Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Friendship Come And Friendship Go

Friendship Come And Friendship Go

Published by Sulthan Fathir, 2021-01-07 07:20:58

Description: Friendship Come And Friendship Go

Search

Read the Text Version

Penulis & Editor : Sulthan Fathir Al – Hafizh Penerbit : Sulthan Publishing House ©PERHATIAN!!! DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK, MENGUTIP, MENIRU,DAN MENGADAPTASI KONTEN DARI BUKU INI TANPA IZIN DAN MENCANTUMKAN SUMBER PIHAK TERKAIT. © Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang

Quotes “Persahabatan yang kuat tak butuh percakapan sehari-hari atau kebersamaan setiap waktu. Selama persahabatan itu ada di hati, sahabat sejati tak akan pernah terpisah.”

Daftar Isi Daftar Isi ............................................................... i Kata Pengantar ..................................................... ii Bab 1 : Pendahuluan............................................. 1 Bab 2 : Aku dan Ketiga Sahabat Baruku ........... 4 Bab 3 : Friendship Come And Friendship Go ... 8 Bab 4 : Perpisahan ..............................................14 Profil Penulis ........................................................17 i

Pengantar Assalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh. Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’alaa yang maha kuasa. Yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat yang tak pernah dapat kita perhitungkan. sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabiyyina Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam. Semoga kita mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat nanti. Juga tak lupa saya haturkan banyak terimakasih bagi pembaca sekalian yang telah berkenan membaca buku say aini. Alhamdulillah wa syukurillah, Allah telah memeberikan kesempatan kepada saya lagi untuk menulis buku saya yang kedua ini. Harapan saya semoga buku saya aini dapat menjadi inspirasi, edukasi, dan hiburan tersendiri bagi yang membacanya. ii

BAB 1 Pendahuluan 1

HARI itu adalah hari pertamaku sekolah di sekolah Fantastic International Junior High Islamic School. Semua teman-temanku dengan senang berbondong- bondong pergi ke sekolah. hari itu adalah hari pertama bagi para murid mengenal dan menjalin persahabatan dengan teman barunya. begitu juga denganku, Aku masuk ke sekolah baruku itu dan aku merasa senang sekali. Namun, saat aku memasuki kelas, seketika mata para murid langsung tertuju kepada rambut ku yang berwarna seperti kayu jati dan mataku yang berwarna seperti liontin safir. aku terdiam melihat semua murid yang matanya langsung tertuju kepadaku hanya karena perbedaan fisik ku dengan mereka. Aku merasa terhina dan merasa dibenci oleh teman – teman baruku itu. aku lantas menghampiri tempat duduk di kelas ku itu dan segera duduk disana tanpa menghiraukan teman – teman ku yang matanya terus tertuju kepadaku. Lama kelamaan, aku pun menjadi benci dengan teman – teman baru ku. Aku menjadi tidak pernah bermain dengan mereka, tidak pernah mengobrol dengan mereka, bahkan 2

hanya menyapa pun aku tidak pernah. Namun akibat aku membenci mereka, aku merasa kesepian tanpa adanya teman yang mengajakku bercanda dan bermain. Aku merasa bersalah karena telah membenci teman – teman baruku itu. *** 3

BAB 2 Aku dan Ketiga Sahabat Baruku 4

SUATU hari, sekolahku akan mengadakan festival budaya. semua murid akan dikelompokkan dan setiap kelompok akan menunjukkan karya seni terbaiknya. aku dikelompokkan oleh Miss Arin Bersama tiga teman baruku yaitu : Daud, Kinan, dan Fabian. Mereka semua sangat baik dan ramah. kami semua bekerja sama dan akhirnya berhasil menampilkan karya terbaik pada festival budaya di sekolah kami. Setelah festival budaya usai, pertemanan aku dengan Fabian, Daud, dan Kinan tidak berhenti begitu saja. Tetapi, kami terus menjalin persahabatan yang sangat erat. kami selalu saling membantu ketika salah satu dari kami membutuhkan bantuan. Dan juga saling menyayangi satu dengan yang lainnya. Saat waktu istirahat tiba, kami biasa bermain di taman sekolah. Suatu sore aku, Kinan, dan Fabian belajar bersama di rumah Daud untuk persiapan ulangan matematika esok hari. Daud yang sangat pintar matematika itu mengajari kami bertiga. setelah belajar di rumah Daud, aku merasa sangat senang karena aku dapat mengerti pelajaran bentuk 5

geometri dan aku yakin nilai ulangan matematika ku besok dapat mencapai angka sempurna. sepulangnya aku dari rumah Daud, aku hanya bermain- main hingga larut malam karena aku yakin bahwa aku sudah mengerti penjelasan yang disampaikan Daud tadi sore. Dan dengan itu, aku sangat yakin bahwa aku pasti akan mendapatkan nilai yang sempurna. Keesokan harinya, saat aku mengerjakan soal ulangan matematika, aku merasa gugup dan kebingungan dengan soal yang ada pada kertas ulanganku itu. Bahkan, baru saja aku melihat soal pada kertas ulangan itu, badanku tiba – tiba panas. aku tiba – tiba menjadi lupa dengan apa yang diajarkan Daud kemarin. hampir semua jawaban tak dapat aku jawab. Aku menoleh ke kanan, ke kiri, dan ke belakang. Namun, tiba-tiba kulihat Miss Arin yang menatapku dengan raut wajah yang geram. aku cepat-cepat mengembalikan pandanganku ke kertas ulangan ku. aku terus memandangi kertas ulangan ku dengan tatapan hampa. aku bingung sekali jawaban mana yang harus aku pilih. Bahkan aku belum menyoretkan 6

apapun di kertas ulangan yang membingungkan itu. hingga waktu yang tersisa hanya 10 menit lagi. Sebagian besar teman-temanku sudah mengumpulkan kertas ulangan nya ke meja guru. Wajah mereka juga terlihat berseri-seri seakan mereka sangat yakin bahwa nilai mereka semua itu dapat mencapai angka yang paling sempurna. “Huh, aku iri dengan kalian. bantu aku dong..” ujarku dalam hati seraya melihat mereka dengan penuh kekesalan. sedangkan aku hanya bersama 2 orang temanku yang belum selesai mengerjakan ulangan matematika itu. aku segera berpikir kembali dan akhirnya soal itu aku jawab dengan penuh keraguan. *** 7

BAB 3 Friendship Come and Friendship Go. 8

SINGKAT cerita setelah hasil ulangan telah aku terima, aku melihat angka 60 tercoret pada kolom nilai ulanganku. dengan disertai keterangan “belajar lagi ya” di bawah kolom nilai tersebut. Hatiku sedih sekali saat itu. Selain takut dimarahi ayahku, aku juga merasa kesal kepada Daud. penjelasan yang ia berikan ternyata membuatku mendapatkan nilai yang sangat rendah. aku lantas mencari Daud “Huuh, awas saja kau Daud. jika aku menemukanmu akan ku marahi kamu!” gumam hatiku kesal. saat aku menuruni tangga untuk mencari Daud, aku dengan tak sengaja berpapasan dengan Daud. Dia baru saja kembali dari kantin. Tanpa pikir panjang, aku lantas mencegatnya dan memarahinya “Hey Daud! Karena waktu itu aku belajar denganmu, nilaiku jadi 60. Lihat nih!” aku memarahi Daud panjang lebar seraya menunjukkan kertas ulangan ku yang kacau balau itu. orang-orang banyak yang memandangiku. suaraku yang keras bagai suara ayam berkokok di pagi hari itu menggemparkan anak-anak yang sedang membeli makanan dan minuman di kantin. tak sedikit pula anak- 9

anak yang membela Daud. aku melihat Daud yang hanya menghela napas tanpa berkata apa-apa. aku juga melihat matanya yang berkaca-kaca. aku sangat kasihan melihat Daud. aku pun kemudian memberi jalan untuk Daud masuk kelas. Aku pun kemudian lekas masuk ke kelasku karena sebentar lagi bel masuk akan segera berdering dan Mr. Arie sudah bersiap untuk masuk kedalam kelasku dan mengajar pelajaran IPS di kelas kami. setelah sekolah usai, aku segera membawa tasku dan bergegas untuk pulang. saat menuruni tangga, aku melihat Daud yang berada tepat di depanku. Ia berjalan dengan sangat pelan dan kepalanya tertunduk. aku merasa kasihan karena memarahinya tadi. Namun, memang Daud yang salah. karena penjelasannya, nilai matematika ku menjadi begitu rendah. keesokan harinya, aku berangkat ke sekolah dan belajar seperti biasa. saat waktu istirahat tiba, kami berempat seperti biasa bermain di taman. Aku dan Kinan pergi ke taman sekolah bersama sama. sementara Fabian 10

mengajak Daud untuk bermain juga di taman. Sesampainya Fabian dan Daud di taman, hatiku mersa sangat kesal saat melihat wajah Daud. Aku masih menaruh rasa kesal dan benci padanya. Aku lantas berdiri dari kursi di taman sekolah dan segera angkat kaki dari taman sekolah yang teduh dan penuh keindahan itu. Karena aku tak mau melihat wajah Daud lagi sebelum ia memohon maaf kepadaku. Namun semakin hari, Daud belum juga memohon maaf kepadaku. Suatu hari, aku termenung sendirian di kamar ku dan mengingat kembali akan kejadian ketika aku memarahi Daud di sekolah. Dan tiba-tiba aku teringat akan apa yang aku lakukan sepulang belajar bersama dari rumah Daud kala itu. “Waktu itu, aku hanya bermain-main dan tidak belajar sama sekali sebelum ulangan. mungkin karena waktu itu aku hanya bermain-main tanpa belajar mempersiapkan ulangan, nilaiku menjadi begitu rendah,” gumamku dalam hati dengan penuh penyesalan. Kali ini ini aku tersadar, begitu salahnya aku memarahi Daud yang berniat ingin membantuku. pikiranku sangat kacau saat itu memikirkan kesalahan besar yang telah aku 11

lakukan pada Daud. Namun, aku ingin tetap menjalin pertemanan dengan Daud. maka satu-satunya cara ialah memohon maaf. Namun, aku takut jika nantinya Daud tak memaafkanku. Meskipun begitu, aku tetap berusaha melawan rasa takutku dan tetap meminta maaf. memang aku yang bersalah. Jadi, meminta maaf sudah merupakan tanggung jawabku untuk kembali menjalin hubungan pertemanan dengan Daud. suatu hari, aku dengan tak sengaja berpapasan dengan Daud di depan kelas. tiba-tiba, muncul kesadaran di hatiku untuk segera meminta maaf kepada Daud. aku segera menghentikan Daud dan menyapanya. Dan tanpa pikir panjang, aku segera mengungkapkan permohonan maafku kepada Daud. Namun baru saja aku hendak membuka mulutku, Daud tiba-tiba berucap, “Maaf ya Firdaus, karena aku nilaimu jadi kurang memuaskan.” Aku pun terkaget-kaget akan ucapan Daud itu. aku lantas menyambung ucapannya. “Tidak, tidak. seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu Daud. jadi aku yang salah. waktu itu aku tidak belajar sebelum ujian. mungkin itu yang membuat nilaiku jadi kurang memuaskan. Maafkan 12

aku ya Daud, karena telah memarahi dan memebencimu.” “tidak apa-apa, aku memaafkanmu,” lanjut Daud dengan santai. *** 13

BAB 4 Perpisahan 14

SETELAH perbincangan aku dengan Daud itu, aku mengajak Daud untuk pergi ke taman sekolah. Kami kemudian duduk di kursi taman sekolah dan mulai berbincang – bincang. tiba-tiba, Kinan datang di tengah perbincangan kami dan ia menghampiri kami. ia rupanya juga ingin berbincang bersama kami karena Kinan merasa kesepian di kelas sendirian lantaran semua teman – temannya bermain di luar kelas. kami pun akhirnya berbincang-bincang dan bermain Bersama di taman sekolah. di tengah pembicaraan kami, Kinan bercerita bahwa orang tuanya akan segera berpindah tempat kerja di Manado. Jadi, Kinan harus pergi dan pindah sekolah. Hal ini tentu saja membuatku terkejut sekaligus sedih. kepergian ini membuat kehampaan dalam persahabatan kami. Namun, kami harus tetap menerima dan menyikapinya dengan baik. padahal sebelum Kinan pergi, hari demi hari kami lewati dengan kesenangan karena adanya sahabat yang saling melengkapi. namun kali ini, salah satu dari sahabat kami harus pergi. terlebih Kinan merupakan sahabat yang 15

paling dekat denganku. namun kali ini ini ia harus pergi mengikuti kedua orang tuanya. tangis kami bertiga pecah ketika melepas kepergian sahabat yang sudah kami anggap layaknya saudara kami sendiri di sekolah. “Kami akan merindukanmu Kinan! Semoga kita dipertemukan lagi di lain waktu oleh yang Kuasa,” teriak aku, Fabian, dan Daud. sekarang kami hanya dapat bertemu Kinan melalui video call. Selamat jalan Kinan semoga engkau bahagia di sekolah baru mu di sana. *** 16

PROFIL PENULIS Penulis buku novel berjudul “Friendship Come And Friendship Go” yang bernama lengkap Sulthan Fathir Al – Hafizh ini sudah pernah menulis sebuah buku kumpulan cerita yang berjudul “Bola Keberuntungan”. umurnya cukup dini yakni 13 tahun. Ia lulusan SDIT AL – KHAIRAAT dan sekarang ini sedang menempuh Pendidikan di SMPIT ASSYIFA BOARDING SCHOOL. Penulis juga aktif dalam membuat blog dan berkonten di channel youtube-nya yang bernama Sulthan Fathir Official. Cita – citanya ialah ingin berkuliah di Arab dan menjadi programmer sekaligus penulis. Tujuannya menulis buku ialah agar dapat menginspirasi, mengedukasi, dan menghibur sekaligus berkreasi melalui tulisannya. 17


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook