Cara Mudah Membuat Tulisan Fiksi kelas menulis online alineaku.official alineaku.co.id
LANGKAH MUDAH MEMBUAT TULISAN FIKSI Tim Alineaku Yogyakarta 2019 i
KATA PENGANTAR Puji syukur Kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, sehingga Tim Alineaku dapat menyelesaikan Ebook Fiksi judul “LANGKAH MUDAH MEMBUAT TULISAN FIKSI”. Ebook ini disusun untuk memberikan pengetahuan dasar dan tips menulis mengenai karya fiksi kepada penulis pemula. Kami ucapan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam membuat Ebook Fiksi ini. ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii PENDAHULUAN FIKSI....................................................................................... iv I. JUDUL............................................................................................................1 A. Pengertian Judul ......................................................................................1 B. Judul dalam tulisan Fiksi .........................................................................2 C. Langkah-Langkah Pembuatan Judul dalam Tulisan Fiksi.......................2 II. SUDUT PANDANG ......................................................................................4 A. Pengertian Sudut Pandang .........................................................................4 B. Macam-macam Sudut Pandang..................................................................4 III. KARAKTER...................................................................................................8 A. Pengertian Karakter ...................................................................................8 B. Karakter dalam Karya Fiksi .......................................................................8 C. Jenis-jenis Karakter dalam Karya Fiksi .....................................................9 IV. DIALOG .......................................................................................................11 A. Pengertian Dialog ...................................................................................11 B. Dialog dalam Karya Fiksi.......................................................................11 C. Langkah-Langkah Menyusun Dialog .....................................................12 D. Kaidah Penulisan Dialog ........................................................................13 V. SETTING......................................................................................................15 A. Pengertian Setting ....................................................................................15 B. Fungsi Setting dalam Karya Fiksi............................................................15 C. Dimensi Setting........................................................................................15 VI. KONFLIK.....................................................................................................18 A. Pengertian Konflik ...................................................................................18 B. Fungsi Konflik dalam Sebuah Karya Fiksi ..............................................18 C. Macam-Macam Konflik...........................................................................19 D. Dimanakah Konflik Sebaiknya Diletakkan?............................................20 E. Hambatan Penulisan Konflik ...................................................................20 VII. PLOT ............................................................................................................22 A. Pengertian Plot .........................................................................................22 B. Plot dalam Karya Fiksi.............................................................................22 C. Bentuk dan Unsur Plot .............................................................................23 D. Jenis Plot ..................................................................................................25 E. Perbedaan Plot dengan Alur.....................................................................27 VIII. KLIMAKS ....................................................................................................28 A. Pengertian Klimaks..................................................................................28 B. Klimaks dalam Karya Fiksi .....................................................................28 IX. ENDING .......................................................................................................29 A. Ending dalam Karya Fiksi .......................................................................29 B. Tipe Ending..............................................................................................29 C. Menentukan Ending Cerita ......................................................................29 X. DAFTAR PUSTAKA...................................................................................33 iii
PENDAHULUAN Fiksi merupakan suatu karya sastra yang berisi cerita rekaan atau cerita khayalan. Sehingga karya fiksi ini merupakan karya naratif yang berisikan bukanlah kebenaran sejarah. Fiksi juga diartikan sebagai cerita atau latar yang bersumber dari imajinasi. Dengan kata lain, karya ini memiliki dasar sejarah atau kenyataan. Fiksi bisa dalam dibuat beragam format seperti tulisan, film, acara televisi, animasi, serta juga permainan peran. Fiksi menyajikan beberapa permasalahan manusia dan kemanusiaan atau hidup dan kehidupan. Dalam menulis fiksi, kita harus mendalami berbagai permasalahan dengan sangat bersungguh-sungguh yang selanjutnya diaplikasikan ke dalam cerita fiksi sesuai dengan apa yang dipandangnya. Fiksi dimaknai sebagai cerita tentang kehidupan manusia yang sifatnya fiktif karena hanya dalam bentuk rekaan pengarang. Gaya dalam menceritakan oleh pengarang bersifat tidak homogen, pengarang atau penceritak tidak harus yang melakukan penuturan, tetapi memberika nkesempatan terhadap penutur sekunder untuk bercerita menjadikan dihasilkan dialog. Dalam menulis karya fiksi memang bisa dibilang gampang-gampang susah. Oleh karena itu, penulis pemula harus memahami dasar-dasar materi fiksi, seperti yang akan dibahas dalam ebook ini. Selamat menyimak! iv
I. JUDUL A. Pengertian Judul Menurut KBBI judul merupakan nama yang dipakai untuk buku atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu. Selain itu, judul merupakan kepala karangan (cerita, drama, dan sebagainya) atau disebut juga dengan tajuk. Dari pengertian KKBI tersebut, dapat disimpulkan bahwa judul adalah cerminan mengenai suatu permasalahan yang diangkat dalam sebuh tulisan. Judul berbeda dengan tema dan topik berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai penarik minat pembaca. Karena judul yang baik akan menarik pembaca dan menimbulkan keingintahuan akan isi dan permasalahan yang dibahas. Selain itu, judul memiliki cakupan yang lebih sempit dan spesifik. Secara umum, syarat pembuatan judul dapat dijelaskan dalam poin-poin berikut: 1. Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut. 2. Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan. 3. Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata. Jika pengarang tidak dapat menghindakna dari judul yang panjang (terpaksa), maka dapat menemouh jalan keluar dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul tambahan yang panjang. 4. Tidak boleh menggunakan judul yang sudah ada atau yang sudah pernah dibuat, bila terpaksa bisa juga dicarikan sinonimnya, akan tetapi jangan sampai sama persis. Page 1
5. Relevan. Sesudah selesai menulis, diharapkan si penulis membaca ulang kerangkanya, kemudian barulah cari judul yang relevan yang sesuai dengan karangan (haruslah memiliki keterkaitan dengan temanya). 6. Provokatif Judul haruslah menarik, tidak boleh terlalu sederhana, agar calon pembaca tidak mudah menduga isi karangan. 7. Singkat Judul janganlah terlalu panjang atau bertele-tele, judul sebaiknya singkat dan langsung menuju pada inti kerangka yang ingin dipaparkan, agar maksud yang akan disampaikan bisa tercermin lewat judul. B. Judul dalam Tulisan Fiksi Judul dalam tulisan fiksi juga memegang peranan penting dalam penyampaian cerita. Penentuan judul memang sedikit sulit karena salah membuat judul bisa membuat cerita terkesan biasa saja, padahal kita sudah mengerahkan banyak waktu dan tenaga untuk menulis cerita tersebut. Penulis juga tidak boleh asal dalam membuat judul karena judul akan menentukan apakah seseorang akan membaca suatu karangan cerita atau tidak. C. Langkah-Langkah Pembuatan Judul dalam Tulisan Fiksi Setelah mengetahui pentingnya judul bagi tulisan kita, lantas bagaimana langkah-langkah untuk membuat judul pada tulisan fiksi yang menarik ? Berikut ulasannya : 1. Judul Menggunakan Tokoh Utama Cerita sebagai Judul Kita bisa membuat judul yang berhubungan dengan tokoh-tokoh dalam cerita kita. Penggunaan nama karakter ini bisa memberikan kesederhanaan yang menarik pada judul tulisan. Hal ini juga akan membantu pembaca lebih mengenal si tokoh utama. Sebagai contoh, salah satu novel terkenal yaitu Perahu Kertas, judul ini dibuat Page 2
karena tokoh utama Kugy yang gemar sekali membuat perahu kertas. Atau seperti Pidi Baiq dengan Dilan-nya. Menarik, bukan? 2. Judul Berdasarkan Tema Utama Cerita Tema utama cerita dapat menjadi inspirasi Anda dalam membuat judul. Buatlah judul yang dapat membangkitkan tema tersebut. Misalnya saja tema misteri, kita bisa membuatnya jadi lebih menarik seperti : Di sini Ada Setan, atau Tumbal 3. Buatlah Judul Berdasarkan Latar Cerita Latar cerita atau setting memiliki peran yang penting dalam cerita, sehingga bisa dijadikan pertimbangan sebagai sebuah judul. Ingatlah latar atau setting suatu persitiwa penting yang terjadi di cerita Anda. Misalnya Kota Yogyakarta, maka Anda bsisa membuat judul : Yogyakarta dan Kenangan 4. Pilih Judul yang Terpinspirasi dari Kejadian Penting di Dalam Cerita Judul bisa diambil dari kejadian utama cerita atau kunci utama dalam pergerakan cerita.Contoh : Yang Terjadi di Minggu Pagi 5. Inspirasi Judul dari Ending Cerita Ending cerita bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam pembuatan judul. Meskipun sebenarnya kita juga harus berhati-hati supaya pembaca tidak dengan mudah menebak ending cerita kita. Sebagai contoh: Cinta Terakhir, tentu kita sudah bisa menebak bahwa ending cerita akan menyedihkan, ada perpisahan. Atau Cinta tak Berujung tentunya menggambarkan kisah cerita cinta yang bertepuk sebelah tangan yang tiada akhir. 6. Membuat Judul Menggunakan Bahasa Inggris Judul dengan bahasa Inggris memang membuat judul terkesan cantik, keren dan wow. Biasanya singkat namun mengena. Misalnya : Dear Love, Why Her?. Page 3
II. SUDUT PANDANG A. Pengertian Sudut Pandang Sudut pandang adalah arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut lebih hidup dan tersampaikan dengan baik pada pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang merupakan cara penulis memandang/menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Sudut pandang atau point of view adalah sebuah teknik bercerita yang akan membuat ‘rasa’ yang berbeda pada alur dan cara penyampaian cerita. Dengan sudut pandang, penulis seolah-olah dapat menjadi pelaku utama atau menjadi orang lain dalam cerita tersebut. B. Macam-Macam Sudut Pandang Menurut teori sastra, sudut pandang sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama dibagi lagi menjadi dua, yaitu: sudut pandang orang pertama-tokoh utama dan sudut pandang orang pertama-tokoh sampingan. Sementara sudut pandang orang ketiga juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu sudut pandang orang ketiga serba tahu/mahatahu, dan sudut pandang orang ketiga pengamat. Sementara itu, secara umum terdapat berbagai macam teori tentang sudut pandang. Diantaranya ada sudut pandang campuran dan ada juga sudut pandang pihak kedua. Nah, Berikut kami paparkan macam-macam sudut pandang tersebut beserta dengan contoh penggunaannya. 1. Sudut pandang orang pertama. Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti “aku\" atau “saya\" atau juga “kami” (jamak). Pada saat menggunakan sudut pandang orang pertama, Anda seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam cerita yang sedang dibuat. Si pembaca pun akan merasa melakoni setiap cerita yang dikisahkan. Page 4
a. Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Utama) Sesuai dengan namanya sudut pandang orang pertama (tokoh utama), si penulis seolah-olah ‘masuk’ dalam cerita tersebut sebagai tokoh utama/tokoh sentral dalam cerita (first person central). Segala hal yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, tingkah laku, atau kejadian yang tokoh “aku\" lakukan akan digambarkan pada cerita tersebut. Ia akan menjadi pusat kesadaran dan pusat dari cerita. Jika ada peristiwa/tokoh di luar diri “aku\", peristiwa/tokoh itu akan diceritakan sebatas keterkaitan dengan tokoh “aku\". Contoh sudut pandang orang pertama tokoh utama : Aku sedang mengamati lemari jam yang berdiri kaku di pojok ruangan. Ukiran jati bertuliskan huruf Jawa kuno menjadi saksi bisu kelahiranku. Ditempat ini, 20 tahun lalu aku dilahirkan, dan seterusnya. b. Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Sampingan) Pada teknik ini, tokoh “aku\" hadir tidak dalam peran utama, melainkan peran pendukung atau tokoh tambahan (first personal peripheral). Kehadiran tokoh “aku\" dalam cerita berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang cerita kepada pembaca. Sementara tokoh utama, dibiarkan untuk menceritakan dirinya sendiri lengkap dengan dinamika yang terjadi. Dengan kata lain, tokoh “aku\" pada teknik ini hanya sebagai saksi dari rangkaian peristiwa yang dialami (dan dilakukan) oleh tokoh utama. Contoh sudut pandang orang pertama tokoh sampingan : Brak!!! Sekali lagi aku dibuat kaget dengan suara pintu dari samping kamarku. Erika pergi terburu-buru sambil lari tunggang langgang. Sepertinya ia terlambat kuliah lagi. Erika adalah gadis yang manis, ia ramah dengan semua orang. Tidak heran jika banyak orang menyukainya. Sudut pandang orang pertama biasanya menggunakan kata ganti “aku\" atau “saya\" atau juga “kami” (jamak). Pada saat menggunakan sudut pandang orang Page 5
pertama, Anda seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam cerita yang sedang dibuat. Si pembaca pun akan merasa melakoni setiap cerita yang dikisahkan. 2. Sudut Pandang Orang Ketiga Pada teknik sudut pandang orang atau pihak ketiga. Kata rujukan yang digunakan ialah “dia\" “ia\" atau nama tokoh dan juga mereka (jamak). Kata ganti ini digunakan untuk menceritakan tokoh utama dalam sebuah cerita. Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita. Pada sudut pandang orang pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, dan ini tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga. Pada sudut pandang orang ketiga, si penulis berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh “dia\" di dalam cerita. Selain kata ganti yang digunakan, ada satu hal lagi yang membedakan antara sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga, yaitu kebebasan peran di dalam cerita. Pada sudut pandang orang pertama, si penulis bisa menunjukkan sosok dirinya di dalam cerita, dan ini tidak berlaku pada sudut pandang orang ketiga. Pada sudut pandang orang ketiga, si penulis berada ‘di luar’ isi cerita dan hanya mengisahkan tokoh “dia\" di dalam cerita. a. Sudut Pandang Orang Ketiga (Serba Tahu) Pada sudut pandang orang ketiga serba tahu, si penulis akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian. Ia seperti seorang yang mahatahu tentang tokoh yang sedang ia ceritakan.Oh ya, selain menggunakan kata ganti “ia\" atau “dia\", kata ganti yang biasa digunakan ialah nama dari si tokoh itu sendiri. Hal ini berlaku juga untuk sudut pandang orang ketiga (pengamat). Contoh sudut pandang orang ketiga serba tahu: Sudah 6 bulan ini Naomi terjun pada dunia tarik suara. Ayah dan ibunya tidak ada yang merestui jalur karier yang ia geluti. Ia sampai beradu Page 6
argumen dengan sang ayah yang memang memiliki watak keras. Keduanya sempat bersitegang sebelum akhirnya dipisahkan oleh sang ibu dengan derai air mata. b. Sudut Pandang Orang Ketiga (Pengamat) Teknik ini hampir sama dengan teknik sudut pandang orang ketiga serba tahu, hanya saja, tidak semahatahu teknik itu.Pada sudut pandang orang ketiga penulis menceritakan sebatas pengetahuannya saja. Pengetahuan ini diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, mengalami, atau merasakan suatu kejadian di dalam cerita. Pengamatan pun dapat diperoleh dari hasil olah pikir si penulis tentang tokoh “dia\" yang sedang ia ceritakan. Contoh Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat: Entah apa yang terjadi dengannya seminggu belakangan ini. Pulang dari kantor langsung menunjukkan muka masam. Belum lagi puasa bicara yang sudah ia lakukan seminggu belakangan ini. Apa mungkin karena hubungan dia dan sang kekasih yang tidak direstui oleh keluarga? 3. Sudut pandang campuran. Pada sudut pandang campuran, si penulis dapat menggabungkan antara sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Ada kalanya si penulis ‘masuk’ ke dalam cerita (bukan sebagai tokoh utama) dan ada kalanya ia berada di luar cerita menjadi orang yang serba tahu. Selain sudut pandang campuran. Ada juga sudut pandang orang kedua, sudut pandang orang pertama jamak, sudut pandang orang ketiga jamak. Sudut pandang ketiga objektif dan lain sebagainya. Page 7
III. KARAKTER A. Pengertian Karakter Karater berasal dari bahasa latin “kharakter”, “kharassein”, “Kharax”, dalam bahasa inggris “character” dan Indonesia “karakter”, Yunani “character”, dari charassein yang berarti membuat tajam. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai tabiat; watak; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Sementara dalam kamus sosiologi, karakter diartikan sebagai ciri khusus dari struktur dasar kepribadian seseorang. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dimaknai bahwa karakter adalah ciri khas seseorang dalam berperilaku yang membedakan dirinya dengan orang lain. Pengertian karakter, watak, kepribadian (personality), dan individu (individuality) memang sering tertukar dalam penggunaannya. Hal ini karena istilah tersebut memang memiliki kesamaan yaitu sesuatu yang asli dalam diri individu seseorang yang cenderung menetap secara permanen. B. Karakter dalam Karya Fiksi Karakter dapat dikatakan sebagai pelaku cerita dan dapat dikatakan sebagai perwatakan. Menurut Jones, Stanton (1965: 17) istilah karakter dalam berbagai literatur bahasa inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, prinsip moral yang dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut. Seorang tokoh haruslah memiliki kehidupan yang sewajar-wajarnya, layaknya kehidupan yang ada seperti di kehidupan nyata, memiliki hasrat layaknya seorang manusia yang hidup di dunia nyata. Oleh karena itu, pengarang sangatlah berperan dalam pembuatan cerita dan tokoh-tokoh yang hidup didalamnya. Pengarang juga Page 8
memiliki kebebasan sebebas-bebasnya dalam menciptakan seorang tokoh, maupun alur ceritanya. C. Jenis-jenis Karakter dalam Karya Fiksi Karakter atau tokoh-tokoh pada karya fiksi, dibedakan menjadi : a. Tokoh Protagonis dan Antagonis Tokoh protagonis merupakan tokoh yang sering mendapat apresiasi lebih tinggi. Pembaca lebih sering menyukai tokoh protagonis. Protagonis memiliki sifat dan sikap esensi dan nilai dengan apa yang diharapkan oleh pembaca. Sedangkah tokoh antagonis merupakan tokoh yang membawa konflik terhadap tokoh protagonis yang disisipkan oleh pengarang agar sebuah cerita menjadi seperti kehidupan nyata. Antagonis dianggap sebagai tokoh sebaga lawan atau oposisi dari protagonis, baik secara fisik atau batin, juga langsung dan tidak langsung. b. Tokoh Utama dan Tambahan Setiap tokoh memiliki tingkat dan kadar perannya masing-masing. Tokoh utama merupakan tokoh yang lebih sering muncul di dalam sebuah cerita dan mendominasi dibanding dengan tokoh lainnya, sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan oleh pengarang dibeberapa bagian dari cerita sehingga jarang nampak. c. Tokoh Sederhana dan Bulat Pengertian dari tokoh sederhana itu merupakan tokoh yang mempunyai kualitas pribadi tertentu dengan memiliki satu sifat atau watak tertentu. Sifat yang cenderung monoton, tetap, bersifat datar dan melakukan tindakan-tindakannya yang tidak keluar dari perwatakannya yang sudah diturunkan pengarang. Pembaca lebih mudah mengenal dan memahami tokoh ini karena tingkah lakunya yang cenderung bisa ditebak karena kodratnya sebagai tokoh sederhana. Page 9
Tokoh bulat atau biasa disebut dengan tokoh kompleks memiliki sifat yang lebih luas, baik dari sifat atau wataknya juga dari sisi kehidupannya. Tokoh ini menampilkan sifat dan watak-watak tertentu yang berbeda, membuat efek kejutan juga sulit terduga oleh pembaca. Dibandingkan dengan tokoh sederhana, tokoh bulat biasanya sulit untuk ditebak atau dideskripsikan oleh pembaca, juga lebih menunjukkan sebagaimana tokoh manusia di dunia nyata. d. Tokoh Statis dan Berkembang Tokoh statis kurang mengalami perubahan atau perkembangan sifat dan wataknya karena pengaruh kejadian dalam suatu cerita fiksi. Wataknya cenderung tetap dan tidak berubah dari awal hingga akhir cerita. Sedangkan tokoh berkembang merupakan tokoh yang dapat mengalami perubahan dalam sikap dan wataknya yang terpengaruh oleh kejadian dan peristiwa yang menimpanya berdasarkan alur cerita. Perubahan disebabkan karena bersentuhan langsung dengan lingkungan dan tokoh lainnya yang dapat mempengaruhi watak awalnya, sehingga dari awal hingga akhir cerita, wataknya menjadi berbeda. e. Tokoh Tipikal dan Toko Netral Tokoh tipikal adalah tokoh yang memiliki keterkaitan atau hubungan dengan suatu lembaga atau sebuah intansi. Penggambaran hubungan biasanya tidak ditonjolkan secara keseluruhan, tetapi hanya mewakili sebagian kecil dari intansi tersebut. Biasanya pembacalah yang menerka untuk menafsirkannya berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan juga persepsinya. Sedangkan tokoh netral bukan mewakili suatu lembaga tertentu, tidak ada ikatan-ikatan. Tokoh netral lahir dan eksis dalam kehidupannya di dalam karya fiksi, tidak menggambarkan keterkaitannya dengan hal-hal lain yang berada dijalur yang bukan pada cakupan tokoh netral Page 10
IV. DIALOG A. Pengertian Dialog Dialog menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah percakapan karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua orang atau lebih. Menurut Wikipedia, dialog adalah sebuah literatur atau teaterikal yang terdiri atas percakapan lisan atau tulis antara dua orang atau lebih. Dalam dunia sastra (khususnya drama), pengertian dialog diuangkapkan oleh Akhmad Saliman, yaitu sebuah mimetik atau tiruan dari kehidupan sehari-hari. Dialog secara umum adalah percakapan antara 2 orang atau lebih komunikasi yang mendalam yang mempunyai tingkat dan kualitas yang tinggi yang mencangkup kemampuan untuk mendengarkan dan juga saling berbagi pandangan satu sama lain. B. Dialog dalam Karya Fiksi Salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam karya fiksi adalah dialog. Dialog akan membantu pembaca untuk memahami hal-hal yang disampaikan dalam sebuah cerita. Pengemasan dialog yang menarik akan membuat pembaca nyaman masuk ke dalam cerita dan mengikuti alur yang disajikan. Peranan dialog juga sebagai petunjuk untuk memahami karakter tokoh-tokoh yang muncul dalam cerita, serta mengatahui latar yang ada dalam cerita tersebut. Dialog akan membantu menghidupkan suasana dan menghindari timbulnya rasa bosan setelah membaca narasi yang panjang dan monoton. Tujuan terpenting dari dialog adalah untuk menganalisis lebih dalam tentang karakter sebuah tokoh serta sebagai penggerak cerita ke arah kesimpulan. Secara umum, fungsi dialog dapat diuraikan sebagai berikut : Fungsi Dialog : - Dialog menampakkan karakter dan memerkaya plot. - Dialog menciptakan konflik. Page 11
- Dialog menghubungkan fakta-fakta. - Dialog menyamarkan kejadian-kejadian yang akan datang. - Dialog menghubungkan adegan-adegan dan gambar-gambar sekaligus. C. Langkah-Langkah Menyusun Dialog Adapun cara atau langkah-langkah dalam menyusun dialog yang sederhana, diantaranya sebagai berikut: a. Pertama-tama, menentukan tema tentang apa yang akan dibicarakan. Tema akan membantu kita untuk mencari informasi mengenai hal-hal yang bisa disampaikan melalui dialog. b. Lalu, menentukan tokoh yang ikut terlibat di dalam dialog tersebut. c. Selanjutnya, menentukan posisi ataupun peran masing-masing tokoh tersebut. Penentuan peran akan memudahkan kita membuat dialog, sebab tiap peran mempunyai karakternya masing-masing. Kemudian, pembuatan dialog harus disesuaikan dengan karakter. Misalnya, orang pemalu tidak mungkin dalam dialognya ada kata-kata kasar atau umpatan, dan sebaliknya. d. Kemudian, membuat inti atau garis besar materi tentang pembicaraan. Hal ini akan memudahkan penulis membuat dialog yang sederhana, jelas, dan tidak berbelit-belit e. Setelah itu, menyusun dialog berdasarkan garis besar dari pembicaraan. Buatlah dialog yang singkat namun menarik. Hindari kata-kata yang tidak diperlukan sehingga inti pembicaraan tersampaikan. f. Perlihatkan kaidah dari penulisan dialog dengan benar. g. Bacalah kembali dialog dengan mempraktekkan dialog yang ditulis. Coba praktekkan langsung dialog yang dibuat, supaya kita bisa menilai bahwa dialog yang dibuat apakah sudah mengalir? Apakah dialog terdengar nyata? Page 12
D. Kaidah Penulisan Kalimat Dialog Penulisan dialog dalam karya fiksi tentunya wajib mengikuti kaidah penulisan dalam PUEBI. Berikut adalah cara penulisan kalimat dialog yang benar: 1) Setiap awal kalimat dialog huruf besar. 2) Setiap dialog baru, harus dibuat alinea/paragraf baru walau cuma satu kata/kalimat. 3) Jika ada dua dialog satu kalimat, dialog kedua awalnya huruf kecil, sebagai contoh : \"Aku harus mulai sekarang,\" aku ragu-ragu, \"tapi bisa tidak, diundur saja sampai besok?\" 4) Penulisan tanda ellipsis, 3 titik (...) hanya untuk kelimat yang terputus. Perlu diperhatikan bahwa penggunaan tanda ellipsis harus seminimal mungkin. Cara penulisannya harus ditulis berjarak (spasi) dengan kata sebelum dan sesudahnya. Contoh: \"Aku ingin pulang ... tak usah kau pergi lagi,\" aku ragu menatap matanya. 5) Setiap sapaan keluarga (ayah, ibu, bapak, anak, nak, paman, om, emak, mande, mamak, mbah, saudara, dll.) baik dalam kalimat dialog maupun narasi/deskripsi ditulis kapital/huruf besar. Contoh 1: \"Kau harus kuat, Nak,\" kata Ibu sembari membelai rambutku. Contoh 2: Setiap kali Ibu membujukku untuk makan, aku selalu mencari- cari alasan. Contoh 3: \"Ibu dan Ayah akan ke Pekanbaru siang ini.\" Kuiringi langkah kaki Ibu dan Ayah sampai pagar halaman. 6) Perhatikan baik-baik PENULISAN dan LETAK tanda baca (koma, titik, kutip (\"), tanda tanya (?) dan tanda seru (!) dalam kalimat dialog. • Setelah tanda tanda (?) atau tanda seru (!) setelah ditutup dengan tanda kutip, tidak ada koma atau titik lagi. Penulisan yang salah: \"Kau pergi sekarang?\", tanyaku kepada Andi. Sedangakn penulisan yang benar : \"Kau pergi sekarang?\" tanyaku kepada Page 13
Andi. • Tanda kutip dengan kata sebelum dan sesudahnya tidak ada spasi. Contoh penulisan tanda kutip yang salah. \" Aku pergi, \" kataku pada Andi. Yang benar. \"Aku pergi,\" kataku kepada Andi. Page 14
V. SETTING A. Pengertian Setting Setting atau tempat kejadian cerita sering pula disebut latar cerita, merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya sebuah cerita (Wiyanto, 2002:28). Dalam karya sastra setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya (Abrams, 1981:1975) dalam (Fananie. 2002:95). Nurgiyantoro (2002:216 dalam Santosa, 2011:7 mengemukanan bahwa setting merupakan dasar yang mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial temapat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. B. Fungsi Setting Karya Fiksi Setting sangat erat hubungannya dengan tokoh atau pelaku dalam suatu peristiwa. Selain itu, setting sangat mendukung plot cerita, mempengaruhi suasana, peristiwa yang terjadi, pokok persoalan dalam cerita, dan tema cerita. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa setting dalam karya tidak bisa dilepaskan dengan unsur lain dalam cerita seperti tema, tokoh, dan persoalan- persoalan yang muncul. Setting harus mampu membentuk tema dan plot tertentu yang dalam dimensinya terkait dengan tempat, waktu daerah dan orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu yang disesuaikan dengan situasi lingkungan atau zaman, cara hidup dan cara berfikir. C. Dimensi Setting Menurut Santosa (2008) dan Wiyanto (2002), setting meliputi tiga dimensi yaitu : (a) Setting tempat (tempat terjadinya cerita) : tempat di Jawa, di dalam kamar. Kemudian (b) Setting waktu dalam drama: waktu pagi, siang, sore atau hari, tanggal, Page 15
dan tahun terjadinya cerita. (c) Setting peristiwa :zaman/periode sejarah yang terjadi di cerita dalam drama. (d) Setting suasana : tegang, haru, gembira dan lain-lain. a. Setting Tempat Setting tempat adalah tempat yang menjadi latar peristiwa cerita itu terjadi. Peristiwa dalam cerita adalah peristiwa fiktif yang menjadi hasil rekaan penulis. Gambaran tempat kejadian peristiwa ini terletak pada keterangan yang diberikan oleh penulis naskah dan dalam imajinasi pembaca. Analisis latar tempat dapat dilakukan dengan mencermati dialog-dialog peran yang sedang berlangsung dalam satu adegan, babak atau dalam keseluruhan drama tersebut. b. Setting Waktu Setting waktu adalah waktu yang menjadi latar belakang peristiwa, adegan, dan babak itu terjadi. Mengarah pada “kapan” terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Misalnya : Waktu hari. Apakah cerita terjadi di pagi hari, siang, atau malam? Setiap bagian waktu memiliki asosiasi spesifik seperti perbedaan tindakan dan/atau perilaku karakter. Waktu tahun. Cerita terjadi di musim penghujan, kemarau, musim dingin, atau musim panas? Atau pada hari libur, seperti Libur Lebaran atau Natal. Waktu berlalu yaitu transisi waktu yang terjadi dalam cerita meliputi pergantian jam atau bulan. c. Setting Peristiwa Setting peristiwa adalah peristiwa yang melatari adegan itu terjadi dan bisa juga yang melatari drama itu terjadi. Unsur ini lebih mengarah pada perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan, misalnya kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir, dan sikap. Setting Page 16
peristiwa ini bisa sebagai realita bisa juga fiktif yang menjadi imajinasi penulis drama. Setting peristiwa yang nyata digunakan oleh penulis drama untuk menggambar peristiwa yang terjadi secara nyata pada waktu itu sebagai dasar dari dramanya. d. Setting Suasana Adiwardoyo (1990:11) menambahkan satu setting yaitu setting suasana atau mood yang terdapat dalam suatu peristiwa biasanya erat hubungannya dengan setting cerita. Setting cerita tertentu dapat menimbulkan suasana tertentu. Suasana ini dapat berupa suasana batin dan dapat pula berupa suasana lahir. Wujud suasana batin misalnya rasa tegang, benci, senang, acuh, simpati, sedih dan sebagainya. Sedangkan wujud suasana lahir misalnya kesepian kota, keramaian kota, kesuburan di daerah pegunungan dan sebagainya. Page 17
VI. KONFLIK A. Pengertian Konflik Konflik adalah pertikaian atau pertentangan antara dua karakter tokoh yang berbeda. Kita sudah mengetahi bahwa dalam suatu cerita ada yang dinamakan karakter protagonis dan karakter antagonis. Perbedaan inilah yang biasanya memunculkan konflik. Dalam karya fiksi baik cerpen maupun novel, konflik dapat didefinisikan secara sederhana sebagai masalah-masalah yang terdapat dalam cerita tersebut. Kebanyakan masalah tersebut dapat diselesaikan di akhir cerita, namun banyak juga para penulis yang menggantungkan solusi kepada pembaca. Sehingga masalah pada akhir cerita terkesan tidak selesai. B. Fungsi Konflik dalam Sebuah Karya Fiksi Konflik dalam karya fiksi diibaratkan sebagai bumbu penyedap. Jadi konflik tidak boleh terlalu sedikit sehingga akan membosankan, atau tidak terlalu banyak agar tidak terlalu berlebihan. Sebuah cerita pendek dapat dikatakan sangat menarik apabila konflik yang membangunnya menarik perhatian pembaca sehingga pembaca menjadi semakin penasaran untuk membacanya sampai selesai. Konflik sendiri merupakan unsur esensial/paling penting dari sebuah cerita. Bayangkan saja jika sebuah cerita tidak mempunyai konflik? Tanpa adanya konflik, sebuah cerpen akan terasa hambar karena tidak menarik untuk dibaca. Konflik juga berperan sebagai jembatan antara plot dan karakter supaya lebih menarik dan dinamis. Setiap karya fiksi baik novel maupun cerpen tidak peduli genre apapun harus mempunyai konflik. Jika cerpen lebih fokus pada satu konflik, novel bisa terdiri dari banyak konflik . Page 18
C. Macam-Macam Konflik Secara garis besar, konflik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : konflik eksternal dan konflik internal. a. Konflik internal disebut juga dengan konflik kejiwaan. Konflik ini merupakan konflik yang terjadi karena pertentangan hati atau jiwa seorang tokoh dengan tokoh yang lain. Konflik batin ini terjadi dalam diri seseorang tokoh itu sendiri. b. Konflik eksternal yang terjadi antara tokoh yang satu dengan orang di luar tokoh utama. Konflik-konflik eksternal adalah komponen kuat dalam fiksi-fiksi bergenre, fantasi, petualangan, misteri, kejahatan, dan beberapa fiksi sejarah. Konflik juga dibagi menjadi 3 macam, yaitu konflik antar pelaku dengan alam, konflik antar pelaku, dan konflik dengan diri sendiri. a. Konflik dengan alam Konflik dengan alam maksudnya konflik yang terjadi ketika tokoh cerita menghadapi dan mengatasi masalah yang disebabkan oleh lingkungan atau alam. b. Konflik sesama tokoh Konflik sesama tokoh adalah konflik yang timbul akibat adanya pertentangan antar tokoh (tokoh yang satu dengan tokoh yang lain). Konflik semacam ini dapat berbentuk konflik fisik semisal perkelahian atau juga konflik ide semisal pertentangan pendapat. c. Konflik dengan dirinya sendiri/konflik batin Konflik batin adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri. Konflik ini terjadi saat di dalam batin tokoh muncul kekuatan-kekuatan yang bertentangan. Misalnya, keberanian melawan katakutan, kejujuran melawan kebohongan, dan sebagainya. Page 19
D. Dimanakah Sebaiknya Konflik Diiletakkan? Setiap penulis tentunya punya cara penulisan masing-masing termasuk bagaimana penulis meletakkan konflik di ceritanya. Secara umum, ada 3 tempat seorang penulis dapat meletakkan konflik: a. Meletakkan konflik di awal cerita b. Menempatkan di tengah cerita atau di belakang. c. Menempatkan di tempat-tempat tertentu Tetapi penempatan suatu konflik dalam sebuah novel itu tidak menjadi acuan utama dalam novel sejauh penulis dapat membuat dan menempatkan konflik secara menarik. Hal yang paling yang harus diingat oleh penulis pemula adalah mendesain alur isi cerita dan disusun seolah-olah alur tersebut satu-satunya strategi agar novel itu dapat dinikmati E. Hambatan Penulisan Konflik Ternyata menulis konflik tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi untuk penulis pemula. Penulis pemula cenderung memikirkan logika yang tidak lepas dalam membuat konflik. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan berikut ini. 1. Buatlah Konflik Kecil Bualah konflik-konflik kecil pada tiap bab (pada novel) atau pada tiap beberapa paragraf (pada cerpen). Konflik-konflik kecil tersebut sangat penting untuk menjadi benang merah pada tulisan selanjutnya. Konflik kecil tidak perlu diceritakan secara detil. Jika peka dan terampil membuat konflik-konflik kecil, maka dapat dipastikan bahwa tulisan akan berkembang dengan baik. 2. Buat konflik Besar dari Konflik Kecil Konflik-konflik kecil yang telah dibuat harus berusaha disambungkan dan diledakan dalam pembahasan selanjutnya. Caranya : gabungkan semua konflik kecil dengan menyelipkan benang merah di dalamnya, kemudian gabungan konflik kecil tersebut menjadi puncak permasalahan atau sering disebut klimaks pada novel atau cerpen. Page 20
3. Jangan Pikirkan Pembaca Penulis Pemula cenderung memikirkan kesan pembaca yang akan membaca karyanya dan merasa tidak percaya diri. Penulis seharusnya perlu membebaskan pikiran dan ide-ide yang ditulisnya. Sehingga konflik-konflik yang dibuat dalam tulisan akan terkesan alami. Konflik yang terkesan dipaksakan biasanya ditulis dengan memikirkan bagaimana tulisannya dibaca pembaca. Page 21
VII. PLOT A. Pengertian Plot Plot merupakan sebuah struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah cerita yang disusun secara kronologis atau suatu rangkaian cerita sejak awal hingga akhir. Plot mengatur bagaimana suatu tindakan-tindakan yang terdapat dalam cerita harus berkaitan dengan satu sama lain, misalnya seperti bagaimana suatu peristiwa berkaitan dengan peristiwa lainnya, lalu bagaimana tokoh yang digambarkan dan berperan di dalam cerita yang semuanya terkait dengan suatu kesatuan waktu Menurut Aminudin (1991:126) alur/plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalani suatu cerita bisa berbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam. Rusyana (1987:67) mengemukakan bahwa alur bukan sekedar urutan cerita dari A sampai Z, melainkan merupakan hubungan sebab-akibat peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain di dalam cerita. Nurgiantoro (2000:12) menjelaskan bahwa alur atau plot pada umumnya tunggal, hanya terdiri satu urutan peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir (bukan selesai) sebab banyak cerpen yang tidak berisi penyelesaian yang jelas, penyelesaian yang diserahkan pada interpretasi pembaca. Urutan peristiwa dapat dimulai di mana saja, misalnya dari konflik yang telah meningkat tidak harus bermula dari tahap perkenalan tokoh atau latar biasanya tak berkepanjangan. B. Plot dalam Karya Fiksi Plot merupakan kerangka dasar yang amat penting. Plot mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus berkaitan satu sama lain, bagaimana suatu peristiwa mempunyai hubungan dengan peristiwa lain, serta bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam peristiwa itu. Selain itu, plot juga berfungsi untuk membangun Page 22
sebuah cerita karena plot wajib mengandung unsur-unsur konflik, kesatuan cerita yang utuh, dan ending. C. Bentuk dan Unsur Plot Dalam bentuk sederhana plot dibagi menjadi 3, yaitu: a. Beginning atau awal cerita Bagian awal berfungsi sebagai eksposisi yaitu bagian yang memberikan informasi yang diperlukan oleh pembaca agar bisa memahami jalan cerita selanjutnya. Di bagian awal ini biasanya berisi nama tokoh-tokoh, gender, usia, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal, dan hal-hal yang menurut penulis penting untuk diketahui oleh pembaca. Pada awal ini biasanya diakhir dengan cerita yang tidak stabil karena cerita yang tidak stabil inilah yang akan memicu kejadian yang akan terjadi berikutnya. b. Middle atau tengah cerita Bagian tengah cerita diawali dengan hal-hal yang bisa memicu konflik karena pada bagian tengah cerita ini berupa rangkaian konflik yang intensitasnya semakin tinggi dan mencapai kepuncak dan disebut dengan klimaks sebuah cerita. bagian inilah yang biasanya paling ditunggu oleh pembaca. c. End atau akhir cerita Bagian akhir cerita ini berisi penyelesaian atas masalah-masalah yang terjadi dibagian tengah cerita. Tatanan plot dalam sebuah cerita yang lebih rinci menurut Mochtar Lubis (1981:17) meliputi: 1. Perkenalan. Dalam bagian perkenalan berisi mengenai tokoh, konflik, dan latar dari cerita yang dibahas dalam novel. 2. Pemaparan masalah yaitu bagian dimana cerita mulai berkembang sebelum konflik mencapai puncak. Page 23
3. Klimaks. Pada bagian menjelaskan permasalahan dalam novel mencapai puncaknya. 4. Anti klimaks adalah merupakan permasalahan dalam cerita dan mulai ada solusinya. 5. Penyelesaian masalah. Merupakan bagian dimana permasalahan dalam cerita dapat diselesaikan. Umumnya, plot memiliki 6 unsur utama yang menjadi penyusun plot. Perkenalan, pemunculan masalah, konflik, klimaks, antiklimaks, dan penyelesaian atau kesimpulan. Keenam unsur itulah yang kemudian menjadi susunan utama plot. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas satu persatu. a. Perkenalan, biasanya merupakan awalan dari tulisan. Sesuai dengan namanya, perkenalan berisikan pembukaan dari tulisan yang memuat topik apa yang akan dibahas. Dalam tulisan fiksi, perkenalan akan berupa kemunculan tokoh, sementara dalam tulisan nonfiksi akan berupa pembukaan dari topik tulisan. b. Pemunculan masalah adalah tahapan selanjutnya setelah perkenalan. Dalam tulisan ada bagian di mana keberadaan topik tulisan mulai dipertajam sehingga pembaca akan mengenali maksud dan tujuan dari tulisan tersebut. Pada tulisan fiksi, maka pemunculan masalah biasanya merupakan kejadian yang dialami oleh tokohnya, sementara dalam tulisan nonfiksi berupa unsur-unsur pendukung topik yang dibahas dan bisa berupa contoh-contoh yang dikaitkan. c. Konflik Ketika topik dikenali dan lebih mengerucut sehingga pembaca mengenalinya, maka kejadian selanjutnya dalam sebuah tulisan adalah terjadinya konflik. Ia merupakan lontaran masalah yang pertama kali timbul sejak pertama kali tulisan Page 24
dimulai. Seringkali, konflik pun dihadirkan agar tulisan menjadi lebih menarik dan menantang pembacanya untuk melanjutkan dan menyelesaikan bacaannya. d. Klimaks Setiap tulisan pasti memiliki puncak yang paling menjadi daya tarik dari tulisan tersebut. Entah itu situasi yang makin menegang seperti dalam tulisan fiksi, ataupun perbandingan pendapat para ahli yang hadir dalam tulisan nonfiksi. Apapun bentuknya, klimaks haruslah memiliki unsur paling menarik dan paling “WAH” dibanding bagian-bagian lainnya. Klimaks adalah momen-momen penting dalam tulisan, di mana pembaca mengalami pengalaman puncak emosi ataupun rasa ingin tahu. e. Anti Klimaks Tensi yang terus dibangun melalui fase perkenalan hingga klimaks pun “harus” turun dengan membuat antiklimaks. Hal ini dimaksudkan agar tulisan menjadi lebih “menyenangkan” bagi pembaca karena tak harus terus dirundung oleh hype dari tulisan. Antiklimaks juga dimaksudkan agar pembaca tulisan memiliki kesempatan untuk menarik napas sekaligus menunggu akan seperti apa akhir dari tulisan kita. f. Penyelesaian Ketika semua unsur dari plot tulisan sudah muncul, maka penyelesaian adalah jalan yang paling baik. Dengan membuat fase penyelesaian, maka tulisan akan menjadi lengkap karena dapat berisikan kesimpulan pada tulisan nonfiksi maupun juga bagian akhir dari cerita fiksi yang bisa dipilih apakah berakhir bahagia, sedih, ataupun menggantung. D. Jenis Plot Terdapat 3 macam alur yang paling utama dan dikenal serta sering digunakan oleh kebanyakan penulis. Maju, mundur, serta campuran. Ketiga jenis plot tersebut memiliki karakteristik masing-masing yang dapat membangun setiap tulisan sehingga terlihat lebih menarik bagi para pembacanya. Page 25
a. Plot maju Plot maju adalah plot yang paling umum dan sering digunakan di setiap tulisan. Ia memiliki ciri tulisan yang bergerak urut dari awal hingga akhir tulisan. Setiap bagian dari tulisan tertata dengan baik, sehingga pembaca tulisan pun takkan kehilangan setiap momen. Runutan peristiwanya membuat impresi yang dibangun oleh penulis seperti mendaki gunung kemudian menuruninya kembali. Perkenalan, pemunculan masalah, konflik, klimaks, antiklimaks, penyelesaian adalah fase plot yang disusun secara urut dan tidak berloncatan. b. Plot Mundur Kebalikan dari plot maju, tentu adalah plot mundur yang susunannya sudah tentu merupakan kebalikan dari plot maju. Penyelesaian, antiklimaks, klimaks, konflik, pemunculan masalah, dan perkenalan sebagai urutan fase terbalik yang sudah barang tentu akan membuat tulisan menjadi “berbeda” karena tuturan cerita akan terbalik dengan ditampilkannya amanat ataupun kesimpulan cerita terlebih dahulu, baru kemudian mengetahui masalah yang diakhiri dengan keterangan pelaku masalah tersebut. c. Plot Campuran Plot campuran yang merupakan hasil paduan dari maju dan mundur ini, tentunya masih menggunakan 6 unsur penyusun plot. Meski demikian, susunannya dapat diganti dan disusun ulang tanpa berurutan. Namun, apapun awalnya penyelesaian akan tetap hadir di bagian belakang. Contohnya plot campuran antara lain konflik – pemunculan masalah – perkenalan – klimaks – antiklimaks – penyelesaian. Page 26
E. Perbedaan Plot dengan Alur Beberapa perbedaan antara alur dan plot: 1. Alur berisi kronologis cerita, walau susunannya bisa maju, kilas balik atau gabungan. 2. Alur hanya rangkaian cerita dari awal sampai akhir. Alur bisa dijabarkan dengan gaya narasi, deskripsi, eksposisi dan narasi. Sedangkan plot sebagian besar dengan narasi dan dialog. Plot adalah pergerakan cerita dari satu kejadian demi kejadian yang saling berkaitan, bahkan terkadang sengaja dibenturkan untuk menimbulkan adanya ketegangan, klimaks (puncak konflik), antiklimak (penurunan konflik) sampai ending. 3. Alur adalah badan cerita sedangkan plot adalah ruh yang menggerakan cerita. 4. Alur ada pada jenis tulisan lain seperti feature dan esai. Sedangkan plot khusus ditemukan dalam cerpen dan novel. Page 27
VIII. KLIMAKS A. Pengertian Klimaks Secara umum, arti klimaks suatu gagasan mula - mula yang diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap lebih rendah kedudukannya, kemudian berangsur-angsur disusun dengan sebuah gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun sekian macam sehingga gagasan berikutnya lebih tinggi kedudukannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Bisa juga, klimaks adalah merupakan bagian dalam cerita yang melukiskan peristiwa hingga mencapai puncaknya. Bagian ini dapat berupa bertemunya dua tokoh yang sebelumnya saling mencari atau dapat berupa terjadinya \"perkelahian\" antara dua tokoh yang saling bersebrangan. B. Klimaks dalam Karya Fiksi Klimaks merupakan puncak ketegangan tertinggi dari suatu plot cerita. Selain itu, klimaks juga bagian puncak tertinggi dari konflik. Klimaks ini memiliki potensi untuk menyerap perhatian pembaca. Suatu karya fiksi akan mendekati akhir jika menuju pada klimaks. Karena pada klimaks inilah berbagai keadaan atau situasi yang dipertentangkan akan bertemu dan menentukan bagaimana penyelesainnya.. Pada bagian ini tokoh-tokoh cerita akan mendapakan karma sesuai dengan perbuatannya sepanjang cerita. Di bagian ini pula akan timbul keadilan puitis dimana tokoh protagonis dan antagonis menambatkan imbalannya untuk memuaskan pembaca. Page 28
IX. ENDING A. Ending dalam Karya Fiksi Ending merupakan bagian akhir cerita. Meskipun ending merupakan bagian kecil dari cerita, namun mempunyai peranan yang sangat krusial. Karena justru pada bagian akhir lah yang menentukan apakah cerita yang sudah dibaca mudah diingat dan meninggalkan kesan mendalam atau tidak. Dari ending pula, pembaca akan memutuskan apakah dia akan menantikan karya-karya selanjutnya dari penulis tersebut. B. Tipe Ending Ada 3 tipe ending yang bisa anda berikan dalam cerita : a. Happy Ending Tokoh yang kita sukai berhasil melewati masa sulit dan akhirnya hidup bahagia. b. Sad Ending Ending ini melibatkan akhir yang tidak bahagia pada tokoh. c. Cliffhanger Cliffhanger (menggantung), yakni sebuah akhir cerita yang tidak tuntas atau menggantung dan mempersilakan pembaca untuk menafsirkan sendiri kelanjutannya. C. Menentukan Ending Cerita Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sebuah ending cerita yang baik. a. Memperjelas tujuan tokoh utama. Hal ini dilakukan untuk menjaga relevansi cerita dari awal hingga akhir. Contoh : si tokoh dikisahkan ingin membongkar sebuah kasus kejahatan maka cerita harus menggambarkan apa saja upayanya untuk melakukan itu. Page 29
b. Berkaitan erat dengan konflik cerita. Ending harus sesuai dan sejalan dengan konflik yang muncul. Ending harus serealistis mungkin dengan konflik yang dimunculkan sehingga tidak membuka celah pertanyaan bagi pembaca. c. Memenuhi prinsip kausalitas (sebab-akibat). Jangan menciptakan kejutan cerita yang irasional. Misalnya, jika tokoh utama terlibat narkoba maka akibatnya atau konsekuensi logis yang harus dia alami atau terima seperti apa. d. Pastikan konflik utama tuntas (selesai) dan hindari menambah plot. Konflik utama yang dibangun sudah mendapatkan jalan keluar (solusi) meskipun konflik sampingan masih tersamar untuk diselesaikan. Tidak perlu lagi memperumit cerita dengan menambah plot, atau bahkan tokoh baru yang makin membuat pembaca bingung. e. Sesuaikan dengan bangunan cerita. Apabila cerita yang dibuat lebih bernuansa drama, sangat memungkinkan untuk menciptakan sad ending. Jika cerita lebih bernuansa komedi atau humor akan sangat fatal jika menggunakan sad ending. Jadi, tetap sesuaikan antara ending dan bangunan cerita. Page 30
Inilah beberapa materi dasar dan tips menulis karya fiksi. Semoga dengan adanya ebook ini, akan semakin memotivasi Anda untuk belajar menulis. Coba jawab pertanyaan dibawah ini dengan jujur ! Apakah anda ingin bisa menulis cerita/artikel dengan lancar ? Apakah anda ingin menjadi penulis terkenal ? Apakah anda ingin punya buku best seller ? Apakah anda ingin karya anda diterbitkan dikoran ? Apakah anda ingin karya anda dipublish dimedia massa dan dibaca banyak orang ? Jika “IYA” Apakah list dibawah ini yang sedang anda rasakan sekarang ? a. Bingung mulai nulis dari mana b. Pengen nulis tapi selalu tidak pernah selesai karena kehabisan ide c. Tidak percaya diri dengan tulisan sendiri ? d. Pengen punya karya tulisan tapi waktu yang belum bisa termanage e. Bingung merangkai karangan agar bisa menjadi tulisan yang indah dan menarik ? f. Pengen belajar tapi dengan siapa ? g. Pengen karya dikoreksi tapi oleh siapa ? h. Dan masih banyak kendala lain ? Page 31
Jangan khawatir, semua permasalahan anda ada solusinya. Kami akan membantu anda menyelesaikan masalah kepenulisan anda dan membantu mewujudkan impian anda. Perkenalkan kami “Kelas Menulis Online Alineaku” yang telah memiliki lebih dari 5.000 member dari seluruh Indonesia bahkan beberapa dari luar negeri. Member Alineaku telah berhasil mewujudkan mimpinya menciptakan karya- karya tulis yang indah. Lalu kapan anda mau memulai mewujudkan mimpi anda ? Mimpi yang pasti membutuhkan awalan dan proses untuk mewujudkannya. Dan kami Alineaku siap mendampingi anda. Mari mulai dari sekarang, jangan ditunda. Semakin anda menunda, maka semakin jauh mimpi anda terwujud. Jika anda penasaran ingin tau apa itu Kelas Menulis Online Alineaku dan tertarik untuk bergabung maka segera, secepatnya hubungi kami melalui kontak WA ini. Yuuk, wujudkan kisahmu menjadi tulisan yang menarik dan benar… Page 32
DAFTAR PUSTAKA Admin tiga serangkai. 2017. Membuat Akhir (Ending) Cerita yang Menarik. http://www.tigaserangkai.com/id/?p=2287. Diakses tanggal 31 Maret, pukul 11.00 WIB. Anonim. 2017. Jenis Konflik dalam Novel Fiksi.https://ellenconny.com/2017/08/10/5- jenis-konflik-dalam-novel-fiksi/. Diakses tanggal 29 Maret, pukul 15.00 WIB. Anonim. 2018. Teks Cerita Fiksi : Pengertian, Unsur, Struktur, Kaidah. https://www.yuksinau.id/teks-cerita-fiksi-pengertian-unsur-struktur-kaidah/#!. Diakses tanggal 1 April, pukul 10.00 WIB. Anonim. 2019. Membuat Judul Cerita yang Bagus.https://wikihow.com/Membuat- Judul-Cerita-yang-Bagus?amp=13aiinfo. Diakses tanggal 29 Maret 2019, pukul 10.00 WIB. Anonim. 2019. Pengertian Fiksi, Ciri, Fungsi, dan Jenisnya(Pembahasan Lengkap). https://www.seputarpengetahuan.co.id/2018/04/pengertian-fiksi-ciri-ciri-fungsi- jenis-jenis.html. Diakses tanggal 1 April 2019 pukul 11.00 WIB. Anonim. 2019. Temukan Pengertian. https ://www.temukanpengertian.com. Diakes tanggal 19 Maret 2019, pukul 20.00 WIB. As-Saofy, Ismawati. 2019. Membuat Konflik untuk Penulis Pemula.https://www.tulismenulis.com/membuat-konflik-dalam-novel-untuk- penulis-pemula/.Diakses tanggal 30 Maret 2019, pukul 16.00 WIB. Azzahra,L.F. 2017. Kekuatan Dialog dalam Sebuah Karya Fiksi.https://www.kompasiana.com/elfat67/5bf8ed3012ae940a9715d333/kekuat an-dialog-dalam-sebuah-karya-fiksi/page=1. Diakses tanggal 29 Maret 2019, pukul 10.00 WIB Fajrin, M.R. 2016. Pengertian Tokoh dan Jenis-Jenis Tokoh dalam Cerita. www.rifanfajrin.com/pengertian-tokoh-dan-jenis-jenis-tokoh.htmli/m=1. Diakses tanggal 3 April 2019, pukul 11.00 WIB Page 33
Firdaus,Ujwar. 2017. Rahasia Membuat Judul Novel yang Menarik.www.ujwar.com/2017/12/9-rahasia-membuat-judul-novel- supaya.html?m=1. Diakses tanggal 29 Maret 2019 pukul 14.00 WIB. Fuji, Bang. 2015. Pengertian Plot atau Alur. https://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-plot-atau-alur.html Lubis,E.R.. 2011. Apa itu Plot?. https://evariyanty.wordpress.com/2011/11/19/apa- itu-plot/. Diakses tanggal 19 Maret 2019 pukul 13.00 WIB. Mildaini. 2015. Cara Menuliskan Kalimat Dialog dalam tulisan.www.mildaini.com/2015/12/cara-menuliskan-kalimat-dialog- dalam.html?m=1. Diakses tanggal 19 Maret 2019, pukul 12.00 WIB. Salamadian. 2017. Pengertian Sudut Pandang Novel dan Cerpen. https://salamadian.com/pengertian-sudut-pandang-novel-cerpen/. Diakses tanggal 19 Maret 2019, pukul 15.00 WIB. Setiati, Eni. 2015. Mengatur dan Mengolah Konflik dalam Pembuatan Novel. https://www.kompasiana.com/www.tokopedia.com/5500ddc8a3331153735123 1f/mengatur-mengolah-konflik-dalam-pembuatan-novel. Diakses tanggal 30 Maret 2019, pukul 16.00 WIB. Sora. 2015. Pengertian Dialog dan Contohnya Secara Jelas. http://www.pengertianku.net/2015/06/pengertian-dialog-dan-contohnya-secara- jelas.html. Diakses tanggal 1 April pukul 10.00 WIB. Page 34
Search
Read the Text Version
- 1 - 39
Pages: