Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 1.1 Modul 1.1 adalah Filosofi Ki Hajar Dewantara Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Minggu I Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 1.1 FACT (Peristiwa) Bismillahirrahmanirrahiim, kegiatan pembukaan PGP angkatan 7 dibuka secara daring dari channel youtube pada Kamis, 20 Oktober 2022 oleh Mendikbudristek. Kemudian dilanjutkan Pembukaan Lokakarya Orientasi pada Sabtu, 22 Oktober 2022 bertempat di SDN 004 Tembilahan. Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kab. Indragiri Hilir. BGP Provinsi Riau dihadiri Pengawas, dan CGP Angkatan 7 berjumlah 36 orang. Yang didampingi kepala sekolah masing-masing. FEELINGS (Perasaan) Setelah mengikuti serangkaian kegiatan PGP di LMS, perasaan saya menyadari bahwa selama ini masih banyak pembelajaran yang belum sesuai dengan tujuan KHD. Saya banyak belajar tentang pemikiran KHD. Yang paling mendasar bahwa pendidikan harus memanusiakan manusia, sehingga murid dapat mencapai kodrat alam dan zaman. Berorientasi pada murid sesuai sosio-kultural. Belajar menggunakan LMS dan google meet, saya merasa senang sekali, walaupun pertama agak bingung dalam membuat tugas di LMS. Namun atas bimbingan PP, Fasilitator dan teman CGP akhirnya mampu juga membuat tugas tepat waktu. FINDINGS (Pembelajaran) Pembelajaran di LMS membuat saya memahami pemikiran KHD dengan alur MERDEKA tentang Filosofi Ki Hajar Dewantara lalu secara bersama dengan kelompok berdiskusi dan merefleksikan diri sehingga mampu memahami modul 1.1 Kegiatan ruang kolaborasi bersama Fasilitator dan PP serta teman CGP belajar bersama tentang konsep dari Profil Pelajar Pancasila. FUTURE (Penerapan) Setelah saya memahami filosofi dan pemikiran KHD dari modul 1.1 di LMS, saya akan berusaha menerapkan merdeka belajar di lingkungan sekolah saya, terutama kepada peserta didik, rekan sejawat dan masyarakat. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 1.2 Modul 1.2 adalah Nilai dan Peran Guru Penggerak Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 1.2 FACT (Peristiwa) Setelah mempelajari modul 1.2 nilai dan peran guru penggerak saya mendapatkan pengetahuan yang membuat saya tergerak untuk selalu meningkatkan kompetensi diri sebagai pendidik. Dalam modul ini juga saya memahami bahwa manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu bertahan hidup, kasih sayang, kekuasaan, kesenangan, dan kebebasan. Lima kebutuhan dasar menjadi fitrah nyata yang memang dibutuhkan manusia. Dari kelima kebutuhan dasar tersebut dapat membuat manusia tergerak, begerak, dan menggerakan. Selain itu manusia dapat tegerak karena adanya motivasi intrinsik (dari dalam) diri yang kuat untuk melakukan perubahan dalam dirinya. Sebagai pendidik selain menumbuhkan motivasi instrinsik, kita juga harus menumbuhkan motivasi ekstrinsik dari murid dengan fokus menyediakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid. CGP melalui pendidikan guru penggerak diharapkan dapat membawa perubahan pada ekosistemnya untuk itu guru penggerak harus memilki nilai-nilai guru penggerak diantaranya berpusat pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan inovatif. Nilai-nilai ini penting dimiliki oleh penggerak agar dapat menjalankan perannya menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, menggerakan komunitas praktisi, dan mewujudkan kepemimpinan murid. FEELINGS (Perasaan) Perasaan saya setelah mempelajari modul 1.2 ini yaitu sangat bahagia bisa membuka cakrawala berpikir tentang nilai dan peran guru yang sebenarnya. Mempelajari modul 1.2 yang ada dalam pendidikan guru penggerak ini mengubah paradigma dan cara berpikir saya yang lama tentang pengajaran, pembelajaran, dan pendidikan. Mengikuti pendidikan guru penggerak ini banyak sekali ilmu yang saya dapatkan semoga saya dapat memaknai pengalaman yang saya dapatkan ini untuk merefleksi diri saya untuk terus meningkatkan kompetensi diri dan melakukan perbaikan-perbaikan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid dan menyenangkan demi terwujudnya merdeka belajar dan profil pelajar pancasila. FINDINGS (Pembelajaran) Setelah mempelajari modul 1.2 ini akhirnya saya mampu untuk menerapkan nilai-nilai sebagai seorang guru penggerak. Nilai yang telah saya miliki diantaranya nilai berpusat pada murid, mandiri, dan kolaboratif. Nilai berpusat pada murid yang saya laukan dan akan terus saya lakukan secara berkelanjutan diantaranya melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, merencanakan pembelajaran dengan model dan metode pembelajaran yang variatif, membuat kesepakatan kelas bersama murid, ice breaking, melaksanakan pembelajaran dengan game permainan quizizz dan Flippity berupa (TTS, Cari Kata, Susun Kata dll). Nilai mandiri yang sudah saya lakukan dan akan dilakukan secara berkelanjutan diantaranya mengikuti pelatihan-pelatihan, dan webinar online. Nilai kolaboratif yang telah saya lakukan dan akan saya lakukan secara berkelanjutan berkolaborasi dengan murid dalam pembelajaran, berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk menentukan metode dan strategi pembelajaran, berkolaborasi dengan kepala sekolah dan seluruh stake holder yang ada untuk merencanakan dan melaksanakan program sekolah. FUTURE (Penerapan) Setelah mempelajari modul 1.2 ini target saya ke depan adalah saya akan meningkatkan inovasi dalam pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi, selain itu saya akan belajar mandiri bagaimana membuat inovasi pembelajaran dengan rekan guru lainnya demi terwujudnya pembelajaran yang berpusat pada murid. Selain itu taget saya ke depan rutin melaksanakan refleksi secara menyeluruh. Target saya selanjutnya dapat menggerakan ekosistem sekolah untuk mewujudkan perubahan mencapai tujuan pendidikan bersama. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 1.3 Modul 1.3 adalah Visi Guru Penggerak Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 1.3 FACT (Peristiwa) Pembelajaran pada modul 1.3 (visi guru penggerak) sama dengan modul-modul sebelumnya dengan alur MERDEKA. Di mulai dari diri masing-masing calon guru penggerak diminta untuk menggambarkan harapan mengenai murid dalam lima tahun ke dapan dan membuat visi sebagai guru penggerak dalam tugas mulai dari diri saya membuat dalam bentuk video. Alur yang kedua adalah eksplorasi konsep yang berisi materi mengenai modul visi guru penggerak yang terdiri dari ATAP, prakarsa perubahan, merumuskan visi dan membuat tahapan BAGJA. Alur yang ketiga adalah ruang kolaborasi yang terdiri dari kotak diskusi yang tersedia di LMS dan ruang kolaborasi bersama kelompok, kami dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan kelompok pengajar praktik. Saya termasuk ke dalam kelompok A2 kami menyusun visi, merumuskan prakarsa perubahan melalui ATAP dan menjabarkan dalam bentuk pendekatan inquiry apresiatif BAGJA dan dipresentasikan bersama kelompok lainnya didampingi pengajar praktik dan fasilitator. Alur yang keempat yaitu demonstrasi kontekstual setelah mempelajari ATAP dan BAGJA masing-masing calon guru penggerak harus menyusun visi, merumuskan prakarsa perubahan ATAP dan membuat BAGJA dari kalimat prakarsa perubahan. Alur yang kelima yaitu elaborasi pemahaman yang diberikan oleh instruktur untuk lebih memahami lagi modul yang berisi visi guru penggerak. Alur yang keenam yaitu mengaitkan antar materi yang telah dipelajari alur ini disebut dengan koneksi antar materi. Mengaitkan antara filosofis pendidikan KHD, Nilai dan peran guru penggerak, dan Visi guru penggerak. Tahap ketujuh atau terakhir dari alur MERDEKA adalah aksi nyata yaitu melalukan aksi nyata dari materi yang telah dipelajari. FEELINGS (Perasaan) Perasaan yang muncul saat proses pembelajaran adalah diawal-awal mempelajari modul 1.3 visi guru penggerak ini saya merasa bingung karena banyak sekali hal-hal yang belum saya pahami hanya dengan membaca pada sesi eksplorasi konsep. Setelah ruang kolaborasi berdiskusi dan presentasi serta diberikan penguatan oleh fasilitator dan penguatan oleh instruktur pada sesi elaborasi pemahaman sama mulai mengerti dan mendapatkan pencerahan dari modul mengenai visi guru penggerak ini. FINDINGS (Pembelajaran) Pembelajaran pertama yang saya dapatkan adalah yang pertama pentingnya memiliki visi. Sebagai individu atau manusia secara pribadi visi menjadi bahan bakar agar kehidupan kita tetap berjalan. Hidup tanpa visi akan terasa hampa karena tidak ada tujuan yang ingin kita capai. Sebagai pendidik dan guru penggerak visi sangatlah penting karena menjadi obor yang menerangi di tengah kegelapan dengan visi akan menjadi penyemangat untuk mencapai tujuan akhir dari pendidikan adalah murid. Pembelajaran kedua yang saya dapatkan adalah untuk mencapai visi dibutuhkan langkah-langkah dan strategi yang tepat. Pembelajaran ketiga yang saya dapatkan adalah pendekatan inquiry apresiatif BAGJA dan rumusan prakarsa perubahan ATAP. Dengan dua metode pendekatan perubahan ini sangat membantu kita untuk menyusun langkah dan strategi yang tepat untuk mewujudkan visi. FUTURE (Penerapan) Setelah mempelajari modul 1.3 ini yaitu tentang visi guru penggerak maka saya akan berusaha menerapkan dan mewujudkan visi yaitu \"Mewujudkan Generasi yang Tahfiz Quran, Berkarakter Pancasila, Menguasai Iptek, Cinta Lingkungan dan Berbudaya\". Dan saya akan menerapkan prakarsa perubahan yang saya rumuskan yaitu \" Menumbuhkan semangat dan motivasi murid melalui game permainan dalam proses pembelajaran. Prakarsa perubahan ini sudah saya rencanakan sesuai dengan alur BAGJA, dengan membuat pertanyaan bertahap dari alur BAGJA tersebut. Saya juga akan melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid dan melakukan pembelajaran yang nyaman. Saya juga akan terus berinovasi dalam mengembangkan ide dalam pembelajaran. Oleh karena itu saya harus melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat dan pihak sekolah untuk mewujudkan visi dan prakarsa perubahan saya sebagai guru penggerak. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 1.4 Modul 1.4 adalah Visi Budaya Positif Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 1.4 FACT (Peristiwa) Pada pembelajaran modul 1.4 (budaya positif) sama dengan modul-modul sebelumnya yaitu dengan alur MERDEKA yang dimulai dari mulai dari diri. Mulai dari alur pertama alur mulai dari diri menjawab beberapa pertanyaan di LMS. Pada alur kedua yaitu eksplorasi konsep yang kurang lebih waktu penyelesaiannya tiga hari. Berbeda dengan tiga modul sebelumnya pada modul budaya positif ini materinya sangat banyak dan terdapat istilah-istilah serta perubahan paradigma baru yang saya dapatkan.Hal yang paling berkesan selama mempelajari modul 1 adalah modul 1.4. tentang budaya positif, kontrol seorang guru, dan segitiga restitusi yang di dalamnya Banyak hal ditemukan dan dikoneksikan serta dikolaborasikan dengan kasus-kasus pengalaman selama proses belajar mengajar di kelas, berupa tingkah laku anak didik maupun kendala serta minatnya dalam belajar. Materi tekstual teoretis yang disajikan meliputi teori disiplin positif dan nilai kebajikan universal, teori motivasi, penghargaan, hukuman, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia, teori posisi kontrol, dan segitiga restitusi. FEELINGS (Perasaan) Persaaan antara bimbang dan ragu, hal paling dominan dalam pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari modul ini adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang dapat memicu motivasi. Tapi ternyata penghargaan sama nilainya dengan hukuman.atau dihukum oleh penghargaan. Ketika memberikan penghargaan kita seolah telah menghukum orang tersebut. Dikatakan demikian karena dengan pemberian penghargaan kita sebenarnya tengah memotong dan menjegal kreativitas seseorang sehingga secara tidak langsung tengah membelajarkan sifat kebergantungan pada \"hadiah\". Oleh karena itu, saya akan selalu berusaha memberikan tuntunan pendidikan,keteladanan dan motivasi positif pada murid yang dapat menumbuhkan motivasi setiap peserta didik. FINDINGS (Pembelajaran) Saya akan terus menggali pengetahuan dan memberikan tuntunan, keteladanan dalam proses menumbuhkembangkan budaya positif di lingkungan sekolah. Tentunya menambahkan pemahaman dan koreksi pribadi bahwa budaya positif akan hadir ketika pikiran kita sudah positif. Pembelajaran yang didapatkan dalam modul ini banyak sekali diantaranya Perubahan paradigma dari stimulus respon menjadi teori kontrol Disiplin potitif yaitu belajar kontrol diri dengan menggali potensi kita, agar tercapai tujuan mulia, yaitu sesuatu menjadi seseorang yang kita inginkan berdasarkan nilai-nilai yang kita hargai. Nilai-nilai kebajikan adalah sifat-sifat positif manusia yang merupakan tujuan mulia yang ingin dicapai setiap individu. Mengidentifikasi kebutuhan dasar dari murid yang tidak terpenuhi ketika murid melakukan kesalahan. Penyelesaian masalah dengan proses restitusi yaitu suatu proses proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat. Tiga tahap penyelesaian masalah dengan segitiga restitusi yaitu menstabilkan identitas, validasi tindakan yang salah, dan menanyakan keyakinan. Keyakinan kelas sesuatu yang disepakati dan diyakini untuk mengarahkan nilai- nilai kebajikan universal yang dituju. FUTURE (Penerapan) Setelah pembelajaran pada modul ini perubahan yang ingin saya lakukan adalah: 1.Menerapkan disiplin positif pada ekosistem sekolah mengubah dari stimulus respon menjadi teori kontrol, 2.Mengimplementasikan proses penyelesaian masalah murid dengan segitiga restitusi, 3.Menerapkan posisi kontrol guru sebagai manajer, 4.Menjadi among yang senantiasa menuntun murid untuk melaksanakan penerapan disiplin positif terutama pembiasaan 5S ( Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun) dan keyakinan kelas. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 2.1 Modul 2.1 adalah Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 2.1 FACT (Peristiwa) Kegiatan pertama yaitu Test Awal Paket Modul 2 pada tanggal 8 Februari 2023, dilanjutkan aktivitas pembelajaran di LMS dimulai dengan 2.1.a .3.Mulai dari diri, 2.1.a.4.Eksplorasi konsep, 2.1.a.5.1. Ruang Kolaborasi 2, 2.1.a.5.2.mempresentasikan hasil kolaborasi pertemuan sebelumnya tentang mengamati kasus pembelajaran. Alhamdulillah, Pada kesempatan kali ini kelompok saya kebagian presentasi ke-3 .Anggota kelompok kami yang terdiri atas Bu Ernita Ningsih, Pak Miswanto saya sendiri Sapawi. Syukurlah kami semua bisa hadir tepat waktu. Kami mempresentasikan Analisis kasus pembelajaran untuk jenjang SMP. Banyak manfaat yang kami peroleh dari sesi ini. Saya jadi mengetahui bagaimana mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi ke dalam sebuah RPP, sehingga dapat mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik.Berikutnya, saya melakukan Refleksi terbimbing. Kami diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan pemantik yang makin memperkuat kami meningkatkan pemahaman terkait pembelajaran berdiferensiasi. Di aktivitas ini tidak ada hambatan yang dirasakan karena di sesi ini bagaimana CGP menggali lebih dalam konsep pembelajaran berdiferensiasi. Aktivitas berikutnya yaitu demonstrasi kontekstual. Di aktivitas ini kami diminta membuat Rencana pembelajaran berdiferensiasi dan mengevaluasi efektivitas RPP yang dibuat oleh sesama rekan CGP. Disini, saya membuat RPP berdiferensiasi dengan memetakan kebutuhan belajar murid, strategi dan profil belajar. FEELINGS (Perasaan) Saya sangat bahagia dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran di modul 2 ini karena setelah jeda selama 1 bulan. Di awal pre test modul 2, mudah-mudahan saya memperoleh nilai yang baik, daripada tes awal paket modul 1 kemarin yang hanya dapat nilai 60. Semoga untuk nilai post testnya nanti mendapat nilai lebih baik lagi. Pada modul 2.1. ini, Saya belajar menyusun RPP berdiferensiasi,belajar menyusun langka-langkah pembelajaran yang menyelaraskan dengan karakteristik peserta didik.Ada gambaran tindak lanjut seperti apa yang dapat diambil oleh saya sebagai bentuk tindakan yang mempertimbangkan kebutuhan belajar peserta didik baik kesiapan, minat dan profil belajar siswa. FINDINGS (Pembelajaran) Setelah mempelajari modul 2.1 ini akhirnya saya mampu untuk memetakan kebutuhan belajar murid dapat dilakukan dengan tiga aspek pemenuhan kebutuhan belajar murid yaitu kesiapan belajar murid yang dapat diterapkan melalui assesmen diagnostik awal, minat murid yang dapat dilakukan dengan sumber belajar yang beragam, dan profil belajar murid dengan mengkondisikan pada lingkungan belajar dan gaya belajar murid. Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru akan diterima oleh saya sebagai calon guru penggerak pemimpin pembelajaran. Salah satu aplikasi nyata bagaimana seorang guru harus menghamba pada anak adalah mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi terhadap pelaksanaan dan penilaian. FUTURE (Penerapan) Setelah mempelajari modul 2.1 ini target saya ke depan adalah saya akan meningkatkan pengimplementasian rencana pelaksanaan pembelajaran yang berdeferensiasi agar saya dapat memenuhi kebutuhan belajar murid saya. Saya juga akan terus menganalisis pemetaan kebutuhan belajar murid melalui kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Target saya juga semoga dengan penerapan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk semakin banyak karya yang dihasilkan oleh murid-murid saya yang mereka buat karena senang berdasarkan minat dan profil belajarnya. Saya juga ingin berbagai pengetahuan yang saya miliki dengan rekan sejawat di sekolah agar kami semua dapat mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid berdasarkan kebutuhan belajar murid. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 2.2 Modul 2.2 adalah Pembelajaran Sosial dan Emosional Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 2.2 FACT (Peristiwa) Pada minggu ini saya memasuki modul 2.2 dengan materi pembelajaran sosial dan emosional. Dalam modul ini ada banyak materi baru yang dipelajari, diantaranya kerangka kerja Casel, pembelajaran yang berbasis kesadaran penuh, teknik STOP dll. Sama dengan modul-modul sebelumnya yaitu dengan alur MERDEKA yang dimulai dari diri. Mulai dari alur pertama alur mulai dari diri menjawab tujuh pertanyaan di LMS sebagai refleksi individu selama menjadi seorang pendidik tentunya telah mendapatkan banyak pengalaman yang mengarah pada pembelajaran sosial dan emosional. Selama menjadi pendidik, saya tentu pernah mengalami sebuah peristiwa yang dirasakan sebagai sebuah kesulitan, kekecewaaan, kemunduran, atau kemalangan, yang akhirnya membantu saya bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Setelah itu memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep, pada alur eksplorasi konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui materi-materi yang disajikan dalam forum LMS, calon guru penggerak juga diminta untuk menganalisis lima kasus (Kasus Bapak Eling) yang disediakan dan saling menuliskan komentar pada forum diskusi daring. Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi yang dibagi menjadi dua sesi, ruang kolaborasi ini dipandu oleh fasilitator Ibu Insiati. Ruang kolaborasi sesi pertama dimulai dengan refleksi materi pada eksplorasi konsep sejauh mana pemahaman calon guru penggrak pada materi tentang pembelajaran sosial dan emosional. Kemudian kesepakatan kelas dalam pembelajaran dan diskusi kelompok berdasarkan kelompok yang telah dibagi yaitu mendiskusikan bagaimana pengimplementasian pembelajaran sosial dan emosional di sekolah. Dilanjutkan dengan ruang kolaborasi sesi kedua yaitu kami calon guru penggerak melakukan presentasi hasil diskusi kelompok dengan anggota Bu Ernita Ningsih, Pak Miswanto dan saya sendiri Sapawi. Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual yaitu calon guru penggerak diminta untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sosial dan emosional, saya membuat RPP pembelajaran sosial dan emosional yang terintegrasi dalam kurikulum akademik. Selanjutnya alur yang kelima adalah eloborasi pemahaman bersama instruktur. Selanjutnya alur yang keenam adalah koneksi antar materi mengaitkan materi pembelajaran sosial dan emosional dengan materi yang telah didapatkan pada modul sebelumnya. Alur terakhir dari alur merdeka adalah aksi nyata. FEELINGS (Perasaan) Pengalaman yang saya dapatkan selama mempelajari modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional yaitu saya merasa senang dan bersemangat, karena saya mendapatkan pemahaman baru yang terkait pembelajaran sosial dan emosional. Melalui modul 2.2 ini saya mengetahui bagaimana pembelajaran sosial dan emosional sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar (PBM) dan berdampak pada hasil belajar peserta didik di sekolah. Dengan mempelajari modul 2.2 ini pembelajaran sosial dan emosional saya semakin memahami bahwa keterampilan sosial dan emosional muridpun perlu dilatih agar mereka siap dalam kehidupan ke depannya. Saya juga merasa tertantang untuk mencoba mengimplementasikan teori tersebut di dalam kelas ataupun sekolah saya. FINDINGS (Pembelajaran) Setelah mempelajari modul 2.2 ini akhirnya saya bisa memahami peran pembelajaran sosial dan emosional pada keberhasilan hasil belajar peserta didik. Selain materi, metode atau strategi belajar yang baik, guru juga harus memperhatikan sisi sosial dan emosional murid agar mereka dapat belajar dengan aman dan nyaman (Well Being). Pemahaman tentang pembelajaran sosial dan emosional yang penting untuk diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Pembelajaran sosial dan emosional ini adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosionalnya agar dapat memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), dan membuat keputusan yang bertanggung jawab hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran sosial dan emosional dapat dilaksanakan dengan baik jika dilaksanakan secara kolaboratif yaitu di dalam kelas, sekolah, dan juga dalam keluarga serta komunitas. Pembelajaran sosial dan emosional pada pendidik dan tenaga kependidikan dapat diperkuat dengan menjadi teladan, belajar, dam berkolaborasi. FUTURE (Penerapan) Setelah mempelajari modul 2.2 ini target saya ke depan adalah ingin menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran baik secara eksplisit maupun terintegrasi dalam kurikulum akademik maupun iklim dan budaya sekolah. Kemudian untuk memperbaiki pola pikir saya tentang pembelajaran sosial dan emosional yang sebelumnya jarang saya terapkan, untuk itu maka saya ingin mencoba dengan baik, agar tercipta kesejahteraan psikologis (Well Being) di sekolah sehingga murid merasa aman, nyaman, dan bahagia dalam belajar. Selain itu juga dalam penguatan pembelajaran sosial dan emosional selaku pendidik saya berharap dapat menjadi teladan dan contoh baik bagi murid maupun bagi lingkungan. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 2.3 Modul 2.3 adalah Coaching Untuk Supervisi Akademik Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 2.3 FACT (Peristiwa) Pada bulan Maret ini CGP mempelajari modul 2.3 yaitu Coaching Untuk Supervisi Akademik. Dimulai mengerjakan tugas 2.3 a.3 Mulai dari diri, dimana saya menuliskan bagaimana menurut saya tentang observasi akademik dan bagaimana perasaan saya tentang observasi yang telah dilakukan di sekolah beserta harapan-harapan saya, kemudian dilanjutkan lagi pada modul eksplorasi konsep, dimana pada eksplorasi konsep ini ada begitu banyak pelajaran yang bisa diambil karena kita sebagai CGP di arahkan untuk memahami materi mulai dari konsep coaching secara umum, kemudian paradigma berpikir dan prinsip coaching, dilanjutkan kompetensi inti coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching, setelah suvervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching dan 2.3.a.4.5 yaitu forum diskusi eksplorasi konsep. Setelah eksplorasi konsep selesai di lanjutkan dengan modul ruang kolaborasi yang dibagi menjadi dua bagian, sesi pertama adalah sesi latihan dan sesi yang kedua adalah sesi praktik, dimana kita mempraktikan keterampilan coaching dengan rekan sejawat (bersama CGP Pak Mar Afriadi). Setelah itu membuat demonstrasi kontekstual, demostrasi kontekstual ini juga melibatkan rekan sejawat untuk praktik coaching dengan aluir TIRTa hanya saja bedanya bersama 2 orang rekan sejawat lainnya (Ibu Nurhanasah Khairani dan Ibu Kasnetti)jadi ada yang berperan sebagi coach dan berperan sebagai coache dan ada yang berperan sebagai observer dan ini dilakukan secara bergantian dan kemudian dilanjutkan lagi dengan tahapan elaborasi pemahaman bersama instruktur. Kemudian dilanjutkan dengan koneksi antar materi yang menggambarkan bagaimana perkembengan kita apa saja yang sudah baik yang sudah kita lakukan dan apa yang harus diperbaiki, kemudian dilanjutkan aksi nyata yang mengharuskan kita menjadi observer terhadap rekan di sekolah. CGP diarahkan untuk membimbing rekan sejawat dalam pembuatan RPP Berdirensiasi & KSE. Lalu melakukan praktik coaching supervisi akademik yang juga didampingi oleh Pengajar Praktik pada PI5. FEELINGS (Perasaan) Pengalaman yang saya dapatkan selama mempelajari modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik yaitu saya merasa senang dan bersemangat, karena dengan mempelajari modul 2.3 tentang teknik coaching ini membuat pemikiran saya lebih terbuka dan mengubah sebuah pandangan yang negatif tentang suvervisi akdemik. Saya sangat senang mendapatkan pembelajaran dan pengalaman baru dalam keterampilan coaching berdasarkan alur TIRTA dan supervisi akademik. Melalui modul 2.3 tentang coaching membuka pikiran saya bahwa dalam menghadapi permasalahan kita perlu memahami dengan baik perasaan yang dihadapi coachee, kita sebagai coach harus mampu mengenali kemampuan coachee untuk membantu memunculkan solusi dari pertanyaan yang berbobot sehingga coachee dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa memberikan asumsi, label, dan mengahakimi si coachee tersebut. FINDINGS (Pembelajaran) Setelah mempelajari modul 2.3 ini akhirnya saya bisa memahami. Selama ini saya menganggap bahwa supervisi ini hanya melengkapi sebuah formalitas dalam pembelajaran, hanya melengkapi sebuah prosedur dalam pekerjaan, tetapi semua itu salah, ternyata supervisi akdemik itu penting dilakukan untuk mengukur keberhasilan kita dalam mengajar selama ini, bagaimana perkembangan siswa dalam menerima pembelajaran yang kita berikan, dan keterampilan coaching berdasarkan alur TIRTA, tanpa disadari selama ini saya sering melakukannya bersama teman sejawat hanya saja tidak terarah dan dengan pembelajaran modul ini, saya mendapatkan titik terang dan lebih terarah. Selain itu pembelajaran yang saya peroleh adalah saya dapat belajar menjadi supervisor yang memilki paradigma berpikir dan keterampilan coaching dalam rangka pengembangan diri dan rekan sejawat agar dapat melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid. FUTURE (Penerapan) Setelah mempelajari modul 2.3 ini target saya ke depan adalah ingin memperdalam materi coaching dan terus belajar melakukan praktik coaching baik kepada rekan sejawat ataupun kepada murid di sekolah. Dengan terus berlatih maka praktik coaching dapat dijalankan sesuai dengan paradigma berpikir coaching dan prinsip-prinsip coaching. Selain itu Saya juga berusaha menerapkan apa yang sudah saya pelajari dalam modul ini dengan harapan kedepan memperbaiki sesuautu yang harus diperbaiki, salah satunya seperti supervisi akaddemik dan perlu melakukan coaching berdasarkan aluir TIRTA. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 3.1 Modul 3.1 adalah Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 3.1 FACT (Peristiwa) Pada akhir bulan Maret ini adalah pembelajaran paket modul 3 seperti biasa menggunakan alur MERDEKA yang ada di LMS. Sebelum memasuki modul 3.1 CGP mengerjakan tes awal modul 3 tepatnya pada tanggal 31 Maret 2023, dengan jumlah soal sebanyak 20 soal. Selanjutnya pembelajaran paket modul 3.1 berisi tentang materi pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Materi di modul ini merupakan hal baru yang saya pelajari, merupakan informasi penting dan menambah wawasan saya sebagai guru. Di dalam modul ini membahas materi tentang dilema etika dan bujukan moral. Di mulai dari diri, CGP diminta menjawab beberapa pertanyaan pemantik dan mengisi beberapa survey. Dilanjut kegiatan eksplorasi konsep mandiri dengan menjawab tujuh belas halaman dan mengomentari apa yang ditulis dan disampaikan oleh CGP lain. Memasuki menu eksplorasi konsep diskusi disajikan 4 kasus dilema etika, CGP memilih salah satu kasus yang menarik untuk dicarikan solusi dari kasus tersebut dengan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Kemudian memasuki ruang koloborasi 1 CGP diminta untuk berdiskusi dalam kelompok yang ditugaskan untuk mencari suatu studi kasus dilema etika dipandu oleh fasilitator Ibu Insiati. Saya termasuk dalam kelompok 2 (Ernita Ningsih, Miswanto dan Sapawi). Dari hasil diskusi kemudian dipresentasikan dalam ruang kolaborasi 2. Selanjutnya memasuki menu Demonstrasi Kontekstual, CGP diminta mewawancarai 2-3 kepala sekolah atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang sudah dipelajari tentang paradigma, prinsip, pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah. Lalu memasuki jadwal elaborasi pemahaman, CGP melakukan vcon/gmeet bersama instruktur Bapak Muklis untuk melakukan pendalaman materi dengan diskusi dan tanya jawab. Berikutnya jadwal koneksi antarmateri, CGP membuat kaitan antara modul 3.1 dengan modul sebelumnya.Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA adalah Aksi Nyata untuk mempraktikkan proses pengambilan keputusan , paradigma, prinsip, dan pengambilan keputusan serta tidak lupa mendokumentasikan kegiatan untuk menjadi pelajaran di masa yang akan datang. FEELINGS (Perasaan) Pengalaman yang saya dapatkan selama mempelajari modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin. Saya merasa tertantang apakah saya mampu menerapkan modul ini di sekolah CGP. Suka atau tidak, sadar atau tidak disadari kita pasti dihadapkan pada dilema etika atau bujukan moral yang sering menjadi tantangan kita dalam membuat keputusan yang tepat. Maka dari itu dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin tentunya harus memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan yang harus kita terapkan. FINDINGS (Pembelajaran) Setelah mempelajari modul 3.1 ini akhirnya saya bisa memahami dan menemukan ilmu dan pengetahuan baru yang saya dapat. Diantaranya adalah mampu membedakan mana yang termasuk dilema etika (benar lawan benar) atau bujukan moral (benar lawan salah). Pengambilan keputusan harus didasarkan pada tiga unsur yaitu berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Empat paradigma dilema etika yaitu individu lawan kelompok, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, dan jangka pendek lawan jangka panjang. Selanjutnya 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir (ends-based thinking), berpikir berbasis peraturan (rule-based thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (care-based thinking). Kemudian penerapan Sembilan konsep pengambilan dan pengujian keputusan. FUTURE (Penerapan) Setelah mempelajari modul 3.1 ini target saya ke depan adalah ingin menerapkan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan memperhatikan 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dilema etika untuk menghasilkan keputusan yang tepat dalam menjalankan kewajiban saya sebagai pendidik di sekolah. Selain itu juga saya akan membagikan pengetahuan modul 3.1 ini kepada teman sejawat atau komunitas praktisi di sekolah, agar kedepannya nanti kita tidak salah lagi dalam mengambil sebuah keputusan. Salam Guru Penggerak. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 3.2 Modul 3.2 adalah Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 3.2 FACT (Peristiwa) Pembelajaran Modul 3.2 dimulai pada tanggal 2 Mei 2023 adalah pembelajaran paket modul 3 seperti biasa menggunakan alur MERDEKA yang ada di LMS. Pembelajaran paket modul 3.2 berisi tentang materi Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Materi di modul ini merupakan hal baru yang saya pelajari, merupakan informasi penting dan menambah wawasan saya sebagai guru. Di dalam modul ini membahas materi tentang Pendekatan Pengembangan Sekolah Berbasis Aset. Di mulai dari diri, CGP diminta menjawab tujuh pertanyaan pemantik tentang faktor-faktor yang memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis kekurangan, dan pemetaan sumber daya yang ada di sekolah menggunakan 7 aset/sumber daya berdasarkan pengembangan komunitas berbasis aset. Dilanjut kegiatan eksplorasi konsep mandiri dengan menjawab sepuluh halaman dan mengomentari apa yang ditulis dan disampaikan oleh CGP lain. Memasuki menu eksplorasi konsep pertanyaan pemantik dan diskusi disajikan 2 kasus untuk dianalisis oleh CGP. Kemudian memasuki ruang koloborasi diskusi 1 CGP dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya di daerah untuk sekolahnya dan strategi pemanfaatannya secara efektif, dipandu oleh fasilitator Ibu Insiati. Lalu CGP dibagi beberapa kelompok, setiap kelompok akan membuat identifikasi aset/modal apa yang dimiliki oleh daerahnya dan menuliskan apa atau bagaimana pemanfataannya. Saya termasuk dalam kelompok 1 (Sapawi, Nurhasanah Khairani dan Robiatun). Dari hasil diskusi kemudian dipresentasikan dalam ruang kolaborasi sesi 2. Selanjutnya memasuki menu Demonstrasi Kontekstual, CGP diminta untuk melakukan analisis visi dan prakarsa perubahan dalam tayangan video, setelah itu CGP mengidentifikasi tindakan yang dilakukan dalam tahapan BAGJA dari video praktik tersebut. Lalu memasuki jadwal elaborasi pemahaman, CGP melakukan vcon/gmeet bersama instruktur Bu LUH GEDE MAYA WIRASTUTI DEWI dan Bu Fasil Insiati untuk melakukan pendalaman materi dengan diskusi dan tanya jawab. Berikutnya jadwal koneksi antarmateri, CGP membuat kesimpulan yang diunggah ke dalam LMS/Moda yang disepakati. Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA adalah Aksi Nyata untuk mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk mengidentifikasi aset/potensi/sumber daya secara kolaboratif yang dimiliki sekolah. FEELINGS (Perasaan) Pengalaman yang saya dapatkan selama mempelajari modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Perasaan Saya merasa senang sekali bisa mengetahui dan mempelajari materi tersebut. Karena menurut saya materi ini sangatlah penting untuk dipahami dan bermanfaat sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi seorang guru yang berperan sebagai pemimpin pembelajaran. Materi ini memang sangat menarik, lebih membuka wawasan saya sebagai seorang guru untuk melakukan perubahan di sekolah saya khususnya. Saat ini kita dituntut untuk menjadi pemimpin dalam sebuah komunitas sekolah untuk melakukan pengelolaan serta memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar kita. FINDINGS (Pembelajaran) Setelah mempelajari modul 3.2 ini akhirnya saya bisa memahami dan menemukan ilmu dan pengetahuan baru yang saya dapat. Diantaranya adalah tentang aset sekolah yang bisa dijadikan modal utama dalam mencapai sebuah visi sekolah. Sekolah juga merupakan sebuah ekosistem.Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara komunitas (biotik) dengan lingkungannya (abiotik). Bila sekolah adalah sebuah ekosistem maka Faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah meliputi faktor biotik dan abiotik yang berarti hubungan antar manusia dengan lingkungannya. Hubungan murid dan guru, murid dan murid juga hubungan antara murid dengan sarana sekolah. Ada dua pendekatan dalam pemetaan sumber daya yaitu pendekatan berbasis masalah (deficit-based approach) dan pendekatan berbasis aset (aset-based approach), dan tujuh aset/sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah yaitu modal manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam, politik, finansial, dan modal agama dan budaya. FUTURE (Penerapan) Setelah mempelajari modul 3.2 ini target saya ke depan adalah ingin fokus pada aset dan kekuatan yang dimiliki. Selain itu juga ingin membuat pemetaan 7 aset/modal diantaranya (modal manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam, politik, finansial, dan modal agama dan budaya. Hal tersebut dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan berkolaborasi bersama kepala sekolah, rekan guru, komite, orang tua, murid, serta tokoh masyarakat yang ada di sekitar sekolah untuk memanfaatkan modal aset yang ada di sekitar lingkungan sekolah. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 3.3 Modul 3.3 adalah Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Menggunakan Model 4F dari Dr. Roger Greenaway Modul 3.3 FACT (Peristiwa) Pembelajaran Modul 3.3 dimulai pada tanggal 16 Mei 2023 merupakan Modul 3.3 program yang berdampak pada murid ini merupakan modul terakhir yang dipelajari dalam pendidikan guru penggerak, seperti biasa menggunakan alur MERDEKA yang ada di LMS. Pada fase pertama yaitu mulai dari diri calon guru penggerak diminta untuk refleksi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemantik berkaitan dengan program yang berdampak bagi murid. Aktivitas yang kedua adalah belajar mandiri melalui eksplorasi konsep dalam LMS, pada fase ini calon guru penggerak diminta untuk refleksi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pemantik yang diajukan dan diminta untuk saling memberikan umpan balik terhadap jawaban dari calon guru penggerak yang lainnya. Serta mempelajari apa itu kepemimpinan murid (student agency), bagaimana menumbuhkan kepemimpinan murid melalui voice (suara), choice (pilihan), dan ownership (kepemilikan), mempelajari kepemimpinan murid dan profil pelajar Pancasila. Aktivitas yang ketiga yaitu ruang kolaborasi yang dilakukan yaitu diskusi dan presentasi. Pada ruang kolaborasi sesi pertama dengan dibimbing oleh fasilitator calon guru penggerak melakukan diskusi dengan teman kelompok yang sudah dibagi 3 kelompok. Kelompok kami termasuk kelompok 2B (Ernita Ningsih, Sapawi, dan Miswanto). Diskusi dilaksanakan selama 90 menit mengenai program yang berdampak pada murid. Keesokan harinya dilaksanakan ruang kolaborasi sesi presentasi kelanjutan dari pertemuan sebelumnya. Selanjutnya memasuki menu Demonstrasi Kontekstual, aktivitas yang keempat adalah demontrasi kontekstual yaitu membuat tahap BAGJA dari program yang berdampak pada murid yang akan direncanakan. Lalu memasuki jadwal elaborasi pemahaman aktivitas yang kelima adalah elaborasi pemahaman pada sesi ini calon guru penggerak mendapatkan penguatan materi mengenai program yang berdampak bagi murid dari instruktur Bu Reni Nurhapsari. Aktivitas yang keenam adalah koneksi antar materi pada sesi ini calon guru penggerak diminta untuk menggali pemahaman dan keterhubungan antara materi program yang berdampak pada murid dengan materi pada modul yang telah dipelajari sebelumnya. Pada tahapan akhir dari siklus pembelajaran MERDEKA adalah Aksi Nyata diminta untuk mengimplementasikan tahap BAGJA pada tahap buat pertanyaan dan ambil pelajaran pada program yang telah dibuat. FEELINGS (Perasaan) Pengalaman yang saya dapatkan selama mempelajari modul 3.3 Mempelajari modul terakhir dari pendidikan guru penggerak pengalaman yang luar biasa bagi saya karena saya mendapatkan ilmu dan pengalaman baru yang belum saya dapatkan sebelumnya. Karena menurut saya materi ini sangatlah penting untuk dipahami dan bermanfaat sebagai penambah wawasan pengetahuan bagi seorang guru bahwa Kepemimpinan murid adalah di mana murid dapat menentukan sendiri kegiatan pembelajaran yang mereka inginkan. Materi ini memang sangat menarik, lebih membuka wawasan saya sebagai seorang guru untuk melakukan perubahan di sekolah saya khususnya. Sebagai seorang pendidik dan sebagai seorang pemimpin pembelajaran tentunya kita harus memiliki kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan kepribadian. Hal ini terkait aset pada kekuatan diri kita untuk memberikan pembelajaran pada murid. Dengan kompetensi yang dimiliki sebagai kekuatan kita harus memaksimalkan potensi yang ada dalam diri murid dan menuntun murid sesuai dengan tujuan pendidikan. FINDINGS (Pembelajaran) Setelah mempelajari modul 3.3 ini akhirnya saya bisa memahami dan menemukan ilmu dan pengetahuan baru yang saya dapat. Diantaranya adalah Student agency adalah saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Saat murid dapat menjadi pemimpin dalam pembelajaran mereka sendiri maka mereka memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership). Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi pembelajarannya sendiri. Tugas kita sebagai guru hanya menyediakan ekosistem yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka. Dengan keterlibatan mereka akan memberikan kesan yang terbaik dan mereka memiliki apa yang mereka kerjakan. Untuk menumbuhkan kepemimpinan murid dalam proses belajar, ketiga aspek suara, pilihan, dan kepemilikan murid harus didorong oleh guru melalui lingkungan yang terstruktur. Suara dan pilihan murid menjadi penting agar murid dapat memiliki proses pembelajarannya. Ketika murid sudah dapat memiliki proses belajar tetap harus di dukung oleh lingkungan yang memfasilitasi. Dengan demikian kolaborasi pada semua aspek keterlibatan komunitas sangat diperlukan. FUTURE (Penerapan) Setelah mempelajari modul 3.3 ini target saya ke depan adalah melibatkan murid melalui voice (suara), choice (pilihan), dan ownership (kepemilikan) murid dalam pelaksanaan program-program di sekolah baik program intrakurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakulikuler. Dengan mempelajari modul 3.3 program yang berdampak pada murid ini merubah paradigma serta pandangan saya bahwa dengan keterlibatan murid dalam sebuah program mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai refleksi membuat murid merasa bersemangat untuk terlibat. Hal ini menimbulkan kesan positif bagi mereka karena mereka dapat berperan secara langsung sehingga timbul merasa memiliki terhadap kegiatan yang mereka laksanakan. CGP Angkatan 7 Sapawi, S.Pd.,Gr. SMP Negeri 1 Concong Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau
Search
Read the Text Version
- 1 - 10
Pages: