Sanksi Pelanggaran Pasal 72Undang-Undang Nomor 19Tahun 2002Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7Tahun 1987Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6Tahun 1982Tentang Hak Cipta1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BAB II “ TEORI EKONOMI STANDARDISASI Oleh CARUNIA MULYA FIRDAUSY Carunia Mulya Firdausy adalah Professor Riset LIPI dan Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Tarumanagara 2.1 Pendahuluan Produk barang dan/atau jasa yang telah memenuhi standar dipastikan lebih berdaya saing dibandingkan dengan produk barang dan/atau jasa yang tidak atau belum berstandar. Pasalnya, produk yang berstandar telah memenuhi persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/pemerintah/keputusan internasional yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman serta perkembangan masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya seperti tertulis dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentang standardisasi dan Penilaian Kesuaian. Dalam konteks internasional, standar dapat didefinisikan sebagai berikut:“A document established by consensus and approved by a recognized body that provides for common and repeated uses, rules, guidelines or characteristics for activities or their results, aimed at the achievement of the optimum degree of order in a given context (ISO/IEC Guide 2, 2004).
Dengan demikian, produk yang berstandar sekaligus telahmemiliki nilai diferensiasi yang diperlukan produsen dalam strategimemenangkan persaingan di satu pihak dan nilai kualitas yangmenjadi satu faktor penting minat beli dan kepuasan konsumen di lainpihak (Porter,2010;Kotler,2011). Namun, untuk mengupayakan produk barang dan/atau jasamemenuhi standar diakui memang bukan merupakan hal yangmudah dan sederhana. Hal ini karena produk barang dan atau jasatersebut harus melewati standardisasi, yakni suatu prosesmerumuskan, menetapkan, menerapkan, memelihara,memberlakukan, dan mengawasi standar yang dilaksanakan secaratertib dan bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan. Iniartinya, baik produsen maupun konsumen perlu mempertimbangkanopportunity cost dalam melakukan produksi dan konsumsi produkbarang dan/atau jasa yang berstandar. Bab ini bertujuan utama untuk menelaah dan mendiskusikansecara singkat arti pentingnya standardisasi dalam konteks ilmuekonomi.Telaah dan diskusi dalam bab ini dibagi dalam enam bagian.Bagian kedua berikut ini mengungkapkan terlebih dahulu tujuan danmakna standardisasi sebagai latar belakang analisis. Bagian ketigamemfokuskan bagaimana dampak atau manfaat dari penggunaanbarang dan atau jasa berstandar pada pelaku ekonomi danperekonomian secara teoretis. Bagian keempat menelaah bagaimanaproses dan mekanisme manfaat barang dan/atau jasa berstandardalam konteks makroekonomi. Kemudian, dilanjutkan denganpembahasan proses dan mekanisme manfaat standardisasi dalamkonteks mikroekonomi di bagian kelima. Akhirnya, catatan penutupbab ini diberikan pada bagian keenam.2.2 Tujuan dan Makna Standardisasi2.2.1 Tujuan Standardisasi Standardisasi memiliki banyak tujuan. Swann (2010)mengelompokkan tujuan standardisasi dalam 4 klasifikasi, yakni untukpengurangan keragaman (variety reduction), terpenuhinya aspekkualitas dan penampakan (quality and performance), sebagai standar20 Manfaat Ekonomi Standar
pengukuran (measurement standards) suatu kompatibilitas daninteropelabilitas (compatibility and interoperability). Dari 4 klasifikasitersebut, Swann mendetailkannya dalam 8 tujuan atau aspek daristandardisasi, yakni variety reduction, quality performance,measurement, codified knowledge, compatibility, vision, health andsafety, dan environmental. Berbeda dengan rumusan Swann (2010), Badan StandardisasiNasional (2014) merumuskan tujuan atau aspek standardisasi suatuproduk ke dalam 10 tujuan atau aspek. Kesepuluh tujuan atau aspekstandardisasi dimaksud,yakni sebagai berikut.1. Kesesuaian pada tujuan (fitness for purpose). Standardisasi produk ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Misalnya, pekerja proyek mengenakan sepatu pengaman dengan tujuan memperoleh keselamatan kerja. Dengan demikian, pekerja tersebut dapat terlindung dari kontaminasi bahan kimia berbahaya, api, listrik, atau tertimpa benda berat, saat sepatu pengaman digunakan pekerja di tempat ia bekerja.2. Mampu Tukar (interchangeability). Dengan standardisasi,produk akan memiliki kemampuan untuk ditukarkan dengan produk lainnnya. Kemampuan tukar ini sebagai akibat adanya nilai kesesuaian yang dimiliki dari suatu produk dengan produk lainnya. Misalnya, penetapan standar ukuran peleg kendaraan bermotor memungkinkan pengguna kendaraan mempertukarkan ban dari berbagai merek.3. Pengendalian Keanekaragaman (variety reduction). Dengan standardisasi, produk lebih spesifik dan tidak memiliki keragamannya. Contoh, standar ukuran kertas (seri A) diterapkan untuk membatasi keragaman penggunaan kertas surat, kertas kerja, kartu, dan dokumen sehingga dapat secara mudah dicetak.4. Kompatibilitas (compatibility). Produk yang berstandardisasi berarti telah memiliki kompatibilitas (kecocokan) untuk menggantikan (substitusi) produk sejenis lainnya. Untuk pemrosesan data eletronik, misalnya, informasi harus dalam bentuk kode. Kode ini dimaksudkan agar dapat dikenali setiap Teori Ekonomi Standardisasi 21
saat oleh berbagai jenis piranti sehingga kode harus distandardisasi. Standardisasi kode ini penting untuk mendukung usaha dalam memperoleh kompatibilitas antara berbagai piranti atau sub-sistem dan membuka peluang untuk ekspansi fitur dari pertukaran informasi di antara berbagai sistem yang berbeda.5. Meningkatkan pemberdayaan sumber daya (empowerment of resources). Dengan standardisasi, produk yang diproduksi telah melalui proses panjang dengan menggunakan sumber daya yang dibutuhkan. Misalnya, dalam konstruksi bangunan sipil, pencampuran adukan (semen, pasir, dan air sesuai dengan standar) dilakukan dengan perbandingan yang sesuai, begitu juga dengan pemakaian besi beton untuk beton bertulang sehingga mencapai kekuatan yang dipersyaratkan sesuai dengan rekomendasi standar dan pedoman bangunan.6. Komunikasi dan pemahaman yang lebih baik (better communication and understanding). Dengan standardisasi, komunikasi dan pemahaman antara produsen dan konsumen terjalin dengan baik dengan menetapkan spesifikasi subjek yang ada dan memberikan kepercayaan bahwa produk yang dipesan tersebut telah memenuhi persyaratan yang tercantum dalam standar. Di samping itu,standar pun menetapkan berbagai simbol untuk mengatasi atau mengurangi kesimpangsiuran akibat perbedaan bahasa. Misalnya, rambu lalu lintas dengan huruf S untuk menunjukkan bahwa kendaraan bermotor dilarang berhenti ataupun lambang > untuk menyatakan lebih besar.7. Menjaga keamanan, keselamatan dan kesehatan (maintaining security safety and health). Standardisasi menjadikan suatu produk memiliki jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan bagi penggunanya. Misalnya, sabuk pengaman, helm, sarung tangan karet, penetapan batas keamanan penggunaan bahan zat warna atau bahan pengawet dalam pangan, dan desain seterika listrik yang harus sedemikian rupa sehingga pengguna bebas dari kejutan listrik dan sebagainya.8. Pelestarian Lingkungan (environment). Dengan standardisasi, produk berperan menjaga kelestarian lingkungan. Pada umumnya22 Manfaat Ekonomi Standar
ditetapkan dalam regulasi dan peraturan atau persyaratan tertentu.9. AlihTeknologi (technology transfer). Dengan standardisasi, produk telah mengacu pada hasil perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengalaman di berbagai bidang. Standardisasi pun berproses secara dinamis dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi terkini. Melalui penerapan standar, maka terbuka penguasaan teknologi terkini, tanpa memulai dari nol.10. Mengurangi hambatan perdagangan (trade barriers reduction). Dengan standardisasi hambatan perdagangan non-tarif dapat dilalui sehingga menciptakan kompetisi sehat di satu pihak dan meningkatkan kemampuan produk untuk bersaing di pasar global secara lebih terbuka di lain pihak. Pembeli atau konsumen yakin bahwa level mutu suatu produk, proses, atau jasa yang telah diproduksi atau tersedia sesuai dengan standar yang diakui.2.2.2 Makna Standardisasi Pemaknaan atau pemahaman produk barang dan/atau jasaberstandardisasi dapat diungkapkan, baik secara fisik atau berwujud(tangible) maupun non-fisik atau tidak berwujud (intangible). Garvin(1984) dalam Tjiptono (2008) memberikan lima pendekatan(approach) dalam memaknai produk barang dan/atau jasa yangberstandar,yakni sebagai berikut.1. Transcendent Approach. Produk barang dan/atau jasa yang berstandar dapat dimaknai dari innate excellence yang diciptakannya. Dengan kata lain, nilai standardisasi barang dan/ atau jasa hanya dapat dirasakan dan dipahami ketika menggunakannya (personal experience).2. Product Based Approach. Dalam konteks ini barang dan/atau jasa yang berstandar terungkap dari keragaman atribut yang digunakan atau dipakai dalam barang dan/atau jasa tersebut, misalnya, dalam hal desain produk, kemasan, dan komposisi produk. Teori Ekonomi Standardisasi 23
3. User Based Approach. Produk barang dan/atau jasa dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna. Standardisasi dibuat berdasarkan pada pemenuhan selera dan kebutuhan konsumen atau pengguna barang dan/atau jasa dimaksud.4. Manufacturing Based Approach. Standardisasi Produk barang dan/ atau jasa disesuaikan dengan ketentuan dan spesifikasi pabrik atau perusahaan yang akan memproduksikannya.5. Value Based Approach. Standardisasi yang direfleksikan dari biaya yang digunakan dan/atau harga produk barang dan atau jasa tersebut. Barang dan/atau jasa yang dihasilkan dengan biaya tinggi dan/atau berharga tinggi mengindikasikan barang dan/ atau jasa tersebut memiliki kualitas baik,dan sebaliknya. Untuk memenuhi nilai standar tersebut, paling tidak 8 atributberikut ini dapat digunakan sebagai cara yang dapat ditempuh (Tabel2.1).24 Manfaat Ekonomi Standar
Tabel 2.1 Atribut yang dapat digunakan dalam menjadikan barangdan atau jasa berstandar Atribut KeteranganPerformance Standardisasi yang memfokuskan pada Feature bentuk baik yang dapat terlihat maupun yang Reliability tidak terlihat secara kasat mataConformance Durability Standardisasi melalui pemberian atau penambahan kelengkapan pada produk barang dan/ atau jasa Standardisasi yang menekankan pada fungsi keandalan dan kegunaan produk. Standardisasi melalui pemenuhan syarat- syarat yang diperlukan bagi produk barang dan/atau jasa. Standardisasi yang menekankan pada aspek jangka waktu pemakaianServiceability Standardisasi yang menekankan pada kemampuan pelayanan.Aesthetics Standardisasi yang menekankan pada aspek estetikaPerceived quality Standardisasi yang menyesuaikan dengan persepsi konsumen.Sumber : Garvin, 1984 dalam Tjiptono 2008. Dari uraian di atas, semakin jelas dan konkret bahwastandardisasi memiliki tujuan yang luas dalam upaya memenuhi tidaksaja apa yang diperlukan para pengguna, melainkan juga sekaligusdapat memudahkan pengguna melakukan penukaran, mengurangikeragaman produk, kompatibilitas, keamanan, kenyamanan,pelestarian lingkungan, dan penyesuaian terhadap dinamika Teori Ekonomi Standardisasi 25
perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkandaya saing produk. Singkatnya, standardisasi produk barang dan/ataujasa tidak saja menguntungkan produsen dan konsumen, tetapi jugamenguntungkan perekonomian negara secara umum. Berikut inidijelaskan jenis atau macam dampak ekonomi dari penggunaanbarang dan/atau jasa berstandar.2.3 Macam Dampak Ekonomi Standardisasi Menurut Swann (2010) terdapat 8 (delapan) macam atau jenisdampak ekonomi yang ditimbulkan oleh penggunaan atau produksibarang dan/atau jasa yang berstandar. Kedelapan macam atau jenisdampak ekonomi dimaksud adalah sebagai berikut. Pertama, adalah dampak terhadap harga barang dan/atau jasa.Perubahan harga tersebut terjadi sebagai akibat permintaan terhadapbarang dan/atau jasa bertambah. Ini terutama dapat terjadi untukbarang dan/atau jasa berstandar yang bersifat elastis. Sebaliknya,untuk barang dan/atau jasa yang tidak bersifat elastis, perubahanharga yang terjadi tidak akan sebesar perubahan harga yang terjadipada barang dan atau jasa yang bersifat elastis. Kedua, dampak produktivitas. Dampak ini terjadi sebagai akibatmisalnya, penggunaan mesin atau faktor produksi lainnya yangmemiliki pengaruh pada kemampuan produksi barang dan /atau jasa. Ketiga,bertambahnya jumlah produsen atau pelaku usaha yangingin melakukan usaha pada barang dan/atau jasa berstandardisasi(entry). Bertambahnya pelaku usaha ini terjadi antara lain sebagaiakibat tingginya permintaan konsumen terhadap barang dan/ataujasa tersebut.Dampak meningkatnya pelaku usaha ini tidak saja untukbarang dan/atau jasa yang bersifat elastis, tetapi juga untuk barangdan/atau jasa yang inelastis. Keempat, yakni meningkatkan persaingan. Hal ini terjaditerutama sebagai akibat bertambahnya pelaku usaha (entry) barangdan/atau jasa substitusi yang berstandardisasi. Selain itu, dampakkompetisi (competition) juga dapat terjadi sebagai akibat daribertambahnya produksi (produktivitas) barang dan/atau jasa yang26 Manfaat Ekonomi Standar
berstandardisasi.Dengan kata lain,meningkatnya produktivitas usahaakan menyebabkan jumlah barang dan/atau jasa yang diproduksikanpelaku usaha bertambah besar sehingga dapat menimbulkanpersaingan harga oleh pelaku usaha barang dan/atau jasa sejenis yangberstandardisasi. Kelima,standardisasi juga memberikan dampak inovasi. Artinya,produk barang dan/atau jasa yang memiliki standar mendorongterciptanya baik proses maupun inovasi produk. Inovasi ini terjadi,baiksebagai akibat dari tingginya permintaan terhadap produk barangdan/atau jasa berstandardisasi, maupun sebagai akibat dari adanyadorongan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang berstandar. Keenam, yakni dampak perdagangan (trade). Dampakperdagangan ini terjadi sebagai akibat tingginya permintaan barangdan/atau jasa berstandar maupun akibat dampak daya saing yangditimbulkan barang dan/atau jasa berstandar vis a vis barang dan/ataujasa sejenis lainnnya yang tidak berstandar. Kedua faktor tersebutmendorong tingginya ekspor barang dan/atau jasa yang berstandar disatu pihak dan mengurangi tekanan daya saing produk barang dan/atau jasa berstandar domestik di dalam negara itu sendiri. Ketujuh, dampak outsourcing. Terjadinya dampak jenis iniadalah sebagai akibat barang dan/atau jasa yang berstandarmendorong pertambahan kebutuhan faktor-faktor produksi lainuntuk meningkatkan proses dan kualitas standardisasi. Kedelapan, terjadinya dampak market failure. Dalam konteks ini,market failure terjadi sebagai akibat barang dan/atau jasaberstandardisasi memiliki berbagai kelebihan baik dalam arti kualitas,daya saing, kenyamanan maupun keamanan sehingga memiliki nilaidiferensiasi terhadap barang dan/atau jasa subtitusi. Nilai diferensiasidari standardisasi ini selanjutnya menimbulkan determinasi dalammenentukan harga barang dan/atau jasa (price maker) dibandingkanbarang dan jasa sejenis di pasar. Dari uraian singkat terkait macam dampak ekonomi dari barangdan/atau jasa yang berstandar di atas, semakin jelas bahwa barangdan/atau jasa berstandar tidak saja memiliki pengaruh padaperekonomian secara umum (makroekonomi), tetapi juga terhadap Teori Ekonomi Standardisasi 27
peningkatan permintaan dan penawaran pada sisi konsumen danprodusen secara individual (mikroekonomi). Lantas, bagaimanaproses dan mekanisme manfaat standardisasi bagi perekonomian darisisi makroekonomi dan mikroekonomi tersebut ?2.4 Proses dan Mekanisme Manfaat Standardisasi: Konteks Makroekonomi Dalam konteks makroekonomi, barang dan/atau jasa yangberstandar memiliki manfaat dalam meningkatkan pendapatannasional (PDB/PNB) dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Prosesdan mekanisme barang dan/atau jasa berstandar dalam memberikankemanfaatan dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) atauProduk Nasional Bruto (PNB) dan pertumbuhan ekonomi tersebutdapat terjadi melalui salah satu dari 3 cara berikut. Pertama, melalui peningkatan permintaan agregat (AggregateDemand). Kedua, melalui peningkatan output atau produksi nasional(Aggregate Supply). Ketiga, melalui peningkatan produksi dankonsumsi yang berasal dari sektor-sektor dalam perekonomian(sectoral approach). Sektor ekonomi dimaksud yakni sektor pertanian(primer), sektor manufaktur (sekunder),dan sektor jasa (tersier). Dalam konteks kemanfaatan barang dan/atau jasa berstandarterhadap peningkatan PDB/PNB dan/atau pertumbuhan ekonomidari sisi permintaan (AD). Hal ini terjadi akibat dari penggunaanbarang dan/atau jasa berstandar mempengaruhi variabel permintaanagregat (AD). Variabel permintaan agregat yang dipengaruhi dapatterjadi secara parsial pada tiap-tiap variabel permintaan agregat, atauterhadap beberapa variabel atau kombinasi variabel permintaanagregat atau terhadap seluruh (jointly) variable permintaan agregat.Pengaruh-pengaruh tersebut kemudian mempengaruhi pendapatannasional. Menurut Swann (2010), pengaruh yang ditimbulkan daripenggunaan barang dan/atau jasa berstandar tersebut kepadavariabel-variabel ekonomi (dalam hal ini variabel dalam permintaanagregat) dapat melalui 8 cara atau tegasnya disebut sebagai dampakintermediasi. Kedelapan dampak dimaksud adalah, yakni dampak28 Manfaat Ekonomi Standar
skala ekonomi (scale economies), pembagian tenaga kerja (division oflabor), kompetensi (competencies), hambatan masuk (barriers to entry),dampak jejaring (network effects), biaya transaksi (transaction costs),ketepatan (precision), serta kepercayaan dan risiko (trust and risks). Adapun variabel-variabel permintaan agregat (AD) yangdipengaruhi dimaksud meliputi variabel konsumsi masyarakat (C),Investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) ataupun net ekspor (X-M).Secara matematis model persamaan pendapatan nasional dari sisipermintaan Agregat (AD) tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.Y = C + I + G + X-M…………………………………(1)Dimana : Y = Produk Nasional Bruto/Produk Domestik Bruto C= Konsumsi I= Investasi G= Pengeluaran pemerintah X-M = Net Ekspor2.4.1 Dampak Standardisasi terhadap Permintaan Agregat Untuk pengaruh standardisasi secara parsial terhadap variabelkonsumsi masyakarat (C), misalnya, proses dan mekanisme dalammeningkatkan pendapatan nasional adalah sebagai berikut. Denganadanya barang dan/atau jasa berstandar, konsumen akanmemperoleh kepercayaan untuk melakukan konsumsi terhadapbarang dan/atau jasa tersebut. Selain kepercayaan, konsumen jugamendapat jaminan kualitas dan rasa aman dari barang dan/atau jasayang dikonsumsinya. Faktor-faktor ini kemudian mendorong minatkonsumen (purchase intention) untuk melakukan pembelian terhadapbarang dan/atau jasa berstandar tersebut. Adanya purchase intentioninilah yang kemudian meningkatkan jumlah konsumsi yangdampaknya kemudian menghasilkan peningkatan pendapatannasional (ceteris paribus). Dengan kata lain, dengan adanya pemilikanstandar dari suatu produk barang dan/atau jasa, kepercayaanmasyarakat dan jaminan kualitas dan rasa aman masyarakat untukmelakukan konsumsi menjadi meningkat. Konsumsi masyarakat yangmeningkat tersebut berimplikasi pada kenaikan pendapatan nasional(PNB/PDB) atau pertumbuhan ekonomi (ceteris paribus), dansebaliknya. Teori Ekonomi Standardisasi 29
Pada Grafik 2.1 dapat diperhatikan bagaimana pengaruh dariproduk barang dan/atau jasa berstandar meningkatkan konsumsimasyarakat dan pendapatan nasional. Andaikan, misalnya, tingkatkeseimbangan konsumsi masyarakat sebelum mengonsumsi produkbarang dan/atau jasa berstandar adalah pada titik Eo. Kemudian,diandaikan pula bahwa produk yang ada dalam suatu perekonomianmemiliki standardisasi. Dengan adanya standardisasi barang dan/atau jasa tersebut, jumlah konsumsi masyarakat meningkat sebagaidampak intermediasi meningkatnya kepercayaan dan jaminankualitas dan rasa aman. Pengaruh peningkatan konsumsi iniditunjukkan dengan bergesernya kurva Co kekanan menjadi C1sehingga terjadi titik keseimbangan baru pada titik E1. Pada tingkatkeseimbangan yang baru tersebut dapat diperhatikan pendapatannasional meningkat dari Yo keY1 (ceteris paribus).Grafik 2.1 Pengaruh barang dan atau jasa berstandar terhadap konsumsi masyarakat dan Pendapatan Nasional ADTotal Consumption (Rupiah) E1 C1 E0 C0 Y0 Y1 Gross National Product (Rupiah)30 Manfaat Ekonomi Standar
Untuk pengaruh Investasi (I) secara parsial, proses danmekanisme barang dan/atau jasa berstandar mempengaruhipeningkatan investasi dan pendapatan nasional dapat terjadi akibat3 hal berikut. Pertama, akibat adanya seorang pelaku usahamelakukan investasi besar-besaran pada barang dan/atau jasaberstandar yang kemudian mendorong investor lainnnya melakukanhal serupa.Kedua,akibat beberapa pelaku usaha melakukan investasipada barang dan/atau jasa berstandar. Ketiga, jika semua pelakuusaha melakukan investasi barang dan/atau jasa berstandar. Denganterjadinya salah satu atau kombinasi atau ketiga cara tersebut, makadampaknya cepat atau lambat akan memicu dan memacu kenaikaninvestasi secara makro. Kenaikan inestasi ini kemudian menghasilkankenaikan pendapatan nasional. Contoh sederhana dari hal di atas, misalnya, terjadi di negaraFinlandia dengan investasinya dalam produk HP (hand phone) Nokiadan negara Ginseng Korea Selatan dengan HP Samsung. Akibatinvestasi yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam teknologi ini,keduanegara ini berhasil maju dalam membangun perekonomiannnya. Halini relatif berbeda dengan produk HP yang diproduksi oleh negeribambu Cina. Secara grafik, pengaruh parsial standardisasi terhadapinvestasi dan pendapatan nasional diberikan pada Grafik 2.2. Teori Ekonomi Standardisasi 31
Total Investment (Rupiah)Grafik 2.2 Pengaruh standardisasi terhadap Investasi dan Pendapatan Nasional AD l1 E1 l0 E0 Y0 Y1 Gross National Product (Rupiah) Pada Grafik 2.2 dapat diperhatikan bagaimana pengaruhstandardisasi terhadap investasi dan pendapatan nasional. Andaikan,keseimbangan investasi sebelum penggunaan barang dan/atau jasaberstandar adalah pada titik Eo. Kemudian, andaikan BadanPerdagangan Dunia (WTO) atau pemerintah menetapkan regulasiproduksi barang dan/atau jasa berstandar. Ketetapan ini tentu akanmendorong seorang investor, atau beberapa investor melakukaninvestasi besar-besaran pada barang dan/atau jasa berstandar ataubahkan mungkin seluruh investor melakukan investasi dalampenggunaan suatu barang dan/atau jasa berstandar. Akibat dari halini dipastikan investasi dalam barang dan/atau jasa berstandarmeningkat. Dalam grafik 2,2, peningkatan investasi tersebutmenyebabkan titik keseimbangan bergeser menjadi E1. Pada titikkeseimbangan yang baru tersebut tingkat pendapatan juga berubahdari titikYo menjadiY1 (ceteris paribus).32 Manfaat Ekonomi Standar
Total Consumption (Rupiah)Hal yang sama juga dapat terjadi jika pengeluaran pemerintah(G) digunakan untuk pembelian barang dan/atau jasa berstandar(Grafik 2.3). Pada grafik itu, diandaikan bahwa pembelian terhadapbarang dan/atau jasa berstandar tersebut, misalnya, dimaksudkanpemerintah agar kualitas dari program dan/atau proyek yangdijalankan menjadi lebih berdaya guna (efisien) dan berhasil guna(efektif ). Akibat dari peningkatan pengeluaran pemerintah dalampembelian barang dan/atau jasa yang berstandar, titik keseimbanganberpindah dari titik Eo ke titik E1. Perpindahan titik keseimbangantersebut kemudian menyebabkan pendapatan nasional meningkatdari titikYo keY1 (ceteris paribus).Grafik 2.3 Pengaruh standardisasi terhadap Pengeluaran Pemerintah dan Pendapatan Nasional AD G1 E1 G0 E0 Y0 Y1 Gross National Product (Rupiah) Produksi barang dan/atau jasa berstandar juga dapatmemberikan pengaruh parsial terhadap peningkatan volume dannilai perdagangan nasional (net ekspor atau X-M), baik dalam skalaglobal maupun internasional. Hal ini terjadi karena produksi barang Teori Ekonomi Standardisasi 33
dan/atau jasa yang berstandar dapat menghasilkan “efek daya saing”(competitive effects) dibandingkan barang dan/atau jasa sejenis yangtidak berstandar, baik di pasar global maupun di pasar internasional.Efek daya saing ini kemudian menyebabkan konsumsi terhadapbarang dan/atau jasa berstandar di pasar global dan internasionalmeningkat dibandingkan barang dan/atau jasa sejenis yang tidakberstandar. Peningkatan konsumsi barang dan/atau jasa berstandar dipasar global dan internasional tersebut selanjutnya berdampak padapeningkatan devisa dari sumber ekspor pasar internasional danmengurangi pemborosan devisa konsumsi impor di pasar globaldomestik. Keaadan ini selanjutnya dapat menekan terjadinya defisitneraca perdagangan, khususnya, dan neraca pembayaran umumnyaserta anjloknya (depresiasi) nilai rupiah terhadap dolar. Ujung daridampak peningkatan net ekspor tersebut berimplikasi pada besarnyaangka pertumbuhan dan pendapatan nasional. Pada Grafik 2.4 dapat diperhatikan pengaruh efek daya saingdari produksi barang dan/atau jasa berstandar dimaksud menggesertitik keseimbangan Eo menjadi E1. Pergeseran titik keseimbangan inimenyebabkan pendapatan nasional meningkat dari Yo menjadi Y1sebagai akibat meningkatnya nilai perdagangan (ceteris paribus).34 Manfaat Ekonomi Standar
Total difference betwen Export and Import (Rupiah)Grafik 2.4 Pengaruh Net ekspor produksi barang dan/atau jasa berstandar terhadap pendapatan nasional AD (X-M)1 E1 (X-M)0 E0 Y0 Y1 Gross National Product (Rupiah) Selain pengaruh parsial terhadap setiap variabel agregatpermintaan di atas, produksi atau penggunaan barang dan/atau jasayang berstandar juga dapat mempengaruhi dua atau lebih atauseluruh variable dan bahkan kombinasi dari tiap-tiap variabelpermintaan agregat (AD). Peningkatan konsumsi masyarakat (C)terhadap barang dan/atau jasa yang berstandar, misalnya, dapatmemberikan pengaruh pada peningkatan Investasi (I), dan/ataupeningkatan Pengeluaran pemerintah (G) dan/atau Net Ekspor (X-M).Demikian pula jika terjadi peningkatan Investasi (I) barang dan jasaberstandar dapat pula memberikan pengaruh pada peningkatankonsumsi masyarakat (C) dan/atau peningkatan PengeluaranPemerintah (G) dan/atau peningkatan Net Ekspor (X-M) danseterusnya dengan peningkatan pengeluaran pemerintah dan netekspor terhadap konsumsi masyarakat dan investasi. Sebagai contoh, andaikan penggunaan barang dan/atau jasaberstandar telah dikonsumsi masyarakat dalam suatu perekonomian Teori Ekonomi Standardisasi 35
(negara). Konsumsi masyarakat terhadap barang dan/atau jasaberstandar ini suka atau tidak suka akan mendorong pelaku usahamelakukan investasi (I) besar-besaran pada produk barang dan/ataujasa berstandar tersebut. Bahkan,dampak tersebut dapat menular atauberantai pada komponen atau variabel pengeluaran pemerintah (G)dan net ekspor (X-M). Hal yang sama juga dapat berlaku, jika produk barang dan/ataujasa berstandar diinvestasikan oleh seorang, beberapa atau bahkanseluruh pelaku usaha. Adanya peningkatan investasi tersebutdipastikan akan berdampak positif terhadap komponen konsumsimasyarakat (C) atau pengeluaran pemerintah (G) atau volumeperdagangan internasional dan global (X-M). Dengan kata lain, hukumekonomi klasik Say (Jean Baptiste Say) atau lebih dikenal dengan Say'sLaw yang berbunyi “Supply creates its own demand” tidak hanya berlakupada konteks barang dan/atau jasa berstandar, tetapi juga dapatberlaku sebaliknya, yakni “Demand creates its own supply”. Artinya,pasokan barang dan/atau jasa yang berstandar dapat menciptakanpermintaan terhadap barang dan/atau jasa berstandar tersebut, dansebaliknya. Untuk memperjelas hal di atas, perhatikan Grafik 2.5. Pada grafiktersebut ditunjukkan bagaimana produksi barang dan/atau jasaberstandar memberikan pengaruh pada peningkatan konsumsi (C)dan Investasi (I). Jika diasumsikan, misalnya, titik keseimbangan awalkonsumsi (C) dan Investasi (I) terhadap suatu barang dan/atau jasasebelum berstandardisasi, yakni pada titik Eo. Produksi barang dan/atau jasa berstandar dapat menggeser titik keseimbangan Eo menjadiE1. Pergeseran ini terjadi sebagai akibat meningkatnya konsumsiterhadap barang dan/atau jasa berstandar yang kemudian menularpada peningkatan investasi terhadap barang dan/atau jasa tersebut.Efek penularan atau efek berantai ini dapat disebabkan salah satu ataukombinasi atau seluruh dampak intermediasi yang disebutkan Swann(2010), seperti dampak skala ekonomi (scale economies), hambatanmasuk (barriers to entry), dampak jejaring (network effects), biayatransaksi (transaction costs), ketepatan (precision) serta kepercayaandan resiko (trust and risks). Dengan adanya dampak ini, keduakomponen konsumsi dan investasi dapat meningkat dan selanjutnyameningkatkan pendapatan nasional dariYo menjadiY1.36 Manfaat Ekonomi Standar
Total Consumption and Investment (Rupiah)Grafik 2.5 Pengaruh Standardisasi terhadap konsumsi, Investasi dan Pendapatan Nasional AD (C+l)1 E1 (C+l)0 E0 Y0 Y1 Gross National Product (Rupiah) Peningkatan pendapatan nasional juga dapat terjadi jika tigavariabel permintaan agregat (C, I, dan G) berubah dengan adanyabarang dan/atau jasa berstandar. Untuk ilustrasi dari kurva pengaruhstandardisasi barang dan/atau jasa terhadap kombinasi tiga variabelAD tersebut diberikan pada Grafik 2.6. Pada Grafik ini andaikan titikkeseimbangan sebelum konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaranpemerintah (G) penggunaan barang dan/atau jasa berstandar padatitik E0. Titik keseimbangan ini akan berubah menjadi titik E1 jikapenggunaan barang dan/atau jasa berstandar mempengaruhipeningkatan ketiga variabel permintaan agregat. Proses danmekanisme peningkatan terhadap ketiga variabel tersebut dapatterjadi akibat adanya dampak intermediasi yang disebutkan Swann(2010). Ujung dari peningkatan ketiga variabel ini menyebabkanpendapatan nasional berubah dari Yo menjadi Y1 (ceteris paribus). Teori Ekonomi Standardisasi 37
Total Consumption, Investment and Grafik 2.6. Pengaruh standardisasi Barang dan atau Jasa Government Expenditure (Rupiah) terhadap Konsumsi (C), Investasi (I), Pengeluaran Pemerintah (G) dan Pendapatan AD (C+l+G)1 E1 (C+l+G)0 E0 Y0 Y1 Gross National Product (Rupiah) Pengaruh yang sama dari produksi atau penggunaan barang atau jasa yang berstandar terhadap keseluruhan komponen atau variabel permintaan agregat dan pendapatan nasional diberikan pada Grafik 2.7. Pada grafik ini dapat diperhatikan penggunaan atau produksi barang dan/atau jasa yang berstandar seperti ilustrasi grafik- grafik sebelumnya telah menggeser titik keseimbangan keseluruhan komponen permintaan agregat (C,I,G,dan X-M) dari titik Eo menjadi E1. Pergeseran titik keseimbangan ini dapat disebabkan dua jenis efek dari penggunaan atau produksi barang dan/atau jasa berstandar. Pertama, yaitu efek berantai atau menular. Artinya, penggunaan atau produksi barang dan/atau jasa berstandar pada awalnya memberikan pengaruh pada peningkatan konsumsi. Peningkatan konsumsi tersebut kemudian berpengaruh pada peningkatan investasi, pengeluaran pemerintah, dan net ekspor. 38 Manfaat Ekonomi Standar
Kedua, yaitu efek gabungan. Artinya, bahwa penggunaan atauproduksi barang dan/atau jasa berstandar dapat mempengaruhisecara simultan tidak hanya terhadap satu atau dua komponen atauvariabel permintaan agregat, tetapi terhadap keseluruhan variabelpermintaan agregat. Efek gabungan ini dapat saja terjadi jika danhanya jika timbul kesadaran pelaku ekonomi dan masyarakatumumnya secara serentak (gabungan) tentang mutlak pentingnyaproduksi atau penggunaan barang dan/atau jasa dalam peningkatanpendapatan nasional. Kondisi ini dapat terjadi jika pemerintah atau badan dunia(WTO, misalnya) melalui perundang-undangan mewajibkanmasyarakat untuk menggunakan barang dan/atau jasa berstandar disatu pihak, dan pelaku usaha untuk menghasilkan barang dan/ataujasa berstandar di lain pihak. Akhir dari peningkatan seluruh variabelpermintaan agregat ini menyebabkan tingkat pendapatan nasionalmeningkat dari Yo menjadi Y1 (ceteris paribus).Grafik 2.7 Pengaruh Standardisasi Barang dan atau Jasa terhadap Konsumsi (C), Investasi (I), Pengeluaran Pemerintah (G) terhadap Pendapatan Nasional Teori Ekonomi Standardisasi 39
2.4.2 Dampak Standardisasi terhadap Penawaran Agregat Berbeda dengan pengaruh standardisasi terhadap AD,standardisasi barang dan/atau jasa juga dapat mempengaruhiaggregate penawaran (AS). Pengaruh tersebut terjadi sebagai akibatpengunaan faktor produksi yang menggunakan barang dan/atau jasaberstandar. Faktor produksi dimaksud tidak hanya terbatas padatenaga kerja yang berstandar, tetapi juga mesin yang berstandar,bahan baku yang berstandar,dan faktor produksi berstandar lain yangdigunakan dalam produksi. Secara matematis bentuk fungsi agregat penawaran (AS) yangdimaksud yakni sebagai berikut. Y = f (K, L, N, dst..) Dimana : Y = Output K = Kapital L = Tenaga kerja N = Bahan baku. Pada Grafik 2.8 diberikan ilustrasi bagaimana pengaruhpenggunaan faktor produksi yang berstandar (mesin, misalnya)terhadap output (Y) dan harga (P). Misalnya, andaikan kondisiperekonomian negara dalam keseimbangan di titik Eo sebelumpenggunaan faktor produksi berstandar. Kondisi keseimbangantersebut dapat berubah jika faktor produksi yang digunakan adalahfaktor produksi yang berstandar. Hal ini disebabkan penggunaanfaktor produksi yang berstandar dapat meningkatkan produktivitasdari faktor produksi yang digunakan. Namun, dalam grafik tersebutdapat diperhatikan bahwa kenaikan jumlah produksi tersebut tidakdiikuti dengan kenaikan permintaan. Hal ini karena diasumsikanpenggunaan faktor produksi yang berstandar lebih elastisdibandingkan dengan permintaan terhadap output yang dihasilkan.Akibat besarnya elastisitas AS ini menyebabkan output menjadibertambah dari Yo menjadi Y1 dan menurunkan harga barang yangdihasilkan para produsen dari Po menjadi P1 (ceteris paribus).40 Manfaat Ekonomi Standar
HargaGrafik 2.8 Pengaruh penggunaan input berstandar terhadap kenaikan output AD AS o AS1 E0 P0 P1 E1 AD Y0 Y1 Output Y Sebaliknya, jika penggunaan faktor produksi yang berstandarmenyebabkan permintaan terhadap output yang dihasilkan lebihelastis dibandingkan dengan kemampuan produksi yang dihasilkanprodusen, penggunaan faktor produksi yang berstandar hanya akanmendorong peningkatan Agregat permintaan (AD). Sementara itukurva AS tidak mengalami perubahan. Kondisi ini juga terjadi jikabiaya (cost) yang dikeluarkan para produsen dalam pemakaian faktorproduksi berstandar meningkat,permintaan agregat akan mengalamipergeseran dari ADo menjadi AD1. Pergeseran AD ini kemudianmeningkatkan output dari Yo menjadi Y1 dan harga meningkat dariPo menjadi P1 (ceteris paribus). Detail perubahan tersebut dapatdiperhatikan pada Grafik 2.9. Teori Ekonomi Standardisasi 41
HargaGrafik 2.9 Pengaruh Penggunaan Faktor Produksi yang berstandar terhadap peningkatan permintaan Agregat AS E1 P1 E0 P0 Y0 Output Y Y1 2.4.3 Dampak Standardisasi terhadap Sektor Ekonomi Berbeda dengan dampak pada konteks sektoral, peningkatan pendapatan nasional dapat terjadi apabila sektor-sektor ekonomi (pertanian, misalnya) menggunakan barang dan/atau jasa berstandar dalam proses produksinya. Penggunaan traktor pertanian yang berstandar,misalnya,dipastikan memberikan produksi hasil pertanian yang lebih baik dibandingkan jika traktor yang digunakan tidak berstandar. Jika industri manufaktur menggunakan faktor produksi (seperti mesin) berstandar diyakini dapat menghasilkan produk manufaktur yang lebih baik.Demikian pula untuk sektor jasa jika semua pelayanan yang diberikan perusahaan jasa adalah pelayanan yang berstandar. Sentuhan standardisasi pada faktor-faktor produksi ini dapat 42 Manfaat Ekonomi Standar
meningkatkan pendapatan nasional, dan sebaliknya. Singkatnya,dampak dari penggunaan barang dan/atau jasa berstandar dalamsalah satu atau ketiga sektor ekonomi tersebut dapat menghasilkanbarang dan/atau jasa berstandar dan kemudian meningkatkanpendapatan nasional (ceteris paribus). Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa manfaatekonomi dari penggunaan barang dan/atau jasa berstandar atauberstandardisasi pada skala makroekonomi tidak hanya memberikanmanfaat positif pada permintaan agregat (AD) dan penawaranagregat (AS), tetapi juga dapat mempengaruhi produksi dankonsumsi sektor-sektor ekonomi. Dampak lanjutan dari pengaruhpositif yang terjadi pada AD, AS, dan sektor ekonomi tersebut akanmeningkatkan pendapatan nasional atau output nasional. Namun,besar kecilnya peningkatan pendapatan nasional dan/atau outputnasional sangat dipengaruhi dari jenis barang dan/atau jasaberstandar baik yang dikonsumsi maupun yang diproduksikan.Untukbarang dan/atau jasa berstandar yang memiliki sifat elastis, pengaruhpeningkatan pada permintaan Agregatnya akan semakin besardibandingkan dengan kenaikan biaya yang harus ditanggung paraprodusen. Sebaliknya, penawaran agregat (AS) akan bertambah jikabiaya untuk menghasilkan output (Y) dengan penggunaan faktorproduksi berstandar lebih rendah sehingga meningkatkan output disatu pihak dan menurunkan harga di pihak lain (ceteris paribus).2.5 Proses dan Mekanisme Standardisasi: Konteks Mikroekonomi Dalam konteks mikroekonomi, penggunaan barang dan/ataujasa berstandar dapat memberikan implikasi positif baik bagikonsumen maupun produsen, baik secara individu maupun secarabersama-sama sebagai satuan unit pasar. Pada sisi konsumen sebagaisatuan unit individual (mikroeknomi), barang dan/atau jasa yangmemiliki standar akan meningkatkan minat konsumen untukmengonsumsinya. Sebaliknya, barang dan/atau jasa yang tidakmemiliki standar dipastikan akan memiliki permintaan yang rendahdari konsumen. Hal ini disebabkan barang dan/atau jasa yangberstandar memiliki jaminan keamanan dan mutu sehinggaselanjutnya dapat meningkatkan kepuasan konsumen yang Teori Ekonomi Standardisasi 43
Hargakemudian meningkatkan minat beli terhadap produk tersebut.Pengaruh dari barang dan/atau jasa berstandardisasi terhadappermintaan konsumen dapat dijelaskan pada Grafik 2.10 berikut ini.Grafik 2.10 Pengaruh Barang dan atau Jasa berstandar terhadap tingkat permintaan Konsumen secara Individual D1 D0 S E1P1 E0P0 Q0 Output Q Q1 Pada grafik 2.10 di atas dapat diperhatikan keseimbanganganawal pasar sebelum seorang konsumen menggunakan produkberstandar, yakni pada titik Eo. Titik keseimbangan tersebut akanberpindah ke titik E1 jika konsumen tersebut melakukan konsumsiterhadap barang dan/atau jasa berstandar. Perubahan titikkeseimbangan tersebut diakibatkan penggunaan barang dan/ataujasa berstandar telah menggeser kurva Do menjadi D1. Ini artinya,permintaan konsumen meningkat dengan adanya barang dan/ataujasa berstandar. Pengaruh pergeseran kurva permintaan tersebut44 Manfaat Ekonomi Standar
Hargamenyebabkan jumlah barang dan/atau jasa yang diminta bertambahdari Qo menjadi Q1 dan diikuti kenaikan harga dari barang dan jasatersebut dari Po menjadi P1. Namun, harus dicatat pergeseran kurvapermintaan Do menjadi D1 dapat terjadi jika faktor-faktor lain yangmempengaruhi permintaan barang dan/atau jasa tidak mengalamiperubahan. Di antara berbagai faktor permintaan dimaksud tingkatpendapatan, selera, dan harga dari barang dan/atau jasa berstandarpengganti tidak mengalami perubahan, termasuk penambahanjumlah pasokan barang dan/atau jasa berstandar yang diproduksikanoleh produsen. Sama halnya dengan hal di atas, pengaruh standardisasi barangdan/atau jasa juga dapat meningkatkan pasokan produksi atasbarang dan jasa tersebut. Peningkatan pasokan (supply) produksitersebut terjadi sebagai akibat dampak penggunaan faktor produksiyang berstandar memberikan pengaruh pada produktivitas barangdan jasa yang dihasilkan produsen. Produktivitas inilah yangmenyebabkan meningkatnya jumlah pasokan barang dan/atau jasa(Grafik 2.11).Grafik 2.11. Pengaruh penggunaan barang dan atau jasa berstandar terhadap pasokan produsen D S0 S1 E0 P0 E1 P1 D Y0 Y1 Output Y Teori Ekonomi Standardisasi 45
Dari grafik 2.11 ditunjukkan bagaimana pengaruh daripenggunaan barang dan/atau jasa berstandar oleh produsen yangmeningkatkan jumlah pasokan produsen. Peningkatan pasokan olehprodusen tersebut menggeser kurva pasokan dari So ke kananmenjadi S1 sebagai akibat meningkatnya produktivitas pasokanprodusen digunakannya faktor produksi yang berstandar. Namundampak dari bertambahnya produksi tersebut menurunkan tingkatharga barang dan atau jasa yang diterima oleh konsumen dari Pomenjadi P1. Turunnya tingkat harga ini dapat meningkatkankesejahteraan konsumen. Namun, perlu dicatat di sini pergeseran kurva pasokan (supply)dari So menjadi S1 tidak menyebabkan permintaan D bergeser kekanan. Hal ini antara lain dapat disebabkan barang dan/atau jasaberstandar yang bertambah pasokannya tersebut merupakan barangdan/atau jasa yang bersifat inelastis, yaitu barang dan/atau jasa yangtidak mengalami perubahan permintaan jika terjadi perubahan padafaktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti faktor harga barang itusendiri, barang lain, pendapatan masyarakat, dan selera. Barang dan/atau jasa tersebut, misalnya, termasuk bahan kebutuhan pokok,produk barang dan/atau jasa inferior. Sebaliknya, jika barang dan/atau jasa tersebut bersifat elastis,pergeseran kurva permintaan akan lebih sensitive dibandingkandengan pergeseran kurva pasokan (supply). Dampak dari sifat barangdan atau jasa yang elastis akan menyebabkan jumlah barang dan/ataujasa meningkat diikuti dengan kenaikan harga barang dan/atau jasayang diterima konsumen seperti didiskusikan pada Grafik 2.10.2.6 Penutup Produksi dan penggunaan barang dan/atau jasaberstandardisasi sudah saatnya diutamakan atau diharuskan dalamsuatu perekonomian. Selain memberikan dampak positif bagimakroekonomi, baik dalam arti peningkatan konsumsi masyarakat,investasi, pengeluaran pemerintah dan perdagangan, secara parsialmaupun keseluruhan bagi perekonomian suatu negara, juga dapatmemberikan dampak positif dalam konteks mikroekonomi bagipelaku usaha (produsen), konsumen,serta pasar.46 Manfaat Ekonomi Standar
Pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan barang dan/atau jasa berstandar terhadap mikro dan makroekonomi tersebutdapat terjadi sebagai akibat adanya delapan dampak intermediasi. Kedelapan dampak intermediasi dimaksud, yaitu dampak skala ekonomi(scale economies), pembagian tenaga kerja (division of labor),kompetensi (competencies), hambatan masuk (barriers to entry),dampak jejaring (network effects), biaya transaksi (transaction costs),ketepatan (precision), serta kepercayaan dan risiko (trust and risks). Namun, produksi barang dan/atau jasa berstandar memilikiimplikasi biaya yang harus diperhitungkan, baik oleh pemerintahmaupun oleh pengusaha.Hal ini karena produksi barang dan/atau jasaberstandar dapat menambah beban biaya bagi produsen danpemerintah. Pengaruh tingginya biaya tersebut dapat mendorongtingginya harga yang harus dibayar oleh konsumen. Oleh karena itu,perhitungan tingginya biaya produksi di satu pihak dan dampakkenaikan harga yang harus diterima konsumen perlu disikapi secarahati-hati agar tidak memberikan dampak negatif atau bumerangterhadap daya saing produk tersebut baik secara khusus maupunperekonomian secara umum. Tegasnya, produksi barang dan/atau jasa berstandar harusmempertimbangkan tidak saja persyaratan teknis atau sesuatu yangdibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkankonsensus semua pihak/pemerintah/keputusan internasional yangterkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan,kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi, pengalaman serta perkembangan masa kini dan masadepan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya yangdigariskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 tentangStandardisasi dan Penilaian Kesesuaian, tetapi juga yang tidak kalahpenting, yakni perhatian terhadap faktor-faktor yang mendorongpermintaan seperti harga, selera, dan pendapatan, serta faktorproduksi dan faktor daya saing,untuk menyebut hanya tiga faktor saja.Jika harmonisasi antara pentingnya kemanfaatan tidak disandingkandengan biaya yang akan ditimbulkan dari standardisasi tersebut,standardisasi barang dan/atau jasa tidak akan memberikan nilai lebihbagi perekonomian Indonesia. Teori Ekonomi Standardisasi 47
Search
Read the Text Version
- 1 - 31
Pages: