BAB 4 DIGITAL LITERASI A. Deskripsi singkat, manfaat dan relevan Pada bab ini akan dibahas tuntas tentang adanya kesenjangan digital, kesenjangan kemampuan digital dan kesenjangan di dalam memperoleh pengettahuan dan berbagi pengetahuan. Manfaat dari bab ini diharapkan mampu memberikan penjelasan dan gambaran yang jelas kepada para mahasiswa terkait kemampuan di bidang digital bagi individu yang bersangkutan. B. Rumusan capaian pembelajaran matakuliah Mampu menjelaskan tentang pengetahuan yang dimiliki berkaitan dengan Mampu memahami, menggunakan dan menerapkan tentang digital divide dan knowledge divide dan digital literacy, E-commerce, Search Engine Optimization, Social Media dan Social Network secara mandiri yang bermutu dan terukur. C. Urutan bahasan dan kaitan materi 1. Definisi digital literasi 2. Digital literasi dalam kehidupan 3. Contoh sertifikasi digital literasi Ilmu komputer 4. Dampak global digital literasi 5. Informasi literasi 6. Elektronik skill 7. Peranan sebagai masyarakat dunia dalam digital literasi 8. Latihan dan tugas mandiri pertemuan ke 4 D. Pentunjuk belajar Mari kita membaca petunjuk belajar terlebih dahulu untuk mempermudah materi pertemuan 4 mengenai digital literasi: 1. Berdoalah sebelum memulai pembelajaran 2. Bacalah kemampuan akhir tiap tahapan belajar (sub-cpmk), indikator, kriteria dan teknik, bentuk pembelajaran, metode pembelajaran, penugasan mahasiswa dan materi pembelajaran dengan cermat. 3. Baca dan pelajari setiap materi yang ada, bila perlu di garis bawahi hal-hal yang menurut anda penting. 4. Mahasiswa dapat belajar secara mandiri ataupun berkelompok, saat pertemuan kuliah yang dilakukan secara daring dengan memanfaatkan fasilitas ecampus Sekolah Tinggi Teknologi Informasi NIIT 5. Jika belum memahami segera tanyakan kepada Bapak / Ibu dosen pengampu matakuliah. 44
I. Penyajian A. Definisi digital literasi Literasi digital sering dibahas dalam konteks literasi media pendahulunya. Pendidikan literasi media dimulai di Inggris dan Amerika Serikat masing- masing sebagai akibat dari propaganda perang pada tahun 1930-an dan munculnya iklan pada tahun 1960-an. Manipulatif pesan dan peningkatan dalam berbagai bentuk media lebih lanjut prihatin pendidik. Pendidik mulai mempromosikan pendidikan literasi media untuk mengajar individu bagaimana menilai dan menilai pesan media yang mereka terima. Kemampuan untuk mengkritik konten digital dan media memungkinkan individu untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pesan secara mandiri. Ada tiga buat dari definisi mengenai digital literasi yang dikutip dari university of illinois urbana campaign sebagai berikut: 1. Digital literasi merupakan kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh manusia untuk dapat menggunakan beragam teknologi digital (komputer), peralatan komunikasi dan jaringan komputer (hardware dan software) untuk dapat mempermudah di dalam membuat, menempatkan, dan mengevaluasi informasi. 2. Digital literasi merupana kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh manusia untuk dapat memahami dan menggunakan informasi (yang berasal dari beragam sumber) ke dalam format file untuk kemudian disajikan, ditampilkan ataupun di presentasikan melalui komputer dan perangkat komputer lainnya. 3. Digital literasi merupaka kemampuan individu / pribadi yang diharapkan dapat dimiliki oleh setiap umat manusia, untuk dapat mengerjakan segala pekerjaan dengan efektif (pada lingkungan digital berbasiskan komputer dan teknologi lainnya), menghasilkan data, mengolah data menjadi informasi, memperoleh pengetahuan dari teknologi yang digunakan serta ikut aktif di dalam proses pengembangan teknologi-teknologi terkini. Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa digital literasi jelas menggambarkan apa saja kemampuan yang harus dimiliki individu dan masyarakat yang ingin mewujudkannya. Kita dapat menentukan sendiri kemana akan melangkah, sebagai pengguna saja ataukan ikut menjadi pengembang di dalamnya. B. Digital literasi dalam kehidupan Digital literasi menjadi salah satu hal yang paling terpenting di dalam kehidupan sehari-hari, dimana setiap umat manusia di abad teknologi saat ini disarankan untuk dapat memenuhi persyaratan sesuai dengan digital literasi. Salah satunya adalah pemahaman dan pengetahuan mengenai teknologi informasi, baik dalam pemanfaatannya maupun turut serta di dalam pengembangannya. Digital literasi di dalam kehidupan sehari-hari ada 3 (tiga) buah bidang utama yang mencakup : 1. Digital literasi pada Dunia kerja dan wirausaha yang memerlukan adanya sumber daya manusia (SDM). Contoh beberapa kemampuan dibidang 45
teknologi informasi yang diperlukan di dunia kerja baik di perusahaan negara, perusahaan swasta maupun instansi pemerintahan antara lain: a. Kemampuan di dalam pengoperasian komputer, instalasi sistem operasi, instalasi aplikasi, perbaikan perangkat keras dan aplikasi komputer. b. Kemampuan pada aplikasi perkantoran, kemampuan dibidang server, database, analisis, dan lain-lain c. Kemampuan di bidang non teknis seperti kemampuan untuk desain grafis, animasi, dokumentasi, marketing online, percetakan dan lain- lain. Sedangkan contoh beberapa kemampuan di bidang teknologi informasi yang diperlukan di dunia wirausaha (bisnis) antara lain: a. Pelayanan kepada pembeli (kasir) dan inventori barang dan gudang memanfaatkan komputer dengan aplikasi point of sale, baik pemilik maupun pegawai Anda yang memiliki kemampuan di dalam pengoperasian aplikasi hingga manajemen data, perbaikan (troubleshoting) dan pengembangan (developing) apabila Anda memutuskan tidak menggunakan jasa pengembang lainnya. b. Kemampuan dan pemahaman Anda akan data mining untuk penentuan strategi bisnis perusahaan atau usaha kecil Anda. Misalnya mengumpulkan data penjualan barang selama satu bulan, untuk kemudian dilakukan proses penambangan data (data mining) di dalamnya sehingga menghasilkan informasi berupa siapa konsumen terbesarnya, barang yang banyak di beli selama satu bulan apa saja, adanya diskon maupun undian berhadiah dan lain-lain. 2. Digital literasi pada dunia pendidikan berperan di dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) bagi anak didik (siswa dan mahasiswa) tetapi juga bagi pendidik (guru dan dosen). Lulusan yang memiliki digital literasi diharapkan dapat terserap dengan baik di dunia kerja, dapat membuka lapangan pekerjaan (jika menjadi wirausaha) atau melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Adapun contoh upaya yang dilakukan untuk menunjang digital literasi pada dunia pendidikan sebagai berikut: a. Pemanfaatan aplikasi free open source seperti moodle untuk pembuatan media pembelajaran secara digital dan jarak jauh. b. Pemanfaatan aplikasi sistem operasi dan aplikasi penunjang lainnya dengan distro linux, untuk membantu kegiatan pembelajaran. c. Pemanfaatan distro linus untuk membantu dan menunjang kegiatan riset ilmiah, paper jurnal dari kontribusi yang diberikan dapat diberikan secara langsung ke masyarakat. 3. Digital literasi di Masyarakat yang memerlukan kontribusi nyata dari individu-individu yang memiliki digital literasi. Adanya masyarakat digital akan mempermudah program pembangunan yang direncanakan oleh pemerintah, termasuk juga E-government dan E-Governance. Selain di dalam kehidupan nyata (fisik) digital literasi juga ditemui pada dunia maya. Misalkan saja dengan adanya sejumlah forum komunikasi (seperti: 46
komunitas forum linux indonesia), milis seperti yahoogroups dan googlegroups, jejaring sosial (facebook, twitter, instagram) dan juga sejumlah aplikasi berbasis over the top (OTT) seperti: whatsapp, kakao, line dan lain-lain. Gambar 1. Sebuah model untuk literasi digital - dari Futurelab (Sumber: http://www.mathiaspoulsen.com/a-model-for-digital-literacy/) C. Contoh sertifikasi digital literasi Ilmu komputer Dunia kerja saat ini biasanya membutuhkan diatas kertas tentang pengakuan resmi terhadap kemampuan teknis SDM yang terkait dengan digital literasi. Biasanya selalu dalam bentuk sertifikat profesi atau sertifikat information technology (IT). Dapat didefinisikan bahwa sertifikat IT ataupun sertifikat profesi adalah sebuah penghargaan kepada seseorang atas kemampuan yang dimiliki tentang teknologi informasi yang spesifik dengan bidang nya. Sertifikasi-sertifikasi di bidang IT bisa dalam taraf nasioal maupun internasional. Namun lebih disarankan sertifikasi internasional. Beberapa sertifikasi internasional di bidang IT yang diperlukan di dunia kerja saat ini antara lain sebagai berikut: 47
1. Google Certified Professional Cloud Architect Gambar 2. Contoh sertifikat Google Certified Professional Cloud Architect Sertifikasi ini berada pada posisi teratas. Jika Anda ingin mendapatkanya, Anda harus bisa mendesain, mengembangkan, dan mengatur arsitektur cloud Google dengan teknologi GCP. Tak hanya itu saja, Anda pun harus memiliki pengetahuan dan berbagai macam skenario untuk menemukan solusi. Saat ini skill cloud mendapatkan banyak permintaan dan sangat penting untuk perusahaan di masa depan. 2. Sertifikasi ScrumMaster Certified ScrumMaster (CSM) berhubungan dengan manajemen dan berfokus pada pengembangan perangkat lunak. Ini berfokus pada penanganan perubahan proyek IT dengan pendekatan manajemen proyek. Hal ini digunakan ketika pelanggan menyarankan beberapa perubahan selama proses pembangunan proyek. 3. Sertifikasi Project Management Professional (PMP) Gambar 3. SertifikasiPMP Ini dikeluarkan oleh Project Management Institute, sebuah lembaga independent yang berada di Pennsylvania, Amerika Serikat. Orang yang memiliki sertifikat ini dianggap telah berhasil membuktikan bahwa dirinya layak memimpin dan mengatur satu tim dalam sebuah proyek. 48
Dan mencakup lima tahapan utama dari siklus hidup proyek, yaitu inisiasi, perencanaan, eksekusi, pemantauan dan pengendalian, serta penutupan. Untuk dapat mengikuti ujian, peserta harus memiliki tingkat pendidikan setara S1 (masa kuliah empat tahun), tiga tahun pengalaman di manajemen proyek, 4.500 jam dalam memimpin dan mengarahkan proyek, serta 35 jam dalam pendidikan terkait manajemen proyek. Adapun peserta dengan tingkat pendidikan di bawahnya, diperlukan lima tahun pengalaman, 7500 jam memimpin dan mengarahkan proyek, serta 35 jam dalam pendidikan manajemen proyek. 4. Sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate AWS dirancang untuk mereka yang memiliki latar belakang penggunaan platform AWS. Fokus utamanya terkait dengan kemampuan untuk merancang dan menerapkan sistem yang skalabel pada platform AWS, termasuk juga untuk bagaimana menjaga biaya pengembangannya tetap efektif tanpa mengorbankan keamanan, keandalan, dan kualitasnya. Minimal satu tahun pengalaman merancang sistem pada platform AWS, pengetahuan sedikitnya satu bahasa pemrograman tingkat tinggi, dan pemahaman tentang praktik-praktik terbaik seputar pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis AWS menjadi syarat, 5. Sertifikasi AWS Certified Developer – Associate AWS ini dikeluarkan oleh Amazon dan dirancang untuk para pengembang yang bekerja dengan layanan-layanan utama AWS. Sertifikasi ini berkaitan dalam mengembangkan, mengimplementasikan dan memelihara aplikasi berbasis cloud dengan AWS. Anda harus memiliki minimal satu tahun pengalaman dalam merancang dan memelihara aplikasi berbasis AWS, pengetahuan yang kuat mengenai minimal satu bahasa pemrograman tingkat tinggi, serta pemahaman tentang layanan-layanan AWS. 6. Sertifikasi MCSE (Microsoft Certified Solutions Expert) – Server Infrastructure Sertifikasi ini dari Microsoft Corporation, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia. MCSE ini diperuntukan untuk orang yang mampu menguasai berbagai sistem instalasi khususnya untuk sistem operasi buatan Microsoft, termasuk melakukan troubleshooting saat masalah terjadi di dalam sistem. 7. Sertifikasi Certified Information Security Manager (CISM) CISM ini dirancang untuk dapat menjadi bukti bahwa pemegangnya memiliki kompetensi cukup dalam membangun, merancang dan mengelola inisiatif-inisiatif sekuriti perusahaan. Untuk mendapatkan ini, Anda perlu sedikitnya lima tahun pengalaman di bidang keamanan informasi. 8. Sertifikasi Certified in Risk and Information Systems Control (CRISC) CRSIC ini menyiapkan dan memungkinkan para profesional IT untuk tantangan spesifik dari manajemen risiko IT dan organisasi, serta memosisikannya sebagai mitra strategis bagi organisasi. Sertifikasi ini merupakan bukti kemampuan pemegangnya terkait manajemen, asesmen, mitigasi, respon, pemantauan dan pelaporan risiko. 49
Untuk mendapatkan CRSIC, Anda harus memiliki minimal tiga tahun pengalaman pada sedikitnya dua dari empat topik yang dicakup dalam sertifikasi ini. 9. Sertifikasi Certified Information System Security Professional (CISSP) CISSP memiliki fokus di bidang keamanan telekomunikasi, keamanan arsitektur, keamanan pengembangan aplikasi, kriptografi dan menjadi salah satu sertifikat yang paling diburu dalam kalangan pekerja dalam bidang IT. Untuk mendapatkan sertifikat populer yang satu ini, Anda wajib memiliki pengalaman sedikitnya 5 tahun dalam bidang keamanan sistem informasi, sebab memang sertifikat ini bukan sembarangan dan memiliki nilai yang tinggi. Pemegang CISSP ini diwajibkan untuk terus mengikuti perkembangan kompetensi profesionalnya melalui kredit CPE (continuing professional education) dan diperlukan sedikitnya lima tahun pengalaman profesional pada dua atau lebih topik yang diujikan. 10. Seritikasi Certified Ethical Hacker (CEH) Salah satu tingkatan sertifikasi yang ditawarkan oleh EC-Council (lembaga sertifikasi di bidang cyber security), CEH sangat populer belakangan ini karena rangkaian pembelajaran yang diajarkan sangat unik, anda diajarkan untuk menjadi seorang hacker, bedanya anda adalah hacker yang beretika. 11. Sertifikasi Oracle Certified Associate (OCA) Pengetahuan tentang Administrasi Database Oracle sangat diperlukan, terutama untuk seorang Database Administrator (DBA). Dengan pengetahuan tentang Administrasi seorang Database Administrator dapat mengelola database dalam berbagai hal, contohnya antara lain networking database, backup data, recovery data, manage memory, manage storage dan masih banyak pengetahuan lain yang akan di dapat. Selain dapat mengelola database seorang Database Administrator yang memiliki kemampuan Administrasi Database juga dapat mengatasi permasalahan yang terjadi pada server database seperti tuning, defragment, dan lain-lain. 12. Serifikasi Cisco Certified Network Professional (CCNP) Sertifikasi keahlian jaringan komputer dari Cisco Systems yang menunjukkan bahwa pemiliknya memiliki keahlian di level profesional. Pemilik sertikasi ini mampu merancang, membangun, dan melaksanakan maintenance perangkat jaringan komputer LAN / WAN sampai dengan 500 devices. Untuk memilikinya disyaratkan sebaiknya yang bersangkutan telah memiliki sertifikasi cisco CCNA. Pada level professional selain CCNP juga ada sertifikasi lain yang memiliki jenjang yang sama yaitu: CCDP, CCIP, CCSP, dan CCVP. 13. Sertifikasi Mikrotik Certified Expert (MTCINE) MikroTik adalah produsen perangkat jaringan dengan menggunakan sistem operasi yang dikenal dengan nama RouterOS. Selain itu MikroTik juga menawarkan program sertifikasi yang ditujukan kepada engineer jaringan dalam mengelola jaringan dengan menggunakan perangkat dari MikroTik. Dalam dunia IT sertifikasi sangat penting karena merupakan suatu nilai lebih dari pemegang sertifikasi tersebut. Selain itu sertifikasi merupakan 50
pengakuan dari vendor atau asosiasi terhadap kemampuan dari pemegang sertifikasi pada bidang tertentu. Untuk dapat mengikuti sertifikasi pada level Advanced atau Expert, peserta harus sudah mengambil sertifikasi level Basic (MTCNA) terlebih dahulu. Sertifikasi MTCNA dapat dilakukan di MikroTik Training Centers (MTC) yang banyak terdapat di kota-kota besar dengan biaya tertentu, atau dapat juga dilakasanakan di Mikrotik Academy (MA) yang ada di sekolah atau perguruan tinggi yang telah resmi menjadi MikroTik Academy. Program sertifikasi MTCNA di MikroTik Academy hanya dapat mengadakan pelatihan dan ujian sertifikasi kepada siswa yang ada di sekolah/perguruan tinggi itu sendiri. Sedangkan untuk sertifikasi level Advanced dan Expert hanya dapat dilakukan oleh MikroTik Training Centers. 14. Sertifikasi Linux Profesional Linux Certified Professional (LCP) dan Linux Certified Instructur (LCI) LCP merupakan sertifikasi untuk para profesional atau ahli Linux, sedangkan LCI merupakan sertifikasi untuk menjadi pengajar Linux. D. Dampak global digital literasi Secara global, digital literasi memberikan banyak manfaat positif bagi masyarakat duni dan terdapat sejumlah banyak dampak positif yang diberikannya. Pejabat pemerintah di seluruh dunia telah menekankan pentingnya Digital Literacy untuk mereka dalam hal ekonomi. Banyak negara berkembang juga berfokus pada pendidikan Digital Literacy untuk bersaing secara global. Namun disisi lain maka perlu juga diketahui sejumlah dampak negatif yang ditimbulkannya pada kehidupan bermasyarakat di saat kemampuan digital literasi tersebut disalah gunakan, antara lain sebagai berikut: 1. Adanya pencurian data dan informasi terhadap suatau oerganisasi, lembaga, negara, hingga individu (perorangan). Motifnya sangat beragam dan dilakukan oleh para pelaku baik dilakukan secara individu maupun berkelompok. Misalnya dalam melakukan pengujian keamanan sistem, politik, ekonomi, bisnis dan lain-lain. 2. Pelanggaran yang dilakukan seseorang secara pribadi di dunia digital. 3. Spam dan phising pada layanan surat elektronik (e-mail) 4. Aksi pornografi dan sara yang ditampilkan secara langsung melalui internet 5. Rekayasa dokumentasi seperti foto digital secara tidak sah untuk menghasut dan menghina suatu pihak tertentu atau individu. 6. Melakukan penipuan yang dilakukan secara online, baik dengan cara sms, e-mail, website. Misalnya saja seperti penawaran jual beli, rekrutmen dan lain-lain. Dari beberapa contoh di atas tentang penyalahgunaan digital literasi ini tentunya dapat dimasukkan kepada tindakan kejahatan di dalam dunia digital, kejahatan ini akan berujung kepada pelanggaran yang dilakukan dengan ketentuan pelanggaran undang-undang informasi dan transaksi elektronik (UU-ITE). 51
Dampak dari penyalahgunaan digital literasi ini tentunya ada dampak negatif yang diberikan oleh digital literasi secara global, untuk itu peranan pemerintah dan sejumlah negara di dunia membuat adanya suatu kebijakan-kebijakan diantaranya sebagai berikut: 1. Pemblokiran situs atau website yang berbaru porno dan sara. Di indonesia telah melakukan filtering proxy dengan menggunakan aplikasi sistem yang bernama DNS Nawala untuk menciptakan internet yang sehat dan mendidik. 2. Memberlakukan aturan dan kebijakan tentang undang-undang digital 3. Mengadakan sosialisasi terhadap masyarakat akan pentingnya penggunaan internet yang sehat dan juga etika dalam penggunaannya. 4. Memberlakukan aturan dan kebijakan untuk seluruh penyedia jasa internet provider di Indonesia untuk gerakan internet yang sehat, biaya internet dan layanan yang baik kepada masyarakat (pelanggan) E. Informasi literasi Terdapat dua hal yang saling berkaitan di dalam dunia teknologi informasi yaitu: digital literasi dan informasi. Dari keterkaitan hal tersebut yang saling terkait muncullah penamaan Information Literacy (informasi literasi). Information literacy ini di definisikan sebagai kondisi dimana terdapat kemampuan individu di dalam memperoleh, memilah,menyaring, menggunakan informasi dengan baik dan benar untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, untuk menambah pengetahuan dan proses pengambilan keputusan. Berdasarkan definisi tersebut maka information literacy dapat meningkatkan digital literacy. Sebagai contoh pada masyarakat di pedesaan (misalnya petani, nelayan, pengrajin) yang tidak memiliki kemampuan di dalam menggunakan teknologi informasi (digital literasi), hal ini akan tersendat di dalam memajukan usaha mereka, pemasaran hasil usaha mereka, maupun memperoleh informasu terkait hal tersebut. Selanjutnya apabila masyarakat telah dilakukan sosialisasi tentang pengenalan cara menggunakan komputer dan internet dan mengetahui tentang adanya digital literasi maka dampaknya adalah masyarakat mampu memperoleh informasi dan mengolah informasi yang diperlukan (information literacy). Sehingga masyarakat dapat meningkatkan produktifitas nya dengan kemampuan yang dimiliki, misalnya masyarakat mengikuti kegiatan membuat dan melakukan pengisisn konten di blog atau website desa setempat dengan membaru artikel potensi desa dan lain sebagainya. F. Elektronik skill Elektronik skill atau e-skill merupakan kemampuan yang haru dimiliki setiap individu di zaman digital ini khususnya pada bidang elektronik, tidak hanya mencakup sub bidang teknologi informasi saja. Hal ini artinya bahwa setiap individu wajib memiliki kemampuan untuk bekal dalam hidupnya di satu atau beberapa buah bidang apa pun dengan berbantuan teknologi informasi menggunakan alat komputer, jaringan komputer, perangkat keras komputer dan elektronik untuk bekerja ataupun menciptakan lapangan pekerjaan. 52
Terdapat 3 (tiga) bagian dari e-skill menurut forum dari European e-skill (http://itidjournal.org/itid/article/viewFile/363/164) di tahun 2004 antara lain sebagai berikut: 1. ICT User Skill: terkait skill atau kemampuan induvidu dalam megoperasikan komputer 2. ICT Practitioner Skill: terkait kemampuan yang dimiliki oleh praktisi, khususnya untuk riset di sekolah dan perguruan tinggi 3. E-Busness Skill: terkait kemampuan yang dimiliki oleh induvidu atau perusahaan dalam pemanfaatan ICT dalam memajukan bisnis, terutama bisnis secara online Dari ketiga bagian diatas tersebut terlihat bahwa e-skill bukan hanya mencakup bagaimana mengelola dan mengolah data dan informasi, akan tetapi bagaimana dapat mengasah kemampuan di bidang komputer dan elektronik lainnya untuk memperoleh kemampuan diri pribadi yang dapat digunakan di dalam mencari bekal hidup dan manfaat hidup. G. Peranan sebagai masyarakat dunia dalam digital literasi Dalam perkembangan teknologi informasi, dibutuhkan peran aktif dari semua masyarakat, bebrapa hal yang dilakukan masyarakat ikut serta dalam perkembangan digital, adalah: 1. Aktif dalam menulis artikel online (online sharing) 2. Menjadi tenaga pengajar dan peneliti 3. Ikut serta dalam relawan TIK 4. Menulis buku cetak maupun elektronik 5. Menciptakan berbagai aplikasi serta teknologi yang berguna bagi masyarakat H. Kasus Digital Literacy Contoh kasus yang pertama untuk pernyataan ini adalah ketika seseorang menulis blog, ia mungkin harus mulai menggali data di internet, dan karena itu harus menguasai pencarian yang efektif melalui mesin pencari di internet. Google, sebagai salah satu mesin pencari terbesar di internet, menyediakan banyak fitur untuk mengefektifkan pencarian. Menguasai trik pencarian melalui Google, bisa mempercepat pencarian, sekaligus memperkaya hasilnya. Selain persoalan teknologi, ada persoalan etika dalam dunia digital yang mungkin belum dipahami oleh banyak pihak. Etika dalam mengirim email, berdikusi di forum, membuat status di jejaring sosial, atau membuat tulisan di blog, semuanya itu terkadang luput dari perhatian para pengguna baru. Etika, biasanya tidak diatur dalam perundang-undangan. Intinya, ada banyak aturan baru yang harus dipahami jika berinteraksi di dunia maya. Contoh kasus yang kedua adalah pada kasus Prita dengan OMNI International Hospital Alam Sutera Tangerang. Dalam kasus Prita, memang banyak kesimpangsiuran. Tapi seperti yang disebutkan di atas, rumitnya kasus hukum ini sulit dipahami orang awam. Untuk sekedar mengingatkan pada kasusnya, 53
Prita telah mengirimkan email berjudul “Penipuan OMNI International Hospital Alam Sutera Tangerang” kepada teman-temannya. I. Kaitan Kasus Prita dan Digital Literacy Penegak hukum menggunakan pasal-pasal dalam Undang-undang ITE yang sangat berkaitan dengan material digital. Karenanya digital forensic diperlukan untuk membuktikan bahwa semua barang bukti yang diajukan sah demi hukum. Dalam ranah digital, pembuktian keaslian bisa melalui informasi mendasar tentang darimana email itu dikirim, alamat email si pengirim dan yang dituju, serta apakah email tersebut dapat dibuktikan dikirim oleh si tersangka pengirim. Ini jelas butuh keahlian digital yang lebih lanjut. Dalam etika berkirim surat, tentu ada banyak alamat email yang kita kenal, tetapi mereka tidak mengenal satu sama lain. Misalnya, tetangga Anda mungkin bukan teman sekantor atau yang berkenaan dengan pekerjaan Anda. Kalau kita mengirimkan sesuatu kepada mereka semua, maka sebaiknya fitur BCC ini digunakan, karena kita akan melindungi alamat email yang sifatnya pribadi kepada ‘publik’ yang lebih luas tanpa seijin pemiliknya. Dan tentu saja, pastikan bahwa topik dan isi email yang Anda kirim itu layak untuk dipublikasikan secara luas. Dalam kasus Prita, email yang dikirim kepada teman-temannya meluas karena dipublikasikan oleh seseorang. Hingga hari ini siapa yang pertama kali mempublikasikan email ini tidak diketahui. Bahkan email yang digunakan sebagai bukti di pengadilan, adalah email Lanjutan (Forward) yang diragukan keasliannya karena rentan manipulasi. Prita sendiri menggunakan fitur ‘To’ untuk mengirim email tersebut kepada 20 temannya. J. Latihan dan tugas mandiri pertemuan ke 4 Buatlah rangkuman dari kasus digital literacy pada kasus Prita dengan RS Omni tersebut ! II. Penutup Digital Literacy tersebut mempunyai makna kemampuan untuk menggunakan alat digital teknologi komunikasi, atau jaringan untuk menemukan, mengevaluasi, menggunakan dan menciptakan informasi. Dan dari kasus di atas dapat saya tarik kesimpulannya adalah, bagaimana menggunakan fitur email sebagaimana mestinya. Sebagai alat komunikasi digital pengganti surat-menyurat via pos, etika umum bisa kita gunakan. Etika sederhana seperti tidak membuka surat yang ditujukan untuk orang lain, atau tidak menyebarluaskan surat yang tidak ditujukan untuk umum tanpa seijin pengirimnya, tentu masih bisa berlaku. Dalam hal Digital Literacy, aturan umum ini masih harus digunakan. III. Daftar Referensi Buku : 1. Beni Ahmad Saebani. 2012. Pengantar Antropologi Bandung: CV Pustaka Setia 54
2. Pratama, I Putu Agus Eka. 2014. Komputer dan Masyarakat. Bandung: Informatika. 3. Preston, John & Sally. 2007. Komputer dan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset. 4. Prof. Dr. Koentjaraningrat. 2013. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta 5. Sutabri, Tata. 2013. Komputer Dan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset. 6. winarno, edy. dkk. 2015. Panduan lengkap Berinternet. Jakarta: Elxmedia Komputindo. Pendukung 1. https://ocw.upj.ac.id/files/Textbook-INF210-Komputer-dan-Masyarakat- modul.pdf 2. https://eprints.sinus.ac.id/741/1/Modul_Komputer_Masyarakat_Didik_Bayu.p df 3. Pratama, IPAE. Komputer dan Masyarakat. Informatika. Bandung. 2014. 4. https://risma6496.wordpress.com/2016/08/02/digital-divide-dan-knowledge- divide/ Diakses pada tanggal 12 Maret 2020 5. http://sarirouti.blogspot.com/2016/07/hubungan-antara-digital-divide-dan.html Diakses pada tanggal 12 Maret 2020 6. Eszter Hargittai. The Digital Divide and What To Do About It. Princeton University.2003 7. http://www.eszter.com/research/pubs/hargittai-digitaldivide.pdf 8. University Library, University of Urbana-Champaign. Digital Literacy Definition and Resources. http://www.library.illinois.edu/diglit/definition.html 9. https://i-3.co.id/apa-itu-sertifikasi-ceh-bagaimana-cara-belajar-dan- mendapatkannya/ 10. https://i-3.co.id/ingin-mengambil-sertifikasi-oracle-certified-associate-oca- berikut-materi-yang-mesti-anda-pelajari/ 11. https://mikrotikacademy.sttar.ac.id/mengenal-program-sertifikasi-dari- mikrotik/ 55
Search
Read the Text Version
- 1 - 12
Pages: