Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2589-2598 http://j-ptiik.ub.ac.id Perencanaan Sistem Penjualan Menggunakan Togaf Architecture Development Method (TOGAF-ADM) Studi Pada PT. Millennium Pharmacon International Tbk Cabang Malang Erzhal Risan Wikata1, Nanang Yudi Setiawan2, Yusi Tyroni Mursityo3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak PT. Millennium Pharmacon International Tbk Cabang Malang merupakan perusahaan distributor yang bergerak di bidang farmasi seperti obat-obatan dan alat kesehatan. Dari proses bisnis yang dijalankan, terdapat beberapa potensi permasalahan yang menggangu proses pendistribusian barang. Kehabisan stok barang, penumpukan stok barang, dan proses yang memakan waktu lama serta pengarsipan yang kurang optimal merupakan permasalahan yang didapatkan pada proses bisnis yang berjalan. Dibutuhkan analisis dan evaluasi untuk memaksimalkan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan serta dilakukan perbaikan proses bisnis. Penelitian ini menggunakan Business Process Modeling Notation (BPMN) dan metode TOGAF Architecture Development Method (ADM) untuk mengidentifikasi kebutuhan, analisis Fit/Gap untuk menganalisis dan evaluasi proses bisnis dan Business Process Reenginerin (BPR) untuk melakukan perbaikan. Dari hasil simulasi yang dilakukan pada proses bisnis saat ini (As Is) dan proses bisnis rekomendasi (To Be) pada pemesanan barang didapatkan bahwa mengalami peningkatan pada Time Analysis mencapai 76,02%. Proses bisnis rekomendasi dapat meminimalisir permasalahan yang terjadi saat ini. Sehingga disimpulkan bahwa proses bisnis rekomendasi (To Be) dapat meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan dan aktivitas yang berjalan semakin efektif dan efisien. Kata kunci: TOGAF Architecture Development Method (ADM), Business Process Reengineering (BPR), Business Process Modelling Notation (BPMN), Proses Bisnis, Analisis Fit/Gap Abstract PT. Millennium Pharmacon International Tbk Malang is a distributor company which engaged in the field of pharmaceuticals such as medicines and medical equipment. From the business process that runs, there are some potential problems that disrupt the process of distributing goods. Out of stock of goods, stockpiling of goods, and long time processes also unoptimal archiving processes becomes the problem for the business process. It takes analysis and evaluation to maximize the company's performance in achieving the objectives as well as improving the business process. This research uses Business Process Modeling Notation (BPMN) and TOGAF Architecture Development Method (ADM) method to identify requirement, Fit / Gap analysis to analyze and evaluate business process and Business Process Reenginerin (BPR) to make improvement. From the results of simulations conducted on the current business process (As Is) to business process recommendations (To Be) on ordering goods found that Time Analysis incrase to 76,02%. Business process recommendations can minimize the problems that occur in the company. It can be concluded that the business process recommendation (To Be) can increase the added value for the company and activity that runs more effective and efficient. Keywords: TOGAF Architecture Development Method (ADM), Business Process Reengineering (BPR), Business Process Modelling Notation (BPMN), Proses Bisnis, Analisis Fit/Gap 1. PENDAHULUAN seperti obat-obatan dan alat kesehatan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Cabang PT. Millennium Pharmacon International PT.Millennium Pharmacon International Tbk, Tbk cabang Malang merupakan perusahaan didapatkan informasi bahwa terdapat beberapa distributor yang bergerak di bidang farmasi permasalahan yang berpotensi mengganggu aktivitas bisnisnya, Salah satu permasalahan Fakultas Ilmu Komputer 2589 Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2590 adalah terjadinya kehabisan stok dan juga dikarenakan berkas pengiriman hilang atau penumpukan stok yang merupakan sebuah dipalsukan oleh petugas pengiriman tanpa masalah yang mengakibatkan penjualan atau sepengetahuan pihak administrasi. Selain itu pendistribusian barang terhambat dimana barang yang dikirim ke pelanggan tidak kegiatan bisnis tersebut merupakan kegiatan diketahui status pengiriman barang tersebut. bisnis utama dalam PT. Millennium Pharmacon Dapat disimpulkan dari beberapa aktivitas International Tbk, dan juga mengakibatkan proses bisnis tersebut bahwa penerapan proses penjualan yang tidak mencapai target penjualan bisnis di dalam perusahaan masih banyak yang berdampak buruk pada perusahaan. memiliki kekurangan dan perlu banyak Sebagai distributor dari beberapa perusahaan dilakukan perubahan. (Heriris, 2014). produsen farmasi, PT. Millennium Pharmacon International Tbk dituntut untuk meningkatkan Penelitian selanjutnya berjudul kualitas dan mutu perusahaan. Sehingga dibutuhkan evaluasi perbaikan dan peningkatan “Perancangan Arsitektur Proses Bisnis dengan yang berkala pada proses bisnis PT. Millennium Pharmacon International Tbk agar proses bisnis The Open Group Architecture Framework dapat berjalan lebih efektif dan efisien dan juga untuk menciptakan keunggulan dari kompetitor Development Method (TOGAF ADM) (studi PT. Millennium Pharmacon International Tbk Cabang Malang. kasus: Bagian Kepegawaian STIKES Karya Husada Pare)” yang ditulis oleh Sofyana Dari masalah yang telah dipaparkan pada PT. Millennium Pharmacon International Tbk Latjuba. Dalam penelitian ini terdapat beberapa Cabang Malang maka perlu dilakukan mengidentifikasi kebutuhan dan identifikasi masalah di alur proses bisnis pengelolaan proses bisnis yang berjalan saat ini, dengan menggunakan metode TOGAF Architecture pegawai di Kepegawaian STIKES Development Method (ADM). Kemudian dilakukan evaluasi proses bisnis untuk membutuhkan perbaikan proses bisnis guna memaksimalkan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan dengan metode Analisis memberikan efektifitas dan efisiensi sesuai Fit/Gap dan dari hasil evaluasi tersebut nantinya dapat dilakukan untuk perbaikan proses bisnis dengan kebutuhan penggunanya. Hasil dengan teknik perbaikan Business Process Reenginering (BPR) yang akan penelitian ini adalah blueprint perbaikan proses direkomendasikan pada PT. Millennium Pharmacon International Tbk Cabang Malang. bisnis yang baru, menggunakan pendekatan Pada penelitian yang berjudul ”Analisis sistematis yang dapat meningkatkan nilai Proses Bisnis dan Perancangann Sistem Informasi Distribusi Produk Makanan Ringan tambah bagi penggunanya dan pengujian ini Menggunakan Framework TOGAF ADM 9 (Studi Kasus: UD. Sido Jaya Kediri)” yang menggunakan Analisis Fit/Gap yang bertujuan ditulis oleh Achmad Penusa Heriris. Dalam penelitian ini terdapat pemasalahan, yaitu proses untuk mengetahui perbedaan Gap dari masing- bisnis pada UD. Sido Jaya Kediri masih menggunakan cara konvensional. Ini menjadi masing teknik perbaikan proses bisnis (Latjuba, kendala tersendiri pada perusahaan mengingat pada zaman modern ini penggunaan kertas sudah 2013). mulai berkurang dan diganti dengan penerapan teknologi informasi berupa sistem informasi. Tujuan dari penilitian ini yaitu untuk Dari akibat itu, berbagai kendala dialami oleh mengetahui tahap perencanaan dan inisiasi perusahaan diantaranya proses pengiriman pada sistem penjualan pada PT. Millennium perusahaan ini tidak bisa dilacak pengiriman Pharmacon International Tbk, mengetahui tata yang terkirim maupun tidak terkirim beserta kelola kebutuhan sistem penjualan pada PT. petugas pengiriman yang melakukan pengiriman Millennium Pharmacon International Tbk, untuk mengetahui arsitektur bisnis sistem penjualan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya pada PT. Millennium Pharmacon International Tbk, mengetahui hasil Analisis Fit/Gap terhadap proses bisnis yang sedang berjalan pada PT. Millennium Pharmacon International Tbk dan memberikan rekomendasi proses bisnis dengan Business Process Reengineering (BPR), untuk mengetahui perbandingan hasil simulasi proses bisnis yang sedang berjalan saat ini dan proses bisnis rekomendasi untuk PT. Millennium Pharmacon International Tbk. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOGAF ADM ADM merupakan metode yang berisi sekumpulan aktivitas yang digunakan dalam pemodelan pengembangan arsitektur
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2591 perusahaan. Metode ini juga digunakan sebagai untuk mendukung berjalannya proses bisnis panduan untuk merencanakan, merancang, perusahaan. Sedangkan pada arsitektur aplikasi mengembangkan dan mengimplementasikan dilakukan penentuan jenis aplikasi yang arsitektur perusahaan. Terdapat Sembilan fase digunakan untuk memproses data dan yang ada pada ADM. ADM bersifat Iterative, mendukung proses bisn is perusahaan. dinamis, dan berkelanjutan. Iterative yaitu proses yang saling bergantungan, jadi setiap 6. Phase D: Technology Architecture keluaran dari setiap fasenya akan menjadi masukan dari fase berikutnya. Sering dibutuhkan Technology Architecture ini merupakan modifikasi atau pengembangan ADM untuk tahap untuk memetakan komponen aplikasi menyesuaikan kebutuhan yang spesifik. (The rekomendasi yang terdiri dari perangkat keras, Open Group, 2016). perangkat lunak, jaringan, dan bagaimana mendapatkan sumber daya tersebut. Sasaran dari 1. Preliminary Phase tahap ini adalah membangun arsitektur teknologi Tahap awal dalam dalam fase preliminary yang dijadikan sebagai dasar pada saat adalah menentukan ruang lingkup perusahaan implementasi. yang akan dijadikan sebagai objek penelitian, informasi tentang dasar hukum yang dijadikan 7. Phase E: Opportunities and Solutions acuan oleh perusahaan, pendefinisian tools arsitektur yang akan digunakan, dan Opportunities and Solutions ini merupakan pendefinisian prinsip-prinsip arsitektur bagaimana arsitektur rekomendasi yang akan enterprise. dilaksanakan serta memungkinkan untuk identifikasi peluang-peluang proses bisnis yang 2. Requirement Management muncul dari fase-fase sebelumnya. Hasil dari fase ini adalah dasar rencana implementasi yang Requirement Management ini merupakan diperlukan untuk mencapai sasaran rancangan penentuan kebutuhan arsitektur enterprise, arsitektur. kemudian dimasukkan dalam fase yang sesuai. Fase ini dilakukan proses pengelolaan kebutuhan 8. Phase F: Migration Planning arsitektur dan memvalidasi kebutuhan di seluruh fase TOGAF ADM. Kebutuhan utama dalam Migration Planning ini dilakukan untuk fase ini adalah proses bisnis dan permasalahan analisis perhitungan biaya, manfaat, dan risiko yang dalam perusahaan yang berjalan saat ini. serta mengembangkan rencana rinci implementasi serta keseluruhan beserta 3. Phase A: Architecture Vision perencanaan strategi migrasinya. Hasil dari fase ini adalah rencana implementasi dan migrasi Architecture Vision merupakan tahap secara rinci. pendefinisian ruang lingkup perencanaan proses bisnis yang ada saat ini. Tahap ini juga 9. Implementation Governance mendefinisikan profil perusahaan, visi dan misi perusahaan, dan Strutur Organisasi Perusahaan.. Implementation Governance ini dilakukan untuk memberikan pengawasan arsitektur untuk 4. Phase B: Business Archtecture implementasi dan memastikan bahwa pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan Business Archtecture ini dilakukan melalui arsitektur. 2 tahap, yaitu identifikasi arsitektur bisnis yang berjalan saat ini (as is), menentukan arsitektur 10. Phase H: Architecture Change bisnis target (to be). Arsitektur bisnis Management digambarkan menggunakan tool BPMN (Business Process Modelling Language). Architecture Change Management ini dilaksanakan dengan menyusun manajemen 5. Phase C: Information System perubahan dan pemeliharaan. Memantau secara Architecture lanjut terhadap teknologi baru dan perubahan dalam lingkungan bisnis. Pada fase ini bertujuan Information System Architecture ini ada untuk memastikan bahwa arsitektur baru dapat pengembangan arsitektur sistem informasi mencapai target bisnis sebenarnya. berdasarkan arsitektur bisnis. Arsitektur sistem informasi terdiri dari arsitektur data dan arsitektur aplikasi. Arsitektur data dilakukan penentuan tipe dan sumber data yang dibutuhkan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2592 2.2 BPMN (Business Process Modelling kebutuhan yang terpenuhi oleh sistem, Notation) sedangkan Gap menunjukkan kebutuhan yang tidak terpenuhi oleh sistem. Langkah-langkah Business Process Modelling Notation dalam analisis Fit/Gap terdapat Ranking (BPMN) adalah notasi grafis yang Requirement dan Degree Of Fit. Pada tahap menggambarkan langkah-langkah proses bisnis. Ranking Requirement, mengidentifikasi urutan Notasi ini telah dirancang khusus untuk prioritas seluruh proses bisnis bagi perusahaan. mengkoordinasikan urutan proses dan informasi Hal ini bertujuan agar lebih fokus pada proses yang mengalir antar partisipan dalam aktivitas bisnis yang lebih memberikan kontribusi besar yang berbeda. BPMN digunakan untuk dan memberikan nilai tambah bagi perusahaan. memodelkan proses bisnis, dimana memberikan Urutan prioritas pada setiap kebutuhan adalah pandangan bagaimana menyelesaikan suatu High merupakan kebutuhan yang sangat proses dengan proses bisnis dan interaksinya dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjalankan (White, 2012). operasionalnya, dimana perusahaan tidak dapat berjalan jika tidak ada kebutuhan ini. Medium 2.3 Business Process Reengineering merupakan kebutuhan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap berlangsungnya proses BPR adalah bagaimana kondisi proses bisnis bisnis perusahaan, namun dapat memberikan yang ada saat ini, bagaimana merancang ulang nilai tambah atau cost beneFit yang cukup besar proses menghilangkan tugas yang tidak memiliki bagi perusahaan. Low merupakan kebutuhan nilai tambah atau berlebihan dan meningkatkan yang hanya memberikan nilai tambah kecil atau efisiensi, dan bagaimana melakukan perubahan minor value bagi proses bisnis suatu perusahaan. proses untuk menambah nilai perusahaan (Chen, Kemudian langkah selanjutnya yaitu Degree Of 2001). BPR memiliki 2 pendekatan, yaitu Fit bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa systematic Redesign dan clean sheet approach kebutuhan sebuah perusahaan dapat dipenuhi (Raimondi, 2007). dengan adanya sistem baru merupakan penjelasan kode-kode yang digunakan dalam Systematic Redesign mengidentifikasi dan menentukan tingkat kesesuaian antara memahami proses bisnis yang sudah ada dan kebutuhan pengguna dengan sistem yang merencanakan kembali proses-proses tersebut digunakan. Terdapat Fit merupakan aktifitas secara sistematis untuk mencapai hasil yang yang dilakukan saat ini sudah baik, sehingga lebih efisien. Pendekatan ini memiliki tujuan tidak dibutuhkan alternatif untuk perbaikan. untuk mengoptimalkan proses bisnis serta Partial merupakan aktivitas yang dilakukan saat meningkatkan nilai tambah bagi proses yang ini sudah cukup baik, namun dibutuhkan sudah ada dengan cara mengeliminasi aktifitas alternatif untuk meningkatkan efektifias dan yang tidak memiliki nilai tambah dan efisiensi. Gap merupakan aktifitas yang merampingkan aktifitas yang memiliki nilai dilakukan saat ini tidak efektif dan tidak efisien. tambah. clean sheet approach memikirkan ulang secara mendasar bagaimana cara menyampaikan produk atau jasa dalam sebuah perusahaan dan merancang proses bisnis baru dari awal. Pendekatan ini biasanya tidak menggunakan proses bisnis yang sudah ada sebagai dasarnya, sehingga terjadi perubahan drastis terhadap kinerja dan menimbulkan risiko yang besar. 2.4 Analisis Fit/Gap Analisis Fit/Gap merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kondisi proses bisnis saat ini pada suatu perusahaan dan membandingkan dengan sumberdaya perusahaan tersebut. Perbandingan tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan tersebut telah optimal dalam upaya mencapai tujuan perusahaan (Ayna, 2014). Fit menunjukkan Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2593 3. METODOLOGI PENELITIAN digunakan, dan pendefinisian prinsip-prinsip arsitektur enterprise. Gambar 1 Metodologi Penelitian 4.2 Requirement Management Gambar alur penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1. Dengan berawal dari studi literatur Dilakukan requirement management untuk untuk mencari referensi dan membandingkan menentukan kebutuhan arsitektur enterprise dengan penelitian-penelitian yang sudah ada yang akan diidentifikasi, disimpan, dan sebelumnya. Kemudian pengumpulan data dimasukkan dalam tahapan ADM yang sesuai. dengan wawancara, observasi pada PT. Skenario aktivitas menjadi sumber daya utama Millennium Pharmacon International Tbk untuk yang dikembangkan pada tahap ini. Skenario melakukan perencanaan dan inisiasi kebutuhan aktivitas terdiri dari core business dan process dan merencanakan arsitektur bisnis. Dari data business yang dikelola oleh PT. Millennium yang terkumpul proses bisnis dimodelkan Pharmacon International Tbk. Dalam core menggunakan BPMN, melakukan pengambilan business PT. Millennium Pharmacon data kuisioner yang telah diisi oleh aktor/pelaku International Tbk memiliki bisnis utama yaitu proses bisnis pada perusahaan, melakukan melakukan penjualan Obat-obatan dan Alat perencanaan teknik perbaikan dengan Business Kesehatan dengan berperan sebagai distributor Process Reenginering (BPR) dan melakukan untuk meningkatan pendapatan perusahaan. Analisis Fit/Gap untuk mengevaluasi proses Pelaksanaan tugas tersebut diwujudkan dengan bisnis saat ini. Dari hasil keduanya tersebut, aktivitas setiap harinya berupa penjualan, kemudian penelitian ini membuat rekomendasi promosi, meningkatkan kualitas mutu perbaikan proses bisnis untuk PT. Millennium perusahaan dalam proses bisnisnya baik Pharmacon International Tbk. terhadap internal maupun eksternal perusahaan. 4. PERENCANAAN ARSITEKTUR Hal ini dipengaruhi pemanfaatan teknologi informasi yang memfasilitasi semua aktivitas BISNIS proses bisnis utama maupun pendukung yang 4.1 Preliminary ada pada perusahaan ini. Dan dalam business process pada proses bisnis penjualan pada Pada awal tahap dalam TOGAF ADM yaitu perusahaan terdapat proses bisnis pemesanan fase preliminary dilakukan untuk menentukan barang, proses bisnis barang keluar gudang, ruang lingkup perusahaan yang akan dijadikan proses bisnis pengiriman barang, dan proses sebagai objek penelitian, informasi tentang dasar bisnis pembayaran yang dimodelkan dengan hukum yang dijadikan acuan oleh perusahaan, menggunakan diagram BPMN. pendefinisian tools arsitektur yang akan 4.3 Architecture Vision Tahap ini Architecture Vision menggambarkan batasan dari rancangan arsitektur dengan mendefinisikan ruang lingkup untuk memaparkan profil perusahaan, visi misi perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan. 4.4 Business Architecture Pada fase ini akan mendeskripsikan serta memodelkan arsitektur bisnis saat ini dan rekomendasi model proses bisnis yang sesuai dengan tujuan dan sasaran PT. Millennium Pharmacon International Tbk Cabang Malang. Pemodelan proses bisnis dibuat hanya fokus pada fungsi bisnis utama yang memiliki issue / permasalahan yang signifikan pada proses penjualan. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2594 4.4.1 Kondisi Proses Bisnis Saat Ini Gambar 2 BPMN Proses Bisnis Pemesanan Barang (As Is) Pada tabel 1 akan dijelaskan tentang 5. REKOMENDASI PROSES BISNIS deskripsi dari proses bisnis pemesanan barang yang dilakukan oleh PT. Millenium Pharmacon Penelitian ini akan menggunakan International Tbk Cabang Malang. pendekatan sistematis sebagai sarana dalam merancang ulang proses untuk mendapatkan Tabel 1 Deskripsi Proses Bisnis perbaikan proses pada PT. Millenium Pharmacon International Tbk Cabang Malang. Nama Proses Pemesanan Barang (As Is) Langkah-langkah dalam pendekatan sistematis Bisnis ini dengan menentukan aktivitas yang akan diperbaiki berdasarkan proses yang berjalan Aktor Yang Konsumen, TOS, Kepala Gudang, pada perusahaan ini. Terlibat Staff Gudang, dan Langkah-langkah dalam melakukan pendekatan sistematis: Sales/Deliveryman. 1. Menentukan requirement yang ada berdasarkan proses yang berjalan pada PT. Deskripsi Dalam proses bisnis pemesanan Millennium Pharmacon International Tbk. Proses Bisnis Dalam requirement terdapat aktivitas-aktivitas barang ini konsumen dapat saat ini yang akan dilakukan perbaikan. 2. Menentukan Ranking Requirement untuk menghubungi dan memesan barang mengetahui seberapa penting aktivitas pada proses bisnis. Ranking Requirment ini melalui telepon untuk melakukan ditentukan oleh pihak perusahaan yang bersangkutan. Level prioritas terdiri dari High, pemesanan. Konsumen yang belum Medium, dan Low. 3. Menentukan Degree Of Fit yang digunakan pernah melakukan pemesanan untuk menunjukkan kesesuaian proses bisnis saat ini dengan alternatif yang akan dijadikan sebelumnya harus menyiapkan untuk proses bisnis rekomendasi dengan menggunakan Fit, Partial, dan Gap. berkas syarat melakukan pemesanan 4. Mengidentifikasi alternatif rekomendasi yang dapat digunakan untuk perbaikan proses bisnis. yang berupa Surat Ijin Apotek/Rumah Sakit, NPWP, SIAPA (Surat Ijin Apoteker) beserta fotocopy KTP, Surat Ijin Asisten Apoteker beserta fotocopy KTP yang disurvei oleh sales/deliveryman. Sedangkan konsumen yang sudah pernah melakukan pemesanan sebelumnya tidak perlu menggunakan syarat berkas kembali. Selain itu konsumen dapat menitipkan Surat Pesanan kepada Sales/Deliveryman untuk melakukan pesanan / mengajukan permintaan barang dengan syarat konsumen sama dengan pemesanan melalui telepon. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2595 5. Menentukan teknik perbaikan yang akan Perhitungan Fit/Gap pada teknik perbaikan digunakan untuk memperbaiki Requirement proses bisnis Simplify ditunjukkan dalam menggunakan 4 teknik perbaikan dari Business Tabel 3. Process Reenginering yaitu Eliminated, Simplify, Integrated, dan Automated. Tabel 3 Perhitungan hasil Analisis Fit/Gap Simplify 5.1 Analisis Fit/Gap Ranking Total Degree Of Fit Requirement Requirement FPG Kemudian hasil dari pendekatan sistematis High 7 052 tersebut dilakukan analasis Fit/Gap sebagai berikut: Medium 2 011 Low 1 001 a. Analisis Fit/Gap pada teknik perbaikan Total 10 064 proses bisnis Eliminated. Dari Tabel 3 didapatkan hasil sesuai Perhitungan Fit/Gap pada teknik perbaikan pada Tabel perbaikan proses bisnis dengan total proses bisnis Eliminated ditunjukkan dalam requirement sebanyak 10 dengan nilai Fit Tabel 5.2. sebanyak 0, nilai Partial 6 sebanyak, dan nilai Gap sebanyak 4 yang menggunakan teknik Tabel 2 Perhitungan hasil Analisis Fit/Gap Eliminated perbaikan Simplify. Ranking Total Degree Of Fit Fit = Jumlah ������������������ X 100% = 0 X 100% = 0% Requirement Requirement FPG Jumlah ������������������������������������������������ 10 High 8 071 Partial = Jumlah ������������������������������������������ X 100% = 6 X 100% = 60% Jumlah ������������������������������������������������ 10 Medium 3 021 Gap = Jumlah ������������������ X 100% = 4 X 100% = 40% Low 1 001 Jumlah ������������������������������������������������ 10 Total 12 093 Hasil Analisis Fit/Gap pada teknik perbaikan simplify dalam bentuk persen (%). Dari Tabel 2 didapatkan hasil sesuai Hasil yang didapatkan yaitu Fit = 0%, Partial = pada Tabel perbaikan proses bisnis dengan total 60%, Gap = 40%. Hasil perhitungan requirement sebanyak 12 dengan nilai Fit menunjukkan bahwa level terbanyak untuk sebanyak 0, nilai Partial 9 sebanyak, dan nilai teknik perbaikan Simplify adalah level Partial Gap sebanyak 3 yang menggunakan teknik sebesar 60%. Berdasarkan hasil yang didapatkan perbaikan Eliminated. bahwa aktivitas yang dilakukan PT. Millennium Pharmacon International Tbk sudah cukup baik, Fit = Jumlah ������������������ X 100% = 0 X 100% = 0% akan tetapi diperlukan alternatif untuk Jumlah ������������������������������������������������������������ 12 meningkatkan nilai tambah dengan menggunakan teknik Simplify yaitu dengan Partial = Jumlah ������������������������������������������ X 100% = 9 X 100% = 75% menyederhanakan aktifitas-aktifitas yang Jumlah ������������������������������������������������������������ 12 kurang efektif dan efisien. Gap = Jumlah ������������������ X 100% = 3 X 100% = 25% Jumlah ������������������������������������������������������������ 12 Hasil Analisis Fit/Gap pada teknik c. Analisis Fit/Gap untuk teknik perbaikan perbaikan eliminated dalam bentuk persen (%). proses bisnis Intregrated. Hasil yang didapatkan yaitu Fit = 0%, Partial = 75%, Gap = 25%. Hasil perhitungan Perhitungan Fit/Gap pada teknik perbaikan menunjukkan bahwa level terbanyak untuk proses bisnis Integrated ditunjukkan dalam teknik perbaikan eliminated adalah level Partial Tabel 4. sebesar 75%. Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa aktivitas yang dilakukan PT. Millennium Tabel 4 Perhitungan hasil Analisis Fit/Gap Integrated Pharmacon International Tbk sudah cukup baik, tetapi diperlukan adanya alternatif untuk Ranking Total Degree Of Fit meningkatkan nilai tambah dengan Requirement Requirement FPG menggunakan teknik eliminated dengan menghilangkan aktivitas yang tidak memiliki High 4 040 nilai tambah. Medium 3 030 Low 0 000 b. Analisis Fit/Gap untuk teknik perbaikan Total 7 070 proses bisnis Simplify. Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2596 Dari Tabel 4 didapatkan hasil sesuai Hasil Analisis Fit/Gap pada teknik pada Tabel perbaikan proses bisnis dengan total perbaikan automated dalam bentuk persen (%). requirement sebanyak 7 dengan nilai Fit Hasil yang didapatkan yaitu Fit = 0%, Partial = sebanyak 0, nilai Partial 7 sebanyak, dan nilai 73,33%, Gap = 26,66%. Hasil perhitungan Gap sebanyak 0 yang menggunakan teknik menunjukkan bahwa level terbanyak untuk perbaikan Integrated. teknik perbaikan automated adalah level Partial sebesar 73,33%. Berdasarkan hasil yang Fit = Jumlah ������������������ X 100% = 0 X 100% = 0% didapatkan bahwa aktivitas yang dilakukan PT. Jumlah ������������������������������������������������������������ 7 Millennium Pharmacon International Tbk sudah baik, tetapi diperlukan adanya alternatif untuk Partial = Jumlah ������������������������������������������ X 100% = 7 X 100% = 100% meningkatkan nilai tambah aktivitas. Sehingga Jumlah ������������������������������������������������������������ 7 diperlukan teknik Automated yaitu dengan melakukan otomatisasi pada aktifitas-aktifitas Gap = Jumlah ������������������ X 100% = 0 X 100% = 0% yang dijalankan oleh PT. Millenium Pharmacon Jumlah ������������������������������������������������������������ 7 Interntioanal Tbk. Hasil Analisis Fit/Gap pada teknik 5.2 Proses Bisnis Rekomendasi perbaikan intregated dalam bentuk persen (%). Hasil yang didapatkan yaitu Fit = 0%, Partial = Berikut ini tabel 6 akan dijelaskan tentang 100%, Gap = 0%. Hasil perhitungan deskripsi rekomendasi perbaikan proses bisnis menunjukkan bahwa level terbanyak untuk Pemesanan Barang yang disarankan oleh peneliti teknik perbaikan Integrated adalah level Partial agar diterapkan pada PT. Millennium sebesar 100%. Berdasarkan hasil yang Pharmacon International Tbk Cabang Malang. didapatkan bahwa aktivitas yang dilakukan PT. Millennium Pharmacon International Tbk sudah Tabel 6 Deskripsi Proses Bisnis Pemesanan Barang (To baik, tetapi diperlukan alternatif untuk Be) meningkatkan nilai tambah dengan menggunakan teknik Integrated yaitu dengan Nama Proses Pemesanan Barang perlu digunakan untuk menggabungkan aktivitas Bisnis yang serupa. d. Analisis Fit/Gap untuk teknik perbaikan Aktor yang Konsumen, Sistem, Staff Gudang, proses bisnis Automated. Perhitungan Fit/Gap pada teknik perbaikan terlibat Kepala Gudang dan Kepala Cabang proses bisnis Automated ditunjukkan dalam Tabel 5. Deskripsi Konsumen yang belum pernah proses bisnis melakukan pemesanan sebelumnya harus menyiapkan berkas syarat Tabel 5 Perhitungan hasil Analisis Fit/Gap Automated. melakukan pemesanan yang berupa Surat Ijin Apotek/Rumah Sakit, Ranking Total Degree Of Fit NPWP, SIAPA (Surat Ijin Apoteker) Requirement Requirement beserta fotocopy KTP, Surat Ijin FP G Asisten Apoteker beserta fotocopy KTP yang disurvei oleh High 21 0 15 6 sales/deliveryman. Pada proses bisnis rekomendasi ini dilakukan dengan Medium 8 07 1 penggunaan sistem agar dapat membantu kinerja proses bisnis Low 1 00 1 menjadi lebih efektif dan efisien. Adanya sistem juga dapat membantu Total 30 0 22 8 menyimpan surat pesanan menjadi digital pada database sistem. Dapat Dari Tabel 5 didapatkan hasil sesuai digunakan dengan mudah untuk pada Tabel perbaikan proses bisnis dengan total kepentingan laporan penjualan. requirement sebanyak 30 dengan nilai Fit sebanyak 0, nilai Partial 22 sebanyak, dan nilai Gap sebanyak 8 yang menggunakan teknik perbaikan Automated. Fit = Jumlah ������������������ X 100% = 0 X 100% = 0% Jumlah ������������������������������������������������������ 30 Partial = JumJulmahla���h���������������������������������������������������������������������������������������������X100%= 22 X 100% = 73,33% 30 Gap = JumJluahm���l���a���h���������������������������������������������������������������X100%= 8 X 100% = 26,66% 30 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2597 Gambar 3 BPMN Proses Bisnis Pemesanan Barang (To Be) 5.3 Simulasi dalam proses penjualan pada perusahaan. Kemudian pendefinisian kebijakan pemerintah Simulasi dilakukan pada proses bisnis (As atau landasan hukum yang berkaitan dengan Is) dan proses bisnis (To Be) untuk dibandingkan pendistribusian obat-obatan dan alat kesehatan. hasil simulasinya. Menetapkan framework arsitektur yang digunakan dalam TOGAF ADM mencakup Berikut ini perbandingan Average Time dari Preliminary Phase, Requirement Management, hasil simulasi Time Analysis antara Porses Architecture Vision dan Business Architecture. Bisnis Saat Ini (As Is) dan Proses Bisnis Pendefinisian untuk memahami tools yang Rekomendasi (To Be): digunakan dalam memodelkan proses bisnis yaitu Business Process Modelling and Notation. Tabel 7 Perbandingan Average Time Hasil Simulasi Dan juga menentukan prinsip-prinsip Time Analysis Proses Bisnis Pemesanan Barang architecture yang akan dilakukan untuk panduan atau arahan dalam mencapai tujuan perusahaan As Is To Be Selisih Peningkatan dimana terdapat prinsip pengembangan sistem informasi atau aplikasi untuk internal (%) perusahaan, pengarsipan berkas fisik secara digital berbasis teknologi basis data, dan 32 menit 22 9 menit 14 23 menit 8 71,47 % pengolaan data sebagai aset. Dari hasil tata kelola kebutuhan terdapat core business yaitu detik detik detik melakukan penjualan obat-obatan dan alat kesehatan dengan berperan sebagai distributor Pada tabel 7 menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Average Time yang digunakan untuk Dan juga terdapat Business Process dalam menjalankan proses bisnis As Is adalah 32 menit proses bisnis penjualan yaitu proses bisnis 22 detik, sedangkan pada proses bisnis To Be pemesanan barang, proses bisnis barang keluar mengalami penurunan menjadi 9 menit 14 detik. gudang, pengiriman barang, dan pembayaran. Dapat disimpulkan bahwa proses bisnis To Be Dari hasil perencanaan arsitektur bisnis terdapat membutuhkan waktu yang lebih singkat organisasi/aktor perusahaan yang terlibat dalam dibandingkan dengan proses bisnis As Is untuk proses bisnis penjualan, terdapat peran dari menjalankan prosesnya dengan selisih waktu 23 setiap aktor yang terlibat dalam proses bisnis menit 8 detik atau penurunan sebesar 71,47 %. penjualan, fungsi bisnis perusahaan pada proses bisnis penjualan dan dilakukan pemodelan 6. KESIMPULAN kondisi proses bisnis saat ini dengan mendeskripsikan proses bisnis, langkah-lagkah Dari hasil perencanaan dan inisiasi sistem aktivitas dan model proses bisnis menggunakan penjualan pada PT. Millennium Pharmacon BPMN. Dari hasil Analisis Fit/Gap didapatkan Intenational Tbk Cabang Malang terdapat bahwa teknik perbaikan yang dilakukan pendefinisian ruang lingkup perusahaan terdahulu adalah teknik perbaikan berdasarkan mempengaruhi didalam penjualan dimana pemerintah sebagai pengawas terhadap aktivitas perusahaan, Principal (produsen) yang merupakan pihak yang mensuplai barang, konsumen yang merupakan elemen penting Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2598 persen terbesar, yaitu Integrated dengan Partial Sejahtera” Kabupaten Kediri). sebesar 100%, Eliminated dengan Partial Universitas Brawijaya. sebesar 75%, Automated dengan Partial sebesar White, S. A., 2012. BPMN 2.0 Handbook. 73,33%, dan Simplify dengan Partial sebesar Second Edition penyunt. Florida: 60%. Dapat disimpulkan bahwa proses bisnis Future Strategies Inc. yang ada pada PT. Millennium Pharmacon Raimondi, 2007. BPR-Redesigning Process. International Tbk Cabang Malang sudah cukup LIUC.:Universitas Carlo Cattaneo. baik namun masih dibutuhkan alternatif T. O. G., 2016. The Open Group TOGAF perbaikan untuk meningkatkan efektifitas dan 9.1. from The Open Group TOGAF efisiensi pada proses bisnis yang berjalan saat 9.1, 19 April, open. Web site: ini. Dari hasil perbandingan pada simulasi Time http://pubs.opengroup.org/architect Analysis pada proses bisnis pemesanan barang ure/togaf9-doc/arch/index.html. didapatkan selisih waktu sebesar 37 menit 9 detik dengan mengalami peningkatan sebesar 76,02% dari proses bisnis saat ini (As Is). Pada proses bisnis barang keluar gudang didapatkan selisih waktu sebesar 13 detik dengan mengalami peningkatan sebesar 1,04% dari proses bisnis saat ini (As Is). Pada proses bisnis pengiriman barang didapatkan selisih waktu sebesar 28 menit 56 detik dengan mengalami peningkatan sebesar 37,14% dari proses bisnis saat ini (As Is). Pada proses bisnis pembayaran didapatkan selisih waktu sebesar 1 jam 7 menit 25 detik dengan mengalami peningkatan sebesar 74,15% dari proses bisnis saat ini (As Is). Berdasarkan perbandingan simulasi Time Analysis bahwa durasi seluruh proses bisnis rekomendasi lebih singkat dan mengalami peningkatan nilai tambah pada perusahaan. 7. DAFTAR PUSTAKA Chen, Y.-C., 2001. Empirical Modelling for Participative Business Process Reengineering. Coventry (Inggris): The University of Warwick. Heriris, A. P., 2014. Analisis Proses Bisnis dan Perancangan Sistem Informasi Distribusi Produk Makanan Ringan Menggunakan Framework TOGAF ADM 9 (Studi Kasus: UD> Sido Jaya Kediri). Latjuba, S., 2013. Perancangan Arsitektur Proses Bisnis dengan The Open Group Architecture Framework Development Method (TOGAF ADM) (Studi Kasus: Bagian Kepegawaian STIKES Karya Husada Pare). Ayna, 2014. Perancangan Enterprise Architecture Menggunakan TOGAF ADM pada Koperasi Simpan Pinjam (Studi Kasus: KPRI “Wiyata Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Search
Read the Text Version
- 1 - 10
Pages: