PRAKATA Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyusul F-Modul Biologi sebagai bahan ajar untuk materi Sistem Peredaran Darah. Tujuan disusunnya modul ini adalah sebagai salah satu bentuk layanan penyediaan bahan belajar peserta didik MA/SMA agar proses pembelajarannya lebih terarah, terencana, variatif, dan bermakna. Dengan disusunnya bahan ajar ini diharapkan kualitas layanan pembelajaran di MAN 2 Tasikmalaya menjadi lebih baik. Modul pembelajaran Biologi Fase F Kelas XI ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis berharap dapat memperoleh kritik, saran, rekomendasi, dan evaluasi dari berbagai pihak. Apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan, maka dengan segala kerendahan hati penulis akan perbaiki sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masa yang akan datang. Tasikmalaya, Juni 2023 Penulis Ida Wati, S.Pd. NIP. 198908262019032008 1
DAFTR ISI PRAKATA ................................................................................ 1 DAFTAR ISI ......................................................................... 2 PENDAHULUAN A. Capaian Pembelajaran ...................................................... 3 B. Tujuan Pembelajaran ........................................................ 3 C. Indikator Capaian Pembelajaran .................................... 3 INTI A. Bagan Konsep ...................................................................... 5 B. Organ Pada Sistem Peredarah Darah ........................... 6 C. Gangguan Pada Darah ........................................................ 9 D. Gangguan Pada Jantung dan Pembuluh Darah .............. 13 E. Teknologi Pada Sistem Peredaran Darah ..................... 14 F. Forum Diskusi .................................................................... 16 PENUTUP A. Rangkuman ........................................................................ 17 B. Tes Formatif .................................................................... 18 C. Kunci Tes Formatif ......................................................... 21 D. Glosarium .......................................................................... 22 DAFTAR PUSTAKA 2
Pendahuluan Pada bahan ajar ini kita akan membahas Gangguan pada Sistem Peredaran Darah. Pada bahan ajar yang berupa modul elektronik mencakup materi organ peredaran darah, gangguan pada darah, gangguan pada pembuluh darah, dan gangguan pada jantung. Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat menganalisis keterkaitan antara struktur organ dan gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah manusia. A. Capaian Pembelajaran Pada akhir fase F, peserta didik memiliki kemampuan mendeskripsikan dan menganalisis keterkaitan struktur organ pada sistem organ dengan fungsinya serta kelainan atau gangguan yang muncul pada sistem organ tersebut. Konsep-kosep yang dipelajari diterapkan untuk memecahkan masalah kehidupan yang diselesaikan dengan keterampilan proses secara mandiri hingga menciptakan ide atau produk untuk mengatasi permasalah tersebut. Melalui keterampilan proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila. B. Tujuan Pembelajaran Menganalisis solusi pencegahan terhadap gangguan atau kelainan sistem peredaran darah manusia. C. Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu memahami jenis-jenis gangguan atau kelainan pada sistem peredaran darah manusia. 2. Peserta didik mampu menganalisis faktor penyebab gangguan atau kelainan pada sistem peredaran darah manusia. 3. Peserta didik mampu menelaah dampak dari gangguan atau kelainan pada 3
sistem peredaran darah manusia. 4. Peserta didik mampu mencipatakan solusi pencegahan terhadap gangguan atau kelainan sistem peredaran darah manusia. D. Relevansi Pada bahan ajar ini difokuskan pada pokok bahasan gangguan yang terjadi pada sistem peredaran darah yang berkaitan dengan materi pada bahan sebelumnya yaitu struktur dan mekanisme sistem peredaran darah manusia. 4
Bagan Konsep Sumber: https://anyflip.com/npgin/lnvi/basic 5
Uraian Materi A. Organ Pada Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas beberapa organ yaitu darah, pembuluh darah, dan jantung sebagai pusat peredaran darah. 1. Darah Darah merupakan medium transport dalam sistem sirkulasi. Secara keseluruhan darah manusia berwarna merah karena mengandung haemoglobin. Sebenarnya komponen pada darah tersebut ada dua bagian utama yaitu Plasma darah yang berbentuk cair dan Sel darah yang berbentuk padat. Plasma Darah terdiri atas air dan zat, ion, yang terlarut di dalamnya. Sel darah ada 3 jenis yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (Trombosit). Untuk memahami bentuk-bentuk sel darah dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 1. Sel Darah Merah Gambar 1. Sel Darah Putih (sumber: https://www.alodokter.com) (sumber: https://www.idntimes.com) Fungsi utama darah pada manusia adalah sebagai berikut. a. Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh. b. Mengangkut sari-sari makanan (nutrien) ke seluruh tubuh. c. Mengangkut sisa-sisa metabolisme, misalnya karbon dioksida, urea, dan asam laktat ke alat ekskresi. d. Melawan bibit penyakit dan melakukan mekanisme pembekuan darah. 6
2. Pembuluh Darah Bagaimana darah dapat beredar ke seluruh tubuh manusia mulai dari jantung hingga mencapai seluruh bagian tubuh? Iya, darah dalam tubuh kita mengalir melalui sebuah pipa yang disebut sebagai pembuluh darah. Pembuluh darah merupakan sarana untuk mengedarkan darah ke seluruh bagian tubuh. Ada dua jenis pembuluh darah yaitu arteri dan vena. a. Pembuluh Nadi (Arteri) Pembuluh nadi adalah pembuluh yang membawa darah dari jantung dan umumnya mengandung banyak oksigen, kecuali pembuluh arteri pulmonalis. Pembuluh ini tebal, elastis, dan memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung. Secara anatomi pembuluh nadi tersusun dari tiga lapis jaringan, lapisan luar jaringan ikat, lapisan tengah berupa otot polos, dan lapisan dalam berupa jaringan endotelium. Pembuluh arteri yang paling besar disebut aorta yang merupakan pembuluh yang dilewati darah dari bilih kiri jantung menuju ke seluruh tubuh. Pembuluh nadi terdiri dari aorta dan arteri pulmonalis, b. Pembuluh Balik (Vena) Pembuluh balik adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung, yang umumnya banyak mengandung karbon dioksida (CO2) kecuali vena pulmonalis. Pembuluh balik lebih mudah dikenali daripada nadi karena letaknya di dekat permukaan tubuh. Dinding pembuluh ini lebih tipis dan tidak elastis. Tekanan pembuluh balik lebih lemah dibandingkan pembuluh nadi dan di sepanjang pembuluh balik terdapat katup yang menjaga agar aliran darah tidak berbalik kembali. Pembuluh balik merupakan tempat masuknya darah ke jantung. Pembuluh balik terdiri dari pembuluh vena capa superior, vena capa inferior, dan pembuluh vena pulmonalis. 7
3. Jantung Jantung sebagai alat pemompa darah terletak di rongga dada sebelah kiri. Jantung dibungkus oleh tiga lapisan, yaitu endokardium, miokardium danperikardium. Endokardium merupakan selaput yangmembatasi ruangan jantung. Lapisan ini mengandung pembuluh darah, saraf dan cabangcabang dari sistem peredaran darah ke jantung. Miokardium merupakan otot jantung yang tersusun dari berkas-berkas otot. Perikardium merupakan selaput pembungkus jantung yang terdiri dari 2 lapis dengan cairan limpha diantaranya yang bertugas sebagai pelumas untuk menahan gesekan. Ruang jantung manusia terdiri dari empat ruangan, yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Diantara atrium kanan dengan ventikel kanan terdapat katup trikuspidalis. Katup ini berfungsi untuk mencegah agar darah dalam ventrikel kanan tidak masuk kembali ke atrium kanan. Diantara atrium kiri dengan ventikel kiri terdapat katup bikuspidalis. berfungsi untuk mencegah darah dalam ventrikel kiri tidak mengalir kembali ke atrium kiri. Sedangkan untuk mencegah terjadinya aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri dibatasi oleh katup semilunaris aorta. Untuk mencegah terjadinya aliran balik darah dari arteri pulmoner ke ventrikel kanan maka dibatasi oleh katup semilunaris pulmoner. Gambar 3. Anatomi Jantung Manusia Sumber: Sa’adah (2018) 8
B. Gangguan Pada Darah 1. Kelainan Eritrosit Jumlah eritrosit normal harus berada pada kisaran 4-6 juta sel/m3 darah. Berbagai gangguan atau kelainan dapat mempengaruhi jumlah eritrosit. Berikut ini beberapa kelainan atau gangguan yang terjadi pada eritrosit. a. Polisitemia adalah gangguan yang ditandai oleh jumlah eritrosit terlalu berlebihan (banyak). Hal ini dapat disebabkan oleh cacat produksi sel induk, penurunan volume plasma akibat dehidrasi, atau pengaruh ketinggian. Akibatnya berkurangnya aliran darah, penyumbatan kapiler, dan peningkatan ketebalan darah. Kondisi ini dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. b. Anemia Dalam kondisi normal, tingkat hemoglobin darah adalah 12-17 gram per 100 mililiter. Pada penderita anemia, jumlah eritrosit sedikit, dan/atau sel-sel eritrosit tidak memiliki cukup hemoglobin. Anemia dapat diklasifikasikan dalam salah satu dari beberapa kategori yang akan diuraikan berikut ini. 1) Anemia gizi Anemia yang penyebab utamanya adalah kekurangan zat nutrisi terutama zat besi. Zat besi bisa terdapat pada bahan makan hewani, yakni daging dan hati. Gejala-gejala umum dari anemia adalah tampak pucat, lemas dan lesu. Suplemen zat besi dalam makanan dapat membantu mencegah anemia jenis ini. 2) Anemia pernisiosa Anemia pernisiosa adalah bentuk lain dari anemia gizi. Saluran pencernaan tidak mampu menyerap cukup vitamin B12, yang penting untuk perkembangan sel darah merah. Tanpa vitamin B12, sel darah merah yang belum matang cenderung menumpuk di dalam sumsum tulang. Suplemen vitamin, dan/atau suntikan vitamin B12 adalah pengobatan yang efektif. 9
3) Anemia Aplastik Adanya kelainan atau kerusakan pada “pabrik” pembuat sel darah merah sehingga tidak dapat memproduksi ke tiga komponen darah dengan baik, sehingga, bagi penderita anemia aplastik harus selalu memperoleh suplai darah melalui transfusi. Transplantasi sumsum tulang adalah salah satu pilihan untuk mengobati kondisi ini. 4) Anemia Hemolitik Anemia Hemolitik terjadi karena laju kerusakan eritrosit meningkat (hemolisis adalah pecahnya sel darah merah). Penyakit ini umumnya menyebabkan eritrosit mudah pecah oleh berbagai sebab, dapat akut atau kronik. Anemia hemolotik akut umumnya disebabkan oleh gigitan binatang, seperti ular atau sengatan lebah. Anemia hemolitik dapat disebabkan kekurangan enzim untuk membentuk eritrosit, seperti kekurangan enzim G- 6PD, atau adanya kelainan membran atau dinding eritrosit. Penyakit-penyakit ini umumnya diturunkan dari orang tua. 5) Anemia sel sabit (sickle cell anemia) Anemia sel sabit merupakan penyakit keturunan. Penderita anemia sel sabit eritrositnya memiliki bentuk abnormal, yaitu bentuk sabit dengan hemoglobin abnormal dan tidak dapat membawa oksigen yang cukup. Eritrositnya rapuh, mudah merobek ketika mereka melalui kapiler yang sempit. Akibatnya, jumlah eritrositnya jauh lebih sedikit dari biasanya, dan mengakibatkan gejala anemia. Kedua orang tua harus membawa gen penyakit sel sabit sehingga anak akan menderita anemia sel sabit. Seseorang dengan gen tunggal dikatakan memiliki sifat sickle cell, dan tidak memiliki gejala penyakit. Variasi keparahan mengakibatkan kematian sebelum usia 30, untuk kasus ringan, tanpa gejala. 10
Gambar 4. Bentuk eritrosit pada penderita anemia sel sabit (A) eritrosit normal (B) sumber: Sa’adah (2018) c. Talasemia Talasemia adalah penyakit keturunan banyak ditemukan pada orang Afrika, Mediterania, dan Asia, termasuk Indonesia. Angka pembawa sifat penyakit ini di Indonesia berkisar 3 – 10%, artinya 10 dari 100 orang Indonesia adalah pembawa sifat penyakit ini. Pembawa sifat disebut talasemia minor. Mereka tidak pernah memperlihatkan gejala yang berarti, hanya saja saat diperiksa Hb-nya umumnya di bawah nilai normal. Jika diperiksa lebih dalam lagi, ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari normal. Penderita talasemia produksi hemoglobinnya sedikit dan kematian dapat terjadi pada usia 20an. Kasus ringan menghasilkan anemia ringan. Anak penderita talasemia membutuhkan transfusi seumur hidup dengan segala resiko transfusi. 2. Kelainan Leukosit a. Severe combined immunodefi ciency disease (SCID) Defisiensi imun kadang-kadang diwariskan. Anak-anak yang memiliki penyakit defisiensi imun gabungan yang parah (SCID) terjadi ketika sel- sel induk dari leukosit kekurangan enzim yang disebut adenosine deaminase. Tanpa enzim ini, limfosit B dan T tidak berkembang dan tubuh 11
tidak dapat melawan infeksi. Sekitar 100 anak-anak yang lahir dengan penyakit ini setiap tahunnya. Memberikan suntikan enzim adenosine deaminase dapat diberikan dua kali seminggu, tetapi transplantasi sumsum tulang dari donor yang kompatibel adalah cara terbaik untuk menyembuhkan penyakit. b. Leukimia Leukemia, yang berarti \"darah putih,\" mengacu kepada sekelompok kanker yang melibatkan proliferasi leukosit yang tidak terkendali. Sebagian besar leukosit ini abnormal atau belum matang. Oleh karena itu, mereka tidak mampu melakukan fungsi yang norma dalaml pertahanan. Setiap jenis leukemia diberi nama sesuai dengan jenis sel yang bereproduksi tidak terkendali, misalnya, leukemia limfositik melibatkan proliferasi limfosit yang abnormal. c. Infeksi Mononukleous Infeksi limfosit olel Virus Epstein-Barr (EBV) adalah penyebab infeksi mononucleosis, dinamakan demikian karena sifat limfosit yang mononuklear. EBV (keluarga virus herpes), adalah salah satu virus manusia yang paling umum. Gejala mononukleosis infeksiosa adalah demam, sakit tenggorokan, dan kelenjar getah bening. Meskipun gejala biasanya hilang dalam satu atau dua bulan tanpa obat, EBV tetap aktif dan tersembunyi di beberapa sel di tenggorokan dan darah selama sisa hidup seseorang. Stres dapat mengaktifkan virus. Reaktivasi berarti bahwa air liur seseorang dapat menularkan infeksi kepada orang lain, seperti dengan ciuman mesra. Inilah sebabnya mengapa mononukleosis disebut \"penyakit berciuman.\" 12
C. Gangguan Pada Jantung dan Pembuluh Darah Gangguan atau kelainan pada jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Kelainan atau gangguan yang dapat terjadi pada jantung yaitu sebagai berikut. 1. Otot jantung yang lemah Penyakit ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung yang lemah membuat penderita tak dapat melakukan aktivitas yang berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung ini mudah pingsan. 2. Jantung bocor Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat melakukan aktivitas yang berat, karena aktivitas yang berat hampir dapat dipastikan akan membuat tubuh penderita menjadi biru dan sesak nafas, walaupun tidak menyebabkan rasa sakit di dada. 3. Serangan Jantung Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut gagal jantung. Penyebab gagal jantung bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya adalah terhambatnya suplai darah ke otot- otot jantung, oleh karena pembuluh-pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras, entah oleh karena kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat yang berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin 13
(ppa) yang banyak ditemui dalam obat-obat seperti Decolgen, dan nikotin. 4. Atherosclerosis Akumulasi lemak kolesterol pada dinding pembuluh darah sehingga terjadi pengerasan pembuluh nadi karena endapan lemak 5. Stroke Pecahnya pembuluh darah di otak sehingga otak kekurangan oksigen bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian Gambar 5. Penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol sumber: Sa’adah (2018) D. Teknologi Pada Sistem Peredaran Darah Berbagai teknologi telah dikembangkan untuk mendiagnosis gangguan pada sistem peredaran darah manusia dan upaya pengobatan serta penanganannya. Beberapa contoh teknologi yang berkaitan dengan sistem peredaran darah adalah sebagai berikut. 1. Ekokardiografi Suatu teknik untuk mengetahui struktur internal dan gerakan jantung serta pembuluh darah yang besar tanpa memasukan alat ke dalam tubuh. Ekokardiografi atau USG jantung sebuah cara atau metode pemeriksaan kondisi (kesehatan) jantung menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (ultrasonic) untuk menangkap gambaran struktur organ jantung. 14
2. Pemindaian dengan Bahan Radioaktif Cara ini merupakan cara yang aman untuk mendeteksi penyakit jantung. Pasien disuntik dengan bahan radioaktif yang tidak berbahaya, kemudian pasien berbaring dan dibagian jantung diperiksa dengan detektor sinar gamma. Detektor akan merekam gambar jantung dan dari rekaman tersebut dapat dibuat foto polaroidnya. 3. Angioplasti Angioplasti dilakukan untuk membuka aliran darah pada pembuluh darah yang tersumbat oleh plak (timbunan lemak). Caranya, balon yang masih kempis diletakkan pada tabung kecil panjang (kateter), kemudian dimasukkan ke dalam bagian arteri yang tersumbat. Setelah letaknya tepat, balon digelembungkan. Saat balon memebesar, plak akan terdorong keluar, arteri melebar, dan aliran darah kembali lancar. Gambar 6. Angioplasti pada jantung Sumber: https://tulisandaeng.com/ 4. Operasi Bypass Jantung Operasi bypass jantung seringkali dilakukan pada pasien yang menderita penyumbatan darah arteri jantung. Pada operasi bypass, dilakukan pencangkokan pembuluh darah baru dari aorta menuju ke jantung. Untuk itu, diperlukan vena dari bagian tubuh lain untuk menggantikan jalur arteri jantung yang tersumbat. 15
Forum Diskusi Darah dan jantung merupakan salah organ vital pada tubuh manusia. Jika kita tidak dapat menjaganya dengan baik maka dapat mengalami gangguan yang mampu mengancam jiwa. Untuk itu perlu adanya solusi sebagai upaya pencegahan terhadap kelaian/gangguan dari sistem peredarah darah tersebut. Bersama kelompokmu, diskusikan apa saja upaya-upaya pencegahan dari gangguan-gangguan pada sistem peredaran darah yang telah kalian pelajari? Tuliskan jawabannmu pada LKPD yang telah disediakan, kemudian buatlah sebuah proyek terkait solusi tersebut! ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 16
Rangkuman Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas organ darah, pembuluh darah dan jantung. Secara kolektif komposisi darah terdiri dari sel-sel dan fragmen sel disebut elemen padat terdiri atas eritrosit, leukosit, trombosit). Sel dan fragmen sel tersuspensi dalam cairan plasma. Gangguan pada sistem peredaran darah dapat terjadi pada sel darah, jantung, dan pembuluh darah itu sendiri. 17
Tes Formatif Setelah mempelajari materi tentang gangguan sistem peredaran darah, selanjutnya untuk mengukur kemampuan kalian, coba kerjakan soal-soal latihan berikut ini. 1. Komponen darah yang berfungsi melawan penyakit adalah …. A. Limfosit B. Trombosit C. Eritrosit D. Leukosit E. Limfa 2. Hasil laboratorium nyonya Ria pada tabel berikut ini: Komponen sel Jumlah sel per mm³ Hasil Lab. Eritrosit 4 - 5 juta/ mm³ 3 juta/ mm³ Leukosit 5 – 10 ribu/ mm³ 8.000/ mm³ Trombosit 150.000 – 300.000/mm³ 350.000/mm³ Dari hasil laboratorium, Nyonya Ria diduga menderika penyakit …. A. Anemia B. Leukimia C. Talasemia D. Demam berdarah E. Hemofilia 3. Di dalam sistem peredaran darah terdapat komponen berupa haemoglobin. Bagian darah ini memiliki fungsi …. A. Membawa CO2 dari jaringan B. Mengikat oksigen untuk diedarkan ke seluruh bagian tubuh C. Membawa glukosa ke sluruh tubuh D. Membantu dalam proses pertahanan tubuh E. Membantu dalam proses pembekuan darah 4. Pengerasan pembuluh nadi karena adanya endapan senyawa kapur disebut …. A. Trombus B. Embolus C. Atheroskleroris D. Arteriosklerosis E. Sklerosis 18
5. Bacalah wacana di bawah ini! Pembuluh darah merupakan bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi mengalirkan darah. Salah satu pembuluh nadi, pembuluh balik, dan pembuluh kapiler. Salah satu pembuluh darah berfungsi membawa darah dari venula ke jantung, ciri-cirinya: dindingnya tipis, letaknya di permukaan, denyutnya tidak terasa, dan memiliki katup di sepanjang pembuluh. Berdasarkan wacana tersebut, merupakan fungsi dari pembuluh darah …. A. Pembuluh nadi B. Pembuluh balik (vena) C. Pembuluh kapiler D. Pembuluh arteri E. Pembuluh arterioles 6. Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan, seorang wanita memiliki tekanan darah 150/90 mmHg. Selang satu minggu masih memiliki tekanan darah yang sama. Siswi tersebut merasa pusing yang amat sangat. Hasil diagnosis dokter diduga siswi tersebut menderita … A. Anemia B. Hipotensi C. Hipertensi D. Polistemia E. Jantung coroner 7. Kelainan berupa pengerasan dan penyempitan pembuluh darah akibat endapan senyawa lemak disebut … A. Hemofilia B. Leukimia C. Varises D. Atherosclerosis E. Arteriosclerosis 8. Pada saat luka, kita tidak mengalami pendarahan karena darah mengandung faktor penggumpalan yang dapat menutup luka. Tetapi pada kasus tertentu ada orang yang bila terluka, lukanya tidak mudah menutup sebab tidak mempunyai faktor penggumpalan. Orang tersebut menderita …. A. Leukimia B. Hemofilia C. Anemia 19
D. Polistemia E. Sklerosis 9. Teknik pembedahan untuk mengatasi penyumbatan pada arteri koroner menggunakan pembuluh darah lain untuk ditempelkan ke jantung disebut dengan … A. Terapi gen B. Operasi bypass C. Angioplasti D. Transplantasi jantung E. Elektroardiograf (ECG) 10. Berikut adalah nama beberapa penyakit atau gangguan pada tubuh manusia. 1) Varises 2) Emfsema 3) Angina 4) Skoliosis 5) Artritis Diantara gangguan di atas, yang merupakan gangguan atau penyakit pada sistem peredaran darah adalah … A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 4 dan 5 20
Kunsi Jawaban Tes Formatif 6. C 7. D 1. D 8. B 2. A 9. B 3. B 10. B 4. D 5. B 21
DAFTAR PUSTAKA 1. Kurnadi, Kemal Adyana. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. FPMIPA UPI. 2. Pratiwi, D.A., dkk. (2017). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Erlangga. 3. Sa’adah, S. (2018). Sistem Peredaran Darah Manusia. UIN Gunung Djati Bandung. 22
Search
Read the Text Version
- 1 - 23
Pages: