BAHAN AJAR AUDIO DIGITAL MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi yang Diampu oleh Zulfa Husnawati, M.Pd. Disusun oleh : Kelompok 1/ PGMI 5A 1. Hendy Rifki Saputra (126205201050) 2. Nurul Azizah Qotrun Nada (126205203239) 3. Alma Nur Mustofa (126205201010) 4. Erly Marliza (126205201008) 5. Septy Choirun Nissa (126205202088) 6. Sintia Dwi Ayu (126205203188) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Swt. atas selesainya makalah berjudul ”Bahan Ajar Audio Digital” ini tepat waktu. Selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman. Beberapa pihak telah membantu dan mendukung dalam menyusun makalah ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Rasa terima kasih disampaikan pada pihak-pihak berikut ini. 1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku rektor UIN SATU Tulungagung. 2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah & Ilmu Keguruan UIN SATU Tulungagung. 3. Dr. Adi Wijayanto, S.Or., S.Kom., M.Pd., AIFO. Selaku Koorprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN SATU Tulungagung. 4. Ibu Zulfa Husnawati, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah pembelajaran TIK 5. Teman-teman kelompok 1 PGMI 5A, yang sudah mencurahkan pikirannya untuk menyelesaikan makalah ini iii
Makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang bahan ajar audio digital. Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar dan menambah wawasan tentang bahan ajara audio digital bagi pembacanya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari sejawat atau para pembaca mengenai isi makalah ini. Tulungagung, September 2022 Penulis iv
DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................. Kata Pengantar ...........................................................................................ii Daftar Isi ...................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................................1 B. Rumusan Masalah ............................................................................2 C. Tujuan Penulisan ..............................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................4 A. Audio ................................................................................................4 1. Pengertian Bahan Ajar Audio.....................................................4 2. Format Audio Digital dan Analog..............................................5 3. Unsur- unsur dalam Bahan Ajar Audio ......................................9 4. Seleksi Media (Pertimbangan dalam Memilih Media Audio)..12 B. Podcast............................................................................................14 1. Definisi Podcast........................................................................14 2. Jenis-Jenis Podcast ...................................................................20 3. Podcast Audio sebagai Pembelajaran.......................................21 4. Kelebihan/ Kekurangan Podcast...............................................22 5. Hasil-Hasil Penelitian tentang Podcast.....................................24 BAB III PENUTUP .................................................................................27 A. Simpulan ......................................................................................27 B. Saran ............................................................................................28 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................30 v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Secara keseluruhan pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Komponen- komponen tersebut meliputi guru, siswa, materi ajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Media pembelajaran saat ini sangat beragam dari cetak, audio, visual, audio-visual, jaringan. Media pembelajaran saat ini yang banayak digunakan salah satunya adalah media pembelajaran audio digital dan analog. Bentuk media pemebalajaran audio yang saat ini populer adalah podcast. Istilah dan praktik podcast mulai dikenal antara tahun 2004- 2005. Secara sederhana, podcast diartikan materi audio atau video yang tersedia di internet yang dapat secara otomatis dipindahkan kekomputer atau media pemutar portable baik secara gratis maupun berlangganan. Podcast merupakan episode program yang tersedia di internet dan biasanya merupakan rekaman asli audio. Podcast biasanya menawarkan tiap episode dalam format file yang sama sehingga pendengar selalu bias menikmati program tersebut dengan cara yang sama. Hal ini berbeda dengan radio 1
yang kebanyakan kontennya merupakan siaran langsung. Bagi pendengar, podcast adalah sebuah cara untuk menikmati konten menarik dari seluruh dunia secara gratis. Sedangkan bagi podcaster (orang yang membuat konten di podcast) podcast adalah cara yang sangat efektif untuk menjangkau banyak pendengar. B. Rumusan Masalah A. Audio 1. Bagaimana pengertian bahan ajar audio ? 2. Bagaimana format audio digital dan analog ? 3. Bagaimana unsur- unsur dalam bahan ajar audio ? 4. Bagaimana seleksi media (pertimbangan dalam memilih media audio) ? B. Podcast 1. Bagaimana definisi podcast ? 2. Bagaimana jenis-jenis podcast ? 3. Bagaimana podcast audio sebagai pembelajaran ? 4. Bagaimana kelebihan/ kekurangan podcast ? 5. Bagaimana hasil-hasil penelitian tentang podcast? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah 1. Untuk menjelaskan pengertian bahan ajar audio. 2. Untuk menjelaskan format audio digital dan analog. 3. Untuk menjelaskan unsur- unsur dalam bahan ajar audio. 4. Untuk menjelaskan seleksi media (pertimbangan 2
dalam memilih media audio). 5. Untuk menjelaskan definisi podcast. 6. Untuk menjelaskan jenis-jenis podcast. 7. Untuk menjelaskan podcast audio sebagai pembelajaran. 8. Untuk menjelaskan kelebihan/ kekurangan podcast. 9. Untuk menjelaskan hasil-hasil penelitian tentang podcast. 3
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Bahan Ajar Audio Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (Tim Penyusun, 2007: 76), audio merupakan alat peraga yang bersifat dapat didengar. Bahan ajar audio merupakan salah satu jenis bahan ajar noncetak yang di dalamnya mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal audio secara langsung, yang dapat dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik kepada peserta didiknya guna membantu mereka dalam menguasai kompetensi tertentu suaranya dapat diperdengarkan secara wajar oleh telinga manusia. Media audio adalah salah satu bentuk perantara atau pengantar noncetak yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan cara dimainkan atau diperdengarkan secara langsung sehingga peserta didik mampu menguasai kompetensi tertentu dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Bahan pembelajaran audio dapat diartikan bahan Belajar atau materi pelajaran yang direkam pada pita magnetik/kaset audio atau Compact disk (CD) yang dapat didengarkan kembali dengan menggunakan alat penampil tape recorder atau CD player. Program kaset audio/CD ini dapat dipakai untuk belajar secara perorangan/individual, kelompok, maupun klasikal. Di samping itu 4
program kaset audio ini dapat menjadi bahan belajar yang berdaya guna karena dapat didengarkan di kelas, ruang perpustakaan, laboratorium, di rumah, di halaman, bahkan di perjalanan.1 2. Format Audio Digital dan Analog Audio digital adalah audio yang menyajikan suara sebagai serangkaian yang menggambarkan suara berbasis gelombang yang sama di dalam audio analog. Perbedaan mengenai salah satu audio analog dan audio digital ada pada dalam bentuk gelombang suara, diwakili oleh sampel amplitudo yang kecil, yang ditumpuk satu per satu untuk menghasilkan representasi sinyal audio. Audio digital dapat disimpan pada hard disk, compact disc (CD), server atau di mana saja kapan pun kompatibel dengan file digital. Format audio digital diantarannya a) AAC (Advance Audio Codec) Merupakan format audio yang dikembangkan oleh Motion Picture Expert Group (Fraunhofer Institute, Dolby, Sony, Nokia, dan AT&T) untuk menggantikan MP3. Ini perluasan dari MPEG-2 standard dan mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan MP3, kompresi yang lebih efisien dengan kualitas suara audio yang lebih baik. 1 Sungkono, dkk, Pengembangan Bahan Ajar (Yogyakarta : FIP UNY: 2002) hal 64 5
b) AIFF (Audio Interchange File Format) Merupakan format file yang tidak dikompres, yang dikembangkan oleh Apple pada Machintosh dan platform Unix. c) MP3 (MPEG-1/2 Audio Layer 3) Merupakan format audio yang paling populer. Menggunakan algoritma audio lossy compression untuk mengurangi ukuran file, sambil memproduksi kembalifile aslinya. MP3 dikembangkan di German Fraunhofer Institute dan berbasis format MPEG (lihat format video) dan dapat berjalan di semua platform. d) RA (Real Audio) Merupakan codec audio yang dikembangkan oleh Real Networks pada tahun 1995. Codec ini awalnya dikembangkan untuk transmisi bandwith rendah. Dapat digunakan untuk streaming informasi audio dan dapat berjalan saat file audio tersebut masih didownload. RealAudio banyak digunakan oleh statiun radio untuk streaming program- program mereka melalui internet secara real-time. e) WAV (Waveform Audio Format) 6
Merupakan standar audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM, WAV dan juga merupakan salah satu format audio yang dipergunakan di dalam ponsel dalam format ini biasanya berukuran besar karena tidak dikompresi. f) WMA (Window Media Audio) Merupakan salah satu format audio yang dikembangkan oleh Microsoft. Kualitas musik yang ditawarkan format WMA lebih baik daripada MP3. Perangkat lunak dan perangkat keras terbaru umumnya mendukung format ini. Namun dukungan ponsel belum seluas format MP3. g) MIDI (Musical Instrument Digital Audio) Merupakan file suara yang hanya terdiri dari bunyi alat musik. Format audio yang satu ini lebih cocok untuk suara yang dihasilkan oleh synthesizer atar perangkat elektronik yang lainnya, tetapi tidak cocok untuk hasil konversi dari suara analog karena tidak terlalu akurat. File dengan format ini berukuran kecil dan sering digunakan dalam ponsel sebagai ringtone. Audio analog yaitu salah satu dari jenis audio yang sudah memiliki tegangan listrik yang aktif atau secara potensial yang akan menyebabkan beberapa variasi tekanan dan perpindahan 7
media gelombang. Gelombang ini sangat sering menciptakan kompresi maksimum dalam beberapa siklus yang diukur dalam Hertz atau siklus dalam hitungan per detik. Sedangkan alat yang dikonversi, disebut transduser, dalam audio analog disebut mikrofon (suara audio), burung sekunder dan headphone. Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang continue, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Misalnya ketika seseorang berkomunikasi dengan menggunakan telepon, maka suara yang dikirimkan melalui jaringan telepon tersebut dilewatkan melalui gelombang. Dan kemudian, ketika gelombang ini diterima, maka gelombang tersebutlah yang diterjemahkan kembali kedalam bentuk suara, sehingga si penerima dapat mendengarkan apa yang disampaikan oleh pembicara lainnya dari komunikasi tersebut. Analog merupakan bentuk komunikasi elektromagnetik yang merupakan proses pengiriman sinyal pada gelombang elektromagnetik dan bersifat variable yang berurutan. Jadi sistem analog merupakan suatu bentuk komunikasi elektromaknetik yang menggantungkan proses pengiriman sinyalnya pada gelombang elektromagnetik. Audio analog dihasilkan dengan variasi di tekanan udara suara asli. Sinyal yang dihasilkan alam itu adalah berbentuk analog.Karakteristik Audio Analog: 1) Sistem analog biasanya berperforma lebih baik, suaranya masih originil. sama dengan suara asli. 2) Rekaman analog berkualitas baik. 8
3) Ketidaksempurnaan peralatan analog dapat menimbulkan distorsi (gangguan suara) seperti bergetar, tape mendesis (seperti dalam kasus kaset). Audio analog hanya dapat bekerja pada peralatan audio analog yang juga dapat direkam menggunakan pita atau vinil untuk menyimpan dan bermain nanti. Ketika vinil atau pita diputar, tegangan AC [sinyal audio] mengalir dari sirkuit ke transduser sehingga telinga manusia dapat didengar. Ada beberapa contoh audio analog, termasuk: a) Audio yang muncul ketika Anda berbicara dengan orang lain b) Audio yang muncul karena suara alat musik yang dilakukan jika itu akustik, sintesis elektronik c) Audio muncul karena beberapa efek dari suara, yang merupakan suara dari musik atau percakapan. Misalnya, suara mobil, suara sepeda motor, dan lain sebagainya.2 3. Unsur- Unsur dalam Bahan Ajar Audio Salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran adalah media audio pembelajaran. Media audio ini terdiri atas tiga unsur pokok yaitu unsur kata, musik dan efek suara. 1. Kata 2 R. Septian, Skripsi : Pengaruh Multimedia Pembelajaran Berbasis Audio Visual Terhadap Proses Belajar Mengajar, (Bandung: UNPAS: 2015) 9
Kata adalah suara manusia yang keluar secara teratur diproduksi dengan penuh penghayatan dengan memperhatikan segi intonasi, volume dan penekanan. Ada beberapa jenis siaran kata seperti uraian, wawancara, diskusi, dialog, quiz, drama/sandiwara, dan story. 2. Musik Musik merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti dan memiliki nilai artistic tinggi. Dalam siaran radio/program audio musik mempunyai peranan yang cukup penting. Dengan musik siaran yang disuguhkan menjadi lebih menarik, lebih hidup, dan lebih jelas. Oleh karena itu memilih musik bukanlah pekerjaan yang mudah, hal ini menuntut suatu kecakapan dan keterampilan khusus. Musik dalam produksi program audio memiliki kegunaan sebagai berikut: a) Tanda pengenal suatu acara, b) Memberi warna pada suatu acara, c) Menciptakan suasana, seperti: sedih, gembira, romantis, dan horror, d) Mempengaruhi secara psikologis, e) Membentuk karakter suatu acara, f) Membantu menciptakan flash back, g) Memberikan penekanan pada suatu acara. 10
Penggunaan musik yang baik dalam sebuah produksi adalah yang mampu menciptakan suasana yang tepat sesuai dengan tujuan program.3 Musik dalam program audio dapat dibedakan menjadi beberapa jenis seperti musik tema/tune, musik pembukaan (intro), musik transisi, musik jembatan, musik latar belakang, musik smash, dan musik penutup (music extro). 3. Efek suara Unsur Efek suara (sound effect). Efek suara dapat didefinisikan suatu bunyi selain kata dan musik. Secara garis besar efek suara dalam program audio memiliki beberapa fungsi efek suara yaitu: a) Untuk menetapkan lokasi atau setting, seperti suara- suara ayam, itik, kambing, akan menggambarkan lokasi pembicaraan di tempat perkampungan petani, b) Menunjukkan waktu dalam setting. Misalnya suara burung hantu, jengkerik menunjukkan waktu malam hari. c) Memberikan tekanan pada bagian program dalam suatu adegan, seperti tegang, dan tenang,, d) Memberikan cita rasa atau kesenangan pada seseorang. Misalnya suara angin sepoi-sepoi dengan ombak di pantai akan menggambarkan dua remaja yang saling merayu karena asmara, 3 Handoyo Sunyoto, W. Daniel, Seluk Beluk Programa Radio, (Yogyakarta: Kanisius: 1978) 11
e) Memberi arti pada pemunculan atau berakhirnya suatu adegan atau kejadian. Efek suara pada dasarnya dapat dibedakan menjadi efek langsung (spot effect), actuality recorded effect, dan library record effect. Spot Effect (efek langsung), yaitu efek suara yang dibuat secara langsung di studio, maksudnya suara efek ini dibuat secara langsung pada saat rekaman berlangsung, Actuality recorded effect. Efek suara ini merupakan efek suara yang diperoleh /direkam langsung di kancah/lokasi kejadian, dan dimanfaatkan sebagai efek suara pada saat rekaman. Misalnya rekaman suara kebisingan kendaraan, suara keramaian pasar, bunyi/suara hewan seperti ayam berkokok, anjing menggonggong, dsb. Library recorded effect, Efek suara ini merupakan efek suara buatan, yaitu efek suara yang secara khusus dibuat di studio dalam suatu piringan hitam atau pita magnetik yang suaranya menyerupai suara aslinya untuk keperluan tertentu.4 4. Seleksi Media (Pertimbangan dalam Memilih Media Audio) Media audio lebih efektif digunakan dalam proses pembelajaran pada anak. Hal tersebut dikarenakan, media audio dapat menyampaikan isi materi dengan jelas. Efek suara yang dihasilkan media audio dapat menarik perhatian anak untuk 4 Sungkono, KUALITAS PRODUK MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN MAHASISWA TEKNOLOGI PENDIDIKAN, (Yogyakarta: FIP INY: 2010) hal. 2-3 12
mendengarkan dan dapat meningkatkan motivasi belajar anak, serta materi mudah dipahami oleh anak.5 Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila peneliti akan menggunakan media audio untuk anak usia dini yaitu:6 a. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik yang sudah memiliki kemampuan dalam berpikir abstrak. Sedangkan kita mengetahui bahwa anak usia dini masih berpikir konkrit. Oleh karena itu, penggunaan media audio bagi anak usiadini perlu dilakukan berbagai modifikasi disesuaikan dengan kemampuan anak. b. Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi di banding media lainnya. Jika akan menggunakan media audio untuk anak usia dini dibutuhkan teknik-teknik tertentu yang sesuai dengan kemampuan anak. c. Karena sifatnya yang auditif, jika ingin memperoleh hasil belajar yang dicapai anak lebih optimal, diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual. Kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan perbendaharaan kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat. Berdasarkan uraian di atas, Media audio berfungsi untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama 5 Yanti Puspita Sari, EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA BAKTI I SLEMAN, (Yogyakarta: FIP INY: 2016) , hal. 25-26 6 Ibid, hal. 27-28 13
berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan pendengaran yang dapat dicapai dengan baik dan dapat melatih daya penafsiran anak dalam pembelajaran. Sebelum menggunakan media audio yang diperlukan adalah memahami terlebih dahulu pertimbangan- pertimbangan dalam menggunakan media audio untuk anak. Sehingga penggunaan media audio dapat digunakan secara optimal dalam proses pembelajaran. 1. Definisi Podcast Tidak dapat dipungkiri bahwa di era disrupsi ini, perkembangan teknologi dan informasi telah membawa implikasi terhadap industri penyiaran, termasuk penyiaran di Indonesia.7 Media penyiaran memiliki peran yang strategis dalam kehidupan masyarakat, dapat dilihat dari karakter penyiaran yakni menyebarluaskan informasi kepada masyarakat secara serentak dan bersamaan.8 Salah satu jurnalis The Guardian, Ben Hammersley pada tahun 2004, mengusulkan istilah “podcast” yang merupakan kepanjangan dari “play-on-demand” dan “broadcast”. Kemudian, diadopsi oleh perusahaan Apple, pada produk iPod dan Apple Podcasts. Kemudian, Apple merilis fitur podcast pada tahun 2005. Siaran audio tersebut sudah bermunculan pada berbagai jaringan radio yang ada, seperti BBC, NPR, CBC Radio One, dan lain sebagainya. Untuk sekarang, tidak hanya perusahaan besar yang 7 Ahmad, Ahmad, and Novendri M. Nggilu. \"Denyut Nadi Amandemen Kelima UUD 1945 melalui Pelibatan Mahkamah Konstitusi sebagai Prinsip the Guardian of the Constitution.\" Jurnal Konstitusi 16.4 (2020), hal: 785-808. 8 Puluhulawa, Fenty Usman, Jufryanto Puluhulawa, and Moh Gufran Katili. \"Legal Weak Protection of Personal Data in the 4.0 Industrial Revolution Era.\" Jambura Law Review 2.2 (2020), hal: 182-200. 14
dapat menayangkan sendiri podcastnya, namun anda juga dapat melakukannya sendiri.Pada mulanya, peran penyiaran sebagai ‘nation and character-building’, dengan kata lain sebagai sumber informasi publik, pengungkap identitas budaya nasional,9 dan sebagai sarana untuk saling menghubungkan dengan masyarakat yang berbeda-beda maupun yang terpencil.10 Penyiaran menjadi metode yang sangat efektif dalam berekspresi, serta memiliki kemampuan untuk mempertahankan keanekaragaman budaya dalam masyarakat Indonesia.11 Pengaturan mengenai penyelenggaraan penyiaran di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (selanjutnya disebut dengan UU Penyiaran) dan beberapa peraturan pelaksanaannya yang diatur oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Keberadaaan UU Penyiaran menjadi sebuah cita-cita dari upaya demokratisasi penyiaran Indonesia. Dari masa ke masa, penyelenggaraan penyiaran semakin berkembang seiring perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.12 Media penyiaran pada umumnya dilakukan melalui media komunikasi massa elektronik yakni radio dan televisi yang menyebarluaskan siarannya menggunakan frekuensi gelombang 9 Bakung, Dolot Alhasni. Tertium Comparatum Tentang Hak Ulayat Masyarakat Adat Dalam Pelaksanaan Akad Nikah, Jurnal Legalitas 12.1 (2019), hal: 48-56. 10 Indra Maulana, Pengaturan Pada Sektor Penyiaran Menuju Era Konvergensi Teknologi Informasi dan Komunikas, i( Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional: 2010), hal: 2. 11 Ibid hal: 2 12 Tiranda, Irianto, Fenty Puluhulawa, and Johan Jasin. Konsep Ideal Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi Pungutan Liar Berdasarkan Asas Peradilan, Jambura Law Review 1.2 (2019), hal: 120-143 15
radio. Gelombang ini diartikan sebagai jumlah getaran elektromagnetik untuk satu periode yang penggunaannya didasarkan pada ruang jumlah getaran dan lebar pita digunakan oleh satu pihak saja, apabila digunakan secara bersamaan akan berhimpitan dan saling mengganggu (interference).13 Munculnya teknologi yang berbasis internet (internet-based) telah melahirkan peluang untuk menyediakan penyiaran melalui berbagai jenis media baru, seperti media online,14 media sosial hingga radio digital yang esensinya sama walau dengan kemampuan platform yang berbeda.15 Penyiaran berbasis internet lahir dari adanya konvergensi teknologi komunikasi dimana media beralih dari bentuk analog menjadi bentuk digital. Istilah konvergensi dapat dipahami sebagai suatu proses dari kondisi yang menghubungkan dengan erat faktor perubahan teknologi.16 Wujud nyata yang dapat dilihat hari ini adalah keberadaan platform Youtube sebagai saluran setiap orang dapat mendistribusikan siaran berbasis internet dalam bentuk suara dan gambar yang dapat dilihat oleh banyak orang, disisi lain juga terdapat istilah podcast, penyiaran dalam bentuk audio yang berbasis internet dan ditemukan di berbagai platform. 13 Masduki, Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal, (Yogyakarta: Penerbit LKIS: 2007), hal: 14-15. 14 Harun, Rafni Suryaningsih, Weny Almoravid Dungga, and Abdul Hamid Tome. Implementasi Asas Itikad Baik Dalam Perjanjian Transaksi Jual Beli Online, JURNAL LEGALITAS 12.2 (2019), hal: 90-99. 15 Harliantara, Website pada Industri Penyiaran Radio di Indonesia: Live Streaming dan Podcasting, Jurnal Studi Komunikasi, 3 (1), (2019), hal: 86. 16 Newton, Harry, Newton’s Telecom Dictionary 18th Edition, (New York: CMP Books:2002), hal: 185. 16
Bentuk distribusi penyiaran berbasis audio yang pada awalnya hanya dapat diakses melalui radio, kini telah mulai digeser dengan kehadiran media audio-streaming, seperti podcast sebagai media alternatif yang dikembangkan di ranah internet. Tahun 2004 merupakan titik awal kemunculan istilah podcast. Istilah tersebut merupakan akronim dari Pod dan Broadcasting yang merujuk pada perangkat Apple iPod sebagai platform distribusi podcast pertama, sedangkan Broadcasting yang berarti siaran atau penyiaran.17 Secara sederhana, podcast diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk mendistribusikan, menerima, dan mendengarkan konten secara on-demand (sesuai permintaan) yang diproduksi oleh professional maupun radio amatir.18 Podcast dapat dilakukan oleh siapa saja, baik orang perseorangan maupun badan hukum tanpa adanya batasan umur dan ketentuan tetap yang berlaku secara umum. Seseorang dapat melakukan kegiatan penyiaran melalui podcast dengan hanya mendaftarkan (sign-up) dirinya ke platform yang menyediakan layanan podcast didalamnya. Dengan mendaftarkan diri untuk menyalurkan podcast ke tiap platform, seseorang hanya cukup untuk mengikuti syarat dan ketentuan (terms and condition) sebelum ingin mengunduh konten audio tersebut. Berbeda halnya dengan kegiatan penyiaran melalui radio yang harus diselenggarakan oleh lembaga penyiaran yang sebelum 17 Elfi Fadillah, Podcast sebagai Alternatif Distribusi Konten Audio. Kajian Jurnalisme, I (1), (2017) hal: 96. 18 T. Bonini, (2015). The ‘Second Age’ of Podcasting: Reframing Podcasting as A New Digital Mass Medium. Quaderns del CAC 41, XVIII (I),(2015), hal: 25 17
menyelenggarakan kegiatannya lembaga penyiaran wajib mengantongi izin penyelenggaraan penyiaran. Izin atau lisensi menjadi prosedur untuk menjalankan operasional penyiaran yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagaimana diamanatkan di UU Penyiaran. Dengan adanya digitalisasi penyiaran seperti podcast yang menyebarluaskan siarannya melalui konvergensi media lewat internet, belum termaktub dalam UU Penyiaran terkait dengan izin penyelenggaraan penyiarannya karena selama ini UU Penyiaran hanya mengatur cakupan penyelenggaraan penyiaran melalui televisi dan radio saja. Ketidakjelasan pengaturan mengenai perizinan penyiaran melalui podcast menyebabkan kecenderungan terjadinya ketidaksesuaian dengan asas, tujuan, fungsi dan arah penyiaran yang diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (selanjutnya disebut dengan P3SPS) yang dibuat oleh KPI. Kemunculan podcast yang tidak dapat diartikan sama seperti radio menyebabkan pengaturan di atas tidak berlaku bagi penyiaran melalui podcast. Padahal, kegiatan menyebarluaskan konten audio melalui podcast secara tidak langsung akan memengaruhi para pendengarnya dari berbagai kalangan dan berbagai kategori usia pula, tanpa adanya pengaturan yang jelas, para penyiar podcast terlihat sangat bebas untuk berbicara di kontennya tersebut. Pengaturan penyensoran konten dan pengkategorian usia pendengar pun menjadi sangat dibutuhkan dalam kegiatan penyiaran melalui podcast. 18
Berangkat dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa perkembangan teknologi telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran serta tentunya implikasi pengaturannya dalam penyiaran. UU Penyiaran dan P3SPS telah mengatur secara jelas kegiatan penyiaran tetapi apabila dilihat dari kesinambungan dan subjek yang melakukan kegiatan penyiaran melalui podcast tidak seluruhnya dapat dimasukkan pengaturannya dalam ranah penyiaran dan apabila ditelaah dalam UU Penyiaran juga mewajibkan kegiatan penyiaran dilakukan oleh sebuah lembaga penyiaran. Dalam hal lain, kita harus melihat bahwa podcast itu sendiri merupakan produk digital yang berbasis internet (internet- based) yakni layanan konten Over The Top (OTT) yang seharusnya juga diatur dalam Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.13 Lebih lanjut, kualifikasi podcast sebagai suatu penyiaran ataupun layanan konten OTT akan berdampak pada regulasi yang akan mengatur kegiatan tersebut. Menelaah kerangka hukum penyiaran dan hukum teknologi, informasi dan komunikasi di Indonesia, maka besar potensi adanya pelanggaran oleh penyiar- penyiar dalam kegiatan podcast karena tidak adanya kualifikasi hukum yang tepat, berakar dari subjek hukum yang tidak sesuai, izin penyelenggaraan penyiaran, pengkategorian usia pendengar, penyensoran konten hingga lembaga pengawas yang tepat untuk mengawasi kegiatan tersebut. 19
2. Jenis-Jenis Podcast Setelah mengetahui apa itu podcast, selanjutnya kita akan mengenal jenis – jenisnya. Sehingga, dapat menambah pengetahuan dan informasi anda mengenai dunia penyiaran. 1) Interview podcast Jenis yang pertama, merupakan podcast dimana host akan melakukan sesi wawancara kepada tamu atau narasumber yang berbeda setiap episodenya. Salah satu contoh dari interview podcast terdapat dalam channel Youtube Deddy Corbuzier. 2) Solo podcast Jenis yang kedua merupakan podcast yang dilakukan oleh host sendiri atau monolog. Tujuan dari solo podcast sendiri adalah untuk menyampaikan sebuah opini, berbagi informasi, atau melakukan sesi tanya jawab. Dimana, dilakukan oleh host dan pendengar. 3) Multi host podcast Jenis yang ketiga, merupakan podcast yang memiliki host lebih lebih dari satu orang. Tujuan dari multi host podcast sendiri adalah untuk menawarkan diskusi dan mempunyai pendapat serta perspektif yang berbeda, untuk mengembangkan diskusi yang lebih menarik. Sehingga, pendengar akan lebih tertarik untuk mendengarkan debat, dan dapat membawa nilai hiburan tersendiri. Semakin dalam pembahasan yang disampaikan, maka dapat meningkatkan jumlah trafik dari pengunjung podcast anda. 20
3. Podcast Audio sebagai Pembelajaran Proses pembelajaran dengan audio berbasis podcast memuat kognitif dimana siswa mampu mendapatkan pengetahuan secara mendiri dengan menggontrol interaksi pembelajaran untuk memhami konsep, aturan, prinsip dan telaah. Segi afektif dimana siswa dapat membentuk sikap dalam menggontrol dan mengarahkan proses belajarnya mandiri. Sedangkan ranah psikomotor melatih kecakapan siswa, tidak hanya dalam proses belajarnya namun interaksi dengan software audio, perangkat komputer/smarphone yang digunakan dan akhirnya siswa dapat memperoleh pengalaman yang lebih. Diharapkan melalui media audio berbasis podcast dapat mempengaruhi proses belajar.19 Dalam pengembangan media audio berbasis podcast. Salah satu program yang digunakan dalam pengembangan adalah program Anchor yang digunakan untuk merekam/ mengedit audio, sekaligus mengupload ke internet agar siswa lebih memahami dan mengakses materi ataupun konsep. Media audio podcast yang telah dikembangkan menunjukan efektifitas dalam pembelajaran sejarah terutama pada materi kolonialisme dan imperialisme barat di Indonesia. Diharapkan melalui media audio podcast dapat membantu siswa lebih mudah mengakap pesan dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar pembelajaran keefektifan media tersebut dalam 19 Faiza Indriastuti, Dkk., “Podcast Sebagai Sumber Belajar Berbasis Audio”, Jurnal Teknodik, Volume 18 No 2, Desember 2014, hal: 309-310 21
pembelajaran dapat dilihat dari respon siswa dalam penggunaan media audio podcast siswa tampak antusias dan bersemangat. Audio podcast sebagai media pembelajaran dapat memusatkan perhatian siswa, sehingga bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari siswa senang dan tidak akan merasa bosan walaupun dilakukan berulang- ulang. Bukan hanya di sekolah siswa juga dapat menggunakan media tersebut di luar sekolah, siswa dapat menggunkan selama terdapat akses internet dan hardware berupa smarphone, laptop/komputer.20 4. Kelebihan/ Kekurangan Podcast Adapun beberapa kelebihan podcast, diantaranya adalah: a. Podcast dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi peserta didik, peran podcast sebagai media pembelajaran dan alat bantu dalam pembelajaran menjadi penting karena dapat menjadi rujukan sumber belajar. b. Efesien, yaitu mencakup kapratisan penyimpanan dan membawanya. Karena ukuran file yang kecil, podcast dapat diunduh melalui komputer maupun mobile phone yang terkoneksi dengan jaringan internet dan disimpan di komputer atau hadphone/smarphone. Sehingga sewaktu-waktu akan mendengarkan, langsung dapat diputar. Hal ini memungkinkan pembelajaran dilakukan dimana saja dan kapan saja. 20 Mohammad Sulthoni, Dkk., “Pengembangan Media Pembelajaran Audio Berbasis Podcast Sebagai Media Pelengkap Pembelajaran Learning Management System (LMS) Pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Indonesia Davao, Jurnal Pendidkan Sejarah dan Sosilogi, Volume 3 No 2, hal: 15-21 22
c. Kemudahan mendengarkan. Kita dapat memilih, apakah hanya akan mendengarkan saja atau mengunduhnya untuk kemudian disimpan dan didengarkan sewaktu-waktu tanpa harus melalui jaringan internet. d. Kemudshan mendisribusikan melalui portal tertentu sehingga menghemat waktu dan biaya untuk pendistribusian secara konvensional. e. Ramah bandwiht (lebar jalur) ramah bandwiht adalah karena ukuran file yang akan diunggah dan diunduh dikompres dalam format digital dengan ukuran kecil, maka hanya diperlukan bandwith untuk transfer data yang kecil.21 Kekurangan dari media media audio berbasis podcast adalah: 1. Hanya mengandalkan suara. 2. Siswa akan sedikit bosan jika hanya mendengarkan suara dan tidak menambahkan musik. 3. Media audio berbasis podcast tidak boleh digunakan untuk bahan pembelajaran yang terlalu panjang.22 21 Ibid.., Hal 309 22 Ratna Dwi Susilowati, Dkk., “Penerapan Podcast pada Aplikasi Spotify Sebagai Media Pembelajaran Matematika di Tengah Pandemi Covid-19, Jurnal Riset Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran Matematika, Volume 4 No 1, 28 Sempetember 2020, hal: 75 23
5. Hasil-Hasil Penelitian tentang Podcast Penelitian Faiza Indriastuti dan Wawan Tri Saksono yang dimuat dalam Jurnal Teknodik Vol. 18 No. 3, Desember 2014, berjudul Podcast Sebagai Sumber Belajar Berbasis Audio memberikan informasi menarik tentang pemanfaatan podcast untuk pembelajaran. Pertama, podcast melampaui batas ruang dan waktu. Podcast diciptakan untuk dapat diunduh dan disimpan dalam perangkat komputer maupun mobile. Pemanfaatannya dapat didengarkan kapan saja dan di mana saja. Hal ini memungkinkan penggunaannya bersamaan dengan melakukan aktivitas lain, misalnya melakukan pekerjaan rumah, saat berkendara dsb. Kedua, podcast mengatasi keterbatasan pengalaman. Artinya jika sebuah objek yang diinginkan tidak dapat ditemukan atau dialami secara langsung, maka obyek sumber belajar (dalam bentuk podcast) dapat dihadirkan. Ketiga, podcast merupakan media pembelajaran yang efektif dan efisien.23 Penelitian Dewi Mayangsari dan Dinda Rizki Tiara yang dimuat dalam jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi Vol. 3 No.02, Desember 2019, Hal. 126-135, berjudul Podcast Sebagai Media Pembelajaran Di Era Milenial menyatakan bahwa Efektivitas media pembelajaran podcast yang didapatkan dari angket minat belajar dan hasil pre-post nilai mata kuliah diantaranya bahwa minat masuk kategori cukup yaitu dari 45,04 menjadi 44,80, sedangkan nilai mata kuliah mengalami 23 Faiza Indriastuti dan Wawan Tri Saksono, Podcast Sebagai Sumber Belajar Berbasis Audio, Jurnal Teknodik Vol. 18 No. 3, Desember 2014, hal: 304-314 24
peningkatan dari 59,4 dengan kategori sedang menjadi 68,60 termasuk kategori baik. Media podcast dianggap efektif untuk meningkatkan hasil belajar, namun belum signifikan untuk meningkatkan minat belajar. Pada hasil belajar terbukti dapat meningkat dari kategori sedang ke baik, hanya saja untuk minat belajar berada dalam kategori yang sama yaitu sedang dan cenderung mengalami penurunan poin. Minat mahasiswa yang cenderung menurun dikarenakan kekuatan atau dorongan dalam belajar kurang bertahan atau menetap hingga akhir pembelajaran, merasa kurang puas karena dalam media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi kecanggihan media yang dimiliki dan jaringan kurang mendukung, pengetahuan yang didapatkan dari materi podcast kurang disalurkan secara praktis setelah mereka memperoleh pengetahuan, serta minat yang sudah ada kurang disertai dengan keinginan kuat untuk belajar dari dalam diri.24 Penelitian Peny Meliaty Hutabarat dalam Jurnal Sosial Humaniora Terapan Vol. 2 No. 2, Januari – Juni 2020 berjudul Pengembangan Podcast Sebagai Media Suplemen Pembelajaran Berbasis Digital Pada Perguruan Tinggi memberikan informasi manfaat penggunaan podcast yaitu pertama, podcast tak hanya berperan sebagai medium informasi dan hiburan tetapi juga medium edukasi yang dapat digunakan kapanpun dimanapun. Kedua, Fleksibilitas dan aksesibilitas podcast menjadi salah satu kekuatan dibanding medium lainnya. Ketiga, memperkaya 24 Dewi Mayangsari dan Dinda Rizki Tiara, Podcast Sebagai Media Pembelajaran Di Era Milenial ,Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi Vol. 3 No.02, Desember 2019, hal: 126-135 25
pengalaman belajar siswa. Keempat, Kehadiran podcast bukan menggantikan materi di kelas ataupun buku teks, namun sebagai media suplemen pembelajaran.25 Penelitian Ramsiah Tasruddin dan A.Fauziah Astrid yang dimuat dalam Al-Munzir Vol. 14. No. 2 November 2021 yang berjudul Efektivitas Industri Media Penyiaran Modern “Podcast” di Era New Media menyatakan bahwa Podcast sebagai alternatif media penyiaran juga menyentuh ranah pendidikan. Beberapa akademisi telah memanfaatkan podcast sebagai alternatif media pembelajaran. Media ini menjadi media alternatif dan media pelengkap dari beberapa aplikasi yang dimanfaatkan oleh para akademis. Hal ini mampu menambah minat para mahasiswa. Podcast ini berkembang sebagai media penyiaran modern dengan memanfaatkan internet. Konten podcast umumnya disajikan melalui kanal YouTube.26 Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh banyak tokoh, semuannya yang kita ambil untuk makalah ini mendukung dengan adanya podcast sebagai media pembelajaran menjadi media utama maupun sebagai pendukung, tentunya juga memerlukan media lainnya untuk menganekaragamkan pembelajaran supaya tidak monoton. 25 Peny Meliaty Hutabarat, Pengembangan Podcast Sebagai Media Suplemen Pembelajaran Berbasis Digital Pada Perguruan Tinggi, Jurnal Sosial Humaniora Terapan Vol. 2 No. 2, Januari – Juni 2020 , hal 107-116 26 Ramsiah Tasruddin dan A.Fauziah Astrid, Efektivitas Industri Media Penyiaran Modern “Podcast” di Era New Media, Al-Munzir Vol. 14. No. 2 November 2021, hal: 211-230 26
BAB III PENUTUP A. Simpulan Bahan ajar audio adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang berbentuk audio/suara. Format audio digital AAC (Advance Audio Codec), AIFF (Audio Interchange File Format), MP3 (MPEG-1/2 Audio Layer 3), RA (Real Audio), WAV (Waveform Audio Format), WMA (Window Media Audio), MIDI (Musical Instrument Digital Audio). Jadi sistem analog merupakan suatu bentuk komunikasi elektromaknetik yang menggantungkan proses pengiriman sinyalnya pada gelombang elektromagnetik. Audio analog dihasilkan dengan variasi di tekanan udara suara asli. Sinyal yang dihasilkan alam itu adalah berbentuk analog. Unsur yang ada dalam bahan ajar audio adalah kata, musik, efek suara. Yang perlu diperhatikan pada media pembelajaran audio adalah media harus disesuaikan keadaan peserta didik untuk usia dini atau untuk remaja, perlu untuk pemusatan perhatian karena jika audio saja bisa membuat peserta didik bosan jika monoton. Podcast adalah hasil rekaman audio yang dapat didengarkan oleh orang banyak lewat internet. 27
Jenis podcast ada interview podcast, solo podcast, multi host podcast Podcast audio sebagai pembelajaran siswa mampu mendapatkan ilmu dan informasi kapanpun dan dimanapun secara mandiri, namun tetap diperlukan bimbingan dari guru dan orang tua. Kelebihan podcast bisa untuk rujukan belajar, efisien mudah menyimpan daan membawa bisa dengan smartphone, kemudahan mendengarkan, menghemat waktu dan biaya juga ukuran file tidak besar. Kekurangan podcast adalah hanya mengandalkan suara siswa akan mudah bosan, tidak bisa digunakan untuk pembelajaran yang panjang. Hasil penelitian yang diambil dari beberapa jurnal menyatakan setuju untuk podcast dijadikan sebagai pendukung pembelajaran. B. Saran Demikian yang dapat dipaparkan mengenai materi yang telah menjadi pokok bahasan di dalam makalah ini, tentunya di dalam penulisan masih terdapat banyak kekurangan serta kelemahannya, dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan kurangnya sumber atau referensi yang ada kaitannya dengan makalah ini. Penulis juga berharap kepada para pembaca agar memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada 28
penulis demi sempurnanya tugas makalah ini dan juga penulisan makalah di kesempatan selanjutnya. 29
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, A., & Nggilu, N. M. (2020). Denyut Nadi Amandemen Kelima UUD 1945 Melalui Pelibatan Mahkamah Konstitusi Sebagai Prinsip the Guardian of the Constitution. Jurnal Konstitusi, 16 (4). Bakung, D. A. (2019). Tertium Comparatum Tentang Hak Ulayat Masyarakat Adat Dalam Pelaksanaan Akad Nikah. Jurnal Legalitas, 12 (1). Bonini, T. (2015). The ‘Second Age’ of Podcasting: Reframing Podcasting as A New Digital Mass Medium. Quaderns del CAC 41, XVIII (I). Fadillah, Efi. (2017). Podcast sebagai Alternatif Distribusi Konten Audio. Kajian Jurnalisme, I (1). Harliantara. (2019). Website pada Industri Penyiaran Radio di Indonesia: Live Streaming dan Podcasting. Jurnal Studi Komunikasi, 3 (1). Harun, R. S., Dungga, W. A., & Tome, A. H. (2019). Implementasi Asas Itikad Baik Dalam Perjanjian Transaksi Jual Beli Online. Jurnal Legalitas, 12(2). Hutabarat, Peny Meliaty. “Pengembangan Podcast Sebagai Media Pembelajaran Berbasis Digital Pada Perguruan Tinggi”. Jurnal Sosial Humaniora Terapan Vol. 2 No. 2 (2020) : 107-116. Indriastuti, Faiza dan Saksono, Wawan Tri.”Podcast Sebagai Sumber Belajar Berbasis Audio”. Jurnal Teknodik Vol. 18 No. 3 (2014) : 304-314. 30
Indriastuti, Faiza, dkk. (2014). Podcast Sebagai Sumber Belajar Berbasis Audio.Jurnal Teknodik, Volume 18 No 2. Masduki. (2007). Regulasi Penyiaran dari Otoriter ke Liberal. Yogyakarta: Penerbit LKIS. Maulana, Indra. (2010). Pengaturan Pada Sektor Penyiaran Menuju Era Konvergensi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional. Mayangsari, Dewi dan Tiara, Dinda Rizki.”Podcast Sebagai Media Pembelajaran di Era Milenial”. Jurnal Golden Age Universitas Hamzanwadi, Vol. 3 No. 2 (2019) :126-135. Newton, Harry. (2002). Newton’s Telecom Dictionary 18th Edition. New York: CMP Books. Puluhulawa, Fenty Usman, Jufryanto Puluhulawa, and Moh Gufran Katili,”Legal Weak Protection of Personal Data in the 4.0 Industrial Revolution Era”Jambura Law Review 2.2 (2020) : 182- 200. Puspita Sari, Yanti. (2016). \"EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA BAKTI I SLEMAN\". Yogyakarta: FIP INY. Hal. 25-26 Ahmad, A., & Nggilu, N. M. (2020). Denyut Nadi Amandemen Kelima UUD 1945 Melalui Pelibatan Mahkamah Konstitusi Sebagai Prinsip the Guardian of the Constitution. Jurnal Konstitusi, 16 (4). 31
Septian, R. (2015). Pengaruh Multimedia Pembelajaran Berbasis Audio Visual Terhadap Proses Belajar Mengajar. Skripsi UNPAS Bandung. Sulthoni, Mohammad, dkk.Pengembangan Media Pembelajaran Audio Berbasis Podcast Sebagai Media Pelengkapam Learning Management System (LMS) Pada Mata Pelajaran Sejarah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Indonesia Davao. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi. Volume 3 No 2, hal 15-21. Sungkono, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UNY. Sungkono. 2010. Kualitas Produk Media Audio Pembelajaran Mahasiswa Teknologi Pendidikan. Yogyakarta: FIP INY. Sunyoto, Handoyo dan Daniel, W.1978. Seluk Beluk Programa Radio. Yogyakarta: Kanisius. Susilowati, Ratna Dwi, dkk. 2020. Penerapan Podcast pada Aplikasi Spotify sebagai Media Pembelajaran Matematika di Tengah Pandemi Covid-19, Jurnal Riset Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran Matematika. Volume 4 No 1. Tasruddin, Ramsiah dan Astrid, a. Fauziah. “Efektivitas Industri Media Penyiaran Modern “Podcast” di Era New Media”. Al-Munzir Vol. 14 No. 2 (2021) : 211-230. Tiranda, I., Puluhulawa, F., & Jasin, J. (2019). Konsep Ideal Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi Pungutan Liar Berdasarkan Asas Peradilan. Jambura Law Review, 1 (2). 32
1
Search
Read the Text Version
- 1 - 38
Pages: