KONTEKSTUALISASI MATERI FIKIH PADA TIAP JENJANG PENDIDIKAN

KONTEKSTUALISASI MATERI FIKIH PADA TIAP JENJANG PENDIDIKAN OLEH: SUNARNO 223901200052 IKA WIDIYAWATI 223901200018 SITI ROHIMAH 223901200040 YAHYA SUDARSONO 223901200045

KONTEKSTUALISASI MATERI FIKIH MERUPAKAN PROSES PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN DI MANA PROSES DAN METERI PEMBELAJARAN DIKAITKAN LANGSUNG DENGAN KEHIDUPAN NYATA YANG ADA DI MASYARAKAT A. RUMUSAN MASALAH a) APAKAH PENGERTIAN KONTEKSTUALISASI? b) BAGAIMANA MATERI FIKIH PADA TIAP JENJANG PENDIDIKAN? c) BAGAIMANA KONTEKSTUALISASI MATERI FIKIH PADA TIAP JENJANG PENDIDIKAN? B. TUJUAN MASALAH TIAP JENJANG a) MENGETAHUI PENGERTIAN KONTEKSTUALISASI. b) MENJELASKAN MATERI FIKIH PADA TIAP JENJANG PENDIDIKAN. c) MENDESKRIPSIKAN KONTEKSTUALISASI MATERI FIKIH PADA PENDIDIKAN.

1. KONTEKSTUALISASI • KONTEKSTUALISASI ADALAH USAHA MENEMPATKAN SESUATU DALAM KONTEKSNYA, SEHINGGA TIDAK ASING LAGI, TETAPI TERJALIN DAN MENYATU DENGAN KESELURUHAN. • KONTEKSTUALISASI ADALAH TEORI DALAM BIDANG LINGUISTIK YANG DIDASARKAN PADA GAGASAN BAHWA KATA-KATA TIDAK DAPAT SEPENUHNYA DIPAHAMI TANPA JUGA MEMPERTIMBANGKAN KONTEKSNYA.

2. MATERI FIKIH PADA TIAP JENJANG PENDIDIKAN 1). JENJANG MADRASAH PADA AKHIR FASE A, PESERTA DIDIK DIHARAPKAN SUDAH MENGERIAL RUKUN ISLAM DAN MELAFALKAN SYAHADATAIN DENGAN MENGHAYATI MAKNANYA SEBAGAI PENGAKUAN KETUNDUKAN KEPADA AGAMA. DI FASE A INI PESERTA DIDIK JUGA MAMPU MEMBIASAKAN UNTUK MENJALANKAN ATURAN FIKIH YANG MENDASAR DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH SWT. 2.) JENJANG SEKOLAH FASE A, PESERTA DIDIK MAMPU MENGENAL RUKUN ISLAM DAN KALIMAH SYAHADATAIN, MENERAPKAN TATA CARA BERSUCI, SALAT FARDHU, AZAN, IKAMAH, ZIKIR DAN BERDOA SETELAH SALAT.

2. MATERI FIKIH PADA TIAP JENJANG PENDIDIKAN (LANJUTAN) 1). JENJANG MADRASAH PADA AKHIR FASE F, PESERTA DIDIK MEMILIKI KEYAKINAN DAN PEMAHAMAN YANG KOMPREHENSIF TERHADAP KETENTUAN FIKIH MUAMALAH DENGAN CARA MENGANALISIS BERBAGAI DALIL, KETENTUAN, TATA CARA DAN HIKMAH DARI SYARIAT ISLAM YARIG DITETAPKAN OLEH ALLAH SWT, SERTA MAMPU MENUMBUHKAN SIKAP TOLERAN DAN MENGHORMATI PERBEDAAN MELALUI DINAMIKA KAJIAN USHUL FIKIH. 2.) JENJANG SEKOLAH FASE F, PESERTA DIDIK MAMPU MENGANALISIS KETENTUAN PELAKSANAAN KHUTBAH, TABLIG DAN DAKWAH, KETENTUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM, MAWARIS, DAN KONSEP IJTIHAD; MEMPRESENTASIKAN TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN KHUTBAH, TABLIG DAN DAKWAH, KETENTUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM, MAWARIS, DAN KONSEP IJTIHAD; MENERAPKAN KETENTUAN KHUTBAH, TABLIGH, DAN DAKWAH, KETENTUAN PERNIKAHAN DALAM ISLAM, MAWARIS, DAN MEYAKINI BAHWA IJTIHAD MERUPAKAN SALAH SATU SUMBER HUKUM ISLAM; MEMBIASAKAN SIKAP MENEBARKAN ISLAM RAḤMAT LI AL-ĀLAMĪN, KOMITMEN, BERTANGGUNG JAWAB, MENEPATI JANJI, ADIL, AMANAH, TERBUKA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN, DAN MENGHARGAI PERBEDAAN PENDAPAT.

3. KONTEKSTUALISASI MATERI FIKIH PADA TIAP JENJANG PENDIDIKAN Jenjang Ibtidaiyahh. Memiliki kemampuan bersikap dan berperilaku akhlakul karimah, dan moderat dalam kehidupan sehari-hari pada lingkup keluarga dan lingkungan sekitar yang berdasar pada pemahaman ulama yang sahih dengan fikih sebagai basis ketentuan beribadah dan bermuamalah. Ruang lingkup mata pelajaran fikih dirumuskan sebagai berikut; • A. Tata cara dan praktek ibadah dasar yang baik dan benar untuk menjalankan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. • B. Tata cara dasar interaksi dan ekonomi dalam islam dalam praktek sehari-hari

Jenjang Tsanawiyah Memiliki kemampuan bersikap, berperilaku akhlakul karimah dan moderat dalam kehidupan sehari-hari pada lingkup keluarga, lingkungan sekitar dan dunia maya (digital) yang berdasar pada pemahaman ulama yang sahih dengan fikih sebagai basis ketentuan beribadah dan bermuamalah Ruang lingkup mata pelajaran fikih tsanawiyah dirumuskan sebagai berikut; A. Tata cara dan praktek ibadah yang baik dan benar untuk menjalankan ajaran islam dalam konteks masyarakat global dan majemuk. B. Tata cara interaksi dan ekonomi dalam islam dalam konteks masyarakat global dan majemuk.

Jenjang Aliyah Memiliki kemampuan bersikap dan berperilaku akhlakul karimah serta moderat dalam kehidupan sosial budaya sehari-hari pada lingkup keluarga, lingkungan sekitar, regional, nasional dan global, yang berdasar pada pemahaman ulama yang sahih dengan fikih sebagai basis ketentuan beribadah dan bermuamalah. Ruang lingkup mata pelajaran fikih dirumuskan sebagai berikut; A. Analisa konsep, ketentuan dan fungsi ibadah dalam ajaran islam serta dapat mengaplikasikannya dalam konteks keindonesiaan, kemanusiaan dan kemoderenan. B. Analisa konsep, ketentuan dan hikmah interaksi sosial, ekonomi dan hukuman dalam islam serta dapat mengaplikasikannya dalam konteks keindonesiaan, kemanusiaan dan kemoderenan. C. Dasar-dasar penentuan hukum dalam islam yang senantiasa selaras dengan ruang dan waktu serta membawa kemaslahatan bagi seluruh umat manusia.

Jenjang Aliyah PK Memiliki kemampuan bersikap dan berperilaku akhlakul karimah serta moderat dalam kehidupan sosial budaya sehari-hari pada lingkup keluarga, lingkungan sekitar, regional, nasional dan global, yang berdasar pada pemahaman ulama yang sahih dengan fikih sebagai basis ketentuan beribadah dan bermuamalah. Ruang lingkup mata pelajaran fikih dirumuskan sebagai berikut; 1) analisa konsep, ketentuan dan fungsi ibadah dalam ajaran islam serta dapat mengaplikasikannya dalam konteks keindonesiaan, kemanusiaan dan kemoderenan. 2) analisa konsep, ketentuan dan hikmah interaksi sosial, ekonomi dan hukuman dalam islam serta dapat mengaplikasikannya dalam konteks keindonesiaan, kemanusiaan dan kemoderenan. 3) dasar-dasar penentuan hukum dalam islam yang senantiasa selaras dengan ruang dan waktu serta membawa kemaslahatan bagi seluruh umat manusia

KESIMPULAN • Materi fikih bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan bersikap dan berperilaku akhlakul karimah, dan moderat dalam kehidupan sehari-hari pada lingkup keluarga dan lingkungan sekitar yang berdasar pada pemahaman ulama yang sahih sebagai basis ketentuan beribadah dan bermuamalah. • Materi fikih pada madrasah dan sekolah belum koheren, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah harmonisasi agar output pendidikan fikih dapat setimbang.