Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MAKALAH MANAJEMEN BK

MAKALAH MANAJEMEN BK

Published by Izabel Kalina Putri, 2022-06-22 14:13:18

Description: MAKALAH MANAJEMEN BK

Search

Read the Text Version

MAKALAH PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Manajemen Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu : Ibu Ma'rifatin Indah Kholili, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : 1. Izabel Kalina Putri / K3121047 2. Sophe Maria Delima Bangun / K3121079 3. Yuliana Fatmawati / K3121084 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2022 1

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunia- Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Bimbingan dan Konseling dengan tema Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan dan juga semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk dijadikan bahan referensi dalam mempelajari bahasan ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Surakarta, 17 Maret 2022 Penyusun i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii BAB I...................................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang...................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2 1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 2 BAB II .................................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3 2.1 Putuskan Apa Yang Akan Dibenahi ................................................................................... 3 2.2 Perubahan Dilakukan Sesuai Dengan Kondisi dan Kebutuhan Agar Efektif ................ 3 2.3 Ide Atau Program Harus Sesuai Aturan ............................................................................ 4 2.4 Pertahankan Keinginan Untuk Adanya Perubahan.......................................................... 4 2.5 Kembangan Rasa Saling Percaya Antara Konselor, Guru, Dan Administrator ............ 8 2.6 Membentuk Panitia Dan Kelompok Kerja......................................................................... 9 2.7 BERTEMU DENGAN DINAS PENDIDIKAN DAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN .................................................................................................................................11 2.8 BERIKAN KEPEMIMPINAN UNTUK PERUBAHAN.................................................12 2.9 JADILAH AKTIF...............................................................................................................13 BAB III.................................................................................................................................................14 PENUTUP............................................................................................................................................ 14 3. 1 Kesimpulan..........................................................................................................................14 3. 2 Saran ....................................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................15 ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah untuk memberi pelayanan dan memberi program bimbingan yang komprehensif. Namun pada kenyataannya konselor belum bisa menggunakan waktunya 100% untuk bimbingan karena diharuskan untuk mengambil peran ganda. Konselor atau Guru BK di sekolah juga bekerja dalam kurikulum, membantu siswa dengan perencanaan pendidikan dan karir, dan menjangkau masyarakat. Guru BK juga diharapkan melakukan konseling baik secara individu atau kelompok, konsultasi orangtua murid, serta melakukan penilaian dan pekerjaan untuk sekolah seperti tugas administrasi dan manajemen yang tidak berhubungan dengan bimbingan. Hal tersebut dapat terjadi karena banyak sekolah masih mengaburkan posisi Bimbingan dan Konseling di dalam struktur organisasi sekolah. Meskipun tertulis tetapi pada pelaksanannya Bimbingan dan Konseling masih tidak terdefinisi. Sebagai akibatnya, konselor di sekolah harus berusaha membuktikan diri karena perannya dianggap tidak penting bagi sebagian orang. Biasanya konselor melakukan layanan diluar tugasnya, seperti hal berikut : • Konselor mendaftarkan semua siswa baru • Konselor sebagai koordinator untuk program pengujian sekolah • Konselor menjelaskan peraturan sekolah pada siswa baru • Konselor menentukan jadwal pelajaran siswa • Konselor bertanggung jawab atas siswa yang terlambat atau tidak hadir • Konselor mengajar dikelas saat ada kelas kosong • Konselor menggantikan kepala sekolah saat berhalangan • Konselor bertanggung jawab atas pakaian siswa • Konselor menghitung rata-rata nilai poin • Konselor bertanggung jawab atas kasus disiplin • Konselor mengawasi catatan siswa • Konselor membantu tugas-tugas di kantor sekolah 1

Alasan lain mengapa hal ini dapat terjadi adalah karena beberapa administrator tidak memahami betul tugas Bimbingan dan Konseling dan memperlakukan konselor seperti pegawai kantoran. Mereka tidak menyadari pemberian tugas diluar layanan tersebut akan berdampak pada kualitas Bimbingan dan Konseling yang diterima siswa. Ketika konselor bekerja diluar tugas, mereka akan sulit untuk berinteraksi dengan siswa. 1) Siswa Sekolah Dasar idealnya menerima 200 unit bimbingan dalam 30 menit dan 100 jam konseling individu. 2) Siswa Sekolah Menengah idealnya menerima 75 unit bimbingan, 50 jam pengembangan diri, dan 88 jam konseling individu. 3) Siswa Sekolah Menengah Atas idealnya menerima 50 unit bimbingan, 88 jam pengembangan diri, dan 75 jam konseling individu. Dengan situasi tersebut, diperlukan adanya perubahan agar tercipta layanan bimbingan dan konseling yang komprehensif. Dalam pelaksanaannya tentu akan terdapat berbagai tantangan dan penolakan tetapi harus tetap mengembangkan kepercayaan antar konselor, guru, dan administrator. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan BK Komprehensif? 2. Apa saja pekerjaan Konselor Sekolah diluar tugasnya? 3. Kapan Waktu Ideal Konseling? 4. Apa saja tahapan untuk melakukan perubahan sebuah program bk di sekolah? 5. Contoh jadwal seperti apa yang terlibat dalam proses perubahan? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui BK Komprehensif. 2. Mengetahui pekerjaan Konselor Sekolah diluar tugasnya. 3. Mengetahui waktu ideal untuk konseling 4. Mengetahui tahapan untuk melakukan perubahan sebuah program bk di sekolah. 5. Mengetahui contoh jadwal dalam proses perubahan. 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Putuskan Apa Yang Akan Dibenahi Stimulus awal untuk membenahi program Bimbingan dan Konseling dapat muncul darimana saja. Keputusan ini harus dibuat bersama oleh konselor dan administrator sekolah karena akan menjadi kunci yang merubah bagaimana Bimbingan dan Konseling di sekolah sehingga memerlukan keputusan yang matang. Ketika isu telah dibahas konselor dan administator sekolah harus dapat memutuskan mana yang akan diubah dan dipertahankan. Keputusan akan diambil ketika mayoritas setuju dan menjadi yang terbaik bagi program Bimbingan dan Konseling mereka. 2.2 Perubahan Dilakukan Sesuai Dengan Kondisi dan Kebutuhan Agar Efektif Saat membenahi program Bimbingan dan Konseling komprehensif di sekolah harus memperhatikan kebutuhan dan kondisi yang dialami oleh peserta didik. Berikut beberapa hal umum yang perlu diperhatikan : 1. Perubahan adalah proses, bukan peristiwa. Artinya, kita perlu berfokus pada ketekunan dan bukan hanya pada hasil satu hari jadi saja. 2. Pendekatan diagnostik untuk perubahan. Pendekatan dimulai dengan merumuskan masalah, kemudian mengumpulkan informasi, menganalisis informasi, lalu mengevaluasinya untuk hasil yang lebih baik. 3. Besarnya perubahan. Perubahan yang baik adalah perubahan yang konsisten dan sesuai dengan nilai dan norma yang ada. Berikut beberapa hal khusus yang perlu diperhatikan : a. Semua anggota harus terlibat b. Semua anggota berkomitmen dengan tujuan yang sama c. Semua anggota harus bersedia untuk bernegosiasi d. Semua anggota beranggapan konseling adalah bagian dari Bimbingan dan Konseling komprehensif e. Konselor bersedia melepaskan “selimut keamanan” f. Konselor tertarik untuk memperoleh kompetensi 3

g. Saling membantu untuk keberhasilan kompetensi h. Menyediakan waktu untuk perencanaan, perancangan dan evaluasi program i. Merencanakan perubahan jangka panjang daripada perubahan mendadak. j. Perubahan yang mendadak akan menimbulkan hambatan. 2.3 Ide Atau Program Harus Sesuai Aturan Suatu tantangan besar dalam tahap perencanaan yang terorganisir yaitu mendapatkan konsep program bimbingan dan konseling untuk tetap ada dalam benak para penasihat sekolah, administrator, dan guru, yang mungkin beberapa diantaranya tidak memahami apa program tersebut dan bagaimana program itu dapat berkontribusi pada keberhasilan siswa. Arti dari program yang tetap yaitu menurut Heath and Heath (2008) “gagasan tersebut mudah dipahami dan diingat sehingga dampak nya bertahan lama lalu dapat mengubah pendapat atau perilaku audiens sesuai gagasan tersebut” Cara Heath and Heath agar hadirin dapat tetap bertahan dan mengikuti ide kalian yaitu: • Mengindentifikasi dan memberikan gagasan penting yang mereka pahami • Memahami pentingnya konsep program bimbingan dan konseling • Memberikan contoh nyata yang mudah dipahami • Memberikan alasan konkret tentang mengapa konsep program tersebut diperlukan Informasi yang dibagikan tentang pentingnya konsep program tersebut harus dapat dipercaya dan menyentuh emosi penonton sehingga mereka dapat mengikutinya. Akhirnya, kita perlu memberikan gagasan tentang bagaimana bertindak, bagaimana berperan sepenuhnya dalam mengubah bimbingan dan konseling dari model layanan tradisional ke program bimbingan dan konselung komprehensif. 2.4 Pertahankan Keinginan Untuk Adanya Perubahan Karena memodifikasi program bimbingan dan konseling yang sudah ada dan mengimplementasikan program baru merupakan hal yang rumit dan memakan waktu, makan sebuah hal penting dalam fase perencanaan untuk memahami tugas-tugas yang akan terlibat dalam proses perubahan dari awal hingga akhir. Terdapat 5 tahapan yang berfungsi untuk membantu dalam membuat program agar lebih mudah yaitu 4

merencanakan, merancang, mengimplementasikan, mengevaluasi serta meningkatkan. Mitchelll dan gybser (1978). Periode waktu dan tugas tugas yang disajikan dalam contoh dibawah ini hanyalah ilustrasi. Beberapa tugas-tugas tersebut mungkin tidak cocok untuk beberapa sekolah. Oleh karena itu, disesuaikan pada kebutuhan sekolah. Sampel dibawah ini dirancang untuk memberikan gambaran tentang apa yang perlu dilakukan selama 10 tahun untuk mengimplementasikan, mengevaluasi, dan meningkatkan program bimbingan dan konseling yang komprehensif. TAHUN 1 Perencanaan: Membangun landasan untuk suatu perubahan 1. Menelaah sejarah bimbingan dan konseling di sekolah 2. Memahami implikasi bimbingan dan konseling Perencanaan: Mendapatkan dukungan 1. Putuskan apa yang akan dibenahi 2. Perubahan dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan agar efektif 3. Ide atau program tersebut harus sesuai dengan aturan 4. Pertahankan keinginan untuk adanya perubahan 5. Kembangkan rasa saling percaya antar konselor, guru, dan administrator 6. Membentuk komite dan kelompok kerja 7. Bertemu dengan dinas pendidikan daerah sekolah tersebut 8. Adanya kepemimpinan untuk perubahan 9. Jadilah aktif Perencanaan: Membuat konsep Model Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif 1. Memahami dasar program 2. Mempelajari mengenai perspektif pengembangan siswa 3. Mempelajari mengenai program bimbingan dan konseling komprehensif 4. Memahami elemen yang membentuk sebuah program komprehensif 5. Memahami pentingnya konsep program 6. Mempelajari tentang 6 tuntutan program TAHUN 1-2 Perencanaan: Melakukan Penilaian Menyeluruh dari Program yang berlaku saat ini 1. Mengumpulkan informasi siswa dan status 5

2. Mengidentifikasi ketersediaan dan penggunaan sumber daya saat ini 3. Menelaah program yang sedang berlaku 4. Mengumpulkan persepsi tentang program ini 5. Meyajikan laporan yang menggambarkan program saat ini. TAHUN 2-3 Merancang: Mengadaptasi Model Program Bimbingan dan Konseling 1. Menentukan struktur dasar dari program anda 2. Mengidentifikasi dan mendaftarkan kompetensi siswa berdasarkan tingkat sekolah atau pengelompokkan siswa 3. Menegaskan Kembali dukungan kebijakan 4. Menetapkan prioritas untuk penyampaian program (desain kualitatif) 5. Menetapkan parameter untuk alokasi sumber daya (desain kuantitaif) 6. Menulis dan membagikan uraian tentang program yang diinginkan Merancang: Perencanaan Perubahan 1. Menyatakan perubahan yang diperlukan untuk mengimplementasikan sebuah program bimbingan dan konseling komprehensif ke seluruh daerah 2. Mengembangkan rencana unntuk mencapai program di seluruh daerah 3. Memulai upaya peningkatan program pengembangan 4. Memperluas basis kepemimpinan TAHUN 3-4 Menerapkan: Mewujudkan Perubahan 1. Mengembangkan sumber daya personil, keuangan, dan lainnya 2. Implementasi program 3. Memfokuskan pada projek khusus 4. Memfasilitasi perubahan tingkat bangunan 5. Menerapkan kegiatan hubungan masyarakat TAHUN 4-5 (dan seterusnya) Menerapkan: Menjalankan Program Baru 1. Meningkatkan aktivitas program 2. Meningkatkan peran dari konselor sekolah profesional 3. Mengembangkan rencana program pembangunan 6

4. Memonitpr implementasi program Menerapkan: Ketajaman Sekolah Penasihat Kompetensi 1. Menerapkan sistem peningkatan kinerja penasihat 2. Mendukung pengembangan profesional 3. Membawa para penasihat bar uke dalam program dan pada peranan yang tepat 4. Mengklarifikasi peran staf dalam membangun bimbingan dan konseling TAHUN 4-8 Mengevaluasi: Mengevaluasi Program, Personil, dan Hasil 1. Mengevaluasi kinerja konselor sekolah 2. Melakukan evaluasi program 3. Melakukan pemeriksaan hasil 4. Mengevaluasi bimbingan dan intervensi konseling TAHUN 9-10 Mengembangkan Ulang Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif anda 1. Berkomitmen untuk proses perancangan ulang 2. Memulai proses mendesain ulang 3. Membuat keputusan desain ulang berdasarkan kebutuhan dan data evaluasi 4. Menerapkan desain baru 5. Memahami revitalisasi mengikuti perancangan ulang Mengharapkan Perlawanan akan Berubah Apa perlawanan terhadap perubahan? Menurut Connor et al (2003) menyatakan beberapa orang menolak untuk pindah yang lainnya menjadi penonton, duduk di pinggir lapangan mengkritik tetapi tidak berpartisipasi. Ada yang bahkan berupaya menahan orang lain agar tidak ikut berubah. Menyatakan Perlawanan terhadap Perubahan Mengingat definisi sebelumnya tentang perlawanan, perlawanan macam apa yang ditunjukkan oleh para penasihat dan administrator sekolah ketika dihadapkan pada perubahan dari struktur organisasi mereka saat ini ke program komprehensif? Goodloe (1990) menggambarkan ekspresi perlawanan berikut: 7

1. Keengganan untuk berubah: Banyak yang beranggapan bahwa program yang lama masih bagus untuk dipakai sehingga mereka menolak dengan tegas bahkan enggan untuk mendengarkan perbaikan yang telah direncanakan 2. Tugas ganda: Meskipun logika yang meyakinkan perlunya program bimbingan te yang baru dan lebih baik, para penasihat dibuat lumpuh oleh pesan yang bertentangan dari para administrator: \"oke, tetapkan program baru, tetapi lanjutkan untuk mempertahankan daftar tugas anda yang sekarang.\" 3. Waktu dan pengendalian: program baru itu menuntut komitmen waktu yang lebih besar dan berkontribusi pada stres kerja, perluasan sekolah. Argumen tersebut akhirnya memunculkan pertanyaan \"mengapa menukar model baru ketika yang lama bekerja dengan baik?\" 4. Pernyataan yang membuat gagal : Pernyataan - pernyataan seperti \"bukankah itu mengerikan! \"\" seandainya saja...\" \"kami sudah mencobanya! \"Ya, tetapi...\" \"mereka melawan kita\" \"mari kita tunggu sampai....\" memiliki efek yang melemahkan 2.5 Kembangan Rasa Saling Percaya Antara Konselor, Guru, Dan Administrator Karena kecenderungan orang-orang untuk menolak perubahan dan karena tantangan serta resiko yangterlibat dalam membuat perubahan menuju program bimbingan dan konseling komprehensif, staff pembimbing mungkin memerlukan waktu dan privasi sewaktu mereka menangani masalah yang terlibat. Waktu dan privasi diperlukan untuk bekerja. Oleh karena itu, memiliki waktu dan privasi untuk membuka dialog, konfrontasi, dan untuk memproses perasaan selama perencanaan. Kepercayaan staff dapat dikembangkan dan dipelihara melalui keterlibatan penuh pada staff dalam proses perubahan. Pada bagian awal, memutuskan bahwa ingin berubah, sebuah contoh tentang bagaimana staff bimbingan dari suatu sekolah di daerah bertemu untuk menilai kebutuhan akan perubahan. Salah satu hasil diskusi ini adalah keputusan untuk berubah; untuk menentukan nasib mereka sendiri (Hurgens & Fuston, 1997). Hasil lainnya yang sama pentingnya adalah keterlibatan para staff dalam proses perubahan. Dengan melibatkan staff dalam keputusan awal untuk membuat perubahan, staff dapat dibantu untuk membuat komitmen. Penting juga agar anggota staff sadar bahwa pendapat mereka akan digunakan. 8

2.6 Membentuk Panitia Dan Kelompok Kerja Langkah berikutnya setelah konsensus untuk perubahan telah tercapai yaitu membentuk komite dan kelompok kerja untuk menyelesaikan tugas-tugas yang ada. Terdapat dua komite yang direkomendasikan dalam keselurahan proses: komite pengarah dan komite penasihat sekolah-komunitas. Pembentukan kelompok kerja nantinya akan menangani sebagian besar tugas perbaikan. Sedangkan anggota komite akan ditunjuk oleh pengawas sekolah atau yang ditunjuk sebagai pengawas secara resmi. 1. Panitia acara Biasanya, komite pengarah terdiri dari personel pemandu atau perwakilan dari setiap tingkat kelas atau gedung yang terlibat. Jika gelar tersebut tidak ada, maka yang secara administratif bertanggung jawab atas program bimbingan dan konseling harus menjadi ketua. Komite pengarah bertanggung jawab untuk mengelola upaya yang diperlukan untuk merencanakan, merancang, melaksanakan, mengevaluasi, dan meningkatkan program bimbingan dan konseling kabupaten. Komite ini adalah badan pembuat keputusan dan bertanggung jawab untuk menguraikan tugas-tugas yang terlibat dan memastikan bahwa sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas- tugas ini tersedia. Untuk melaksanakan tanggung jawab ini, salah satu tugas pertama komite pengarah adalah menyiapkan jadwal langkah-langkah yang telah dipilihnya. Karena ini adalah jadwal utama untuk perubahan program, itu membutuhkan pemikiran dan perhatian yang cermat. Berikan waktu perencanaan yang cukup untuk fase pengorganisasian ini. memberikan mereka yang terlibat dengan gambaran tentang ruang lingkup dan urutan proses perbaikan. Selain itu, jadwal induk menyediakan mereka yang terlibat dengan indikasi sumber daya dan bahan yang dibutuhkan. Saat jadwal lokal Anda untuk tugas sedang dikembangkan, pertimbangkan sampel jadwal untuk instalasi program yang disajikan di bagian pertama bab ini. 2. Komite Penasihat Sekolah–Komunitas Tugas utama komite adalah memberi saran kepada mereka terlibat dalam upaya peningkatan program bimbingan. Ini adalah jembatan komunikasi antara mereka 9

yang terlibat dalam bimbingan upaya perbaikan program dan sekolah dan masyarakat. Panitia memenuhi selama masa transisi dan berlanjut sebagai bagian permanen dari program bimbingan yang lebih baik. Penggunaan dan keterlibatan komite penasihat sekolah-masyarakat akan bervariasi sesuai dengan program dan komunitas, tetapi dalam semua kasus keanggotaan harus menjadi lebih dari sekedar nama. Selain bertanggung jawab atas langkah-langkah, sumber daya, dan strategi yang diperlukan untuk melakukan transisi ke program yang komprehensif, komite pengarah bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana hubungan masyarakat melalui advokasi. Pengembangan ini dapat dilakukan kemudian dalam proses perbaikan program, tetapi setiap kali dilakukan, diperlukan perencanaan yang matang. Humas yang efektif tidak terjadi begitu saja, juga tidak dapat dipisahkan dari program dasar yang komprehensif. Faktanya, humas terbaik dimulai dengan program bimbingan dan konseling yang sehat dan komprehensif. Humas yang baik tidak dapat menutupi program bimbingan dan konseling yang tidak efektif yang tidak memenuhi kebutuhan konsumennya. 3. Kelompok Kerja Untuk menyelesaikan tugas yang terlibat dalam membuat transisi ke komprehensif program bimbingan dan konseling, penggunaan kelompok kerja dapat menjadi pilihan yang baik. Kelompok kerja merupakan kelompok kecil anggota staf, biasanya konselor, tetapi terkadang juga termasuk administrator, guru, orang tua, dan siswa yang diberi tugas khusus yang perlu diselesaikan sebagai bagian dari proses transisi. Penugasan untuk kelompok kerja akan bervariasi tergantung pada tugas yang terlibat. Maka kerja kelompok dibentuk dan dibubarkan sesuai kebutuhan. Berikut merupakan saran dalam membentuk kelompok kerja, meliputi: 1. Gunakan kelompok kerja sebanyak mungkin karena mereka mengurangi keseluruhan beban kerja dan memberikan kesempatan kepada sebanyak mungkin orang untuk terlibat dan belajar tentang merombak dan merevitalisasi bimbingan dan program konseling. 2. Dalam beberapa kelompok kerja, ada yang harus menyertakan konselor saja, tetapi ada juga yang mencakup administrator. Saran khusus tentang kelompok kerja keanggotaan disediakan dalam bab-bab berikutnya. 10

3. Kelompok kerja bertanggung jawab kepada panitia pengarah. Kelompok kerja kepemimpinan diambil dari komite pengarah. 4. Biaya untuk kelompok kerja harus spesifik dan layak. 5. Keanggotaan kelompok kerja harus mencakup representasi lintas kelas bila sesuai guna meningkatkan kepercayaan dan membangun pengetahuan di antara para anggota. 2.7 BERTEMU DENGAN DINAS PENDIDIKAN DAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN Karena pengembangan dan pemasangan program bimbingan dan konseling yang komprehensif adalah masalah sekolah distrik serta masalah pembangunan, administrasi dan dewan pendidikan kabupaten terlibat ke dalam proses perencanaan di awal. Penting bagi komite pengarah, bekerja sama dengan pengawas, untuk bertemu dengan dewan dan menginformasikan kepada anggotanya tentang perlunya perubahan dari model layanan posisi ke program yang komprehensif untuk memenuhi kebutuhan siswa, orangtua, guru, dan masyarakat secara lebih efektif. Tujuan pertemuan awal adalah untuk menginformasikan dewan, mendapatkan dukungannya, dan mengamankan otorisasinya untuk bekerja meningkatkan program bimbingan dan konseling di distrik tersebut. Dalam pertemuan awal penting juga untuk memperoleh jaminan tertulis dari dewan mengenai otorisasinya atas proses perbaikan. Jaminan yang diminta oleh komite pengarah dapat mencakup jaminan sebagai berikut: 1. Memberi wewenang kepada administrasi untuk menyediakan waktu dan sumber daya bagi konselor sekolah profesional untuk mengembangkan dan menerapkan program bimbingan yang komprehensif di bawah kepemimpinan komite pengarah. 2. Menerima laporan berkala dari komite pengarah. 3. Menyetujui program tersebut sebagai program resmi distrik sekolah dan mengadopsi kebijakan yang mengamanatkan program tersebut. 4. Bekerja dengan komite pengarah dan administrasi untuk sepenuhnya mengimplementasikan program setelah disetujui. 5. Bekerja dengan dewan penasehat dan staf sekolah untuk mempublikasikan program kepada masyarakat. 11

6. Menyediakan dana yang cukup untuk memastikan kelanjutan pengembangan, implementasi, dan evaluasi program melalui proses peningkatan program. 2.8 BERIKAN KEPEMIMPINAN UNTUK PERUBAHAN Pemimpin program bimbingan dan konseling distrik sekolah memiliki tanggung jawab utama untuk mengatur dan mengelola proses peningkatan program. Pemimpin juga manajer dari proses perbaikan dan juga program. Sebagai manajer proses perbaikan, tugas yang harus dilakukan adalah mengembangkan dan memantau rencana perubahan. Penjelasan lebih detail dari tugas manajer perbaikan yaitu mengembangkan proposal yang berorientasi pada perubahan dan kerangka waktu untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi. Kemudian membentuk komite pengarah, dan merencanakan agenda dan jadwal pertemuannya. Diharuskan juga untuk komite penasihat sekolah-komunitas dan berbagai kelompok kerja sesuai kebutuhan. Lalu manager harus menghadiri pertemuan kelompok kerja sebanyak mungkin agar mereka tetap pada tugas. Pemimpin program juga bertanggungjawab sebagai misionaris utama untuk program yang ditingkatkan. Dalam meningkatkan kinerja, pemimpin program harus jelas tentang model program yang diinginkan dan diadaptasi. Keberhasilan proyek ini secara langsung terkait dengan konseptualisasi pemimpin tentang program bimbingan dan konseling. Untuk sementara, pemimpin program mungkin satu-satunya orang yang dapat memahami desain baru, kompetensi siswa, sifat program yang komprehensif, dan sarana untuk mengarahkan kembali aktivitas staf pembimbing. Sebagai pemimpin program bimbingan distrik sekolah, tanggung jawab tidak hanya untuk meningkatkan dan mengelola program tetapi juga untuk membantu staf yang terlibat. Tugas tersebut antara lain mengembangkan mekanisme untuk mendidik dan melibatkan konselor dan administrator. Kemudian membawa semua anggota komite pengarah saat proses berlangsung. Pada akhirnya, dibawah arahan pemimpin, para konselor di komite pengarah memberikan kepemimpinan sebaya kepada rekan- rekan mereka. Pemimpin perlu menyimpan tujuan untuk mengubah program di depan semua orang selama proses perubahan. Ingatlah bahwa melakukan semua ini untuk lebih memfasilitasi karir akademik siswa dan pengembangan pribadi-sosial dan keterlibatan orang tua melalui penggunaan bakat dan keterampilan unik konselor sekolah yang 12

lebih tepat. Sistem ini dapat mencakup konselor sekolah yang berkomitmen di distrik, supervisor yang menginginkan perubahan yang akan datang, dan pemimpin program bimbingan dan konseling dari distrik lain yang telah memulai proyek serupa. Keterlibatan dalam asosiasi negara bagian dan nasional untuk konselor sekolah dan pendidik konselor memberikan bantuan yang berguna dan afiliasi juga. 2.9 JADILAH AKTIF 1. Buatlah Komitmen untuk Bertindak Beberapa orang memiliki kapasitas bawaan untuk bersukacita yang sama besarnya dengan kebencian, tetapi kebencian menyebabkan mereka mengabaikan kesempatan untuk bersukacita. Orang-orang yang terkunci dalam situasi destruktif sering berfokus pada perbedaan mereka. Sebagai seorang pemimpin, membantu mereka menemukan dan membangun kesamaan mereka merupakan tugas yang harus dilakukan. Orang yang tidak bahagia cenderung menekankan kesalahan masa lalu, dan akibatnya, menggunakannya untuk menghancurkan masa kini dan masa depan. Tugas sebagai seorang pemimpin adalah membantu mengubah masa kini sehingga akan ada masa lalu baru untuk menciptakan masa depan. (Shepard, 1974). Buatlah komitmen untuk bertindak! 2. Jadilah optimis Tugas dalam membuat transisi dari program yang tidak ditentukan ke program yang ditentukan adalah kompleks dan sulit. Mereka membutuhkan waktu dan ketekunan. Meskipun waktu yang dibutuhkan mungkin tampak lama, hal itu memberikan kesempatan bagi konselor (dan semua orang) untuk belajar bagaimana menguasai program baru. Dengan demikian, fase perencanaan yang terorganisasi harus dirancang untuk membantu mereka yang terlibat dalam mengembangkan visi tentang seperti apa program yang komprehensif itu dan berkomitmen untuk bekerja mewujudkannya. Keyakinan kami adalah bahwa pengembangan staf memungkinkan orang untuk memiliki visi dan keterlibatan serta meningkatkan tingkat komitmen mereka. Pengembangan staf dimulai selama fase pengorganisasian dan harus dilakukan di seluruh proses perbaikan dan revitalisasi program. Jadilah optimis! 13

BAB III PENUTUP 3. 1Kesimpulan Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk merubah program bimbingan dan konseling di sekolah. Mulai dari memutuskan apa yang akan dibenahi, perubahan yang dilakukan harus sesuai kondisi dan kebutuhan, ide atau program harus sesuai aturan, mempertahankan keinginan untuk merubah program tersebut, mengembangkan rasa saling percaya antara konselor, guru, dan administrator, membentuk panitia dan kelompok kerja, dan masih banyak lagi. Jika hal-hal tersebut diperhatikan dapat dipastikan untuk merubah program tersebut dapat berjalan dengan efektif dan hasilnya sesuai dengan keinginan. 3. 2Saran Pada saat pembuatan makalah ini penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik serta saran yang membangun mengenai pembahasan makalah ini yang nantinya sangat penting bagi kami untuk memperbaiki kesalahan dalam penyusunan makalah ini. 14

DAFTAR PUSTAKA Norman C. Gysbers. Patricia Henderson. Developing & Managing Your School Guidance & Counseling Program. Fifth Edition. 15

16


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook