Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MODUL KELAS XI - Sem 2 (Segmentasi Ekonomi Digital)

MODUL KELAS XI - Sem 2 (Segmentasi Ekonomi Digital)

Published by indarutami98, 2021-05-05 12:05:12

Description: MODUL KELAS XI - Sem 2 (Segmentasi Ekonomi Digital)

Search

Read the Text Version

Ekonomi Digital Untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI MADRASAH ALIYAH SUNAN PKITANARAN YOGYAKARTA 2021

SEGMENTASI EKONOMI DIGITAL A. Digital Advertising Sekarang zamannya digital marketing. Hampir semua perusahaan di dunia menggunakan strategi pemasaran ini. Alasannya, cara ini lebih cepat, lebih mudah dan lebih luas menjangkau konsumen. Digital marketing adalah upaya pemasaran produk dengan menggunakan media digital dan jaringan internet. Banyak kelebihan digital marketing dibandingkan upaya pemasaran tradisional. Kelebihan tersebut adalah kemudahan dalam menjangkau target pasar lebih luas, membutuhkan biaya yang lebih kecil dan menggunakan komunikasi dua arah dengan calon konsumen. Digital marketing penting untuk dilakukan karena beberapa alasan berikut: • bisa digunakan semua jenis bisnis • meningkatkan pendapatan dengan efektif • mampu menjangkau target konsumen spesifik • bisa digunakan apapun perangkat yang digunakan • dapat membantu membangun brand bisnis Kegiatan advertising di saat era serba digital menjadi hal yang sangat penting dilakukan untuk optimalisasi sebaran informasi tentang barang dan jasa yang dihasilkan produsen ke konsumen dalam sebuah kegiatan bisnis. Berapa menit kamu menggunakan internet setiap hari dan berapa iklan yang sudah kamu lihat? Nah, jika kamu sempat menghitungnya pasti ada lebih dari satu iklan yang tayang. Inilah evolusi dari iklan yang sekarang sudah merambah dunia digital yang semakin meningkat setiap tahunnya. Salah satu yang mendukung digital advertising saat ini adalah pengguna internet yang semakin bertambah setiap tahunnya. Selain itu juga banyak jenis format digital advertising yang bisa ditampilkan, tidak hanya tulisan dan gambar statis saja. Digital advertising adalah pemasaran yang dilakukan oleh seorang dengan menggunakan media digital internet dengan tujuan untuk menjangkau para calon pelanggan yang lebih tertarget, luas dan cepat. Media internet yang biasa digunakan saat ini seperti mesin pencari Google, Youtube, Facebook, Instagram dan lain sebagainya. Digital advertising dilakukan bukan hanya untuk perusahaan bermodal besar saja, melainkan bisa dilakukan oleh para pelaku usaha UMKM. Iklan digital memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan dengan konvensional, karena iklan digital bisa diatur berdasarkan target audiens, waktu, lokasi dan medianya.

Berikut ini tipe-tipe iklan digital yang digunakan para pelaku bisnis: ✓ Search Engine Marketing Strategi SEO Search Engine Marketing adalah jenis iklan yang menggunakan mesin pencari sebagai medianya. Biasanya iklan pada search engine ini menggunakan sistem PPC (Pay Per Click) yaitu dibayar setiap iklan di klik oleh pengguna. Iklan dengan SEM seperti ini Kita bebas menetapkan budget iklan, waktu tayang, target audiens dan juga ads copy. Kita juga bisa melihat performa iklan secara langsung apakah mendatangkan profit atau tidak. Iklan PPC ini biasa tampil pada hasil pencarian dan juga website-website yang bekerja sama dengan mesin pencari seperti Google, Bing dll. ✓ Social Media Marketing Social Media Marketing atau SEM adalah jenis iklan yang tayang pada akun social media seperti Facebook, Instagram, TikTok dll. Inilah alasan mengapa para pemilik aplikasi social media mengratiskan untuk semua penggunanya, karena dari database pengguna ini para pemilik aplikasi akan menjualnya untuk iklan berbayar. Sekarang ini banyak ditemui untuk iklan pada social media dengan berbagai bentuk seperti display ads, text ads dan video ads. Setiap platform social media pasti memiliki jenis iklan yang paling bagus, salah satunya Instagram yang lebih optimal dengan iklan format video daripada iklan gambar. ✓ Text Ads Text ads adalah jenis iklan berupa tulisan saja. Iklan seperti ini lebih simple dalam pembuatannya, tetapi untuk konversi tidak kalah bagus dengan tipe iklan lainnya. Jika tertarik Kita bisa mengkombinasikannya dengan tipe iklan lainnya agar hasilnya lebih maksimal. ✓ Display Ads Display ads adalah jenis iklan yang menggunakan gambar sebagai medianya. Tujuannya dengan menggunakan gambar bisa menarik para pengguna internet untuk melihat materi iklannya, jika tertarik pengguna internet bisa membukanya atau melakukan pembelian produk yang diiklankan.

✓ Video Ads video youtube Video ads adalah tipe iklan yang lebih interaktif, materi iklan bentuk video seperti ini lebih menarik untuk dilihat oleh pengguna internet. Tetapi perlu diperhatikan juga dalam konsep pembuatan videonya haruslah bagus sehingga tidak membosankan saat melihatnya. Jika berhasil iklan model video ini bisa berpotensi viral sehingga lebih dikenal oleh orang-orang. ✓ Google Shopping Pernahkan Kita mencari suatu produk kemudian muncul paling atas pada mesin pencari Google, biasanya akan ditampilkan foto produk, nama produk dengan harga. Kita bisa langsung klik iklan Google shopping tersebut dan langsung menuju pada pengiklannya langsung, jika tertarik Kita bisa melakukan pembelian secara langsung pada produk tersebut. ✓ Influencer Marketing Influencer Marketing adalah strategi marketing untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa melalui “influencer”. Sedangkan influencer itu sendiri merupakan seseorang yang dianggap mampu memberikan influence/pengaruh ke orang lain untuk melakukan suatu tindakan. Dalam konteksnya, biasanya seorang influencer itu dari kalangan artis, selebgram, model, public figure, dan lain-lain karena memang memiliki pengikut yang banyak. Biasanya influencer memiliki follower yang banyak di media sosial. Mereka juga sangat dipercayai oleh follower mereka, sehingga produk atau jasa yang mereka gunakan bisa mempengaruhi para followers untuk mencoba dan membeli produk tersebut. ✓ Podcast Saat ini, banyak orang yang memanfaatkan podcast sebagai media melakukan pemasaran digital. Podcast menjadi media yang cukup efektif digunakan apabila channel kita sudah banyak dikenal audiens. Selain itu, pemasaran melalui podcast dapat dikemas menjadi konten yang menarik karena dibalut dalam informasi, edukasi, atau hiburan, sehingga audiens mendapatkan mafaat lain dari mendengarkan podcast kita, alih-alih hanya mendengarkan promosi. Hal ini

nantinya akan membuat para audiens merasa membutuhkan konten-konten kita dan semakin loyal. Keuntungan lainnya, podcast mudah diakses dan mudah dikonsumsi karena berupa audio yang tidak membutuhkan fokus visual dari pendengarnya. B. Mendesain Konten Pemasaran yang menarik Dalam dunia bisnis modern, pembuatan konten marketing yang menarik menjadi sesuatu yang mutlak diperlukan jika Kita ingin menginginkan kemajuan dalam bisnis. Melalui konten marketing yang menarik, Kita akan mampu menciptakan hubungan yang kuat dengan pelanggan.Ditambah lagi bahwa pada saat ini, hampir semua aktifitas pemasaran difokuskan kepada pemasaran digital, dimana hal ini berarti terfokus pada konten yang ditampilkan. The Content Marketing Institute mendefinisikan praktik tersebut sebagai “pendekatan pemasaran strategis yang berfokus pada penciptaan dan distribusi konten yang berharga, relevan, dan konsisten untuk menarik target pasar yang dituju. Untuk berhasil menarik perhatian target pasar, konten yang dibuat haruslah Cobalah untuk membuat konten promosi dibuat dengan menarik sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari target pasar. Berikut adalah tips yang dapat diterapkan untuk membuat konten yang menarik. 1. Buatlah Konten Yang Berkualitas dan Sesuai Tren Untuk membuat konten yang berkualitas, satu hal yang perlu Kita ketahui adalah apa yang sedang menjadi trend di mesin pencari google. Untuk mengetahui hal ini, Kita dapat mencari tahunya melalui Google Trends. Cobalah untuk mengakses trends.google.com, dan lihat apa yang sedang menjadi bahan perbincangan saat ini. Setelah mengetahui tren topik yang sedang diperbincangkan oleh masyarakat, langkah selanjutnya adalah memilih dan menyesuaikan tren yang cocok dengan bisnis kita. Mulailah untuk mengaplikasikan tren yang ada ke dalam konten yang akan dibuat. Contohnya: jika tren saat ini berbicara mengenai mainan terbaru fidget spinner sedangkan bisnis Kita menjual produk gadget elektronik, maka konten marketing Kita dapat berupa artikel mengenai gadget dan permainan fidget spinner. Kedua hal yang masih saling terhubung itu akan menarik minat dari target pasar kita untuk membaca konten yang dibuat. Konten yang dibuat pasti akan menjadi lebih relevan dibandingkan jika membuat konten tanpa adanya tren research.

2. Konten Harus Mendefinisikan Audiens Kita Tanpa mengetahui siapa target audiens, apa yang mereka butuhkan, dan dimana mereka biasa berkumpul akan mustahil bagi Kita untuk memiliki kesempatan menciptakan konten yang benar-benar mendidik, menghibur, dan mengubahnya pola pikir audiens. Pastikan konten yang Kita buat haruslah mampu mendefinisikan target audiens Kita. Ketahuilah lebih dalam akan lokasi geografis, pekerjaan, pendapatan dan karakteristik masing-masing audiens. Posisikan diri Kita sebagai audiens dan mulailah memahami motivasi yang dimiliki. Contohnya: jika bisnis Kita menjual gadget, dan target audiens Kita merupakan orang- orang berusia 14-40 tahun yang sadar akan teknologi, maka konten yang dibuat haruslah mencerminkan kemajuan teknologi saat ini.Konten marketing Kita harus berisikan informasi-informasi teknologi terkini, dan fungsi dari gadget yang dijual. Melalui konten marketing seperti ini, minat dari audiens pasti akan semakin meningkat. 3. Membuat konten yang menumbuhkan rasa ingin tahu audiens Akhir-akhir ini, content yang mengundang rasa ingin tahu audiens banyak menarik minat mereka. Konten iklan seperti befor-after ads, couriousity ads, testimony ads, problem ads, dll banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat karena konten semacam itu banyak menimbulkan rasa penasaran. 4. Promosikan dan Distribusikan Konten Kita

Menurut studi pada tahun 2014 dari Altimeter, 53% pemilik bisnis mengetahui bahwa diperlukan adanya strategi konten yang dibuat, namun hanya 26% yang benar-benar menjalankannya. Tugas Kita tentunya tidak berhenti saat Kita berhasil membuat konten yang hebat saja. Setelah konten telah dibuat, langkah selanjutnya adalah untuk mendistribusikannya. Distribusi konten dapat dilakukan melalui sosial media, website, blog, dan channel promosi lainnya. Pastikan Kita mendistribusikan konten yang dibuat secara rutin agar lebih banyak audiens yang didapatkan. 5. Tetapkan Tujuan Kita Semua pemilik bisnis yang ditanya mengenai apa yang diharapkan dari konten marketing yang dibuat, 9 dari 10 pastinya akan mengatakan, “peningkatan penjualan.” Akan tetapi, tahukah Kita bahwa pembuatan konten marketing yang menarik harus dilakukan secara berkala dan bertahap sebelum mencapai hasil akhir berupa peningkatan penjualan? Di saat awal Kita mencoba membangun setiap konten marketing yang ada menjadi lebih menarik, Kita hanya akan mendapatkan lebih banyak target audiens yang melihat bisnis Kita. Lebih banyak orang mengetahui apa yang Kita lakukan, dan siapakah Kita. Contoh: Saat di tahap awal Kita akan menargetkan dibuat biasa akan berupa pengenalan- pengenalan akan bisnis, company profile, dan lainnya. Segera setelah brand awareness sudah dicapai, Kita mungkin akan mulai menetapkan tujuan menjadi peningkatan penjualan, maka di sini konten yang dibuat berupa promo-promo, dan sebagainya. Menentukan tujuan akan menentukan arah konten marketing yang dibuat. Kemudian, segera setelah Kita berhasil membuat konten marketing yang menarik, akan banyak bermunculan audiens yang dapat menjadi target konsumen potensial bagi Kita. Tujuan akhir Kita berupa peningkatan penjualan akan menjadi tolak ukur dalam keberhasilan konten marketing Kita. Namun, sebelum terjadinya hal ini, pastikan Kita dan sumber daya bisnis yang dimiliki telah cukup. Contohnya: Jika Kita menjual gadget, maka pastikan di saat terjadi peningkatan penjualan, Kita memiliki supply barang yang memadai. C. Membuat Ads Copywriting yang menarik Apa Itu Copywriting? Copywriting adalah teknik membujuk pembaca untuk megikuti perintah Kita. Perintahnya apapun yang bertujuan untuk menghasilkan konversi, seperti membeli, berlangganan, mendaftar, dan sebagainya. Awalnya, copywriting hanya digunakan dalam pembuatan advertorial, sales letter, billboard, dan media pemasaran tertulis lainnya. Itulah mengapa teknik ini dinamakan “copywriting”.

Namun, di zaman multimedia ini pun belajar copywriting masih dianggap penting. Selain dalam bentuk tulisan, metode ini juga diterapkan untuk membuat naskah video dan podcast. Di samping itu, kemampuan copywriter dituangkan dalam berbagai media pemasaran, termasuk: ✓ Artikel blog ✓ Email newsletter ✓ Post media sosial ✓ Headline dan meta description pada hasil pencarian Google ✓ Iklan berbayar di Google maupun media sosial ✓ Judul dan deskripsi video YouTube Mengapa Kita Membutuhkan Copywriting? Apa bedanya copywriting dengan cara menulis pada umumnya? Bukankah materi-materi pemasaran yang disebutkan tadi bisa ditulis oleh siapa saja? Belum tentu. Agar dapat meningkatkan efektifitas promosi, Kita tidak bisa membuatnya secara asal-asalan. Tanpa memahami teknik copywriting, kemungkinan besar Kita akan mengalami hal-hal berikut ini: ✓ Tingkat konversi pelanggan rendah; ✓ Traffic website tidak kunjung naik; ✓ Post di media sosial tidak mendapat banyak respon; ✓ Artikel blog Kita jarang dibaca atau dibagikan orang lain; ✓ Tak banyak yang berminat untuk mengunduh ebook Kita; ✓ Email list sepi pendaftar; ✓ Usaha pemasaran afiliasi sepi peminat; ✓ Dan masih banyak lagi. Tentunya Kita tidak ingin berada di titik itu selamanya, bukan? Nah, meskipun copywriting lebih terdengar seperti seni daripada teori, ada langkah-langkah yang dapat Kita lakukan agar teks Kita terdengar lebih “menjual”. Sebagai seorang copywriter, ada enam langkah yang harus Kita lakukan, yaitu: 1. Pelajari Produk atau Layanan Kita Tanpa mengenali produk, layanan, atau konten yang ditawarkan, Kita tidak akan dapat memasarkannya dengan baik. Inilah mengapa mempelajari produk menjadi bagian penting dari belajar copywriting. Ini tidak hanya berlaku untuk copywriter yang bekerja untuk sebuah perusahaan. Bagi Kita yang mempromosikan bisnis pribadi pun, ini adalah hal yang penting untuk diingat. Terkecuali jika Kita yang menciptakan barang dagangannya. Nah, setelah mempelajari tentang apa yang Kita jual, ada baiknya jika Kita menuliskan informasi yang didapat dalam bentuk deskripsi. Ini dilakukan agar nanti Kita punya referensi dalam proses penulisan. Untuk memudahkan Kita dalam membuat deskripsi produk, coba tanyakan tiga hal ini kepada diri Kita: ✓ Apa yang unik dari produk tersebut? ✓ Apa saja fiturnya? ✓ Apa manfaat yang didapatkan konsumen dari fitur tersebut?

Sekarang, kami akan menjelaskan apa yang perlu Kita tulis berdasarkan ketiga pertanyaan di atas. Apa yang Unik dari Produk tersebut? Idealnya, setiap produk (dan layanan) memiliki unique selling point atau USP. Artinya, produk tersebut memiliki keunikan yang tidak ditemukan pada kompetitornya. Misalnya, Kita ingin memasarkan sabun wajah herbal. Meskipun sudah banyak produsen sabun wajah herbal lainnya, produk Kita 100% bebas dari unsur hewani. Inilah elemen yang bisa Kita gunakan sebagai USP. Apa Saja Fiturnya? Di samping sebuah keunikan, produk atau layanan Kita tentunya memiliki beberapa fitur, bukan? Meskipun tidak semuanya perlu disebutkan dalam teks copywriting, sebaiknya Kita menuliskan fitur-fitur tersebut dalam sebuah daftar agar mudah diingat ketika dibutuhkan. Dari contoh sabun wajah herbal tadi, Kita bisa menyebutkan bahan khususnya sebagai fitur. Misalnya, sabun tersebut dibuat dari ekstrak daun serai. Apa Manfaat yang Didapatkan Konsumen dari Fitur Tersebut? Apabila Kita hanya menyebutkan fitur-fitur dari sebuah produk, audiens belum tentu paham manfaatnya. Oleh karena itu, Kita juga perlu menjelaskan tentang keuntungan dari fitur-fitur yang ada. Sebagai contoh, sebutkan bahwa ekstrak daun serai yang terkandung di dalam produk sabun Kita tidak hanya memberikan keharuman alami, tetapi juga mencegah munculnya jerawat. 2. Pahami Kebutuhan Audiens Mengenali audiens Kita tidak kalah pentingnya dari memahami produk sendiri. Mengapa? Karena inti dari copywriting bukanlah keuntungan Kita, tetapi manfaat yang mereka dapatkan ketika menggunakan barang yang Kita jual. Bayangkan jika seseorang menawarkan sampel parfum mobil, padahal Kita hanya memiliki motor. Pastinya tawaran tersebut Kita tolak karena tidak berfaedah bukan? Selain itu, Kita juga perlu memahami audiens agar dapat membuat teks pemasaran yang betul-betul terdengar personal, alias tepat sasaran. Jika Kita dapat melakukannya, dijamin banyak orang akan tertarik untuk membeli dari Kita. Nah, langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mempelajari audiens adalah dengan memberikan survei pada konsumen yang sudah ada. Ini dapat dilaksanakan dengan mudah jika sebelumnya Kita sudah mendapatkan alamat email mereka. Dengan demikian, Kita tinggal mengirimkan email yang isinya mengajak konsumen untuk mengisi survei. Dalam survei tersebut, ada beberapa pertanyaan yang wajib dicantumkan agar Kita dapat memahami konsumen semaksimal mungkin, termasuk: “Apa yang membuat Kita tertarik dengan produk kami?” “Apakah Kita pernah menggunakan produk serupa?” “Bagaimana pengalaman Kita menggunakannya?” Tergantung apa yang Kita jual, Kita juga dapat menanyakan hal-hal yang bersifat lebih pribadi seperti berikut: “Ceritakan tentang diri Kita (umur, tempat tinggal, jumlah penghasilan)” “Apa profesi Kita?” atau “Bisnis apa yang Kita jalankan?”

“Apa tantangan sehari-hari yang dapat dipecahkan oleh produk kami? Apa yang belum terpecahkan?” “Apa yang ingin bisa Kita capai dalam pekerjaan atau bisnis?” Dengan jawaban dari pertanyaan di atas, Kita dapat menciptakan gambaran tentang target audiens yang disebut buyer persona. Seperti deskripsi produk, gambaran ini juga digunakan sebagai referensi. 3. Tentukan Headline yang Memikat Delapan dari sepuluh audiens hanya akan membaca judul atau headline Kita. Artinya, Kita harus bisa menciptakan judul yang betul-betul menarik perhatian. Kreatifitas tinggi memang dibutuhkan untuk membuat headline yang kuat. Namun, praktiknya tidak sesulit yang dibayangkan banyak orang. Ketiga trik berikut ini terbukti dapat menyulap judul yang terdengar biasa-biasa saja menjadi menarik: ✓ Jelaskan manfaat yang kita tawarkan ✓ Buat pembaca ingin segera membeli ✓ Cantumkan persentase ✓ Sebutkan Manfaat yang Kita Tawarkan Kita tentunya tidak ingin kehilangan calon konsumen, bukan? Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah judul yang kurang jelas. Misalnya “Cara Mudah Menghemat Waktu Kerja”. Headline tersebut memang singkat, tetapi pembaca tidak akan langsung mengetahui apa yang akan ia didapatkan dari menyimak keseluruhan teksnya. Coba Kita ubah judul tadi menjadi “Kerja Selesai 2 Jam lebih Awal dengan 7 Trik Ini”. Judul ini tidak begitu singkat, tetapi pembaca dapat langsung memahami manfaatnya. Cara ini pun dapat diterapkan untuk headline di landing page. Salah satu contohnya adalah yang dilakukan The Hustle. Dengan pesan itu, orang yang mengakses halaman tersebut akan langsung paham bahwa The Hustle menawarkan berita bisnis dan teknologi yang dapat disimak dengan cepat. Buat Pembaca Ingin Segera Membeli

Umumnya, konsumen tidak ingin menolak keuntungan. Diskon, misalnya. Namun, mencantumkan diskon saja di headline tidaklah cukup. Untuk menciptakan efek yang maksimal, Kita dapat menunjukkan bahwa diskon tersebut tidak berlaku selamanya. Selain untuk website, jenis headline ini juga dapat Kita gunakan di iklan media sosial atau pencarian Google. Misalnya, “Hanya 7 Hari! Diskon 35% Untuk Semua Aksesoris”. Dengan format headline seperti di atas, dijamin semakin banyak orang yang tertarik dengan iklan Kita. Namun, batas waktu penawaran Kita harus benar-benar ada. Jika tidak, audiens akan kehilangan rasa percaya mereka terhadap Kita. Cantumkan Persentase Selain manfaat dan penawaran terbatas, unsur lain yang tidak kalah ampuh untuk menangkap perhatian adalah persentase. Apalagi jika angkanya ganjil. Mengapa demikian? Dengan adanya persentase di headline Kita, pembaca akan lebih tertarik karena ada hasil spesifik yang bisa didapatkan dari Kita. Misalnya judul ini: “11 Kiat Meningkatkan Traffic Website Sebesar 37,5%”. Jika headlinenya sekedar “Kiat Meningkatkan Traffic Website”, jumlah orang yang tertarik untuk meng-klik artikel, iklan, atau landing page Kita tidak akan banyak. 4. Dukung Headline dengan Lead yang Menarik Sebagai yang berada di baris terdepan, headline atau judul tentunya harus dapat menarik audiens. Akan tetapi, orang belum tentu tertarik untuk menyimak artikel, newsletter, atau landing page Kita lebih lanjut setelah meng-klik judulnya. Untuk itu, headline yang menarik perlu didukung dengan lead atau paragraf pembuka yang menarik pula. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Kita lakukan untuk membuat lead yang susah ditolak pembaca: Tunjukkan Empati Seperti yang telah kami sebutkan di awal, copywriting adalah tentang audiens Kita. Karena itu, konsep ini juga perlu digunakan dalam lead. Caraya adalah berempati dengan pembaca. Bukalah lead Kita dengan tiga contoh ungkapan ini untuk membangun koneksi dengan audiens dari awal: “Pernahkah Anda mengalami ini? [lanjutkan dengan cerita singkat tentang masalah audiens]” “Kita tentu tahu betapa [masalah X] bisa sangat mengganggu aktivitas. Untungnya, [produk X] dapat mengatasinya dengan [solusi X]” “Kami paham bahwa [masalah X] dapat mengganggu aktivitas Anda. Oleh karena itu, Kita memerlukan [solusi X]” Mulailah dengan Fakta Seperti pada jenis tulisan apapun, data, fakta, atau kutipan dari sebuah sumber terpercaya dapat digunakan sebagai pembuka lead. Ungkapan-ungkapan berikut ini bisa Kita contoh agar lead terdengar kredibel dan menangkap perhatian audiens: “Riset [perusahaan X] tahun ini menunjukkan bahwa….” “[teknik X] terbukti dapat meningkatkan pendapatan sebesar X%, menurut studi [perusahaan X].” “Telah dibuktikan bahwa [platform X] masih merupakan solusi nomor satu untuk….”

Buat Audiens Penasaran Audiens tentunya harus dibuat penasaran agar ingin membaca teks Kita sampai akhir. Ini bisa dilakukan dengan ajakan sederhana di akhir paragraf pembuka, seperti “Penasaran dengan caranya? Simaklah artikel ini!” Selain itu, Kita juga dapat membuat audiens penasaran di awal dengan memberikan fakta yang mengejutkan. Contohnya: “Tidak dapat dipungkiri bahwa [unsur X] bermanfaat bagi tubuh. Namun, tahukah Kita bahwa [unsur X] memiliki dampak negatif?” 5. Tulis Copy yang Berkualitas Meskipun headline dan lead merupakan bagian penting dalam teknik copywriting, Kita tidak boleh melupakan bagian utama tulisan. Dalam copywriting, bagian ini disebut copy. Ada beberapa formula yang bisa Kita gunakan untuk menulis copy yang berkualitas, di antaranya: Gunakan Kata dan Kalimat Sederhana Pernahkah Kita melihat media pemasaran, baik itu landing page, sales email, maupun iklan yang bahasanya sulit dicerna? Pastinya tidak. Sebagai seorang copywriter, Kita tidak perlu menggunakan kiasan, perumpamaan, atau pun kata yang jarang dipakai sehari-hari, seperti: ✓ Mendemonstrasikan ✓ Distingtif ✓ Utilitas ✓ Terintegrasi ✓ Diksi Daripada menggunakan kata-kata di atas, audiens akan lebih mudah memahami teks Kita dengan contoh berikut: ✓ Menunjukkan ✓ Unik ✓ Manfaat ✓ Terhubung ✓ Kata Selain itu, sebisa mungkin jangan buat kalimat yang terlalu panjang. Untuk menghindari ini, cobalah untuk tidak menggunakan sebuah kata lebih dari sekali dalam satu kalimat. Jika tidak bisa, Kita dapat mengakalinya dengan menuliskan kalimat dengan panjang yang berbeda-beda dalam satu paragraf. Dengan cara ini, audiens dijamin tidak akan mudah bosan membaca tulisan Kita. Tulis untuk Satu Orang Saja Tujuan copywriting adalah membuat teks yang terdengar personal agar lebih mengena terhadap target audiens. Oleh karena itu, Kita perlu memperhatikan penggunaan subjek pada tulisan. Alih-alih menggunakan kata ganti orang ketiga seperti mereka dan ia, gantilah subjeknya dengan Kita. Dengan kata lain, tempatkan pembaca sebagai satu- satunya audiens Kita. Contohnya seperti pada paragraf berikut ini: “Ingin produktivitas tim Kita meningkat? Jika ya, [biro X] adalah solusi Kita. Dengan pengalaman lebih dari sepuluhseputuh tahun, kami dapat membantu tenaga penjualan Kita untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan.”

Coba bandingkan paragraf tadi dengan yang satu ini: “[biro X] adalah solusi untuk meningkatkan produktivitas departemen penjualan. Selama lebih dari sepuluh tahun, kami dipercaya berbagai perusahaan untuk melatih tenaga penjualan mereka.” Paragraf manakah yang lebih terdengar personal menurut Kita? Jangan Hanya Menyebutkan Fitur Sebuah copy tentunya harus membahas tentang produk yang Kita tawarkan. Namun, jangan hanya terpaku dengan fitur dari produk tersebut ketika Kita menulis bagian ini. Daripada sekedar menyebutkan fitur, Kita dapat menggarisbawahi manfaat-manfaat yang bisa didapatkan darinya.

Penggalan dari halaman ini menyebutkan beberapa fitur, termasuk LiteSpeed Web Server, Immunify 360, dan live chat. Akan tetapi, manfaatnya juga dijelaskan, seperti hosting super cepat, keamanan website ekstra, dan tim support cepat tanggap. Manfaatkan Subheading Ketika membaca artikel pemasaran atau konten email marketing, orang mengharapkan teks yang mudah di-skim atau dibaca tanpa harus memperhatikan semua detailnya. Dengan kata lain, poin-poin penting di tulisan Kita harus jelas. Nah, Kita dapat menggunakan subheading untuk mempermudah pembaca menemukan poin-poin tersebut. Di samping itu, subheading juga bermanfaat untuk memenggal teks yang panjang menjadi bagian-bagian kecil. Dengan demikian, teks juga menjadi lebih nyaman dibaca. 6. Akhiri dengan Persuasi Apapun tujuan teks copywriting Kita, pada bagian akhir harus selalu ada ajakan untuk melakukan aksi yang Kita inginkan. Baik itu membeli produk, subscribe konten, daftar newsletter, atau lainnya. Untuk membuat ajakan tersebut, Kita perlu menggunakan call- to-action atau CTA. Ini adalah tombol, banner, atau formulir yang berisi perintah bagi audiens Kita. Di website layanan digital, misalnya, CTA yang digunakan biasanya seperti “Mulai Sekarang” atau “Daftar Sekarang”. Namun, sebaiknya CTA yang Kita buat tidak hanya sekedar mendorong audiens untuk memberikan komitmen mereka. Di saat yang sama, berikan juga manfaat kepada audiens. Contoh copywriting-nya dapat Kita lihat di situs penyedia tool SEO Moz. Dengan CTA tersebut, Moz mengajak audiensnya untuk mencoba tool SEO-nya secara gratis. Akan tetapi, audiens juga dapat langsung memilih paket berbayar. Di samping itu, mereka juga dapat berhenti berlangganan kapan saja. Penggunaan CTA di artikel blog tidak jauh berbeda. Formulir berlangganan konten blog Niagahoster adalah contohnya. Anda juga dapat menemukan formulir ini di bagian bawah artikel nanti.

CTA ini mengajak pembaca artikel agar mereka mau mendaftarkan alamat email. Sebagai imbalannya, pembaca akan mendapatkan konten-konten blog melalui email. Intinya, elemen call-to-action pada bagian akhir media pemasaran Kita tidak boleh hanya berupa perintah yang menguntungkan Kita. Berikan juga manfaat yang jelas bagi calon pelanggan atau audiens. Contoh Copywriting Setelah mempelajari teori copywriting, Kita sudah bisa mencoba membuat copywriting Kita sendiri. Nah untuk memudahkan Kita, silakan melihat referensi contoh copywriting berikut ini. Contoh Penggunaan Copywriting untuk Media Iklan/Promosi Contoh copywriting yang pertama kita ambil dari email kiriman Urbkitaddy. Seperti yang terlihat di bawah ini, Kita menjumpai desain email yang eye-catching, informatif, dan sama sekali tidak terlihat membosankan. Ketika Kita membaca copywriting Urbkitaddy tersebut, Kita tidak merasa seperti membaca iklan atau promosi. Rasanya, pesan itu seolah ditulis khusus untuk Kita. Pilihan kata yang akrab dan personal membuat pembaca merasa dekat. Apalagi, Urbkitaddy mengemasnya dalam bentuk cerita sehingga lebih membangkitkan emosi. Dengan copywriting yang menarik tersebut, pembaca pun akan merasa engaged. Alhasil, mereka pun terus membaca hingga titik terakhir. Tak lupa, ada CTA juga sehingga pembaca bisa segera melakukan konversi ataupun mengikuti sosial media Urbkitaddy. Contoh Penggunaan Copywriting untuk Landing Page Berikutnya ada contoh copywriting untuk landing page. Mari menengok landing page Basecamp ini.

Apa kesan pertama Kita saat melihat landing page di atas? Barangkali, ingatan Kita langsung melayang ke perasaan bahagia ketika hari ulangtahun tiba. Perasaan itu semakin kuat ketika Kita membaca copy ‘Wish Granted’. Akhirnya, harapan Kita dikabulkan! Tapi, harapan apakah itu? Nah, Basecamp menjawabnya pada deskripsi di bawah headline. Dengan halus, Basecamp menjabarkan manfaat produk mereka. Menariknya lagi, Basecamp memperkuat magnet perhatian tersebut dengan mengajak Kita bergabung dengan 4000 lebih bisnis lainnya. Informasi ini juga tidak akan terlewat oleh mata karena Basecamp memberikan highlight pada kalimat-kalimat paling penting. Teknik Copywriting agar Tulisan Lebih Persuasif Selain keenam langkah yang kita bahas tadi, ada beberapa teknik copywriting yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas copy Kita, baik untuk landing page, sales letter, maupun media pemasaran lainnya. Berikut adalah di antaranya: 1. Formula AIDA AIDA adalah singkatan dari Attention Interest, Desire, dan Action. Berikut adalah arti dari keempat unsur tersebut: Attention — tangkap perhatian audiens Interest — buat audiens penasaran Desire — buat audiens menginginkan manfaat yang Kita tawarkan Action — ajak audiens untuk mendapatkan manfaat tersebut Umumnya, AIDA digunakan dalam content marketing untuk membuat jenis konten yang sesuai dengan tahapan-tahapan yang dilalui audiens, dari orang awam hingga siap menjadi pelanggan. Meski demikian, formula AIDA juga dapat dimanfaatkan sebagai panduan dalam menulis teks copywriting. Penggunaannya pun tidak jauh berbeda dengan langkah tiga sampai enam yang tadi telah dibahas. Berikut ini adalah ilustrasi letak masing- masing unsurnya dalam sebuah tulisan: Attention = headline Interest = lead Desire = copy Action = CTA Jadi, jika Kita merasa kesulitan dalam menulis sebuah teks copywriting, formula AIDA dapat digunakan untuk menentukan kata-kata yang tepat bagi setiap komponen tulisan Kita. 2. Konsep Slippery Slide Sebagai seorang copywriter, Kita harus dapat membuat audiens tetap tertarik dengan tulisan Kita hingga akhir. Nah, slippery slide adalah teknik copywriting yang perlu diterapkan agar Kita tidak terdengar membosankan. Pada dasarnya, slippery slide merupakan konsep di mana setiap kalimat dalam teks Kita didukung oleh kalimat selanjutnya. Dengan demikian, semua kalimat memiliki fungsi untuk menjaga rasa ingin tahu pembaca hingga bagian CTA. Ada dua cara yang dapat Kita lakukan untuk menerapkan konsep slippery slide.

Pertama, bayangkan diri Kita sebagai audiens. Dengan kata lain, Kita harus memahami kebutuhan dan cara berpikir mereka agar tidak membuat tulisan yang sulit dipahami. Kedua, perhitungkan efektivitas masing-masing kalimat Kita. Jangan sampai ada kalimat yang membuat pembaca kehilangan rasa ingin tahunya di tengah jalan atau tidak tertarik dengan yang ingin Kita tawarkan. Tak lupa, baca lagi teks Kita setelah selesai untuk mencari bagian-bagian yang tidak dibutuhkan. 3. Jangan Lupakan Social Proof Sebenarnya, teknik copywriting ini lebih tepat digunakan untuk landing page dan sales email. Akan tetapi, Kita juga dapat menerapkannya dalam media pemasaran apapun. Pada dasarnya, social proof adalah elemen copywriting yang digunakan untuk meyakinkan audiens bahwa Kita dapat dipercaya. Ini dapat ditunjukkan dalam beberapa bentuk, termasuk: ✓ Logo klien ✓ Testimoni pelanggan ✓ Jumlah pelanggan atau subscriber Social proof biasanya diletakkan sebelum CTA agar calon pelanggan yakin bahwa mereka dapat berbisnis dengan Kita. Bagi Kita yang belum memiliki banyak pelanggan pun dapat menggunakan social proof. Mintalah testimoni dari klien yang sudah ada dan tampilkan yang terbaik pada media pemasaran Kita. Atau, apabila menjalankan toko online, Kita dapat meminta persetujuan dari beberapa pelanggan untuk menampilkan ulasan mereka atas produk Kita. 4. Yakinkan Audiens dengan Frequently Asked Questions Dalam berbisnis, pasti ada beberapa hal di pikiran target pemasaran yang membuatnya ragu-ragu untuk membeli dari Kita. Alasannya bisa jadi harga yang tinggi, ada produk serupa yang lebih terkenal, kurangnya pemahaman tentang layanan Kita, dan lain-lain. Untuk mengatasi itu, Kita dapat memberikan alasan layanan, barang, atau konten Kita lebih unggul dari yang ditawarkan kompetitor di dalam copy Kita. Namun, menjelaskannya dalam bentuk paragraf bukanlah cara yang paling efektif jika dilakukan di landing page situs Kita. Apalagi, desain landing page harus mudah untuk disimak secara kilat. Solusinya adalah membuat segmen frequently asked questions atau FAQ. Idealnya, teks pada bagian ini disajikan dalam bentuk poin-poin. Kita bahkan dapat membuat halaman FAQ tersendiri dan disambungkan ke segmennya pada landing page untuk menjawab segala keraguan audiens. Salah satu contoh segmen FAQ yang baik dapat Kita temukan di halaman produk Mental Mastery, sebuah kursus online tentang optimisme. Berikut ini adalah penggalannya:

Pertanyaan pada penggalan FAQ tersebut adalah “bagaimana jika saya tertinggal?”. Kemudian dijelaskan bahwa kursus ini dapat diakses selamanya agar audiens dapat mengikutinya sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Bagi orang yang belum pernah mengambil kursus online, informasi seperti ini penting. Ia belum tentu tahu bahwa pembelajaran informal berbasis daring umumnya memungkinkan peserta untuk mengikutinya dengan kecepatan yang diinginkan. Audiens Kita pun tidak hanya orang-orang yang sudah paham tentang apa yang Kita jual. Jadi, sebaiknya Kita memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul di benak audiens awam. Apa Saja Jenis-Jenis Copywriting? Ada 5 jenis copywriting yang perlu Kita ketahui. Apa saja itu? 1. Direct Response Copywriting Copywriting jenis ini merupakan copywriting yang berfungsi untuk mendapatkan tanggapan langsung dari konsumen. Misalnya, mengarahkan untuk mengeklik tombol CTA, berlangganan ebook, membagiakan konten, dan lain sebagainya. Biasanya copywriting jenis ini digunakan pada landing page, homepage, iklan media sosial, dan sebagainya. 2. Marketing Copywriting Marketing Copywriting merupakan copywriting yang berfokus untuk menawarkan produk, memberikan solusi konsumen, dan menyampaikan manfaat produk. Tujuan akhirnya adalah meyakinkan konsumen untuk membeli produk atau layanan Kita. Copywriting jenis ini biasanya terdapat pada email marketing dan homepage. 3. Brand Copywriting Copywriting jenis ini merupakan copywriting yang berfungsi untuk menyampaikan citra dan identitas brand. Selain itu, copywriting jenis ini dapat

menjadi pembeda brand milik kompetitor. Misalnya, slogan atau tagline brand. Copywriting jenis ini sering dipasang pada logo dan halaman “tentang kami”. 4. SEO Copywriting SEO Copywriting merupakan copywriting yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen dan memposisikan konten di Google. Copywriting yang ditulis pun harus memenuhi kaidah SEO. Biasanya SEO Copywriting digunakan pada deskripsi produk, landing page, dan kategori produk. 5. Technical Copywriting Copywriting jenis ini merupakan copywriting yang berfungsi untuk memberikan pemahaman mendalam tentang cara kerja produk atau layanan. Copywriting jenis ini sering digunakan pada produk kesehatan, kecantikan, dan teknologi. Sudah Siap Menjadi Copywriter? Copywriting memang tidak sederhana. Seperti yang telah dibahas dalam panduan ini, ada enam langkah yang harus Kita lakukan sebagai seorang copywriter: ✓ Mempelajari produk atau layanan Kita ✓ Memahami kebutuhan audiens ✓ Menentukan headline yang memikat ✓ Mendukung headline dengan lead yang menarik ✓ Menulis copy yang berkualitas ✓ Mengakhiri teks dengan persuasi Selain itu, setidaknya ada empat teknik copywriting untuk membantu Kita membuat copy yang lebih persuasif: ✓ Formula AIDA ✓ Konsep Slippery Slide ✓ Social Proof ✓ Frequently Asked Questions Namun demikian, kemampuan copywriting Kita dapat diasah dengan terus berlatih. Oleh karena itu, gunakanlah kiat-kiat yang ada dalam panduan ini di setiap kesempatan yang ada. Selain itu, jangan lupa untuk mencari contoh-contoh baru untuk dijadikan referensi belajar copywriting. Manfaatkan pula aplikasi atau layanan mendesain iklan untuk menuangkan ide copy writing yang sudah dipikirkan. Selamat belajar!


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook