Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MODUL INSTALASI TENAGA LISTRIK KLS XI TITL SMT.4

MODUL INSTALASI TENAGA LISTRIK KLS XI TITL SMT.4

Published by hudayah dayah, 2020-01-30 20:17:05

Description: MODUL INSTALASI TENAGA LISTRIK KLS XI TITL SMT.4

Search

Read the Text Version

BAB I MATERI MEMASANG PENANGKAP/PENANGKAL PETIR A. Latar Belakang Kebutuhan pengamanan untuk setiap bangunan dan isinya merupakan faktor utama yang diperlukan oleh manusia, mereka berusaha mencari upaya lain untuk melindungi tempat tinggalnya dari bahaya listrik, baik listrik yang diciptakan manusia (misalnya : sumber tenaga listrik dari air, gas, uap, bio energi, nuklir dll.) maupun listrik yan tercipta karena faktor alam (Misalnya; Aliran listrik liar yang disebabkan terjadinya sambaran petir). Arus liar semacam itu sangat berbahaya bagi konstruksi bangunan maupun manusia, karena dapat mengakibatkan kerusakan terhadap bangunan atau mengakibatkan luka serius bagi manusis bahkan dapat menyebabkan kematian jika arus-arus yang tidak terkendali/dinetralkan tersebut tersentuh atau mengenai bagian tubuh manusia. B. Tujuan Adapun tujuan memasang pembumian instalasi penangkap/penangkal petir. 1. Melindungi bangunan dari sambaran arus petir. 2. Melindungi manusia dari tegangan dan arus petir yang membahayakan. 3. Melindung sistem/peralatan dari arus lingkar gangguan serta akibatnya dan menyalurkan arus petir ke bumi. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup memasang penangkap/penangkal petir ini meliputi pemasangan : Logam penangkap, penghantar/saluran dan sistem pembumian, untuk semua jenis konstruksi bangunan terutama bangunan yang lebih tinggi daripada bangunan sekitarnya juga bangunan yang banyak digukanan untuk kegiatan manusia, misalnya; Pasar, gedung pertemuan, gedung pertunjukkan, asrama, perkantoran, gedung sekolah, dll, juga cara merawat instalasi Penangkal Petir.

D. Pengertian Istilah 1. Penangkal / Penangkap Petir Adalah Suatu system instalasi yang dipasang pada suatu bangunan untuk mengamankan bangunan dari kemungkinan tersambar oleh arus listrik yang diakibatkan oleh petir. 2. PUIL Adalah buku Petunjuk Umum yang diterbitkan oleh LIPI ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ) berisi tentang Petunjuk Umum Instalasi Listrik, yang memuat segala peraturan yang berhubungan dengan pemasangan dan atau pemakaian Tenaga Listrik di wilayah Negara Republik Indonesi 3. Earth Tester Adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mengukur besaran Tahanan Bumi untuk keperluan instalasi penangkap petir 4. R o d / Electrode bumi Adalah suatu alat/aparat listrik yangharus dipancangkan/dipasakkan ke dalam bumi sebagai pelengkap instalasi pembumian dan atau alat ukur pembumian, alat ini digunakan sebagai pusat titik netral kelistrikan, juga sebagai titik-titik pembanding untuk hasil ukur pada waktu pengukuran dengan earth tester. 5. Sela batang ( Logam penangkap arus petir ) Adalah penangkap arus petir yang terbuat dari logam dengan ujung runcing dibagian atasnya. Peralatan ini harus dipasang pada bagian tertinggi dari bangunan yang akan dilindungi dari sambaran arus petir. 6. Klem Penyangga Adalah perlengkapan instalasi penangkal petir yang berguna untuk menyangga penghantar saluran petir, agar penghantar tersebut tidak menempel pada bangunan dimana instalasi penangkal petir dipasang dengan maksud supaya

arus petir yang demikian tingginya, tidak mengenai bangunan tetapi langsung disalurkan ke elektrode bumi ( arde ). 8. Megger (Mega Ohm Meter) Mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik, merupakan hal yang penting untuk menentukan apakah peralatan tersebut dapat dioperasikan dengan aman. E. Diagram Alir Unjuk Kerja Pencapaian Kompetensi MEPERSIAPKAN MEMBACA GAMBAR MEMASANG MEMERIKSA DAN GAMBAR , PERALATAN MENGUKUR DAN PEMERIKSAAN PENANGKAL PETIR TAHANAN MATERIAL DAN MATERIAL DAN PEMBUMIAN PERALATAN PERALATAN KERJA MENGUKUR DAN MULAI MEMBERIKAN LAPORAN DAN MENGIDENTIFIKASI SELESAI BERITA ACARA PENYIMPANGAN DAN TEGANGAN COBA ALTERNATIF PEMECAHANNYA = PREPARATION = TRANSPORTATION = MANUAL OPERATION = DECISION

F. Materi Memasang Penangkap/Penangkal Petir 1. Mempersiapkan Pekerjaan Pengetahuan yang Diperlukan dalam Mempersiapkan Pekerjaan, meliputi: a. Membaca gambar penangkal petir. Gambar teknik adalah cerminan dari sesuatu yang akan dipraktikkan, maka gambar haruslah sempurna,baik bentuk, dimensi ( ukuran ), spesifikasi, cara kerjanya dan lain sebagainya. Dalam teknik listrik, pada dasarnya ada 2 (dua) cara menggambar instalasi yang harus dikerjakan oleh pemasang instalasi, yaitu : 1) Skema Instalasi : adalah gambar teknik listrik yang digambar hanya dengan satugaris saja, sedangkan pengguna/beban instalasi digambarkan dengan symbol-simbol kelistrikan 2) Wiring diagram ( Diagram pengawatan ) : adalah gambar teknik listrik yang digambar persis/serupa dengan pelaksanaan pemasangannya. Peralatan listrikyang dibebankan digambar dengan symbol dan keterangannya. Pemasangan Instalasi Penangkap / Penangkal Petir. Berdasarkan sistem pemasangan instalasi penangkap / penangkal petir dibagi menjadi dua golongan yaitu: 1) Sistem Pemasangan penangkap /petir sistem tunggal 2) Sistem Pemasangan penangkap /petir sistem rangkap / banyak A 6 Penangkap 00 petir Penghantar klem CD B

Gambar 1.Sistim penangkal petir tunggal Penghantar Penangkap petir klem b.GaAmlabtakr e2r:jaS,ismtimatepreinaalndgaknal aPleattirbRaanntgukappek/ ebrajnayaank Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan Penangkal Petiradalah : 1) Kunci-kunci a) Kunci Pas dan Kunci Ring b) Kunci Sock c) Kunci Inggris (adjustable wrenches) 2) Tang (Pliers) a) Tang Kombinasi /tang standar b) Tang Slip Joint c) Tang Gunting / Potong (Diagonal Cutting Pliers) d) Tang Sirklip /Mulut Buaya (Circlip Pliers) 3) Gergaji( Hacksaw ) 4) Obeng(Screwdrivers) a) Obeng Minus (Obeng Standar) b) Obeng Plus (Obeng Phillips) 5) Palu( hammer ) 6) Tangga 7) Alat/peralatan Listrik

a) Mesin Bor Tangan ( Portable Drill ) 8) Alat Ukur Listrik a) Multimeter/ AVO meter Meter Analog dan digital b) Megger (Mega Ohm Meter) Megger digunakan untuk mengukur besaran besarnya tahanan isolasi peralatan listrik. Megger c) Earth Tester Earth Tester adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mengukur besaran Tahanan Bumi untuk keperluan instalasi penangkap petir Kuning Merah Hijau Earth Tester EPC Earth Tester Elektroda bumi 5 - 10 m 5 - 10 m Bahan/material Untuk Pemasangan Penangkal Petir

Bahan/material yang digunakan dalam pemasangan penangkal petir sistem tunggal maupun untuk sistem rangkap, adalah : 1) Logam penangkap/Sela Batang . Logam Penangkap Petir dapat terbuat dari bahan yang tidak dapat melengkung atau terbakar jika tersambar oleh arus petir. Umumnya alat penangkal petir ini terbuat dari tembaga atau baja atau semacamnya. Logam penangkap petir harus dibuat meruncing pada bagian atasnya, supaya jika sewaktu-waktu tersambar oleh arus petir, loncatan corona( bunga api ) yang terjadi tidak menyebar kemana-mana, tetapi dengan meruncing pada bagian atasnya, loncatan bunga api diusahakan bunga api itu akan dibuang/dinetralkan ke udara. Logam Logam penangkap Bagian atas penangkap petir dibuat runcing dengan ujung runcing 2) Saluran atau penghantar arus petir Saluran untuk mengalirkan arus petir biasanya menggunakan penghantar jenis tembaga bulat (rounded conductor) dengan luas penampang minimal 25 mm2 atau penghantar jenis plat. Saluran atau penghantar arus petir

3) Ketentuan Sambungan penghantar untuk Instalasi Penangkal Petir. Jika perlu ada sambungan misalnya; karena batas panjang penghantar dari produksinya dan lain-lain, maka sambungan itu harus menggunakan sambungan sekrup atau selongsong sambungan. Sambungan sekrup untuk penghantar flat sistem ( penghantar plat ) Sistim Sambungan Sambungan selongsong untuk penghantar rounded sistem ( penghantar bulat ) 4) Klem Penyangga penghantar Pemasangan penghantar pada dinding-dinding maupun di atas atap digunakan klem-klem yang ditinggikan. Jarak antara klem dengan klem sejauh-jauhnya 1 (satu) meter. Kawat penghantar harus ditarik cukup kencang. Tinggi klem harus dibuat sama agar pemasangan terlihat rapih. Belokan-belokan penghantar harus dijaga jangan sampai terjadi retak- retak (belokan jangan terlalu tajam). Klem penyangga Klem penyangga dari besi

Klem penyangga dari plat c. Prosedur dan Cara Memeriksa Alat Kerja, Material dan Alat Bantu Langkah-langkah pemeriksaan alat kerja, material dan alat bantu K3 : 1) Memeriksa seluruh perkakas tangan apakah masih dalam keadaan utuh dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Adapun kegiatan pemeriksaan dan pemeliharaan, adalah meliputi : a) Memeriksa Peralatan dan perlengkapan secara teratur berdasarkan ketentuan pabrik,untuk memastikan kondisi kerja yang aman. b) Memberi tanda pada alat dan perlengkapan yang rusak/aus dan memisahkan dari tempat kerja untuk diperbaiki atau diganti serta dilaporkan. c) Merawat dan memelihara peralatan/perlengkapan sesuai jadwal pabrik untuk memastikan operasi yang aman dan benar dalam batasan tanggung jawab. d) Menyimpan Peralatan dan perlengkapan ditempat yang ditetapkan dan di administrasi kan sesuai dengan prosedur yang berlaku. 2) Memeriksa alat ukur yang akan digunakan apakah : a) Sumber tenaga ( battery ) masih dalam keadaan normal, b) Fuse / sikring pengaman masih dapat berfungsi sebagaimana mestinya c) Selektor switch pada posisi yang tepat, d) Jarum penunjuk ukuran masih dalam keadaan lurus e) Tas/chasing alat ukur tersebut masih ada dan berfungsi 3) Memeriksa Peralatan Kerja K3 dan alat bantu Menyiapkan alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai persyaratan spesifikasi peralatan, juga memastikan apakah

kondisi alat kerja, material, K3 dan alat bantu tersebut dalam kondisi berfungsi dengan baik dan aman.Periksa seluruh alat bantu K3 apakah : a) Sabuk pengaman (safety belt) dalam keadaan siap dan aman digunakan b) Alat bantu naik / tangga masih dalam keadaan siap pakai c) Kacamata pelindung ( safety google ) alat bantu untuk membobok tembokdalam keadaan siap. d) Alat/perkakas tangandiperiksa dan diuji dengan pengamatan fisik dan/atau uji coba fungsi. Apabila peralatan-peralatan yang tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dan/atau alat yang digunakan untuk pekerjaan kelistrikan sudah tidak ada isolasinya lagi, maka peralatan tersebut jangan digunakan/dipakai lagi, ditukar atau diganti dengan alat yang sama dan masih berfungsi. e) Material untuk pemasangan penangkal/penangkap petir diperiksa dan diujisecara fisik, apakah ada cacat atau tidak, sehingga nantinya apabila materialtersebut sudah dipasang, tidak perlu ada perbaikan atau penggantian lagi. Keterampilan yang harus dilakukan dalam Mempersiapkan pekerjaan adalah : 1) Mampu menyiapkan gambar pemasangan penagkal petir (shop drawing) sesuai standar konstruiksi. 2) Menyiapkan alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai persyaratan 3) Memeriksa Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan untuk memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman Sikap kerja yang harus dilakukan dalam Mempersiapkan pekerjaan adalah: a. Harus bertindak cermat b. Harus bertindak teliti c. Harus bertindak taat asas

2. Memasang Penangkal/Penangkap Petir Pengetahuan yang diperlukan dalam Memasang penangkal/penangkap petir, adalah : a. Peraturan dan prosedur K3 selama pekerjaan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (3) tidak hanya ditujukan kepada orang yang melakukan pekerjaan saja, akan tetapi juga ditujukan untuk keamanan peralatan kerja serta lingkungan kerja. Tujuan K3 adalah untuk : 1) Mencegah dan mengurangi kecelakaan. 2) Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban. 3) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proseskerjanya. Penyebab Kecelakaan Kerja Kecelakaan yang timbul sewaktu melakukan aktifitas dibengkel atau dimana saja pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1) Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang salah / tidak aman, seperti, tidak menggunakan helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan lainsebagainya. Macam-macam Alat Pelindung Diri (APD) untuk K3 2) Lingkungan kerja yang tidak aman dalam melakukan aktifitas seperti tempat kerja berantakan atau tidak teratur dengan baik, menempatkan peralatan yang tidak teratur, tempat kerja yang tidak bersih (oli berserakan) dan sebagainya.

Lingkungan/ bengkel kerja listrik yang tidak aman 1) TindakanPencegahan Kecelakaan Kerja Sebelum melakukan aktifitas di bengkel lingkungan kerja harus betul- betul aman dari gangguan, baik secara langsung maupun tak langsung terhadap aktifitas yang dilakukan. Apakah terhadap sipekerja maupun pada benda kerja. Sikap dan Lingkungan kerja/ bengkel listrik yang aman dan baik untuk bekerja Usaha pencegahan terhadap bahaya listrik antara lain : Bekerja tidak menggunakan alat keselamatan kerja

1) Melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan tidak bertegangan. 2) Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan peralatan kerja yang berisolasi. 3) Dilarang menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengelupas. 4) Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral sistem listrik disumbernya harus dibumikan. 5) Menggunakan alat pelindung (sarung tangan karet elektrik dan sepatu). 6) Memasang tanda adanya pekerjaan yang berbahaya. 7) Bekerja pada instalasi listrik dalam keadaan sehat ( tidak mengantuk, tidak mabuk ) 8) Hindari bercanda sewaktu bekerja. 9) Lakukan perawatan peralatan dan perkakas secara berkala ( teratur ). b. Memasang Grounding, Sela Batang, Penghantar dan Klem Penyangga 1) Bahan-bahan untuk grounding (Pembumian) Grounding atau pembumian biasa dibuat dengan berbagai bentuk: a) Berbentuk pasak / tegak lurus, yakni batang logam yang dipasang tegak lurus masuk ketanah b) Berbentuk mendatar yakni batang logam yang ditanam mendatar dengan kedalaman tertentu bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin dan cakar ayam. c) Berbentuk plat lempeng. Yakni plat logam berbentuk lempengan ditanam tegak lurus didalam tanah dan dihubungkan dengan kabel telanjang (BC) sampai di permukaan tanah, 2) Sistem dan tujuan pembumian Pembumian (Pembumian peralatan) adalah pembumian bagian peralatan yang pada kondisi kerja normal tidak dilalui arus. Hal ini dilakukan agar melindungi anggota tubuh manusia atau bangunan dari

sengatan arus listrik/arus petir, sewaktu terjadi hubung singkat antara penghantar bertegangan dengan badan peralatan yang seharusnya bebas dari aliran arus listrik/arus petir. a) Tujuan Pembumian:Melindungi bangunan, sistem/peralatan dari arus lingkargangguan atau arus petir. b) Fungsi pembumian : Memperoleh impedansi rendah arus petir ke bumi,impedansiyang besar pada rangkaian pembumian dapat menimbulkan busur listrik pemanas yang besarnya mudah terbakar ketika terjadi gangguan hubung pendek ke bumi. c) Prinsip Pembumian :Untuk mencegah arus petir yang berbahaya, maka bangunan tersebut harus dihubungkan ke tanah melalui impedansi yang rendah.Impedansi pembumian itu harus sedemikian kecilnya sehingga tegangan l.Z yang timbul pada kerangka peralatan harus cukup kecil dan tidak berbahaya. 3) Syarat- syarat umum pembumian : Bagian logam dari instalasi listrik seperti misalnya kotak-kotak penghubung dan semacamnya, rangka-rangka dari baterei lemari, rangka-rangka mesin listrik dsb, harus dihubungkan ke bumi dengan baik, agar dalam semua keadaan, tidak mendatangkan bahaya. Supaya didapatkan hubungan bumi yang baik maka didalam tanah harus dipasang elektrode. Sebagai eletrode bumi untuk keperluan tersebut dapat digunakan : a) Elektrode batang ialah elektrode dari pipa besi, baja profil, atau batang logam lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah. b) Elektrode pelat ialah elektode dari bahan logam utuh atau berlubang. Pada umumnya elektode pelat ditanam secara dalam. c) Bila persyaratan dipenuhi, jaringan pipa air minum dari logam dan selubung logam kabel yang tidak di isolasi yang langsung ditanam dalam tanah, besi tulang beton atau kontruksi baja bawah tanah lainnya boleh dipakai sebagai elektrode bumi.

Tabel 1 Resistansi jenis tanah dan resistansi pembumian Nilai resistans jenis tanah sangat berbeda – beda bergantung pada jenis tanah seperti ditunjukan CATATAN Nilai resistansi jenis dalam tabel 3.18-1 adalah nilai tipikal Resistans Pembumian Rt Tabel 2. Menunjukan nilai rata-rata resistans pembumian untuk electrode bumi (lihat tabel 320-2 dalam PUIL 1987) Contoh : Resistans pembumian suatu electrode bumi sebesar 5 ohm, maka menurut table 1 dan 2 untuk tanah liat atau ladang dengan resistan jenis tanah liat atau tanah lading dengan rt = 100 ohm/m,Diperlukan sesuatu electrode pita dengan panjang 50m atau 4-elektrode batang, masing- masing panjangnya 5m, yang disusun dalam lingkaran dengan diameter 15 m. Untuk pasir basah dengan rt=200 ohm maka terdapat resistans pembumian sama dengan 6 ohm dan panjang pita pembumian 100m 4) Pengukuran Resistansi Pembumian a) Pengukuran resistansi tanah RE ( Resitance Earth ) secara langsung sebenarnya tidak mungkin dikerjakan, karena resistor tanah tidak mempunyai dua ujung pada mana dapat dipasangkan alat ukur.

b) Untuk menyambungkan alat ukur, haruslah dibuat sambungan tanah pembantu.Dengan demikian terdapatlah dua resistansi tanah yang tersambung seri, yaitu antara resistansi tanah asli dan resistansi tanah pembantu. c) Untuk mengukur resistansi tanah asli secara praktis bisa digunakan alat ukurEarth tester atau alat ukur Megger yang di fasilitasidengan fungsi pengukuran resistansi tanah, yang merujuk kepada teori yang dijelaskan pada gambar berikut ini; Penyebaran aliran arus A E IE listrik didalam tanah antara IE Y dua sambungan tanah 0V X V AB UZ VW E Beda potensial hanya A IE terdapat antara bola A EA V Y dengan tempat V(EA) dan antara bola B IE V dengantempat W (EB) X A B Z W EA V EB Pengukuran resistansi A E tanah EA V IE IE V Y X Z A B V W EA EB Bila elektroda Z digeser dari bola A menuju bola B maka saat elektroda Z terhubung dengan bola B, maka beda potensial

mencapai nilai maksimum. Nilai maksimum ini dirupakan oleh nilai potensial E dari batere. Kalau beda potensial antara tempat W dn bola B dinamakan EB. maka jelaslah bahwa :E = EA + EB ……. ( V ) Kalau potensial tanah EA dan EB dibagi oleh arus I, terdapatlah nilai resistansi tanah RA , danRB; resistansi inilah yang dinamakan resistansi dari tanah A dan resistansi dari tanah B. Jadi : RA = EA : I = Resistansi tanah A RB = EB : I = Resistansi tanah B Berhubung dengan hal diatas, nilai resistansi tanah yang diukur sebagai resistansi total antara dua sambungan tanah adalah : RX = RA + RB Ω. Kuning Merah Hijau pengukuran EPC Elektroda bumi resistansi Earth Tester 5 - 10 m 5 - 10 m tanahdengan menggunakan Earth Tester 5) Peraturan umum untuk pemasangan elektrode bumi. Elektrode bumi untuk penangkal petir harus ditanam sampai mencapai air di dalam tanah/bumi ( digenangi air pada musim dingin ). Sebagai elektrode bumi digunakan pelat tembaga yang tebalnya 1 ½ - 2 mm dan penampangnnya sekurang-kurangnnya 30 x 100 cm . Elektroda bumi ditanam didalam tanah berdiri tegak atau dapat pula dibuat berbentuk tabung. Seluruh permukaan elektroda harus dipertin agar lebih tahan terhadap karat. Sambungan dengan kawat penghantar

dianjurkan agar menggunakan sistem patri dan klem dengan bur baut, sehingga sambungan betul-betul cukup baik dan kuat.Kawat penghantar didalam bumi sampai 2 meter diatas tanah harus dilindungi dengan pipa.Besarnya tahanan bumi antara electrode dengan bumi harus sekecil-kecilnnya. Tahanan bumi dari 2 sampai 5 ohm termasuk hubungan bumi yang baik dan antara 5 sampai 12 ohm termasuk cukup. Diatas 12 ohm dianggap hubungan bumi yang kurang baik. Macam- 0,5 – 1,0 0,5 – 1,0 0,5 – 1,0 macam m m m bentuk 600 MELINGKAR elektrode RADIAL LURUS bumi / grounding a) BentukGrounding Rod Grounding dan earthing adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris bermakna tempat pelepasan muatan listrik ke bumi, karena bumi merupakan masa yang sangat besar sehingga mampu menerima muatan dan beban listrik seberapapun besar arus dan tegangannya. Petir rata-rata menghantarkan arus sekitar 300.000 Ampere dan energi sebesar 5 miliar Joule dengan tegangan mencapai 1 terrawatt (10 pangkat 12 W). Dengan tenaga sebesar itu, kita dapat menghidupkan lampu pada perumahan tipe 45 lebih dari 1 milyar unit. Jadi Grounding adalah sebuah perangkat instalasi yang berfungsi untuk melepaskan arus listrik kedalam bumi, keberadaan Grounding Penangkal Petir juga berfungsi sebagai pelepasan muatan arus petir ke bumi.

Secara teknis , bahwa setiap benda logam yang terbuka yang ditanam di tanah merupakan grounding, untuk arahnya bisa secara mendatar atau tegak lurus( menyesuaikan lokasi ) Single Ground Rod Radial Grounding , Single PLAT TEMBAGA t = 3 mm Radial BC 50 mm 2 BC 50 mm 2 Plate Ground Plate DI LAS TEMBAGA DI LAS BC 50 mm 2 TEMBAGA 1000 1000 PLAT TEMBAGA 1000 t = 3 mm Grounding atau pembumian dapat dibuat dengan berbagai bentuk: (1) Berbentuk pasak / tegak lurus, yakni batang logam yang dipasang tegak lurus masukketanah (2) Berbentuk mendatar yakni batang logam yang ditanam mendatar dengan kedalaman tertentu bisa mengelilingi bangunan membentuk cincin dan cakar ayam. (3) Berbentuk plat lempeng. Yakni plat logam berbentuk lempengan ditanam tegak lurus didalam tanah dan Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 35 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 dihubungkan dengan kabel telanjang (BC) sampai di permukaan tanah b) Pemasangan/penanaman serta pengukuran Grounding sistem Elektrode bumi adalah bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang membuat kontak langsung memberikan hubungan listrik dengan bumi. Oleh karena itu penanamannya dan pengukuran serta perlakuannya harus sedemikian rupa sehingga memenuhi segala persyaratan yang telah ditentukan. Langkah PenanamanGrounding Rod (1) Lakukan penggalian tanah ukuran 30 cm x 30 cm kedalaman 50 cm. Kemudian lakukan penancapan grounding rod ke tanah dengan menggunakan tangan. (2) Jika agak susah, buatkan bentuk lubang dimana grounding rod akan ditanamkan. (3) Tuangkanlah air kedalam lubang tersebut hingga penuh (4) Tancapkan grounding rod kedalam lubang dan tekan secara pelan- pelan hingga beberapa centimeter. (5) Angkat sedikit grounding rod, dan biarkan air turun kebawah. (6) Tekan kembali grounding rod hingga beberapa centimeter dari kedalaman awal. (7) Tuangkan kembali air kedalam lubang , lalu ulangi menekan grounding rod sepanjang tidak menemukan tanah keras atau tanah bebatuan, air akan membantu untuk menggeser lumpur Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 36 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 atau pasir di dalam tancapan hingga grounding rod tertancap habis. (8) Lakukan pekerjaan tersebut secara berulang hingga grounding rod tertanam sampai habis. (9) Jika langkah diatas masih mengalami kesulitan saat penancapan grounding rod bisa menggunakan alat bantu berupa palu martil 5 kg untuk memukul ujung atas grounding rod hingga tertancap semuanya. Gunakan tang pipa untuk menjepit grounding rod saat dilakukan penanaman dengan menggunakan palu. (10) Lakukan pengukuran resistansi pentanahan dengan earth tester, masukan hasil pengukuran ke tabel. 6) Instalasi Penangkal Petir Pekerjaan pemasangan instalasi penangkal/penangkap petirsampai dengan pemeriksaan dan perawatannya , meliputi kegiatan-kegiatan : Pemasangan/penanaman serta pengukuran grounding sistem dan pemasangan/instalasi penangkal/penangkap petir a) Diagram garis besar instalasi penangkap/penangkap petir Penangkal Petir Penghantar/saluran Grounding Sistem 1 23 Gambar Diagram Instalasi penangkal petir Keterangan gambar : (1) Sela Batang ( Logam Penangkal petir ) : Adalah bagian awal dari sistem yang berfungsi untuk menangkap arus petir, agar arus petir yang tidak diketahui besarannya dan sangat berbahaya itu, tidak mengenai bagian dari bangunan. Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 37 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 (2) Penghantar / saluran : Adalah bagian tengah dari sistem yang berfungsi untuk menyalurkan arus petir, agar dapat segera terbuang/di netralkan ke peralatan selanjutnya. Penghantar ini tidak diperbolehkan berhubungan langsung denganbagian bangunan, supaya arus petir tidak mengenai bagian bangunan, oleh karena itu penghantar ini harus ditopang oleh Klem Penyangga. (3) Grounding sistem : Adalah bagian akhir dari sistem yang berfungsi untuk menetralkan arus petir dari arester, disalurkan oleh penghantar dan dinetralkan ke bumi oleh alat terakhir ini, yang biasa disebut Grounding (Pembumian/arde ). b) Bagian yang dapat terlindungi, rangkaian dan carapemasangannya Bagian yang sering terkena sambaran petir pada umumnya adalah benda–benda yang letaknya cukup tinggi, maka bangunan atau semacamnya harus dilindungi oleh alat yang disebut penangkal atau penangkal petir. Perlindungan yang dimaksud disini ialah bahwa arus listrik yang ditimbulkan oleh petir tersebut harus segera disalurkan kebumi sehingga tidak mengenai bangunan tersebut. Berdasarkan sistim pemasangan instalasi penangkap / penangkal petir dibagi menjadi dua golongan yaitu: (1) Sistem Pemasangan penangkap /petir sistem tunggal (2) Sistem Pemasangan penangkap /petir sistem rangkap / banyak Pemasangan Penangkal Petir (1) Syarat –syarat Penangkal petir yang baik : (a) Petirharus dapat mengalir dengan baik melaluialatpenangkal petir menuju ke bumi Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 38 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 (b) Alat penangkal petir harus mempunyai daya hantar yangbaik. Macam bahan dan ukuran-ukurannya harus difikirkan baik-baik, agar arus listrik yang demikian tingginya dapat dihantarkan dengan mudah. (c) Penangkal petir harus dapat melindungi seluruh bagian dari bangunan yang dilindungi. Dengan lain perkatan, dari jurusan manapun datangnya petir harus dapat ditangkap olehnya dan jangan sampai terkena bagian dari bangunan itu sendiri. (d) Kontruksi pemasangannya harus demikian rupa yaitu selain merupakan penghantar arus yang baik, juga harus tahan lama. Penghantar – penghantar yang dipasang didalam bumi dan digenangi air harus diusahakan jangan sampai mudah/cepat rusak. (2) Rangkaian alat penangkal petir terdiri dari tiga bagian utama yaitu: (a) Alat penangkap yang dipasang dibagian-bagian tertinggi dari bangunan, alat ini terbuat dari batang logam yang ujung atasnya dibuat runcing. (b) Penghantar dari kawat yang dipilin dalam bentuk rounded (Bulat) atau pita/plat logam tembaga untuk menghantarkan arus listrik dari alat penangkap ke bumi. Penghantar tidak dibolehkan langsung mengenai bangunan, maka pemasangannya harus menggunakan klem penyangga. (c) Elektrode bumi yaitu logam yang ditanam didalam bumi untuk mendapatkan resistansi bumi yang sekecil-kecilnya. c) Pemasangan Instalasi sistem Penangkal Petir Peraturan Keselamatan Kerja Pemasangan Penangkal Petir. Peraturan keselamatan kerja dalam pemasangan penangkal petir, mengenai peralatan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian adalah : Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 39 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 (1) Bertindak berdasarkan sikap kerja yang telah digariskan. (2) Kuasai gambar / wiring diagram beserta spesifikasinya dengan benar. (3) Ikuti petunjukpemilihan dan persiapan alat, material dan alat bantu K3 yang telah ditentukan. (4) Ikuti petunjuk pemasangan yang telah ditentukan. (5) Kuasai penggunaan alat ukur sesuai dengan ketentuannya. Cara pemasangannya : (1) Logam Penangkap (Sela Batang) Bagian yang paling tinggi dari bangunan dipilih untuk pemasangan alat penangkap (sela batang). Pada bangunan- bangunan yang tinggi biasanya dipasang dua atau lebih alat panangkap. Puncaknya dibuat runcing untuk mencegah terjadinya loncatan bunga api. Sebetulnya sekalipun pada bangunan yang tinggi dapat dipasang hanya sebuah alat penangkap, tetapi alat penangkap demikian harus dibuat tinggi dan hal ini dianggap kurang praktis dan untuk rumah tinggal kurang disukai. Sebgai gantinya maka dipakai sistim banyak alat penangkap tetapi dibuat pendek-pendek (beberapa puluh cm). Ujung atas dari alat penangkap merupakan puncak tertinggi dari bangunan yang dilindungi. Daerah lingkaran di sekeliling alat penagkap yang dapat terlindungi ialah 4 X tinggi puncak penangkap diukur dari tanah. Dengan demikian maka hal ini merupakan suatu kerucut dengan jari-jari alasnya sama dengan 2 X tingginya. Bangunan yang dilindungi harus berada dalam ruang tersebut. Ini adalah sistim pemasangan alat penangkap yang terdiri dari satu buah saja. Sistem lain yaitu pemasangan alat penangkap dengan jumlah banyak tetapi pendek-pendek, adalah sebagai berikut : Tiap-tiap bagian rumah/bangunan yang menonjol dipasang alat penangkap. Selanjutnya ditarik kawat penghantar ke tiap-tiap alat penangkap tersebut terus ke Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 40 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 Grounding sistim/pembumian. Jadi bangunan tersebut dilingkari oleh jala-jala yang dihubungkan dengan bumi. Dengan demikian dari arah mana saja datangnya petir, maka petir tersebut akan ditangkap oleh alat-alat penangkap itu. Untuk bangunan dengan atap rata dianjurkan menggunakan sistem yang pertama. Bahan untuk penangkap sebaiknya digunakan bahan yang tidak mudah terkena/ anti karat. Tetapidapat pula digunakan batang-batang besi yang dipertin (dilapis timah patri) atau pipa gas yang dipertin dan ditutup lubang ujung atasnya. Sambungan antara alat penangkap dengan penghantar harus menggunakan sistim klem. Bahan untuk klem/selonsong/ sambungan sekrup itu sendiri harus dari bahan yang tahan terhadap karat. Dapat pula digunakan klem/selongsong dari besi tetapi harus dipertin terlebih dahulu. Alat penangkap dapat dihubungkan langsung dengan logam/corong penutupnya dan sambungannya dapat terlindung dari kemungkinan-kemungkinan cepatnya berkarat dan penghantar keluar dari pipa melalui lubangnya yang sengaja dibuat untuknya. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemasangan alat penangkap/arester diatas suatu puncak bangunan, bahwa alat penangkal petir haruslah berdiri tegak lurus dan kokoh. Selain dari tu harus diperhatikan pula bahwa bangunan jangan sampai terjadi bocor akibat pemasangan itu. (2) Penghantar Bahan penghantar yang menghubungkan alat penangkap dengan elektrode bumi digunakan kawat tembaga atau kabel tembaga, tetapi akan lebih baik lagi digunakan pita tembaga (2 X 25 mm). Yang paling banyak digunakan ialah kawat tembaga telanjang berukuran sekurang-kurangnya 35 mm2. Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 41 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 Dianjurkan agar memasang lebih dari satu penghantar dalam pemasanngan penangkal petir. Sedikitnya dipasang dua jurusan panghantar pada dua sisi bangunan. Jadi elektrode buminyapun harus dipasang sedikitnya dua buah juga. Untuk menghindari terjadinya loncatan elektron-elektron dari penghantar dari penghantar ke benda-benda logam yang berdekatan letaknya, maka benda-benda logam tersebut harus dihubungkan sekalian kepada penghantar tersebut. Usahakan agar penghantar tidak sampai disambung mati/utuh. Jika karena suatu hal terpaksa harus dibuat pula sambungan, maka sambungan tersebut harus betul-betul baik dan kuat. Untuk ini maka harus dibuat sambungan dengan mengggunakan selongsong/tabung penyambung dari tembaga yang dikuatkan dengan baut-baut kemudian sebaiknya di cor dengan timah patri. Diamater lubang dari selongsong harus betul-betul sesuai (pas) dengan diameter luar kawat penghantar (jangan terlalu longgar). Ada pula petunjuk yang membolehkan penyambungan tersebut dengan cara kedua ujung penghantar yang akan disambung dibelitkan satu sama lain kemudian di patri. Untuk ini dianjurkan pelajari pula peraturan setempat yang berlaku. Bilamana penghatar merupakan pita/penghantar plat, maka penyambungan dilakukan sebagai berikut : Kedua ujung penghantar ditumpangkan satu sama lain dan diantaranya diberi plat timah hitam kemudian dijepit (diklem) dengan mur- baut (sekrup). Pemasangan penghantar pada dinding- dinding maupun di atas atap digunakan klem-klem yang ditinggikan. Jarak antara klem dengan klem sejauh-jauhnya 1 (satu) meter. Kawat penghantar harus ditarik cukup kencang. Tinggi klem harus dibuat sama agar pemasangan terlihat rapih. Belokan-belokan penghantar harus dijaga jangan sampai terjadi retak-retak (belokan jangan terlalu tajam). Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 42 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 Rangkaian alat penangkal petir (1) Sistem penangkal petir tunggal A Penangkap petir 6 00 Penghantar klem CD B AB = ½ AC = ½ AD Tgα = BC / BD = 2 Sistem penangkal petir tunggal umum dan paling banyak dipasang pada bangunan yang tidak begitu besar dan/atau lebar, biasanya sistem ini menggunakan sebuah logam penangkap petir, sebuah saluran penghantar dan satu tempat pembumian. Logam penangkap (arrester) harus dipasang kira- kira ditengah-tengah bangunan tersebut dan pada bagian yang paling tinggi. Pemasangan arrester pada tempat yang paling tinggi tersebut dimaksudkan agar seluruh bangunan dapat terlidungi.Umumya arrester dipasang pada bubungan rumah/bangunan. Ketinggian dan panjang arrester yang dipasang, tidak ada ketentuan khusus, tetapi hanya ditentukan/diukur dari dasar bangunan. Ketentuanberapa panjang arrester yang harus dipasang adalah dengan perhitungan sebagai berikut : Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 43 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 jika puncak tertinggi dari logam penangkap itu ditarik garis bayangan dengan radius melingkar ±120o dan garis bayangan itu diperkirakan berada diatas ujung bangunan, maka dapatlah diukur berapa panjang logam penangkap/arrester yang harus dipasang. Dengan kata lain bahwa pengakap/penangkal petir tersebut dapat melindungi seluruh bangunan dengan radius 120o. Maka jika disebelahnya terdapat bangunan yang lebih rendah dan berada dalam radius 120o tersebut, bangunan yang bersangkutan cukup aman dari sambaran arus petir. (2) Sistem penangkal petir rangkap/banyak Penghantar Penangkap petir klem Semakin besar dan lebar bangunan yang harus dilindungi dari sambaran petir, tentu semakin panjang dan tinggi arester yang harus dipasang, hal ini dikarenakan untuk mendapatkan radius perlindungan yang 120o itu. Pemasangan arester yang demikian panjang tentu akan merusak keindahan eksterior bangunan tersebut dan kemungkinan besar konstruksi bangunannya tidak kuat menahan beban. Untuk menghindari hal itu, maka arester yang panjang tersebut dipotong menjadi beberapa bagian dan dipasangkan kembali dengan cara dijajarkan atau dibuat rangkap/banyak. Pemasangan penangkal petir sistem rangkap ini pada dasarnya sama dengan pemasangan penangkap petir sistem tunggal hanya Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 44 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 dibedakan pada jarak pemasangan aresternya. Pemasangan dan jarak arester satu sama lain harus diperhitungkan. Jika dengan satu buah arester dapat melindungi bangunan dengan radius 120o. maka dengan dibuat rangkap banyak, harus tetap melindungi bangunan dengan radius 120o juga. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memasang arrester dengan panjang dan dan jarak yang sedemikian rupa, sehingga perjumlahan dari masing-masing arester itu tetap meghasilkan radius 120o. (3) Pemasangan sistem penangkal petir bagian per bagian No PERLENGKAPAN JUMLAH SAT SPESIFIKASI 1 Grounding Rod 1 Buah Tembaga atau 2 Sela Batang / logam 1 Buah semacamnya 1 Buah Penangkap Secukupnya Standar 3 Penghantar / saluran 4 Klem Penyangga Pelat atau Rounded Ø 25 mm2 Baja atau semacamnya (a) Pemasangan logam Penangkap Petir GambarDetail potongan pemasangan logam penangkap petir Logam Penangkap Mur Pengencang Bubungan Rumah Genteng Kuda-kuda bangunan Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 45 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 Persyaratan utama pemasangan logam penangkap petir harus dibuat meruncing pada bagian atasnya supaya jika sewaktu-waktu tersambar oleh arus petir, loncatan elektron (Flash Over) / bunga api yang terjadi tidak menyebar kemana-mana, tetapi dengan meruncing pada bagian atasnya, maka sewaktu terjadi loncatan bunga api diusahakan bunga api itu akan dibuang/dinetralkan ke udara. Pemasangan logam penangkap petir pada tempat yang paling tinggi pada bangunan. Jika rumah/bangunan yang terbuat dari rangka kayu, maka logam penangkap harus terpasang menembus bubungan rumah/bangunan sekaligus menembus kaso penyangga dudukan reng untuk pemasangan genteng dan logam penangkap tersebut dikuatkan dengan mur atau semacamnya. (b) Pemasangan Saluran / Penghantar. Gambar pemasangan saluran/penghantar penangkal petir dari logam penangkap ke pembumian Logam Penangkap petir Genteng Penghantar Arus Petir Pembumian Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 46 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 Penghantar/saluran Penangkal Petir harus menggunakan penghantar dari logam/semacamnya dengan luas penampang minimal 25 mm2, untuk menjaga agar penghantar tidak meleleh pada saat menghantarkan arus petir ke pembumian. Penghantar petir harus terbebas dari hambatan listrik dan juga tidak boleh dapat diputuskan, oleh karena itu ” dilarang memasang Saklar, juga dilarang memasang Fuse/Sekring pada penghantar saluran Petir ”. (c) Sambungan Penghantar Saluran auntuk mengalirkan arus petir petir biasanya menggunakan penghantar jenis tembaga dengan luas penampang minima 25 mm2 atau penghantar jenis plat. Jika perlu ada sambungan misalnya; karena batas panjang penghantar dari produksinya dan lain-lain, maka sambungan itu harus menggunakan sambungan sekrup atau selongsong sambungan. Gambar sambungan sekrup untuk penghantar flat sistem (penghantar plat) Gambar sambungan selongsong/CCO (Conector Compress Joint) untuk penghantar rounded sistem (penghantar bulat) Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 47 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 c. Tingkat pengamanan ( IP ) Tingkat Pengamanan ( IP ) sistem penangkal petir adalah IP dengan indeks tidak ada pengamanan khusus karena instalasi tersebut tidak harus dihindari dari : 1) Air 2) Debu d. Memeriksa kualitas Pekerjaan Pemeriksaan adalah adalah kegiatan yang dilakukan pada akhirpelaksanaan pekerjaan untuk mengetahui semua hasil pekerjaan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya. 1) Pemeriksaan Pekerjaan. Kegiatan memeriksa pekerjaan tersebut dilakukan, adalah : - Untuk mengetahui penyimpangan yang berkaitan dengan kondisi lapangan ataupun hal lainnya dilakukan pemeriksaan dengan cara melakukan pengindefikasian, jika ada penyimpangan yang terjadi harus segera ditetapkan alternatif pemecahannya. - Pemeriksaan dan pencatatan data kualitas mutu pekerjaan dan kebenaran pemasangan, pengawatan dan pengukuran instalasi penangkal petir, dilakukan terus menerus sesuai prosedur. Setiap titik pengukuran diuji untuk memastikan resistansi penghantar, resistansi pembumian sesuai persyaratan 2) Melakukan Pengujian. Pemeriksaan dan pengujian pemasangan penangkal petir dilakukan pada seluruh sistem, meliputi : a) Pemasangan dan pengujian grounding. b) Pemasangan sela batang (logam penangkap petir). c) Pemasangan saluran penghantar arus petir Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 48 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 Logam Penangkap petir Genteng Penghantar Arus Petir Pembumian (1) Penanaman grounding rod diuji dengan pengamatan dan alat ukur earth tester. Untuk mengetahui apakah grounding sistem tersebut sudah terpasang pada tempat yantg tepat dan tidak terganggu. Apakah grounding sistem sudah mendapatkan ukuran yang tepat serta sudah mencapai titik resistansi tanah yang dipersyaratkan. (2) Logam penangkap (sela batang) diuji dengan pengamatan. Apakah sela batang sudah terpasang pada tempat yan tepat, terpasang kokoh serta bediri tegak lurus, sehingga nantinya dapat melindungi seluruh bangunan dari arus petir. (3) Kawat penghantar saluran arus petir diperiksa secara fisik. Pengujian dapat dilakukan dengan memeriksa sambungan- sambungan kawat penghantar dengan sela batang dan kawat penghantar dengan grounding(pembumian). Kawat penghantar harus benar-benar terpasang kuat dan lurus. (4) Klem penyangga. Pengujian secara fisik pada klem penyangga kawat penghantar, yang digunakan untuk memisahkan kawat penghantar dengan bangunan. Klem penyangga harus terpasang kokoh dan dengan jarak yang sama antara satu dengan yang lainnya. Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 49 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 e. Mengukur tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas 1) Metoda Pengukuran Grounding a) Metode tiga titik dimaksudkan untuk mengukur resistansi pentanahan dengan menggunakan tiga buah batang pentanahan dimana batang 1 yang tahanannya hendak diukur dan batang – batang 2 dan 3 sebagai batang pengentanahan pembantu yang juga belum diketahui resistansinya, seperti pada gambar. Rangkaian pengukuran AC A C resistansi jenis tanah dengan V P metode tiga titik E b) Metode empat titik dimaksudkan untuk mengukur resistansi pentanahan dengan menggunakan empat buah batang besi sebut saja sebagai batang C1, P1, P2 dan C2 yang ditancapkan ke tanah dalam satu baris dengan jarak masing – masing a meter. Antara P1 dan P2 dipasang Volt meter, antara C1 dan C2 dipasang amper meter dan sumber daya AC 110/220 VAC. Seperti pada gambar 22. Metode Wenner AC A V C1 P1 P2 C2 Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 50 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 c) Cara pengukuran : Sambungkan sumber daya, ukur berapa amper arus yang mengalir antara C1 dan C2, misalnya I (Amper). Ukur berapa beda potensial antara P1 dan P2, misalnya V (Volt). Masukan besaran pada rumus : Rho = 2 π a R ==➔Di mana : π = 3,14 a = jarak antara batang besiR = V/I Gambar Kerja Gambar diagram kelistrikan system Gambar pelaksanaan praktik pengukuran pada grounding proteksi petir. Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 51 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 2) Langkah-langkah pengukuran grounding adalah sebagai berikut : a) Mempersiapkan peralatan dan bahan b) Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Earth Resistance Tester,jika layar tampak bersih tanpa symbol baterai lemah berarti kondisi baterai dalam keadaan baik. Jika layar menunjukan symbol baterai lemah atau bahkan layar dalam keadaan gelap berarti kondisi baterai perlu diganti. c) Membuat rangkaian pengujian seperti pada gambar pelaksanaan kerja. Menanam electrode dengan memukul kepala electrode menggunakan martil, jika menjumpai tanah yang keras jangan memaksakan penanaman electrode. Ingat setiap bagian konduktor yang kotor harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum disambungkan. d) Menentukan jarak antara electrode bantu minimal 5 meter dan maksimal 10 meter. e) Mengukur tegangan tanah dengan mengarahkan range switch ke earthvoltagedan pastikan bahwa nilai indicator 10 V atau kurang.Jika earth voltage bernilai lebih tinggi dari 10 V diperkirakan akan terjadi banyak kesalahan dalam nilai pengukuran tahanan. f) Mengecek penghubung atau penjepit pada elektorde utama dan electrode bantu dengan cara mensetting range switch > resistansi > batas ukur 2000 Ω dan seterusnya tekan tombol “ PRESS TO TEST” jika tahanan elektroda utama terlalu tinggi atau menunjukan symbol “ . . . “ yang berkedip – kedip maka perlu dicek penghubung atau penjepit pada electrode utama. g) Melakukan pengukuran. Mensetting range switch ke posisi yang diinginkan dan seterusnya tekan tombol “PRESS TO TEST” selama beberapa detik. Ingat subyek yang di test diyakinkan tidak dalam keadaan bertegangan lepaskan hantaran gronding dengan jaringan listrik. h) Mencatat nilai ukur resistansi yang muncul dari layar Digital Earth Resistance Tester masukan hasil ukur langkah 1 pada tabel 1. Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 52 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 i) Mengembalikan posisi tombol “PRESS TO TEST” keposisi awal. j) Melakukan praktek langkah 2 dengan target pengukuran resistansi pentanahan pada grounding bar panel daya dengan langkah kerja yang sama. k) Mencatat nilai ukur resistansi yang muncul dari layar Digital Earth Resistance Tester , masukan hasil ukur pada tabel. Tabel 3 .Hasil Praktek pengukuran resistansi pentanahan proteksi petir Lokasi Kondisi Tanah Jarak Resistansi Keterangan Elektroda (Ω) Rawa Tanah Liat bantu Tanah Berbatu f. Memberi tegangan pada penangkal petir Pemberian tegangan pada instalasi penangkal petir tidak harus dilakukan, karena instalasi tersebut memang dirancang justru untuk mengamankan tegangan dan arus petir yang kemungkinan menyambar bangunan yang dipasang penangkal petir. Pemeriksaan dan Pemeliharaan Penangkal Petir. Langkah-langkah Pemeriksaan dan Pemeliharaan Penangkal Petir Pemeliharaan atau pemeriksaan instalasi penangkal/penangkap petir adalah hal yang utama dan penting untuk dilakukan, karena menyangkut fungsi peralatan dan perangkatnya yang harus selalu dalam keadaan semestinya. Instalasi penangkal / penangkap petir merupakan peralatan yang akan melindungi bangunan dari gangguan / sambaran arus petir yang tidak akan dapat diukur besarannya bahkan membahayakan baik bagi manusia maupun bangunannya sendiri. Langkah-langkah pemeriksaan atau perawatan instalasi penangkap/penangkal petir adalah sebagai berikut : 1) Periksa seluruh instalasi penangkal petir (dengan cara pengukuran) secara periodik sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun. Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 53 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 2) Pemeriksaan secara fisik yang paling utama adalah harus pada sambungan-sambungannya (Sistem sambungan selongsong atau sistem sambungan sekrup) 3) Jika perlu adakan revisi tiap-tiap antara 3- 5 tahun sekali. Keterampilan yang harus dilakukan dalam memasang penangkal petir meliputi a. Menerapkan peraturan dan prosedur K3 selama pekerjaan. b. Memasang Penangkal petir sesuai dengan gambar pemasangan. c. Memasang peralatan Penangkal Petir tanpa mengurangi tingkat Pengaman. d. Melakukan pemeriksaan kualitas pekerjaan dan kebenaran pengawatan terus menerus sesuai prosedur. e. Mengukur Setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi dan polaritas sesuai persyaratan. f. Melaksanakan pemberian tegangan pada Penangkal/ Penangkap Petir sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Sikap yang harus dilakukan dalam memasang penangkal petir adalah a. Harus bertindak cermat dalam memasang Penangkal Petir. b. Harus bertindak teliti dalam memasang Penangkal Petir. c. Harus bertindak sesuai dengan SOP. 3. Memeriksa Pekerjaan Pengetahuan yang diperlukan dalam memeriksa pekerjaan, adalah : a. Memeriksa dan mengidentifikasi pemyimpangan Memeriksa dan mengindentifikasi penyimpangan Memeriksa dan mendindentifikasi penyimpangan dilakukan untuk mengetahui adanya ketidak sesuaian kinerja instalasi penangkal petir dengan ketentuan yang telah ditetapkan. b. Alternatif pemecahan penyimpangan sesuai prosedur Alternatif pemecahan diterapkan sesuai prosedur dan persyaratan yang berlaku untuk instalasi penangkal petir meliputi : Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 54 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 1) Pemasangan grounding.Jika hasil pengukuran resistansi tidak sama dengan yang ditentukan maka dipastikan tejadi penyimpangan. Adanyapenyimpangan ditanggulanggi dengan memperdalam penanaman grounding. 2) Pemasangan sela batang/logam penangkap. Alternatif pemecahannya adalah memeriksa sambungan penghantar dengan sela batang. 3) Pemasangan penghantar dan klem penyangga. Alternatif pemecahannya adalah memeriksa sambungan penghantar dan sambungan penghnatar dengan sistem pembumian. 4) Jika terjadi penyimpangan pada seluruh sitem penangkal petir, maka akan terjadi ketidak normalan kinerja instalasi penangkal/penangkap petir. Penanggulangannya harus dilakukan pemasangan seluruh sistem mulai dari awal pemasangan grounding, penghantar dan sela batang. c. Cara Memilih alternatif pemecahan Alternatif pemecahan dipilih diterapkan sesuai prosedur dan persyaratan.Peralatan atau material Pemasangan penangkap /petir dipasang sesuai spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku. Peralatan atau material instalasi penangkap /petir dipasang sedemikian rupa dan tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan. Keterampilan yang harus dilakukan dalam Memeriksa Pekerjaan adalah : a. Memeriksa dan mengidentifikasi Penyimpangan yang terjadi sesuai dengan persyaratan yang berlaku. b. Menetapkan alternatif pemecahan penyimpangan yang terjadi sesuai prosedur yang berlaku. c. Memilih alternatif pemecahan penyimpangan yang terjadi sesuai prosedur yang berlaku. Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 55 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 Sikap kerja yang harus dilakukan waktu Memeriksa Pekerjaan adalah: a. Harus bertindak cermat dalam Memeriksa Pekerjaan b. Harus bertindak Teliti dalam c. Harus mengikuti SOP 4. Membuat Laporan Pengetahuan yang diperlukan dalam membuat laporan, adalah : a. Laporan Pemasangan Membuat laporan sesuai dengan format yang berlaku Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan/menyajikan informasi- informasi faktual secara ringkas (concise) dan akuarat, tanpa rincian-rincian yang tidak relevan. Tujuannya untuk membantu dalam pengambilan keputusan, menetapkan perubahan dan/atau peningkatan (improvement) serta pemecahan masalah. Laporan memuat fakta logis yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan personal dan dipengaruhi oleh subjektivitas pembuat laporan. 1) Susunan suatu laporan Jika membuat laporan, maka harus jelas apa yang akan disampaikan dan bagaimana susunan dan isi laporannya. Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementara kepada pembaca tentang apa laporan tersebut. Dengan heading juga ada catatan kecil yang menyatakan kepada siapa laporan tersebut ditujukan. 2) Isi laporan Isi laporan merupakan gambaran yang jelas tentang apa yang ingin disampaiakan dan atau berisikan analisis masalah, sifat masalah dan penyebabnya. Karena masalah yan berbeda-beda , maka tidak ada ketentuan yang baku untuk penulisan isi laporan. Laporan mungkin berkenaan dengan : Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 56 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 a) Tujuan pekerjan dan lamanya pekerjaan b) Gambar kerja dan cara pembacaannya c) Bahan dan peralatan yang digunakan d) Prosedur kerja (SOP) e) Commitioning/Quality Control f) Kesimpulan Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat banyak hal, maka perlu membuat judul dan sub judul, sehingga jelas bagi yang membuatnya maupun sipembaca dapat memahaminya. 3) Rekomendasi Rekomendasi adalah suatu saran berdasarkan fakta yang ada pada isi laporan. Rekomendasi dapat diitemasi. Saranyang diajukan harus didifiniskan dengan baik, ringkas dan menyampaikan ide secara cermat dan tepat. b. Berita Acara Pemasangan Berita acara kegiatan adalah laporan suatu kegiatan yang memuat keterangan meliputi; nama kegiatan, orang yang melaksanakan, waktu pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dan atau tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dari awal hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterampilan yang harus dilakukan dalam membuat laporan adalah : a. Membuat laporan pemasangansesuai dengan prosedur dan format yang berlaku b. Membuat berita acara pemasangansesuai dengan prosedur dan format yang berlaku. Sikap kerja yang harus dilakukan waktumembuat laporan adalah: a. Harus bertindak cermat dalam membuat laporan b. Harus bertindak Teliti dalam pembuatan Laporan dan berita acara c. Harus mengikuti SOP Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 57 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL.IK02.115.01 B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Keterangan Untuk 1 Grup /16 org 1. Daftar Peralatan/Mesin Untuk 1 Grup /16 org Untuk 1 Grup /16 org No. Nama Peralatan/Mesin Untuk 1 Grup /16 org 1. Tangga Untuk 1 Grup /16 org 2. Tang Untuk 1 Grup /16 org 3. Gergaji Besi Untuk 1 Grup /16 org 4. Obeng Untuk 1 Grup /16 org 5. Alat Ukur Resistansi / Earth tester Untuk 1 Grup /16 org 6. Multitester Untuk 1 Grup /16 org 7. Kunci Pas / Kunci Ring 8. Palu Logam Keterangan 9. Alat bortanah Untuk 1 Grup /16 org 10. Alat bor tembok Untuk 1 Grup /16 org Untuk 1 Grup /16 org 2. Daftar Bahan Untuk 1 Grup /16 org Untuk 1 Grup /16 org No. Nama Bahan Untuk 1 Grup /16 org 1. Penghantar Telanjang 25 mm2 Untuk 1 Grup /16 org 2. Pipa Galvanis Penangkap Petir Untuk 1 Grup /16 org 3. Klem Penyangga Untuk 1 Grup /16 org 4. Pipa Galvanis untuk Pembumian Untuk 1 Grup /16 org 5. Semen 6. Modul KTL.IK02.115.01 7. Rod Gounding 8. Penghantar tembaga BC 25 mm2 9. Klem penyangga 10. Besi penangkap petir (sela batang) Judul Modul: Memasang Penangkap / Penangkal Petir Halaman: 59 dari 59 Buku Informasi Versi: 2013

Judul Modul: Memasang Penangkal / Penangkap Petir Halaman: 6 dari 41 Buku Kerja Versi: 2013 NO. NAMA BARANG SPESIFIKASI KETERANGAN A. ALAT 1. Gambar diagram 1 garis dan Mengikuti Standar Gambar Untukmemperoleh data wiring diagram Pemasangan teknik yang berlaku dankonfirmasi kevalidan Pengakal Petir data 2. Perlengkapan K3 Standar untuk kerja Untuk Setiap kelompok 3. Perkakas tangan Standar Untuk Setiap kelompok 4. Perkakas pengukuran Standar Untuk setiap kelompok 5. Untuk setiap kelompok B. BAHAN 1. Blanko persiapan pekerjaan Standar kerja Untuk Setiap kelompok 2. Gambar instalasi penangkal Standar Petir

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi PemanfaatanTenaga Listrik KTL.IK02.115.01 dengan persyaratan spesifikasi yang berlaku. c. Mampu memeriksa alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan untuk memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman. 6. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah : a. Memperhatikan jam kerja sehingga tidak kecapaian, antara jam kerja dan istirahat proporsional b. Bertindak berdasarkan sikap kerja yang sudah ditetapkan c. Melakukan pemeriksaanperalatan kerja, alat bantu dan alat lainnya mengikuti petunjuknya masing-masing yang sudah ditetapkan. 7. Standar Kinerja a. Dikerjakan selesai tepat waktu b. Toleransi kesalahan 5% dari hasil yang harus dicapai, 8. Instruksi Kerja a. Siapkangambar pemasanganPenangkal/Penangkap Petir(Shop Drawing) untuk dilaksanakan sesuai dengan standar konstruksi b. Periksa Alat kerja, Material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan untuk memastikan dalam kondisi berfungsi baik dan aman. 9. Langkah Kerja a. Menyiapkan gambar diagram pemasangan penangkal petir b. Memilihperalatan kerja, material dan alat bantu K3 untuk pemasangan penangkal petir c. Memeriksa alat kerja, alat bantu, material dn peralatan K3 untuk memastikan dalam kondisi dan berfungsi baik dan aman. Judul Modul: Memasang Penangkal / Penangkap Petir Halaman: 7 dari 41 Buku Kerja Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi PemanfaatanTenaga Listrik KTL.IK02.115.01 10. Daftar Cek Unjuk Kerja Mempersiapkan Pekerjaan NO. DAFTAR TUGAS/INSTRUKSI POIN YANG DICEK PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK 1. Membaca gambar instalasi penangkal Cara membaca gambar petir Cara menyiapkan alat kerja, material dan 2. Menyiapkan Alat kerja, material dan alat alat bantu. Langkah-langkah bantu pekerjaan pemeriksaan 3. Prosedur dan cara memeriksa alat kerja, material, K3 dan alat bantu’ Apakah semua instruksi kerja tugas praktik Mempersiapkan Pekerjaan dilaksanakan dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK PESERTA NAMA TANDA TANGAN PENILAI .............................................. ................................... Catatan Penilai : .............................................. ................................... Judul Modul: Memasang Penangkal / Penangkap Petir Halaman: 8 dari 41 Buku Kerja Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi PemanfaatanTenaga Listrik KTL.IK02.115.01 B. Tugas Memasang Penangkal / Penangkap Petir 1. Tugas Teori Tugas Teori : Memasang Penangkal/penangkap petir. Perintah Tugas : Jawablah soal di bawah ini pada kertas yang telah disediakan Waktu Penyelesain Tugas : 2 JP ( @ 45 menit ) Soal Tugas 1. Jelaskan Tujuan K3. ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... 2. Peyebab Kecelakaan kerja dapat terjadi dari 2 ( dua ) faktor utama. Sebutkandan jelaskan penyebab tersebut. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. ............................................................................................................................... 3. Grounding atau pembumian dibuat dengan berbagai bentuk.Jelaskanbentuk apa saja. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Judul Modul: Memasang Penangkal / Penangkap Petir Halaman: 9 dari 41 Buku Kerja Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi PemanfaatanTenaga Listrik KTL.IK02.115.01 4. Jelaskan dengan singkat, apa fungsi pembumian. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 5. Sebutkan dan jelaskan macam-macam elektrode yang dapat digunakan sebagai pembumian. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 6. Grounding atau pembumian dapat dibuat dengan 3 (tiga) bentuk.Sebutkan dan dan jelaskan bentuk-bentuk tersebut. ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 7.Jelaskan fungsi dari Sela batang pada instalasi penangkal petir. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 8. Apa fungsi dari grounding sistem dalam instalasi penangkal petir. Jelaskan. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ Judul Modul: Memasang Penangkal / Penangkap Petir Halaman: 10 dari 41 Buku Kerja Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi PemanfaatanTenaga Listrik KTL.IK02.115.01 9. Jelaskan 4 (empat) syarat penangkal petir yang baik. ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 10. Jelaskan Ketentuan Sambungan penghantaruntuk instalasi penangkal petir. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. .................................................................................................................................. Judul Modul: Memasang Penangkal / Penangkap Petir Halaman: 11 dari 41 Buku Kerja Versi: 2013

Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul Sub Bidang Instalasi PemanfaatanTenaga Listrik KTL.IK02.115.01 Lembar Evaluasi Tugas TeoriMemasang Penangkal / penangkap Petir. Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani. No. Benar Salah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 Apakah semua pertanyaan Tugas Teori Memasang Penangkal / penangkap Petirtelah dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan ? YA TIDAK PESERTA NAMA TANDA TANGAN PENILAI .............................................. ................................... Catatan Penilai : .............................................. ................................... Judul Modul: Memasang Penangkal / Penangkap Petir Halaman: 12 dari 41 Buku Kerja Versi: 2013


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook