Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Industri_Penerbitan_Buku_Indonesia_dalam

Industri_Penerbitan_Buku_Indonesia_dalam

Published by Al Fath, 2019-12-18 08:56:24

Description: Industri_Penerbitan_Buku_Indonesia_dalam

Search

Read the Text Version

Industri Penerbitan Buku Indonesia: Dalam Data dan Fakta ©2015 oleh Ikatan Penerbit Indonesia Penyiap Data : Bambang Trim, Junaidi Gafar, Izzudin Irsam Mujib Desain : Deden Sopandi Diterbitkan oleh Ikatan Penerbit Indonesia Gedung IKAPI, Jalan Kalipasir, No. 32, Cikini-Jakarta Pusat 10330 Phone: +6221 3241907 Fax: +6221 3146050 www.ikapi.org Email: [email protected]

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix IKATAN PENERBIT INDONESIA . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 Sejarah Singkat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 Fase Awal Penerbitan di Indonesia . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 Fase Penerbitan Modern . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 Visi dan Misi Ikapi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 Visi IKAPI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 Misi IKAPI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 Keanggotaan Ikapi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 PENERBITAN BUKU DALAM ANGKA . . . . . . . . . . . . . 11 Jumlah Penerbit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .11 Penerbit Kecil (Small Publishers) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 Penerbit Menengah dan Penerbit Besar (Medium and Big Publisher) . . 14 Penerbit Yayasan, Lembaga Pendidikan, dan Lembaga Pemerintah . . . 15 Penerbit Non-Ikapi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16 Keaktifan Penerbit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 Ukuran Penerbit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18 Jumlah Judul Buku Terbit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .18 Produksi Judul Baru Penerbit Ikapi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19 Produksi Judul Baru Nasional . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19 Tiras Buku Terbit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20 Penerbitan Buku Digital . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22 iii

PEMASARAN BUKU DALAM ANGKA . . . . . . . . . . . . . 25 Jalur Pemasaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .25 Pangsa Pasar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .26 Jumlah Buku Terjual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27 Peringkat Penjualan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .28 Buku Pendidikan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29 Indonesia International Book Fair . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31 MINAT BACA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33 Jumlah Perpustakaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 34 BIBLIOGRAFI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 35 Sumber lain: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .35 LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37 iv

KATA PENGANTAR A dalah suatu kebanggaan dan prestasi bagi para insan perbukuan di Indonesia bahwa Indonesia telah ditetapkan sebagai tamu kehormatan pada ajang bergengsi Frankfurt Book Fair 2015.Momentum tersebut tentu dapat menjadi motivasi bagi kalangan industri perbukuan Indonesia untuk tetap berkiprah dalam industri berciri intelektual ini demi menghasilkan karya-karya baru sepanjang masa. Membentuk masyarakat membaca dan masyarakat menulis di tengah bangsa yang kental berbudaya lisan adalah sebuah perjuangan. Namun, tidaklah dimungkiri bahwa Indonesia memiliki kekayaan konten seni-budaya yang luar biasa sehingga tidak akan cukup dituliskan dalam ratusan ribu judul buku. Sejarah perbukuan di Indonesia sendiri adalah sebuah sejarah panjang yang dilatari sejarah penjajahan dan perjuangan mendapatkan kemerdekaan. Kini di Indonesia terbit lebih dari 30.000 judul dalam setahun dari ribuan penulis yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Pulau Jawa masih menjadi basis penerbitan buku di Indonesia meskipun para penulis berbakat muncul dari berbagai daerah di Indonesia. Indonesia juga telah memiliki satu event bergengsi skala international yang diselenggarakan setiap tahun yaitu Indonesia International Book Fair (IIBF). Pada tahun 2014, IIBF mulai mengundang negara lain sebagai guest of honour dan focus country untuk memeriahkan ajang perbukuan terbesar di Indonesia. Buku ini menjadi satu bentuk tanggung jawab Ikapi guna menghimpun beberapa data yang diperlukan oleh kalangan industri perbukuan dan juga pemangku kepentingan di Indonesia. Semoga kehadiran buku ini dapat membantu para pembaca melihat potensi pengembangan perbukuan di Indonesia serta utamanya bagi pemerintah v

Indonesia dapat mendukung pembangunan perbukuan nasional demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Oktober 2015 Ketua Umum Ikapi Lucya Andam Dewi vi

PENDAHULUAN I ndustri penerbitan buku merupakan salah satu industri yang berkontribusi besar pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dimulai sejak masa penjajahan, buku memberi kontribusi bagi kemajuan intelektual bangsa Indonesia yang terus berlanjut sampai hari ini. Karena itu, perjuangan Ikapi sebagai satu-satunya asosiasi penerbit di Indonesia juga turut mewarnai dinamika industri buku di Indonesia. Tantangan industri buku Indonesia ke depan tidaklah mudah. Kalangan industri buku dihadapkan pada upaya keras menanamkan minat membaca di kalangan generasi muda di tengah masyarakat yang kental berbudaya lisan. Belum lagi budaya baca mengakar kuat, penetrasi teknologi digital sudah mulai mengalihkan perhatian orang dari membaca buku menjadi membaca gadget. Memang kehadiran media baru seperti e-book tidak serta-merta mampu menggantikan buku konvensional atau buku cetak. Kalangan industri buku di Indonesia masih tetap optimistis menghadapi berbagai tantangan meskipun dalam beberapa tahun terakhir terjadi kelesuan pasar. Faktanya masih banyak penerbit yang bertahan dan juga masih terjadi produksi karya tulis yang terbilang besar di Indonesia. Ikatan Penerbit Indonesia dalam upayanya menguatkan peran serta penerbit serta memetakan industri penerbitan buku di Indonesia secara rutin melaksanakan survei untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang kondisi terkini industri perbukuan Indonesia. Data- data dari hasil survei ini akan menjadi informasi yang penting terkait kondisi aktual penerbit buku,jumlah produksi per tahun,hasil penjualan, dan ekspektasi pelaku industri penerbitan kepada pemerintah. vii

Survei terakhir dilakukan pada rentang Juli–September 2015 melalui pengiriman kuesioner secara daring (onlne) serta melalui sambungan telepon ke penerbit-penerbit yang bukunya terbit dan beredar di Indonesia. Ada 1.246 penerbit anggota IKAPI yang disurvei ditambah dengan 100 penerbit non-anggota yang bukunya beredar di pasar atau dijual di toko-toko buku. Terbitnya buku ini adalah gambaran dari survei yang telah dilakukan sebagai bahan informasi bagi para pemangku kepentingan industri buku di Indonesia. Selain itu, buku ini juga diterbitkan dalam kaitan ditetapkannya Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam ajang Frankfurt Book Fair 2015 yang mengangkat tema “17.000 Islands of Imagination”. viii

IKATAN PENERBIT INDONESIA I katan Penerbit Indonesia (Ikapi) adalah asosiasi profesi penerbit pertama yang ada di Indonesia. Sampai tahun 2010, Ikapi eksis sebagai satu-satunya asosiasi yang menaungi para penerbit di Indonesia. Setelah itu berdiri juga Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) yang menaungi university press di Indonesia. Walaupun demikian, anggota APPTI sebagian besar juga adalah anggota Ikapi. Tahun 2015, Ikapi telah memasuki usia ke-65 tahun dan telah ikut bersama-sama pemerintah setelah Indonesia merdeka, membangun masyarakat membaca dan masyarakat menulis. Ikapi juga memperjuangkan tumbuhnya semangat profesionalisme di kalangan penerbit buku dengan berbagai program yang dirancang oleh para ketua Ikapi selama lima tahun kepemimpinan dalam setiap periode.

2 Indonesia Book Publishing Industry Pertama dalam Sejarah IKAPI Ketua IKAPI I Achmad Notosoetardjo (1950-1954 dan 1954-1959) Kongres IKAPI I Jakarta, 16-18 Maret 1954 Majalah IKAPI I Suara Penerbit Nasional, terbit perdana April 1954 Cabang IKAPI I Cabang Sumatera Utara Pameran Buku I Pameran Buku IKAPI Cabang Sumatera Utara, April 1954 Pameran Buku Pameran Buku Nasional yang diselenggarakan PT Gunung Nasional I Agung di Decca Park (kini Lapangan Monas), September 1954. Pameran ini menjadi pameran bersejarah karena dihadiri oleh Soekarno-Hatta serta Menteri PP dan K, Mr. Mohammad Yamin. Pameran IKAPI Pusat I Pameran IKAPI di Hotel Duta Indonesia (Des Indes), 17 Agustus 1955. Pameran ini menjadi pameran pertama dan terakhir yang diselenggarakan IKAPI hingga vakum selama 22 tahun. Pameran Buku I di Singapura, 16-21 September 1956 Luar Negeri Ketua Ikapi Pusat dari Masa ke Masa Ketua Ikapi Periode Acmad Notosoetardjo 1950-1954 1954-1959 Drs. Hazil Tanzil 1959-1963 M. Hoetaoeroek, S.H. 1963-1965 1965-1968 H. Machmoed 1968-1973 Ajip Rosidi 1973-1976 1976-1979 Ismid Hadad MPA 1979-1981 1982-1983 Rahmat M.A.S. 1981-1982 Drs. Azmi Syahbuddin 1985-1988

IKATAN PENERBIT INDONESIA 3 Ketua Ikapi Periode H. Rozali Usman, S.H. 1983-1985 1988-1993 Dra. Arselan Harahap 1993-1998 Ir. Makhfudin Wirya Atmaja, M.M. Setia Dharma Madjid 1998-2002 Drs. Lucya Andam Dewi, M.Si. 2002-2006 2006-2010 2010-2015 Sejarah Singkat Ikapi didirikan pada tanggal 17 Mei 1950 di Jakarta. Para pelopor dan inisiator pendirian Ikapi adalah Sutan Takdir Alisjahbana, M. Jusuf Ahmad, dan Nyonya A. Notosoetardjo. Pendirian IKAPI didorong oleh semangat nasionalisme setelah Indonesia merdeka tahun 1945. Ikapi kemudian dibentuk sebagai organisasi profesi penerbit buku berasaskan Pancasila, gotong royong, dan kekeluargaan.Atas dasar kesepakatan para pendiri Ikapi diangkatlah Achmad Notosoetardjo sebagai ketua umum Ikapi pertama, Ny. Sutan Takdir Alisjahbana sebagai wakil ketua, Machmoed sebagai sekretaris, M. Jusuf Ahmad sebagai bendahara, dan John Sirie sebagai komisaris. Pada masa awal tersebut bergabung tiga belas penerbit, sesuai dengan buku yang disusun oleh Mahbub Djunaidi dan versi lain dari Zubaidah Isa menyebutkan jumlah empat belas penerbit bergabung pada masa awal Ikapi tersebut. Namun, baik Mahbub maupun Zubaidah tidak menyebutkan siapa saja penerbit yang bergabung tersebut. Lima tahun setelah berdiri, Ikapi mampu menghimpun 46 anggota penerbit yang sebagian besar berdomisili di Jakarta dan sisanya di Pulau Jawa dan Sumatera. Kantor Ikapi dipusatkan di Jakarta sebagai ibu kota negara. Dalam sejarah perkembangannya, Medan sebagai salah satu kota basis penerbitan di Indonesia telah lebih dulu memiliki organisasi yang

4 Indonesia Book Publishing Industry menghimpun penerbit dan pedagang buku lokal sejak 1952. Organisasi itu bernama Gabungan Penerbit Medan (Gapim) dengan 40 anggota dan 24 di antaranya adalah pedagang buku. Ikapi kemudian merangkul Gapim melalui kunjungan ketua Ikapi ke Medan pada September 1953. Gapim bersedia melebur ke dalam wadah Ikapi sehingga terbentuklah Ikapi Cabang Sumatera Utara pada Oktober 1953 dengan 16 anggota sebagai cabang Ikapi pertama. Kongres Ikapi I diadakan pada tanggal 16-18 Maret 1954 di Jakarta. Kongres I ini mengesahkan terbentuknya cabang-cabang Ikapi untuk wilayah Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Sebagai organisasi penerbit, Ikapi juga meluncurkan majalah di bidang perbukuan bernama  Suara Penerbit Nasional  yang diluncurkan pada bulan Maret 1954. Namun, majalah ini hanya bertahan enam nomor dan selanjutnya tidak terbit lagi. Fase Awal Penerbitan di Indonesia Sejarah penerbitan buku di Indonesia sebenarnya dapat dibagi menjadi beberapa fase sebagai berikut. Fase Hindia Belanda adalah fase berkembangnya penerbitan awal di Indonesia yang dipelopori pemerintahan kolonial Belanda, terutama untuk menjalankan misi penyebaran agama. Mesin cetak pun didatangkan pada 1624 meski kemudian tidak berfungsi karena tidak ada tenaga ahlinya. Kegiatan penerbitan dan pencetakan baru dimulai pada 1659. Adalah Cornelis Pijl yang memprakarsai penerbitan dan pencetakan Tijtboek—meski kini tiada yang tahu apa sebenarnya konten Tijtboek itu. Belanda terus menggiatkan penerbitan dengan mencetak pengumuman, kontrak dan dokumen perjanjian dagang, buku agama Kristen, kamus, hingga buku sejarah. Pemerintah Hindia Belanda mengatur semua izin dan prosedur penerbitan maupun pencetakan berbagai dokumen dan buku-buku sampai akhir abad ke-18.

IKATAN PENERBIT INDONESIA 5 Fase Cina Peranakan yang berkembang disebabkan meluasnya pemakaian bahasa Melayu di kalangan masyarakat Indonesia. Fase ini ditandai berkembangnya juga penerbitan surat kabar berbahasa Melayu, di samping surat kabar berbahasa Jawa kala itu. Surat kabar sebagai media informasi juga digunakan sebagai media iklan bagi para pedagang yang kebanyakan adalah kaum perantau dari Cina. Mereka pun akhirnya merasa berkepentingan dengan penguasaan bahasa, terutama bahasa Melayu dan bahasa Belanda. Akhirnya, anak-anak mereka pun disekolahkan untuk dapat menguasai bahasa Melayu plus bahasa Belanda. Generasi peranakan Cina inilah yang kemudian memelopori penerbitan buku-buku selanjutnya dengan mengalihbahasakan kisah- kisah dari negeri mereka ke dalam bahasa Melayu. Tercatat pada dasawarsa 1880-an, sedikitnya ada 40 karya terjemahan dari cerita- cerita asli Cina. Pada 1903–1928, bahkan penerbitan peranakan Cina ini mampu menghasilkan seratusan novel asli karya 12 pengarang peranakan Cina—jauh dibandingkan Balai Poestaka yang pada 1928 hanya menerbitkan 20-an novel. Fase Balai Poestaka adalah fase ketika pemerintahan kolonial Belanda membentuk Commissie voor de Inlandsche School en Volkslectuur (Komisi Bacaan Rakyat) berdasarkan keputusan Departement van Onderwijs en Eeredienst No. 12 pada 14 September 1908. Komisi ini bertugas memilih bacaan yang sesuai untuk rakyat Hindia Belanda, di samping memberikan saran dan pertimbangan kepada Direktur Pendidikan.Program peningkatan minat baca pun dimulai dengan penerbitan bacaan-bacaan ringan yang tentu tetap berada dalam kontrol pemerintahan Hindia Belanda. Pada tahun 1910, Komisi Bacaan Rakyat meningkatkan aktivitasnya ketika D.A. Rinkes yang menjabat sekretaris komisi diberi wewenang mengendalikan komisi. Ia merekrut ahli bahasa Jawa dan bahasa Sunda untuk mulai menerjemahkan berbagai karya asing. Dalam enam tahun, komisi ini telah menerbitkan 153 judul buku dengan penerbitan terbanyak berbahasa Jawa (95 judul) serta berbahasa Sunda (54 judul). Komisi yang sukses ini kemudian berdasarkan Keputusan No. 63 tanggal 22 September 1917

6 Indonesia Book Publishing Industry menjadi Kantoor voor de Volkslectuur. Lembaga ini kemudian diberi nama menjadi Balai Poestaka dan dipimpin lagi oleh D.A. Rinkes. Pada tahun 1921,Balai Poestaka pun sudah memiliki percetakan sendiri.Balai Poestaka kemudian dikenal sebagai ukuran gengsi intelektual karena pembacanya adalah kaum elite serta menggunakan bahasa tinggi. Fase Penerbitan Modern Dunia penerbitan buku Indonesia mengalami berbagai masa dan fase yang menunjukkan bagaimana perjalanan bangsa ini juga terbangun dari perjalanan intelektual lewat industri perbukuannya. Pasang surut terjadi dalam konteks industri perbukuan.Terkadang ada gerak dinamis yang memberikan secercah harapan. Namun, tidak jarang juga berbagai fenomena ikut membuat para penerbit terpuruk. Kalau didaftar, sedikit sekali penerbit-penerbit yang muncul pada era 1950-an dan 1960-an masih bertahan hingga kini, seperti Tiga Serangkai, Erlangga, Rosdakarya, Bumi Aksara, Dian Rakyat, dan tentunya penerbit tertua Balai Pustaka yang kini telah menjadi BUMN. Tidak dimungkiri peranan pemerintah sangat berpengaruh pada pasang surut industri perbukuan di Indonesia. Kebijakan pemerintah seperti yang terjadi pada tahun 1969 hingga akhir 1970-an dengan mengadakan proyek pengadaan buku yang populer disebut Proyek Inpres sangatlah menggairahkan dunia penulisan dan penerbitan buku di Indonesia meskipun tidak dimungkiri pula terdapat ekses kurang baik, seperti munculnya penerbit musiman sehingga menghasilkan penerbitan yang tidak berkualitas. Konsentrasi banyak penerbit ke proyek pemerintah dalam pengadaan buku ajar dan buku bacaan anak menjadikan pasar buku umum agak “lowong” pada masa itu. Pada masa-masa ini, pasar buku umum banyak diisi oleh komik-komik pewayangan dan persilatan—di antaranya yang melambungkan karya R.A. Kosasih. Selain itu, muncul pula apa yang disebut roman picisan, berupa novel-novel populer yang berisi tema percintaan maupun tema horor. Pada masa-masa tersebut

IKATAN PENERBIT INDONESIA 7 publik pembaca Indonesia sangat mengenal penulis bernama Freddy S. ataupun Abdullah Harahap. Era selanjutnya, dikenal beberapa novelis laris yang melahirkan novel bertemakan percintaan, seperti Motinggo Boesje dan Marga T. Walaupun demikian, buku-buku sastra yang lebih serius juga berkembang. Beberapa sastrawan papan atas Indonesia tetap menghasilkan karya-karya terbaik, seperti Umar Kayam, Kuntowijoyo, Ahmad Tohari, Rendra, dan N.H. Dini. Masa-masa selanjutnya adalah masa-masa kreatif dunia perbukuan Indonesia dengan munculnya beberapa penerbit buku umum dan buku religi (Islam) yang tampil lebih modern.Pemicunya adalah peningkatan semangat keberagamaan yang muncul di perkotaan dan kampus-kampus. Penerbit yang memulai debutnya dalam buku religi dan dengan cepat berkembang, di antaranya Mizan dan Gema Insani Press pada tahun 1980-an. Masa tersebut juga merupakan masa berseminya karya-karya tokoh pemikir Islam Indonesia modern, yaitu Amien Rais, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholish Madjid, dan Jalaluddin Rakhmat. Tokoh Islam lain yang patut disebutkan dan karyanya berpengaruh adalah Emha Ainun Nadjib. Itulah fase baru yang kemudian menjadikan buku-buku Islam menyumbang omzet tinggi dalam transaksi buku secara nasional—seperti yang disampaikan beberapa toko buku. Fenomena politik, sosial, dan budaya sangat berpengaruh pada dunia penerbitan buku selanjutnya, terutama menjelang terjadinya krisis moneter yang berujung pada reformasi tahun 1998 di Indonesia. Buku-buku politik pun mengalir deras saat itu. Pasca-reformasi maka tren perbukuan pun memasuki babak baru dengan munculnya kembali kebangkitan sastra, terutama sastra religi yang dipelopori komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) dengan tokohnya Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia. Fenomena ini menunjukkan munculnya peran masyarakat menulis yang mampu membentuk komunitas-komunitas. Dunia buku Indonesia pun diramaikan dengan buku novel serta kumpulan cerpen religi, lalu digebrak lagi dengan

8 Indonesia Book Publishing Industry novel, seperti Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy dan Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang mengusung tema pendidikan. Kedua novel itu menjadi fenomenal karena meraih predikat best seller. Kini industri buku di Indonesia makin menampilkan tema dan genre yang beragam hasil karya para penulis Indonesia. Beberapa buku motivasi dan pengembangan diri terus mencetak hit. Demikian pula dengan buku anak dan buku religi yang masih menempati penjualan buku tertinggi, khususnya di toko-toko buku modern. Gairah penerbitan dan pemasaran buku juga tampak dari agenda rutin yang dilakukan Ikapi yaitu pameran buku di ibu kota negara dan juga kota-kota lain di Indonesia. Beberapa Ikapi Daerah memelopori agenda pameran buku rutin di kota-kota. Visi dan Misi Ikapi Visi IKAPI Menjadikan industri penerbitan buku di Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan dapat berkiprah di pasar internasional. Misi IKAPI Ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui upaya penciptaan iklim perbukuan yang kondusif, pengembangan sistem perbukuan yang kompetitif, dan peningkatan profesionalisme asosiasi serta para anggotanya sehingga perbukuan nasional mampu berperan secara optimal demi mempercepat terbentuknya masyarakat demokratis terbuka dan bertanggung jawab.

IKATAN PENERBIT INDONESIA 9 Keanggotaan Ikapi Keanggotaan Ikapi terbuka untuk semua tingkatan penerbit, baik itu penerbit kecil, penerbit menengah, maupun penerbit besar, termasuk self-publisher dengan syarat memiliki badan usaha atau badan hukum. Saat ini keanggotaan Ikapi di seluruh Indonesia mencapai 1.328 penerbit yang tersebar di 26 provinsi (dari 34 provinsi yang ada di Indonesia). Sebagian besar penerbit terkonsentrasi di Pulau Jawa. Anggota Ikapi juga terdiri atas penerbit perguruan tinggi, yayasan atau lembaga pendidikan, serta lembaga riset pemerintah Indonesia. Penilaian buku ilmiah di lingkungan pendidikan tinggi dan lembaga riset juga mewajibkan buku diterbitkan oleh penerbit anggota Ikapi. Setiap tahun anggota Ikapi mengalami penambahan meskipun tidak tertutup kemungkinan adanya anggota Ikapi yang tidak lagi beroperasi ataupun vakum dengan berbagai alasan yang melatarinya. Sebagian besar penerbit anggota Ikapi awalnya adalah penerbit buku pelajaran. Namun, kini jumlah penerbit buku pelajaran terkalahkan oleh penerbit buku umum. Banyak penerbit buku pelajaran yang tutup atau tidak lagi menerbitkan buku pelajaran setelah munculnya kebijakan pemerintah Indonesia dalam satu dekade ini yang mencoba melakukan sendiri pengadaan buku pelajaran. Adapun keterlibatan penerbit swasta sangat minim kontribusinya. Walaupun demikian, setiap tahun tetap terjadi pertambahan anggota Ikapi dari beberapa daerah, khususnya DKI dan Jawa Barat. Pertambahan jumlah anggota menunjukkan usaha penerbitan buku masih tetap dilirik oleh masyarakat.

10 Indonesia Book Publishing Industry

PENERBITAN BUKU DALAM ANGKA A dalah penting untuk menyajikan data penerbitan buku di Indonesia sebagai sebuah industri yang diakui keberadaannya. Untuk itu, dalam pendataan ini, kami sangat mengandalkan partisipasi dari penerbit anggota Ikapi dan juga mitra lembaga pemerintah yaitu Perpustakaan Nasional. Kami telah melakukan survei berdasarkan data riil yang diperoleh melalui responden yaitu para penerbit sehingga dapat memunculkan data tentang jumlah penerbit di Indonesia beserta fenomenanya dan jumlah buku terbit di Indonesia beserta data serta fakta yang melatarinya. Jumlah Penerbit Berikut ini kami sajikan data anggota penerbit Ikapi pada tahun 2015 berdasarkan provinsi dengan data pembanding 2012, 2013, dan 2014. Dari data terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penerbit. Akan

12 Indonesia Book Publishing Industry tetapi, pada survei yang dilakukan diketahui bahwa ada beberapa penerbit yang sudah vakum meskipun masih terdaftar sebagai anggota Ikapi. No. Wilayah 2012 Jumlah 2015 2013 2014 1 DKI Jakarta 450 473 497 504 2 Jawa Barat 227 249 273 278 3 Jawa Tengah 131 136 145 145 4 Yogyakarta 80 85 89 91 5 Jawa Timur 144 148 156 159 6 Sumatera Selatan 1 1 1 1 7 Kalimantan Barat 11 13 13 13 8 Sulawesi Selatan 1 1 1 1 9 Sulawesi Tengah 10 10 11 12 10 Bali 3 3 3 3 11 Banten 1 1 1 1 12 Sumatera Barat 11 11 12 12 13 Nanggroe Aceh Darussalam 3 3 3 3 14 Sumatera Utara 1 1 1 1 15 Riau 16 16 16 16 16 Jambi 4 4 4 4 17 Kalimantan Selatan 2 2 2 2 18 Kalimantan Timur 6 9 13 14 19 Kalimantan Tengah 1 1 1 1 20 Sulawesi Utara 22 22 22 22 21 NTT 10 10 10 10 22 NTB 11 14 18 18 23 Papua 8 8 8 8 24 Lampung 2 5 5 5 25 Batam 2 2 2 2 26 Gorontalo 0 0 2 2 Total 1,158 1,228 1,309 1,328

Penerbitan BUKU DALAM ANGKA 13 Dari data tampak persebaran penerbit di Indonesia tidak merata dan terkonsentrasi di lima wilayah utama, yaitu Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Dari hasil survei, kami mendata penerbit berdasarkan entitasnya, yaitu penerbit kecil, penerbit menengah, penerbit besar, dan penerbit dalam bentuk yayasan dan lembaga pemerintah yang termasuk anggota Ikapi. Selain itu, terdata juga penerbit non-anggota Ikapi yang aktif memasarkan bukunya di toko buku. Entitas penerbit utamanya dilihat dari badan usaha dan badan hukum yang menaunginya. Penerbit Kecil (Small Publishers) Penerbit kecil yaitu penerbit dengan berbagai badan usaha, seperti UD, Firma, dan Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV). Model penerbit seperti ini mendominasi keanggotaan Ikapi. Lokasi Jumlah Entitas Jakarta Penerbit Penerbit Kecil Jawa Barat Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur 114 17% Luar Jawa 161 25% Jumlah 313 48% 64 10% 10% 652 100% 17% Jakarta 48% 25% Jawa Barat Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur Luar Jawa

14 Indonesia Book Publishing Industry Dari data di atas dapat dilihat bahwa penerbit kecil terbanyak di wilayah Jawa yang meliputi Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur, yaitu sebanyak 48% dari seluruh perusahaan penerbitan yang berbadan usaha CV. Di wilayah Jawa Barat sekitar 25%. Di Jakarta penerbit kecil tidak begitu banyak yaitu hanya sekitar 17% dari seluruh penerbit kecil di Indonesia. Adapun di luar Jawa ada sekitar 10%. Penerbit Menengah dan Penerbit Besar (Medium and Big Publisher) Penerbit dalam kategori menengah dan besar adalah penerbit yang berbadan hukum perseroan terbatas (PT). Ada 548 penerbit anggota Ikapi yang memiliki badan hukum PT. Jakarta menyumbang sebanyak 377 penerbit atau sekitar 60%. Jawa Barat sebanyak 17.1%, Jawa Tengah dan Jawa Timur sebanyak 18%, sedangkan luar Jawa sebanyak 3%. Lokasi Jumlah Entitas Penerbit Jakarta Penerbit Menengah-Besar Jawa Barat Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur 327 60% Luar Jawa 94 17.1% Jumlah 109 19.9% 18 3% 548 3% 20% 100% 17% 60% Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur Luar Jawa

Penerbitan BUKU DALAM ANGKA 15 Penerbit Yayasan, Lembaga Pendidikan, dan Lembaga Pemerintah Kami memisahkan entitas penerbit berdasarkan badan hukum yayasan yang umumnya didirikan bukan untuk tujuan mencari profit dan juga penerbit dengan badan hukum sebagai lembaga pendidikan ataupun lembaga pemerintah. Dari data dapat dilihat bahwa Jakarta masih merupakan daerah dengan jumlah penerbit berbadan hukum yayasan, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah yang besar yaitu 38%. Di Jawa Barat terdapat 30%, di Jawa Tengah dan Jawa Timur 22,3%, dan luar Jawa sebesar 10,6%. Lokasi Jumlah Entitas Penerbit Penerbit Yayasan/Lembaga Jakarta Jawa Barat 39 30,9% Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur 40 31% Luar Jawa 35 27% Jumlah 14 12% 128 100% 12% 31% Jakarta 27% Jawa Barat Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur Luar Jawa 31%

16 Indonesia Book Publishing Industry Penerbit Non-Ikapi Kami juga mendata penerbit non-Ikapi yang aktif memasarkan bukunya di jejaring toko buku modern dan toko buku tradisional. Ada 109 penerbit terdata sebagai penerbit bukan anggota Ikapi yang aktif memasarkan bukunya. Sebanyak 43% penerbit berdomisili di Jawa, sedangkan di Jakarta terdapat 35 penerbit (32%). Lokasi Jumlah Entitas Penerbit Non-Ikapi Jakarta 35 Jawa Barat 27 32% Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur 47 25% Luar Jawa 0 43% Total 109 0% 100% 0% Jakarta 32% 43% Jawa Barat Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur Luar Jawa 25%

Penerbitan BUKU DALAM ANGKA 17 Keaktifan Penerbit Dari 1.328 penerbit yang tercatat sebagai anggota ditemukan fakta bahwa banyak sekali penerbit yang menerbitkan judul buku dalam jumlah judul dan eksemplar yang terbatas. Data di bawah ini menunjukkan sebaran anggota penerbit yang aktif dan tidak aktif. Penerbit yang masuk kategori aktif adalah penerbit yang secara rutin menerbitkan sekurangnya 10 judul buku dalam 1 tahun. Jumlahnya 711 penerbit. Lokasi Jumlah Tidak Aktif Aktif % 505 212 293 42% Jakarta 283 140 143 49% Jawa Barat Jawa Tengah, 378 168 210 44% Yogyakarta, dan Jawa Timur 160 97 63 60% Luar Jawa 1.328 617 711 46%  Total Dari data ini terlihat bahwa dari sekitar 1.328 Penerbit yang masuk dalam kategori aktif adalah sebesar 54%. Sisanya menerbitkan buku dalam judul yang terbatas, sporadis, dan sangat bergantung pada ketersediaan naskah yang masuk ke penerbit. Selain itu, di antara penerbit tidak aktif juga terdapat anggota penerbit yang sudah vakum atau sudah tutup penerbitnya. Jumlahnya adalah 6% dari total anggota Ikapi atau sekitar 79 penerbit.

18 Indonesia Book Publishing Industry Ukuran Penerbit Selain dapat ditengarai dari jenis badan usaha atau badan hukum, besar kecilnya penerbit juga dapat dilihat dari skala usaha di organisasi penerbit itu sendiri. Dengan memperhitungkan jumlah judul, varian produk (jenis buku yang diterbitkan), jumlah pegawai, dan jumlah kantor perwakilan dari penerbit yang masuk kategori penerbit aktif maka diperoleh data sebagai berikut. Kriteria Judul per Jumlah Varian Jumlah Jumlah Penerbit Tahun Pegawai Produk Perwakilan Penerbit 1 >200 >200 >10 >10 20 2 50-150 50-200 5-9 5-9 228 3 10-50 10-50 1-4 1-5 463 Kesimpulannya kategori penerbit besar di Indonesia hanya ada 20 penerbit, sedangkan penerbit menengah ada 228 penerbit, dan 463 penerbit adalah kategori penerbit kecil. Jumlah Judul Buku Terbit Untuk jumlah buku terbit di Indonesia, kami menggunakan data dari Perpustakaan Nasional RI dan membandingkannya dengan jumlah buku yang masuk ke TB Gramedia. Buku-buku yang masuk ke TB Gramedia adalah buku-buku yang memiliki nomor ISBN. Dengan demikian, buku yang masuk sudah pasti telah diajukan ke Perpustakaan Nasional RI. Selain itu, dilakukan juga survei langsung ke penerbit terkait dengan jumlah buku terbit setiap tahunnya. Sebagian besar penerbit menerbitkan buku kurang dari 50 judul setiap tahunnya.

Penerbitan BUKU DALAM ANGKA 19 Produksi Judul Baru Penerbit Ikapi Jumlah buku baru yang diterbitkan 711 penerbit aktif di tahun 2015 cukup beragam. Ada 80% penerbit menerbitkan buku baru dalam rentang 10 sampai 50 judul. Sebanyak 17% penerbit menerbitkan judul baru dalam rentang 50 sampai 200 judul dan terdapat 3% penerbit yang menerbitkan lebih dari 200 judul buku baru dalam tahun 2015. 3% 10-50 Judul 17% 50-200 Judul > 200 Judul 80% Produksi Judul Baru Nasional Dalam data dua tahun terakhir yaitu 2013 dan 2014 terdapat angka penerbitan buku di Indonesia di atas 30.000 judul dalam setahun. Besarnya angka tersebut menunjukkan bahwa tidak semua buku diterbitkan oleh anggota Ikapi, penerbit non-anggota Ikapi yang berbadan usaha atau berbadan hukum juga dapat menerbitkan buku dengan nomor ISBN. Selain itu, banyak sekali lembaga pemerintah serta Badan Usaha Milik Negara yang notabene bukanlah institusi penerbit, juga menerbitkan buku. Sebagai contoh lembaga negara yang menerbitkan buku, yaitu Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan beberapa kementerian. Berikut ini data yang diperoleh dari TB Gramedia dan Perpustakaan Nasional RI.

20 Indonesia Book Publishing Industry Sumber Data 2013 2014 Penerimaan Judul Baru TB Gramedia 26.628 24.204 Penerimaan Pengajuan ISBN Perpusnas 36.624 44.327 Tiras Buku Terbit Terdapat kecenderungan bahwa jumlah eksemplar yang dicetak tidak dipengaruhi besar kecilnya penerbit. Penerbit-penerbit buku anak dan buku sekolah mencetak dalam tiras yang lebih besar daripada buku untuk orang dewasa dan buku perguruan tinggi. Sebanyak 66% penerbit menerbitkan buku dalam jumlah tiras 3.000 eksemplar per judul. Penerbit yang menerbitkan dengan tiras 5.000 eksemplar sebanyak 19%, tiras 10.000 eksemplar sebesar 12%. Adapun pencetakan 15.000 ekemplar per judul sebesar 3%. 3% Oplah < 3.000 12% Oplah 5.000 Oplah 10.000 19% Oplah 15.000 66% Penerbit-penerbit yang mencetak buku di atas 10.000 eksemplar per judul adalah penerbit buku pelajaran sekolah. Tiras cetak pada buku sekolah dasar lebih tinggi daripada SMP dan SMA. Rata-rata penerbit yang menjual buku sekolah dasar mencetak dengan tiras 15.000 eksemplar per judul jilid. Adapun untuk SMP dan SMA tirasnya antara

Penerbitan BUKU DALAM ANGKA 21 5.000 sampai 10.000 eksemplar per judul jilid. Total judul keseluruhan dari SD sampai SMA adalah SD sebanyak 72 judul buku,SMP sebanyak 36 judul buku, SMA dan SMK sebanyak 36 judul buku. Kontribusi buku pelajaran sekolah terhadap jumlah buku yang beredar di Indonesia adalah sebagai berikut. Level Penerbit Judul Tiras Total SD 20 72 15.000 21.600.000 SMP 20 36 10.000 7.200.000 SMA 20 36 10.000 7.200.000 SMK 10 36 5.000 1.800.000 Total  37.800.000 Untuk buku nonpelajaran yang dipasarkan melalui toko buku dapat dilihat dari data judul yang beredar di TB Gramedia sebanyak 24.204 judul. Sebanyak 10% dari judul ini merupakan buku-buku impor, 5% merupakan buku pelajaran sekolah. Karena itu, terdapat 20.572 judul dari penerbit yang jika kita kalikan dengan rata-rata tiras 3.000 eksemplar per judul, akan didapat angka sebanyak 61.720.200 eksemplar. Jika angka ini dibagi dengan jumlah TB Gramedia sebanyak 108 gerai, rata-rata buku yang beredar dalam satu toko buku adalah 571.483 eksemplar buku. Dengan kata lain, secara rata-rata buku penerbit yang beredar dalam 1 toko buku adalah 3.000/108 sekitar 27 eksemplar per toko buku. Mengacu kepada hasil survei yang telah dilakukan didapat angka sebagai berikut.

22 Indonesia Book Publishing Industry Kelompok Penerbit Jumlah Judul Tiras Total Rata-rata/ Tahun Penerbit Besar 20 3.000 12.000.000 Penerbit Menengah 228 200 3.000 68.400.000 Penerbit Kecil 463 100 3.000 20.835.000 Total 711 15 101.235.000     Dengan membandingkan hasil survei terhadap judul buku yang beredar di TB Gramedia maka bisa disimpulkan bahwa TB Gramedia menampung sebesar 61% dari seluruh buku umum yang beredar di Indonesia. Sebanyak 36% lainnya beredar melalui toko buku kecil, perwakilan penerbit, proyek pengadaan buku, dan direct selling. Adapun buku pelajaran sebagian besar dipasarkan lewat penjualan langsung. Data di TB Gramedia memperlihatkan penjualan buku pelajaran atau buku sekolah pada tahun 2014 menyumbang 12,04% dengan jumlah eksemplar terjual hanya 3.427.888 eksemplar. Penjualan ini menempati peringkat keempat setelah buku anak, buku religi- spiritual, dan buku fiksi. Penerbitan Buku Digital PertumbuhansignifikandaripenggunainternetdiIndonesiamenciptakan prospek penjualan buku digital di Indonesia. Beberapa penerbit besar di Indonesia telah menerbitkan buku-buku mereka dalam format buku digital atau format digital lainnya. Hal ini menunjukkan munculnya kebutuhan akan buku-buku digital di Indonesia dan juga mendorong munculnya berbagai toko buku digital. Meskipun bertumbuh, penjualan e-book masih kurang dari 2% pada pasar buku lokal. Ada perusahaan pengembang buku digital yang mengembangkan format sendiri, lalu bekerja sama dengan beberapa penerbit. Sejumlah toko buku digital lainnya menggunakan platform PDF dan ePub 3.

Penerbitan BUKU DALAM ANGKA 23 Beberapa toko buku digital yang kini mulai berkiprah di Indonesia, di antaranya Qbaca (Telkom), Bookmate Indonesia (Indosat), Wayang Force, Scoop, Aksara Maya, Buqu. Selain itu, beberapa penerbit mengembangkan e-Book store sendiri, yaitu eRosda (Rosdakarya), Gramediana (Gramedia), Lumos (Mizan), UI Press, IPB Press, Penerbit ITB, Unair Press, dan Unsri Press. Dari survei ini dapat dilihat bahwa jumlah penerbit Aktif yang bergerak ke arah e-book sangat signifikan jumlahnya. Persentasenya mencapai 20%. Ini mengindikasikan bahwa penerbit sudah mulai memikirkan perubahan yang akan terjadi seiring dengan kemajuan dalam bidang komunikasi sehingga media baca konvensional mulai mengalami pergeseran ke media digital 20% E-Book Non E-Book 80% Akan tetapi, dari 20% penerbit yang sudah bergerak ke arah e-book, persentase judul buku mereka yang telah dikonversi menjadi e-book masih sangat rendah. Hal itu bisa dilihat dari diagram berikut ini. 4% 8% 14% < 5% 74% 6-10% 11-20% 21-30%

24 Indonesia Book Publishing Industry Proporsi terbesar adalah 5% dari judul buku yang diterbitkan yang dibuatkan versi e-book-nya. Artinya, dari penerbit memang sudah melirik e-book, tampak penerbit masih terlihat sangat membatasi konversi sehingga persentase penerbitan e-book masih sangat kecil.

PEMASARAN BUKU DALAM ANGKA P asar buku di Indonesia untuk berbagai segmen sejatinya sangatlah potensial,termasuk buku-buku untuk pasar khusus.Dengan potensi populasi sebesar 252,2 juta jiwa, Indonesia adalah pasar yang masih akan tumbuh untuk produk-produk literasi. Data berikut ini menggambarkan bagaimana pasar buku di Indonesia bertumbuh kembang. Jalur Pemasaran Seluruh penerbit menggunakan jalur distribusi dan pemasaran melalui toko buku,baik toko buku besar maupun toko-toko buku kecil.Penerbit- penerbit dengan sumber daya yang cukup juga mengembangkan distribusi dan pemasaran sendiri selain toko buku konvensional. Dari 711 penerbit aktif terdapat 148 penerbit (21%) yang memiliki jalur pemasaran sendiri melalui pembukaan kantor distribusi atau perwakilan di daerah.

26 Indonesia Book Publishing Industry Penerbit dengan produk buku sekolah merupakan penerbit- penerbit dengan jumlah kantor perwakilan terbanyak yaitu rata- rata di atas 10 kantor perwakilan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Perwakilan penerbit buku sekolah atau buku pelajaran ini merepresentasikan aktivitas penjualan langsung yang banyak dilakukan mereka. Pangsa Pasar Potensi pangsa pasar buku di Indonesia dapat diukur dari potensi kelas menengah Indonesia. Berdasarkan Buku Pintar Kompas 2011 ada lonjakan jumlah kelas menengah Indonesia sejak 2003 ke 2010 hingga 53 juta jiwa (66% lonjakan). Bank Dunia menurunkan laporan ada 56,3% dari 237 juta populasi Indonesia yang termasuk kategori kelas menengah. Artinya, tahun 2010 diperkirakan ada 134 juta warga kelas menengah di Indonesia. Jumlah itu diprediksi meningkat menjadi 150 juta jiwa pada tahun 2014. Dari sisi nilai uang yang dibelanjakan tahun 2010 tercatat belanja pakaian dan alas kaki mencapai Rp113,4 triliun, belanja barang rumah tangga dan jasa Rp194,4 triliun, belanja di luar negeri Rp59 triliun, dan biaya transportasi Rp238,6 triliun. Buku dapat ditempatkan sebagai belanja barang rumah tangga dan jasa. Dengan jumlah 150 juta populasi kelas menengah dan tiap orang membeli 2 buku (dengan mempertimbangkan daya beli serta minat baca) dalam setahun dengan harga rata-rata Rp47.000,00 (berdasarkan analisis dari harga rata-rata buku di TB Gramedia), pangsa pasar buku di Indonesia adalah Rp14,1 T. Jumlah itu belum termasuk pangsa pasar buku pelajaran dan pengadaan buku pada proyek pemerintah.

PEMASARAN BUKU DALAM ANGKA 27 Jumlah Buku Terjual Dari survei ini diketahui bahwa mayoritas penerbit hanya bisa menghabiskan maksimal 50% dari stok buku mereka yang baru terbit dalam satu tahun. Ada 27% penerbit yang penjualan mereka dalam rentang 50%–60% setahun dari stok, dalam rentang 60%–70% ada sekitar 14% penerbit, dan dalam rentang 70%–80% hanya sekitar 5%. 0% 5% 14% 54% <50% 27% 50%-60% 60%-70% 70%-80% >80% Penerbit-penerbit yang menjual buku pelajaran sekolah merupakan penyumbang terbesar untuk persentase penjualan dari 60%–80%. Adapun penerbit buku-buku nonpelajaran secara rata- rata buku mereka terjual di bawah 50% dalam satu tahun. Dari sisi pendapatan,kami melakukan analisis terhadap penjualan dari TB Gramedia mencapai 1.240.797.608.000. Berdasarkan survei bahwa penjualan buku di TB Gramedia adalah 61% dari penjualan buku umum secara nasional. Pendapatan dari penjualan buku umum secara nasional tahun 2014 adalah sekitar Rp2,034 T dari pangsa pasar sekitar Rp14,1 T.

28 Indonesia Book Publishing Industry Peringkat Penjualan Data peringkat penjualan buku kami peroleh dari TB Gramedia dengan urutan penjualan sebagai berikut pada tahun 2014. Berapa jumlah judul yang berkontribusi pada setiap jenis buku sesuai dengan peringkatnya tidak tersajikan dalam data. Peringkat Jenis Buku Eksemplar 1 Buku Anak 10.135.778 2 Buku Religi & Spiritual 3.421.197 3 Buku Fiksi 3.264.185 4 Buku Pelajaran/Sekolah 3.427.828 5 Buku Referensi dan Kamus 1.687.873 6 Buku Bisnis dan Ekonomi 954.045 7 Buku Pengembangan Diri 823.324 8 Buku Ilmu Sosial 720.519 9 Buku Psikologi 749.677 10 Buku Masakan 669.046 Terlihat bahwa buku anak memberi kontribusi penjualan tertinggi dari sisi jumlah eksemplar terjual. Tingginya jumlah penjualan karena terdorong oleh faktor harga rata-rata buku anak yang murah yaitu Rp30.000,00 dibandingkan jenis buku lain. Dari segi pendapatan, buku anak menyumbang angka Rp304.073.340.000 (22,64% dari total penjualan buku di TB Gramedia 2014). Di urutan kedua diduduki buku religi-spiritual, terutama buku- buku agama Islam. Buku-buku ini selalu menarik perhatian kaum Muslim di Indonesia yang populasinya mencapai 87% dari total populasi penduduk Indonesia.

PEMASARAN BUKU DALAM ANGKA 29 Buku Pendidikan Industri penerbitan buku pelajaran atau buku pendidikan di Indonesia memang menarik untuk digeluti karena besarnya potensi penjualan buku pelajaran. Total populasi peserta didik untuk sekolah di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia dari tingkat pendidikan usia dini dan pendidikan dasar-menengah adalah 48.346.091 orang. Selain itu, masih ada sekolah agama Islam di bawah pembinaan Kementerian Agama dengan jumlah populasi peserta didik 7.203.666. Sekolah di Bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tingkat Pendidikan Jumlah Peserta Didik Jumlah Sekolah Taman Kanak-Kanak 4.174.783 74.982 Sekolah Dasar 26.504.160 148.272 Sekolah Menengah Pertama 9.715.203 35.448 Sekolah Menengah Atas 4.292.288 12.409 Sekolah Menengah Kejuruan 4.199.657 11.726 Total 48.346.091 282.837 Sumber: BPS 2014 Sekolah Agama di Bawah Pembinaan Kementerian Agama Tingkat Pendidikan Jumlah Peserta Didik Jumlah Sekolah Madrasah Ibtidaiyah 3.290.240 23.678 Madrasah Tsanawiyah 2.817.027 16.283 Madrasah Aliyah 1.096.399 7.260 Total 7.203.666 47.221 Sumber: BPS 2014

30 Indonesia Book Publishing Industry Demikian pula dengan pasar buku ajar atau buku teks perguruan tinggi juga memiliki potensi pengembangan dari tahun ke tahun karena banyaknya populasi mahasiswa dan juga jumlah perguruan tinggi, baik di bawah Kementerian Ristek Dikti maupun Kementerian Agama. Jenis Jumlah Peserta Didik Jumlah Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi 4.012.347 3.181 Kemenristek Dikti Perguruan Tinggi 14.669 625 Kemenag 3.806 4.027.016 Total Sumber: BPS 2014 Berdasarkan perkiraan pendapatan dari penjualan buku pendidikan dengan potensi yang sangat besar diperoleh angka berikut. • Pendapatan proyek pemerintah senilai Rp510 miliar. • Pendapatan penjualan buku sekolah Rp3 triliun. Dengan demikian, total pendapatan dari buku pendidikan adalah Rp3,51 triliun. Total pendapatan buku umum dan buku pendidikan jika digabungkan menjadi Rp5,54 triliun.

PEMASARAN BUKU DALAM ANGKA 31 Indonesia International Book Fair Event pameran terbesar dan penting di Indonesia adalah Indonesia International Book Fair yang diselenggarakan di Jakarta.Pada tahun 2015, event ini telah memasuki penyelenggaraan ke-35 sejak diselenggarakan kali pertama tahun 1955. Tahun 2014, IIBF mulai menghadirkan tamu kehormatan sebagai lazimnya pameran buku internasional. Tamu kehormatan pertama adalah Arab Saudi, lalu tahun 2015 Korea Selatan menjadi tamu kehormatan kedua. IIBF diselenggarakan tiap tahun pada bulan September. Tahun 2015 IIBF diselenggarakan pada tanggal 2–6 September 2015. IIBF dikelola oleh Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi). Indonesia International Book Fair 2015 dalam Angka Tempat Jakarta Convention Center Luas Area Pameran 4.700 m2 Pengunjung 40.000 Negara Peserta Pameran 5 negara, 8 peserta Peserta Pameran 62 peserta Peserta International Right Fair 24 booth Jumlah Booth 94 booth Penyelenggaraan 5 hari Program 80 acara Tamu Kehormatan 2014 Arab Saudi Tamu Kehormatan 2015 Korea Selatan

32 Indonesia Book Publishing Industry Informasi tentang Indonesia International Book Fair dapat diakses di www.iibf.id. Pada tahun-tahun ke depan, penyelenggaraan akan lebih ditingkatkan lagi demi menaikkan kontribusi para penerbit Indonesia dalam transaksi copyright internasional dan peran Indonesia menyumbang untuk literasi dunia.

MINAT BACA P ersentase penduduk Indonesia di atas usia 15 tahun yang melek huruf berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 mencapai 96,07%. Dengan demikian, penduduk Indonesia secara dominan berpotensi sebagai calon pembaca buku. Namun, dari sisi angka minat baca, Indonesia termasuk menempati posisi yang memprihatinkan dibandingkan negara lain. Data Unesco 2012 menunjukkan bahwa angka minat baca di Indonesia adalah 0,001. Artinya, hanya ada 1 dari 1.000 orang penduduk Indonesia yang memiliki minat baca serius. Jika jumlah penduduk Indonesia pada 2014 sebanyak 252,2 juta penduduk, hanya ada 252.200 orang yang memiliki minat baca serius. Angka tersebut tentu jauh dari angka kelas menengah Indonesia yang mencapai 150 juta orang. Dengan keprihatinan minat baca yang rendah ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI lewat program Program Penumbuhan Budi Pekerti mencanangkan gerakan wajib membaca pada tahun 2015.

34 Indonesia Book Publishing Industry Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, mewajibkan sekolah memberi waktu peserta didik membaca selama 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Kegiatan membaca buku diarahkan pada buku-buku non-buku pelajaran. Ikapi juga turut membantu program pemerintah untuk menumbuhkan minat membaca hingga akhirnya mengembangkan budaya membaca lewat berbagai kampanye minat baca dan juga pameran-pameran buku di berbagai daerah. Akses masyarakat terhadap buku dipermudah, termasuk penyediaan buku-buku murah. Jumlah Perpustakaan Untuk mendukung kegiatan membaca, fasilitas perpustakaan di Indonesia juga dibangun di berbagai daerah. Berdasarkan data dari Perpustakaan Nasional RI, kini terdapat jumlah perpustakaan dan taman bacaan masyarakat seperti berikut ini. Perpustakaan Nasional 1 Perpustakaan Umum 23.777 Perpustakaan Khusus 2.743 Perpustakaan Sekolah 259.766 Perpustakaan Perguruan Tinggi 1.525 Perpustakaan Komunitas 15.000 Total 302.812

BIBLIOGRAFI Litbang Kompas, 2012. Buku Pintar Kompas 2011. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Setiawan, Hawe, dkk. 2000. 50 Tahun Ikapi 1950-2000. Jakarta: Ikatan Penerbit Indonesia. Trim, Bambang. 2012. Apa & Bagaimana Menerbitkan Buku: Sebuah Pengalaman Bersama Ikapi. Jakarta: Ikatan Penerbit Indonesia. Sumber lain: http://www.bps.go.id http://www.ikapi.org Data Olahan TB Gramedia Data Olahan Litbang Ikapi Pusat Data Olahan Perpustakaan Nasional RI 35

36

LAMPIRAN Data Ringkas Perbukuan Indonesia Data Umum Indonesia 1.910.931 km2 2014 252,2 juta 2014 Luas 1,35 2014 Populasi 95,9% 2014 Pertumbuhan Populasi 88,1 juta 2014 Angka Melek Huruf 2014 Pengguna Internet Rp10.542.7 triliun 2014 Produk Domestik Bruto Rp41,8 juta 2014 PDB per Kapita 5,0% Pertumbuhan Ekonomi 8,4% Angka Inflasi Data Perbukuan Indonesia 1.437 711 Jumlah Penerbit Ikapi dan Non-Ikapi 30.000/tahun Jumlah Penerbit Aktif Ikapi Rp14,10 triliun Jumlah Judul Buku Terbit Rp2,034 triliun Pangsa Pasar Buku Umum 2014 Pendapatan Penerbit Buku Umum Tahun 2014 Rp3,51 triliun Pendapatan Penerbit Buku Sekolah dan Proyek Pemerintah Rp5,54 triliun Total Pendapatan Penerbit 302.812 Jumlah Perpustakaan 37

Kepengurusan IKAPI 2010-2015 Ketua Umum: Dra. Lucya Andam Dewi, M.Si. (Bumi Aksara) Sekretaris Umum: Husni Syawie (Serambi) Bendahara: Kuslistyarini (Penebar Swadaya) Ketua Kompartemen • Hukum dan Hak Cipta: Kartini Nurdin (Yayasan Obor Indonesia) • Hubungan dan Kerja Sama Antarlembaga: Nova Rasdiana (Gramata) • Promosi Buku dan Pengembangan Minat Baca: Ir. Rosidayati Rozalina (Rosdakarya) • Pendidikan dan Latihan, Penelitian, dan Pengembangan dan Informasi: Bambang Trimansyah (Trim Komunikata) • Buku Pelajaran, Perguruan Tinggi, Umum, dan Agama: Dharma Hutauruk (Erlangga) Kepala Bidang • Hak Cipta: Kartini Nurdin (Yayasan Obor Indonesia) • Hubungan dan Kerja Sama Dalam Negeri dan Timur Tengah: M. Nurkholis Ridwan (Pustaka Alkautsar) • Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri: Remon Agus (Zikrul Hakim) • Informasi: M. Sholeh Isrey (LKIS) • Promosi Buku: Bien Pasaribu (Papas Sinar) • Pengembangan Minat Baca: B. Sugiharta (Gramedia) • Buku Pelajaran: I Ketut Astawa (Acarya Media) • Buku Umum dan Agama: Syafrizal Thasril (Armico) • Sekretaris: Djadja Subagdja (Yudhistira) 38

SUSUNAN PENGURUS IKAPI DAERAH SUMATERA UTARA Ketua : DR. Rizali H. Nasution (Pustaka Widyasarana) Wakil Ketua I : Rimson Tambun, S.H. (Mitra) Wakil Ketua II : Doni Irfan Alfian (Madju) Sekretaris : Azhari Marzuqie Nasution (Naspar Jaya) Wakil Sekretaris : Asrul Daulay (IAIN Press) Bendahara : Drs. Chairil Anwar (Monora) Wakil Bendahara : Rajab Nasution, S.H. (Angkasa Wira Usaha)   39

SUSUNAN PENGURUS IKAPI DAERAH SUMATERA BARAT PERIODE 2011–2016 Dewan Penasehat 1. H. Gamawan Fauzi SH, MM 2. H. Azhar Muhammad 3. H. Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa 4. H. Arfizal Indramaharaja Pengurus Daerah: Ketua : Nita Indrawati, SE (Citra Budaya Indonesia) Sekretaris : Resthy Anggreta Sari, SE (Anggrek Media) Bendahara : Anton (Sukabina Kharsa) Ketua Bidang Organisasi: Purwadi ( Jasa Surya) Ketua Bidang Buku Pelajaran dan Umum: Drs. Alis Dasni (Gunung Bungsu) Ketua Bidang Promosi dan Pameran : Syafwan (Bintang Grafika)   40

SUSUNAN PENGURUS IKAPI DAERAH RIAU PERIODE 2012–2017 Dewan Pertimbangan Syaukani Al-Karim (Pusaka Riau) Pengurus Ikapi Daerah Riau Ketua : Fadillah Om, S.Ag. (Usaha Putra Riau) Wakil Ketua : Herryanto Asmara, SE. (Persada Riau) Sekretaris : H. Djunaidi Marzuki, SE. (UNRI Press) Bendahara : Zulkarnaini S. Sos., M.Si. (Penerbit Alaf ) Bidang Organisasi Ketua : Burhanuddin (Usaha Putra Riau) Anggota : Peri Pirmansah, MH. (Universitas Islam Negeri Riau) Bidang Sumber Daya Manusia Ketua : Muhammad Abdi Al-Maktsur, M.Ag. (Universitas Islam Negeri Riau) Anggota : Imam Hanafi, MA.(Universitas Islam Negeri Riau) Bidang Perbukuan Ketua : M. Kafrawi (Pusaka Riau) Anggota : Wendi Kurniawan (UNRI Press) Bidang Humas Ketua : Muammar (NU Press) Anggota : Zatraheri (UNRI Press) 41

Bidang Hukum Ketua : Husnu Abadi SH,. M.Hum. (Universitas Islam Negeri Riau) Anggota : Muhammad Iqbal, SH. (Usaha Putra Riau) Bidang Penelitian dan Pengembangan Ketua : Hendi Sayuti, MH., M.Ag. (Universitas Islam Negeri Riau) Anggota : Dasuki, SE. (UNRI Press) 42


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook