E-MODUL DAUR ULANG SAMPAH MENJADI PRODUK BERDAYA JUAL TOPIK PERUBAHAN LINGKUNGAN – PENGOLAHAN LIMBAH Oleh Fauzia, Nanda Fawzia, Novela Tri Lestari dan Syahida Widyaningsih PPG PRAJABATAN GELOMBANG 2 PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2023
E-MODUL Berbasis Problem Based Learning Untuk SMA/MA Kelas X Semester II Penulis : Fauzia S.Pd. Nanda Fawzia Khaerunnisa S.Pd. Novela Tri Lestari S.Pd. Syahida Widyaningsih S.Pd. Editor: Nofirman Furry, S.Pd. (Mahasiswa PPG Prajabatan Biologi Gel. 2 Universitas Pendidikan Indonesia) FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2023 E-Modul Berbasis Problem Based Learning
PENDAHULUAN Pengelolaan sampah sudah menjadi salah satu permasalahan yang harus disikapi oleh seluruh masyarakat. Aktivitas manusia setiap harinya tidak terlepas dari kegiatan yang menghasilkan limbah, baik itu limbah oraganik maupun limbah non organik. Kegiatan utama dari pengelolaan sampah yang umumnya diketahui oleh masyarakat yaitu kegiatan memindahkan sampah dari sumber atau tibulan ke tempat pembuangan sampah yang telah ditetapkan, sehingga akan berujung pada penimbunan dan penumpukan sampah. Berdasarkan data SIPSN Kementerian Lingkungan Hidup, kota-kota besar di Indonesia setiap harinya menghasilkan ratusan bahkan ribuan ton sampah. Produksi sampah per hari yang cukup tinggi di Pulau Jawa antara lain Jakarta (8,527.07 ton/hari), Bandung (1,594.18 ton/hari), Malang (764.79 ton/hari) dan Semarang (529.92 ton/hari). Penanaman kesadaran akan pengelolaan sampah seharusnya dapat ditanamkan sejak dini dengan mengonstruksi gaya hidup berkelanjutan salah satunya dengan penerapan kebiasaan untuk mendaur ulang limbah, terutama limbah yang berada di sekitar kita. Limbah dapat didaur ulang menjadi barang yang dapat digunakan kembali baik dari sampah organik maupun sampah non-organik. Dalam pendidikan, penanaman gaya hidup berkelanjutan dapat dilakukan melalui proses pembelajaran di kelas yang bertujuan agar peserta didik dapat menyadari bahwa sampah merupakan salah satu masalah terbesar yang sedang dialami sehingga perlu adanya tindakan dan pembiasaan sebagai seorang peserta didik. Dalam mata pelajaran biologi, pembelajaran mengenai pengelolaan limbah dapat selaras dengan beberapa materi pembelajaran. Sehingga hal tersebut hal yang sangat mungkin untuk dilakukan dalam pembelajarannya. Langkah awal dalam merancang pembelajaran yang berkaitan dengan konstruksi gaya hidup berkelanjutan adalah dengan Menyusun e-modul Perubahan Lingkungan. Dimana kami akan merancang kativitas-aktivitas pembelajaran yang akan memberikan siswa pengalaman belajar yang berkaitan dengan penerapan gaya hidup berkelanjutan khususnya dalam Upaya penanganan limbah. Diharapkan e-Modul ini dapat membantu peserta didik dan guru untuk berinovasi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Mari memulai untuk melaksanakan pembelajaran ESD sesuai dengan kompetensi masing- masing!
DAFTAR ISI Daftar isi………………………………………………………………………….......…….......................................1 Capaian Pembelajaran……………………………………………………………….......................................2 Tujuan Pembelajaran…………………………………………………………………......................................3 Materi Ajar…………………………………………………..………………………............................................. 4 Aktivitas 1……………………………………………………….……………………............................................. 9 Aktivitas 2………………………………………………………….…………………...........................................12 Aktivitas 3…………………………………………………………….………………............................................14 Aktivitas 4……………………………………………………………….……………............................................15 Lembar Penilaian Diri Sendiri ..……………………………………………………….............................18 Lembar Penilaian Sikap Teman Sebaya ..……………………………………………........................19 Lembar Penilaian Formatif……………...……………………………………………...............................20 Rubrik Keterampilan Berkolaborasi..…………………………...……………………..........................21 Daftar Pustaka………………………… ..…………………………………………....................................…...23 1
CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE E Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan untuk responsif terhadap isu-isu global dan berperan aktif dalam memberikan penyelesaian masalah. Kemampuan tersebut antara lain mengamati, mempertanyakan dan memprediksi, merencanakan dan melakukan penelitian, memproses dan menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan merefleksi, serta mengkomunikasikan dalam bentuk projek sederhana atau simulasi visual menggunakan aplikasi teknologi yang tersedia terkait dengan energi alternatif, pemanasan global, pencemaran lingkungan, nano teknologi, bioteknologi, kimia dalam kehidupan sehari-hari, pemanfaatan limbah dan bahan alam, pandemi akibat infeksi virus. Semua upaya tersebut diarahkan pada pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs). Melalui keterampilan proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila. Elemen Capaian Pembelajaran Pemahaman Biologi Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan menciptakan solusi atas Keterampilan Proses permasalahan-permasalahan berdasarkan Sains isu lokal, nasional atau global terkait pemahaman keanekaragaman makhluk hidup dan peranannya, virus dan peranannya, inovasi teknologi biologi, komponen ekosistem dan interaksi antar komponen serta perubahan lingkungan Mengamati Mempertanyakan dan Memprediksi Merencanakan dan Melakukan Penelitian Memproses dan Menganalisi Data dan Informasi Mengevaluasi dan Merefleksi 2
TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik dapat mengidentifikasi berbagai jenis pencemaran yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan di sekitarnya melalui bahan bacaan yang diberikan Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis limbah penyebab berbagai pencemaran lingkungan melalui bahan bacaan yang diberikan Peserta didik dapat menganalisis dampak negative dari pencemaran lingkungan yang sedang terjadi berdasarkan studi literatur dan studi kasus yang diberikan Peserta didik dapat memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan berdasarkan studi literatur dan studi kasus yang diberikan Peserta didik dapat merancang produk dari limbah organik dengan baik dan benar untuk mendukung pembangunan berkelanjutan melalui kegiatan diskusi 3
MATERI AJAR Sampah telah menjadi permasalahan di Indonesia. Pertumbuhan penduduk dan aktivitas perekonomian diduga menjadi pendorong peningkatan laju timbulan sampah. Peningkatan timbulan sampah yang tidak ditangani dengan tepat dan cepat akan menimbulkan berbagai permasalahan. Permasalahan timbulan sampah ini telah menjadi permasalahan klasik di Kota Bandung yang sampai saat ini belum tertangani seluruhnya. Timbulan sampah masih tampak di beberapa titik di Kota Bandung. Dari sudut pandang sosial, penumpukan sampah ini berasal dari gaya hidup masyarakat dan pengelolaan sampah yang kurang baik. Gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif, turut menyumbang jumlah sampah yang akan dihasilkan. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang. Akar permasalahannya adalah budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) belum terbentuk. Berdasarkan dokumen Bandung Dalam Angka 2021, sampah sisa makanan menempati urutan pertama dalam produksi sampah terbesar kota Bandung dengan volume harian mencapai 772,69 meter kubik yang disusul dengan sampah plastik, kertas, limbah medis dan kain. (https://bandungbergerak.id/article/detail/1511/data-5-jenis-sampah-harian- terbanyak-di-kota-bandung-2020-sisa-makanan-dan-plastik-di-urutan- teratas) 4
MATERI AJAR 1. Jenis-jenis Sampah Berdasarkan asal atau sumbernya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut : 1)Sampah organik, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain. 2)Sampah non norganik atau anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampahanorganik dibedakan menjadi sampah logam dan produk- produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng. Jika sampah ini tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan beberapa dampak negatif. Oleh sebab itu, pengelolaan sampah yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk mencapai berbagai target terutama pembangunan berkelanjutan. Pengelolaan sampah yang berkelanjutan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan (SDGs 12). 2. Pengolahan Sampah Organik Sampah organik merupakan jenis sampah yang cukup mudah diolah. Sampah organik dapat diolah menjadi berbagai produk yang fungsional dan memiliki nilai ekonomis. Berikut beberapa contoh produk pengolahan sampah organik. 5
MATERI AJAR a. Pupuk Kompos Kompos merupakan hasil pelapukan bahan- bahan organik meliputi dedaunan, alangalang, jerami, dan sebagainya (Hamzah, Yunandra, & Pebriandi, 2020). Pupuk kompos dibuat oleh manusia melalui proses pembusukan sisa-sisa makhluk hidup yang berasal dari tanaman maupun hewan dengan bantuan mikroba (Imas & Munir, 2017). Pupuk kompos mengandung unsur hara meliputi unsur hara mikro dan unsur hara makro. Unsur hara makro meliputi nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) (Kakabouki et al., 2020). Unsur nitrogen (N) berfungsi mempercepat pertumbuhan vegetative tanaman. Unsur fosfor (P) berfungsi menyimpan energi, mempercepat proses pertumbuhan bunga dan buah serta mempercepat pematangan (Yadav et al., 2017). Unsur kalium (K) berperan dalam proses fotosintesis, mengefisienkan penggunaan air, membentuk cabang yang lebih kuat, mempercepat perakaran sehingga tanaman lebih kokoh dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Selain mengandung unsur hara makro, pupuk kompos juga mengandung unsur hara mikro yang dapat membantu proses pertumbuhan tanaman. Unsur-unsur mikro meliputi besu (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), klor (Cl), boron (B), mangan (Mn), dan molibdenum (Mo) (Imas & Munir, 2017). b. Biogas Biogas adalah sebuah gas yang diproduksi dari suatu kegiatan anaerobik ataupun fermentasi suatu bahan organik misalnya feses manusia serta hewan, limbah dalam negeri atau rumah tangga, sampah yang bersifat biodegradable ataupun limbah organik yang biodegradable dalam keadaan anaerobik. Biogas mengandung metana dan karbondioksida. Biogas diproduksi oleh suatu bakteri yang asalnya dari bahan organik pada keadaan hampa udara. Proses ini bekerja selama tahap pengolahan ataupun fermentasi, dimana sebagian besar gasnya merupakan metana dan karbondioksida. Kandungan lain yang terdapat dalam biogas walaupun dalam jumlah sedikit yaitu antara lain karbon monoksida, oksigen, hidrogen disulfida, hidrogen, dan propan. Dari banyaknya komponen penyusun biogas tersebut, yang dapat digunakan sebagai suatu bahan bakar yaitu metana. 6
MATERI AJAR c. Pupuk Organik Cair (POC) Berdasarkan bentuknya,pupuk organik dibedakan menjadi dua, yaitu cair dan padat (Hadisuwito, 2012). Pupuk cair adalah larutan yang mengandung satu atau lebih pembawa unsur yang dibutuhkan tanaman yang mudah larut. Kelebihan pupuk cair adalah pada kemampuannya untuk memberikan unsur hara sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan, bunga, dan bakal buah (Huda, 2013; Febrianna dkk.,2018). Pemberian pupuk cair juga dapat dilakukan dengan lebih merata dan kepekatannya dapat diatur dengan mudah sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pupuk organik cair dapat berasal baik dari sisa-sisa tanaman maupun kotoran hewan, sedangkan pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau keseluruhannya terisi atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman atau kotoran hewan yang berbentuk padat (Febrianna dkk., 2018). Pupuk cair akan dapat mengatasi defisiensi unsur hara dengan lebih cepat, bila dibandingkan dengan pupuk padat. Hal ini didukung oleh bentuknya yang cair sehingga mudah diserap tanah dan tanaman (Roidah, 2013) d. Eco Enzyme Ekoenzim adalah larutan hasil fermentasi senyawa organik kompleks yang berasal dari sampah organik seperti sayuran dan buah-buahan dengan campuran gula dan air (Hemalatha dan Visantini, 2020). Cairan ekoenzim yang dihasilkan dari proses fermentasi berwarna cokelat gelap memiliki bau asam dan manis khas fermentasi (Verma et al., 2019). Ekoenzim memiliki banyak manfaat dan aplikasinya yang dapat digunakan pada rumah tangga, pertanian, dan peternakan karena dapat menjadi bahan pembersih maupun pupuk organik bahkan pestisida dan desinfektan yang efektif (Dhiman, 2017; Rasit et al., 2019; Vama dan Cherekar, 2020). 7
MATERI AJAR Dalam rangka mengurangi penggunan pupuk anorganik, pembuatan ekoenzim sebagai pupuk organik cair perlu dilakukan. Produk ekoenzim dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung sejumlah enzim seperti tripsin, amilase, asam organik seperti asam asetat (H3COOH), dan sejumlah mineral hara tanaman seperti N, P, dan K, serta mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman (Susilowati et al., 2021). Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Tong dan Liu (2020), diketahui bahwa ekoenzim dapat meningkatkan total nitrogen dan bahan organik dalam tanah karena adanya enzim aktif, bahan organik dan flora mikro di dalamnya. Arifin et al (2009) juga menyatakan bahwa bahan organik dalam ekoenzim dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme dan organisme tanah lain untuk memacu proses dekomposisi sehingga ekoenzim dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dan biopestisida tanaman. Alat dan bahan untuk membuat eco enzyme yaitu sebagai berikut. 1) Sampah organik seperti sisa sayur dan buah apa pun yang masih dalam kondisi baik dan bukan hasil pemasakan. Bisa menggunakan kulit jeruk, jeruk nipis, mentimun, apel, sereh, ataupun sayur lainnya. Lalu potong kecil-kecil semua sisa sayur dan buah. 2) Gula, yang digunakan adalah jenis gula aren, gula kelapa, gula lontar, molase cair, atau molase kering. Tidak dianjurkan menggunakan gula pasir karena bukan termasuk gula murni. 3) Air, bisa menggunakan air galon, air sumur, air PAM, air hujan, maupun air sisa buangan AC. 4) Wadah plastik kedap udara. Sangat disarankan menggunakan wadah plastik ketimbang kaca. Sebab wadah kaca dapat berisiko pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi. Langkah-langkah membuat eco enzyme sebagai berikut. 1) Pastikan wadah yang digunakan telah bersih 2) Setelah bahan-bahan di atas tersedia, masukkan semua limbah sayuran atau buah, gula, dan air ke dalam wadah. Gunakan perbandingan 10:3:1, yakni 10 untuk air, 3 untuk limbah buah atau sayur, dan 1 untuk gula. 3) Aduk semua bahan, lalu tutup rapat dan dan biarkan selama 3 bulan. 4) Letakkan pada tempat dengan sirkulasi udara yang baik dan tidak terkena sinar matahari langsung. 5) Buka tutup wadah pada minggu pertama untuk mengeluarkan gas di dalamnya dan mencegah wadah meledak. 6) Kemudian, aduk setiap hari ke-7, hari ke-30, dan hari ke-90. 7) Setelah 3 bulan, eco enzyme bisa dipanen dan dapat digunakan. 8) Beberapa indikator eco enzyme dapat digunakan yaitu setelah tiga bulan akan berwarna cokelat, beraroma asam segar khas fermentasi dan tidak berbau busuk. Warna eco enzyme bervariasi dari cokelat muda hingga cokelat tua, bergantung pada jenis sisa buah/ sayuran dan jenis gula yang digunakan. 8
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 1. Sampah sisa makanan termasuk ke dalam jenis sampah organik. Apakah yang dimaksud dengan sampah organik? a. Sampah yang dapat terurai secara alami dalam kurun waktu yang cepat b. Sampah yang tidak dapat terurai dengan sendirinya c. Sampah yang tidak laku dijual d. Sampah yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi 2. Apa yang dapat dilakukan di tingkat rumah tangga untuk mengatasi masalah tumpukan sampah makanan organik? a. Memisahkan sampah organik dan mengomposnya sendiri b. Meningkatkan pembelian makanan yang berlebihan c. Menggunakan komposter atau alat pengurai untuk mengolah sisa makanan d. Membuang sisa makanan organik bersama dengan sampah non-organik 9
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 1. Sampah sisa makanan termasuk ke dalam jenis sampah organik. Apakah yang dimaksud dengan sampah organik? a. Sampah yang dapat terurai secara alami dalam kurun waktu yang cepat b. Sampah yang tidak dapat terurai dengan sendirinya c. Sampah yang tidak laku dijual d. Sampah yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi SELAMAT! JAWABAN KAMU BENAR!!!
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 1. Sampah sisa makanan termasuk ke dalam jenis sampah organik. Apakah yang dimaksud dengan sampah organik? a. Sampah yang dapat terurai secara alami dalam kurun waktu yang cepat b. Sampah yang tidak dapat terurai dengan sendirinya c. Sampah yang tidak laku dijual d. Sampah yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi YAHH! JAWABAN KAMU KURANG BENAR!!! CERMATI KEMBALI VIDEO DI ATAS YAA!!
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 1. Sampah sisa makanan termasuk ke dalam jenis sampah organik. Apakah yang dimaksud dengan sampah organik? a. Sampah yang dapat terurai secara alami dalam kurun waktu yang cepat b. Sampah yang tidak dapat terurai dengan sendirinya c. Sampah yang tidak laku dijual d. Sampah yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi YAHH! JAWABAN KAMU KURANG BENAR!!! CERMATI KEMBALI VIDEO DI ATAS YAA!!
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 1. Sampah sisa makanan termasuk ke dalam jenis sampah organik. Apakah yang dimaksud dengan sampah organik? a. Sampah yang dapat terurai secara alami dalam kurun waktu yang cepat b. Sampah yang tidak dapat terurai dengan sendirinya c. Sampah yang tidak laku dijual d. Sampah yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi YAHH! JAWABAN KAMU KURANG BENAR!!! CERMATI KEMBALI VIDEO DI ATAS YAA!!
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 2. Apa yang dapat dilakukan di tingkat rumah tangga untuk mengatasi masalah tumpukan sampah makanan organik? a. Memisahkan sampah organik dan mengomposnya sendiri b. Meningkatkan pembelian makanan yang berlebihan c. Menggunakan komposter atau alat pengurai untuk mengolah sisa makanan d. Membuang sisa makanan organik bersama dengan sampah non-organik 10
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! SELAMAT! JAWABAN KAMU BENAR!!! 2. Apa yang dapat dilakukan di tingkat rumah tangga untuk mengatasi masalah tumpukan sampah makanan organik? a. Memisahkan sampah organik dan mengomposnya sendiri b. Meningkatkan pembelian makanan yang berlebihan c. Menggunakan komposter atau alat pengurai untuk mengolah sisa makanan d. Membuang sisa makanan organik bersama dengan sampah non-organik
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! YAHH! JAWABAN KAMU KURANG BENAR!!! CERMATI KEMBALI VIDEO DI ATAS YAA!! 2. Apa yang dapat dilakukan di tingkat rumah tangga untuk mengatasi masalah tumpukan sampah makanan organik? a. Memisahkan sampah organik dan mengomposnya sendiri b. Meningkatkan pembelian makanan yang berlebihan c. Menggunakan komposter atau alat pengurai untuk mengolah sisa makanan d. Membuang sisa makanan organik bersama dengan sampah non-organik
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! YAHH! JAWABAN KAMU KURANG BENAR!!! CERMATI KEMBALI VIDEO DI ATAS YAA!! 2. Apa yang dapat dilakukan di tingkat rumah tangga untuk mengatasi masalah tumpukan sampah makanan organik? a. Memisahkan sampah organik dan mengomposnya sendiri b. Meningkatkan pembelian makanan yang berlebihan c. Menggunakan komposter atau alat pengurai untuk mengolah sisa makanan d. Membuang sisa makanan organik bersama dengan sampah non-organik
Aktivitas 1: Memahami Masalah Simaklah video berikut ini untuk memberikan pandangan baru terhadap hal yang menurut kita sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan di masa depan! Terlampir link video: https://www.youtube.com/watch?v=X2oMo3Q8Tek Video bahaya sampah makanan di atas sangat berkaitan erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals: SDG’s 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab/ Resposible Comsumption and Production. Pembuangan makanan sisa hingga berakhir menjadi sampah organik berkaitan dengan konteks SDG’s 12 dalam konteks tindakan untuk mengurangi pemborosan makanan dan lebih menggalangkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan. AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! YAHH! JAWABAN KAMU KURANG BENAR!!! CERMATI KEMBALI VIDEO DI ATAS YAA!! 2. Apa yang dapat dilakukan di tingkat rumah tangga untuk mengatasi masalah tumpukan sampah makanan organik? a. Memisahkan sampah organik dan mengomposnya sendiri b. Meningkatkan pembelian makanan yang berlebihan c. Menggunakan komposter atau alat pengurai untuk mengolah sisa makanan d. Membuang sisa makanan organik bersama dengan sampah non-organik
Aktivitas 1: Memahami Masalah AYO BERLATIH! Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 3. Apa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah makanan? a. Membuang sisa makanan bersama dengan sampah non-organik b. Menggunakan daftar belanja untuk membeli makanan dalam jumlah yang tepat c. Membeli makanan dalam kemasan besar untuk menghemat uang d. Menyimpan makanan dalam wadah plastik sekali pakai Ketentuan: - Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar berdasarkan video yang telah Anda amati - Diskusikanlah jawaban tersebut bersama guru dan teman yang lain - Jika Anda bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar, maka Anda bisa melanjutkan pembelajaran ke aktivitas 2 - Jika Anda belum menjawab semua pertanyaan dengan benar, silakan mencermati kembali video yang telah diberikan sebelumnya 11
Aktivitas 1: Memahami Masalah Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 3. Apa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah makanan? a. Membuang sisa makanan bersama dengan sampah non-organik b. Menggunakan daftar belanja untuk membeli makanan dalam jumlah yang tepat c. Membeli makanan dalam kemasan besar untuk menghemat uang d. Menyimpan makanan dalam wadah plastik sekali pakai Ketentuan: - Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar berdasarkan video yang telah Anda amati - Diskusikanlah jawaban tersebut bersama guru dan teman yang lain - Jika Anda bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar, maka Anda bisa melanjutkan pembelajaran ke aktivitas 2 - Jika Anda belum menjawab semua pertanyaan dengan benar, silakan mencermati kembali video yang telah diberikan sebelumnya YAHH! JAWABAN KAMU KURANG BENAR!!! CERMATI KEMBALI VIDEO DI ATAS YAA!!
Aktivitas 1: Memahami Masalah Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 3. Apa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah makanan? a. Membuang sisa makanan bersama dengan sampah non-organik b. Menggunakan daftar belanja untuk membeli makanan dalam jumlah yang tepat c. Membeli makanan dalam kemasan besar untuk menghemat uang d. Menyimpan makanan dalam wadah plastik sekali pakai Ketentuan: - Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar berdasarkan video yang telah Anda amati - Diskusikanlah jawaban tersebut bersama guru dan teman yang lain - Jika Anda bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar, maka Anda bisa melanjutkan pembelajaran ke aktivitas 2 - Jika Anda belum menjawab semua pertanyaan dengan benar, silakan mencermati kembali video yang telah diberikan sebelumnya SELAMAT! JAWABAN KAMU BENAR!!!
Aktivitas 1: Memahami Masalah Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 3. Apa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah makanan? a. Membuang sisa makanan bersama dengan sampah non-organik b. Menggunakan daftar belanja untuk membeli makanan dalam jumlah yang tepat c. Membeli makanan dalam kemasan besar untuk menghemat uang d. Menyimpan makanan dalam wadah plastik sekali pakai Ketentuan: - Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar berdasarkan video yang telah Anda amati - Diskusikanlah jawaban tersebut bersama guru dan teman yang lain - Jika Anda bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar, maka Anda bisa melanjutkan pembelajaran ke aktivitas 2 - Jika Anda belum menjawab semua pertanyaan dengan benar, silakan mencermati kembali video yang telah diberikan sebelumnya YAHH! JAWABAN KAMU KURANG BENAR!!! CERMATI KEMBALI VIDEO DI ATAS YAA!!
Aktivitas 1: Memahami Masalah Setelah menyimak video di atas, jawablah pertanyaan berikut! 3. Apa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah makanan? a. Membuang sisa makanan bersama dengan sampah non-organik b. Menggunakan daftar belanja untuk membeli makanan dalam jumlah yang tepat c. Membeli makanan dalam kemasan besar untuk menghemat uang d. Menyimpan makanan dalam wadah plastik sekali pakai Ketentuan: - Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar berdasarkan video yang telah Anda amati - Diskusikanlah jawaban tersebut bersama guru dan teman yang lain - Jika Anda bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar, maka Anda bisa melanjutkan pembelajaran ke aktivitas 2 - Jika Anda belum menjawab semua pertanyaan dengan benar, silakan mencermati kembali video yang telah diberikan sebelumnya YAHH! JAWABAN KAMU KURANG BENAR!!! CERMATI KEMBALI VIDEO DI ATAS YAA!!
Aktivitas 2: Memahami Masalah 1 Agar lebih memahami dampak yang ditimbulkan dari adanya sampah anorganik, simaklah video dan bacalah wacana di bawah ini Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=tnv7DmCDvz4 Permasalahan sampah tidak hanya datang dari plastik saja. Sampah organik, seperti, sisa makanan, sayur dan buah, kayu, ranting, kertas, karton, kulit juga masuk dalam 10 besar komposisi sampah di Indonesia. Hal yang menjadi masalah adalah pemilahan sampah dari sumber yang minim, dan membuat semua sampah bercampur sehingga menyulitkan proses pengelolaan. Dampaknya, semua sampah tertimbun begitu saja di Tempat Penampungan Sementara (TPS), bahkan sampai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Tidak hanya menimbulkan bau dan tak elok dipandang, tumpukan sampah organik dan anorganik yang bercampur ini dapat mengancam kehidupan manusia. Sampah organik menghasilkan cairan leachate yang berbahaya. Cairan ini bisa mengurangi kualitas tanah dan air di sekitar sampah. Selain itu, tumpukan sampah organik juga menghasilkan gas metana, apabila disimpan dalam kondisi tertutup, kekurangan sinar matahari dan oksigen, dapat meledak. Contoh kasus yang disebabkan oleh sampah organik salah satunya adalah: Kasus Ledakan TPA Leuwigajah di Bandung Tahun 2005. Ledakan di TPA Leuwigajah di Cimahi, Bandung ini menjadi bencana dampak sampah organik paling mengerikan sepanjang sejarah Indonesia. Tepatnya tanggal 21 Februari 2005, warga sekitar TPA Leuwigajah dikejutkan dengan ledakan saat hujan. Akibat ledakan yang terjadi pada dini hari itu, tumpukan sampah di TPA longsor dan menimbun puluhan rumah yang berjarak kurang lebih 1 kilometer dari, tepatnya Kampung Cilimus dan Kampung Gunung Aki. Karena kejadian itu, 157 warga tertimbun longsoran sampah. Longsoran ribuan ron kubik sampah itu juga merusak 8,5 hektar lahan milik warga. Peristiwan nahas itu menjadi catat buruk dalam sejarah pengelolaan sampah di Indonesia. Untuk memeringati tragedi TPA Leuwigajah ini, pemerintah menetapkan 21 Februari menjadi Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) sebagai pengingat agar masyarakat lebih peduli akan sampah. Melansir dari laman Tirto, Ahli Geofisika Eksplorasi LIPI, Edi Eko, kemungkinan besar tragedi Leuwigajah ini disebabkan oleh material sampah organik dan anorganik yang bercampur dan tidak bisa berbaur. 12
MARI BERTINDAK! Limbah berbahaya yang berada di sekitar kalian bukan hanya limbah anorganik berupa sampah plastik yang sulit terurai, tetapi limbah organik jika tidak diolah akan memberikan dampak yang berbahaya bagi lingkungan contohnya ledakan yang dihasilkan oleh gas dari sampah organik Bagaimana cara agar limbah organik teratasi?? LIMBAH SAYURAN KOMPOS KOMPOS LIMBAH KOTORAN HEWAN LIMBAH BUAH-BUAHAN SUMBER MAKANAN MAGGOT Susunlah kata-kata diatas sehingga menghasilkan kalimat bermakna! …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 13
Aktivitas 3: Memahami Masalah 2 Maraknya food wastage (sampah makanan) diduga dampak buruk terjadinya emisi gas rumah kaca akibat perubahan iklim yang mengkhawatirkan. Peristiwa ini membuat peneliti tergerak dalam membangun kepedulian serta langkah yang harus di antisipasi dalam pergerakan menjaga alam demi mencegah perubahan iklim. Apakah kita bisa mengawali pergerakan tersebut? Dapatkah kita sebagai masyarakat membangun rasa kepedulian pada lingkungan sekitar? Lebih lengkapnya, peneliti bahas tuntas keseluruhan yang ada ke dalam film dokumenter ini. Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=tXv_dSN1sPQ Limbah pangan yang menumpuk dan membusuk di tempat pembuangan sampah menghasilkan gas metana – salah satu gas rumah kaca yang lebih berbahaya dari karbon dioksida. Limbah makanan menyumbang 8-10 persen emisi karbon yang memicu pamanasan global pada periode 2010-2016. Jika perilaku membuang-buang makanan bisa dihentikan, diperkirakan 6-8 persen emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia dapat dikurangi. Praktik tidak membuang-buang makanan juga bisa berdampak positif pada upaya meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan masyarakat. Dengan ikut mengelola bahan pangan yang dimiliki dan mengurangi timbunan sampah makanan, Anda juga bisa berkontribusi pada upaya global untuk mengurangi dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Peserta didik bisa melakukan sejumlah hal sederhana untuk membantu mengurangi dampak lingkungan akibat sampah pangan di rumah. Berikut sejumlah tips yang bisadimanfaatkan sekaligus ajarkan kepada anak-anak untuk mengurangi sampah makanan: Menyusun menu makanan, hanya membeli pangan yang dibutuhkan, simpan makanan dengan baik, periksa label makanan, makan dengan porsi kecil, dan mengolah sisa makanan menjadi kompos. Latihan Soal : 1.Kandungan apa yang terdapat pada limbah organik sehingga dikatakan dapat merusak iklim? 2.Bagaimana cara untuk mengurangi limbah organik? 14
Aktivitas 4: Mengajukan Ide/ Solusi Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya apakah anda sudah dapat membedakan sampah organik dan memahami manfaat serta pengelolaan sampah organik? Tujuan akhir dari pembelajaran pada modul ini adalah agar dapat memahami pengelolaan dan penanggunalangan limbah organik sisa olahan pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya untuk mencapai tujuan SDC’S 12. Untuk lebih memahami terkait pengelolaan limbah organik dapat memerhatikan tayangan video berikut ini: Video 1. Membuat ekoenzim dari bahan sisa olahan buah Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=UCCOoIW-E4M Video 2. Membuat ekoenzim dari limbah dapur Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=i4EAjqxnKn8 15
AYO BERLATIH! 1.Berdasarkan pengalaman yang telah anda amati di video tuliskanlah alat dan bahan yang akan digunaka dalam pembuatan eco enzyme agar tidak berbau busuk! Buah Alat Kulit buah, sisa olahan Ember sayur, dan buah busuk Botol bekas Air beras Pisau Air cucian sayur Penyaring Air gula Air garam 2. Desainlah rancangan pembuatan olahan limbah organik menjadi eco enzyme dengan pemilihan bahan yang baik dan dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar anada ataupun dapat dijadikan sebagai wirausaha pupuk organik! 16
Catatan: Design pada tabel merupakan kunci jawaban. Peserta didik akan di berikan tabel kosong untuk mendesign pembuatan eco enzy menurut pemahaman mereka. Ketentuan: Jika peserta didik mendisegin pembuatan dengan benar dan sesuai dengan kunci jawaban maka akan mendapatkan nilai 50 setiap soalnya. Jika kurang tepat makan akan dikuranfi 20 poin. TEKA-TEKI SILANG! Untuk merefleksi pemikiranmu, kerjakan teka-teki silang berikut berdasarkan materi yang telah kalian dapatkan! 17
LEMBAR PENILAIAN DIRI SENDIRI (ASESSMEN AS LEARNING) 18
LEMBAR PENILAIAN SIKAP TEMAN SEBAYA (ASESSMEN AS LEARNING) 19
PENILAIAN FORMATIF (ASESSMEN FOR LEARNING) Nama Observer :……………………………………………………………………..........................................................……… Kelas Observasi :…………………………………………………………………….........................................................……... Mata Pelajaran :………………………………………………………………………...........................................................…… Materi :………………………………………………………………………........................................................…… 20
RUBRIK KETERAMPILAN BERKOLABORASI 21
RUBRIK KETERAMPILAN BERKOLABORASI 22
DAFTAR PUSTAKA Arifin LW, Syambarkah A, Purbasari HS, Ria R, dan Ayu V, 2009. Introduction of Eco Enzyme to Support Organic Farming in Indonesia. Asian Food and Agro-Industry, Special, S356–S359 Dhiman S, 2017. Eco-Enzyme-A Perfect House-Hold Organic Cleanser. International Journal of Engineering Technology, Management and Applied Sciences, 5(11): 20–23 Febrianna, M., Prijono, S., Kusumarini, N.2018. Pemanfaatan Pupuk Organik Cair untuk Meningkatkan Serapan Nitrogen serta Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Tanah Berpasir. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 5 (2): 1009- 1018 Hadisuwito, S.(2012).Membuat Pupuk Kompos Cair.Jakarta: PT. Agromedia Pustaka Hamzah, A., Yunandra, & Pebriandi. (2020). Utilization of Community Waste in Making Compost in Kuok Village. JCSPA : Journal Of Community Services Public Affairs, 1(1), 7– 10 Hemalatha M dan Visantini P, 2020. Potential Use of Eco-Enzyme For The Treatment of Metal Based Effluent. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 716(1) Huda, M.K. 2013.Pembuatan Pupuk Organik Cair Dai Urin Sapi Dengan Aditif Tetes(Molasse) Metode Fermentasi. Skripsi. Universitas Negeri Semarang Imas, S., & Munir, A.2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos terhadap Produktivitas Tanaman Cabai Merah ( Capsicum annuum L .). Jurnal AMPIBI, 2(1), 57–64. Kakabouki, I., Efthimiadou, A., Folina, A., Zisi, C., & Karydogianni, S. (2020). Communications in Soil Science and Plant Analysis Effect of Different Tomato Pomace Compost as Organic Fertilizer in Sweet Maize Crop. Communications in Soil Science and Plant Analysis, 00(00), 1–15. https://doi.org/10.1080/00103624.2020.1853148 Rohim, M. 2020. Teknologi Tepat Guna Pengolahan Limbah. Pasuruan: CV. Penerbit Qiara Media Roidah, I.S. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Kesuburan Tanah.Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo, 1 (1): 30-42 Susilowati LE, Mansur M, dan Zaenal A, 2021. Pembelajaran Tentang Pemanfaatan Sampah Organik Rumah Tangga Sebagai Bahan Baku Eko-Enzim. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(4): 356–362 Tong Y dan Liu B, 2020. Test research of different material made garbage enzyme’s effect to soil total nitrogen and organic matter. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 510(4) 23
DAFTAR PUSTAKA Verma D, Singh AN, dan AKPS, 2019. Use of Garbage Enzyme. International Journal of Scientific Resarch and Review, 07(07): 210–205 Wahyudi, A., & Hendraningsih, L. 2020. Biogas Fermentasi Limbah Peternakan. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Yadav, H., Fatima, R., Sharma, A., & Mathur, S. 2017. Enhancement of Applicability of Rock Phosphate in Alkaline Soils By Organic Compost. Applied Soil Ecology, 113, 80–85. https://doi.org/10.1016/j.apsoil.2017.02.004 24
Search
Read the Text Version
- 1 - 39
Pages: