Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Modul Belajar SPA 5 Pengembangan

Modul Belajar SPA 5 Pengembangan

Published by Majora Nuansa, 2022-08-23 21:18:00

Description: Modul Belajar SPA 5 Pengembangan

Search

Read the Text Version

MODUL PEMBELAJARAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 5 Disusun oleh: Majora Nuansa Al-Ghin, S.T., M.Ars PRODI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2022 1

Modul belajar SPA 5 1. Mampu menjelaskan tentang dasar dan prinsip-prinsip dasar perancangan arsitektur 2. Mampu menjelaskan aspek dan lingkup, fungsi, aktivitas/kegiatan dan urutannya 3. Mampu menginterpretasikan aktivitas/kegiatan yang terjadi dalam ruang, dimensi ruang berdasarkan aktifitas dan penyusunan program ruang 4. Mampu mengidentifikasi potensi dan permasalahan sebuah tapak dan lingkungannya, kondisi alamiah dan buatannya serta mampu menganalisisnya dengan diagram respon dan solusi desain 5. Mampu menyusun konsep bentuk bangunan berdasarkan pendekatan tematik tertentu

KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT, oleh karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan materi e-modul pada program studi teknik Arsitektur Universitas Negeri Semarang” ini dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada. Materi e-modul ini sendiri disusun untuk memenuhi syarat dalam penyelesaian Pendidikan dan Pelatihan dasar (Latsar) Kementerian Sosial dan kebutuhan materi tentang arsitektur untuk mahasiswa. Dalam prosesnya, penulis mengalami serangkaian proses yang tidak akan bisa penulis lewati tanpa bantuan dari pihak-pihak lain. Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam membuat e-modul 1. Bapak ARIS WIDODO, S.Pd., M.T. Ketua Jurusan Teknik Sipil. Selaku mentor penulis yang telah memberi bimbingan, dan masukan dalam menulis e-modul ini 2. Bapak Ir. RM BAMBANG SETYOHADI KUSWARNA PUTRA M. T. Selaku dosen pengampu matakuliah Studio Perancangan Arsitektur 5 3. Bapak Ir. EKO BUDI SANTOSO, MT. Selaku dosen team teaching matakuliah Studio Perancangan Arsitektur 5 4. Rekan-rekan peserta Latihan Dasar Golongan III Angkatan 4 khususnya angkatan 2 kelompok 2 dan seluruh peserta pada umumnya yang telah memberikan peran, semangat, dan suksesnya kegiatan Latihan Dasar Golongan III Angkatan 2 Tahun 2022. 5. Kedua orang tua atas doa, motivasi, dukungan dan perhatiannya yang diberikan kepada penulis Akhir kata, penulis berharap semoga e-modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa e-modul ini masih banyak kekurangan, maka saran dan kritik adalah hal yang paling ditunggu oleh penulis. Semarang, 31 Agustus 2022 Penulis Majora Nuansa Al-Ghin, S.T., M.Ars. NIP. 199201142022031007

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 3 DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 4 DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... 5 DAFTAR TABEL ................................................................................................................... 6 PENDAHULUAN................................................................................................................... 7 CPL..................................................................................................................................... viii CPMK ...................................................................................................................................ix 1.1 Mampu menjelaskan tentang dasar dan prinsip-prinsip dasar perancangan arsitektur Error! Bookmark not defined. 1.2 Mampu menjelaskan aspek dan lingkup, fungsi, aktivitas/kegiatan dan urutannya........ 16 1.3 Mampu menginterpretasikan aktivitas/kegiatan yang terjadi dalam ruang, dimensi ruang berdasarkan aktifitas dan penyusunan program ruang.............................................. 26 1.4 Mampu menyusun konsep bentuk bangunan berdasarkan pendekatan tematik tertentu 32 1.5 Mampu mengidentifikasi potensi dan permasalahan sebuah tapak dan lingkungannya, kondisi alamiah dan buatannya serta mampu menganalisisnya dengan diagram respon dan solusi desain .......................................................................... Error! Bookmark not defined. Penutup ............................................................................................................................ 158

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. 1 Bangunan candi sebagai contoh fase Craftmanship ........................................xii Gambar 1. 2 Bangunan Rumah tinggal yang dibuat berdasarkan gambar kerja .................. 12 Gambar 2. 1 Sirkulasi melalui ruangan................................................................................ 18 Gambar 2. 2 Sirkulasi dibuat membelah ruangan................................................................ 19 Gambar 2. 3 Sirkulasi dibuat melalui ruangan ..................................................................... 19 Gambar 2. 4 Ilustrasi sirkulasi berakhir dalam ruangan ....................................................... 20 Gambar 2. 5 Ruang Rapat, contoh sirkulasi yang berakhir dalam ruang ............................. 20 Gambar 2. 6 Contoh Sirkulasi tertutup ................................................................................ 21 Gambar 2. 7 Contoh Sirkulasi terbuka pada satu sisi .......................................................... 21 Gambar 2. 8 Contoh Sirkulasi terbuka pada kedua sisi ....................................................... 22 Gambar 2. 9 Ilustrasi konfigurasi linier ................................................................................ 22 Gambar 2. 10 Contoh konfigurasi radial .............................................................................. 23 Gambar 2. 11 Ilustrasi konfigurasi radial ............................................................................. 23 Gambar 2. 12 Ilustrasi konfigurasi spiral ............................................................................. 23 Gambar 2. 13 Ilustrasi konfigurasi Grid pada kawasan ....................................................... 24 Gambar 2. 14 Contoh konfigurasi Grid ................................................................................ 24 Gambar 2. 15 Ilustrasi konfigurasi jaringan ......................................................................... 25 Gambar 4. 1 privasi dapat diperoleh dari penataan furniture ............................................... 34 Gambar 4. 2 unsur pembatas ruang yang dibentuk oleh mezzanine ................................... 35 Gambar 4. 3 kepadatan di suatu ruang tunggu ................................................................... 35 Gambar 4. 4 Contoh konsep zoneplan horizontal................................................................ 37 Gambar 4. 5 Contoh konsep zoneplan vertical.................................................................... 38 Gambar 4. 6 Ruang luar aktif .............................................................................................. 38 Gambar 4. 7 Ruang luar pasif ............................................................................................. 39 Gambar 4. 8 Contoh konsep sirkulasi tapak........................................................................ 40 Gambar 4. 9 Revolving restaurant, contoh orientasi keluar ................................................. 41 Gambar 4. 10 Museum Gugenheim, contoh orientasi ke dalam .......................................... 41 Gambar 4. 11 Penerapan titik tangkap pada elemen bangunan.......................................... 42 Gambar 4. 12 As bangunan yang menyesuaikan bentuk tapak yang memanjang............... 42 Gambar 4. 13 konsep dimensi dan ketinggian lantai ........................................................... 43 Gambar 4. 14 konsep transformasi bentuk massa bangunan.............................................. 43

Gambar 4. 15 Struktur rangka baja ..................................................................................... 44 Gambar 4. 16 Struktur rangka kayu .................................................................................... 45 Gambar 4. 17 Illustrasi sistem utilitas jaringan air bersih pada bangunan bertingkat ........... 45 Gambar 4. 18 Rencana peletakan titik lampu.................................................................... 155 Gambar 4. 19 Illustrasi penghawaan udara dalam ruangan .............................................. 155 Gambar 4. 20 Skema jaringan penghawaan buatan (AC) ................................................. 156 Gambar 4. 21 Skema jaringan air semprot (sprinkler) ....................................................... 157 Gambar 4. 22 Skema jaringan hydrant.............................................................................. 157 Gambar 5. 1 Ilustrasi peta peruntukan wilayah...................... Error! Bookmark not defined. Gambar 5. 2 Menentukan alternatif lokasi dan tapak............. Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL Tabel 5. 1 Contoh tabel pemilihan tapak ................................ Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN Latar Belakang Fenomena mahasiswa yang mengulang matakuliah adalah hal yang lumrah di Perguruan Tinggi. Seperti di UNNES terutama di prodi Teknik Arsitektur, cukup banyak mahasiswa yang mengulang matakuliah dengan berbagai alasan. Mulai dari faktor eksternal maupun dari internal. Mengesampingkan faktor eksternal mahasiswa yang penulis tidak bisa sepenuhnya terlibat, masalah internal mahasiswa disini didefinisikan sebagai masalah bersama, mulai dari dosen, sarana dan prasarana, manajerial, modul pembelajaran yang kurang efektif atau matakuliah yang memang kurang diminati oleh mahasiswa. Dari beberapa masalah tersebut, penulis mencoba untuk mengangkat isu tentang modul pembelajaran yang kurang efektif. Hal yang penulis bisa lakukan adalah memberikan alternatif modul yang bisa disampaikan kepada mahasiswa tanpa harus kita sebagai dosen menyuapi mereka para mahasiswa untuk melakukan aktivitas perkuliahan dan penugasan. Tujuan 1. Memberikan materi yang bisa diakses mahasiswa tiap saat secara mobile 2. Mempermudah mahasiswa fokus pada materi yang diajarkan 3. Membantu mahasiswa dalam mengakses ilmu seputar arsitektur Manfaat 1. Berkontribusi meningkatkan kualitas pengajaran mahasiswa 2. Menambah model pembelajaran yang variatif 3. Mahasiswa lebih mudah dalam belajar mandiri

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Sikap 1. Menginternalisasi sikap apresiatif dan peduli dalam pelestarian lingkungan hidup, seni, dan nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di masyarakat. 2. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain. 3. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. 4. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri Keterampilan Umum: 1. Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis. 2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur; 3. Mampu mengkaji implikasi pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan keahliannya berdasarkan kaidah, tata cara dan etika ilmiah dalam rangka menghasilkan solusi, gagasan, desain atau kritik seni, menyusun deskripsi saintifik hasil kajiannya dalam bentuk skripsi atau laporan tugas akhir, dan mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi; Keterampilan Khusus 1. Mampu menyusun konsep rancangan arsitektur yang mengintegrasikan hasil kajian aspek perilaku, lingkungan, teknis, dan nilai-nilai yang terkait dengan arsitektur. 2. Mampu merancang arsitektur secara mandiri dengan metode perancangan yang berbasis riset, dan menghasilkan karya arsitektur yang kreatif, yang merupakan penyelesaian masalah arsitektur yang kontekstual dan ramah lingkungan, serta teruji secara teoretis terhadap kaidah arsitektur. 3. Mampu mengkomunikasikan pemikiran dan hasil rancangan dalam bentuk grafis, tulisan, dan model yang komunikatif dengan teknik manual maupun digital. 4. Mampu bertindak memberikan solusi rancangan dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan keilmuan arsitektur dengan tetap memperhatikan terjaganya kualitas lingkungan hidup; 5. Mampu memanfaatkan kemampuan merancangnya untuk membantu melakukan pengawasan dan/atau pelaksanaan pembangunan lingkungan dan bangunan. Pengetahuan 1. Menguasai konsep teoritis tentang arsitektur, perancangan arsitektur, estetika, sistem struktur dan utilitas bangunan.

2. Menguasai prinsip sains dan teknologi bangunan, landscape, perencanaan dan perancangan kota, permukiman, arsitektur Nusantara, ekologi, dan pemaknaan dalam arsitektur yang berwawasan lingkungan; 3. Memahami undang-undang peraturan pranata pembangunan untuk dapat berperan dalam keprofesiannya serta memiliki kepedulian terhadap terjaganya keberlangsungan kualitas lingkungan hidup yang baik bagi masyarakat. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) 1. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang ruang lingkup perancangan arsitektur. 2. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang prinsip dasar dan analisis dalam perencanaan dan perancangan Arsitektur. 3. Mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam mengorganisir ruang sesuai kaidah dalam perancangan Arsitektur dan trampil dalam merancang bangunan umum khususnya yang berfungsi sebagai transportasi.

1CHAPTER

1.1 MATERI 1 PERANCANGAN ARSITEKTUR Terdapat begitu banyak pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut : 1. “Perancangan merupakan proses penarikan keputusan dari ketidakpastian yang tampak, dengan tindakan- tindakan yang tegas bagi kekeliruan yang terjadi” (M.Asimow, 1982). 2. “Perancangan merupakan upaya untuk menemukan komponen fisik yang tepat dari sebuah struktur fisik” (Christopher Alexander, 1983). 3. “Perancangan merupakan proses simulasi dari apa yang ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali- kali sehingga memungkinkan kita merasa puas dengan hasil akhirnya” (P.J. Booker, 1984). 4. “Perancangan merupakan sasaran yang dikendalikan dari aktifitas pemecahan masalah” (L. Bruce Archer,1985) 5. “Perancangan merupakan aktifitas kreatif, melibatkan proses untuk membawa kepada sesuatu yang baru dan bermanfaat yang sebelumnya tidak ada” (JB.Reswick, 1965). 6. “Perancangan mempunyai makna memulai perubahan dalam benda-benda buatan manusia” (J.C. Jones, 1990). Menurut Jones .J.C (1970) terdapat 3 fase evolusi dalam desain, yang meliputi fase 1) Craftmanship, 2) Draughtmanship dan 3) Design Method (yang sekarang digunakan). Ketiga fase tersebut secara garis besar, berturut turut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Fase Craftmanship atau Craft Evolution Dimana suatu perencanaan dilakukan dengan mengandalkan kreativitas atau kerajinan (seni) semata oleh sang perancang. Ciri-ciri perencanaannya adalah:  Kreativitas tersebut akan menghasilan suatu bentuk karya seni yang bagus dan indah.  Pelaku perencanaan merupakan perancang dengan skill atau kemampuan yang terlatih  Hasil akhir sebagai penyempurnaan atas kesalahan perancangan yang dibuat sebelumnya. Contoh bangunan atau karya arsitektur dari craft evolution ini adalah bangunan arsitektur tradisional yang penuh dengan ornamen-ornamen.

Gambar 1. 1 Bangunan candi sebagai contoh fase Craftmanship 2. Fase Draughtmanship Atau fase perencanaan berdasarkan gambar, merupakan perencanaan yang dilakukan dengan menghitung ukuran atau dimensi dengan suatu ukuran tertentu, mempunyai bentuk yang jelas, dan dapat dibuat dengan jumlah yang banyak atau dibuat kembali. Ciri-ciri perencanaan tersebut adalah:  Memisahkan produksi menjadikan beberapa bagian.  Ada kemungkinan merubah bagian-bagian produksi.  Waktu yang digunakan untuk merealisasikan rancangannya lebih efisien.  Melibatkan banyak pelaksana untuk merealisasikannya.  Melaksanakan rencana-rencana yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Gambar 1. 2 Bangunan Rumah tinggal yang dibuat berdasarkan gambar kerja

3. Fase Design Method Pada fase ini terbagi kembali menjadi dua tipe metode perancangan, yakni tipe Tradisional dan Rasional. a. Metode Perancangan Blackbox (Tradisional) Metode perancangan blackbox ini, dilakukan secara spontanitas oleh si perancang suatu karya tersebut. Ide datang bisa dari mana saja dan kapan saja untuk membuat suatu karya. Beberapa ciri-ciri metode blackbox menurut Jones (1970) adalah:  Ide kreatifitas rancangan tidak jelas datang dari mana konsepnya, bisa datang dari mimpi, suatu ilham, mungkin bahkan wangsit, atau ujicoba lainnya.  Sukar untuk menjelaskan konsep yang didapat, mengingat ide datang secara spontanitas atau dominan karena pengalaman terdahulu  Proses kreatif satu rancangan tidak dapat terlihat jelas.  Hasil suatu karya tidak dapat di-kritik.  Kapasitas produksi yang bergantung kepada ketersediaan waktu, mood, dan imajinasi si perancang. “Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah masalah, mengidentifikasi metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dengan kata lain adalah perencanaan, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan” (John Wade, 1977) Gambar 1. 3 Arsitektur yunani kuno b. Metode Perancangan Glassbox (Rasional) Metode perancangan glassbox ini, dilakukan secara rasional dan logis oleh sang perancang terhadap karya yang dibuatnya. Konsep perancangan yang dibuat tidak datang secara spontan namun melalui beberapa tahap-tahap yang dilakukan dengan

mempertimbangkan hal- hal tertentu. Beberapa ciri-ciri metode glassbox (Jones,1970) adalah:  Analisa dalam merancang dilakukan dengan lengkap, bahkan bisa saja melalui suatu proses pengujian.  Bukan rancangan yang dilakukan dengan coba- coba, namun rancangannya penuh dengan makna dan logis.  Beberapa strategi ditentukan dengan sangat matang. Dalam metode perancangan rasional, sang perencana tidak selalu melakukan pembangunan terhadap karya mereka. Karya yang mereka bikin, bisa dibangun oleh orang lain. Berbeda dengan metode perancangan dengan metode tradisional bahwasanya perencana adalah pelaku pembangunannya. Gambar 1. 4 Highrise Building FUNGSI ARSITEKTUR Ada beberapa pendapat dari para pakar tentang arti dari Fungsi, salah satunya dari Geoffrey Broadbent, yaitu A. Menurut Geoffrey Broadbent Yaitu apa saja yang di pancarkan dan diinformasikan oleh arsitektur melalui panca indra kita. Bahwa Arsitektur tidak hanya mengenai tampilan visual (rangsangan yang ditangkap oleh salah satu indra kita, mata) tetapi juga dapat menimbulkan suatu pertanyaan akan kebutuhan praktis (pemenuhan terhadap kebutuhan tubuh/panca indra lainnya). Apakah bangunan dapat memberi atau menghindari tubuh kita dari sensasi panas/dingin yang diterima kulit, bau yang khas, dan bunyi-bunyian baik dari lingkungan maupun dari bangunan it sendiri. Dalam fungsi memiliki:

a. Environmental Filter Environmental filter (modifier of the physical climate) arsitektur melindungi badan kita dari cuaca. Kita membangun arsitektur agar terhindar dari cuaca panas dan dingin yang ekstrim b. Container Activity Wadah aktifitas atau kegiatan yang bisa didayagunakan manusia dengan melihat bentuk dan karakteristik yang diinformasikan bangunan. c. Capital Investment Di mana arsitektur mempengaruhi nilai investasi dalam bidangnya. Misalnya: harga tanah tempat suatu arsitektur dibangun mempengaruhi harga tanah itu sendiri dan tanah lain di sekitarnya. d. Symbolic Function Seperti sesuatu yang ada pada bangunan ibadah arsitektur itu sendiri adalah simbol di dalam lingkungannya. Menyimbolisasi suatu tempat sebagai tempat yang memiliki strata berbeda dari tempat lainnya. e. Behavior Modifier Sikap apa yang akan kita tunjukkan jika berada di dalam bangunan ini. Tampilan bangunan memberi suatu petunjuk bagaimana kita harus bersikap meski jenis aktivitas yang kita lakukan serupa untuk bangunan lain. f. Aesthetic Function Apakah ini membawa kepuasan, kenyamanan, kesenangan saat menjalankan suatu aktivitas di dalamnya. Fungsi yang dilakukan Arsitektur:  Menaungi / meneduhi  melindungi  Mempermolek lingkungan  Menyajikan kenikmatan & pesona  Menyatakan jatidiri, status/gengsi  Menjadi tanda jaman  Menjadi cerminan budaya  Menjadi pembangkit kenangan Tanggap akan isyu-kini  Menyediakan fleksibilitas  Mendukung keberlanjutan, hijau Menjadi investasi/aset Mengungkapkan politik (rancang urban)

TUGAS 1 PENUGASAN-01 MATAKULIAH : STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (SPA) 5 Salam sejahtera buat seluruh mahasiswa peserta Matakuliah SPA-5, sebagai pembuka perkuliahan di Prodi Arsitektur UNNES diawal perkuliahan semester gasal tahun 2022/2023 ini para mahasiswa kami harapkan untuk menyimak materi pembelajaran secara daring via Elena UNNES yang sudah disajikan melalui PPT. Dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. SOAL: Mahasiswa diminta membuat tugas resume, untuk menjelaskan bagaimana yang dimaksud dengan “Fungsi dalam Arsitektur” jelaskan dan uraikan berdasarkan teori-teori yang ada, dapat ditambahkan gambar-gambar penjelas. Keterangan: a. Soal dikerjakan secara individual. b. Diketik rapi dalam format kuarto, tuliskan: nama/NIM/rombel. c. Dikumpulkan via Elena paling lambat minggu depan pada jam kuliah. Selamat Mengerjakan. Tim Dosen MK-SPA 5

2CHAPTER

1.2 MATERI 2 BENTUK, RUANG, SKALA DAN FUNGSI DALAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep bentuk, penataan ruang, konsep skala dan fungsi dari lingkungan binaan yang akan dibuat akan menjadi elemen penting dalam proses perencanaan dan perancangan. Le Corbusier pernah menyatakan bahwa sebuah bentuk dari bangunan arsitektur itu mengikuti fungsinya (form follow function), walaupun sesuai perkembangan waktu muncul pendapat lain bahwa fungsi dapat menyesuaikan dengan bentuk rancangan (function follow form). Contoh nyata bagaimana ke empat elemen ini berperan dalam perencanaan tercermin dalam penentuan pola sirkulasi antar ruang maupun antar bangunan. Berikut adalah beberapa tipe hubungan dan bentuk sirkulasi akibat pengaruh bentuk, ruang, skala dan fungsi 1. Hubungan Jalan dengan Ruang Hubungan antara jalan dan ruang terkait dengan pembentukan alur sirkulasi dalam ruang. Beberapa tipe jenis jalan terhadap ruang diantaranya: a) Melalui ruang-ruang Sirkulasi melewati ruang adalah suatu pergerakkan atau ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai penghubung ruang satu dengan lainnya. Jalan ini tetap mempertahankan kesatuan dari ruangan- ruangan yang ada dan konfigurasi jalannya fleksibel. Contoh dari sirkulasi yang melewati ruang adalah : Ruang tamu1-melewati ruang Ruang keluarga - melewati ruang Gambar 2. 1 Sirkulasi melalui ruangan

b) Menembus ruang yaitu, sirkulasi dengan sistem menembus ruang, udara dapat menembus tiap-tiap ruangan. Maksud menembus ruang disini adalah suatu pergerakkan atau ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai penghubung ruang satu dengan lainnya melalui atau menembus ruang yang lain. Sirkulasi dapat menembus sebuah ruang menerus sumbunya, miring, atau sepanjang sisinya. Dalam memotong sebuah ruang, sirkulasi membentuk wilayah-wilayah tertentu untuk aktifitas dan gerak dalam ruang tersebut. Pada bagian ini sebuah ruangan dibagi menurut sumbunya dan tercipta jalan di tengahnya da secara tidak langsung tercipta pola- pola akibatnya pada ruangan tersebut. Gambar 2. 2 Sirkulasi dibuat membelah ruangan Gambar 2. 3 Sirkulasi dibuat melalui ruangan

c) Berakhir dalam ruang yakni sirkulasi dengan sistem udara memasuki ruang dan udara hanya berputar pada ruang tersebut. Gambar 2. 4 Ilustrasi sirkulasi berakhir dalam ruangan Sirkulasi yang berakhir dalam ruang adalah suatu pergerakkan atau ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai pemfokus akses penghubung ruang yang dianggap penting (mempunyai keunggulan dibandingkan yang ruang yang lain) dan berakhir pada satu ruang. Biasanya sirkulasi yang berakhir dalam ruang terdapat pada ruangan pertemuan. Gambar 2. 5 Ruang Rapat, contoh sirkulasi yang berakhir dalam ruang

2. Bentuk Ruang Sirkulasi a) Tertutup Membentuk galeri umum atau koridor pribadi yang berkaitan dengan ruang-ruang yang dihubungan melalui pintu-pintu masuk pada bidang dinding. Gambar 2. 6 Contoh Sirkulasi tertutup b) Terbuka pada salah satu sisinya Membentuk balkon atau galeri yang memberikan kontinuitas visual dan kontinuitas ruang dengan ruang-ruang yang dihubungkannya. Gambar 2. 7 Contoh Sirkulasi terbuka pada satu sisi

c) Terbuka pada Kedua sisinya. Membentuk deretan kolom untuk jalan lintas yang menjadi sebuah perluasan fisik dari ruang yang ditembusnya. Gambar 2. 8 Contoh Sirkulasi terbuka pada kedua sisi 3. Konfigurasi Jalan a) Linier Yaitu urutan ruang yang berada dalam satu garis dan berulang. Organisasi linier pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya terdiri dan ruang-ruang yang berulang, serupa dalam ukuran, bentuk, dan fungsi. Ruang-ruang yang secara fungsional atau simbolis penting keberadaannya terhadap organisasi dapat berada di manapun sepanjang rangkaian linier. Gambar 2. 9 Ilustrasi konfigurasi linier b) Radial Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur organisasi terpusat dan linier.Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier berkembang menurut arah jari- jarinya. Ruang pusat pada suatu organisasi radial pada umumnya berbentuk teratur. Lengan-lengan liniernya, mungkin mirip satu sama

lain dalam hal bentuk dan panjang untuk mempertahankan keteraturan bentuk organisasi secara keseluruhan.Lengan-lengan radialnya juga dapat berbeda satu sama lain untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan akan fungsi dan konteksnya. Gambar 2. 10 Contoh konfigurasi radial Gambar 2. 11 Ilustrasi konfigurasi radial c) Spiral (Berputar) Membentuk sebuah jalan lulur yang bergerak mengelilingi pusat dan bertambah jauh dari pusatnya. Gambar 2. 12 Ilustrasi konfigurasi spiral d) Grid

Pola ini terdiri dari beberapa jalan yang menghubungkan titik-titik terpadu dalam ruang,organisasi grid terdiri dan bentuk-bentuk dan ruang-ruang di mana posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi. Sebuah grid diciptakan oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam dimensi-ketiga, maka pola grid berubah menjadi satu set unit ruang modular berulang.Suatu grid di dalam arsitektur paling sering dibangun oleh sistem struktur rangka dari kolom dan balok. Kekuatan mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinultas pola-polanya. Pola- pola ini membuat satu set atau daerah titik-titik dan garis-garis referensi yang stabiI dalam ruang- ruang organisasi grid. Gambar 2. 13 Ilustrasi konfigurasi Grid pada kawasan Gambar 2. 14 Contoh konfigurasi Grid e) Jaringan

Suatu bangunan biasanya memiliki suatu kombinasi dari pola-pola diatas. Oleh karena itu maka dibentuk aturan urutan utama dalam sirkulasi tersebut agar tidak membingungkan. Gambar 2. 15 Ilustrasi konfigurasi jaringan

TUGAS 2 PENUGASAN-02 MATAKULIAH : STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (SPA) 5 Salam sejahtera buat seluruh mahasiswa peserta Matakuliah SPA-5. SOAL: Apa yang dimaksud dengan “azas simbolik” sebagai teori dalam perancangan arsitektur? Jelaskan dan uraikan, dapat ditambahkan gambar-gambar sketsa penjelas. Keterangan: d. Soal dikerjakan secara individual. e. Diketik rapi dalam format kuarto, tuliskan: nama/NIM/rombel. f. Dikumpulkan via Elena paling lambat minggu depan pada jam kuliah. Selamat Mengerjakan. Tim Dosen MK-SPA 5

3CHAPTER

1.3 MATERI 3 RUANG Definisi Ruang Ruang dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sela-sela antara dua (deret) tiang atau sela-sela antara empat tiang (di bawah kolong rumah). Ruang juga bisa diartikan rongga yg berbatas atau terlingkung oleh bidang. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat awam sering mengartikan ruang sebagai bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara 2 objek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkupi kita. Dalam Buku Francis D.K.Ching sebuah bidang yang dikembangkan (ke arah selain dari arahnya sendiri) berubah menjadi ruang. Pada dasarnya, sebuah ruang memiliki tiga dimensi, yakni: panjang, lebar dan tinggi. Semua ruang dapat dianalisa dan diketahui dari:  Titik (ujung, puncak) dimana beberapa bidang bertemu.  Garis (sisi-sisi) dimana dua buah bidang berpotongan.  Bidang (permukaan) batas-batas ruang Bentuk adalah ciri utama yang menunjukkan suatu ruang. Ia ditentukan oleh rupa dan hubungannnya antara bidang-bidang yang menjelaskan batasan ruang tersebut. Kebanyakan orang-orang menyatakan bahwa ruang dibentuk dari dinding, lantai dan langit-langit dari bidang atap. Padahal bukan cuma dari itu saja ruang bisa terbentuk. Sebagai unsur tiga dimensi di dalam perbendaharaan perancangan arsitektur :  Ruang dapat berbentuk padat  Ruang dapat terbentuk dari pergesaran antar massa  Ruang kosong  Ruang yang berada atau di batasi oleh bidang-bidang Dalam arsitektur, volume dapat dilihat sebagai bagian dari ruang yang ada dan dibatasi oleh dinding, lantai dan langit-langit dari bidang atap, atau jumlah ruang yang digeser oleh adanya massa bangunan. Adalah penting untuk dualitas, khususnya ketika membaca denah lantai, tampak dan potongan.

Pengertian Ruang Menurut Para Ahli Menurut Prof. Josef Prijitomo: Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara dua objek dan alam terbuka yang mengelilingi dan melingkupi kita. Tidak terlihat hanya dapat dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan. Teori Ruang dalam Arsitektur Pengertian ruang sangatlah beragam. Karena setiap manusia memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Manusia itu bermacam-macam dengan budaya dan kepribadian yang tidaklah sama. Bisa dikatakan iklim juga dapat mengubah persepsi manusia tentang sebuah ruang. Dalam arsitektur, terdapat dua teori tentang pengertian ruang, yakni kubu timur dan kubu barat. Dalam pemikiran Barat, Aristoteles mengatakan bahwa ruang adalah suatu yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah. Ruang disini lebih menjurus ke pengertian ruang dalam sebuah lindungan. Lindungan memiliki elemen atap, dinding, dan lantai. Dari ketiga elemen tadi maka terbentuklah sebuah ruang. Kondisi ini lebih menunjukkan kepada sebuah ruang yang berada atau dibatasi oleh bidang-bidang seakan-akan bisa dikatakan ruang tersebut berorientasi tertutup. Dalam pemikiran timur, menurut Lao Tzu, \"yang tidak nyata justru menjadi hakekatnya, dan dinyatakan dalam bentuk materi\". Sebuah ruang tidak memerlukan pembatas yang jelas/tegas, tetapi lebih mengandalkan perasaan. Ruang bisa terbentuk lewat berbagai macam cara seperti perbedaan ketinggian, perbedaan warna dan bahan, lighting, dll.” Ruang disini orientasinya lebih ke naungan yang dimana elemen-elemen pembentuknya berasal dari atap dan lantai. Dan ruang disini merujuk ke ruang terbuka. Pemikiran barat dan timur tentang sebuah ruang sangatlah jauh berbeda. Ruang menurut pemikiran barat lebih berorientasi tertutup. Sedangkan pemikiran timur lebih ke keterbukaan. Perbedaan ini dikarenakan iklim. Di Negara Barat memiliki 4 iklim yang cukup tidak bersahabat TATA TAPAK DALAM ARSITEKTUR Pengertian Tapak dan Lingkungan Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah dengan batas – batas yang jelas, berikut kondisi permukaan dan ciri – ciri istimewa yang dimiliki oleh lahan tersebut. Sebuah tapak tidak pernah tidak berdaya tetapi merupakan sekumpulan jaringan yang sangat aktif yang terus berkembang yang jalin menjalin dalam perhubungan – perhubungan yang rumit.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan Perencanaan tapak atau site plan merukapan rencana dari sebuah tapak konstruksi, menunjukkan posisi dan dimemnsi dari bangunan yang akan didirikan beserta ukuran dan garis kontur tanahnya (dictionary of architecture and construction). Pandangan atas dari bangunan seperti ketika anda melihatnya dari atas dibutuhkan ketika kita mengajukan ijin mendirikan bangunan pada suatu lahan. Menentukan 2 hal pokok: 1. Garis sempadan bangunan (GSB). Garis: batas lahan ke bangunan atau struktur tambahan lainnya (depan belakang samping). GSB merupakan jarak pagar ke bangunan. Jarak yg paling baik kurang lebih 3m. 2. Koefisien dasar bangunan (KDB): presentase dari area terbangun, kecuali rumput dan area lanskap (carport bukan termasuk KDB. Yang termasuk adalah lantai bangunan) Perencanaan tapak atau site planning adalah seni menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alamiah untuk menunjang kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) pada umumnya tersusun dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan buatan manusia. Faktor lingkungan alam merupakan suatu sistem ekologi dari air, udara, energi, tanah, tumbuhan (vegetasi), dan bentuk-bentuk kehidupan yang saling mempengaruhi dan membentuk suatu komunitas yang saling menyesuaikan diri dan berkembang bila lingkungan berubah. Kegiatan manusia merupakan bagian penting dari sistem ekologi ini. Karena itu dalam pembangunan yang menjadi persoalan ialah bagaimana mempertahankan keselarasan dan tidak melampaui kapasitas alam dari sistem tersebut guna menunjang kegiatan manusia. Suatu rancangan tapak yang baik akan meningkatkan kegiatan manusia di samping menonjolkan potensi tapak yang alami. Faktor – faktor lingkungan alam yang mempengaruhi analisis tapak beserta lingkungannya mencakup:  Geologi: Proses geologi yang mempengaruhi tapak yaitu proses pembentukan, jenis batuan di bawah permukaan tanah, kedalaman lapisan tanah keras.  Hidrografi: Pola drainase pada tapak dapat berpengaruh besar pada perancangan tapak. Unsur hidrografis mempunyai peranan utama dalam pembuatan sistem drainase tapak dengan memanfaatkan pola drainase daerah aliran air yang ada.  Margasatwa : Kehidupan binatang liar harus dipertimbangkan khususnya dalam pemilihan tapak untuk kebun raya atau daerah rekreasi. Binatang-binatang liar juga dapat menambah warna yang semarak, bentuk serta gerakan-gerakan pada lansekap.

 Tanah : a. Kecocokan bagi landasan struktur, bahan-bahan tumbuh-tumbuhan yang menunjang b. Tipe dan kondisi : tanah lempung, pasir, lumpur, berat atau ringan, kompak atau berpori c. Perubahan-perubahan pada tipe tanah diseluruh tapak d. Keasaman atau kebasaan e. Lapisan humus pada tapak f. Kemampuan tanah untuk menyerap air  Topografi: a. Kecuraman atau kedataran b. Keseragaman c. Perhubungan terhadap permukaan-permukaan disekitarnya d. Elemen-elemen yang ada yang permukaannya tidak dapat diubah-tempat-tempat dimana pembentukan permukaan baru harus memenuhi karakter yang ada e. Erosi f. Orientasi kelandaian / lereng. Faktor Lingkungan Buatan Manusia terdiri dari bentuk elemen dan struktur kota yang dibangun, meliputi struktur fisik dan pengaturan ruang serta pola-pola perilaku sosial, politik, dan ekonomi yang membentuk lingkungan fisik. Kedua perspektif ini saling mempengaruhi. Seringkali dalam tata lingkungan terjadi pelanggaran faktor lingkungan alam yang disengaja. Kota memiliki berbagai sistem prasarana yang luas untuk air, energi listrik, transportasi, saluran pembuangan air hujan, sanitasi lingkungan dan sebagainya. Dalam perencanaan dan perancangan tapak dikaji bagaimana kesesuaian suatu tapak dengan berbagai sistem lingkungan binaan manusia ini. Jadi perencanaan dan perancangan tapak meliputi hubungan dengan sistem alam maupun dengan sistem buatan manusia, di perkotaan maupun di area yang jauh dari perkotaan.

TUGAS 3 PENUGASAN-03 MATAKULIAH : STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (SPA) 5 Salam sejahtera kepada seluruh mahasiswa peserta Matakuliah SPA-5. SOAL : Apa yang dimaksud dengan “Perencanaan tapak”, dan “ Perancangan tapak” dalam perancangan arsitektur? dan bagaimana prosesnya, jelaskan dan uraikan, dapat ditambahkan gambar-gambar sketsa penjelas. Keterangan : a. Soal dikerjakan secara individual. b. Diketik rapi dalam format kuarto, tuliskan: nama/nim/rombel. c. Dikumpulkan via Elena paling lambat minggu depan pada jam kuliah. Selamat Mengerjakan. Tim Dosen MK-SPA 5

4CHAPTER

1.4 MATERI 4 Konsep Konsistensi arsitek dalam menerapkan topik dan tema sejak awal hingga akhir merupakan urutan proses perancangan bangunan secara baik, benar dan menyeluruh. Setelah menentukan topik dan tema maka langkah selanjutnya dari tahap perancangan adalah menentukan strategi perancangan. Laksito (2014) menguraikan empat jenis pendekatan dalam strategi perancangan, yakni : 3. Pendekatan Kejiwaan / Psikologi Aspek kejiwaan terhadap bentuk psikologis ruang dan lingkungan meliputi : a) Privasi Merupakan interaksi status simbol seseorang sebagai utama terhadap ruang pribadinya. Ruang tersebut bisa dalam bentuk terkecil, yaitu meja kerja lengkap dengan lemari arsipnya yang seakan-akan membentuk sebuah kapsul pembatas jarak dengan orang lain disekitarnya. Gambar 4. 1 privasi dapat diperoleh dari penataan furniture b) Ruang sekitar pribadi Merupakan sarana komunikasi yang berupa jarak antar individu yang menjadi personal space nya. Jarak ini dibedakan menjadi jarak intim (0-0,5 m), jarak personal (0,5-1,3 m), jarak sosial (1,3-4m), dan jarak publik (4-8,3 m). c) Kontak Pandang (eye contact) Merupakan hubungan indera penglihatan dengan benda-benda disekitarnya sebagai faktor stimulus motivator individu. Faktor stimulus ini dapat berupa permainan warna dinding, ornamen, pernak-pernik, lukisan dsb

d) Pembatas Ruang Merupakan pembatas arah pandang seseorang yang dapat berupa pembatas ruang yang padat maupun transparan, ataupun yang bersifat imajiner, seperti permainan perbedaan ketinggian level lantai contohnya. Gambar 4. 2 unsur pembatas ruang yang dibentuk oleh mezzanine e) Tata Letak dan Jenis Perabot Kualitas dan kuantitas furnitur dapat menunjukkan status sosial pelakunya. f) Keintiman dan kesenangan Secara kejiwaan, faktor yang berpengaruh pada kesan intim dalam ruangan adalah penggunaan warna serta intensitas pencahayaan (terang, temaram, gelap). g) Kepadatan pemakai (density) Merupakan perbandingan antara besaran ruang dengan jumlah pengguna berdasarkan sifat ruang dan kegiatannya. Semakin banyak pelaku kegiatan maka semakin terasa sifat publik dari ruang tersebut, begitupun sebaliknya. Semakin tinggi nilai ekonomis suatu ruang maka semakin tinggi pula status sosial pemakai ruangnya. Gambar 4. 3 kepadatan di suatu ruang tunggu h) Ekologi Perilaku

Semakin tinggi nilai ekonomis suatu ruang maka semakin tinggi pula status sosial pemakai ruangnya. 4. Pendekatan Teknologi Pendekatan teknologi terkait dengan pemilihan sistim struktur yang akan digunakan dalam pembangunan sebuah fasilitas. Untuk melaksanakan pemilihan struktur tersebut diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut : a. Keamanan struktural yang memadai b. Ketahanan dan keamanan struktur dan material terhadap kebakaran c. Kemudahan pelaksanaan konstruksi d. Daya tahan struktur terhadap iklim dan gempa e. Ketersediaan material, kaitannya dengan faktor biaya f. Skala dimensi, kaitannya dengan ukuran dan sifat materialnya sesuai dengan penampilan atau citra bangunan. g. Integrasi fungsi, antara sistem struktur, material, jaringan utilitas dan sistem sirkulasinya harus dipertimbangkan. h. Kekukuhan struktur, dengan melihat kondisi geografis daerah dan lokasinya. i. Kemampuan ekonomi dan alokasi anggaran biaya terkait pemilihan sistem struktur j. Visualisasi struktur, dengan tujuan mengekspose sistem struktur sebagai bagian dari konsep perancangan dan meningkatkan unsur estetika bangunan. 5. Pendekatan Ekonomi Perencanaan dan perancangan bangunan juga dapat dimulai dari sudut ekonomi bangunan, yaitu berdasarkan kemampuan finansial owners. Selain pertimbangan tersebut, pendekatan ekonomi lainnya berupa hal-hal yang bersifat entangible, yakni yang berkaitan dengan faktor berikut : a. Ekonomis tapak lokasi dan lahan b. Penampilan bangunan dan proses konstruksi c. Kemudahan operasional d. Pemasaran dan penjualan e. Aspek pemasaran dan penjualan 6. Pendekatan Budaya Arsitektur merupakan bagian dari kebudayaan kesenian dalam bidang seni bangunan, tetapi dalam aplikasinya tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur kebudayaan lainnya. Cerminan ekspresi budaya kearsitekturan dapat dianalogikan seperti teori hirarki kebudayaan manusia (Maslow Triangles), dimana eksistensi manusia paling mendasar dan pokok terdiri dari :

a) Kebutuhan fisiologis, dimana arsitektur mengakomodir kebutuhan manusia akan wadah beraktifitas b) Rasa aman, dari segala ancaman alam maupun makhluk hidup lainnya c) Kebutuhan Sosial untuk dapat berinteraksi dengan manusia lain d) Harga diri, kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi keberadaannya diantara lingkungannya. e) Aktualisasi diri, dimana segala atribut dan pernak- pernik yang melekat pada individu dapat menghasilkan penilaian tertentu dari masyarakat terhadap individu itu sendiri. 2. Konsep peruntukan (zoneplan) Zoneplan adalah peruntukan daerah perletakan dari program ruang dan fungsi yang ditempatkan arsitek pada suatu tapak, bangunan, maupun kawasan. Peruntukan ini merupakan kombinasi antara penzoningan sintesis nonfisik (diagram matriks) dengan sintesis fisik tapak. Dalam menempatkan ruang sesuai dengan persyaratan dan zoning nya, arsitek harus sudah mulai mengembangkan kreativitasnya yang diiringi dengan pemikiran secara komprehensif. Secara garis besar zoneplan dibagi menjadi dua bagian, yakni : a. Zoneplan Horisontal Merupakan penentuan peruntukan ruang dan kegiatan dari fungsi pada permukaan tapak secara mendatar. Masalah yang timbul terkait penetuan konsep zoneplan horisontal sudah dapat terdeteksi dalam tahap penentuan sintesis fisik. Gambar 4. 4 Contoh konsep zoneplan horizontal b. Zoneplan Vertikal

Merupakan peruntukan dan penempatan program ruang disetiap lantai dalam bangunan. Pertimbangan- pertimbangan didapatkan dari hasil sintesis nonfisik hubungan ruang (diagram gelembung dan diagram matriks). Sebelum menentukan letak program ruang tetapkan dahulu hirarki sifat kegiatannya disetiap lantai. Gambar 4. 5 Contoh konsep zoneplan vertical 3. Konsep tata ruang luar Ruang luar merupakan sisa dari luas tapak dikurangi luas dasar bangunan. Dengan demikian luasan ruang luar tersebut tergantung dari besaran prosentase koefisien dasar bangunan (KDB). Secara garis besar tata ruang luar dibagi menjadi dua jenis, yakni : a. Ruang Luar Aktif Merupakan sisa tapak yang diolah menjadi taman yang masyarakat penggunanya dapat ikut aktif memanfaatkannya. Gambar 4. 6 Ruang luar aktif b. Ruang Luar Pasif Merupakan sisa tapak yang diolah menjadi taman akan tapi masyarakat pemakai tidak ikut aktif didalamnya.

Gambar 4. 7 Ruang luar pasif Konsep sirkulasi 1. Sirkulasi Dalam Tapak Setelah ditetapkannya zoneplan dalam tapak maka tahap berikutnya adalah merancang jalan penghubung antar peruntukan tersebut. Hal ini dinamakan sirkulasi dalam tapak. Berdasarkan tipe penggunanya maka sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi tiga jenis, yakni : a. Sirkulasi Manusia Merupakan pergerakan yang dilakukan manusia sebagai pengguna dan pemakai utama bangunan. Sirkulasi ini dapat berbentuk sederhana hingga kompleks dan rumit. b. Sirkulasi Kendaraan Merupakan pergerakan kendaraan yang dipakai pengguna dan pemakai bangunan. Dalam perancangan sirkulasi kendaraan, perlu disesuaikan dengan standar dan dimensi kendaraan, jalan dan parkir dengan fungsi tipologi bangunannya. Jenis kendaraan memiliki dimensi yang berbeda yang berdampak juga pada perancangan area pergerakan (manuver) dari kendaraan itu sendiri. c. Sirkulasi Barang d. Pada fungsi-fungsi tertentu, sirkulasi didalam tapak justru didominasi oleh pergerakan benda dan barang, misalnya perencanaan dan perancangan pabrik, pelabuhan bongkar muat, atau komplek pergudangan. Pada bangunan umum seperti kantor, rumah sakit atau hotel sirkulasi barang sebaiknya memiliki jalur tersendiri agar kesan yang ditimbulkan tidak merusak pandangan dari pengunjung lainnya.

Gambar 4. 8 Contoh konsep sirkulasi tapak 2. Sirkulasi dalam Bangunan Untuk memperlancar pergerakan manusia didalam bangunan maka diperlukan penentuan dan letak sirkulasi yang tepat dengan fasilitas dan sarana penunjangnya. Penentuan dimensi atau lebar sirkulasi pergerakan manusia didalam bangunan disesuaikan dengan frekuensi atau kepadatan hubungan ruang yang telah didapat dari sintesis nonfisik yang berupa diagram gelembung. Sirkulasi hubungan ruang tersebut berjenjang sesuai dengan hirarki ruang dan bangunan. Semakin privat sifat ruangnya maka semakin kecil lebar koridornya. Sirkulasi yang terjadi pada masa bangunan tunggal tidak jauh berbeda dengan bangunan majemuk. Arah, dimensi dan bentuk sirkulasi tergantung pada topik dan tema perancangan yang telah ditentukan oleh arsitek sejak awal proses. Berdasarkan arahnya maka sirkulasi dalam bangunan terbagi menjadi dua tipe, yakni : a) Sirkulasi Horisontal, berupa selasar, koridor b) Sirkulasi Vertikal, berupa tangga, eskalator dan elevator. Konsep orientasi bangunan Konsep ini merupakan sikap arah menghadap bangunan yang ditunjukkan oleh kegiatan- kegiatan didalamnya. Dari jenis dan sifat kegiatannya ada bangunan yang bersifat tertutup

dan terbuka. Begitupula pola kegiatannya, ada bangunan yang menghadap arah pandangan ke dalam, seperti museum, mall dan perpustakaan. Namun ada juga yang membutuhkan pandangan keluar, seperti hotel dan revolving restaurant. 1. Orientasi ke luar Merupakan sikap arah menghadap bangunan yang menunjukkan kesan terbuka dan menerima (welcome) terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitar tapak. Gambar 4. 9 Revolving restaurant, contoh orientasi keluar 2. Orientasi ke dalam Orientasi ini merupakan sikap arah pandang yang ditunjukkan bangunan bahwa kegiatan- kegiatan yang terjadi didalamnya tidak membutuhkan view atau pandangan ke luar. Kegiatan-kegiatannya cenderung mengarah kepada obyek-obyek didalam bangunan itu sendiri, sehingga ekspresi bangunannya cenderung tertutup. Gambar 4. 10 Museum Gugenheim, contoh orientasi ke dalam Konsep titik tangkap bangunan Titik tangkap merupakan daerah pada bangunan yang menajdi pusat perhatian pengunjung dari luar lokasi. Letaknya disesuaikan dengan daerah titik tangkap yang didapatkan dari hasil sintesis fisik fisik tapak. Ada beberapa hal yang menjadi kunci saat menentukan arah dan letak titik tangkap yang tepat, yakni a. Analisis view dan pencapaian b. Analisis potensi tapak dan kondisi topografi

c. Pada daerah yang telah ditentukan sebagai daerah titik tangkap sangat tepat untuk meletakkan logo, tower, indentitas ataupun ciri-ciri khas dari bangunan. Gambar 4. 11 Penerapan titik tangkap pada elemen bangunan Konsep as bangunan dan kawasan Sebagai bangunan disini diartikan sebagai poros arah, baik membujur, melintang atau menyudut dari rencana bangunan. As bangunan didapat dari hasi pertimbangan beberapa analisis, yakni : 1. Analisis potensi tapak 2. Arah pandang dari bangunan 3. Analisis Klimatologi 4. Analisis topografi tapak Gambar 4. 12 As bangunan yang menyesuaikan bentuk tapak yang memanjang Konsep dimensi bangunan Pengertian dimensi bangunan dalam arti fisik adalah besaran ketebalan dan tinggi bangunan. Dalam memperoleh konsep dimensi yang tepat, maka harus didasarkan pemahaman dan pertimbangan hal-hal berikut : 1. Hasil analisis Perda, terkait Luas Dasar Bangunan (LDB) dan Luas Total Bangunan (LTB) 2. Dimensi dan As bangunan

3. Teknologi bangunan, khususnya yang terkait sintesis struktur dan faktor fisika bangunan (pencahayaan, akustik bangunan) 4. Zoneplan dan tipologi bangunan Gambar 4. 13 konsep dimensi dan ketinggian lantai Konsep bentuk massa bangunan Setelah proses-proses pengkonsepan dilakukan dengan penghayatan, maka seorang arsitek akan memasuki tahapan dalam usaha mendapatkan bentuk massa bangunan yang diinginkan. Semua hasil sentesis dan konsep diramu dan dirangkai menjadi satu perpaduan yang menghasilkan bentuk massa bangunan dalam bentuk sketsa-sketsa imajiner. Bentuk bangunan pada tahap ini sudah mulai spesifik karena sudah memunculkan image, cirri atau gaya khas dari arsitek itu sendiri. Gambar 4. 14 konsep transformasi bentuk massa bangunan

Konsep struktur dan konstruksi bangunan Pada tahap ini, akan diputuskan system struktur yang mana yang akan dipakai dalam bangunan. Ide dan konsep struktur yang diambil bersumber dari prinsip fungsi dan dimensi bentuk bangunan yang dipadukan dengan estetika bangunan. Dalam proyek nyata, penetapan system struktur yang tepat dan akurat sebaiknya dikonsultasikan dengan pihak kontraktor. Umumnya jenis struktur bangunan dibedakan berdasarkan: 1. Ketinggian bangunan, terdiri dari - Bangunan bertingkat rendah (1-3 lantai) - Bangunan Walk Up (4-8 lantai) - Bangunan bertingkat tinggi (9-40 lantai) - Bangunan pencakar langit (>40 lantai) 2. Bangunan Bentang Lebar Dengan melihat bentuk dan jenis lebar bentangan yang ditentukan arsitek, maka akan diketahui pula material yang digunakan pada jenis struktur bentang lebar tersebut, dimana secara garis besar pilihan struktur terdiri dari : - Struktur beton - Struktur besi baja - Struktur kayu Gambar 4. 15 Struktur rangka baja

Gambar 4. 16 Struktur rangka kayu Konsep utilitas bangunan Penggunaan utilitas bangunan meliputi jaringan instalasi air, jaringan listrik, pengudaraan ruang, jaringan komunikasi dan system suara, sistem pemadam kebakaran, pembuangan Limbah, penangkal petir, sistem keamanan, dan sistem sirkulasi vertikal. 1. Jaringan Instalasi Air Merupakan sistem jaringan pemipaan yang mengalirkan dan memindahkan air dari suatu tempat ke tempat lain. Jaringan ini dibedakan atas jaringan pemipaan untuk air bersih, air kotor, air jaringan kebakaran dan air hujan. Gambar 4. 17 Illustrasi sistem utilitas jaringan air bersih pada bangunan bertingkat 2. Jaringan Listrik Sumber listrik umumnya berasal dari PLN maupun generator pada bangunan itu sendiri. Jaringan listrik sendiri tidak hanya meliputi unsur pencahayaan pada bangunan, tapi juga

meliputi operasional utilitas bangunan, dari lift dan eskalator, mesin pengolah limbah, sistem keamanan dan hal-hal lain yang memerlukan pasokan energi listrik. Dalam konteks konsep jaringan listrik, seorang arsitek harus mampu memastikan sumber dan kapasitas listrik sesuai dengan bangunan yang direncanakan, begitu juga dengan skema distribusi jaringan listrik hingga pemanfaatan alternatif-alternatif sumber energi listrik dalam perancangannya. Gambar 4. 18 Rencana peletakan titik lampu 3. Jaringan Pengudaraan Ruangan Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau bangunan – bangunan bertingkat, khususnya di daerah beriklim tropis dengan udara yang panas dan tingkat kelembaban tinggi, diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar baik udara segar dari alam dan aliran udaran buatan. Cara memperoleh udara segar dari alam adalah dengan cara memberikan bukaan pada daerah yang diinginkan dan memberikan ventilasi yang sifatnya menyilang. Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih dari 5 km/jam dengan suhu/ temperatur kurang dari 30°C dan banyak mengandung O2. Gambar 4. 19 Illustrasi penghawaan udara dalam ruangan

Daerah di Indonesia kebanyakan kurang memberikan kenyamanan karena udaranya panas (23 -34°C), udaranya kotor (berdebu, berasap) dan angin tidak menentu, khususnya pada bangunan tinggi, angin mempunyai kecepatan tinggi. Karena keadaan alam yang demikian, maka diperlukan suatu cara untuk mendapatkan kenyamanan dengan menggunakan alat penyegaran udara (air condition). Gambar 4. 20 Skema jaringan penghawaan buatan (AC) 4. Jaringan Pemadam Kebakaran Instalasi pemadam kebakaran merupakan salah satu sarana utilitas yang cukup penting dalam suatu bangunan, sehingga memerlukan perencanaan yang tepat dan teliti dalam pengadaannya. Yang termasuk dalam peralatan jaringan pemadam kebakaran ini adalah: - Jaringan air semprot (sprinkler) - Jaringan Hydrant - Jaringan Halon Gas

Gambar 4. 21 Skema jaringan air semprot (sprinkler) Gambar 4. 22 Skema jaringan hydrant 5. Jaringan Pembuangan Limbah Pada bangunan-bangunan bertingkat tinggi, kegiatan para pemakainya akan menghasilkan limbah dalam jumlah yang cukup besar volumenya. Permasalah ini dapat diantisipasi dengan menyediakan lubang-lubang pembuangan limbah yang terletak pada core bangunan, termasuk didalamnya pemipaan air kotor. Sedangkan limbah yang berasal dari hasil kegiatan kawasan juga harus mendapat perhatian arsitek. Perencanaan area penampungan limbah sementara harus disertakan dalam perancangan bangunan secara keseluruhan.

TUGAS 4 PENUGASAN-04 MATAKULIAH : STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (SPA) 5 Salam sejahtera kepada seluruh mahasiswa peserta Matakuliah SPA-5. SOAL : Apa yang dimaksud dengan “Fungsi” , “Ruang”, “Bentuk” dan “ Ekspresi” dalam perancangan arsitektur ? dan bagaimana hubungan antar relasinya, jelaskan dan uraikan, dapat ditambahkan gambar-gambar sketsa penjelas. Keterangan : a. Soal dikerjakan secara individual. b. Diketik rapi dalam format kuarto, tuliskan: nama/nim/rombel. c. Dikumpulkan via Elena paling lambat minggu depan pada jam kuliah. Selamat Mengerjakan. Tim Dosen MK-SPA 5

Penutup


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook