn) (Sumber: https://inet.detik.com/cyberlife/d-1995809/os-blankon-banyumas- bisa-hemat-belanja-software-rp-7-miliar/7513615) 38
5. Perbedaan Pola Hidup Masyarakat Perbedaan pola hidup masyarakat juga menjadi penyebab adanya digital divide, baik di Indonesia maupun di negara lainnya di dunia. Pola hidup masyarakat kota dan negara-negara maju, umumnya sudah sudah terbiasa untuk memanfaatkan komputer didalam kehidupan sehari-hari mereka, berbeda dengan kehidupan masyarakat desa. Contoh paling nyata adalah perkembangan sebuah telepon seluler (ponsel) atau smart phone dan gaya hidup anak muda di kota-kota besar dengan di pedesaan atau daerah tertingal. 6. Regulasi yang Berbeda pada Setiap Daerah Di setiap daerah memiliki otonomi daerah, yang didaerah indonesia memiliki hak untuk mengatur daerahnya sendiri, disamping tetapi mengikuti aturan dari pusat. Meski demikian didalam prakteknya, sebagai pemegang regulasi, beberapa pemerintah daerah menerapkan regulasi yang berbeda-beda terkait dengan sosialisasi dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam kaitannya untuk menghapus digital devide. E. Dampak dari Digital Divide Digital Inequality sebagai dampak dari Digital Divide menimbulkan sejumlah dampak bagi masyarakat secara umum. Digital Inequality merupakan bentuk pergantian dan evolusi dari Digital divide di mana manusia tidak dapat memanfaatkan Teknologi Informasi. Maka pada Digital Inequality terdapat ketidaksetaraan pada hal berikut: 1. Teknis (technical) Secara teknis, tidak meratanya akses internet pada suatu daerah akan menghambat masyarakat di dalam memperoleh akses pengetahuan dan informasi melalui internet. 2. Otonomi (Autonomy) Otonomi mencakup kebijakan dari pemerintahan, baik di suatu daerah, ataupun negara setempat. Apabila pemerintahan daerah atau negara tidak terbuka dan tidak peduli akan keberadaan masyarakat yang tidak merata dalam akses Teknologi Informasi. 3. Keterampilan (skill) Hal ketiga yang tidak merata adalah kesempatan setiap masyarakat untuk berbagi pengetahuan, mengakses informasi dan melakukan penelitian. Hal itu disebabkan faktor pertama yang ketidak merataan dalam mengakses internet dan faktor kedua mencakup otonomi kebijakan pemerintahan. 4. Tujuan (purpose) Hal terakhir terkait merataan yang memicu terjadinya Digital Inequality,sebagai dampak dari Digital divide adalah tujuan dari individu bersangkutan di dalam mempelajarin dan mengguankan teknologi.Digital divide dan digital Inequality pada sejumlah negara di dunia sebagaimana yang telah dijelaskan pada sebelumnya,Digital divide bukan hanya terjadi di Indonesia saja.Sejumlah negara – negara di berbagai belahan dunia lainnya yang bahu membahu untuk menyikapin masalah Digital divice dan Digital Inequality.Selain jumlah penggunaan komputer dan komputer yang tersedia di dalam suatu negara,parameter lainnya dijadikan ukuran yang memiliki kadar Digital Divide dan Digital Inequality yang tinggi sedang maupun rendah adalah pada jumlah pengguna internet. 39
F. Knowledge Divide Menurut I Putu Agus Eka Pratama, (2014) dalam buku yang berjudul Komputer dan Masyarakat bahwa Knowledge divide atau secara harfiah berarti kesenjangan pengetahuan, dimaksudkan sebagai bentuk kesenjangan di dalam memperoleh pengetahuan dan berbagi pengetahuan. Kesenjangan di dalam memperoleh pengetahuan dan berbagi pengetahuan ini berarti terjadi kesenjangan kondisi hidup antara mereka yang dapat dengan mudah memperoleh akses informasi, mengelola informasi, memperoleh manfaat pengetahuan dari informasi tersebut, dan dengan mudah membagikan informasi dan pengetahuan tersebut kepada siapa saja, jika dibandingkan dengan mereka yang mengalami kondisi yang berlawanan dengan kondisi pertama. Sebagaimana dampak dari Digital divide yang kemudian menimbulkan Digital Inequality, maka demikian juga dengan Knowledge divide. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Knowledge divide merupakan suatu kondisi kesenjangan yang terjadi pada masyarakat, khususnya kesenjangan ini adalah kesenjangan pengetahuan, baik itu pengetahuan tentang digital maupun pengetahuan lainnya. Sama halnya dengan Digital divide, Knowledge divide ini merupakan suatu kondisi kesenjangan antara masyarakat maju yang memiliki pengetahuan yang tinggi dengan masyarakat desa atau terbelakang dengan pengetahuan yang rendah. Contoh fenomena Knowledge divide dalam kehidupan sehari-hari pun hampir sama dengan digital divide. Hal ini disebabkan karena terjadinya Knowledge divide ini, disebabkan oleh adanya Digital divide tersebut. Faktor-faktor penyebab Knowledge Divide antara lain sebagai berikut: 1. Ketidakmerataan akses internet 2. Ketidakmerataan infrastruktur dan pembangunan 3. Pola pikir dan kebiasaan masyarakat 4. Kebijakan pemerintah setempat 5. Minat baca tulis dan berbagi pengetahuan yang kurang pada diri masyarakat 6. Biaya hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakat Jika diperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Digital divide dan Knowledge divide di atas, maka keduanya memiliki kesamaan. Hal ini karena antara Digital divide dan Knowledge divide memiliki hubungan atau kaitan yang erat satu sama lain. G. Hubungan antara digital divide dengan knowledge divide Digital divide menciptakan suatu kondisi yang menyebabkan terjadinya kesenjangan digital antara suatu individu atau masyarakat secara umum di dalam memperoleh akses dan layanan berbasis digital. Digital divide menimbulkan Digital Inequality, yaitu suatu kondisi di mana individu atau masyarakat mengalami gagap teknologi, sehingga tidak mampu menggunakan teknologi informasi dengan baik untuk kegiatan dan kebutuhan sehari-hari. Kondisi inilah yang memicu terjadinya Knowledge divide, yaitu kondisi di mana masyarakat atau individu sulit untuk mengakses informasi dan berbagi informasi serta pengetahuan. 40
Digital Divide, yang dibarengi dengan Digital Inequality dan Knowlwdge divide memiliki hubungan satu sama lain sebagai bentuk hubungan sebab akibat. Sehingga apabila dilakukan proses penghapusan terhadap Digital divide, maka permasalah mengenai Digital Inequality dan Knowledge divide juga turut terhapus. H. Upaya-upaya menghapus digital divide dan knoledge divide 1. Gerakan Internet Masuk Desa Langkah pertama adalah gerakan Internet Masuk Desa. tentu saja untuk mewujudkan hal ini, tidak hanya diperlukan akses internet saja. Penyediaan infrastruktur pendukung juga perlu diperhatikan dengan baik. 2. Sosialisasi Penggunaan Perangkat Lunak Open Source Perangkat lunak open source akan memudahkan dalam proses pemanfaatan, distribusi, dan pengembangan perangkat lunaksesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Perbaikan dan Penambahan Infrastruktur oleh Pemerintah Infrastruktur yang lengkap, terjangkau, dan memadai, akan memudahkan didalam proses penghapusan Digital Divide dan Knowledge divide. Untuk itulah, perlu sekali peranan pemerintah (pusat dan daerah) didalam menyediakan infrastruktur yang memadai ke seluruh wilayah pemerintahannya (termasuk juga dalam hal ini untuk pedesaan, pelosok, dan wilayah-wilayah luar/perbatasan). 4. Sosialisasi Baca tulis dan Digitalisasi ke masyarakat a. Membiasakan masyarakat pedesaan dan pelosok untuk membaca berita terkini melalui website/internet/e-mail. b. Menghapus sejumlah masyarakat yang buta huruf, buta internet, buta komputer, buta teknologi informasi. c. Membiasakan masyarakat pedesaan dan pelosok untuk menulis. d. Membudayakan untuk pemanfaatan sistem operasi Linux dan aplikasi- aplikasi untuk kegiatan berkomputer sehari-haribagi masyarakat desa/pelosok. e. Berbagai kegiatan administrasi desa dapat dapat dilakukan secara digital 5. Semangat untuk belajar dan Berbagi Pengetahuan pada masyarakat Dengan adanya kemauan untuk selalu belajar dan berbagi pengetahuan (sebagai bagian dari proses belajar), maka akan memudahkan di dalam menghapus Digital divide dn Knowledge Divide di Indonesia. Dampak positif lainnya adalah makin memudahkan di dalam prose membangun bangsa ke arah yang lebih baik, meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan bangsa, serta menciptakan generasi- generasi yang berkompeten di dalam persaingan global dan kerja sama yang baik antara bangsa-bangsa dunia. Dengan demikian, apabila upaya-upaya di atas dapat dilakukan dengan konsisten maka Digital divide dan Knowledge divide dapat terhapus. Selain itu, diperlukannya kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan akademisi di dalam bahu-membahu menghapus Digital divide dan Knowledge divide tersebut. 41
G. Tugas Mandiri Pertemuan 3 Terkait dengan pembahasan digital divide diatas, cobalah membaca beberapa artikel berikut yang dapat anda baca secara online dengan judul berikut: 1. The evolution of the digital divide (https://www.researchgate.net/publication/283144603_The_evolution_of_t he_digital_divide_The_digital_divide_turns_to_inequality_of_skills_and_ usage) 2. Understanding the digital divide (https://www.himss.org/resources/understanding-digital-divide-and- ensuring-access-all) Tugas anda adalah buatkan rangkuman tentang point-point penting di dalam 2 (dua) sumber artikel diatas. III. Penutup Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi meningkat pesat, setiap negara (termasuk Indonesia) diharuskan dapat memberikan pelayanan dan penyuluhan pengetahuan yang berbasis digital kepada masyarakat dengan tujuan untuk memeratakan pengetahuan serta penerapan teknologi bagi seluruh masyarakat. Saat ini banyak masyarakat desa yang kurang mengetahui dan memahami penerapan teknologi informasi karena keterbatasan pengetahuan sehingga menyebabkan adanya kesenjangan digital (digital divide) dan kesenjangan pengetahuan (knowledge divide). Oleh karena itu, perkembangan negara tersebut menjadi lambat karena ketidakmerataan sumber daya manusia nya. Upaya – upaya mengurangi kesenjangan digital dan pengetahuan sangat dibutuhkan sehingga masyarakat di daerah pelosok dapat menerapkan teknologi informasi dalam kehidupan dan sumber daya manusia menjadi lebih berkualitas. Selain itu, diperlukannya kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, swasta, dan akademisi di dalam bahu-membahu menghapus Digital divide dan Knowledge divide tersebut. Daftar Referensi Buku : 1. Beni Ahmad Saebani. 2012. Pengantar Antropologi Bandung: CV Pustaka Setia 2. Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Komputer dan Masyarakat. Bandung: Informatika. 3. Preston, John & Sally. 2007. Komputer dan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset. 4. Prof. Dr. Koentjaraningrat. 2013. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta 5. Sutabri, Tata. 2013. Komputer Dan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset. 6. winarno, edy. dkk. 2015. Panduan lengkap Berinternet. Jakarta: Elxmedia Komputindo. Pendukung 42
1. https://ocw.upj.ac.id/files/Textbook-INF210-Komputer-dan-Masyarakat- modul.pdf 2. https://eprints.sinus.ac.id/741/1/Modul_Komputer_Masyarakat_Didik_Bayu.p df 3. Pratama, IPAE. Komputer dan Masyarakat. Informatika. Bandung. 2014. 4. https://risma6496.wordpress.com/2016/08/02/digital-divide-dan-knowledge- divide/ Diakses pada tanggal 12 Maret 2020 5. http://sarirouti.blogspot.com/2016/07/hubungan-antara-digital-divide-dan.html Diakses pada tanggal 12 Maret 2020 6. Eszter Hargittai. The Digital Divide and What To Do About It. Princeton University.2003 7. http://www.eszter.com/research/pubs/hargittai-digitaldivide.pdf 43
Search
Read the Text Version
- 1 - 11
Pages: