Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore hukum perkawinan hindu sesudah berlakunya

hukum perkawinan hindu sesudah berlakunya

Published by websmartbogor, 2016-12-15 02:44:42

Description: hukum perkawinan hindu sesudah berlakunya

Keywords: Hukum Perkawinan Hindu,Hukum Perkawinan

Search

Read the Text Version

LAPORAN HASIL PENELITIM HUKUM PERKAWINAM HINDU, SESUDAH BERLAK.UNYA UU. NO. 1/ 1974 Dl DESA PEDUNGAN KABUPATEN BADUNG BALI Disusun Oleh : I MADB WENI S.H. PESERTA DARI I.H. D. DBNPASAR PROGRAM LATIHAN PENELITJAN AGAMA BADAN PENELJTJA.N DAN PENGEMBANGAN AGAMA. DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK. INDONESIA 1971» - 1980 KEIIENTRIAN AGAIIA REPUBLIK INDONESIA

PRAKATA \ Dengan mengucap syukur kehadapan Ida Sanghyang hi -t\"_...~. Wasa Tuhan Yang Maha Esa ,karena tanpa . sucl.. - s~nar:-,;r< tanpa Rakhmat Nya jelas laporan hasil peneli t iani~i tidak akan sampai keharibaan pembaca yang budi man. Didalam menyelesaikan laporan hasil penelitianyang sangat sederhana ini suka dan duka selalu mengiri-ngi kita, tetapi berkat rakhmat Ida Sanghyang Hidhi \'/a-sa akhirny~ dapatlah kami menyajikan laporan hasil pe-nelitian yang berjudul : Hukum p erkawinan Hindu sesu-dah berlakunya UU No.1/1974 di Desa Pedungan,KabupatenBdung,Bali. -Dengan rendah hati laporan hasil penelitian ini ka-mi persembahkan sebagai realisasi dari tugas yang dibebankan Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Depar -temen Agama RI kepada para peserta Program Latihan Pe- •nelitian Agama Angkatan IV tahun 1979/1980 yang barulalu di Jakarta. • Perkenankanlah kami melalui k esempatan i ni mengu -capkan terima kasih -kepada-Ba...... p. ak -Pembimbi ng serta yangtelah memberikan dorongan semangat begitu pula materi-al sehingga laporan hasil penelitian ini dapat kamiselesaikan dalam bentuk yang sederhana sekali. Semogadapat berguna bagi pembangunan Bangsa dan Negara Repu-b .lik Indonesia.Denpasar, 9 Agustus 1980. Penyusun KEIIENTRIAN AQAIIA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR I SI \ \ • \.~~~DAHULUAN ························· · ············· · ·~ \BJ~.·.._ I DASAR- DASAR PERKA\·/I NAliJ • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 1 I a . Pengertian perkawinan •••••••••••••••••• 1b. Sis t i m per kawinan •••••••••••••••••••••• 7c. Asas-as as perkawinan ••••••••••••••••••• 13BAB II SYARAT-SYARAT PERKA\VINAN ••••••••••••••••••16a. Adanya kata sepakat ••••••••••••••••••••16.b. U m u r ••••••••••••••••••••••••••••••••19c. VI a 1 i • ............................. ... 20BAB III LARANGAN PERKAWINAN •••••••••••••••••••••••22a. Hubungan darah •••••••••••••••••••••••••22 Ib . Hal-hal lai n •••••••••••••••••••••••••••26BAB IV SYAHNYA PERKA\vi NAN ,••••••••••••••••••••••••27a . Adanya Wi dhi Wi dhan a •••••••••••••••••••27b. Pencatatan nikah •• : ••••••••••••••••••••29BAB V KESIMPULAN DAN SARAN •••••••••••••••••••••• 32-- -.L A MP I R A N KEMENTRIAN AQAMA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUANa. Latar belakang dan masalah : Penduduk wilayah Republik Indonesia merupa- kan masyarakat bhineka yang mempunyai lingkung- an alam yang berbeda serta dapat mempengaruhi - penduduk dan ciri-ciri jasmaninya. Kebudayaan , bahasa, kepercayaan,sistim kekerabatannya,kehi- dupan keluarga, struktur kekuasaan serta bentuk tempat tinggal berbeda beda pula (masalah inte~ rasi nasional di Indonesia,prisma no.8 thn. V). Dengan demikian di Negara Republik Indonesia terdapat pluralis kebudayaan yang juga dapat di timbnlkan oleh adanya perbedaan agama. Dalam me laksanakan perkawinanpun setiap daerah berbeda yang memiliki ciri-ciri khusus sesuai dengan a- dat/agama yang dianutnYa. Adanya pelanggaran-pelanggaran aturan hukum • perkawinan yang sering menimbnJkan kegoncangan- kegoncangan dimasyarakat,sehingga tidak terda - pa~a kesehimbangan didalam masyarakat yang bersangkutan. Untuk mengatasi hal itu pemerin - tah telah mengeluarkan UU No.1/19?4 yaitu undang undang tentang perkawinan Republik Indonesia yang dalam pasal 66 nya menyebutkan bahwa : Un- tuk perkaw1. nan dan se' gala sesuatu yang berhu - bungan dengan perkawinan berdasarka.n atas nndang undang ini, maka ketentuan yang diatur dalam BW H.o.c.r, GHR dan peraturan lainnya sejauh telah KEMENTRIAN AGAIIA REPUBLIK INDONESIA

iidiatur d al HL tJU ini d iny atakan tidak be rlaku.Hal i~ i yang menimbulkan p ermasalahan ~ erhadaphukum perk awi nan yang dilaksanakan di Desa~edunga n yang menggunakan dasar-dasar hukum Iagama yang telah tegas-tegas direseptir keda-lam hukum adat Bali . Seb agai suatu masya r akathukum yang luasnya 1'1•''474 km2 terdiri da-:-i28 Banjar odat , donL.ft '' penduduknya berjum1ab12.530 orang yang s el>agian besar masyarakatnya .beragama Hir lu , t e rkecuali 1 kampung yang masihtetap -nenganut agarno I s lam yaitu kampnng Isla mKepaon. Toleransi se s ame umat beragama betul-betu l tsmpak den~en b aik sert a tetap mengga -l ang ke rja ;ama demi 1,. 1;aknya k etaha nan nasi-onal secara mantap. Jugb s ebagai Desa peralih-an dari tradisinnn l menjadi modern yangt ermasuk k ota admi ni !' t~·~tif Denpasar, betul -betul s a1 c;at pes at porl\nmbangannya.Karena i t1l ah tero n ~ s ekali pengaruh ber -l akunya UU No . 1/1974 yong menimbulkan permasalanan b aru bsgi 'tUlcllm p • r k awinan Hindu y angsuds h b vrl ak u da r i .: oJnl. dabulu .b. Tujuan peneliti an :Dal a m r snsl a m 0nc~ 1 ~ l pe l aksa naan u-u No .1/ 1971+ ::;ec u ra uIIHJ nt o p , p <;l 'J di p eroleh sebelum -n:ya gambar .ln tinGkot ke se: daran hukum masyara-kat Des a Pedunc;an se jouh mana aturan-aturan hukum telah dil aksanakan oleh masyarakat t er-• KEIIENTRIAN AQAIIA REPUBLIK INDONESIA

\ l•.J•.J•. masuk aturan-aturan mengenai perkawinan baru se- hingga dapat diharapkan nan• ti dipakai sebagai pe doman kebij aksanaan serta menentukan lanekah - l anekah se l anjutnya bagi aparat pemerintah. c . Methods pe~elitian : Lokasi !'nHelit ian adalah Desa Pedungan Timur yan(.5 dibetllt~l harzya pada 6 Banjar seperti : - Benjur l'unr:lc , Eanjar Karangsuv;ung , - Banjar R,• wa h , - Banjar AmbeJlb n , Ban~· ar Kep i r-ah , - dan Banjor Jienesa. Banjar-b anjuJ tersebut d.iatas atas dasar pertim- ban~a n seba Ga i b ~rikut : . - Kepadatan juml a h penduduknya • .!. Tinglcat lH' 1· 1idikannya sudah agak maj u . - Dari see;i mf1ta pencahariannya kebanyakan berta- ni . - A~amanya tidak ada campuran . d. g~t_p_e!1.£.umpul d ata : I·lenyelu nu • i a\Yig-awig , mengadakan observasi l angsung kol\"l ~nga n dengan pengamatan secar a te- liti t orutam,.. mensenai pelaksanaan perkawinan, scrta mcncadol an pemeriksaan k asus- kasus perkawin an yang telnh timbul di Desa Pedungan. Selanjut- nya mengadaltan penganalisaan s erta penulisan la-• poran hasil KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

BAB I DASAR DASAR PERK. ·IINAN a. Pengertian perkawinan : Undang-undang tidak mengadakan difinisi ten- tang perkewinan. Istilah perka\'1inan dalam undang 1ndang dipakai dalam 2 arti : 1. Perkewinan sebagai suatu perbuatan : yaitu . pa 1'11 pwinan dimana perbuatan-perbuaten melang- tJ\11 11 ,I ..n pe rka\>~inan untuk mengikatkan diri se - ba[ni suami isteri. 2. Poz awina n digunakan sebagai suatu keada an hu kum y&itu keadaan bahwa seorang laki-laki dan ooorang wanita terikat oleh suatu p ertalian perl:awinan. Keadaan ini adalah sebagai akibat p orhtl tan yang dimaksud diatas. Dalam kead.aan itu 11hak laki· laki mempunyai kedudukan seba- gai rm ami d a:J. fihak perempuan sebagei ist e r i . P orl;; u·wina 1 yang me r persatukan suami dan isteri untuk l1l <lup b e rsama d.an sa ling bantu membantu de l am pou,J.idupan. Undang-undang memberikan akibat akibet prJda suatu perkawinan yang dilangsungkau' dengan cera dan menurut syarat-syarat undang-un- danc;. TuliP •O p erkawinan menurut hu.kum bukanlah un- tuk mem1 ,, Jyai keturunan, impotensi ( ketidak mam- puun unL uk b ersetubuh ) dari suami dan tidak munr;ki!'nya si i steri untuk melahirkan anak,tidak KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

2merupakan rintangan untuk be rkawin atau alasanuntuk membs .alkan atau membubarkan perkawinantersebut. Perkawinan orang yang ber usia tinggi yangtidak mungkin mempunyai anak lagi, bila sudahdapat dike t ahui bahwa salah satu satu fihak dal amwalctu yang singkat akan meninggal, menurut hukumadalah mungkin den diakui oleh undang-undanB s e-b ~~ai perkawinan yang syah. l~ds _-undang memaks udkan bahwa perkawinansebagai p ersatuen antara suc~i dan isteri untukhidup se lama-lamanya sampai salah satu fihak meninggal dULia. Untuk mel angsungkan perkawi nan o-leh undang-undar g di syaratkan ba h\'18 antara keduacalon r uami i s teri harus ada kata sepakat. Halini merupakan satu- satunya titik persamaan ant araperjanjian biasa dengan perjanjian perkawinan.Undang-undang memandang perkawinan hanya dal ambubungan-tubungan perdata saja. Hukum hanya me -ngakui perkawinan perdata yaitu p erkawi nan ya ng ·dilangsungkan menurut ketentuan-ketentuan hukum . Hidup b er s ama mempunyai akibat-akibat y angsangat panting di masyarakat , dicana Desa Pedung-an sebagaian bcsar an~Gota ma syarakatnya mengonutogema Hindu Dharma. Hal ini erat ~aitannya dengan • KEIIENTRIAN AGAIIA REPUBLIK INDONESIA

3suatu keluar.:;a yang akan mbllt'l:l.lskan kelangsunganbidup keluar Ja yang bersanekutan di masa-masa mend Jtang. Sifc.;; kegotong royo....gan yang masih nampakterlihat pada perbuatannya , se hari- hari terutamadalam adat-istiadat dari mesing- masing Desa yangada d.i Bali, maka pe1 ·:a\vinan i.tupun d.ianggap ma-sih merupakan urus an kerauaL, keluarga serta u-rus an masy arakat yang didcJit~ dcan ata s kepercayaanatau agama yang sama serta merupakan suatu usahayang positif untuk t e:: 'US d ape·L l erlangsungnya go-l ongan i t u secara eratur UJe : bir1:an angkatan ba-ru yang akan moneruskan go l onean itu. Pedungan y ang merupakall 1u1 syarakat hukum , s e-bag ai salah sa :;u Des a sdalnl t 111 9syarakat teritori-al se bulat-bulatnya dimana portalian sanak sau-dara memang betul-betul menghimpun masyarakat pe-muj aan menjadi satu yang aul >ul •unnya b ertempattinggal ter pencar-pencar momptmyai tugas tidaklain untuk memelihara kuil dan ber sama-sama me-muja moyangnya . Sebaga i musyo1·akat hukum pertali-an darahnya didasarkan atas genealogis,sedangkanmasyarakatnya yang ikatan lceko1uargaannya adalahpatrileneal atau susunan berln1l DID Bapak ( vader -rechtelijk) a rt inya : suatu atnran dimana persamaan keturunan dari sesarca Bapak leluhur menetapkangolongannya . GolonE:;sn t ersebui mempunyai pengurus • KEIIENTRIAN AGAIIA REPUBLIK INDONESIA

Selengkapnya Silahkan menghubungi :Perpustakaan Balitbang Diklat Kementerian Agama RI Jl. MH Thamarin No. 6, Jakarta Pusat, Indonesia Telp. 021-3920380


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook