Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Modul II MBS cetak

Modul II MBS cetak

Published by anasnurhasni, 2021-03-19 07:45:04

Description: Modul II MBS cetak

Search

Read the Text Version

Modul Praktik yang Baik Dalam MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SD - MI & SMP - MTs II Modul II - Praktik yang Baik dalam 1 Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar ii Modul II - Praktik yang Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar Daftar Isi Kata Pengantar Halaman Jadwal Pelatihan (contoh) iv v Modul 2 Manajemen Berbasis Sekolah 1 Unit 1 Kaji Ulang Kemajuan Sekolah 17 Unit 2 Pengelolaan Program Budaya Baca 29 Unit 3 Transparansi dan Akuntabilitas 41 Unit 4 Supervisi Akademik 67 Unit 5 Kepala Sekolah yang Efektif Unit 6 Sikap dan Tindakan untuk Meningkatkan Mutu 81 Sekolah 97 Unit 7 Rencana Tindak Lanjut Pendokumentasian Praktik yang Baik Modul II - Praktik yang Baik dalam iii Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar Kata Pengantar Tanoto Foundation adalah yayasan filantropi yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto dengan fokus kegiatan pada sektor pendidikan. Sejak 2010, Tanoto Foundation telah mengembangkan program Pelita Pendidikan untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan mutu Pendidikan dasar di Indonesia. Pada 2018, Program Pelita Pendidikan bertransformasi menjadi Program PINTAR atau Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran. Program ini bertujuan membantu Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar (SD dan MI & SMP dan MTs) dalam hal pembelajaran, manajemen sekolah, dan kepemimpinan kepala sekolah. Pada tingkat nasional, Program PINTAR (Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran) bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tingggi (Kemristekdikti), serta Kementerian Agama (Kemenag); sedangkan pada tingkat kabupaten/kota, program bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kantor Kemenag setempat. Saat ini, Program PINTAR (Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran) menjangkau 20 kabupaten/kota di lima provinsi (Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Timur, dan Jawa Tengah), dan bekerjasama dengan 10 LPTK di kelima provinsi tersebut. Untuk mencapai tujuan di atas, Program PINTAR (Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran) menyelenggarakan pelatihan-pelatihan mencakup Training of Trainer (TOT) fasilitator daerah di tingkat provinsi, pelatihan guru di tingkat sekolah, dan pendampingan sekolah mitra melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Madrasah (KKKM), dan di tingkat sekolah dan madrasah. Program ini dimulai pada tahun 2018. Kemitraan dengan LPTK diwujudkan melalui pelatihan kepada dosen, pelatihan serta pendampingan kepada sekolah dan madrasah mitra mereka. Pelatihan tersebut di atas menggunakan modul yang dikembangkan dengan melibatkan dosen, pengawas, guru, dan staf Tanoto Foundation. Modul 1 lebih menekankan konsep umum tentang Manajemen Berbasis Sekolah (MBS): 1) dasar-dasar pembelajaran Aktif dengan memperkenalkan konsep MIKiR; 2) pergeseran pola manajemen lama ke pola MBS; 3) mengenal bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam sektor pendidikan; dan 4) prinsip-prinsip menggerakkan program budaya baca. Sedangkan modul 2 berupaya mendorong sekolah menerapkan bentuk-bentuk kongkrit MBS: 1) mengidentifikasi keberhasilan program; 2) menyusun program pengelolaan budaya baca; 3) mempraktikan bentuk-bentuk transparansi dan akuntabilitas pada aspek pembelajaran, budaya baca, dan peran serta masyarakat; 4) merancang tindak lanjut supervisi akademik, dan; 4) bertindak sebagai kepala sekolah yang efektif. iv Modul II - Praktik yang Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar Jadwal Pelatihan Modul 2 Manajemen Berbasis Sekolah Untuk SD-MI & SMP-MTs Jam Menit Materi Fasilitator Hari ke-1 08.00 - 08.30 30’  Pembukaan  Menyanyikan Indonesia Raya 08.30 - 08.40  Doa 08.40 - 10.00 10.00 - 10.00 10’ Kontrak Belajar 10.10 - 12.00 80’ Unit 1: Kaji Ulang Kemajuan Sekolah 12.00 - 13.00 10’ Istirahat 13.00 - 13.20 110’ Unit 2: Pengelolaan Program Budaya Baca 60’ ISHOMA 13.20 - 14.45 20’ Unit 2: Pengelolaan Program Budaya Baca 14.45 - 15.00 15.00 - 15.15 (Lanjutan) 15.15 - 17.00 85’ Unit 3: Tranparansi dan Akuntabilitas 15’ Unit 4: Supervisi Akademik 08.00 - 09.35 15’ Istirahat 09.35 - 10.00 105’ Unit 4: Supervisi Akademik (Lanjutan) 10.00 - 10.10 Hari ke-2 10.10 - 11.25 95’ Unit 5: Kepala Sekolah yang Efektif 25’ Unit 6: Sikap dan Tindakan untuk 11.25 -12.00 12.00 - 13.00 Meningkatkan Mutu Sekolah 13.00 - 13.25 10’ Istirahat 13.25 - 14.25 75’ Unit 6: Sikap dan Tindakan untuk 15.25 - 15.40 15.40 - 16.10 Meningkatkan Mutu Sekolah 16.10 - 16.30 35’ Pendokumentasian Pratik Baik 60’ ISHOMA 25’ Pendokumentasian Pratik Baik 60’ Unit 7: Rencana Tindak Lanjut (RTL) 15’ Istirahat 30’ Evaluasi 20’ Penutupan Modul II - Praktik yang Baik dalam v Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar vi Modul II - Praktik yang Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar Pengantar Pelatihan Modul II - Praktik yang Baik dalam vii Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar viii Modul II - Praktik yang Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar Modul II - Praktik yang Baik dalam ix Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar x Modul II - Praktik yang Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar Modul II - Praktik yang Baik dalam xi Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Kata Pengantar xii Modul II - Praktik yang Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah SD-MI & SMP-MTs

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah UNIT 1 KAJIULANG KEMAJUAN SEKOLAH Tanoto Foundation 1 Modul II – Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah 2 Tanoto Foundation Modul II - Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah UNIT 1 Kajiulang Kemajuan Sekolah (80 menit) Kepala sekolah mengadakan rapat kemajuan sekolah dengan mengundang komite sekolah, perwakilan orang tua wali murid dan guru. Peserta duduk dalam kelompok sekolah! Pendahuluan Keberhasilan sebuah pelatihan bukan pada selesainya acara pelatihan. Keberhasilan pelatihan apabila pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh telah diterapkan; telah membawa perubahan ke arah yang diharapkan. Pelatihan yang tidak membawa perubahan adalah pelatihan yang sia-sia. Pada pelatihan modul 1, sekolah-sekolah telah mendapatkan materi pembelajaran aktif dan pengelolaan sekolah. Topik-topik yang telah diberikan terdiri dari materi pembelajaran dan materi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), meliputi: 1. Pembelajaran Aktif; 2. Budaya Baca; 3. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS); 4. Pemantauan Sekolah; 5. Peran Serta Masyarakat (PSM). Tanoto Foundation 3 Modul II – Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah Sangat penting untuk melihat sejauh mana sekolah-sekolah yang telah ikut pelatihan modul 1 mencapai kemajuan dalam pembelajaran, budaya baca, manajemen sekolah, dan PSM. Kemajuan pada empat komponen tersebut bisa dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan pelatihan sebelumnya, dan menjadi landasan untuk pelatihan berikutnya. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu: 1. Menyadari posisi kemajuan sekolah atau madrasahnya terkait penerapan hasil pelatihan 1 2. Mengidentifikasi upaya peningkatan penerapan hasil pelatihan 1 dari sekolah/ madrasah lain; 3. Menemukan solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi, sehingga hasil pelatihan bisa diterapkan secara lebih maksimal. Sumber dan Bahan 1. Presentasi Unit 1 2. Lembar Kerja Peserta 1.1 3. Lembar Kerja Peserta 1.2 4. Lembar Kerja Peserta 1.3 5. Lembar Kerja Peserta 1.4 6. Informasi Tambahan 1.1 7. Informasi Tambahan 1.2 8. ATK: kertas plano, spidol berwarna dan lem Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 80 menit. Rincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan pelaksanaan sesi ini. 4 Tanoto Foundation Modul II - Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah Garis Besar Kegiatan (80’ menit) Introduction Connection Application Reflection Extension 5 menit 5 menit 60 menit 5 menit 5 menit Fasilitator Penayangan Kegiatan 1: Memberi Fasilitator menyampaik slide daftar Mendiskusikan kesempatan pada memberikan an latar materi kemajuan sekolah peserta menilai kesimpulan berlakang, pelatihan sebagai akibat sendiri sejauh mana dan tujuan, dan periode pelatihan dan kegiatan dalam unit penguatan langkah- sebelumnya. pendampingan ini telah mencapai sesi langkah sebelumnya. tujuan dan menggunakan kegiatan dari Penanyangan menuliskan hal-hal tayangan. unit ini. pada peserta, Kegiatan 2: yang masih perlu materi apa Berbagi hasil diperjelas dan yang sudah kemajuan menanyakan langkah diterapkan sekolah. apa yang akan dan materi dilakukan yang belum selanjutnya. diterapkan. Perincian Langkah-langkah Kegiatan I Introduction (5 menit) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah dari unit ini. C Connection (5 menit) Urun Gagasan/Pengalaman Fasilitator menanyakan: pengetahuan dan keterampilan apa saja yang diperoleh dari pelatihan sebelumnya yang sudah dan belum diterapkan? Tanoto Foundation 5 Modul II – Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah A Application (60’ menit) Kegiatan 1: Mendiskusikan kemajuan sekolah sebagai akibat pelatihan sebelumnya (40 menit) Peserta bekerja dalam kelompok sekolah. 1. Fasilitator menanyakan: a) Apa saja yang telah berubah di pembelajaran, pengelolaan sekolah, menajemen, budaya baca, dan PSM akibat dari pelatihan sebelumnya? b) Apa saja faktor pendukung keberhasilan? c) Apa hambatan/kendala yang dihadapi sekolah? Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi hambatan/kendala tersebut? 2. Fasilitator mememinta peserta bekerja dalam kelompok dengan menggunakan LKP 1.1 s.d 1.4. Catatan Fasilitator Untuk mempersiapkan sekolah supaya bisa presentasi dengan lebih baik, sekolah harus diberitahukan sebelum hari pelatihan tiba supaya mereka membawa hasil-hasil (dokumen, foto, hasil karya anak, dsb.) pada pelatihan MBS. Pajangan disusun sebelum sesi dimulai. Pajangan dikelompokkan menjadi: (1) Pembelajaran, (2) Manajemen Sekolah, (3) Peran Serta Masyarakat, (4) Budaya Baca 3. Mintalah masing-masing kelompok sekolah untuk menempelkan hasil diskusi yang telah ditulis di kertas plano. Sampaikan kepada tim sekolah bahwa mereka bisa menambahkan pajangan mereka dengan dokumen, hasil karya siswa, dan foto-foto yang dibawa dari sekolah sebagai bukti tidak langsung keberhasilan yang telah disebut dalam LKP. (Foto-foto dan hasil karya siswa bisa ditempel sebelum sesi dimulai) Kegiatan2: Berbagi Hasil Tentang Kemajuan Sekolah (20 menit) 1. Setiap kelompok akan menerima sejumlah post it yang berisi nomor kunjungan ke kelompok lain; 2. Peserta yang menerima post it dengan tanda khusus akan menjaga pajangan dan lainya akan berkunjung ke kelompok lain sesuai dengan nomor yang diterimanya; 3. Penjaga pajangan bertugas menjelaskan isi pajangan kepada pengunjung tentang hal- hal yang sudah baik, hambatan, dan jalan keluar terkait pembelajaran, budaya baca, manajemen sekolah, dan PSM; 4. Pengunjung mencatat hal-hal menarik di dari karya kelompok yang dikunjungi: kemajuan 6 Tanoto Foundation Modul II - Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah dan jalan keluar dalam menghadap hambatan dari karya kelompok yang dikunjungi. 5. Peserta kembali ke kelompoknya untuk berbagi hasil kunjungan: penjaga pajangan menjelaskan masukan dari para pengunjung, sedangkan pengunjung menyampaikan hal-hal menarik dari hasil kunjungannya. R Reflection (5 menit) Apakah sekolah/madrasah Bapak/Ibu telah mencapai kemajuan setelah pelatihan modul 1? E Extension (5 menit) 1. Pelatihan yang tidak diterapkan adalah pelatihan yang gagal; 2. Upaya sungguh-sungguh dari semua pihak diperlukan supaya hasil pelatihan bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik. 3. Kendala dan hambatan bukanlah halangan untuk kemajuan sekolah, melainkan sebuah tantangan untuk dihadapi. 4. Peserta diminta untuk membaca informasi tambahan 1.1 dan 1.2 Tanoto Foundation 7 Modul II – Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah LKP 1.1: Kemajuan Sekolah Akibat Pelatihan Sebelumnya (Pembelajaran) Kegiatan Kemajuan Faktor Faktor Upaya 1 yang Pendukung Penghambat Mengatasi Dicapai 2 3 8 Tanoto Foundation Modul II - Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah LKP 1.2: Kemajuan Sekolah Akibat Pelatihan Sebelumnya (Manajemen Sekolah) Kegiatan Kemajuan Faktor Faktor Upaya 1 yang Dicapai Pendukung Penghambat Mengatasi 2 3 Tanoto Foundation 9 Modul II – Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah LKP 1.3: Kemajuan Sekolah Akibat Pelatihan Sebelumnya (Budaya Baca) Kegiatan Kemajuan Faktor Faktor Upaya Mengatasi 1 yang Dicapai Pendukung Penghambat 2 3 10 Tanoto Foundation Modul II - Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah LKP 1.4: Kemajuan Sekolah Akibat Pelatihan Sebelumnya (Peran Serta Masyarakat) Kegiatan Kemajuan Faktor Faktor Upaya Mengatasi 1 yang Dicapai Pendukung Penghambat 2 3 Tanoto Foundation 11 Modul II – Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah IT 1.1: Indikator Kemajuan Sekolah (Pembelajaran) Indikator Sub Indikator Kegiatan Pembelajaran Guru Guru mengajukan pertanyaan/tugas tingkat tinggi (produktif/imajinatif/ Pengelolaan terbuka) dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk Lingkungan mengungkapkan/mengembangkan gagasan (lisan/tulisan) Belajar Guru menggunakan alat bantu belajar yang relevan dengan konsep dan terlihat jelas oleh semua siswa. Pemanfaatan Guru berkeliling kelas, mengamati, dan mendampingi siswa mengerjakan Sudut Baca/ tugas Perpustakaan Siswa Siswa melakukan kegiatan saat proses pembelajaran berlangsung (pengamatan, percobaan, menggunakan alat bantu belajar) Siswa bertukar gagasan/pikiran kepada orang lain (diskusi) Siswa menghasilkan produk belajar (hasil karya) dari hasil pemikirannya sendiri dan sesuai dengan kemampuan/tingkat kelas siswa Siswa melakukan refleksi dan mengambil pelajaran dari pengalaman belajarnya. Sumber belajar bervariasi (benda nyata, poster, serta lingkungan alam dan social) Pengaturan meja kursi memungkinkan siswa berinteraksi Guru menggunakan pengelolaan siswa yang variatif (kerja kelompok, kerja perorangan, berpasangan, dan/atau klasikal Ada pajangan yang berisi karya siswa selain prakarya dan media pembelajaran Pajangan hasil karya siswa diperbarui secara berkala Pajangan terlihat jelas dan dapat dibaca oleh siswa Sudut baca/perpustakaan berisi buku bacaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat baca (non-pelajaran: buku cerita, novel, majalah, kamus, ensiklopedi) Buku dimanfaatkan untuk proses belajar Jumlah buku mencukupi kebutuhan siswa 12 Tanoto Foundation Modul II - Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah IT 1.2: Indikator Kemajuan Sekola (MBS) Indikator Sub Indikator Kepemimpinan Pembelajaran Kepala sekolah mengadakan penyebaran materi hasil pelatihan kepada guru yang belum dilatih Budaya Baca Kepala sekolah melaksanakan supervisi rutin terkait pelaksanaan hasil pelatihan Partisipasi Kepala sekolah memfasilitasi guru datang ke KKG/MGMP (waktu, ijin dan Masyarakat dana) Kepala sekolah memenuhi kebutuhan material pembelajaran Kepala sekolah mendorong pemajangan hasil karya siswa (penyediaan tempat, alat) Mendekatkan buku dengan anak (lorong, sudut baca, pondok baca, dll) Membiasakan budaya membaca yang terjadwal dengan durasi waktu tertentu Menambah koleksi buku-buku yang menarik (fiksi non fiksi) Membuat Perpustakaan lebih menarik dan mudah di akses oleh siswa Mengkampanyekan budaya baca kepada warga sekolah Bekerja sama dengan perpustakaan daerah Membuat lomba-lomba: membaca terbanyak, membuat resume buku, menulis cerpen, dll Masyarakat ikut meningkatkan kualitas pembelajaran (paguyuban kelas, guru bantu, narasumber pembelajaran, perencanaan pembelajaran, dll) Masyarakat ikut dalam proses perencanaan program sekolah Masyarakat mendukung program budaya baca (sumbangan buku, mempromosikan, dan menjadi penghubung dengan perpustakaan daerah/desa, Taman Baca Masyarakat) Masyarakat meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekolah (pagar, cat tembok, kebun sekolah, dll) Tanoto Foundation 13 Modul II – Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah MATERI PRESENTASI UNIT 1 14 Tanoto Foundation Modul II - Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah Tanoto Foundation 15 Modul II – Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit 1 – Kajiulang Kemajuan Sekolah 16 Tanoto Foundation Modul II - Kajiulang Kemajuan Sekolah

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca UNIT 2 PENGELOLAAN PROGRAM BUDAYA BACA Tanoto Foundation 1 Modul II – Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca 2 Tanoto Foundation Modul II- Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca UNIT 2 Pengelolaan Program Budaya Baca (130’ menit) Siswa memanfaatkan jam istirahat sekolah untuk membaca buku yang mereka sukai. Peserta duduk dalam kelompok sekolah! Pendahuluan Sekolah harus mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mendukung upaya menciptakan budaya baca, meliputi: 1. Bahan bacaan:  Berbagai jenis buku, cetak maupun e-book, fiksi dan non-fiksi;  Majalah, koran, laporan penelitian;  Poster, pengumuman. 2. Tempat:  Perpustakaan sekolah: tempat yang cerah, menarik, nyaman bagi anak-anak untuk membaca, dan meminjam buku;  Lorong baca, sudut baca, gubuk baca;  Tempat membaca terbuka, seperti balai baca. 3. Sumber Daya Manusia (SDM):  Guru/kepala sekolah: semua guru (guru kelas, guru bantu, dan guru mata pelajaran) harus menjadi “guru membaca” sebagai teladan;  Pustakawan atau asisten pustakawan terlatih; Tanoto Foundation 19 Modul II – Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca  Staf dinas memberikan perhatian atau supervisi;  Relawan: orang tua, anak-anak yang lebih tua, warga senior, semua bisa membantu;  Anak: anak-anak yang lebih berpengalaman membaca dapat membantu teman yang lebih muda, yang kurang mampu membaca untuk sesi membaca harian. 4. Waktu:  Waktu membaca di seluruh sekolah dan penggunaan jam bebas kelas, seperti sebelum sekolah dimulai untuk kegiatan membaca.  Memanfaatkan waktu malam untuk membaca di rumah dengan melibatkan orangtua dan masyarakat. Pengelolaan sumber daya tersebut di atas, dapat dilakukan dengan beberapa cara praktis yang sesuai dengan konteks sekolah. Cara-cara praktis dapat diperoleh melalui pengalaman sekolah lain dan pengetahuan yang berasal dari berbagai sumber. Sekolah perlu mengorganisasikan dan merancang kegiatan serta anggaran untuk mewujudkan budaya baca di sekolah secara efektif dan efisien. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu: 1. Menjelaskan sumber daya yang mereka miliki/tersedia untuk mengembangkan budaya baca; 2. Mengidentifikasi cara-cara praktis dalam mengelola sumber daya; 3. Menyajikan rancangan dan anggaran sederhana untuk mengembangkan budaya baca di sekolahnya. Sumber dan Bahan 1. Presentasi Unit 2 2. Video Praktik Baik Program Budaya Baca 3. LKP 2.1: Identifikasi Pengelolaan Program Budaya Baca 4. LKP 2.2: Rencana Pengembangan Program Budaya Baca 5. ATK: kertas plano, spidol berwarna, dan post it Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 130’ menit. Rincian alokasi waktu dapat dilihat pada setiap tahapan pelaksanaan sesi ini 20 Tanoto Foundation Modul II- Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca Garis Besar Kegiatan (130’ menit) Introduction Connection Application Reflection Extension 5 menit 10 menit 105 menit 5 menit 5 menit Penjelasan Curah Kegiatan 1: Diskusi Fasilitator Pernyataan Latar Pengalaman sumber daya menanyakan dari fasilitator belakang, program budaya kepada tentang tujuan, dan Fasilitator baca peserta pentingnya langkah- menanyakan ke sejauh mana rencana langkah peserta sumber Kegiatan 2: kegiatan untuk kegiatan dari daya apa yang Mengidentifikasi telah dilaksanakan. unit ini. dikelola pengelolaan mencapai sekolahnya untuk program budaya tujuan dan program budaya baca dengan rencana apa baca. tayangan video. yang akan dilakukan. Kegiatan 3: Pengembangan Program Budaya Baca. Kegiatan 4: Memperbaiki Program Budaya Baca. Perincian Langkah-langkah Kegiatan I Introduction (5’ menit) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah dari unit ini. C Connection (5’ menit) Urun Gagasan/Pengalaman Fasilitator menanyakan pengalaman peserta tentang pengelolaan sumber daya dalam program budaya baca di sekolah. Tanoto Foundation 21 Modul II – Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca A Application (105’ menit) Kegiatan 1: Diskusi Pengelolaan Sumber Daya Program Budaya Baca (20 menit) 1. Fasilitator mengajukan pertanyaan tentang pengalaman sekolah mengelola sumber daya bahan bacaan, tempat, orang, dan waktu dalam program budaya baca. 2. Fasilitator menayangkan berbagai sumber daya (seperti yang ada di pendahuluan) dan memberi penjelasan tentang kelompok sumber daya tersebut untuk memberikan penguatan. Fasilitator menambahkan bahwa pemahaman tentang sumber daya ini akan mengantarkan peserta dalam mengidentifikansi sumber daya yang dibutuhkan dalam pengelolaan program budaya baca pada kegiatan 2. Kegiatan 2: Mengidentifikasi Pengelolaan Program Budaya Baca (30 menit) 1. Setiap peserta menonton video praktik baik program budaya baca di sekolah/madrasah mitra Tanoto Foundation. Peserta mencatat tayangan video di kertas/buku catatat. 2. Peserta diminta mengidentifikasi pengelolaan budaya baca di sekolah/madrasah dengan menjawab pertanyaan berikut: a. Apa sumber daya yang dikelola sekolah? b. Apa kegiatan budaya baca yang dilakukan sekolah tersebut? c. Siapa sajakah yang ikut berperan serta dalam program tersebut? Peserta bekerja dalam kelompok untuk mengidentifikasi dan menuliskan hasilnya pada plano dengan format LKP 2.1. 3. Perwakilan 1-2 kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lainnya memberi tanggapan. Kegiatan 3: Pengembangan Program Budaya Baca (30’ menit) 1. Setiap kelompok sekolah mempersiapkan rencana program budaya baca. Rencana harus mencakup unsur-unsur berikut: a. Kegiatan (dapat mengambil hasil unit 1 dan inspirasi dari hasil identifikasi pada tayangan video di kegiatan 2); b. Peran dan tanggung jawab masing-masing program (termasuk peran masyarakat, anak-anak, dan guru) c. Anggaran indikatif yang realistis untuk masing-masing kegiatan. Jika kegiatan tidak membutuhkan anggaran, maka pada kolom perkiraan anggaran diisi nol (0); 22 Tanoto Foundation Modul II- Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca d. Jadwal pelaksanaan kegiatan diisi berdasarkan waktu pelaksanaan yang direncanakan. 2. Dalam menyususn rencana kegiatan program budaya baca, peserta mengerjakan pada kertas plano dengan menggunakan format LKP 2.2. Kegiatan 4: Memperbaiki Program Budaya Baca (25’ menit) 1. Setiap kelompok sekolah memilih wakil untuk menjadi “konsultan” di kelompok lainnya untuk memperbaiki rencana tindak lanjut. Konsultan datang ke kelompok lain dengan searah jarum jam. Konsultan harus memastikan semua rencana sekolah sudah disusun dengan rapi, praktis, dan bisa dilaksanakan berdasarkan pertimbangan waktu dan sumber daya. 2. 1 sampai 2 kelompok menyampaikan apa yang diusulkan oleh konsultan: apakah usulan tersebut diterima atau tidak dan apa alasannya. 3. Kelompok lain memberi tanggapan terhadap diterima atau tidak diterimanya masukan dari konsultan. 4. Tiap kelompok memperbaiki rencana program berdasarkan tanggapan dari pleno dalam kelompok. R Reflection (5 menit) Melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa saja sumber daya yang dibutuhkan untuk mengelola program budaya baca? 2. Apa saja cara-cara praktis yang dapat dilakukan dalam mengelola sumber daya untuk program budaya baca? 3. Apakah program budaya baca yang Bapak/ibu susun bisa dilaksanakan di sekolah/madrasah? E Extension (5 menit) Program budaya baca yang telah di susun harus dilaksanakan, kepala sekolah didukung komite sekolah, guru, dan pengawas melaksanakan program tersebut supaya sukses. Tanoto Foundation 23 Modul II – Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca LKP 2.1: Identifikasi PengelolaanSumber Daya Program Budaya Baca Jenis Sumber Kegiatan Budaya Pihak yang Bentuk Dukungan Daya Sekolah Baca dalam berperan Tayangan Buku dan bahan bacaan Tempat Manusia Waktu 24 Tanoto Foundation Modul II- Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca LKP 2.2: Rencana Pengembangan Program Budaya Baca Nama Sekolah: Nama Kepala Sekolah: No Kegiatan Penanggung Anggaran Waktu Pelaksanaan Kegiatan jawab Indikatif Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan 12 3 4 Catatan: Triwulan mengikuti triwulan anggaran (BOS); Tanoto Foundation 25 Modul II – Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca MATERI PRESENTASI UNIT 2 26 Tanoto Foundation Modul II- Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca Tanoto Foundation 27 Modul II – Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit II – Pengelolaan Program Budaya Baca 28 Tanoto Foundation Modul II- Pengelolaan Program Budaya Baca

Unit 3 – Transparansi dan Akuntabilitas UNIT 3 TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS Tanoto Foundation 1 Modul II – Transparansi dan Akuntabilitas

Unit 3 – Transparansi dan Akuntabilitas 2 Tanoto Foundation Modul II – Transparanasi dan Akuntabilitas

Unit 3 – Transparansi dan Akuntabilitas UNIT 3 TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS (85 menit) RKAS yang dipajangkan dan disampaikan kepada komite dan orang tua siswa di mading sekolah merupakan salah satu bentuk transparansi pengelolaan sekolah. Peserta duduk dalam kelompok sekolah Pendahuluan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan ketentuan pasal 49 ayat 1 menyebutkan “Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.” Transparansi dan akuntabilitas merupakan bagian dari prinsip manajemen berbasis sekolah yang perlu diterapkan. Tiap pekerjaan mutlak memerlukan adanya pertanggungjawaban. Sampai sekarang ba- nyak sekolah merasa hanya bertanggung jawab kepada pemerintah atau yayasan yang memberi uang dan kewenangan. Tidak banyak yang merasa perlu bertanggung jawab kepada masyarakat. Seharusnya, karena sekolah mendidik anak (dari masyarakat), maka sekolah juga bertanggung jawab kepada masyarakat tentang pelaksanaan tugasnya, penggunaan dana (apa kekurangannya, bagaimana sekolah mendapat bantuan, dan Tanoto Foundation 31 Modul II – Transparansi dan Akuntabilitas

Unit 3 – Transparansi dan Akuntabilitas dukungan masyarakat untuk meningkatkan kualitas sekolah). Transparansi dan akuntabilitas mendorong partisipasi masyarakat lebih meningkat. Transparan/Terbuka, hal ini diperlukan dalam rangka menciptakan kepercayaan timbal balik antar pemangku kepentingan melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.1 Akuntabel berhubungan dengan pertanggungjawaban untuk melaporkan, menjelaskan, dan memberi justifikasi tentang sebuah kegiatan atau keputusan kepada pemangku kepentingan. Tujuan Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu: 1. Mengidentifikasi praktik baik transparansi dan akuntabilitas di sekolah. 2. Menyusun tindakan praktis mewujudkan transparansi dan akuntabilitas di sekolah. Sumber, Bahan, dan Alat 1. Presentasi Unit 3 2. Video Unit 3: Praktik Transparansi dan Akuntabilitas yang baik 3. Lembar Kerja Peserta 3.1: Tindakan praktis mewujudkan transparansi dan akutabilitas 4. Spidol, plano, dan Kertas pos-it. Waktu Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 85 menit. Alokasi waktu dapat dilihat pada perincian Langkah-langkah Kegiatan sebagai berikut. 1 Akutabilitas Publik, UNDP (2002) 32 Tanoto Foundation Modul II – Transparanasi dan Akuntabilitas

Unit 3 – Transparansi dan Akuntabilitas Garis Besar Kegiatan (85 menit) Introduction Connection Application Reflection Extension 5 menit 10 menit 60 menit 5 menit 5 menit Penyampaian Urun Kegiatan 1: Peserta Saran latar gagasan Mengidentifikasi menjawab untuk belakang, terkait praktik baik pertanyaan: memprak- tujuan, dan praktik transparansi dan Apa faktor penting tikan garis besar transparansi akuntabilitas. mewujudkan transparan- kegiatan dan tranparansi dan si dan akutabilitas Kegiatan 2: akutabilitas di akuntabili- Menyusun sekolah? tas tindakan transparansi dan Penguatan akuntabilitas di sekolah Kegiatan 3: Kunjung Karya Perincian Langkah-langkah Kegiatan I Introduction (5 menit) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan garis besar kegiatan. C Connection (10 menit) Urun Gagasan/pengalaman kegiatan transparansi dan akuntabilitas yang sudah dilakukan di sekolah Tanoto Foundation 33 Modul II – Transparansi dan Akuntabilitas

Unit 3 – Transparansi dan Akuntabilitas Catatan untuk Fasilitator : Sebelum urun gagasan fasilitator memastikan bahwa peserta sudah memahami pengertian dari transparansi dan akuntabilitas: Transparansi dalam pengelolaan sekolah dapat dimengerti sebagai keterbukaan melalui penyediaan dan jaminan kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai tentang aspek-aspek pengelolaan sekolah kepada penerima manfaat dan pemberi amanah. Akunbalilitas dimengerti sebagai bentuk pertanggungjawaban terkait efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan, program, atau keputusan lainya kepada pemangku kepentingan; pemberi amanah maupun penerima manfaat dengan memberikan penjelasan, pertunjukan, pelaporan, dan pembenaran (justifikasi) beserta bukti-buktinya. (1) Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan gagasan/pengalaman terkait bentuk kegiatan transparansi dan akuntabilitas yang pernah dilakukan di sekolah (2) Fasilitator mencatat pengalaman peserta tersebut pada slide PPT. A Application (60 menit) Kegiatan 1: Mengidentifikasi Praktik Baik Transparansi dan Akuntabilitas di Sekolah- Menonton Video (15’) (1) Peserta mengamati video praktik transparan dan akuntabel di sekolah. Sebelum video di tayangkan, fasilitator memberikan penjelasan poin-poin isi video terkait dengan transparansi dan akuntabilitas. (2) Saat mengamati video, peserta mencatat semua kegiatan terkait dengan transparansi dan akuntabilitas. Kegiatan 2: Menyusun Tindakan Praktis Mewujudkan Transparansi dan Akutabilitas (30’) (1) Dalam kelompok sekolah, peserta merumuskan tindakan transparansi dan akuntabilitas terkait dengan pembelajaran, budaya baca dan manajemen sekolah di sekolah masing- masing. Gunakan poin-poin dalam urun gagasan dan catatan saat mengamati video. (2) Tuliskan hasil diskusi pada kertas plano dengan mengunakan format LKP 3.1 berikut. Kegiatan 3: Kunjung Karya (15’) (1) Tempelkan hasil pekerjaan kegiatan 2 pada dinding sesuai nomor kelompok yang telah ditetapkan. (2) Kepala sekolah bertugas menjaga pajangan, sedangkan peserta lainnya melakukan kunjungan ke kelompok lain yang berbeda. 34 Tanoto Foundation Modul II – Transparanasi dan Akuntabilitas

Unit 3 – Transparansi dan Akuntabilitas (3) Penjaga pajangan bertugas menjelaskan isi pajangan kepada pengunjung tentang aspek dan tindakan transparansi dan akuntabilitas di sekolah serta dukungan yang diberikan stakeholders dan masyarakat. Pengunjung juga bisa memberikan masukan dan saran perbaikan dengan menuliskan di pos-it dan menempelkan pada tempat yang diperbaiki. (4) Pengunjung mencatat praktik baik kegiatan transparansi dan akuntabilitas dari kelompok sekolah yang dikunjungi. (5) Peserta kembali ke kelompoknya untuk berbagi hasil kunjungan dan memperbaiki hasil diskusinya. R Reflection (5 menit) Refleksi Fasilitator mengajukan pertanyaan: Apa saja faktor penting mewujudkan transparansi dan akuntabilitas di sekolah? Penguatan Fasilitator menyampaikan penguatan sebagai berikut: 1. Transparansi dan akuntabilitas merupakan bagian dari prinsip manajemen berbasis sekolah; 2. Transparansi dan akuntabilitas akan mendorong partisipasi masyarakat untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan. E Extension (5 menit) Fasilitator meminta peserta untuk mempraktikan dan mengembangkan berbagai kegiatan secara transparan dan akuntabel, sebagai wujud pelaksanaan MBS di sekolah yang mereka pimpin/dampingi. Mereka bisa mencatat kendala dan jalan keluarnya. Tanoto Foundation 35 Modul II – Transparansi dan Akuntabilitas

Unit 3 – Transparansi dan Akuntabilitas LKP 3.1: Bentuk Transparansi, Akuntabilitas, dan Dukungan yang Diharapkan. Aspek Bentuk Bentuk Bentuk Transparansi Akuntabilitas Dukungan Stakeholders Pembelajaran Manajemen Sekolah Budaya Baca 36 Tanoto Foundation Modul II – Transparanasi dan Akuntabilitas

Unit 3 – Transparansi dan Akuntabilitas IT 3.1: Transparansi dan Akuntabilitas A. Transparansi Pada Pasal 2 ayat 1 Undang-undang No. 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi disebutkan bahwa setiap informasi publik besifat terbuka dan dapat diakses setiap pengguna informasi. Pembatasan akses hanya berlaku untuk informasi sebagai mana disebut dalam ayat 4 “bersifat rahasia sesuai dengan undang-undang, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya”. Mengikuti undang-undang di tersebut, transparansi dalam pengelolaan sekolah dapat dimengerti sebagai keterbukaan melalui penyediaan, jaminan, dan kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai tentang aspek-aspek pengelolaan sekolah dari pengelola kepada penerima manfaat dan pemberi amanah. Keterbukaan diperlukan dalam rangka menciptakan kepercayaan timbal balik antar pemangku kepentingan; pengelola (pihak sekolah), penerima manfaat (siswa, orangtua siswa, dan masyarakat), dan pemberi amanah (pemerintah, yayasan, dan penyandang dana). Keterbukaan juga mendorong partisipasi lebih luas dari masyarakat dalam pengelolaan sekolah. Seiring beragamnya alat dan media informasi, terutama penggunaan media daring, dalam praktinya transparansi pengelolaan sekolah dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media tersebut dalam menyediakan informasi. Dalam aspek akademik misalnya, tak sedikit sekolah yang mengunggah Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) di awal tahun pelajaran atau prestasi akademik dalam perlombaan yang diikuti para siswa di laman Facebook, Instagram, atau sekedar membagikannya di Washapp Group (WAG) sekolah. Bahkan tak jarang sekolah/kelas menyelenggarakan nonton bareng proses pembelajaran aktif melalui live treaming/siaran langsung di media sosial. Perkembangan media informasi, khususnya media sosial, membantu sekolah mewujudkan transparansi sebagai saalh satu prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Transparansi sebagai prinsip MBS tak melulu terkait dengan pengelolaan keuangan, juga terkait dengan aspek-aspek lain dalam pengelolaan sekolah, termasuk pembelajaran, budaya baca, sarana- prasarana, tenaga pendidik, dan lain-lain. B. Akuntabilitas Prof. Syaiful Sagala dalam buku “Manajemen Berbasis Sekolah & Masyarakat” menyebut bahwa akuntabilitas bersangkutan dengan persoalan tanggung jawab (responsibilitas), kepercayaan (kredibilitas), dan memberikan kepuasan kepada pihak yang berkepentingan (hal 247). Apakah akuntabilitas melulu tentang keberhasilan pelaksanaan program, tentu saja tidak. Tanoto Foundation 37 Modul II – Transparansi dan Akuntabilitas


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook