Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore The Outer Space, Part II

The Outer Space, Part II

Published by Francesco Rafaell Cheto Pareira, 2022-11-16 05:13:21

Description: The Outer Space, Part II

Search

Read the Text Version

THE OUTER SPACE PART II

Sekitar 3000 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2055, bumi hancur berkeping-keping. Gempa mengguncang semua negara, membangkitkan tsunami yang melibas habis setiap daratan. Sinar matahari begitu ganas mengoyak bumi, mencairkan kutub utara tanpa sisa, menjadikan bumi gurun abadi dengan kobaran api di mana-mana. Begitulah bumi mencapai episode akhir kehidupannya. Lalu bagaimana dengan para penghuninya? Tentu tidak bagi umat manusia. Semua terjadi berkat para “Founding Father”. Jauh sebelum kehancuran itu terjadi, dua ratus orang berisi para ahli dari berbagai belahan dunia sudah memprediksi kapan bumi akan lenyap. Mereka pun mengambil inisiatif untuk menciptakan “terrae novae” sebagai habitat manusia yang baru. Mulai dari mengamati planet yang berpotensi, mengembangkan teknologi, membagi umat manusia ke dalam 5 klan, hingga membangun struktur sosial dan budaya di tiap klannya. Dua ratus orang itulah yang kemudian disebut sebagai “The Founding Father”. Sampai saat ini, keturunan mereka dihormati oleh semua orang. Bahkan mereka selalu menempati jabatan penting di kelompok manapun mereka berada. Keturunan Founding Father biasanya selalu mengenakan cincin otak yang terukir, melambangkan martabat sang pencipta. Jadi siapapun yang terlibat urusan bersama orang dengan cincin otak melingkar di jari manis, sebaiknya mereka sadar dengan siapa mereka sedang berurusan. Tidak. Aku tidak memiliki darah Founding Father, setetes pun tidak. Tetapi ada alasan mengapa aku teringat dan begitu bersemangat dengan kisah penyelamatan The Founding Father. Jawabannya karena rencanaku yang dibawa Agam saat ini bergantung pada satu nama keturunan penyelamat itu: Pak Darma. “Surat untuk pak Darma sudah terkirim, ck.. Untuk apa mengirim ke pak Darma? dari pada begitu seharusnya langsung ke Jendral Manggala,” keluh Agam sambil az tongkat pelnya.

“Karena dia benci bifrons, pasti dia lebih mengerti bifrons,” jawabku singkat. “Hah maksudmu?” “Kau tau? Ketika kau membenci seseorang, kau akan seratus kali lebih tajam memperhatikannya.” Agam mengangguk paham.Jika aku tidak keliru, sudah satu minggu aku berada di sel ini. Situasinya semenyedihkan ini. Hanya aku yang terkapar di tembok sel dengan penerangan minim ala penjara menakutkan dan suara doa Bagong yang melatari percakapanku dengan Agam yang berada di luar sel. “Ahh… apakah aku sudah tidak bisa merasakan sakit?” Benar-benar menyedihkan. “Kau bilang apa?” Tanya Agam “Tida–” “Sshhhttt…” tiba-tiba agam menyuruhku diam dan memasang gestur seperti ada lampu menyala di atas kepalanya. “Drap… drap… drap…” terdengar suara langkah kaki teratur pasukan militer memasuki pintu utama menuju koridor tempat selku berada. “Sial Ardhan, mereka datang!” Bisik Agam kepadaku sambil bersiap-siap pergi. “Jadi ini waktu penentuannya.” “Hei, jangan cemas. Semua akan berjalan sesuai rencana” “Kuharap kau benar.” Dua tiga langkah, Agam bergerak menjauhiku. Punggungnya baru saja hilang diserap keremangan koridor saat suara sepatu berubah menjadi…. “Haha, ini dia! Penyelamat kita!” teriak seorang tentara sambil membuka pintu selku. Dari belakang kerumunan tentara itu, Jerry masuk ke dalam selku dengan wajah arogannya. “Plakkk!” suara tamparan keras Jerry membuka pertemuan kami. “Mati! Kau akan mati hari ini! Cepat, bawa dia!” Tiga orang tentara masuk ke selku dan membawaku secara paksa. Mungkin lebih tepatnya mereka menyeretku melewati koridor sampai ke ruang tempatku disiksa. Kali ini lampu neon yang terpasang di langit-langit ruangan itu menyala semua. Tapi dinding beton yang menjadi daerah pantulan cahaya membuat kesan suram tidak berkurang sama sekali. Tak ada yang berbeda sejak terakhir kali aku duduk di ruangan ini. Sashuang, Danesh, Jerry memegang senjata dan Osbert berdiri bersama Gualtiero di depan mereka bertiga. Tapi ada satu hal yang berbeda. “Kau lihat benda apa di depanmu ini Bifrons?” kata Osbert sambil mengelus sebuah kamera dengan tripod. “Aku sudah tidak peduli deng–” lagi-lagi Sashuang menendang perutku. “Terimakasih Sashuang,” kata Gualtiero. “Kuharap kau bersikap sedikit sopan dengan membiarkan orang lain bicara sampai menyelesaikan perkataannya.” “Apa peduliku orang tua sialan?” aku berusaha mengungkapkan amarahku. “Jerry! Tahan dulu,” kata Gualtiero kepada Jerry yang baru saja bersiap melayangkan tinjunya. “Terserah apa katamu, tapi mari lihat seberapa kuat kau bertahan. Lanjutkan Osbert.” “Pilihannya ada dua. Kau mengatakan kepada dunia siapa itu Bifrons,” Osbert menepuk pelan kamera disampingnya “atau mati dengan lubang di kepalamu.” Saat ini aku tidak punya apa-apa selain doa. Jelas mati adalah pilihanku. Tapi aku akan membuatnya sekeren mungkin. “Cih,” Aku meludah di depan mereka. “Dorr!” “AKKHHH!” tembakan pistol danesh melesat membuat goresan dalam di lengan kananku.

“Waktumu tidak banyak, cepat katakan!” kata Jerry mendesak. “Lihat! Sialan ini sempat-sempatnya mengambil nafas!” kali ini Sashuang yang mengejekku. “Danesh, kurasa kita berhenti sampai disini,” kata Gualtiero kepada Danesh yang sudah bersiap dengan peluru penutupnya. “Dia memilih ditarik. “Aku akan bicara.” “Akhirnya! Dasar lamban!” “Kami menunggu, Bifrons.” Dengan dua tarikan nafas berani aku mulai bicara. “Namaku Ardhan. Siapapun yang menonton rekaman ini…” suaraku tercekat tanpa alasan yang jelas. Apa yang harus kulakukan? “Danesh!” Gualtiero memerintahkan. “Siapapun yang menonton rekaman ini,” Aku melanjutkan. “...” “Aku ditangkap oleh sebuah organisasi bernama Schutz–” “Buakk!” Sashuang menamparku sangat keras. “Bodoh! Siapa yang menyuruh–” “Schutzstaffel! Aku tidak tau dimana aku bera–” “Bajingan ini!” Jerry menghantam wajahku dengan tangannya. “Ohok!” hanya darah yang keluar dari hidung dan mulutku. Aku melihat Gualtiero menudingkan telunjuknya ke arahku, memberi isyarat pada Danesh. Tiba-tiba Danesh maju mendekatiku dan menghantamkan pistol yang dipegangnya ke wajahku. Aku akan segera mati. “BUAKKK!” kursiku mulai terangkat, pelan tertahan di udara, jeda singkat pikiranku melayang, sebelum akhirnya…. “BRRAAKKKK!” aku terjatuh ke belakang. Tetapi, suara itu bukan dari kursiku. “Angkat tangan! Semua tiarap!” Pak Darma masuk ke ruangan dengan pasukan bersenjatanya. “Sialan! Tembaaa–” “Dor! Dor! Dor!” Jerry terjatuh dengan tiga buah peluru melubangi dadanya sebelum ia menyelesaikan kalimatnya. Dalam kesadaranku yang sangat tipis aku melihat Gualtiero yang mendorong Osbert jatuh sementara dirinya melarikan diri. Gualtiero berhasil mengecoh tembakan pasukan Pak Darma, tapi kemudian… “Kau lupa berurusan dengan siapa, dasar licik!” Osbert mengeluarkan sebuah pistol dan membidik tepat di kepala Gualtiero, “Sialan kau Gualtiero!” “Dor!” Gualtiero tumbang. Sepertinya Osbert berhasil melarikan diri. Aku hanya bisa mendengar suara teriakan dan tembakan. Agghh… kepalaku pening sekali. \"Nak Ardhan, apa kau baik-baik saja?\" Suara siapa? Kupikir aku sudah berada di surga. \"Nak Ardhan!\" Teriakan itu membuatku tersadar kalau aku masih berada di dunia. \"Ugghhh..\" Saat aku membuka mataku perlahan, ternyata yang membuatku sadar adalah suara nyaring Pak Darma. \"Saya…saya baik-baik saja pak.\" \"Syukurlah… biar saya bantu berdiri.\" \"Terima kasih….Pak?\" Perasaanku tidak enak. \"Saya langsung kesini setelah membaca pesan yang kamu kirim.\" \"O-ohh, jadi?\" Bodohnya aku, kenapa aku panik? Harusnya aku sudah tahu kalau dia akan mengetahui identitasku.

\"Kita sudah aman, duduklah disini. Bagaimana kamu bisa sangat yakin dengan pesanmu?\" Ditengah-tengah perselisihan dan dia menanyakan hal ini? Seorang \"Founding Father\" memang tidak pernah mengecewakan. \"Karena hanya Pak Darma yang bisa membaca pesan tersembunyi itu.\" \"Saya rasa kamu benar. Aku sangat benci dengan Bifrons. Walau dia berniat baik, caranya tetap saja licik.\" \"...\" \"Lalu kenapa kamu sangat yakin saya bisa menyelamatkan kamu?\" \"Cincin yang Pak Darma pakai, itu sudah menjelaskan semuanya.\" Jelasku singkat \"Permisi pak semua anggota dalam organisasi sudah di amankan. Tiga orang menjadi korban. Dua orang dari mereka adalah pemimpin dari organisasi ini, dan salah satunya adalah penasihat dari Salvatrucha.\" Apakah Osbert berhasil melarikan diri? Sial apa aku gagal? \"Dan saya berhasil menangkap orang yang melarikan diri.\" Syukurlah aku tidak gagal. \"Baiklah.\" \"Lalu dengan penasihat Salvatrucha bagaimana pak?\" \"Bukankah saya sudah mengatakan baiklah?\" balas Pak Darma sambil tersenyum. \"B-baik pak.\" “...” \"Kenapa kamu melihat saya seperti itu?\" tanya Pak Darma yang melihat wajahku yang penuh kebingungan. \"Saya hanya kaget saja pak, polisi itu langsung pergi setelah bapak mengatakan itu.\" \"Hahahaha… Mungkin hanya kamu saja yang tidak takut dengan saya.\" Satu wartawan masuk, sesuai rencana. Mereka langsung mendatangiku dan Pak Darma. \"Cekrek..cekrek..cekrek..\" Suara kamera dan kilatan cahaya dimana-mana. \"Permisi pak, apa benar bapak adalah salah satu Founding Father?\" \"Iya. Saya sudah menjawab, bisakah kalian minggir. Ada orang yang terluka disini.\" \"Anda siapa? Kenapa anda bisa berada disinYaroslavi.\" Kenapa aku juga ditanyai? \"saya bukan siapa-siapa.\" \"Semuanya minggir.\" Suara dari ketua membuat mereka langsung pergi ke arahnya. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk keluar. \"Ayo kita keluar. Biar bapak bantu berdiri.\" Akhirnya kami keluar dari keramaian istana dan masuk ke dalam salah satu mobil polisi disana. \"Baiklah, kenapa Gualtiero bisa berada disana?\" Tanya Pak Darma. \"Dia adalah pemimpin sebenarnya dari organisasi Salvatrucha. Tunggu bukankah aku sudah menjelaskannya di pesan yang aku kirim.\" \"Aku hanya ingin mendengar penjelasanmu.\" \"Ck.\" \"Aku sudah melerai pertikaian Yongsheng dan Yaroslav. Isi tersembunyi pesanmu sangat banyak dan aku harus memilah satu persatu.\" \"Aku bisa melihatnya.\" Setelah perbicangan itu kami langsung kembali ke Asmaralaya. Dan aku dirawat dalam rumah sakit selama 2 minggu. ***

\"Drrtt..drrtt..drrtt..\" \"Hoaammmm…\" \"...\" \"Kurasa kita harus pergi ke Shurahbeel.\" Sudah dua bulan berlalu sejak insiden itu. Selama dua bulan Agam sudah melakukan apa yang aku perintahkan. Namun tidak ada tanda-tanda dari si b*ngs*t Shurahbeel. \"Persiapkan dirimu. Besok kita berangkat.\" Setelah selesai mengirim pesan aku menjalankan kegiatanku seperti hari-hari biasa dan menyiapkan barang-barangku untuk pergi besok. Keesokan harinya Agam sudah siap di depan rumahku. \"ARDHANNNN!!\" \"Dok..dok..dok..\" Suara gedoran pintu \"APA ADA ORANGG!!??\" \"Dok..dok..do–\" Suara gedoran terhenti karena aku langsung membuka pintu dengan cepat dan.. \"Bruakk!!\" Dan Agam terjatuh karena terbentur pintu rumahku. \"Makanya jangan teriak-teriak depan rumah orang.\" \"Aauuuww.. Sakit sekali, Iya-iya maaf gak akan kuulangi lagi.\" \"Ayo berangkat. Kartika spaceship sudah siap.\" Ajakku ketus. \"Katika spaceship? Apa itu?\" \"Huhhhh… Aku lupa kau sudah lama tidak di Asmaralaya. Intinya itu adalah kapal terbang untuk ke Shurahbeel.\" Seharusnya dia langsung paham, karena dia tidak sebodoh itu. \"Ouuhh. Kita kesana naik apa?\" Terlalu banyak pertanyaan dipagi hari. \"Hhhh… tentu saja naik kendaraan umum.\" \"Ohh benar juga.\" Setelah perbincangan singkat itu kami pun langsung menuju ke bandara negara. Dan akhirnya sampai pada tujuan. \"Akhirnyaaa… Huahhhhh… Ehhnmmm… Huhhh…\" Seperti biasa dia tidak tahan hanya dengan diam didalam tadi. \"Ayo langsung masuk. Aku sudah memesankan tiketnya.\" \"Baiklah.\" Kami pun langsung menuju ke Kartika spaceship. *** Baru saja aku dan agam melangkahkan kaki di bandara shurahbeel. “Hei.. lihat disitu” “AGAMMM” “PENYELAMAT KITA DATANG” setelah beberapa teriakan dari orang orang itu disusul banyak sorakan sorakan dari seluruh orang di bandara yang menyambut Agam. Aku dan Agam bergegas berlari ke arah mobil jemputan dari kerajaan shurahbel yang sudah menunggu di ujung jalan. “Orang orang disini sudah percaya padaku sekarang apa yang akan kita lakukan?” tanya Agam “Kan tujuan kita kesini sudah jelas mau menemui raja” aku menjawab sambil sedikit memukul kepala Agam “Oh iya iya” “Selamat datang Agam si penyelamat, bagaimana perjalan ke sini tidak ada masalah kan?” “Aman raja, ahirnya sampai disini lama juga ya perjalanannya”

“Baru segitu aja, Padahal kemarin waktu lawan SS kalian kelihatan keren banget” “Hahaha.. Kalau itu memang karena Ardhan pintar raja, aku ikut saja” “Jika tidak ada Agam rencana untuk menghubungi pak Darma pasti tidak akan berasil, pasti aku sudah mati sekarang” “Untung saja sang penyelamat Agam muncul di waktu yang tepat, kalau tidak aku sebagai seorang raja akan hancur karena” “Kenapa bisa seperti itu raja?” tanyaku kebingungan “Shurahbell terbagi menjadi dua kubu karena adanya ramalan yang berbeda. Di ramalan yang lain disebutkan bahwa penyelamat adalah Founding Father, untungnya berita tentang Agam muncul di waktu yang tepat, sekarang banyak yang lebih percaya pada ramalan tentang Agam.” “Bagus kalau begitu raja, lalu bagaimana dengan perjanjian kita yang sudah Ardhan sampaikan waktu itu?” “Saya mau bekerjasama dengan kalian, tapi saya punya syarat yang hars kalian buktikan terlebih dulu …….. Kalian harus membuktikan bahwa kalian bisa menyelesaikan konflik ideologi yang ada dan pastinya kalian sudah paham, saya akan bekerjasama membantu kalian asalkan masalah itu bisa selesai dahulu” “Bagaimana caranya raja?” “Kalau kalian mau kita bekerjasama pikirkan cara menyelesaikannya aku akan memberi kalian waktu selama sebulan untuk menyelesaikannya” “Emmm…. Baiklah raja segera dalam sebulan kita akan bekerjasama” \"Kalian datang dari jauh sebaiknya kalian istirahat dan mandi terlebih dahulu.\" \"Terima kasih.\" \"Mari kuantar kalian pada kamar kalian.\" Kami langsung diantarkan ke kamar kami. Ternyata mereka sudah siap dengan kedatangan aku dan Agam. \"Jadi disinilah kalian akan tidur.\" Jelas raja Shurahbeel. \"...\" \"Kenapa kalian berdua terdiam? Apa kamarnya terlalu kecil?\" \"Ah tidak raja, kami terdiam karena kamar ini terlalu besar buat kami berdua.\" Sial aku malu sendiri pada diriku. Kenapa harus terdiam? \"Iya benar raja. Haha..\" \"Hahahaha…\" Tawa raja. \"Istirahatlah kalian harus memikirkan rencananya aku tau kalian pasti bisa.\" Jelas raja. \"Terima kasih.\" Setelah mengucapkan terima kasih kami langsung masuk dalam kamar. \"Sudah memikirkan rencana?\" Tanya Agam padaku. \"Hanya beberapa rencana, seperti mulai besok kita akan mencari informasi terlebih dahulu tentang sekte itu.\" \"Memang kau sudah tau dimana tempat sekte itu?\" \"Itu gunanya kita mencari informasi bodoh.\" Kataku sembari memukul kepala Agam. \"Aaww..\" *** Keesokan harinya kami langsung mencari informasi tentang sekte itu. Hasilnya nihil karena sepertinya mereka takut dengan sekte itu. Akhirnya kami makan tempat rumah makan di pinggir-pinggir jalan.

\"Tidak kusangka restoran disini ramai juga.\" Kata Agam. \"Begitulah.\" \"Ohh, ada lamaran kerja disini. Dikatakan membutuhkan manager dan memiliki pengalaman untuk memimpin perusahaan \" \"Lalu?\" \"Aku hanya bicara saja.\" \"Drrtt…drrtt..drrtt..\"Suara dering handphone. \"Hahahahahahahahaa…. Cepat seperti biasanya.\" \"Ada apa? Kenapa tiba-tiba tertawa?\" \"Informan yang kusuruh untuk mencari sekte itu sudah berhasil mendapatkan informasinya.\" \"Wow… Secepat itu yaaa.\" \"Cepat selesaikan makanmu kita harus memikirkan rencana untukmu.\" Setelah kami menyelesaikan makan, kami langsung kembali ke istana untuk menyusun rencana. \"Jadi?\" Tanya Agam setibanya di kamar kami. \"Jadi… mulai besok kau akan meyakinkan mereka kalau kau adalah dewa mereka.\" \"Caranya?\" \"Bukankah aku sudah berkata kalau aku sudah mendapatkan informasi tentang sekte itu.\" \"Lalu?\" \"Kenapa kau bodoh sekali, jika aku mendapat informasinya otomatis aku juga tau tentang ramalan yang dipahami mereka.” Jelasku pada Agam. “Ahhh.. Benar juga. Apa ramalan yang dipahami mereka?” “Mereka menganggap bahwa The Founding Father lah penyelamat mereka. Jadi tugasmu adalah membuat mereka percaya bahwa kau lah penyelamat yang ada di ramalan mereka.” “Caranya?\" \"Ikuti rencanaku…\" Setelah Ardhan menceritakan rencananya mereka langsung melakukan rencananya besoknya. Keesokan harinya Ardhan dan Agam langsung menuju ke tempat sekte lain itu. \"Selamat pagi wahai calon umatku.\" Teriak Agam pada pagi hari di depan tempat sekte itu. \"Siapa dia?\" Bisik-bisik kerumunan para penyembah founding father itu terdengar keras. \"Bagus mereka terpancing.\" Bisik Ardhan dari earpod yang sudah dipasang ditelinga Agam. \"MAU APA KAU DISINI?\" Teriak seorang kakek yang bertanya pada Agam. “Apa yang harus kulakukan?” Bisik Agam pada Ardhan lewat perangkat yang sudah dipasang ditelinga Agam. “Percaya padaku dan berjalanlah kedepan.” Suruh Ardhan kepada Agam. “Kau gila!? Aku bisa terjatuh, aku berada di lantai 3.” “Diam dan berjalanlah dan katakan bahwa kau adalah penyelamat mereka sebenarnya.” “...” Agam menarik nafas dalam-dalam. Berjalan maju perlahan dan mengatakan “AKU LAH TUHAN KALIAN YANG SESUNGGUHNYA.”

“Almukhalis alhaqiqiu1” Orang-orang itu berteriak sambil memuja Agam yang terlihat berjalan diudara. Ya benar Agam memang berjalan diudara dan itu tentu bukan berjalan diudara seperti Tuhan sesungguhnya. Itu adalah persiapan yang sudah kusiapkan semalam. Aku menaruh kaca tipis diatas gedung itu, tentu saja itu adalah trik pesulap lama yang kupakai dan sudah dilupakan oleh masyarakat sekarang tentu saja. “Benar akulah penyelamat kalian sesungguhnya dan disini aku akan membantu kalian ke jalan yang benar kembali.” “Puja Almukhalis.” *** 2 minggu setelahnya… “ALMUKHALIS TELAH DATANG.” Seru orang-orang sambil memuja Agam. Mereka berseru karena Agam sudah resmi menjadi raja baru sekaligus penyelamat dari Shurahbeel dan tentu saja ini tandanya Shurahbeel sudah menyetujui bekerja sama dengan dia. Sementara Agam dipuja-puja tentu saja aku langsung pulang. \"Akhirnyaaa… masalah kerja sama dengan Shurahbeel selesai sekarang tinggal menyerang planet penuh dengan akal busuk itu.\" \"Selamat pagi alam semesta. Apakah kalian tidak penasaran dengan planet Salvatrucha? Apa menurut kalian tidakkah janggal jika mereka terlihat sangat damai? Bagiku itu sangat janggal. Mengapa? Karena jika…\" Aku menjelaskan sisi gelap planet Salvatrucha di dunia gelap tentu saja sebagai Bifrons. Semua kujelaskan tentang ketimpangan sosial yang sebenarnya terjadi di planet itu dan beberapa korupsi yang sangat terlihat di kaca mataku. Tentu saja respon dari orang-orang mungkin ada pro dan kontra, tapi bagaimana respon dengan masyarakat di Salvatrucha? Respon itulah yang kuincar, mungkin respon pemerintah disana adalah untuk memburuku, namun respon masyarakatnya membantuku membuat orang luar percaya dengan keadaan disana. Inilah gunanya aku bekerja sama dengan planet-planet lain. Untuk membenarkan fakta yang kubicarakan. ~TAMAT~ 1 Penyelamat sesungguhnya


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook