Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore BAB I

BAB I

Published by osda.manurung, 2020-10-08 01:20:12

Description: BAB I PENATAAN PRODUK KLS XII BDP SMTR G

Search

Read the Text Version

BAB I SOP PENATAAN PRODUK Kompetensi Inti KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.. KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Bisnis Daring dan Pemasaran pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional. KI-4: Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan bidang kerja Bisnis Daring dan Pemasaran. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempresepsi, kesiapan, meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak alami, dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung Kompetensi Dasar 1.1. Mensyukuri karunia Tuhan Yang Mahaesa, atas pemberian amanah untuk mengelola SOP penataan produk. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 1

1.2 Mengamalkan ajaran agama dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghasilkan informasi keuangan yang mudah difahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan 2.1. Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami pengetahuan dasar tentang SOP penataan produk. 2.2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, responsif dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial sesuai dengan prinsip etika profesi bidang SOP penataan produk. 2.3. Menghargai kerja individu dan kelompok serta mempunyai kepedulian yang tinggi 3.10 Menerapkan SOP penataan produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport 4.10 Melaksanakan penataan produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport berdasarkan SOP perusahaan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.10.1 Mengemukakan pengertian SOP 3.10.2 Menentukan maksud dan tujuan SOP 3.10.3 Menggali keuntungan adanya SOP 3.10.4 Mengemukakan pengertian SOP Penataan Produk 3.10.5 Menentukan SOP penataan produk supermarket 3.10.6 Menentukan SOP penataan produk fashion 3.10.7 Menentukan SOP penataan produk Fresh 3.10.8 Menentukan SOP penataan produk sport 4.10.1 Menerapkan SOP penataan produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport berdasarkan SOP perusahaan 4.10.2 Melakukan penataan produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport sesuai SOP Tujuan Pembelajaran Melalui proses mengamati, diskusi dan mencoba siswa mampu: 1 Mengemukakan pengertian SOP 2 Menentukan maksud dan tujuan SOP 3 Menggali keuntungan adanya SOP 4 Mengemukakan pengertian SOP Penataan Produk 5 Menentukan SOP penataan produk supermarket 6 Menentukan SOP penataan produk fashion 7 Menentukan SOP penataan produk Fresh 8 Menentukan SOP penataan produk sport OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 2

9 Menerapkan penataan produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport berdasarkan SOP perusahaan 10 Melakukan penataan produk drink, food, fresh dan kosmetik di supermarket, fashion dan sport sesuai SOP perusahaan Materi Pembelajaran 1. Pengertian SOP 2. Maksud dan tujuan SOP 3. Keuntungan adanya SOP 4. Maksud dan tujuan SOP 5. Keuntungan adanya SOP 6. Pengertian SOP penataan produk 7. SOP penataan produk supermarket 8. SOP penataan produk fashion 9. SOP penataan produk fresh Uraian Materi A. SOP (Standard Operating Procedure) Prosedur operasi standar (Bahasa Inggris: standard operating procedure, SOP) atau kadang disingkat POS, adalah suatu set instruksi yang memiliki kekuatan sebagai suatu petunjuk atau direktif. Hal ini mencakup hal-hal dari operasi yang memiliki suatu prosedur pasti atau terstandardisasi, tanpa kehilangan keefektifannya. Setiap sistem manajemen kualitas yang baik selalu didasari oleh POS. 1. Pengertian SOP SOP adalah suatu set instruksi (perintah kerja) terperinci dan tertulis yang harus diikuti demi mencapai keseragaman dalam menjalankan suatu pekerjaan tertentu (detailed, written instructions to achieve uniformity of the performance of a specific function) dengan berpedoman pada tujuan yang harus dicapai. 2. Maksud Pembuatan SOP SOP menjadi pedoman bagi para pelaksana pekerjaan. Ini bisa berarti para karyawan produksi, resepsionis,office boy, supir, staf administrasi di kantor, pabrik atau gudang, supervisor dan manager. SOP akan berbeda untuk pekerjaan yang dilakukan sendirian, untuk pekerjaan yang dilakukan secara tim, dan untuk pengawas pekerjaan tsb. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 3

3. Waktu Penyusunan SOP a. SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan. b. SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan sudah dilakukan dengan baik atau belum. c. Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi setelah 1-2 bulan percobaan. d. Lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang diakibatkan oleh adanya mesin baru, peralatan baru, tambahan pekerja, lokasi berbeda, dan/atau apapun yang mempengaruhi lingkungan kerja. e. Mintalah masukan dari para pelaksana untuk menjadi bahan perbaikan SOP secara teratur 4. Rentang Waktu Penyusunan SOP a. Tidak ada aturan yang membatasi panjang pendeknya SOP, karena SOP digunakan oleh berbagai macam orang untuk tujuan yang berbeda namun tetap harus lengkap dan akurat. b. Namun demikian, SOP yang ringkas akan lebih memudahkan para pelaksana. Sebuah prosedur kerja yang panjang bisa dibagi menjadi 2-3 SOP (misalnya dipisah menjadi SOP Tahap Persiapan, SOP Tahap Pelaksanaan dan SOP Tahap Penyelesaian) 5. Tim Penyusun SOP Idealnya, SOP disusun oleh 1 tim yang terdiri atas: 1. Penulis SOP (author) 2. Pelaksana di lapangan (employee) 3. Pengawas lapangan (supervisor) 4. Atasan pengawas (manager) 6. Keuntungan adanya SOP: a. SOP yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, dan sarana komunikasi antara pelaksana dan pengawas, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara konsisten. b. Para pekerja akan lebih percaya diri dalam bekerja karena tahu apa yang harus dicapai dalam setiap pekerjaan. c. SOP bisa digunakan sebagai salah satu alat training dan untuk mengukur kinerja karyawan. 7. Sistem, Prosedur & Langkah a. Sistem yang ada dalam setiap perusahaan adalah sistem pemasaran, sistem produksi, sistem keuangan dan sistem pengembangan SDM. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh seberapa jauh sistem- sistem ini bisa berjalan dan bekerja sama OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 4

b. Setiap sistem disusun atas beberapa prosedur kerja. Sebagai contoh, sistem produksi terdiri atas prosedur perencanaan produksi, prosedur permintaan bahan, prosedur pelaksanaan produksi, prosedur pengawasan produksi, prosedur penyerahan hasil produksi, dan prosedur pembuatan laporan produksi c. Langkah-langkah adalah kegiatan terkecil yang menyusun sebuah prosedur. Dalam pelaksanaan, langkah-langkah ini adalah tempat terjadinya variasi kegiatan antara pelaksana yang berbeda jika prosedur tidak dibakukan. Manager menggunakan standard operating procedures (SOP) untuk memastikan agar setiap orang mengikuti langkah-langkah yang sama setiap kali menjalankan prosedur 8. Panduan Penyusunan SOP a. Selalu bayangkan siapa pengguna SOP b. Sebelum mulai menulis, putuskan apa tujuan dari prosedur tsb c. Gunakan prinsip “Kerjakan apa yang akan Anda ceritakan, kemudian ceritakan” d. Buatlah sebuah panduan sebelum menulis SOP (buat daftar topik yang harus dibicarakan, kemudian kelompokkan) e. Mulailah dengan kata kerja dan hindari kalimat pasif f. Buat draft terlebih dahulu g. Koreksi draft setelah 24 jam. Perhatikan apa yang dikatakan oleh setiap kalimat, kemudian perbaiki h. Perhatikan kebosanan Anda sendiri ketika membuat SOP. Jika Anda merasa bosan, maka hal yang sama akan dirasakan oleh pembaca 9. Syarat Penulisan SOP a. Komplit: semua informasi penting yang digunakan untuk menjalankan kegiatan b. Obyektif: berisikan fakta, bukan pendapat c. Koheren: menunjukkan alur dan urutan langkah untuk menjalankan kegiatan d. Jelas dan ringkas: hindari kalimat yang panjang 10. Tingkat Rincian a. Prosedur harus berisi semua langkah yang penting yang harus dijalankan dengan seragam oleh semua pekerja. Hilangnya salah satu langkah penting akan menyebabkan terjadinya variasi dalam menjalankan prosedur. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 5

b. Prosedur tidak mungkin dibuat sedemikian detil sehingga semua pertanyaan pekerja bisa terjawab. Prosedur tidak untuk menggantikan training dan feedback, oleh karena itu pembuat SOP tidak harus berusaha menjawab semua pertanyaan yang mungkin akan muncul. c. Perhatikan bahwa kelemahan format flowchart adalah hanya bisa digunakan untuk SOP yang sederhana (tidak rinci). Pembuatan flowchart untuk prosedur yang bersifat rinci/kompleks akan menyebabkan munculnya pola langkah yang panjang, berantakan dan susah untuk dimengerti. 11. Format SOP a. Nama dan logo perusahaan b. Halaman c. Judul d. Kode identifikasi dan kontrol dokumen e. Tujuan f. Lingkup g. Penanggung jawab h. Prosedur i. Kalkulasi/penanganan data/dokumen yang diperlukan j. Penanganan masalah B. SOP Penataan Produk SOP penataan produk adalah Langkah-langkah yang harus ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan (standar) dalam penataan untuk menarik perhatian konsumen untuk keputusan membeli. Ada tiga SOP yang akan diuraikan pada pembahasan SOP penataan produk ini, yaitu SOP penataan produk supermarket, SOP penataan produk fashion dan SOP penataan produk fresh. 1. SOP Penataan Produk Supermarket SOP penataan produk barang supermarket yang dibahas disini adalah SOP sesuai procedure perusahaan ritel. Menata produk dikenal juga dengan istilah Visual Merchandising (VM). Perlengkapan yang dipakai dalam menyusun Visual Merchandising (VM) barang supermarket adalah : a. Label Harga dan Price Card Ketentuan yang diperhatikan pada label harga (address card) dan price card adalah sebagai berikut: OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 6

a. Price card tidak rusak, artinya semua price card memiliki kondisi yang jelas untuk dibaca, tidak robek, dan tidak kotor. b. Price card sesuai dengan produk dan diletakkan tepat sesuai antara produk dengan fisik barang. c. Semua produk yang dipajang memiliki price card terutama untuk barang-barang yang ada di shelving (barang kering), sedangkan untuk barang-barang yang ada di showcase pendingin bila tidak memiliki price card harus memiliki POP harga. d. Semua produk yang dipajang memiliki label harga, dan hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan hal ini adalah sebagai berikut: 1) Barang yang dilabel langsung di produknya, didus-nya tidak dilabeli, sedangkan di shelving dipasang POP harga barang tersebut. 2) Setiap barang yang di display harus sudah ditempel label harga. e. Label harga ditempel rapi di tempatnya dan tidak menutupi produk, dan hal-hal yang harus diperhatikan terkait hal ini adalah sebagai berikut: 1) Label harga yang ditempel di barang tidak miring ke kiri atau ke kanan 2) Barang yang sama label harganya, penempelan label harga tersebut juga di tempat yang sama 9seragam). 3) Letak label tidak terpaku di sudut kanan atas, tergantung kondisi barang, dan yang penting diletakkan yang sama untuk produk yang sama. Contoh price card dan label barcode (sumber: www.slideshare.net) Setiap barang yang akan didisplay harus diperiksa terlebih dahulu, mengenai : 1. Apakah sudah diberi label atau belum ? 2. Jika tidak perlu dilabel karena sudah memiliki barcode, namun apakah barcode tersebut sudah diinput ke computer atau belum ? Ini perlu dilakukan untuk membantu memperlancar operasional. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 7

Adapun ketentuan label harus memuat informasi tentang : 1. tanggal receiving 2. kode barang (PLU) 3. kode supplier 4. barcode 5. hargas jual (tidak selalu ada) 6. memeriksa kesesuaian antara brand (merek), article (tipe), size (ukuran). Berkaitan dengan label harga (address card), ada beberapa aspek yang harus dipahami: a. Struktur address card 1). Nama barang 2) Ukuran barang 3) Kode barang (barcode) 4) Harga barang 5) Scanning b. Tujuan address card Membantu customer untuk mengetahui informasi tentang barang c. Manfaat address card 1) meningkatkan image pelayanan yang baik 2) mempermudah customer dalam hal informasi barang 3) meningkatkan penjualan 4) mempermudah pramuniaga dalam pengecekan barang Untuk memudahkan transaksi dengan proses komputerisasi, pada setiap produk diperlukan adanya pengkodean barang (barcode). Kode barang tersebut dimaksudkan sebagai berikut: a. Struktur kode barang 1) Scanning 2) Toko 3) SKU 4) Qty 5) Harga 6) Artikel 7) Rcv 8) PO OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 8

b. Tujuan kode barang Membantu karyawan dalam pendistribusian barang c. Manfaat kode barang: 1) Memperkecil kesalahan pengiriman atau pendistribusian barang dari DC ke toko 2) Menghindari kesalahan barang dalam pendistribusian 3) Mengetahui standar harga yang akan dijual di toko 4) Mengetahui jumlah barang yang akan didistribusikan Dari uraian di atas dapt disimpulkan bahwa price card adalah kartu harga yang ditempel pada lis rak yang ada di gondola. Sedangkan, label harga (address card) adalah kertas kode harga yang ditempel pada setiap jenis barang. Jadi, label harga hanya digunakan untuk produk tertentu seperti sayur-sayuran dan buah-buahan atau barang-barang yang tidak memiliki barcode original. Oleh karena itu, barang-barang yang dijual perlu diberikan label harga. b. Display Display merupakan suatu tindakan menampilkan, menaruh, meletakkan produk pada suatu tempat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. Display tidak dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi lain, misalnya memberi hiasan (decoration) dan gambar (design). Kedua hal saling mengisi untuk satu tujuan,yaitu menarik perhatian. Dalam hal ini, display terkait dengan factor pembantu seperti warna,tata letak, pencahayaan,penempatan produk yang tepat, dll. Hal yang paling utama diperhatikan dalam SOP display untuk barang supermarket di swalayan adalah penggunaan ruangan. Penggunaan ruangan harus disesuaikan dengan beberapa hal, diantaranya : 1. Kategori Produk Penggolongan Produk supermarket terdiri atas : food,nonfood,fresh, GMS, stationary dll. Dalam penggunaan ruang produk display harus sejenis,misalnya produk deterjen ditata dalam satu lorong, produk pembersih lantai ditata dalam satu lorong juga. Hal ini memberikan kemudahan bagi konsumen untuk memilih produk yang akan dibeli. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 9

2. Ukuran Kemasan Faktor keamanan perlu diperhatikan dalam pendisplayan terutama untuk produk yang riskan atau mudah bocor. Untuk produk ini, penataan tidak dibenarkan ditempakan di bagian atas. Penataan yang kategori kecil ditempatkan di bagian atas dan yang kategori besar ditempatkan di bagian bawah. Hal-hal yang perlu dilakukan dan dijalankan dalam penataan produk di swalayan adalah sebagai berikut : a. Produk ditempatkan dalam kategorinya. b. Facing/jumlah tier produk sesuai dengan market share. c. Pengaturan secara horizontal atau vertical untukmasing-masing jenis brand. d. Pengaturan produk sesuai dengan arah lalulintas pengunjung lain, misalnya POP yang digantung “Bimoli Special 2 Ltr dengan harga Rp. 25.000,00 diubah menjadi harga sebenarnya, yaitu Rp. 22.000,00 dan harga harga awal diberi tanda silang.POP biasa berupa label, SKU, dll. e. Rotasi produk FIFO (First In First Out), artinya dalam persediaan barang produk yang pertama masuk, barang itulah yang pertama dikeluarkan, perhatikan expire datenya. Lima cara pendisplayan sebagai contoh pedoman penataan produk, antara lain : - Barang berukuran besar atau terkesan berat diletakkan di bawah dan barang ukuran kecil berkesan lebih ringan diletakkan di atas. - Diusahakan untuk memperoleh tinggi barang yang sama. - Facing suatu produk menghadap ke depan. - Usahakan tinggi tiap jalur sama (top sky line). - Gunakan eye technique / eye catching dan colour breaking, yang mempunyai tujuan memajangkan barang agar ada perhatian dari konsumen.Maksud dari eye technique / eye catching adalah teknik memajangkan berdasarkan luas area pandang (mata) seseorang. Luas area pandang tersebut artinya,produk dipajang berdasarkan tatap muka yang pertama kali dilihat, penataan produk ini biasanya produk yang sedang tren dll. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 10

c. Adapun pendukung pendisplayan yang baik diantaranya adalah : 1) POP POP adalah suatu himbauan yang ditujukan kepada pembeli agar timbul keinginan untuk membeli. Gambar 1. (Sumber: internet) 2) Display Gambar 1. (sumber: internet) 2. SOP Penataan Produk Fashion SOP dalam penataan produk fashion untuk visual merchandising langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Prinsip Penataan Prinsip penataan barang fashion meliputi : 1) Penataan barang baru Dapat dikelompokkan berdasarkan urutan atau tahapan sebagai berikut : ①Penataan sesuai dengan koleksi. ②Dari masing-masing koleksi di tata menurut style (model, jenis OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 11

bahan, jenis print atau motif kain) ③Barang ditata menurut intensitas warna atau colours story (susunan warna yang mengandung cerita tertentu). ④Tahap terakhir, barang ditata menurut size atau ukuran (baik ukuran baju maupun ukuran print atau motif dari masing-masing kelompok). Penataan barang baru ini harus selalu diletakkan di bagian area. Untuk mempermudah penataan, pedoman langkah-langkah grouping merchandise (penataan berkelompok) dan pemeliharaannya adalah sebagai berikut : a). Kelompok berdasarkan print / motif :  Plain (polos)  Flowers (bunga-bunga)  Cheeks (kotak-kotak)  Polkadot (bulat-bulat)  Stripes (garis-garis)  Graphoes (motif gambar) b). Barang terbaru dari masing-masing kelompok di-display di depan, yang agak lama ditempatkan di tengah. Sedangkan barang yang lama sekali di paling belakang. c). Dari masing-masing kelompok display dirapikan lagi berdasarkan intensitas warna dan print-nya atau motif (bunga- bunga kecil, sedang, dan besar). d). Perlu diingat bahwa hitam dan putih sebagai aksen. e). Stok dari setiap barang yang di-display di vocal point dan harus diletakkan di dekat vocal point. f). Barang sale, barang clearance atau broken size dan broken colour tidak boleh dipasang di patung atau di formal display. g). Gantungan harus sesuai dengan bagian atau areanya (gantungan kawat diperbolehkan) dan semua gantungan di fixture letaknya harus searah. h). Kapasitas barang difixture, 1 barang per 2,5 cm. Perhatikan fixture untuk satu barang per stok. i). Harus ada persetujuan terlebih dahulu apabila petugas akan memasang fixture, sign, dan peralatan lain di toko. b) Penataan barang-barang tidak lengkap (ukluran, model, warna) Menggunakan prinsip sebagai berikut : ①Penataan menurut koleksi OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 12

②Penataan menurut style (mode dan jenis motif / print) ③Penataan menurut intensitas warna ④Penataan menurut size (ukuran baju dan size point) c) Penggunaan wagon display Untuk wagon display di setiap area, biasanya barang diletakkan begitu saja. Saat ini, barang di wagon harus didampingi dengan T-stand untuk memajang sebagian besar dari isi wagon dengan tujuan agar image konsumen terhadap wagon tidak terlalu murah. Dengan T-stand yang ada disampingnya, maka barang-barang yang ada di wagon akan lebih kelihatan warnanya, jenis print atau motif, dan lain-lain. d) Penggunaan fixture kombinasi antara rak-rak dan T-stand Berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut : ①Usahakan barang dapat tampil depan sehingga tampak jelas model, warna, dan ukurannya. ②Apabila cara pertama stok massih banyak, susunlah display yang tampak dari samping. ③Apabila dengan cara pertama dan cara kedua telah dilakukan ternyata stok masih banyak juga, maka susunlah display dengan rak (barang dilipat). e) Penggunaan bracket dan hook khusus di pilar Usahakan bracket dan hook dipasang dengan tujuan agar semua barang pada display tampak dari depan apabiladilihat dari semua sisi pilar. f. Apabila stok barang sedang dalam keadaan menurun atau sedikit Pada saat-saat stok kosong atau menurun dari jumlah keseluruhan barang di sebuah area tertentu, perhatikan hal-hal sebagai berikut : ①Bracket dan hook yang berada di fixture dilepas, kemudian permukaan fixture tersebut diganti fungsinya menjadi vocal point dengan menggunakan gantungan susun atau ditambah dengan body display. ②Fixture yang tadinya banyak dikurangi,kemudian ditata ulang dengan jarak penataan yang lebih lebar atau renggang. ③Rak atau hambalan diganti dengan media T-stand tunggal atau ganda dan ditata menurut prinsip penataan yang berlaku. Apabila stok barang kembali normal atau stok dating lagi, kembalikan penataan pada posisi semula. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 13

g. Pemajangan sepatu dan sandal pria, wanita, pemajangan sepatu anak, pemajangan sepatu bayi,pemajangan tas, pemajangan ikat pinggang, dan pemajangan aksesoris. Tabel 1. No. Jenis Produk Sepatu dan Display Sandal 1. Pria dan - Dikelompokkan menurut jenis. wanita - Barang yang didisplay untuk sepatu adalah sebelah kanan. - Pemilihan ukuran untuk sepatu yang didisplay adalah yang sering dicari. - Pajangan bisa ditukar dengan sebelah kanan, jika pajangan sebelah kiri kotor. - Penempelan label harga dilakukan di bawah sol dekat hak sepatu. - Pasangan dari sepatu diberi tanda di dusnya. - Pajangan harus selalu distok. - Pajangan harus selalu bersih. - Pajangan harus dikembalikan ke tempatnya setelah terjadi pemesanan. 2. Sepatu anak - Pengelompokan berdasar jenis kelamin. - Pendisplayan mutlakuntuk semua artikel. Yang didisplay sebelah kiri. - Penempelan harga di bawah sol dekat hak sepatu. 3. Sepatu bayi - Pendisplayan mutlak untuksemua artikel. - Disarankan pendisplayannya digantung berdasarkan warna dan model. Tas Display Untuk - Pendisplayan disarankan di atas hambalan semua usia berdasarkan besar kecilnya tas, jenis,dan warna. - Penempelan label harga dilakukan pada “nama tage” - Tali tas yang panjang diusahakan dimasukkan ke dalam tas atau diikat dengan OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 14

Ikat rapi. Pinggang - Produk dan rak dibersihkan setiap hari. - Tas selalu diikat dengan rantai kecil sebagai Untuk semua usia pengaman. Aksesori Display Untuk - Pendisplayan wajib digantung untuk semua semua usia artikel (kecuali pendisplayan di atas meja display). - Titik berat pada warna dan model kepala sabuk. - Penempatan counter diusahakan dekat dengan counter tas dan sepatu. - Pembolong sabuk dan gunting sabuk mutlak ada di counter ini. Display - Pendisplayan mutlak untuk semua artikel. - Pendisplayan diatur sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan efisien. Apabila barang-barang display dalam suatu showcase, makashowcase tersebut harus memiliki lampu dan kunci. - Sediakan aksesoris secara lengkap dengan variasi tingkatan harga. b. Labelling Pelabelan merupakan langkah pertama dalam visual merchandising dengan pendisplayan barang fashion. Setiap barang yang dating kegudang, baik dari DC maupun dari supplier (pemasok) harus melalui proses pelabelan (menempelkan label pada harga tag). Cara pelabelan pada produk fashion : ①Sebelum label ditempatkan, periksa apakah hal-hal di bawah ini sudah sesuai antara produk dengan labelnya : a). Merek (Brand) b). Tipe (Article) c). Ukuran (Size) ②Penempelan label secara umum adalah pada bagian sebelah kanan atas facing (muka atau depan) suatu produk,dengan ketentuan : a). Letak mendatar (horizontal), OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 15

b). Label harga harus dalam keadaan bersih (tidak boleh kotor/terlipat/sobek) c). Tidak menutupi merek d). Tidak menutupi artikel barang e). Tidak menutupi ukuran dan keterangan lain yang penting ③Untuk barang-barang yang menggunakan hang tag 9gantungan), ada ketentuan yang harus dilaksanakan,yaitu : a). Apabila barang tidak memiliki hang tag,gunakan hang tag perusahaan tersebut, dan tempelkan label pada tempat yang sudah disediakan. b). Apabila hang tag sudah disediakan oleh produk tersebut,label ditempelkan pada tempat yang sudah disediakan atau di belakang hang tag secara mendatar. ④Untuk produk-produk tertentu, berlaku kondisi khusus sebagai berikut: a). Untuk perlengkapan bayi,label ditempatkan dikanan atas. b). Untuk sepatu bayi,label ditempatkan di telapak kaki sebelah kiri (tidak boleh menutupi nomor atau artikel),jangan ditempel did us. c). Untuk celana panjang dan celana pendek bayi, kaos singlet, celana dalam, label ditempelkan di balik sticker atau di bawah woven label barang tersebut. d). Label untuk dompet ditempelkan di kartu dan di bagian dalam tempat uang. e). Label untuk sapu tangan dan menset ditempelkan pada dus barang tersebut. f). Pakaian dalam pria yang memakai dus atau plastic, label ditempelkan pada dus atau plastic di sebelah kanan atas. Gambar 1. Contoh Label Produk Fashion (sumber: internet) 16 OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK

c. Display Pendisplayan merupakan langkah kedua dalam visual merchandising penataan barang fashion setelah pelabelan. Adapun langkah-langkah pendisplayan produk fashion adalah sebagai berikut : a). Kriteria display barang fashion Beberapa criteria display pemajangan produk fashion : 1. Sederhana, dan dapat menarik perhatian pembeli untuk masuk toko. 2. mempunyai dampak yang dapat dirasakan serasi dengan keadaan di toko. 3. Mempunyai kemampuan untuk membujuk pembeli dan mempengaruhi mereka untuk membeli. 4. Pemajangan VM yang baik antara 2 – 3 minggu. Hal ini bertujuan untuk menghindari kebosanan. b). Teknik pemajangan Untuk teknik pemajangan barang fashion akan dibahas tersendiri. 3. SOP Penataan Produk Fresh Di dalam Standard Operating Procedure (SOP) penataan produk fresh tidak berbeda jauh dengan penataan produk fashion atau produk supermarket. Kalaupun ada perbedaan itu hanya dalam alat atau tempat pemajangan produk saja. Karena dalam penataan produk fashion yang digunakan sebagai media/sarananya adalah seperti hanger, t-stand, fixture, dll, dan penempatannyapun dilakukan di area yang mudah terlihat oleh konsumen. Sedangkan penataan produk fresh menggunakan alat yang berbeda, seperi showcase chiller (biasanya digunakan untuk memajang buah, sayur, daging,dan dairy). Dimana penataannya dilakukan pada suatu ruangan yang letaknya agak jauh dari keramaian (seperti dapur umum). Tabel 1. Penataan Produk Fresh Departemen fresh Jenis Produk Mutu Display - Menyiapkan POP sesuai Sayur - Daun - Kesegaran produk dan harga. - Buah dan - Ikatan - Memberi label sebelum bunga - Ukuran dipajang. - Berdasarkan - Umbi dan - Jenis akar - Kesinambu OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 17

- Jamur ngan pengelompokan jenis. - Menggunakan nampan - Segar - Ukuran berisi air es untuk seragam sayuran daun yang - Tidak cacat - Tidak diikat. - Harus selalu merapikan busuk pajangan. arus - Kesegaran - Perhatikan - Lokal - Impor perputaran barang (FIFO). - Disemprot dengan air - Lokal bersih sesering mungkin. - Impor - Warna (break colour) Buah harus seimbang. - Ukuran buah relative sama. - Rotasi (FIFO). - Mencantumkan POP. - Dirapikan dan sortir Daging - Ayam setiap saat. - Sapi - Pajangan terlihat penuh. - Ikan - Dipajang sesuai dengan - Delicatessen kelompoknya,pisahkan bahan mentah dan hasil olahan. - Pastikan suhu showcase 0-2 C, dan frozen island 16-20 C. - Gunakan nampan yang bersih dan kering untuk peralatan display. - Potongan daging yang berlemak diletakkan di sebelah atas. - Ikan basah dipajang di atas es serut. - Di tempat pajangan ikan disediakan mangkuk yang berisi air dan OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 18

potongan jeruk nipis, untuk cuci tangan konsumen. - Tutup nampan yang berisi produk dengan plastic wrapping. - Selalu cantumkan POP. - Buat cross Susu - Dairy local - Lokal mechandising. dan - Internasio - Impor - Buat kelompok sesuai Dairy nal dengan jenis atau - Ice cream - Frozen cake kegunaan produk. - Buatlah pajangan semenarik mungkin dengan komposisi warna, label, merek menghadap ke depan. - Pajangan selalu dirapikan, selalu terlihat cukup, dan ada kesinambungan. Rangkuman/Ringkasan Materi 1. Pengertian SOP SOP adalah suatu set instruksi (perintah kerja) terperinci dan tertulis yang harus diikuti demi mencapai keseragaman dalam menjalankan suatu pekerjaan tertentu (detailed, written instructions to achieve uniformity of the performance of a specific function) dengan berpedoman pada tujuan yang harus dicapai. 2. SOP penataan produk SOP penataan produk adalah Langkah-langkah yang harus ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan (standar) dalam penataan untuk menarik perhatian konsumen untuk keputusan membeli. 3. Ada tiga SOP yang akan diuraikan pada pembahasan SOP penataan produk ini, yaitu SOP penataan produk supermarket, SOP penataan produk fashion dan SOP penataan produk fresh. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 19

Latihan/Tugas/Tes Kemampuan A. SOP a. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada alternative jawaban a, b, c, d, dan e ! 1. Penataan produk dalam visual merchandising, dalam pelaksanaannya harus berdasarkan ..... a. POP b. POS c. SOP d. PLU e. COC 2. Untuk menyusun display agar sesuai dengan standar perusahaan, maka perlu dilakukan ..... a. Lay out b. Persediaan barang c. Identifikasi produk d. Perencanaan display e. Perlengkapan display 3. Penataan barang dagangan dengan cara menentukan tata letak (layout) penempatan barang dan teknik visual display, merupakan kegiatan atau langkah SOP perusahaan untuk ..... a. Menata produk b. Menagih pembayaran c. Menggunakan transaksi d. Mengirim dn menyerahkan produk e. Menemukan peluang baru untuk pelanggan 4. Menurut anda, penataan barang (display) yang sesuai standar perusahaan adalah ….. a. Display harus informatif dan komunikatif b. Display harus memperhatikan aspek keamanan c. Display harus dilengkapi dengan informasi keadaan toko dan barang d. Display harus membuat barang yang dipajang menjadi mudah dilihat e. A, B, C, dan D benar semua 5. Untuk menyusun display agar sesuai dengan standar perusahaan, maka perlu dilakukan ..... OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 20

a. Lay out b. Persediaan barang c. Identifikasi produk d. Perencanaan display e. Perlengkapan display 6. Suatu set instruksi yang secara terperinci dan tertulis yang harus dimiliki demi mencapai keseragaman dalam menjalankan suatu pekerjaan tertentu, dengan berpedoman pada tujuan yang harus dicapai, disebut….. a. POS b. PLU c. POP d. SOP e. SKU 7. SOP untuk pekerjaan yang dilakukan sendirian, untuk pekerjaan yang dilakukan secara tim, dan untuk pengawas pekerjaan, maka harus dibuat ….. a. Sama b. Berbeda c. Hanya untuk tim d. Tidak perlu dibuat e. Sebagian sama dan sebagian lagi berbeda 8. Waktu penyusunan SOP yang tepat adalah harus sudah ada ….. a. Pada saat pekerjaan dilakukan b. Sebelum suatu pekerjaan dilakukan c. Ditengah suatu pekerjaan dilakukan d. Sesudah suatu pekerjaan dilakukan e. Sebelum dan sesudah suatu pekerjaan dilakukan 9. SOP menjadi pedoman bagi para ….. a. Pelaksana pekerjaan b. Karyawan saja c. Manager saja d. Teknisi saja e. Office boy 10. SOP sudah selesai disusun, apa yang harus dilakukan sebelum dijalankan … a. Revisi b. Uji coba OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 21

c. Langsung dipakai d. Harus dilengkapi e. Harus dijalankan b. Essay Berstruktur Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar ! 1. Jelaskan apa maksud SOP dibuat ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Sebutkan keuntungan adanya SOP ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Sebutkan panduan penyusunan SOP ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 2. Sebutkan syarat penulisan SOP yang baik ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 3. Sebutkan format penulisan SOP ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 22

B. SOP Penataan Produk a. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada alternative jawaban a, b, c, d, dan e ! 1. Memajang sebagian besar dari isi wagon harus didampingi dengan alat bantu display, yaitu ..... a. Rak b. T-Stand c. Bracket d. Shelving e. Gondola 2. Penggunaan alat bantu display untuk wagon, maksud dan tujuannya adalah agar image konsumen terhadap wagon tidak terlalu ..... a. Mahal b. Murah c. Sedikit d. Banyak e. Campuran 3. Pemasangan POP pada gondola perlu memperhatikan item produk. Bila dalam satu selving produk yang didisplay satu item produk maka letak POP di bagian ..... selving. a. Kiri b. Atas c. Kanan d. Bawah e. Tengah 4. Dalam tehnik pemajangan menggunakan gantungan, bagian belakang baju sebaiknya menghadap arah ..... a. Kiri b. Muka c. Bebas d. Dalam e. Kanan 5. Dalam teknik pemajangan berdasar ukuran, pernyataan di bawah ini yang benar adalah ..... a. Atas besar, bawah kecil OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 23

b. Atas besar, bawah besar c. Muka besar, belakang kecil d. Sebelah kiri besar, kanan kecil e. Sebelah kiri kecil, kanan besar 6. Berikut ini penataan barang yang tidak sesuai dengan standar penataan produk ... a. Produk fresh ditempatkan di chiller b. Fashion ditata dengan metode LIFO c. Sayuran segar ditempatkan di freezer d. Produk mahal ditata dalam show window e. Makanan siap santap ditempatkan di meat area 7. Dalam penataan produk/visual merchandising barang supermarket ada dua tahapan yaitu ..... a. Pelabelan dan display b. Klasifikasi dan display c. Pelabelan dan klasifikasi d. Receiving dan klasifikasi e. Receiving dan display 8. Receiving dan klasifikasi Penempelan label pada barang fashion secara umum adalah pada bagian sebelah ..... facing (muka/depan) suatu produk. a. Tengah b. Kiri atas c. Kiri bawah d. Kanan atas e. Kanan bawah 9. Untuk sepatu bayi, label ditempatkan di telapak kaki sebelah ..... dan tidak boleh menutupi nomor atau artikel. a. Kiri b. Atas c. Kanan d. Bawah e. Tengah 10. Label untuk dompet ditempelkan di kartu dan di bagian ..... a. Luar dompet b. Dalam tempat uang OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 24

c. Dus tempat dompet d. Luar dan dalam dompet e. Atas dan bawah dus dompet 11. Teknik pemajangan barang fashion dengan menggunakan gantungan/hanger, maka kepala gantungan harus menghadap ke .... a. Luar b. Atas c. Dalam d. Bawah e. Tengah 12. Teknik pemajangan barang fashion dengan menggunakan gantungan/hanger, maka bagian muka baju harus menghadap ke .... a. Kiri b. Atas c. Kanan d. Dalam e. Bawah 13. Gambar di bawah ini dinamakan ..... a. Price card b. Place card c. Display card d. Label Barcode e. Promotion card 14. Gambar di bawah ini dinamakan ..... OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 25

a. Price card b. Place card c. Display card d. Label Barcode e. Promotion card 15. Barang-barang fashion sebaiknya meggunakan jenis display ..... a. Wall display b. Jumble display c. Vertical display d. Impulse buying display e. Merchandise mix display 16. Effek display untuk barang-barang yang bermargin gemuk (high profit) terhadap perilaku konsumen adalah ..... a. Customer is a king b. Customer eye level c. Customer logic level d. Customer provit level e. Customer margin level 17. Produk yang riskan, mudah bocor, dan dikategorikan mempunyai ukuran besar harus dit ampilkan ..... a. Di bagian atas b. Di bagian bawah c. Di bagian tengah d. Di bagian belakang agar aman e. Sejajar dengan deretan barang lain 18. Untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-anak) akibat barang terjatuh, maka untuk barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat penempatannya pada shelf bagian ..... a. Kiri b. Atas c. Bawah d. Kanan e. Tengah 19. SOP Penataan Produk yang tujuannya untuk menarik perhatian konsumen agar memutuskan untuk membeli adalah ….. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 26

a. Etalase b. Rak besi c. Gondola d. Hambalan e. Visual merchandising 20. Jumlah barang yang akan di display hendaknya memperhitungkan ….. a. Jenis barang b. Warna barang c. Luas area jual d. Perputaran barang e. Jumlah sumber daya manusia b. Mengisi titik-titik Isilah titik-titik pada soal-soal berikut dengan jawaban yang benar ! 1. Penataan barang baru dapat dikelompokkan dengan tahapan penataan sebagai berikut ………………………………………………………………………… 2. Langkah pertama dalam visual merchandising penataan barang fashion adalah …………………………………………………………………………………. 3. Langkah kedua dalam visual merchandising penataan barang fashion adalah …………………………………………………………………………………. 4. Membantu customer untuk mengetahui informasi tentang barang, merupakan tujuan dari ……………………………………………………......................... 5. Dalam penataan produk di swalayan, maka rotasi produk dilakukan system/metode ……………………………………………………………........ 6. Untuk memudahkan transaksi denan proses komputerisasi, pada setiap produk diperlukan adanya ………………………………………. pengkodean barang. 7. Price card adalah kartu harga yang di temple pada list rak yang ada di …………………………………………………………………………………. 8. Sedangkan, label harga (address card) adalah kertas kode harga yang ditempel pada …………………………………………………………………………… 9. Label harga hanya digunakan untuk produk tertentu seperti barang-barang yang tidak memiliki barcode original, seperti untuk ………………………….. 10. Hal yang paling utama diperhatikan dalam SOP display untuk barang supermarket di swalayan adalah………………………………………………. c. Menjodohkan Jodohkankanlah pernyataan di kolom A dengan jawaban di kolom B! No. Kelompok A Kelompok B 1. Cara pendisplayan sebagai A. Wing stage OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 27

pedoman penataaan produk, maka facing suatu produk menghadap ke … 2. Teknik memajangkan B. Clip strip barang berdasarkan luas area pandang (mata) seseorang, disebut ….. 3. Luas area pandang artinya, C. Barang sale/clearence produk dipajang berdasarkan tatap muka yang pertama kali dilihat, penataan produk ini biasanya untuk produk … 4. Produk diletakkan di sisi D. Bagian depan kiri dan kanan gondola ujung, hal ini berlaku pada … 5. Penataan produk di lantai, E. Kanan umumnya diletakkan di bagian ….. 6. POP yang digunakan floor F. Nama tag display … 7. Jenis pemajangan yang G. Eye technique sering digunakan untuk mengimplementasikan program cross maketing … 8. Suatu himbauan yang H. POP ditujukan kepada pembeli agar timbul keinginan untuk membeli ….. 9. Penataan produk fashion I. Dua sisi yang tidak boleh dipasang di patung atau di formal display … 10. Penempelan label harga J. Yang sedang trend untuk tas semua usia dilakukan pada … OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 28

d. Essay Berstruktur Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat dan benar ! 1. Apa yang dimaksud dengan SOP Penataan Produk ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 2. Sebutkan cara yang dilakukan untuk menyusun display agar sesuai dengan standar perusahaan ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 3. Sebutkanlah langkah-langkah SOP dalam penataan produk fashion ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 4. Meliputi apa sajakah prinsip penataan barang fashion ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 5. Sebutkan ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada label harga dan price card ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… 6. Sebutkanlah manfaat address card ! OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 29

……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 7. Penataan barang-barang tidak lengkap ukuran, model dan warna menggunakan prinsip 4 penataan, sebutkanlah ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 8. Sebutkan prinsip penggunaan fixture kombinasi antara rak dan T-stand untuk produk fashion ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 9. Apakah yang akan dilakukan apabila stok barang sedang dalam keadaan menurun atau sedikit dari jumlah keseluruhan barang di sebuah area tertentu ! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. 10. Sebutkanlah ketentuan penempelan label secara umum pada suatu produk! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. OSDA-SMKN9 JAKARTA-PENATAAN PRODUK 30


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook