["BIO.E.AYP.10.6-10.11 2) Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran klasikal ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama. 3) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.Pembelajaran ulang dilakukan apabila semua peserta didik mengalami kesulitan. Pembelajaran ulang dilakukan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes\/pertanyaan. 4) Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai KKM, baik secara individu maupun kelompok. b. Materi (Terlampir) c. Asesmen remedial Gunakan perangkat asesmen formatif yang sebelumnya telah diberikan, atau Bapak\/Ibu bisa membuat soal yang setara dengan asesmen formatif tersebut. 51","BIO.E.AYP.10.6-10.11 E. Lampiran 1. Lembar Kerja Siswa LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) Materi : Klasifikasi dan Determinasi Nama : Kelas : Kelompok : Tanggal : A. Tujuan: 1. Anda mampu menyajikan pengelompokan Keanekaragaman Hayati (KH) dalam bentuk poster berdasarkan klasifikasi dikotomi. 2. Anda mampu mendeskripsikan lima manfaat Keanekaragaman hayati dengan menyajikan data satu spesies tertentu melalui Poster B. Kegiatan: Perhatikan gambar keanekaragaman hayati Indonesia di bawah ini. Kemudian pilih 10 organisme (5 hewan dan 5 tumbuhan) yang Anda kenali sebagai hewan\/tumbuhan khas di daerah Anda, sebagai bahan pekerjaan Anda di LKPeserta didik. https:\/\/images.app.goo.gl\/Q1hanNyim3dPzLf4A Berdasarkan morfologi dari keempat organisme yang Anda pilih tersebut, setujukah Anda dengan pernyataan berikut: \u201cKesepuluh organisme tersebut berasal dari kelompok famili yang sama; dan Jika keempatnya punah dari muka Bumi, maka tidak ada dampak apapun bagi kehidupan manusia\u201d 52","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Lanjutan\u2026 1. Ya, saya Setuju dengan pernyataan tersebut. Karena ___________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Tidak, saya Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut. Karena ____________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ 2. Bukti bahwa alasan (persetujuan\/ketidak-setujuan)* saya atas pernyataan tersebut adalah, melalui pohon dikotomi yang saya buat. Keterangan: *) lingkari pilihan Anda. 53","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Lanjutan\u2026 3. Berdasarkan pengisian nomor 2, maka kunci dikotominya adalah, (Perhatikan contoh). P1. apakah mereka memiliki kaki? Jika \u2018ya\u2019 lanjut ke nomor P2 Jika \u2018tidak\u2019 lanjut ke nomor P3 P2. apakah mereka memiliki\u2026\u2026.? Jika \u2018ya\u2019 lanjut ke nomor P4 Jika \u2018tidak\u2019 lanjut ke nomor P5 P3. Apakah mereka \u2026\u2026\u2026 \u2026 dst \u2026 lakukan hingga ditemukan organisme yang dimaksud 4. Berdasarkan kegiatan nomor 1 hingga nomor 3. Apakah Anda masih berada pada pernyataan Anda bahwa Anda (menyetujui\/tidak menyetujui)* pernyataan di awal LKPeserta didik? 2. MYaa, tsearyia Setuju\/tidak setuju* dengan pernyataan tersebut. Karena 3. SOurgmabneisrmreefpeerertnasmi abeylaaijtaur(_g_u_ru__d_a_n__s_is_w__a_y_a_n) gmbeimsailidkiiackirsi-ecsirid_i_I_n_t_e_rn_e_t__m_a_u_p_u__n_c_e_t_a_k_.___ ______________________________________________________________________________ dan manfaat____________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Organisme kedua yaitu (________________) memiliki ciri-ciri___________________________ _____________________________________________________________________________ dan manfaat ___________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________ Organisme ketiga yaitu (________________) memiliki ciri-ciri____________________________ ______________________________________________________________________________ dan manfaat____________________________________________________________________ Kete_Or_a_rgn_a_gn_ai_snm_:_e*_k)_e_li_en_mg_kp_aa_t_r_yi a_pi_ti_uli_h(__a__n____A__n____d__a__._______________)_m_e_m__il_ik_i_c_ir_i_-c_i_ri__________________________________________________ dan manfaat ___________________________________________________________________ 54","BIO.E.AYP.10.6-10.11 2. Materi Bapak\/Ibu bisa mengakses materi ini pada link https:\/\/blog.edukasystem.com\/klasifikasi-makhluk-hidup\/ https:\/\/cdn-gbelajar.simpkb.id\/s3\/p3k\/Biologi\/Perpembelajaran\/BIOLOGI-PB9.pdf A. Pengertian Klasifikasi Mahluk Hidup klasifikasi makhluk hidup merujuk pada kegiatan pengelompokan makhluk hidup berdasarkan kesamaan atau perbedaan ciri-ciri yang terlihat pada setiap makhluk tersebut. Kegiatan pengelompokkan ini bukan hal yang mudah, sebab diperlukan ketelitian dalam menentukkan parameter yang digunakan sebagai ciri khas atau pembeda dari organisme lainnya. Itu berarti, diperlukan upaya observasi lebih lanjut pada beberapa organisme yang kemudian dipilih menjadi sebuah kategori atau kelompok. Parameter yang digunakan dalam pengelompokan makhluk hidup, bisa berdasarkan tempat hidup atau habitat, ukuran dan bentuk, ciri morfologi tau anatomi, serta manfaat dari makhluk hidup tersebut. Ilmu yang mempelajari mengenai klasifikasi makhluk hidup pada tingkat-tingkat berbeda atau takson berbeda dikenal dengan istilah taksonomi yang dipelopori oleh Carolus Linnaeus sebagai bapak taksonomi dunia. Ilmu taksonomi menjadi salah satu ilmu yang sangat dinamis karena perkembangannya akan terus disesuaikan seiring dengan ditemukannya spesies baru. Oleh sebab itu, pengelompokan makhluk hidup dari awal ditemukan sampai saat ini telah mengalami beberapa kali perkembangan dari mulai sistem klasifikasi 2 kingdom hingga 6 kingdom. B. Tahapan Klasifikasi Mahluk Hidup a. Pengamatan Sifat Mahluk Hidup Proses yang dilakukan adalah mengidentifikasi makhluk hidup dengan cara mengamati dari tingkah laku, bentuk morfolofi, anatomi, dan fisiologi (fungsi faal tubuh). b. Pengelompokkan mahluk hidup berdasarkan ciri yang diamati Proses pengelompokkan makhluk hidup dilakukan berdasarkan ciri dan sifat atau persamaan dan perbedaan yang diamati. c. Pemberian nama Mahluk hidup Setelah dikelompokkan, langkah klasifikasi selanjutnya adalah member nama makhluk hidup agar lebih mudah dipahami. Sistem penamaan makhluk hidup salah satunya adalah system tata nama ganda (Binomial Nomenclature). C. Takson dalam Klasifikasi Mahluk Hidup. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu taxis yang berarti susunan, penyusunan, penataan atau taxon yang berarti unt dalam klasifikasi objek biologi, dan nomos yang berarti hokum. Tingkatan makhluk hidup pada taksonomi disebut takson. Tiap takson menunjukkan kesamaan sifat yang banyak. Tingkatan takson dari yang paling tinggi hingga paling rendah dituliskan sebagai berikut. 55","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Takson pada Tumbuhan dengan contoh Rosa gallica https:\/\/images.app.goo.gl\/2Mq6Ts7hkbgVsKdW8 Takson pada Tumbuhan dengan contoh Ursus americanus https:\/\/images.app.goo.gl\/4PoEAFCdiGRkWY2p7 56","BIO.E.AYP.10.6-10.11 D. Sistem Nama Ganda (Binomial Nomenclature) 1. Penulisan spesies \u2022 Terdiri atas dua kata \u2022 Menggunakan huruf latin \u2022 Ditulis cetak miringatau cetak tegak tapi digarisbawahi \u2022 Kata pertama menunjukkan marga (genus), diawali huruf kapital \u2022 Kata kedua menunjukkan penunjuk spesies, diawali huruf kecil \u2022 Jika ada dua kata penunjuk spesies, maka untuk hewan kedua kata penunjuk spesies dipisah, sedangkan untuk tumbuhan digabung atau diberi tanda hubung \u2022 Varietas dipisah Contoh penulisan: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis (bunga sepatu) Panthera tigris sondaica atau Panthera tigris sondaica (harimau jawa) 2. Penulisan Familia (suku) Ditambah akhiran \u2013aceae (untuk tumbuhan), dan diakhiri \u2013idea (untuk hewan) Contoh: Canidae (familia anjing) dan Solanaceae (familia terung-terungan) 3. Penulisan Ordo (bangsa) Ditambah akhiran \u2013ales Contoh: Zingiberales 4. Penulisan Classis (kelas) Ditambah akhiran \u2013nae atau diambil dari ciri khas organisme tersebut Contoh Equisetinae, Mycotina E. Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup Pada konteks keanekaragaman hayati, pengelompokan sangat perlu untuk dilakukan. agar mempersempit objek kajian, sehingga akan mempermudah untuk mengenal, mempelajari, dan akhirnya memanfaatkan makhluk hidup untuk kepentingan manusia. Pengelompokan makhluk hidup dapat dilakukan dengan berbagai sistem. Sistem pengelompokkan tersebut yaitu artifisial, natural, dan filogeni. 1. Sistem Klasifikasi Buatan (Artifisial) Sistem klasifikasi buatan merupakan suatu cara pengelompokan berdasarkan pada karakter-karakter yang dihubungkan dengan kepentingan manusia. Misalnya pada tumbuhan terdapat beberapa cara penggolongan, diantaranya berdasarkan: a. Umur Kita mengenal ada tumbuhan semusim\/setahun (annual), contoh diantaranya Cabe, Tomat, dan Bunga Matahari. Ada juga yang tahunan, contoh diantaranya Jati, Kihujan, Mangga, Alpukat, dan Jambu Air. b. Kegunaannya Pengelompokan berdasarkan kegunaan misalnya tanaman pangan seperti Padi, Singkong, dan Kentang. Tanaman obat misalnya Binahong, Mahkota Dewa, dan Sirih. Tanaman perkebunan, seperti Jati, Mahoni, Gaharu, dan lain-lain. 57","BIO.E.AYP.10.6-10.11 c. Habitatnya Berdasarkan habitatnya dikenal tumbuhan xerofit (tumbuhan yang dapat bertahan di daerah kering, seperti Kaktus, ada juga tumbuhan hidrofit (tumbuhan air seperti Kangkung, Genjer, Teratai, dan lain-lain). d. Kandungan gizi atau zat utamanya Dalam pengelompokkan ini dikenal diantaranya tumbuhan sumber karbohidrat seperti Padi, Singkong, Sagu, dan lain-lain. Tumbuhan sumber protein seperti Kacang Kedelai, Kacang Tanah, dan Kacang Hijau. Tumbuhan sumber lemak seperti Kelapa Sawit, Kemiri, dan Wijen. Melalui pengelompokan secara artifisial ini akan memudahkan kita untuk mengenal sehingga akhirnya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. 2. Sistem Klasifikasi Alami (Natural) Pengelompokkan pada sistem ini dilakukan berdasarkan pada karakter-karakter alamiah yang mudah untuk diamati, pada umumnya berasarkan karakter morfologi. Pelopor dari sistem klasifikasi alami ini adalah Carolus Linnaeus. Ia adalah yang pertama kali meletakkan dasar-dasar klasifikasi termasuk sistem tata nama binomial nomenclature. Awalnnya, Carolus Linnaeus mengajukan sistem klasifikasi 2 Kingdom, yaitu Plantae dan Animalia. Namun selanjutnya Whittaker menyempurnakannya menjadi sistem klasifikasi 5 Kingdom. Kingdom Fungi dikeluarkan dari Plantae, kemudian membentuk kingdom baru yaitu Monera dan Protista. Monera yaitu golongan organisme yang merupakan prokariotik, sedangkan Protista yaitu golongan organisme mikroskopis yang merupakan organisme eukariotik. Setelah Whittaker, ilmuwan asal Amerika Carl Woese menyempurnakannya menjadi sistem klasifikasi 6 kingdom, yaitu Eubacteria, Archaebacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Namun selanjutnya Kingdom Protista sudah tidak berlaku karena anggotanya polyphyletic, yaitu ada yang mendekati karakter tumbuhan, hewan, bahkan fungi. Sama halnya dengan Kingdom Monera yang sudah tidak valid lagi sebagai suatu takson karena anggotanya terdiri dari dua golongan yang sangat berbeda karakternya (Bacteria dan Archaebacteria). Oleh karena itu dibentuklah sistem klasifikasi 3 domain yang dinilai dapat mewadahi kingdom-kingdom sebelumnya yang bermasalah (Protista dan Monera). Ketiga domain tersebut yaitu Bacteria, Archaea, dan Eucarya. Pada sistem alami, klasifikasi tumbuhan biasanya didasarkan pada morfologi dari alat perkembangbiakannya (bunga) termasuk tipe biji, morfologi akar, batang, dan daun. Sedangkan pada hewan biasanya diklasifikasikan berdasarkan jumlah sel, keberadaan tulang punggung, saluran pencernaan, sistem rangka, dan lain- lain. 58","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Berikut adalah perkembangan sistem klasifikasi 2 kingdom hingga 5 kingdom Sistem 2 Sistem 3 Sistem 4 Sistem 5 Sistem 6 kingdom kingdom kingdom kingdom kingdom 1. 1. 1. 1. 1. Plantae Monera Monera Monera Eubacteria 2. 2. 2. Fungi 2. 2. Animalia Plantae Protista Archaebacteria 3. 3. Plantae 3. Fungi 3. Animalia Protista 4. 4. Animalia Plantae 4. Fungi 5. 5. Plantar Animalia 6. Animalia 3. Sistem Klasifikasi Filogeni Sistem klasifikasi filogeni merupakan suatu cara pengelompokkan organisme berdasarkan garis evolusinya atau sifat perkembangan genetik organisme sejak sel pertama hingga menjadi bentuk organisme dewasa. Sistem klasifikasi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teori evolusi. Pada sistem klasifikasi ini terkadang ada organisme yang secara morfologisnya berbeda, namun ternyata memiliki karakter genetik yang dekat. Sistem klasifikasi filogeni ini merupakan sistem klasifikasi yang mendasari sistem klasifikasi modern, yang dipelopori oleh Hudchinson, Cronquist, dan lainnya. Biasanya klasifikasi modern ini dilakukan dengan memperhatikan kecenderungan evolusi organisme itu lebih maju atau masih primitif adalah dengan melihat pelestarian atau penyusutan dari struktur sel atau tubuhnya akibat pengaruh seleksi alam. Sebagai contoh, dalam klasifikasi modern tumbuhan, Hutchinson mengemukakan pendapat diantaranya: \u2022 Tumbuhan berdaun tunggal lebih primitive daripada berdaun majemuk \u2022 Tumbuhan dikotil lebih primitive daripada tumbuhan monokotil \u2022 Tumbuhan berbiji terbuka lebih primitive dari pada tumbuhan berbijitertutup \u2022 Tumbuhan berbunga dengan benang sari dan putik yang banyak lebih primitive dari pada tumbuhan berbunga dengan benang sari dan putik sedikit. \u2022 Tumbuhan berbunga mahkota lepas-lepas lebih primitive daripada tumbuhan berbunga mahkota bersatu. Pada klasifikasi hewan karakter yang diperhatikan untuk penggolongannya yaitu jumlah sel tubuhnya dan perkembangan sel tubuhnya, serta jaringan embrionalnya. Hewan yang memiliki jaringan embrional triploblastik (ada ektoderm, mesoderm, 59","BIO.E.AYP.10.6-10.11 endoderm) akan memiliki struktur tubuh yang lebih sempurna daripada organisme diploblastik (ektoderm dan endoderm saja, tapi tidak memiliki mesoderm). Secara umum, untuk melihat tingkat-tIngkat perkembangan makhluk hidup sebagai dasar klasifikasinya perlu diperhatikan: struktur selnya (prokariotik\/eukariotik); jumlah sel tubuhnya (uniseluler\/multiseluler); jaringan embrionalnya (diploblastik\/triploblastik); bentuk tubuh dan organ tubuhnya (thallus\/kormus); pergiliran keturunannya (bentuk gametofit\/sporofit); dan sifat- sifat khas morfologis lainnya seperti perkembangan bagian- bagian bunganya dibandingkan lainnya. F. Sistem Klasifikasi Mahluk Hidup Tidak hanya ilmuwan yang dapat membuat suatu sistem klasifikasi, seperti yang telah dibahas di bagian sebelumnya. Kita dapat melakukan klasifikasi sederhana berdasarkan karakter yang diinginkan. Banyak metode yang dapat kita gunakan untuk mengetahui identitas suatu jenis organisme, diantaranya dengan konfirmasi langsung kepada ahlinya, mencocokkan dengan spesimen, atau dengan menggunakan suatu instrumen yaitu kunci identifikasi atau kunci determinasi. Kunci determinasi tersebut merupakan serangkaian pertanyaan yang dapat menggiring kita sehingga dapat mengetahui nama dari jenis organisme yang ingin kita ketahui identitasnya. Kunci determinasi tersebut dibuat dengan menyusun serentetan pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan karakter dari berbagai jenis tumbuhan tersebut. Untuk menguji kunci determinasi yang sudah Anda rancang, Anda dapat melakukannya dengan cara meminta kawan lain untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang tercantum. Jika ia dapat mengidentifikasi suatu jenis tumbuhan dengan tepat, maka kunci determinasi tersebut sudah baik. Model dari kunci determinasi bermacam-macam, namun yang paling sering digunakan adalah model dikotomi. Kunci dikotomi ini disusun atas dasar pengelompokkan ciri-ciri makhluk hidup menjadi dua kelompok yang berbeda. Dengan menggunakan dasar persamaan dan perbedaan sifat ciri (character state) makhluk hidup tersebut, selanjutnya dilakukan pengelompokkan lagi menjadi dua kelompok kembali hingga akhirnya diperoleh sifat ciri yang spesifik yang langsung merujuk pada identitas jenis suatu organisme. Misalnya jika kita akan mengelompokan berbagai jenis tumbuhan di lingkungan sekolah berdasarkan morfologi bunga, buah, daun, batang, dan akar, maka kita harus memahami berbagai tipe morfologi dari organ-organ tumbuhan tersebut. Agar dapat digunakan oleh orang lain, maka istilah yang digunakan harus istilah ilmiah yang umum. Dalam perancangan kunci determinasi model dikotomi, pada setiap nomor selalu disusun dua pernyataan yang saling berkebalikan. Pada setiap pernyataan akan diteruskan menuju nomor baru yang akan mengarahkan pada dua pernyataan berikutnya, hingga pada akhirnya akan berhenti pada nama\/identitas dari organisme tersebut. Untuk lebih jelasnya coba Anda perhatikan contoh kunci determinasi dibawah ini (dikutip dari Van Steenis, 1997): 60","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Biasanya untuk memudahkan dalam pembuatan kunci determinasi, pernyataan yang dibuat pertama kali adalah pernyataan mengenai sifat ciri morfologi yang paling umum terlebih dahulu, kemudian selanjutnya diikuti dengan sifat ciri yang semakin spesifik. Kunci determinasi tersebut merupakan kunci dikotomi karena selalu bercabang dua, jika dibuat bagannya maka akan seperti Gambar berikut. 61","BIO.E.AYP.10.6-10.11 3. Sumber referensi belajar guru dan peserta didik yang bisa diakses di internet maupun cetak. Arifin, Z. ___. Modul PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) Biologi SMA Kelompok Kompetensi B, Bab Klasifikasi. Modul Belajar Mandiri. Calon Guru PPPK. https:\/\/cdn-gbelajar.simpkb.id\/s3\/p3k\/Biologi\/Perpembelajaran\/BIOLOGI-PB9.pdf Irnaningtyas. 2019. Biologi untuk SMA\/ MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. LIPI, 2014. Kekinian, Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014. LIPI Press. Jakarta. http:\/\/penerbit.lipi.go.id\/data\/naskah1432194926.pdf Rauf, F. 2020. Kenali Klasifikasi Makhluk Hidup: Pengertian, Taksonomi, Sistem, Contoh Soal!. Blog. Eduka Sistem. https:\/\/blog.edukasystem.com\/klasifikasi-makhluk-hidup\/ 62","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Pertemuan Ke-4 (8 JP x 45\u2019) Tujuan : 1. Peserta didik mampu menganalisis dalam bentuk sajian bagan mengenai dua jenis bioteknologi (Modern dan Konvensional) yang dapat digunakan untuk mengatasi kelangkaan Keanekaragaman hayati melalui telaah artikel 2. Peserta didik mampu mengajukan dan atau mencipta satu solusi dari permasalahan erosi Keanekaragaman hayati di lingkungan sekitarnya dengan cara kampanye di media sosial A. Persiapan Pembelajaran 1. Persiapan dasar: \u2022 Buku tulis untuk mencatat dan alat tulis (pulpen, pensil, penggaris, penghapus); \u2022 Buku Paket penerbit mana saja yang berisi materi keanekaragaman hayati Indonesia \u2022 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) terlampir di Modul \u2022 Artikel Ilmiah mengenai Bioteknologi untuk mengatasi erosi Keanekaragaman hayati. 2. Persiapan tambahan (tidak diwajibkan): telepon genggam dan jaringan internet B. Kegiatan Pembelajaran (8 JP) 1. Pembukaan (15 menit) a. Guru membuka kelas dengan salam, memeriksa kehadiran Peserta didik (untuk kelas dengan PJJ, silahkan dibuat presensi menggunakan aplikasi yang sesuai), dan mengingatkan untuk selalu menjaga protocol Kesehatan (prokes) selama proses pembelajaran tatap muka (PTM). b. Guru mempersilahkan Peserta didik untuk mengumpulkan tugas rangkuman yang diberikan pada pertemuan sebelumnya (untuk kelas PJJ, file dapat dikirimkan melalui link yang telah disiapkan Bapak\/Ibu sehari sebelum proses KBM) c. Peserta didik melakukan pre-test (untuk kelas dengan PJJ, silahkan gunakan link pre- test menggunakan aplikasi yang sesuai) d. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik, kemudian mempersilahkan Peserta didik menemukakan apa manfaat keberadaan Keanekaragaman hayati di lingkungan dan kehidupan masayarakat. e. Guru memberikan motivasi dengan menanyakan \u201cAda yang pernah mendengar bahwa saat ini mahluk hidup yang sudah punah bisa dilestarikan dengan teknologi cloning? \u201d Silahkan akomodasi jawaban Peserta didik dengan menuliskan jawabannya di papan tulis\/aplikasi whiteboard bagi kelas PJJ synchronous, atau di kolom komentar pada kelas asynchronous menggunakan aplikasi yang sesuai 63","BIO.E.AYP.10.6-10.11 2. Kegiatan inti (330 menit) Bapak\/Ibu, fase-fase yang akan dilakukan dalam KBM ini silahkan dipecah menjadi beberapa pertemuan tatap muka\/PJJ, karena Peserta didik harus melakukan riset dan pembuatan laporan sebagai produk, yang membutuhkan waktu lebih lama dari proses KBM biasanya. a. Fase 1. Orientasi peserta didik kepada masalah \u2022 Lakukan brainstorming mengenai Bioteknologi selama 10 menit. Hasil resume yang dikumpulkan Peserta didik dapat dijadikan pijakan awal mengenai pemahaman dasar Peserta didik mengenai Bioteknologi. \u2022 Bapak\/Ibu silahkan mengunduh dua artikel ini untuk dijadikan pemantik ide Peserta didik dalam pengatasi erosi keanekaragaman hayati. https:\/\/www.edutafsi.com\/2016\/09\/peran-biotenologi-di-bidang-pelestarian- lingkungan.html dan https:\/\/www.itb.ac.id\/berita\/detail\/57565\/bioteknologi-untuk-solusi-pencemaran- lingkungan-akibat-tumpahan-minyak \u2022 Setelah artikel tersebut dibagikan kepada Peserta didik (untuk yang PJJ, Bapak\/Ibu berikan link tersebut kepada Peserta didik di kelas online untuk diunduh), kemudian persilahkan Peserta didik mengkajinya. \u2022 Selesai membaca, silahkan Bapak\/Ibu tunjuk langsung 5 orang perwakilan kelas untuk mengemukakan inti dari kedua artikel tersebut. Tuliskan resume dari ke-5 Peserta didik tersebut di papan tulis (atau pada whiteboard application untuk kelas PJJ saat synchronous atau asynchronous). \u2022 Sambil menyimak, persilahkan Peserta didik yang lain membuat resumenya maksimal sebanyak 2 alinea. Pembuatan resume dilakukan langsung dalam LKPeserta didik. \u2022 Kemudian berikan stimulus berupa pertanyaan, \u201capakah Anda punya ide lain mengenai solusi menggunakan Bioteknologi agar erosi keanekaragaman hayati dapat dicegah dan atau diatasi?\u201d \u2022 Ide-ide yang bermunculan harus diakomodasi oleh Bapak\/Ibu dengan dituliskan di papan tulis\/whiteboard application untuk dibahas -bagaimana merealisasikannya-, minimal 3 Peserta didik sebagai contoh bagaimana tindak lanjutnya. b. Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik \u2022 Peserta didik duduk berkelompok, kemudian diberikan kesempatan untuk berdiskusi merancang penyelesaian masalah dengan cara membagi tugas untuk mendapatkan data\/bahan-bahan\/alat yang diperlukan untuk merealisasikan ide yang diajukan pada fase 2 \u2022 Hasil diskusi di tulis dalam LKPeserta didik yang telah diberikan. 64","BIO.E.AYP.10.6-10.11 c. Fase 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok \u2022 Bapak\/Ibu di fase ini melakukan pemantauan keterlibatan Peserta didik dalam mengumpulkan data\/bahan\/alat selama proses penyelidikan untuk merealisasikan ide. Tatap Muka PJJ dengan Gmeet\/Zoom*) PJJ dengan GCR**) \u2022 Lakukan Pembimbingan berupa Pembimbingan berupa pembimbingan konsultasi setiap kelompok konsultasi setiap kelompok berupa konsultasi dilakukan melalui ruang melalui kelas virtual (GCR, setiap progress yang virtual (Gmeet atau Zoom): Edmodo, dll): dicapai oleh Peserta \u2022 Perwakilan kelompok \u2022 Perwakilan kelompok didik. Bisa dilakukan memberikan hasil memberikan hasil rancangan di sekolah untuk rancangan penyelesaian penyelesaian masalah kelas tatap muka. masalah melalui WA atau melalui postingan di kelas \u2022 Hasil pembimbingan email guru. virtual tersebut. secara berkala \u2022 Guru menanggapi dan \u2022 Guru menanggapi dan dicatat sebagai bahan memberikan saran hasil memberikan saran perbaikan penilaian rancangan tersebut di hasil rancangan tersebut di psikomotor. ruang virtual. kolom komentar kiriman Peserta didik. Ket.: PJJ = Pembelajaran Jarak Jauh *) = Silahkan dipilih sesuai keadaan di sekolah masing-masing **)= Google Classroom atau pilihan sesuai keadaan di sekolah masing-masing d. Fase 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya \u2022 Bapak\/Ibu di fase ini melakukan pemantauan untuk pembuatan laporan, poster, pamphlet atau konsep sosialisasi yang akan digunakan Peserta didik berbagai media presentasi ide yang dihasilkan. \u2022 Lakukan pembimbingan berupa konsultasi setiap progress yang dicapai oleh Peserta didik. Bisa dilakukan di sekolah untuk kelas tatap muka, atau melalui WhatsApp dan atau aplikasi rapat online lainnya untuk kelas PJJ. \u2022 Hasil pembimbingan secara berkala dicatat sebagai bahan penilaian psikomotor. \u2022 Yakinkan konten yang digunakan oleh Peserta didik sesuai usia dan sasaran. \u2022 Hasil pembimbingan secara berkala dicatat sebagai bahan penilaian kemajuan setiap kelompok menggunakan Tabel pencatatan di bawah ini (Bapak\/Ibu silahkan kembangkan sesuai kebutuhan). Kelompok Bimbingan I Bimbingan II Bimbingan III 1 Hasil Saran Hasil Saran Hasil Saran 2 3 \u2026 65","BIO.E.AYP.10.6-10.11 e. Fase 5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah \u2022 Peserta didik dipersilahkan untuk presentasi secara berkelompok di kelas mengenai ide. \u2022 Bagi Peserta didik yang mensosialisasikan dengan menggunakan media sosial, menampilkan idenya, respon dari kolom komentar atau DM, serta ketercapaian jumlah penonton. \u2022 Peserta didik yang lain, menyimak kemudian memberikan masukan dan saran untuk peningkatan dan perbaikan ide tersebut. 3. Penutup (15 menit) a. Membuat kesimpulan Bapak\/Ibu membimbing Peserta didik membuat kesimpulan mengenai pentingnya mencegah erosi Keanekaragaman hayati dan ide apa saja hasil pembelajaran untuk mengatasi erosi Keanekaragaman hayati tersebut b. Post-test (untuk kelas dengan PJJ, silahkan gunakan link post-test menggunakan aplikasi yang sesuai) c. Penugasan Silahkan Bapak\/Ibu memilih kegiatan yang paling sesuai dipergunakan di kelas. Tatap Muka PJJ Syncronous PJJ Asyncronous Bapak\/Ibu sampaikan secara tidak tersirat Guru meminta Peserta didik untuk tujuan pembelajaran untuk pertemuan membuka materi yang sudah disediakan di berikutnya, lalu berikan materi yang ada kelas PJJ, kemudian membuat rangkuman dalam modul untuk dipelajari oleh Peserta sebanyak satu halaman mengenai materi didik. yang akan dibahas di pertemuan berikutnya. Berikan tugas membuat rangkuman materi tersebut maksimal satu halaman yang akan dikumpulkan di pertemuan berikutnya. d. Refleksi Guru bersama-sama dengan Peserta didik mengisi refleksi mengenai hal-hal yang positif dan negative proses KBM; atau dipahami dan belum dipahami dari materi; terkait tujuan pembelajaran yang telah dikemukakan di awal pembelajaran (untuk kelas dengan PJJ, silahkan gunakan link refleksi yang harus diisi menggunakan aplikasi yang sesuai). Format yang bisa digunakan dapat Bapak\/Ibu lihat sebagai berikut. 66","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Refleksi untuk Peserta Didik No Pernyataan Ya Tidak 1 Apakah saya sudah mengerti apa yang bisa saya lakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati di daerah saya menggunakan bioteknologi? 2 Apakah saya ingin melanjutkan kampanye untuk penyelamatan lingkungan setelah pembelajaran selesai? Refleksi untuk Guru No Pernyataan Ya Tidak 1 Apakah 90% Peserta didik sudah mengerti apa yang bisa dilakukan untuk melestarikan keanekaragaman hayati di daerahnya menggunakan bioteknologi? 2 Apakah 90% peserta didik berkeinginan melanjutkan kampanye penyelamatan lingkungan setelah pembelajaran selesai? 3 Apakah Peserta didik nampak mengikuti pembelajaran dengan gembira dan antusias? Bapak\/Ibu silahkan simpulkan Hasil Refleksi di pertemuan ke-1 ini untuk menentukan apakah akan lanjut ke pertemuan ke-2 atau perlu ada remedial teaching: ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ 67","BIO.E.AYP.10.6-10.11 C. Perangkat Asesmen 1. Asesmen Rancangan Penyelesaian Masalah. Pemberian nilai pada rasionalisasi rancangan penyelesaian masalah yang diakukan Peserta didik dengan Indikator: a. Ide yang diberikan dapat menjelaskan bagaimana erosi keanekaragaman hayati terselamatkan dengan Bioteknologi. b. Latar belakang ide rasional dan realistis. c. Tidak bertentangan dengan norma yang berlaku. d. Isi dari poster\/pamphlet\/postingan di media sosial sesuai dengan hasil diskusi dan saran guru. Rubrik: Score Deskriptor 4 Jika Ide yang diajukan memenuhi 4 indikator tersebut 3 Jika Ide yang diajukan memenuhi 3 dari 4 indikator tersebut 2 Jika Ide yang diajukan memenuhi 2 dari 4 indikator tersebut 1 Jika Ide yang diajukan memenuhi 1 dari 4 indikator tersebut 0 Jika Ide yang diajukan tidak memenuhi satupun indikator tersebut Score ini bisa dikonversi menjadi puluhan dengan cara : (score\/4) x 10 = Nilai 6.2. Asesmen Usaha Kelompok, Indikator: a. Sosialisasi berupa pembuatan laporan, dan poster atau kampanye di media sosial b. Anggota kelompok melakukan kolaborasi dalam realisasi ide c. Partisipasi Anggota kelompok minimal 80% di setiap fase Rubrik: Score Deskriptor 3 Ketiga indikator selalu muncul 2 Ketiga indikator sering muncul saat berkelompok 1 Ketiga indikator mulai muncul saat berkelompok 0 Ketiga indilator tidak muncul saat berkelompok Score ini bisa dikonversi menjadi puluhan dengan cara : (score\/3) x 10 = Nilai 1. Asesmen Sikap Indikator: a. Mengajukan pertanyaan b. Mengidentifikasi dengan panca indera c. Mengolah informasi dan gagasan d. Merefleksi pemikirannya sendiri 68","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Rubrik: Score Deskriptor 4 Jika Peserta didik menunjukkan 4 indikator tersebut 3 Jika Peserta didik menunjukkan 3 dari 4 indikator 2 Jika Peserta didik menunjukkan 2 dari 4 indikator 1 Jika Peserta didik menunjukkan 1 dari 4 indikator 0 Jika Peserta didik tidak menunjukkan satupun dari indikator Score ini bisa dikonversi menjadi puluhan dengan cara : (score\/4) x 10 = Nilai Daftar Cek Peserta Didik Indikator Score Nilai No. Nama Peserta Didik 1234 1. 2. \u2026 \u2026 dst. Bapak\/Ibu, kita STOP dulu di sini JIKA peserta didik belum menunjukkan perbaikan hasil post-test setelah dilakukan pembelajaran. Bagi peserta didik yang sudah selesai, bisa lanjut ke kegiatan pembelajaran ke-4, bagi yang belum, Bapak\/Ibu bisa memberikan remedial pengajaran (terlampir) 69","BIO.E.AYP.10.6-10.11 D. Lampiran 1. Lembar Kerja Peserta Didik LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Materi : Peranan Bioteknologi dalam Mengatasi Erosi Keanekaragaman Hayati Nama : Kelas : Kelompok : Tanggal : A. Tujuan : \u2022 Anda mampu menganalisis dalam bentuk sajian bagan mengenai dua jenis bioteknologi (Modern dan Konvensional) yang dapat digunakan untuk mengatasi kelangkaan Keanekaragaman hayati melalui telaah artikel \u2022 Anda mampu mengajukan dan atau mencipta satu solusi dari permasalahan erosi Keanekaragaman hayati di lingkungan sekitarnya dengan cara kampanye di media sosial B. Kegiatan Anda akan membaca dua artikel ilmiah mengenai cara penanggulangan erosi Keanekaragaman hayati melalui Bioteknologi. Berdasarkan artikel tersebut, silahkan ajukan ide atau usulan baru untuk mencegah dan atau mengatasi erosi tersebut. C. Simpulan yang dapat Anda ambil dari masing-masing artikel tersebut? Artikel pertama, ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ Artikel kedua, ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ D. Apa saja hal yang menurut anda penting untuk dicatat mengenai cara kerja Bioteknologi dalam mengatasi erosi keanekaragaman hayati? ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ 70","BIO.E.AYP.10.6-10.11 E. Ajukan pertanyaan terkait catatan mengenai peran bioteknologi dalam mengatasi erosi keanekaragaman hayati! (gunakan kata tanya apa, kenapa, bagaimana, siapa, kapan, dan dimana) ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ F. Berdasarkan hasil diskusi kelompok, tulis pertanyaan yang telah dipilih untuk diajukan alternatif pemecahan masalahnya! ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ ______________________________________________________________________ G. Berdasarkan pemilihan pertanyaan kelompok, buat rancangan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut! \u2022 Rancangan dibuat secara berkelompok dalam bentuk outline, silahkan ditulis menggunakan word atau tulisan tangan. \u2022 Diskusikan dengan guru hasil rancangan anda. \u2022 Perbaiki rancangan hasil diskusi dengan guru H. Presentasi Kelas Solusi\/saran untuk kelompok yang Kelompok Catatan untuk kelompok yang tampil tampil I II III IV V 71","BIO.E.AYP.10.6-10.11 2. Materi Istilah bioteknologi pertama sekali diperkenalkan pada tahun 1919 oleh seorang sarjana pertanian Hongaria, Karl Ereky. Pada waktu itu, istilah ini digunakan untuk menghasilkan suatu produk dari bahan baku dengan bantuan organisme hidup. Ereky memperkirakan bahwa krisis pangan dan energi akan dapat diselesaikan melalui bioteknologi. Jadi, apakah itu bioteknologi? Istilah ini memberikan berbagai penafsiran yang bermacam-macam bagi setiap orang. Ada yang berpikir tentang pengembangan jenis hewan atau mikroorganisme baru melalui rekayasa genetika atau DNA rekombinan, yang lain bermimpi tentang sumber obat terapi yang lestari bagi umat manusia. Beberapa malah memiliki visi untuk menumbuhkan tanaman yang bernutrisi tinggi serta tahan terhadap hama dan penyakit sebagai sumber pangan manusia, yang terus bertambah populasinya. Jawaban dari pertanyaan ini akan sangat beragam tergantung dari siapa yang kita tanya. Apakah semua ini merupakan definisi yang tepat untuk istilah bioteknologi? Jawabannya adalah tidak. Pengertian yang sempit tidak dapat mendefinisikan bioteknologi. Bioteknologi adalah perpaduan yang harmonis antara biologi dan teknologi. Secara terminologi, bioteknologi dapat kita artikan sebagai pemanfaatan sistem biologi, makhluk hidup dan produknya untuk mengubah atau memperbaiki kesehatan umat manusia dan lingkungannya. Dengan merangkum semua pengertian di atas maka bioteknologi dapat kita definisikan sebagai aplikasi prinsip-prinsip dasar sains dan perekayasaan atas proses material dengan bantuan agen biologi untuk menghasilkan berbagai barang dan jasa. Tampaknya keunggulan bioteknologi telah mengambil alih dan menjadi revolusi baru dalam ilmu biologi, melalui pengelolaan produk- produk alami menggantikan proses kimiawi dan industri. Bioteknologi modern dapat kita klasifikasi ke dalam berbagai bidang, seperti bioteknologi kesehatan, bioteknologi lingkungan, bioteknologi obat- obatan, bioteknologi pertanian, bioteknologi industri. Bioteknologi merupakan ilmu dan sains masa depan yang menarik minat para ilmuwan, serta akan melahirkan suatu revolusi besar dalam kehidupan kita dengan menunjukkan bagaimana cara hidup yang lebih nyaman, bebas dari berbagai macam penyakit dan stres. Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi diantaranya adalah mikrobiologi, biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, Teknologi Bioinformatika dan Biologi Komputasi, Teknologi Antibodi Monoklonal, Teknologi Sel dan Kultur Jaringan, Teknologi Rekayasa Genetika, Teknologi Rekayasa Protein, Teknologi Biofisika, enzimologi, dan sebagainya. Saat ini, aplikasi bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun pada tumbuhan dan hewan. Terdapat 4 prinsip dasar 72","BIO.E.AYP.10.6-10.11 bioteknologi, yaitu: Penggunaan agen biologi, menggunakan metode tertentu, dihasilkannya suatu produk turunan, dan melibatkan banyak disiplin ilmu. Menurut perkembangannya, secara umum bioteknologi dibagi menjadi dua jenis: A. Bioteknologi Konvensional (tidak melibatkan perubahan DNA organisme) Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi. Bioteknologi konvensional biasanya dilakukan secara sederhana dan diproduksi tidak jumlah yang besar. Dalam bidang pangan, fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Seiring dengan perkembangan teknologi, definisi fermentasi meluas menjadi semua proses yang melibatkan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang merupakan metabolit primer atau sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan. Beberapa contoh Bioteknologi konvensional di bidang makanan, dapat terlihat seperti pada Gambar berikut ini. https:\/\/images.app.goo.gl\/PmtbNiLeMXiLKieUA 73","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Organisme yang terlibatnya berasal dari bakteri atau jamur. Beberapa mikroorganisme yang terlibat dari produk-produk tersebut adalah. Beberapa contoh Bioteknologi konvensional di bidang Pertanian, adalah sebagai berikut: 1. Kultur Jaringan https:\/\/images.app.goo.gl\/aSyQUCkXvNXxyhxo6 74","BIO.E.AYP.10.6-10.11 2. Pembastaran Pembastaran atau persilangan merupakan perkawinan antara dua individu tanaman yang berbeda varietas, tetapi masih dalam satu spesies. Pembastaran merupakan cara yang sederhana, murah, dan paling mudah untuk menghasilkan tanaman pangan varietas unggul. Contoh, padi varietas X yang memiliki produksi gabah tinggi dan tidak cepat rebah dikawinkan dengan padi varietas Y yang memiliki sifat tahan hama dan umur panen pendek. Dari perkawinan ini, dapat dihasilkan padi varietas baru yang memiliki sifat perpaduan dari keduanya, yaitu produksi gabah tinggi, tahan hama, tidak cepat rebah, dan umur panen pendek. 3. Hidroponik https:\/\/images.app.goo.gl\/aMscXZT9iFDgrRF3A Selain di bidang pangan dan pertanian, bioteknologi konvensional juga telah dimanfaatkan untuk perbaikan kualitas kehidupan manusia di bidang industry, pengobatan, peternakan, dan lainnya. B. Bioteknologi Modern (Melibatkan perubahan DNA organisme) Dalam bioteknologi modern, orang berupaya untuk dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar secara efektif dan efisien, dengan menggunakan peralatan canggih. Dalam bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat menggunakan bagian- bagian tubuh mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan. Bioteknologi modern dalam produksi pangan dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru dengan cara membuat DNA baru. Manipulasi materi genetik dilakukan dengan cara menambah atau menghilangkan gen tertentu. Salah satu produk hasil rekayasa genetik adalah dengan membuat organisme transgenik. Melalui teknik rekayasa genetik, para ahli bidang bioteknologi dapat menyusun pola gen sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisme yang sifat-sifatnya sesuai dengan kebutuhan. Teknik ini dikenal juga dengan istilah DNA rekombinan, yaitu proses 75","BIO.E.AYP.10.6-10.11 mengkombinasikan DNA suatu organisme ke organisme lain. Pengaturan pola genetik ini melibatkan penggunaan gen organisme lain yang disisipkan ke pita DNA organisme tertentu. Organisme yang menggunakan bagian gen organisme lain di dalam tubuhnya dikenal dengan istilah organisme transgenik. 1. Tanaman Transgenik Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah mengalami perubahan susunan informasi genetik dalam tubuhnya. Tanaman transgenik ini merupakan suatu alternatif agar tanaman tahan terhadap hama sehingga hasil panen dapat melimpah. Bahkan, tanaman juga dapat direkayasa agar mampu membunuh hama yang menyerang tumbuhan tersebut. Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan). Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen). Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik). Beberapa tanaman transgenik telah diaplikasikan untuk menghasilkan tiga macam sifat unggul, yaitu tahan hama, tahan herbisida, dan buah yang dihasilkan tidak mudah busuk. 2. Hewan Transgenik Selain tumbuhan transgenik, juga ada hewan-hewan transgenik. Pada awalnya hewan transgenik merupakan bahan penelitian para ilmuwan untuk menemukan jenis penyakit yang menyerang hewan tertentu dan cara penanggulangannya. Perkembangan selanjutnya, penerapan teknologi rekayasa genetik pada hewan bertujuan untuk menghasilkan hewan ternak yang memproduksi susu dan daging yang berkualitas, ikan yang cepat besar dan mengandung vitamin tertentu, dan sebagainya. Bioteknologi modern mempunyai peranan penting dalam bidang kedokteran sehingga semakin menonjol setelah adanya penelitian dan penerapan ilmiah. Bioteknologi modern dibidang kedokteran hampir sama dengan di bioteknologi konvensional tetapi hasilnya jauh lebih banyak dan lebih terjamin menggunakan bioteknologi modern karena dibantu oleh alat- alat canggih lainnya misalnya pembuatan antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika, dan hormon. Bioteknologi bukanlah alat atau ilmu yang si atas awan, luar biasa dan sejenisnya. Bioteknologi juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang jadi baan pertimbangan ilmuwan untuk bisa selalu dijadikan renungan bagaimana meningkatkan kualitas produknya. Kita bisa ambil salah satu contoh Beberapa kelebihan dan kekurangan dari aspek-aspek Bioteknologi tanaman sebagai berikut.\\\\ 76","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Aspek Kelebihan Kekurangan Keragaman genetic Mudah dalam pertukaran Meningkatkan plasma nutfah; sumber keseragaman dan Identifikasi plasma nutfah pemuliaan yang lebih luas; kerentanan; erosi genetik Perbanyakan kultivar sumber genetik bagi produk Produksi baru; mengurangi kegagalan Mengabaikan kondisi dan Hama dan penyakit panen kearifan lokal, seperti Plasma Nutfah Menghilangkan sifat-sifat yang hama dan penyakit lokal tidak diinginkan; Lingkungan pengembangan kultivar baru Mengurangi potensi lebih cepat biologis jangka panjang Produksi tanaman baru dengan bagi tanaman variasi yang luas; replanting dapat dilakukan dalam musim Kelebihan produksi: tanam yang sama stabilitas pasar terganggu; Peningkatan hasil panen yang pendapatan ekspor signifikan berkurang Mengubah komposisi Cara baru dan cepat untuk organisme alami dengan menghilangkan hama dan konsekuensi yang tidak penyakit epidemik kita pahami Penyimpanan Kemudahan dalam terkonsentrasi di beberapa penyimpanan jangka panjang negara,yang berpotensi untuk dieksploitasi atau Pengembangan organisme diskriminasi yang mampu bertahan hidup Pelepasan mikroorganisme pada lingkungan alam yang hasil rekayasa genetika sulit dapat mengganggu keseimbangan alam 3. Sumber referensi belajar guru dan siswa yang bisa diakses di Internet maupun cetak. https:\/\/www.usd.ac.id\/fakultas\/pendidikan\/f1l3\/PLPG2017\/Download\/materi\/ipa\/BAB- XII_BIOTEKNOLOGI.pdf http:\/\/repository.ut.ac.id\/4340\/1\/PEBI4426-M1.pdf https:\/\/www.edutafsi.com\/2016\/09\/peran-biotenologi-di-bidang-pelestarian- lingkungan.html https:\/\/www.itb.ac.id\/berita\/detail\/57565\/bioteknologi-untuk-solusi-pencemaran- lingkungan-akibat-tumpahan-minyak Irnaningtyas. 2019. Biologi untuk SMA\/ MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 77","BIO.E.AYP.10.6-10.11 Glossarium Abiotik : komponen penyusun ekosistem yang terdiri atas makhluk tak hidup. Adaptasi : sifat makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Bioma : kumpulan ekosistem yang meliputi suatu wilayah yang sangat luas dan memiliki iklim tertentu. Bioma memiliki tipe tumbuhan dan hewan yang khas. Biosfer : kumpulan berbagai ekosistem di dunia. Biotik : komponen penyusun ekosistem yang terdiri atas makhluk hidup. Ekosistem : hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik. Fauna : komunitas hewan yang mendiami suatu daerah atau pulau. Fenotip : sifat yang tampak atau terlihat pada suatu organisme. Fenotip merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungan. Flora : komunitas tumbuhan suatu daerah. Gen : unit dasar pewarisan sifat. Genom : jumlah kromosom atau materi genetik dalam susunan haploid dalam sel setiap individu suatu spesies. Genotip : sifat yang tidak tampak pada suatu organisme. Habitat : tempat suatu organisme mempertahankan kehidupannya. Hibrida : perkawinan atau persilangan dua individu yang berbeda karakter genetisnya. Keberagaman : totalitas variasi gen, spesies, dan ekosistem yang menunjukkan berbagai variasi bentuk, penampakan, frekuensi, ukuran, serta sifat lainnya. Komunitas : kumpulan populasi yang mendiami wilayah tertentu dan terjadi interaksi. Kultivar diartikan sebagai sekelompok tanaman yang memiliki satu atau lebih ciri yang dapat dibedakan secara jelas, dan tetap mempertahankan ciri-ciri khas ini ini jika direproduksi (secara seksual maupun aseksual). Yang dapat disebut kultivar dengan demikian adalah populasi terseleksi, galur, klon, atau hibrida Mutasi : perubahan materi genetik (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis pada keturunannya. Mutasi somatik : mutasi yang terjadi pada sel-sel soma (tubuh). Plasma Nutfah : sumber sifat keturunan (gen) yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk menciptakan jenis unggul. Spesies : organisme yang dapat melakukan perkawinan dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil. Takson : setiap unit tertentu dalam klasifikasi, misalnya spesies, genus, famili. Variasi : perbedaan sifat dalam satu jenis (spesies). Varietas : suatu populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukkan ciri berbeda yang jelas. Vegetatif : bagian atau jaringan tubuh yang bekerja untuk kegiatan sehari-hari, bukan untuk berbiak. 78"]
Search