BAHAN AJAR KOLONIALISME DAN IMPERIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA Widia Astuti Ansar, S.Pd., M.Pd
A. Lahirnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia Kolonialisme berasal dari kata coloni yang berarti wilayah kekuasaan dan isme yang artinya adalah paham. Kolonialisme merupakan sebuah paham yang menganut adanya pengembangan kekuasaan suatu negara atas wilayah beserta manusianya yang berada di luar batas negaranya. Imperialisme berasal dari kata imperium yang artinya adalah memerintah dan isme yang artinya paham. Imperialisme merupakan suatu sistem jajahan yang dibentuk dengan cara membentuk pemerintahan jajahan di wilayah yang dijajahnya. Awalnya, kolonialisme dan imperialisme barat bukanlah dilatar belakangi oleh ambisi menguasai bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Tujuan utama kedatangan para penjelajah barat adalah berdagang. Dalam perkembangannya kemudian, bangsa-bangsa barat ini mulai menguasai wilayah-wilayah yang didudukinya secara politik dan militer untuk mengamankan monopoli perdagangan. Berikut berbagai faktor dan latar belakang kedatangan bangsa barat ke Indonesia. 1. Berkembangnya keyakinan atas ajaran Copernicus bahwa bumi ini tidak datar sehingga ketika kita berlayar akan kembali ke tempat semula. 2. Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Islam 1453. Hubungan dagang antara Eropa dan Asia terputus sehingga Portugis dan Spanyol mencari jalan lain. 3. Adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap orang – orang yang beragama islam. 4. Kisah penjelajahan Marcopolo ( 1254-1324), seorang pedagang dari Venesia, Italia ke Cina yang dituang dalam buku Book of Various Experience. 5. Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dalam bidang astronomi dengan ditemukannya kompas. 6. Nusantara sudah terkenal sebagai penghasil rempah-rempah di Eropa, dari pedagang- pedagang Islam Timur Tengah. Orang Eropa ingin mendapatkan sendiri rempah-rempah tersebut. Widia Astuti Ansar, S.Pd., M.Pd
1. Faktor Utama : Gold, Glory, Gospel a. Gold : adanya prospek ekonomi di Dunia Timur serta keinginan untuk berdagang langsung dengan dunia timur. Faktor pertama adalah adanya keingingan bangsa Eropa untuk berdagang secara langsung dengan Dunia Timur. Hal ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi-politik Eropa pada waktu itu yang dapat digambarkan dalam dua hal berikut ini: ➢ Konstatinopel Pada waktu itu, Konstatinopel adalah kota tempat barang-barang berharga dari dunia timur yang ramai diperdagangkan. Barang-barang itu di antaranya emas, perak, rempah-rempah, tembikar, karpet, gading, batu mulia, dan sutra. Di Kota milik kekaisaran Romawi ini, bangsa-bangsa barat memberli barang-barang tersebut dari pedagang perantara (middleman) seperti saudagar Arab dan pedagang dari Asia Tengah. Orang-orang barat menuual kembali barang-barang tersebut di Eropa dengan harga yang lebih mahal. Dari sini, mereka perlahan-lahan mengenal kekayaan dunia timur. Dalam perkembangannya, bangsa-bangsa barat terutama Portugis merasa bahwa keuntungan dari perdagangan akan bertambah besar jika mereka berdagang secara langsung dengan sumbernya dan tidak melalui perantar di Konstatinopel. Itu berarti, mereka harus datang sendiri ke India, Asia Tengah, Cina, Indonesia, Afrika Utara dan sebagainya. Hal inilah yang melahirkan serangkaian eksplorasi, ekspedisi, dan penjelajahan ke dunia timur yaitu ke Asia dan Afrika oleh bangsa-bangsa barat pada abad ke-15, dengan Portugis sebagai pelopornya. Keberhasilan ekspedisi ke India berawal dari penemuan Tanjung Harapan di Afrika Selatan oleh Bartholomeuz Dias pada tahun 1488. Akan tetapi, baru melalui Vasco da Gama pada tahun 1498, Portugis berhasil berlabuh di India. ➢ Berkembangnya paham merkantilisme di Eropa Merkantilisme merupakan teori ekonomi yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara ditentukan oleh banyaknya aset atau modal yang dimiliki serta besarnya volume perdagangan global suatu negara. Aset ekonomi atau modal negara itu berupa jumlah mineral berharga berupa emas, perak, dan komoditas lainnya yang dimiliki oleh negara. Modal ini bisa diperbesar jumlahnya dengan meningkatkan ekspor dan sedapat mungkin mencegah impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain selalu positif. Kebijakan Widia Astuti Ansar, S.Pd., M.Pd
ekonomi yang bekerja dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan sistem ekonomi merkantilisme. Merkantilisme berkembang pada abad ke-15 sampai abad ke-17 dan dianut oleh banyak negara di Eropa termasuk Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis dan Belanda. Awalnya mereka berdagang dengan sesama bangsa Eropa. Untuk mencapai tujuan tersebut, negara- negara Eropa berupaya memonopoli jalur perdagangan penting di antara mereka sendiri. Lambat laun, negara-negara Eropa tersebut mengarahkan perhatiannya pada sumber logam mulia dan komoditad berharga lain di luar Eropa. Satu sama lain bersaing mendapatkan emas dan perak sebanyak-banyaknya di luar Eropa. Itulah cikal bakal lahirnya imperialisme-kolonialisme ke negara-negara Asia-Afrika. Selanjutnya, selain logam mulia, rempah-rempah seperti cengkeh dan pala menjadi incaran negara-negara yang menganut kebijakan merkantilisme tersebut. Ringkasnya, merkantilisme secara langsung ataupun tidak langsung ikut berperan dalam melahirkan kolonialisme dan imperialisme di Nusantara. b. Glory Sebagai bangsa yang lama dikuasai oleh bangsa Moor, Portugis ingin bangkit dan membuktikan kepada bangsa lain bahwa Portugis mampu membangun bangsanya dengan kekuatannya sendiri. Semangat untuk mencapai kejayaan bangsa itulah yang melahirkan era penjelajahan samudera yang dipelopori oleh Portugis. Di tempat-tempat baru yang didudukinya, misalnya Portugis menancapkan padrao, suatu batu prasasti yang berukuran besar yang bergambar lambang kerajaan Portugal. Selain sebagai simbol tercapainya perjanjian kerja sama ekonomi politik dengan penguasa lokal, pemasangan Padrao juga merupakan simbol bahwa wilayah yang dipasangi Padrao berada di bawah kekuasaan dan perlindungan Portugis. 2. Faktor – faktor pendukung ➢ Adanya penemuan baru dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang teknologi maritim, seperti kompas, navigasi, kartografi (pembuatan peta), dan karavel (perahu cepat berukuran kecil yang bisa melawan arah angin). Dengan kata lain, ketika penjelajahan samudera dimulai, Eropa menikmati apa yang disebut “Abad Penemuan” (abad ke-15 hingga ke-17). Jatuhnya Konstatinopel menginspirasi abad penemuan sebab orang Eropa lalu berpikir keras untuk menemukan jalur dan pusat perdagangan rempah-rempah yang baru. Widia Astuti Ansar, S.Pd., M.Pd
➢ Faktor lainnya adalah adanya keinginan untuk menyebarkan agama Nasrani ke seluruh dunia. Portugis dan Spanyol merupakan negara yang dilandasi agama Katolik. Raja- rajanya sangat taat terhadap Paus, pemimpin gereja katolik seluruh dunia. Bagi mereka, taat kepada Paus pun terkait dalam hal politik, yang dianggap identik dengan taat kepada Tuhan. Paus diyakini sebagai wakil dari Tuhan di dunia. Maka, kita dapat memahami bahwa salah satu misi penjelajahan Portugis ini adalah menyebarkan agama Nasrani. Itulah sebabnya juga, dalam setiap penjelajahan dan pendudukan, pelaut-pelaut Portugis dan Spanyol mengikutsertakan banyak misionaris Katolik. ➢ Para penjelajah ini juga didorong oleh idealisme pribadi. Penemuan Galileo-Galilei bahwa dunia itu bulat, misalnya membuat para penjelajah merasa penasaran dan tertantang untuk membuktikannya sendiri. Rasa penasaran dan idealisme pribadi itu diperkuat oleh kisah perjalanan yang ditulis oleh Marco Polo antara tahun 1271-1292 yang kemudian disatukan dalam bentuk buku berjudul The Travels of Marco Polo. Buku ini mengisahkan keajaiban dan kemakmuran wilayah dunia di Timur, Asia, Persia, Cina, dan Indonesia. Pertama kali diterbitkan tahun 1477, Christoper Colombus konon membaca buku ini secara rinci dan penuh perhatian. 3. Faktor Pemicu : Jatuhnya Konstatinope pada tahun 1453 Jalan untuk mencapai ketiga tujuan utama itu (Gold, Gospel, Glory) terbuka lebar ketika pada tahun 1453 Konstatinopek dikuasai oleh bangsa Turki Usmani (Ottoman). Sulan Mehmed II (1432-1481). Penguasa Ottoman menghambat pedagang-pedagang Eropa beroperasi di daerah kekuasaannya. Akibatnya, satu-satunya akses orang Eropa melalui darat ke Asia terputus, yang tentu sangat mempengaruhi lalu lintas serta volume perdagangan rempah-rempah. Hal ini memengaruhi ekonomi Eropa, termasuk Portugis. Oleh karena itu, bangsa Barat yang dipelopori Portugis berusaha keras mencari sumber dan rute yang baru untuk mendapatkan rempah-rempah. Masa ketika orang-orang Portugis dan kemudian Spanyol melakukan perjalanan ke wilayah timur ini dikenal dengan era Penjelajahan Samudera, yang berlangsung pada 1450an hingga 1650. Widia Astuti Ansar, S.Pd., M.Pd
Gambar : Sultan Muhammad II penakluk Konstantinopel (sumber :https://www.alfatih-boarding.sch.id/sejarah-sekolah/item/61- sultan-1.html Widia Astuti Ansar, S.Pd., M.Pd
Peta tersebut menggambarkan proses kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Nusantara. Garis: ________ menggambarkan proses perjalanan laut bangsa Portugis. Simbol garis: -- . -- menunjukkan proses perjalanan laut bangsa Spanyol, Simbol garis:- - - - menunjukkan kedatangan bangsa Inggris, dan garis ……. menggambarkan proses perjalanan bangsa Belanda menuju Indonesia. Perlu disadari bahwa Nusantara atau Kepulauan Indonesia merupakan kepulauan yang sangat kaya dan indah. Bagaikan “mutiara dari timur”. Tanah Nusantara memiliki flora dan fauna yang beraneka ragam, hasil dan persediaan tambang ada di mana-mana, hasil pertanian pun melimpah, begitu juga hasil perkebunan seperti rempah-rempah selalu menggugah selera. Sejarah telah membuktikan bangsa yang besar dan maju tidak hanya karena memiliki sumber daya alam melimpah, akan tetapi ketika bangsa itu mampu mengatasi tantangan / hambatan dan meresponnya dengan solusi yang tepat. Ketika bangsa tersebut berhasil mengatasi permasalahan yang dihadapi, bangsa itu semakin berkembang dan maju. Pada pembelajaran kali ini kita akan mempelajari bagaimana respon bangsa eropa saat kegiatan ekonomi mereka terhambat karena kebijakan Turki Usmani menutup kota Konstantinopel dari pedagang-pedagang Eropa. Widia Astuti Ansar, S.Pd., M.Pd
Kronologi Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia Widia Astuti Ansar, S.Pd., M.Pd
DAFTAR PUSTAKA AM Sardiman, Amuwardani. 2017. Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hapsari, Ratna. 2018. Sejarah Indonesia Untuk Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga Putra Alin Rizkian. 2020. Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Penjajahan Bangsa Barat di Indonesia. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sukismo. 2020. Erlangga Express US SMA/MA Sejarah Indonesia. Jakarta : Penerbit Erlangga Widia Astuti Ansar, S.Pd., M.Pd
Search
Read the Text Version
- 1 - 9
Pages: