Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Ayahku bukan pembohong

Ayahku bukan pembohong

Published by y.efisari, 2021-07-18 07:30:45

Description: Penulis : Tere Liye

Search

Read the Text Version

Epilog Untuk membuat hati kita lapang dan dalam, tidak cukup dengan membaca novel, membaca buku-buku, mendengar petuah, nasihat, atau ceramah. Para sufi dan orang-orang berbahagia di dunia harus bekerja keras, membangun benteng, menjauh dari dunia, melatih hati siang dan malam. Hidup sederhana, apa adanya, adalah jalan tercepat untuk melatih hati di tengah riuh rendah kehidupan hari ini. Percayalah, memiliki hati yang lapang dan dalam adalah kon­kret dan menyenangkan, ketika kita bisa berdiri dengan seluruh ke­bahagiaan hidup, menatap kesibukan di sekitar, dan melewati hari-hari berjalan, bersama keluarga tercinta. 299



Catatan Penulis Ide awal novel ini adalah tentang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng, tentang definisi kebahagiaan, tentang mem­ besar­kan anak-anak dengan sederhana. Sudah cukup lama ide ini tersimpan di kepala, tapi baru bisa ditulis ketika anak kami, Pasai, berusia tujuh bulan di kandungan. Naskah selesai sebulan sebelum Pasai lahir, Juni 2010. Saya berusaha agar detail cerita, karakter, plot, penjelasan, dongeng, konteks, ditulis seorisinal mungkin—yang boleh jadi tetap saja dipengaruhi oleh ratusan film, buku-buku, cerita, serta artikel yang pernah saya tonton, baca, dan lihat. Saat naskah ini selesai, diserahkan ke penerbit, dibaca awal oleh beberapa pencinta buku, saya menerima e-mail yang me­ nyebutkan gaya penceritaan novel ini sama dengan novel Big Fish. Saya belum pernah membaca novel Big Fish. Yang ber­ sangkut­an menjelaskan persamaan novel saya dengan novel Big Fish adalah di “gaya penceritaan”: tentang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng. Andai kata ada pencinta buku yang sudah pernah membaca

novel Big Fish, maka pastilah bisa menyimpulkan dengan baik apa­kah novel ini menjiplak/terinspirasi atau tidak. Saya serahkan kesimpulan itu pada pembaca. Pada akhirnya, konsen saya menulis novel ini sesimpel ide ceritanya: bahwa kebahagiaan itu sederhana. Dunia anak-anak se­lalu indah. Kasih sayang keluarga adalah segalanya. Pemaham­ an ini terus paralel dengan novel-novel saya sebelumnya. Penulis bisa dihubungi lewat e-mail darwisdarwis@yahoo. com, darwisdarwis.multiply.com, facebook dengan akun darwis tere-liye. Setidaknya ada 14 novel saya yang beredar luas, daftar novel-novel itu, beserta rating, review, bisa dilihat di website inter­ nasional tentang dunia buku, www.goodreads.com, dengan me­ masukkan nama pengarang “tere-liye” di kolom search atau buka blog: tbodelisa.blogspot.com.

Jangan lewatkan karya Tere-Liye yang satu ini! Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik. Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekalipun. Dan lihat- lah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini. Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua. Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun… daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya. GRAMEDIA penerbit buku utama



AYAHKU (BUKAN) PEMBOHONG Kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya? Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng- dongeng kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. Inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu di novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya. Mulailah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya. Tere-Liye adalah pengarang beberapa novel dengan rating tinggi di website para pencinta buku www.goodreads.com. Tere-Liye banyak menghabiskan waktu untuk melakukan perjalanan, mencoba memahami banyak hal dengan melihat banyak tempat. Selamat membaca novel kecil ini. Setamat membaca buku ini, satu hal yang pasti nyata: saya menangguk banyak kearifan di kedalaman cerita. A. Fuadi, Penulis Trilogi Negeri 5 Menara Sungguh Tere-Liye berhasil menggugah saya sebagai pembaca sekaligus seorang anak dari seorang ayah yang sangat saya banggakan. A must read. Amang Suramang, Penggerak di Goodreads Indonesia Isinya tak hanya menggugah dan membuat haru, tapi membuat kita merasa perlu meneguhkan kembali keyakinan dan kecintaan pada keluarga. Salut atas novel ini! Arwin Rasyid, Presiden Direktur Bank CIMB-Niaga Novel ini dapat menjadi langkah awal untuk menata ulang konsep budi pekerti di negeri ini. Muliaman D. Hadad, Deputi Gubernur Bank Indonesia NOVEL DEWASA Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building Blok I, Lantai 5 Jl. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270 www.gramedia.com


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook