BAB 4 BASIS DATA I. Pendahuluan A. Deskripsi singkat, manfaat dan relevan Pada pertemuan kali ini akan membahas mengenai basis data dan tahap-tahap yang dilakukan untuk membuat desain basis data saat dipergunakan pada sistem informasi. Perancangan basis data merupakan salah satu bagian dengan dalam pengembangan rekayasa perangkat lunak. Manfaat yang didapat setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat menjelaskan secara umum tentang perancangan basis data dan bagan alir. B. Rumusan capaian pembelajaran matakuliah Mampu menjelaskan pengertian basis data, dbms, sql, erd, simbol-simbol bagan alir serta pemrograman terstruktur, pemrograman berorientasi obyek. C. Urutan bahasan dan kaitan materi 1. Pengantar basis data 2. Perbandingan Data dengan Basis Data 3. DBMS 4. SQL 5. Siklus Hidup Basis Data 6. ERD 7. Studi Kasus ERD 8. Studi Kasus CDM 9. Studi Kasus PDM 10. Latihan Soal dan Tugas Mandiri Pertemuan 4 D. Petunjuk belajar Mari kita membaca petunjuk belajar terlebih dahulu untuk mempermudah materi pertemuan 2 mengenai : a) Berdoalah sebelum memulai pembelajaran b) Bacalah kemampuan akhir tiap tahapan belajar (sub-cpmk), indikator, kriteria dan teknik, bentuk pembelajaran, metode pembelajaran, penugasan mahasiswa dan materi pembelajaran dengan cermat. c) Baca dan pelajari setiap materi yang ada, bila perlu di garis bawahi hal-hal yang menurut anda penting. d) Mahasiswa dapat belajar secara mandiri ataupun berkelompok, saat pertemuan kuliah yang dilakukan secara daring dengan memanfaatkan fasilitas ecampus Sekolah Tinggi Teknologi Informasi NIIT e) Jika belum memahami segera tanyakan kepada Bapak / Ibu dosen pengampu matakuliah. 43
II. Penyajian A. Pengantar basis data Basis data merupakan sebuah sistem terkomputerisasi yang bertujuan memelihara data yang sudah diolah dan/ membuat informasi tersedia saat di butuhkan oleh pengguna. Pada intinya basis data adalah sebagai alat media dalam menyimpan data agar data dapat diakses dengan mudah dan cepat. (Rosa, 2019). Berikut contoh basis data relasional yang diimplementasikan dengan beberapa tabel-tabel yang saling memiliki hubungan (relasi) seperti gambar dibawah ini: Gambar 1. Ilustrasi Basis Data (Sumber: Sukamto dan Shalahuddin (2016) Sistem informasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan akan basis data apapun bentuknya, entah berupa file teks ataupun Database Management System (DBMS). Kebutuhan basis data dalam sistem informasi antara lain sebagai berikut: 1. Memasukan, menyimpan, dan mengambil data sebagai informasi. 2. Membuat laporan berdasarkan data yang telah disimpan di basis data. Tujuan dibuatnya tabel-tabel di sini adalah untuk menyimpan data ke dalam tabel-tabel agar mudah diakses. Oleh karena itu, dalam merancang tabel-tabel yang akan dibuat maka dibutuhkanlah suatu pola pikir dalam penyimpanan data nantinya jika dalam bentuk baris-baris data (record) dimana setiap baris terdiri dari beberapa kolom. B. Perbandingan Data dengan Basis Data Ada beberapa definisi tentang data antara lain sebagai berikut: 1. Data merupakan fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis 2. Lebih khusus lagi, data adalah ukuran objektif dari atribut (karakteristik) dari setiap entitas seperti: orang-orang, benda, tempat atau kejadian. 44
3. Representasi fakta yang mewakili suatu obyek, seperti pelanggan (customer), karyawan, dosen, mahasiswa, dan lain-lain, yang disimpan dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, suara, dan kombinasi lainnya. Berikut beberapa pengertian tentang basis data, yaitu: 1. Kumpulan terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan. Basis data mengonsolidasi banyak catatan yang sebelumnya disimpan dalam file terpisah. 2. Merupakan suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Artinya, basis data merupakan tempat penyimpanan data yang besar, di mana dapat digunakan oleh banyak pengguna. Seluruh item basis data tidak lagi dimiliki oleh satu departemen, melainkan menjadi sumber daya perusahaan yang dapat digunakan bersama Gambar 2. Data Versus Basis Data (Sumber: Indrajani, 2018) C. DBMS Database management system (DBMS) atau dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai sistem manajemen basis data adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menampilkan data. Suatu sistem aplikasi disebut DBMS jika memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut: 1. Menyediakan fasilitas untuk mengelola akses data 2. Mampu menangani integritas data 3. Mampu menangani akses data 4. Mampu menangani backup data 45
Karena pentingnya data bagi suatu organisasi/perusahaan, maka hampir sebagian bear perusahaan memanfaatkan DBMS dalam mengelola data yang mereke miliki. Pengelolaan DBMS sendiri biasanya ditangani oleh seorang tenaga alhi yang memiliki spesialisasi dalam menangani DBMS yang disebut sebagai Database Administrator (DBA) Gambar 3. Database Administrator (DBA) (Sumber: https://www.rasmussen.edu/-/media/images/blogs/school-of- technology/2020/what-is-a-database-administrator.jpg) DBMS sudah mulai berkembang sejak tahun 1960an. Kemudian sekitar tahun 1970an mulai berkembang teknologi relational dbms yaitu dbms berbasis relational model. Relational model pertama kali dikembangkan oleh Edgar J. Codd pada tahun 1970. Gambar 4. Edgar J. Codd (Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/5/58/Edgar_F_Codd.jpg) Hampir semua DBMS komersial dan open source saat ini berbasis relational DBMS atau RDBMS. Pada tahun 1980an mulai berkembang object oriented DBMS (OODBMS). OODBMS berkembang seiring dengan perkembangan teknologi pemrograman berorientasi obyek. Secara umum dapat diartikan bahwa OODBMS merupakan 46
DBMS yang memandang data sebagai suatau objek. Saat ini OODBMS juga cukup berkembang namun belum dapat mengeser kepopuleran RDBMS. Berikut ini adalah 4 macam DBMS versi komersial yang paling banyak digunakan di dunia saat ini, yaitu: 1. Oracle Gambar 5. Database Oracle (Sumber: https://www.crossjoin.pt/oracle-database-upgrade/) 2. Microsoft SQL Server Gambar 6. Database Microsoft SQL Server (Sumber: https://www.sqlservertutorial.net/) 3. IBM DB2 Gambar 7. Database IBM DB2 (sumber: https://softwareasli.com/product/ibm-db2/) 47
4. Microsoft Access Gambar 8. Database Microsoft Access (Sumber: https://www.microsoftestore.com.hk/partner/product/Access- 2019?locale=en_HK) Sedangkan DBMS versi gratis (open source) yang cukup berkembang dan paling banyak digunakan saat ini adalah sebagai berikut: 1. MySQL Gambar 9. Database MySQL (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/MySQL) 2. PostgreSQL Gambar 10. Database PostgreSQL (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/PostgreSQL) 48
3. Firebird Gambar 11. Database Firebird (Sumber: https://www.panintelligence.com/data-connectors/) 4. SQLite Gambar 13. Database SQLite (Sumbe: https://id.wikipedia.org/wiki/SQLite) Hampir disemua DBMS mengadopsi Structure Query Language (SQL) sebagai bahasa dalam mengelola data pada DBMS. D. Structured Query Language (SQL) Structured Query Language (SQL) merupakan sebuah bahasa yang digunakan dalam mengelola data pada RDBMS. SQL ini awal mulanya dikembangkan berdasarkan teori aljabar relasional dan kalkulus. SQL mulai dikembangkan pada tahun 1970an, dimana SQL digunakan sebagai sebuah bahasa standar yang resmi pada tahun 1986 oleh suatu badan yang bernama American National Standards Institute (ANSI) dan pada tahun 1987 oleh badan International Organization for standarization (ISO) disebut sebagai SQL-86. Gambar 14. Logo ANSI dan ISO berikut ini contoh dalam pengaksesan data pada DBMS melalui bahasa SQL yang secara umum terdiri dari 4 (empat) hal sebagai berikut: 1. Memasukkan data (insert) INSERT INTO mata_kuliah VALUES ('KIMDA','Kimia Dasar',2,' Kimia'); Query diatas digunakan untuk memasukkan data mata kuliah dengan kode mata kuliah ‘KIMDA’, nama ‘Kimia Dasar’, jumlah SKS ‘2’, dan nama jurusan ‘Kimia’. 49
Gambar 15. Contoh memasukkan data dengan perintah Insert (Sumber: https://www.duniailkom.com/tutorial-mysql-menambahkan- data-ke-dalam-tabel-insert/) 2. Menampilkan data (select) SELECT NIP,nama_dosen FROM daftar_dosen WHERE alamat='Padang'; Query diatas berguna untuk menampilkan data dosen yang beralamat di Padang. Gambar 16. Contoh Menampilkan data dosen yang beralamat di padang. (Sumber: https://www.duniailkom.com/tutorial-mysql-menampilkan-data- dari-tabel-mysql-select/) 3. Mengubah data (update) UPDATE daftar_dosen SET no_hp ='085298710065' WHERE nama_dosen='Sabrina Sari'; Dari query diatas dapat dilihat bahwa kolom no_hp untuk nama dosen Sabrina Sari telah diupdate menjadi nomor baru. Gambar 17. Contoh mengubah data nomor hp dosen (Sumber: https://www.duniailkom.com/tutorial-belajar-mysql-update-data- tabel-dengan-query-update/) 4. Menghapus data (delete) WHERE nama_dosen = DELETE from daftar_dosen 'Sabrina Sari'; Kunci dari query DELETE ada di pernyataan kondisi setelah WHERE, yaitu dimana kita memberitahukan syarat/kondisi yang harus dipenuhi untuk menghapus suatu record. E. Siklus Hidup Basis Data Siklus hidup basis data merupakan sebuah siklus yang menelusuri suatu riwayat basis data dalam sistem informasi. Siklus hidup basis data ini menggabungkan langkah-langkah yang diperlukan dalam pengembangan basis data yang akan dimulai dari analisis kebutuhan dan diakhiri dengan pemantauan dan modifikasi. Siklus hidup basis data tidak pernah berakhir dikarenakan adanya pemantauan, modifikasi, dan pemeliharaan basis data yang merupakan bagian 50
dari siklus, dan aktivitas ini terus akan berlanjut selama basis data tersebut hidup dan digunakan. Menurut Teorey, Lightstone, Nadeau dan Jagadish (2011), siklus hidup basis data terdiri atas empat tahapan, yaitu: 1. Analisis kebutuhan 2. Desain logis 3. Desain fisik 4. Implementasi Gambar 18. Siklus Hidup Basis Data Menurut Teorey et al (Sumber: https://medium.com/telematika/siklus-hidup-basis-data- 8633eb8f7c35) Hoffer, Ramesh dan Topi (2019) menamakan siklus hidup basis data sebagai aktivitas pengembangan basis data, terdiri atas lima fase yaitu: 1. Perencanaan 2. Analisis 3. Desain 4. Implementasi 5. Pemeliharaan. Gambar 19. Siklus Hidup Basis Data Menurut Hoffer et al (Sumber: https://medium.com/telematika/siklus-hidup-basis-data- 8633eb8f7c35) 51
Menurut Coronel dan Morris (2019), siklus hidup basis data terdiri atas enam fase, yaitu: 1. Studi awal basis data 2. Desain basis data 3. Implementasi 4. Pengujian 5. Operasi 6. Pemeliharaan. Gambar 20. Siklus Hidup Basis Data Menurut Coronel dan Morris (Sumber: https://medium.com/telematika/siklus-hidup-basis-data- 8633eb8f7c35) Walaupun tampak berbeda, namun sebetulnya siklus hidup basis data dari ketiga sumber tersebut memiliki kesamaan, yaitu terdiri atas delapan aktivitas: 1. Analisis kebutuhan data 2. Pemodelan data konseptual 3. Desain basis data logis 4. Desain basis data fisik 5. Implementasi basis data 6. Pengujian 7. Operasi 8. Pemeliharaan. Perbedaannya pada penamaan kelompok aktivitas nya. Lihat Tabel 1. Teorey et al. (2011) memasukkan aktivitas pemodelan data konseptual ke dalam fase desain logis dan menyatukan aktivitas pemeliharaan ke dalam fase implementasi. Hoffer et al. (2019) menyatakan pemodelan data konseptual sebagai fase analisis, memasukkan aktivitas pengujian ke dalam fase implementasi, dan memisahkan aktivitas pemeliharaan dari fase implementasi. Coronel dan Morris (2019) menyatukan aktivitas pemodelan data konseptual, desain basis data logis dan desain basis data fisik ke dalam fase desain, dan secara tegas memisahkan aktivitas implementasi, pengujian, operasi, dan pemeliharaan. 52
Tabel 1. Siklus Hidup Basis Data Implementasi dan pengujian dilakukan secara paralel, begitu pula operasi dan pemeliharaan. Dengan demikian, secara garis besar siklus hidup basis data terdiri atas empat fase, yaitu: analisis kebutuhan, desain, implementasi, dan pemeliharaan. Gambar 21. Siklus Hidup Basis Data Empat Fase (Sumber: https://medium.com/telematika/siklus-hidup-basis-data- 8633eb8f7c35) F. ERD Pemodelan awal basis data yang paling banyak diguanakan adalah menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional. Sehingga jika penyimpnanan basis data menggunakan OODBMS maka perancangan basis data tidak perlu menggunakan ERD. ERD memiliki beberapa aliran notasi chen yang dikembangkan oleh Peter Chen. Peter Chen (alias Peter Pin-Shan Chen), saat ini menjadi anggota fakultas di Carnegie-Mellon University di Pittsburgh, dikreditkan dengan mengembangkan pemodelan ERD untuk desain database pada 1970-an. Saat melayani sebagai 53
asisten profesor di Sloan School of Management MIT, ia menerbitkan makalah seminalis pada tahun 1976 berjudul \"Model Entity-Relationship: Menuju Pandangan Terpadu Data.\" Notasi barker yang dikembangkan oleh Richard Barker, Ia Palmer, harry Ellis. Notasi crow’s foot, dan beberapa notasi lain. Berikut ini adalah simbol-simbol yang digunakan pada ERD dengan notasi chen: Tabel 2. Simbol ERD Simbol Deskripsi Entitas / Entity Entitas merupakan data inti yang akan disimpan. Kumpulan objek ini dapat diidentifikasikan secara unik atau saling berbeda. Biasanya, simbol dari entitas adalah persegi panjang. Penamaan entitas biasanya lebih mengarah kepada kata benda. Atribut Field atau kolom data yang butuh untuk menyimpan dalam suatu entitas. Atribut Kunci Primer (Primary Key) Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan digunakan sebagai kunci akses record yang diinginkan, biasanya berupa id. Atribut Multi Nilai Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas yang dapat memiliki nilai lebih dari satu Relasi yang menghubungkan antar entitas, biasanya diawali dengan kata kerja 54
Penghubung antara relasi dan entitas di mana di kedua ujungnya memiliki multiplicity kemungkinan jumlah pemakaian. Kemungkinan jumlah maksimum keterhubungan antara entitas satu dengan yang lain disebut juga sebagai kardinalitas. Misalkan ada kardinalitas 1 ke N atau sering disebut dengan one to many menghubungkan entitas A dengan entitas B ERD biasanya memiliki hubungan binary (satu relasi menghubungkan dua buah entitas). Beberapa metode perancangan ERD terdapat toleransi hubungan relasi ternary (satu relasi menghubungkan tiga buah relasi) atau N-ary (satu relasi menghubungkan banyak entitas), namun banyak metode perancanganERD yang tidak mengizinkan hubungan ternary atau N-ary. Berikut contoh bentuk hubungan relasi dalam ERD. Tabel 3. Metode Perancangan ERD Nama Gambar Binary Ternary N-ary Beberapa metode perencanaan ERD memberikan solusi untuk perencanaan ERD yang tidak binary diubah sebagai berikut : 55
Gambar 22. Cara menghindari Relasi Ternary Entitas E4 berasal dari relasi R1 yang dijadikan entitas, karena banyak metode perencanaan ERD yang menyatakan bahwa jika terjadi relasi ternary, maka sebenarnya relasi lebih layak dijadikan entitas dibandingkan menjadi relasi. *Note : ERD adalah bentuk paling awal dalam melakukan perancangan basis data relasional.Jika menggunakan OODBMS maka perancangan ERD tidak perlu dilakukan. G. Studi Kasus ERD Untuk mempermudah pemahaman tentang materi yang dijelaskan akan menggunakan sebuah studi kasus tentang sistem informasi pengelolaan perpustakaan. Studi kasus ini akan dimenjelaskan tenteng pengelolaan perpustakaan yang meliputi pendaftaran pustaka, anggota, dan proses pemintaman pustaka (buku). Batasan dalam sistem informasi pengelolaan perpustakaan ini akan dimodelkan sebagai berikut: 1. Buku / Pustaka dapat memiliki lebih dari satu pengarang 2. Seorang Anggota dapat memiliki lebih dari nomor telepon 3. Seorang anggota dapat melakukan transaksi peminjaman dalam satu waktu dan boleh lebih dari satu buku/pustaka 4. Seorang anggota dapat mengembalikan buku/pustaka yang dipinjamnya tidak dalam waktu secara bersamaan walaupun buku/pustaka tersebut di pinjam pada waktu yang sama 5. Pengunjung yang bukan merupakan anggota dibatasi dan tidak diperbolehkan meminjam buku/pustaka 6. Proses pendaftaran pustaka, anggota, dan peminjaman akan dilakukan oleh seorang petugas pustakawan. 7. Anggota dan pengunjung dapat melakukan pencarian pustaka 8. Satu pustaka akan disimpan sebagai satu data dengan id yang unik Pengelolaan sistem informasi perpustakaan meliputi beberapa fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Adanya validasi petugas purtakawan mulai dari login dan logout 2. Proses pengelolaan data buku/pustaka yang meliputi: input data buku/pustaka, update data buku, hapus data buku, cari data buku, lihat data buku. 56
3. Proses pengelolaan data anggota perpustakaan yang meliputi: input data anggota baru, update data anggota, hapus data anggota, cari data anggota, lihat data anggota. 4. Proses pengelolaan data peminjaman yang meliputi: input transaksi peminjaman buku/pustaka, update data transaksi peminjaman dan pegembalian buku / pustaka, cari data peminjaman, lihat data peminjaman 5. Proses pengelolaan data petugas pustakawan bagi yang memiliki hak akses untuk mengelola data petugas yang meliputi: input data pustakawan baru, update data pustakawan, hapus data pustakawan, cari data pustakawan, lihat data pustakawan. Berikut ini entitas dan atribut yang akan digunakan pada sistem informasi pengelolaan perpustakaan: Tabel 4. Entitas dan Atribut Sistem Informasi Pengelolaan Perpustakaan No Entitas Atribut 1 Buku / Pustaka Id, judul, jenis, penerbit, tahun, pengarang 2 Anggota Perpustakaan Id, nama, alamat, email, telepon 3 Peminjaman (entitas ini akan Tgl_peminjaman, Tgl_kembali menyimpan data anggota) 4 Pustakawan/petugas (entitas Username, password, nama, ini menyimpan data no_petugas, hak_akses pustakawan yang berhak login ke aplikasi untuk mengelola data) Selanjutnya setelah membuat entitas dan atribut yaitu membuat relasi antar entitas dari sistem informasi pengelolaan perpustakaan sebagai berikut: Tabel 5. Relasi No Relasi Keterangan 1 Dipinjam dalam Merupakan relasi antara entitas peminjaman buku/pustaka dan entitas peminjaman dimana memiliki makna bahwa pustaka dipinjam oleh anggota dan disimpan pada entitas peminjaman. Kardinalitas antara entitas buku/pustaka dan entitas peminjaman adalah 1 ke N (one to many) karena sebuah pustaka dapat melibatkan banyaknya peminjaman buku/pustaka 2 Melakukan Merupakan relasi antara entitas peminjaman anggota dan entitas peminjaman buku/pustaka dimana memiliki makna bahwa anggta melakukan peminjaman pustaka dan disimpan pada entitas peminjaman. Kardinalitas antara 57
anggota dan entitas peminjaman adalah 1 ke N (one to many) karena seorang anggota dapat terlibat banyak peminjaman buku/pustaka Berikut ini rancangan gambar Entity Relationship Diagram (ERD) pada sistem informasi pengelolaan perpustakaan sebagai berikut: Gambar 22. Perancangan ERD Sistem Informasi Pengelolaan Perpustakaan Pada gambar 22. Entitas petugas dalam perancangan erd ini tidak memiliki hubungan relasi dengan tabel lain dikarenakan data petugas tidak dikaitkan dengan tabel lain dimana entitas petugas hanya diperlukan untuk menyimpan data untuk keperluan proses login saja. H. Studi Kasus CDM Conceptual data model (CDM) merupakan konsep yang berkaitan dengan pandangan pemakai terhadap data yang disimpan dalam basis data. CDM dibuat sudah dalam bentuk menjadi tabel-tabel tanpa memiliki tipe data yang menggambarkan relasi antar tabel untuk keperluan implementasi ke basis data. Ada aturan-aturan yang wajib diikuti dalam melakukan konversi ERD menjadi CDM. Berikut ini adalah simbol-simbol yang ada pada CDM: Tabel 6. Simbol-Simbol CDM No Simbol Keterangan 1 Entitas / Tabel Menggambarkan sebuah entitas atau tabel yang menyimpan data ke dalam basis data. Dalam entitas atau tabel tersebut 58
terdapat nama atribut-atribut yang melekat pada tabel 2 Relasi Menggambarkan adanya hubungan relasi antar tabel yang terdiri atas nama relasi dan multiplicity (penanda dari sebuah relasi contoh * artinya banyak, 0..* artinya nol sampai banyak, 1..* artinya antara satu sampai banyak, 0..1 artinya nol atau satu dan 1..1 artinya tepat satu.) Berikut pengambaran CDM pada sistem informasi pengelolaan perpustakaan: Gambar 23. Perancangan CDM Sistem Informasi Pengelolaan Perpustakaan 59
I. Studi Kasus PDM Physical Data Model (PDM) atau model relasional merupakan model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang unik beserta tipe datanya. PDM merupakan konsep yang menerangkan secara detail dari bagaimana data di simpan di dalam basis data. Bentuk fisik perancangan basis data yang sudah siap diimplementasikan ke dalam DBMS sehingga nama tabel juga sudah merupakan nama asli tabel yang akan diimplementasikan ke dalam DBMS. Berikut ini adalah simbol-simbol yang ada pada PDM sebagai berikut: Tabel 7. Simbol-Simbol PDM No Simbol Keterangan 1 Tabel Tabel yang menyimpan data dalam Nama_tabel basis data 2 Relasi Relasi antar tabel ini terdiri dari persamaan antara kunci primer Id_tbl1 = id_fk_tbl2 (primary key) tabel yang diacu dengan kunci yang menjadi referensi acuan di tabel lain. Perancangan PDM pada sistem informasi pengelolaan perpustakaan sebagai berikut: Gambar 24. Perancangan PDM Sistem Informasi Pengelolaan Perpustakaan 60
J. Latihan Soal dan Tugas Mandiri Pertemuan 4 1. Sebutkan syarat-syarat suatu sistem bisa disebut sebagai DBMS ! 2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan masing-masing DBMS sebagai berikut: a. Oracle b. Microsoft SQL Serve c. IBM DB2 d. Microsoft Access e. MySQL f. PostgreSQL g. Firebird h. SQLite 3. Jelaskan tentang organisasi ANSI dan ISO! Apa saja peran yang mereka lakukan ? 4. Sebutkan kegunaan dari SQL yang Anda ketahui 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan entitas, relasi dan atribut dari ERD, dan berikan penjelasan perbedaannya masing-masing ! 6. Buatlah desain basis data untuk sistem informasi obat (apotek) III. Penutup Perancangan basis data merupakan salah satu bagian dengan dalam pengembangan rekayasa perangkat lunak. Database management system (DBMS) atau dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai sistem manajemen basis data adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menampilkan data. Structured Query Language (SQL) merupakan sebuah bahasa yang digunakan dalam mengelola data pada RDBMS. SQL ini awal mulanya dikembangkan berdasarkan teori aljabar relasional dan kalkulus. SQL mulai dikembangkan pada tahun 1970an, dimana SQL digunakan sebagai sebuah bahasa standar yang resmi pada tahun 1986 oleh suatu badan yang bernama American National Standards Institute (ANSI) dan pada tahun 1987 oleh badan International Organization for standarization (ISO) disebut sebagai SQL-86. Siklus hidup basis data merupakan sebuah siklus yang menelusuri suatu riwayat basis data dalam sistem informasi. Siklus hidup basis data ini menggabungkan langkah-langkah yang diperlukan dalam pengembangan basis data yang akan dimulai dari analisis kebutuhan dan diakhiri dengan pemantauan dan modifikasi. Siklus hidup basis data tidak pernah berakhir dikarenakan adanya pemantauan, modifikasi, dan pemeliharaan basis data yang merupakan bagian dari siklus, dan aktivitas ini terus akan berlanjut selama basis data tersebut hidup dan digunakan. Pemodelan awal basis data yang paling banyak diguanakan adalah menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD dikembangkan berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika. ERD digunakan untuk pemodelan basis data relasional. Sehingga jika penyimpnanan basis data menggunakan OODBMS maka perancangan basis data tidak perlu menggunakan ERD. ERD memiliki beberapa aliran notasi chen yang dikembangkan oleh Peter Chen. 61
Daftar Pustaka Buku : 1. Bell, Douglas. 2005. Software Engineering for Students, 4th. London: AddisonWesley. 2. Booch, Grady. James Rumbaugh. and Ivar Jacobson. 1999. Unified Modeling Language User Guide. Canada: AddisonWesley. 3. Fowler, Martin. 2004. UML Distilled: A Brief Guide to the Standard Object Modeling Language, 3rd. USA: AddisonWesley. 4. Indrajani. 2018. Database System All in One Theory, Practice, and case study. Elek Media Komputindo: Jakarta 5. Lethbridge, Timothy C., Robert L. 2005. ObjectOriented Software Engineering, 2nd. London: McGrawHill 6. Pressman, Roger S. and Bruce R. Maxim. 2015. Software Engineering: A Practitioner’s Approach, 8th. New York: McGrawHill. 7. Rosa, M.Shalahuddin. 2019. “Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur dan Berorientasi Obyek”. Informatika: Bandung. 8. Shelly, Gary B. and Rosenblatt, Harry J. 2012. Systems Analysis and Design. 9th. USA: Boston. 9. Simarmata, Janner. 2009. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi : Yogyakarta. 10. Sommerville. 2011. Software Engineering, 9th. USA: AddisonWesley 11. Suprapto, Falahah. 2018. “Rekayasa Perangkat Lunak”. Lentera Ilmu Cendikia: Jakarta. 12. Utami, Feri Hari. 2015. “Rekayasa Perangkat Lunak”. Deepublish: Yogyakarta Pendukung: 1. Availableat: http://staffnew.uny.ac.id/upload/132315977/pengabdian/ rekayasaperangkatlunakplpg2012.pdf 2. http://informatikaunindra.org/file/RPL/Diktat/Diktat%20RPL.pdf 3. https://repository.nusamandiri.ac.id/index.php/unduh/item/228647/RPL.pdf 4. https://medium.com/dotintern/jenisflowchartdansimbolsimbolnya ef6553c53d73 5. https://www.ansoriweb.com/2020/04/pengertiancomponentdiagram.html 62
Search
Read the Text Version
- 1 - 20
Pages: