Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Diseminasi Konsep dan Implementasi Budaya Positif di Sekolah

Diseminasi Konsep dan Implementasi Budaya Positif di Sekolah

Published by SULPADLI, S.PD., 2023-06-09 03:19:51

Description: Memuat materi diseminasi konsep dan implementasi budaya positif pada pendidikan guru penggerak.

Search

Read the Text Version

DISEMINASI KONSEP DAN IMPLEMENTASI BUDAYA POSITIF Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan Sulpadli, S.Pd., Gr. CGP Angkatan 4 Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah

Diseminasi Konsep dan Implementasi Budaya Positif Menumbuhkan Budaya Positif dengan Pembiasaan KRE-D (Kenali, Refleksi, dan Evaluasi Diri) pada Pembelajaran PPKn di SMA Negeri 1 Muntilan

Najwa Shihab Tugas guru bukan menjejalkan pelajaran Guru harus menghidupkan pengetahuan Kebenaran Guru bukan hal yang absolut Karena murid bukan kerbau yang harus serba menurut

Merdeka Belajar Nadiem Anwar Makarim “Berhamba pada anak, saya mau klarifikasi dulu, ini memakai kata-kata dari Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, itu analogi sebenarnya. “Jadi profesi guru itu betul-betul harus berorientasi Iwan Syahril sekuat mungkin bagaimana memberikan layanan kepada anak\" Pendidikan saat ini erat kaitannya dengan tujuan kebaikan. Guru jangan takut berinovasi dan mengubah diri demi kebaikan peserta didik. Jangan mengejar target materi harus selesai. Ganjar Pranowo

Guru Petani Murid Tanaman Sekolah Tempat bercocok tanam

Urgensi menciptakan suasana positif di sekolah Jika murid diibaratkan biji padi atau jagung, maka suasana positif di lingkungan sekolah adalah sebagai tanah subur yang sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang biji-biji tersebut. Dengan terciptanya suasana positif di lingkungan tempat belajar, maka kenyamanan lingkungan akan membuat murid belajar dengan nyaman pula, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai kodratnya.

Kegiatan Pemantik Perubahan paradigma stimulus-respon menjadi teori kontrol Kira-kira apakah Anda akan membuka kepalan tangan Anda dengan bujukan, godaan, atau paksaan teman Anda? Mengapa? Ataukah Anda akan bertahan dan menolak membuka kepalan tangan sampai sekuat tenaga Anda? Mengapa?

Perubahan Paradigma Teori Kontrol (Ilusi Kontrol) Ilusi guru Ilusi bahwa kritik Ilusi bahwa Ilusi bahwa orang mengontrol dan membuat semua dewasa memiliki orang merasa murid bersalah dapat penguatan hak untuk menguatkan positif efektif memaksa. karakter. dan bermanfaat



DISIPLIN Berasal dari bahasa Disiplin diri membuat Namun dalam budaya kita, Latin, ‘disciplina’, yang orang menggali potensinya makna kata disiplin telah artinya belajar. menuju sebuah berubah tujuan, apa yang dia hargai. menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan

TEORI MOTIVASI PERILAKU MANUSIA

Ki Hadjar Dewantara KONSEP 'MERDEKA\" “...merdeka itu artinya; tidak hanya terlepas dari perintah; akan tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri.”



KEYAKINAN KELAS keyakinan kelas itu sendiri dibuat atas dasar keinginan seluruh peserta didik dalam mewujudkan kelas impiannya. Tidak ada hukuman ataupun reward ketika mereka melanggar ataupun melaksanakan karena pada dasarnya keyakinan kelas ini terbentuk atas kesadaran siswa dan tidak ada unsur paksaan dari guru.

LANGKAH-LANGKAH PEMBENTUKAN KEYAKINAN KELAS 1 - Identifikasi 2 - Penyusunan 3 - Penetapan 4 - Deklarasi 5 - Evaluasi Implementasi Keyakinan Kelas Keyakinan Kelas Peraturan yang Ada Menanyakan efek yang Murid mengutarakan Menentukan keyakinan Murid memberikan Akan dilakukan diterima dari peraturan keinginan keyakinan kelas yang disepakati tanda tangan sebagai evaluasi tiap minggu yan g dijalankan kelas melalui padlet bentuk deklarasi terkait pelaksanaan keyakinan kelas yang keyakinan kelas disepakati.









KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

5 POSISI KONTROL

APA ITU RESTITUSI?

RESTITUSI Proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen ; 2004)

Ciri-ciri Restitusi 1. Bukan untuk menebus kesalahan 6. Restitusi diri adalah cara yang paling tapi belajar dari kesalahan baik 2. Memperbaiki hubungan 7. Restitusi fokus pada karakter bukan pada tindakan 3. Tawaran bukan paksaan 8 Restitusi fokus pada solusi 4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri 9 Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada 5. Restitusi mencari kebutuhan kelompoknya dasar yang mendasari tindakan

segitiga Restitusi

GURU MENSTABILKAN BERKATA IDENTITAS Berbuat salah itu hal yang manusiawi Tidak ada manusia yang sempurna Bapak/Ibu juga berbuat salah Kita pasti bisa menyelesaikan permasalahan ini Bapak/Ibu tidak tertarik untuk mencari tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Bapak/Ibu lebih tertarik menyelesaikan masalah Kalau kamu menyalahkan dirimu sendiri terus menerus, apakah kamu bersikap baik pada dirimu sendiri?

VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH GURU Kamu bisa melakukan hal yang buruk tapi kamu tidak BERKATA bisa melakukannya kan? Kamu pasti punya alasan mengapa melakukannya Apa yang penting bagi kamu? Kamu boleh tetap berusaha menjaga sikap itu, tapi tambahkan sikap yang lain yang baru. Maukah kamu belajar cara lain untuk mendapatkan yang kamu butuhkan tanpa harus memukul? Apakah besok kamu bisa melakukan dengan lebih baik?

GURU MENANYAKAN BERKATA KEYAKINAN Nilai apa yang kita percaya di kelas/sekolah kita? Nilai-nilai universal apa yang telah kita sepakati? Kelas yang ideal itu seperti apa? Kamu ingin jadi anak yang seperti apa? Apa yang kamu rasakan? Ketika kamu melakukan itu, kamu menjadi orang yang seperti apa?

KASUS 1 MENYONTEK



KASUS 2 BULLYING



Pembiasaan KRE-D (Kenali, Refleksi, dan Evaluasi Diri) pada Pembelajaran

KRE-D KENALI, REFLEKSI, DAN EVALUASI DIRI Penguatannya dilaksanakan pada awal pembelajaran, yaitu apersepsi



Terima Kasih dan Sampai Jumpa Lagi Salam Guru Penggerak Guru Bergerak Indonesia Maju


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook