Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bab 1 - Manfaat Ekonomi Standar - Standar dan Penilaian Kesesuaian

Bab 1 - Manfaat Ekonomi Standar - Standar dan Penilaian Kesesuaian

Published by DiklatBSN, 2016-12-07 20:28:01

Description: Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan Mengulang secara ringkas peran dari standardisasi dan penilaian kesesuaian (infrastruktur mutu) serta Peran Standar dalam Perdagangan dan Ekonomi

Keywords: Manfaat Ekonomi Standar,Standar Nasional Indonesia,SNI,BSN,ISO

Search

Read the Text Version

Sanksi Pelanggaran Pasal 72Undang-Undang Nomor 19Tahun 2002Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7Tahun 1987Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6Tahun 1982Tentang Hak Cipta1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

BAB I STANDAR DAN PENILAIAN KESESUAIAN Oleh SUNARYA Sunarya adalah mantan Deputi Penerapan Standar dan Akreditasi BSN dan saat ini sebagai Direktur the Spring Institute.1.1 Pendahuluan Adanya perkembangan ilmu dan teknologi saat ini akanmenstimulasi adanya inovasi-inovasi baru dalam berproduksi hampirdi semua sektor, baik di sektor pertanian, pangan, otomotif maupunproduk manufaktur lainnya. Dengan adanya kemajuan ilmu danteknologi dan inovasi baru tersebut, teknik produksi menjadi lebihefisien dan produk menjadi relatif lebih murah harganya, misalnyaproduk elektronik,handphone,makanan,dan kelistrikan. Di pihak lain, tuntutan konsumen juga meningkat, yaituinginannya untuk memperoleh barang/jasa yang murah tetapibermutu. Dalam hal ini manfaat standar menjadi sangat pentingkarena kemajuan IPTEK dan adanya inovasi baru perlu dikendalikanmutunya dengan standar yang dibuat secara konsensus tersebut.Apabila produksi dibuat hanya dengan memanfaatkan ilmu danteknologi saja, mungkin dapat menghasilkan produk denganberbagai spesifikasi. Produsen berlomba untuk mencapai efisiensiyang tinggi dengan menghasilkan barang/jasa dengan harga murahdan mungkin akan membuat keragaman mutu produk di pasarmenjadi sangat bervariasi dan konsumen akan kesulitan dalammemilih barang. Apalagi barang tersebut akan diintegrasikan denganbarang lain yang mungkin akan sulit dilakukan sehingga justruakhirnya akan terjadi tidak efisien dalam penggunaan barangtersebut. Oleh sebab itu, pemanfaatan IPTEK dalam produksi yangdikendalikan dengan standar pada akhirnya akan lebihmenguntungkan,baik bagi produsen maupun konsumen. Dengan menggunakan standar, produksi dapat direncanakandan dilaksanakan dengan baik dan produksi dapat dilakukan secara

massal (mass production) sehingga dapat berdampak pada efisiensipenggunaan sumber daya. Efisiensi produksi dapat lebih meningkatdan pada akhirnya dapat dinikmati konsumen karena harga menjadimurah,misalnya produk garmen,kelistrikan,dan otomotif. Dari ilustrasi tersebut, bahwa standar dapat meningkatkanefisiensi produksi. Oleh sebab itu, standar yang baik adalah yangdapat meningkatkan efisiensi produksi. Apabila suatu standar hanyabermanfaat dalam perlindungan konsumen saja tetapi tidak lebihefisien dalam produksi, standar tersebut kurang baik. Demikian jugabila suatu standar yang mengandung terlalu rendah persyaratan danhanya mengejar efisiensi produksi saja, serta tidak sesuai ekspektasikonsumen, produk tersebut juga tidak akan digunakan masyarakat.Disinilah makna konsensus dalam persyaratan suatu standar. Sebagai ilustrasi, dalam penerapan standar yang sangatterkenal di masyarakat yaitu Standar Sistem Manajemen Mutu ISO9001, dalam penerapan di suatu organisasi akan dinilai berhasilapabila terjadi peningkatan efektivitas manajemen dan peningkatanefisiensi produksi secara berkelanjutan. Jadi seharusnya perusahaanyang menerapankan ISO 9001 secara baik akan semakin tinggi tingkatefisiensinya. Demikian juga bila suatu negara banyak perusahaan danorganisasi lain, termasuk pada organisasi pemerintah yangmenerapkan ISO 9001 secara efektif akan terjadi peningkatan efisiensisecara nasional. Kalau suatu negara banyak organisasinya menerapkan ISO9001 tetapi tingkat efisiensi produksi masih rendah, akan menjadiindikasi bahwa penerapan ISO 9001 tersebut belum optimal secaranasional. Oleh sebab itu, pada akhirnya keberhasilan standardisasiterutama dalam penerapan ISO 9001 bukan hanya dilihat daribanyaknya sertifikat ISO 9001 yang ada di negara tersebut, tetapidapat diindikasikan dengan peningkatan efisiensi secara nasional. Penggunaan standar dalam produksi mulai dari pengadaanbahan baku, proses produksi, kontrol mutu sampai pada distribusiadalah sangat menguntungkan dalam penyediaan barang/jasa bagikonsumen. Dalam bab ini akan dibahas secara singkat hal-hal yang4 Manfaat Ekonomi Standar

berkaitan dengan beberapa pertimbangan dalam pengembanganstandar dan cara untuk mengetahui apakah suatu barang dan/ataujasa disebut memenuhi standar atau memenuhi penilaian kesesuaian.1.2 Pengembangan Standar Seperti diuraikan dalam pendahuluan tentang manfaat dantujuan standar bahwa standar digunakan untuk kelancaran produksidan perdagangan dan memberikan manfaat dalam ekonomi. Olehsebab itu, kriteria yang harus ada dalam suatu standar adalah harusdapat memberikan kemudahan dalam proses dan efisiensi dalamproduksi dan distribusi.Kriteria tersebut dapat berupa spesifikasi yangdapat mencerminkan karakteristik suatu barang/jasa sehingga jelasapa yang dimaksud dan tidak mudah untuk dipalsukan (ditiru)misalnya apa yang dimaksud pipa pvc, baik sifat maupun ukurannya.Oleh sebab itu, kriteria dalam standar berdasarkan pada bahan yangdigunakan, mungkin proses yang dilakukan dan mutu produk akhiryang diinginkan stakeholders. Berkaitan dengan luas dan tidaknyaproses konsensus dalam pengembangan standar maka dikenaladanya beberapa tingkatan standar, yaitu standar industri, standarasosiasi (kelompok tertentu), standar nasional, regional, daninternasional (Sunarya, 2012). Tingkatan standar tersebut sangatpenting dalam penerapan terutama oleh produsen/industri dalamkaitannya dengan keuntungan ekonomi yang didapat.1.2.1 Standar Industri Standar industri adalah standar yang ditetapkan oleh suatuindustri tertentu yang mungkin berupa standar bahan baku dan inputlain yang diperlukan, dan standar proses yang dilakukan untukmencapai produk akhir (output) yang memenuhi standar yangditetapkan sendiri. Pada umumnya standar barang/jasa yangmerupakan produk akhir ditetapkan oleh industri tersebut lebih tinggidaripada standar yang diakui dalam perdagangan, misalnya standarasosiasi atau standar nasional di suatu negara dan bahkan melebihistandar regional/ internasional. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk (barang/jasa) memenuhi standar yang digunakan dalam perdagangan Standar dan Penilaian Kesesuaian 5

sehingga diharapkan konsumen dapat mendapatkan barang/jasayang melebihi dari ekspektasinya sehingga produk tersebut dapatmampu bersaing dengan produk sejenis lainnya. Standar biasanyaberupa ketetapan cara kerja dan persyaratan mutu yang dibuat olehmanajemen yang sangat mungkin berupa standar prosedur operasi(Standard Operation Procedur/SOP) yang tentunya harusdiimplementasikan sangat ketat dan detail cara melaksanakan dalamsuatu pekerjaan yang juga disebut standar yang sangat prescriptive. Standar industri hanya dibuat oleh industri sendiri yangmungkin pihak manajemen menggunakan tenaga ahli tetapi atasnama industri yang bersangkutan. Demikian juga standar yang hanyadigunakan di industri sendiri dengan cabang-cabangnya dan jugadapat digunakan oleh industri lain yang memproduksi barang/jasaatas nama industri yang memberi sub-kontrak atau lisensi. Hal inibanyak dilakukan dalam praktik saat ini, baik dalam kontrak produksimaupun dalam lisensi sehingga industri yang memberi kontrak yangpada akhirnya bertanggung jawab terhadap pemenuhan standarbarang/jasa yang dipasarkan. Oleh sebab itu, dalam praktiknyastandar tersebut dapat menjadi materi perjanjian kontrak/lisensi yangharus dipenuhi oleh kedua belak pihak. Pihak industri yangmemberikan sub kontrak/lisensi biasanya melakukan audit kepadaindustri sub kontraktornya untuk menjamin bahwa SOP dan standaryang mereka tetapkan dilaksanakan oleh subkontraktornya denganbaik. Hal seperti ini juga dapat diterapkan oleh suatu industri dalampengadaan,barang input produksi supplier (pemasok) bahan baku danbahan lainnya) guna memastikan bahan baku atau input lain dapatdiproses sesuai dengan standar proses yang ditetapkan sehinggadapat diproduksi barang/jasa sesuai dengan standar yang telahditetapkan sendiri.1.2.2 Standar Asosiasi Berbeda dengan standar industri, standar asosiasi dibuat olehasosiasi tertentu untuk kepentingan bersama dalam asosiasi tersebut.Biasanya standar ini dibuat dengan tujuan untuk memberikankemudahan bagi anggota asosiasi dalam produksi serta menghindari6 Manfaat Ekonomi Standar

adanya perbedaan persyaratan mutu dalam perdagangan danmencegah adanya praktik yang tidak fair yang akhirnya jugabermanfaat dalam kemudahan barang/jasa diterima oleh pasar. Salah satu persyaratan yang mutlak harus ada dalam standarasosiasi adalah keberadaan dan keberterimaan asosiasi tersebut diantara anggotanya dan efektivitas manajemen keberterimaan asosiasioleh para anggotanya.Contoh standar asosiasi adalah ASME (AmericanSociety of Mechanical Engineers) di bidang engineering, BRC (BritishRetaill Consortium) di bidang barang yang dipasarkan di retail yangada di Inggris, beberapa asosiasi di bidang pangan yaitu GFSI (GlobalFood Safety Initiative) di Eropa, Safe Quality Foods (SQF) di AmerikaSerikat, International Foundation for Organic Agriculture Movements(IFOAM) di 116 negara, Aquaculture Stewardship Council (ASC) diBelanda/Eropa, FairTrade Standard, dll. Standar asosiasi tersebut secara internasional juga disebut“private standard”. Pada umumnya, “private standard\" dibuat denganmelibatkan (konsensus) oleh para anggotanya, yang mungkin jugamelibatkan tenaga ahli, LSM terutama LSM konsumen serta mungkinjuga pemerintah terutama “competent authority”. Kendatipun standartersebut dibuat dengan melibatkan stakeholder yang cukup luas,secara konsep kesepakatan tersebut adalah atas nama asosiasi,sehingga hak cipta (property right) dipegang oleh asosiasi kelompokyang bersangkutan. Tujuan dibuatnya standar private ini adalah untuk memberikemudahan kepada industri dalam produksi dan kemudahan bagiretail atau buyer dalam memperoleh pasokan barang/jasa untukdidistribusikan dan dijual kepada konsumen. Dengan demikian,hubungan rantai pasokan (supply chain) antara produsen dengankonsumen (buyer) menjadi lebih jelas dan penilaian kesesuaian daripihak distributor menjadi lebih sederhana seperti akan dibahas padabagian berikut. Isi standar private biasanya berupa persyaratan prosesdan persyaratan produk akhir yang juga bersifat preskriptif dalam hal-hal yang sangat berkaitan atau berpengaruh pada mutu/keamananproduk yang dihasilkan. Salah satu tujuan dibuatnya standar privateini juga untuk mempermudah produk (barang/jasa) diterima olehpasar yang mendistribusikannya. Standar dan Penilaian Kesesuaian 7

Oleh sebab itu, standar private merupakan standar yang bersifat sukarela bagi industri pada umumnya. Namun apabila sudah adakesepakatan antara industri pemasok dengan buyer atau retailtertentu, penerapan standar private tertentu oleh industri dan buyertertentu menjadi mengikat atau juga berarti compulsary bagi pemasokdan buyer atau bersifat business to business. Dalam keamanan pangan khususnya di organisasi panganinternasional, Codex Alimentarius Commission (organisasi keamananpangan yang dibentuk oleh FAO dan WHO) status standar privatetersebut masih dalam pembahasan khususnya dalam hubungannyadengan pengakuannya. Secara ideal standar private dapat menjadistandar pendukung dalam standar Codex di bidang keamananpangan, tetapi agak sulit untuk mendapatkan pengakuan secararegulasi oleh banyak negara karena di samping yang sifatnyaprescriptive, juga adanya faktor tambahan biaya yang harusdikeluarkan oleh industri. Akan tetapi, di bidang lain misalnyaengineering, keberadaan standar ASTM dll sangat membantu danpopuler, baik di kalangan kelompok industri tersebut maupun dikalangan pemerintah khususnya negara yang menganut sistem liberaldi bidang standardisasi dengan masalah standar menjadi urusanpelaku bisnis, seperti di Amerika Serikat. Hal tersebut dapat berjalanbaik karena para pelaku usahanya sudah paham betul tentang arti danmanfaat standar yang mungkin berbeda dengan masyarakat dinegara berkembang. Di beberapa negara misalnya Inggris, BRC Standard sangatpopuler di kalangan pelaku usaha. Standar BRC digunakan sebagaiacuan bagi industri dan retail dalam suplai produknya ke retailsehingga sertifikasi BRC dari pihak independen menjadi alternatifdalam pemenuhan persyaratan. Retail tidak lagi harus melakukanpenilaian sendiri kepada industri (Dillon, 2001; Dix, 2001). Kendatipunstandar private masih terbatas penggunaanya yaitu hanya dikalangankelompok industri dan buyer tertentu, trend perkembangannya cukupbaik dalam keberterimaannya walaupun agak sulit untuk dapatdigunakan secara penuh dalam regulasi di banyak negara. Secarakonsep pemikirannya yang ada dalam standar private tersebut dapatditerima sebagai standar komplementer dalam penerapan standarnasional/internasional.8 Manfaat Ekonomi Standar

1.2.3 Standar Nasional, Regional dan Internasional Sesuai dengan prinsip standardisasi, pemangku kepentingan(stakeholders) mempunyai hak yang sama khususnya produsen dankonsumen. Kesamaan hak tersebut terutama dalam hal persyaratanproduk akhir baik yang menyangkut barang atau jasa. Karenapersyaratan dalam standar bersifat kesepakatan antara produsen dankonsumen, standar tersebut secara alami/nature bersifat suka rela.Adanya regulator dalam proses kesepakatan (konsensus) tersebutdiperlukan terutama untuk standar yang mengandung persyaratanyang berkaitan dengan keamanan, keselamatan, kesehatan, dankelestarian lingkungan hidup. Hal ini diperlukan, terutama jika isi persyaratan tersebut akanberpengaruh pada masyarakat luas dan pemerintah yangbertanggung jawab. Karena isi persyaratan standar mengandungaspek teknis berupa penerapan ilmu dan teknologi, diperlukankelompok ahli yang dapat membantu menjustifikasi secara teknisilmiah bahwa persyaratan yang ada dalam standar tersebut rasional.Karena kelompok konsumen tidak mudah untuk ikut menentukanpersyaratan dalam perumusan standar biarpun mungkin ada lembagaswadaya masyarakat yang dapat mewakili konsumen tertentu.Kelompok regulator dan kelompok ahli biasanya juga akanmenyuarakan keinginan konsumen, yaitu lebih melindungikepentingan konsumen tetapi harus tetap bersifat profesional. Untukmenjaga agar proses kesepakatan/ konsensus dalam perumusanstandar terutama dalam hal keterwakilan kelompok yangberkepentingan, kejujuran (fairness) dalam pengambilan keputusandan secara teknis ilmiah benar, serta dapat dipenuhi oleh produsen,standar dibuat berdasarkan sistem pengembangan standar yangdikembangkan oleh suatu organisasi yang diakui secara luas. Yangpada umumnya dilakukan oleh organisasi standar (StandardDevelopment Organization/SDO).Standar yang dikonsensuskan secaraluas ini menjadi milik bersama dan bersifat umum (public standard).Karena lembaga standar yang akhirnya menjamin dan menyetujuipublic standard tersebut, lembaga standar menjadi organisasi yangbertanggung jawab dan menjadi pemegang hak ciptanya. Berdasarkan luas proses konsensus, standar umum (publicstandard) ini dapat berupa standar nasional. Misalnya SNI di manakonsensus dilakukan di suatu negara dan institusi yang menjaminnya Standar dan Penilaian Kesesuaian 9

adalah lembaga standar nasional, yaitu Badan Standardisasi Nasionaluntuk Indonesia, British Standard Institution (BSI) di Inggris,dll. Untuk standar regional, proses konsensus dilakukan dibeberapa negara yang tergabung dalam suatu kelompok negaramisal di Eropa dikenal dengan European Norm (EN) dengan EuropeanCommittee For Standardization atau juga disebut Comite European DeNormalisation (CEN). Bila konsensus dilakukan oleh banyak negarasecara terbuka (opening) di dunia, ada standar internasional yangcontohnya ISO Standard yang dipublikasikan oleh InternationalOrganization for Standardization (ISO), IEC Standard oleh InternationalElectrotechnical Commission yaitu khusus untuk kelistrikan, standarkhusus bidang telekomunikasi InternationalTelecommunication Union(ITU) dan untuk Food Safety ada Codex Alimentarius Commission (CAC). Ciri-ciri standar umum (public standard) tersebut adalahbersifat terbuka (openess) keanggotaannya sesuai dengan luaswilayah konsensusnya. Khusus untuk standar regional daninternasional biasanya keanggotaan masyarakat di tiap negaradiwakili oleh institusi formal tertentu, misalnya lembaga standarnasional untuk ISO, Competent Authority di tiap negara anggota untukITU dan CAC serta kelompok masyarakat tertentu misal IEC. DiIndonesia yang mewakili dalam ISO adalah BSN, dalam ITU adalahKementerian Komunikasi dan Informatika, dan CAC adalahKementerian terkait yang dikoordinasi oleh BSN sebagai NationalContact Point dan untuk IEC adalah Panitia Nasional IEC yangsekretariatnya ada di BSN.10 Manfaat Ekonomi Standar

Karena standar umum (public standard) bersifat umum, baikdalam perumusan maupun dalam aplikasinya, biasanya diupayakanuntuk hanya berisi persyaratan barang/jasa (produk akhir) saja ataujuga disebut “performance standard” dan dihindari adanyapersyaratan yang bersifat “prescriptive” seperti pada standar privat(“private standard”). Dalam standar umum sengaja hanya berisipersyaratan produk saja (persyaratan performance) karenabagaimana cara memproduksinya diserahkan kepada industri/produsen. Oleh sebab itu, industri dapat memanfaatkan ilmu/teknologi dan inovasi secara bebas untuk menghasilkan barang/jasayang sesuai standar. Dengan demikian, industri dapat berkompetisidalam proses produksinya untuk memperoleh produk sesuai denganstandar dan terjadilah kompetensi dalam efisiensi produksi, tetapibarang/jasa yang diproduksi tetap sesuai dengan standar sepertitelah dibahas sebelumnya Masyarakat membuat standar banyak tujuannya yang jugadibahas dalam bab-bab selanjutnya dalam buku ini. Akan tetapi, yangpaling penting adalah standar tersebut digunakan oleh pelaku pasar,terutama industri, buyer, dan masyarakat konsumen. Keberhasilansuatu lembaga standar adalah berapa standar yang secara efektifdigunakan oleh masyarakat dan bukan hanya banyaknya standaryang dimilikinya. Misalnya, standar ISO 9001 adalah standar ISO yangpaling populer digunakan oleh banyak institusi di dunia. Agarperumusan standar dapat efisien, dalam pembuatan standar dandigunakan oleh masyarakat, biasanya lembaga standar membuatprioritas dalam perumusan misalnya BSN mempunyai ProgramNasional Perumusan Standar (PNPS) di tingkat internasional biasanyamempunyai New Work Item Programe. Dalam menetapkan programtersebut biasanya lembaga standar mempertimbangkan usulan daripara pemangku kepentingan dan mengevaluasinya berdasarkankebutuhan, baik industri maupun pasar, perkembangan dunia danteknologi serta menghindari kemungkinan adanya duplikasi denganstandar yang sudah ada. Oleh sebab itu, kerja sama dalam informasistandar antar lembaga standar menjadi sangat penting. Karenastandar akan digunakan oleh banyak industri dan masyarakat lain,standar sebaiknya berisi persyaratan yang penting saja danmenghindari adanya persyaratan yang tidak diperlukan. Standar Standar dan Penilaian Kesesuaian 11

diusahakan untuk dapat digunakan dalam waktu yang lama, agardapat efisien dalam perumusannya walaupun tetap harus dievaluasi(ditinjau) kembali pada kurun waktu tertentu, misalnya, tiap 5 tahununtuk melihat apakah isi standar masih relevan denganperkembangan IPTEK dan kebutuhan. Jadi, suatu standar mungkindiperlukan revisi, abolisi, atau tetap digunakan. Oleh sebab itu, suatustandar bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan peradabanmanusia. Penggunaan standar dalam kehidupan sehari-hari olehmasyarakat perlu diketahui dan dibuktikan karena apabila tidak,orang akan sulit membedakan apakah suatu barang/jasa memenuhistandar atau tidak. Bagaimana cara mengetahui suatu kesesuaianbarang dan atau/jasa terhadap standar tersebut disebut dengankegiatan penilaian kesesuaian yang akan dibahas pada bahasanberikut.1.3 Penilaian Kesesuaian Istilah penilaian kesesuaian adalah terjemahan dariconformity assessment dalam suatu kegiatan standardisasi.Secara umum standardisasi berisi standar dan penilaian kesesuaianatau standardization berarti standard and conformity assessment ataujuga disebut standard and conformance. Penilaian kesesuaian ini menjadi sangat penting dalamstandardisasi karena adanya standar saja tidak cukup kalau tidakdigunakan. Penilaian kesesuaian merupakan kegiatan untukmembuktikan dalam penggunaan standar,apakah barang/jasa sesuaidengan persyaratan yang ada dalam standar barang/jasa tersebut.Oleh sebab itu, beberapa praktisi standardisasi mengatakan bahwaantara standar dan penilaian kesesuaian itu seperti dua sisi mata uang.Uang yang hanya berisi satu sisi menjadi tidak laku dan harus berisigambar/lambang di kedua sisinya. Berdasarkan jenis dan sifat standarnya, kegiatan penilaiankesesuaian dapat dilakukan dengan berbagai cara. Akan tetapi padadasarnya kegiatan penilaian kesesuaian dapat dibagi menjadi tigakelompok besar, yaitu pengujian, inspeksi, dan sertifikasi. Ketiga jenispenilaian tersebut selalu memerlukan dukungan metrologikhususnya kalibrasi karena ketiga jenis penilaian kesesuaian dan12 Manfaat Ekonomi Standar

bahkan juga dalam proses perumusan standar menggunakan ukurandan satuannya yang harus benar. Oleh sebab itu, banyak praktisimenyatakan bahwa metrologi menjadi fondasi dalam kegiatanstandardisasi (standar dan penilaian kesesuaian). Orang baru bisamelakukan kegiatan standardisasi bila kegiatan metrologinya sudahditangani dengan baik. Dari uraian tersebut, ada 4 terminologi yangharus diketahui dengan baik, yaitu metrologi dan kalibrasi, pengujian,inspeksi dan sertifikasi. Metrologi adalah kegiatan ukur mengukur sedangkan kalibrasi adalah serangkaian kegiatan untuk menetapkan hubungan dalam kondisi tertentu antara nilai suatu besaran yang ditunjukkan oleh peralatan ukur, sistem pengukuran, nilai yang dipresentasikan oleh bahan ukur atau bahan acuan dengan nilai terkait yang direalisasikan oleh standar. Pengujian adalah penentuan satu atau lebih karakteristik dari suatu objek penilaian kesesuaian, sesuai dengan suatu prosedur. Inspeksi adalah pemeriksaan produk, proses, jasa, atau instalasi atau setiap desainnya serta penentuan kesesuaiannya dengan persyaratan spesifik atau persyaratan umum berbasis pembuktian secara profesional (SNI ISO/IEC 17020:2012). Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan penilaian kesesuaian yang berkaitan dengan pemberian jaminan tertulis bahwa barang, jasa, sistem, proses, atau personel telah memenuhi standar dan/atau regulasi (UU No.20 tahun 2014). Dari empat definisi di atas jelas berbeda setiap kegiatan dantujuannya. Hubungan antara ketiga kelompok penilaian kesesuaiantersebut dapat saling mendukung terutama pengujian yang seringdiperlukan dalam dua kegiatan penilaian kesesuaian yang lain(inspeksi dan sertifikasi). Dari definisi tersebut terlihat bahwa pengujian sangattergantung pada prosedur pengujian sehingga prosedur pengujianakan sangat mempengaruhi hasil pengujian. Parameter yang samatetapi diuji dengan prosedur (metode) yang berbeda, akanmenghasilkan hasil yang berbeda. Oleh sebab itu, laporan hasil Standar dan Penilaian Kesesuaian 13

pengujian selalu dikemukakan metode/prosedurnya. Ciri inspeksiadalah dilakukannya penentuan kesesuaiannya berdasarkan kaidahilmu dan teknologi atau spesifikasi yang ada dalam standar atauketentuan lain. Tumpuan keberhasilan inspeksi adalah judgementyang dibuat oleh seorang inspektur sehingga kualifikasi spesifikinspektur sangat diperlukan.Berbeda dengan pengujian dan inspeksi,sertifikasi melihat kesesuaian kondisi dengan standar tertentu danhasil sertifikasi sangat ditentukan oleh baik tidaknya persyaratanstandar yang digunakan. Dari ketiga penilaian kesesuaian tersebut, kegiatan pengujianbiasanya diperlukan untuk mendukung kegiatan inspeksi danbeberapa sertifikasi. Demikian juga beberapa sertifikasi jugamemerlukan inspeksi untuk melakukannya. Ketiga kelompokpenilaian kesesuaian tersebut selalu memerlukan kegiatan kalibrasikarena pada umumnya, baik pengujian, inspeksi maupun sertifikasiberkaitan dengan besaran ukur yang harus benar. Kebenaran suatupengukuran sangat tergantung pada standar ukur yang digunakandalam pengukuran tersebut. Dalam kenyataannya, hasil penilaian kesesuaian haruslahkompatibel untuk dapat diakui. Oleh sebab itu, kompatibilitas hasilpenilaian kesesuaian akan sangat tergantung pada kompatibilitashasil pengukuran, misalnya pengukuran yang ada di Indonesia harussama dengan pengukuran untuk objek ukur yang sama yangdilakukan di negara lain. Hal ini sangat penting agar barang yangdiproduksi di semua pabrik/negara dapat dikoneksikan denganbarang lain yang diproduksi oleh pabrik/negara tertentu. Untuk itu,kesamaan hasil pengukuran menjadi sangat penting dilakukan. Agarsama hasil pengukuran tersebut, idealnya dibandingkan denganstandar ukur yang sama. Akan tetapi, karena hal tersebut tidakmemungkinkan dilakukan, dalam kalibrasi dikenal denganketertelusuran (traceability), yaitu suatu alat ukur/standar ukurtertentu misalnya anak timbangan harus tertelusur ke standar ukurmasa tertentu yang lebih teliti sampai ke standar ukur yang palingtinggi yang diakui di dunia. Dengan ketertelusuran tersebut suatuhasil pengukuran akan selalu terbandingkan dengan standar ukuryang sama di dunia yang dikelola oleh BIPM yang kebetulan ada diPerancis. Karena dalam pengukuran selalu tidak sama hasilnya14 Manfaat Ekonomi Standar

biarpun sangat kecil dan rantai pembandingan bisa panjang mulaidari alat yang ada di laboratorium penguji atau pabrik sampai kestandar internasional (SI), dalam kalibrasi suatu standar ukur/alat ukurselalu dicantumkan ketidakpastiannya. Dalam sistem kalibrasi,ketidakpastian tersebut sudah terhitung secara kumulatif darialat/standar ukur yang digunakan sehari-hari di lapangan denganstandar internasional. Konsep tersebut sangat teknis dan banyak digunakan dikalangan industri sehingga konsep tersebut disebut juga metrologiteknis (metrologi industri). Dapat dimengerti bahwa kalau suatubarang/hasil pengujian/ hasil industri/ sertifikasi yang ingin mendapatpengakuan di dunia atau dapat digunakan/kompatibel dalampenggunaanya, walaupun kegiatan kalibrasi tersebut tidakdiharuskan (voluntary), pelaksanaannya menjadi sangat efektif. Bilatidak dikalibrasi, hasil penilaian kesesuaian atau bahkan produk yangdihasilkan suatu industri akan tidak kompatibel dan dapat dipastikansulit masuk pasar. Hal ini sangat berbeda dengan konsep metrologi legal, dimana pengukuran suatu barang diwajibkan melalui regulasipemerintah suatu negara guna menjamin terjadinya pasar yang fairdan baik. Konsumen terlindungi dari praktik pengukuran yang tidakbenar misalnya volume bahan bakar, timbangan di pasar, pulsa listrik,pulsa telepon, dan meteran air. Dalam hal ini ketertelusuran danketidakpastian pengukuran diregulasi dan pembandingan disebuttera. Dalam pengujian dan kalibrasi, selalu digunakanprosedur/metode yang dilakukan dalam fasilitas laboratorium, baikyang permanen dan tidak permanen maupun laboratorium yangdapat dibawa ke mana saja (mobile laboratory). Standar dan Penilaian Kesesuaian 15

Sementara itu kegiatan inspeksi dilakukan di tempat yangdiinspeksi yang mungkin diperlukan pengambilan contoh atau tidakdiperlukan untuk mendukung kegiatan pengujian yang hasilnyadigunakan sebagai dasar/pertimbangan dalam judgement yangdibuat oleh inspektor. Demikian pula dalam kegiatan sertifikasi selalu dilakukanpenilaian di lapangan bergantung pada objek yang disertifikasi. Objeksertifikasi tersebut dikelompokkan lagi ke dalam beberapa jenissertifikasi,yaitu : a) sertifikasi sistem manajemen mutu, manajemen lingkungan, manajemen supply chain, manajemen keamanan pangan,manajemen keamanan informasi; b) sertifikasi kompetensi personel;dan c) sertifikasi produk (barang/jasa/proses). Yang membedakan antara ketiga jenis sertifikasi tersebutadalah untuk sertifikasi sistem manajemen yang disertifikasi adalahmanajemennya, untuk sertifikasi personel yang disertifikasi adalahkompetensi seseorang di bidang pekerjaan tertentu dan sertifikasiproduk adalah kesesuaian produk (barang/jasa/proses) denganspesifikasi tertentu. Baik kalibrasi,pengujian maupun inspeksi dapat dilakukan olehpihak pertama (yang memproduksi barang/jasa), pihak kedua (yangakan menggunakan dan buyer barang/jasa), atau oleh pihak ketiga(pihak yang independen tidak terlibat dalam produksi dan pembelian).Sementara itu sertifikasi hanya dapat dilakukan oleh pihak ketigawalaupun kegiatan sejenis sertifikasi, yaitu penilaian saja juga dapatdilakukan oleh pihak pertama dan pihak kedua, tetapi bukanmerupakan kegiatan sertifikasi. Semua kegiatan penilaian kesesuaian tersebut memerlukanpengakuan oleh masyarakat secara luas karena penilaian kesesuaianyang tidak diakui akan menjadi kegiatan yang tidak ada artinya.Dalamrangka penilaian secara luas tersebut akan diperlukan standarpenilaian kesesuaian. ISO telah menerbitkan standar penilaiankesesuaian tersebut di antaranya ISO/IEC 17025 untuk pengoperasianlaboratorium, baik pengujian maupun kalibrasi; ISO/IEC 17020 untuklembaga inspeksi; ISO/IEC 17021 untuk lembaga sertifikasi sistem16 Manfaat Ekonomi Standar

manajemen; ISO/IEC 17024 untuk lembaga sertifikasi personel; danISO/IEC 17065 untuk sertifikasi produk, proses, dan jasa. Standar-standar penilaian kesesuaian tersebut juga telah diadopsi secarapenuh (full adoption) oleh BSN dan diberi nama SNI sehingga menjadiSNI ISO/IEC dengan nomor yang sama agar memudahkan dalampenggunaannya. Semua standar Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK)terdiri atas bagian teknis dan bagian lain, yaitu yang berkaitan dengansistem manajemen dari LPK. Sistem manajemen yang ada padastandar penilaian kesesuaian tersebut dapat menggunakan sistemmanajemen mutu ISO 9001 atau dikembangkan sendiri denganmengacu pada ISO 9001. Meskipun LPK menerapkan standar penilaian kesesuaian,untuk mengetahui apakah sudah benar cara menerapkan dan diakuioleh masyarakat secara luas, LPK tersebut perlu diakreditasi olehlembaga akreditasi yang independen dan kompeten, yaitu lembagayang diantaranya menerapkan ISO/IEC 17011. Di sisi lain,agar lembagaakreditasi juga diakui lebih luas di tingkat internasional, lembagaakreditasi yang ada di suatu negara dilakukan penilaian yang berupapeer review oleh badan kerja sama akreditasi regional daninternasional, yaitu untuk laboratorium dan lembaga inspeksi olehAsia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation (APLAC) untukwilayah Asia Pasifik dan European Accreditation (EA) untuk wilayahEropa dan Inter American Accreditation Cooperation (IAAC) untukwilayah Amerika serta Southtern African Development CommunityCooperation in Accreditation (SADCA) untuk wilayah Afrika.Lembaga-lembaga tersebut juga tergabung dalam International LaboratoryAccreditation Cooperation (ILAC).Untuk sertifikasi,pengakuan tersebutdilakukan oleh Pacific Accreditation Cooperation (PAC) diwilayah AsiaPasifik, EA untuk wilayah Eropa, IAAC di Amerika dan SADCA di Afrikayang tergabung dalam International Accreditation Forum (IAF). Dalampenilaian (peer review) tersebut, baik organisasi kerja sama akreditasiregional maupun internasional menggunakan standar di antaranyaISO/IEC 17040. Dalam dunia perdagangan, pelaksanaan penilaian kesesuaiantersebut digunakan juga oleh World Trade Organization (WTO) yangmengimbau negara anggota untuk menerima hasil penilaiankesesuaian negara lain. Bila akan membuat regulasi tentangpenerapan standar di wilayahnya, perlu mengaplikasikan sistem Standar dan Penilaian Kesesuaian 17

penilaian kesesuaian tersebut seperti yang dituangkan dalam clausul9.1 dalam TBT agreement tersebut. Dari uraian tersebut, biasanya penilaian kesesuaian menjadicara atau kegiatan dalam penerapan standar dan merupakan bagianpenting yang perlu disiapkan dalam infrastruktur standardisasi. Pengakuan hasil penilaian kesesuaian tersebut juga akanmeningkatkan efisiensi dalam transaksi perdagangan, baik domestikmaupun internasional, karena penilaian kesesuaian cukup dilakukansatu kali (tidak publikasi) yaitu one standard,one testing and conformityassessment,accepted everywhere.1.4 Penutup Standar dan penilaian kesesuaian yang telah didiskusikanpada bagian 1.2 dan bagian 1.3 tersebut adalah kegiatan penting yangsaling berkaitan, tidak dapat dipisahkan dalam standardisasi. Olehsebab itu, kedua kegiatan tersebut juga disebut dengan infrastrukturstandardisasi. Infrastruktur standardisasi menurut HerudiKartowisastro, salah satu founding father standardisasi dan menjadiKepala Badan standardisasi Nasional pertama, dalam beberapakomunikasi baik pribadi maupun umum membaginya menjadi dua,yaitu infrastruktur kelembagaan, yaitu berkaitan dengan pengaturan,berupa peraturan perundangan di bidang standardisasi daninfrastruktur teknis berupa infrastruktur berupa kelengkapan Standardan Penilaian kesesuaian yang sekarang ini telah terbangun secaranyata di Indonesia. Kita tinggal mengembangkan danmenyempurnakan menjadi lebih baik sesuai dengan nature dankebutuhan berdasarkan kondisi yang ada serta keberterimaan, baikdalam kegiatan ekonomi mikro maupun makro dengan selalumenggunakan prinsip efisiensi dan efektifvitas yang perludipertimbangkan keuntungan secara ekonomi atau istilah yangberkembang saat ini adalah Economic Benefits of Standard (EBS). Dalam tulisan ini hanya disajikan hal-hal yang secara singkatdan dengan bahasa/dan teknis diskusi yang sederhana agar mudahdipahami dalam mengantarkan ke diskusi berikutnya menyangkutekonomi dan benefitnya dalam standardisasi. Pembaca dapat lebihmendalami pengertian standardisasi dengan membaca beberapabuku standardisasi yang dipublikasikan, baik dalam bahasa indonesiamaupun bahasa lain.18 Manfaat Ekonomi Standar


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook