Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MATERI IHT FAIKHOTUL UMMAH

MATERI IHT FAIKHOTUL UMMAH

Published by rohim.otre, 2021-12-23 06:13:33

Description: MATERI IHT FAIKHOTUL UMMAH

Search

Read the Text Version

IN HOUSE TRAINING (IHT) Peningkatan Keterampilan Berpikir Dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik Melalui Penerapan Metode Cooperative Learning Oleh: ANITA, S.Pd.SD, M.Pd



MATERI Perkembangan Kognitif Peserta Didik Analisis Karakteristik Peserta Didik Metode Cooperatif Learning Penerapan Metode Cooperatif Learning dalam RPP

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

Tahapan Perkembangan Kognitif Peserta Didik Tahapan Perkembangan peserta didik adalah: ❑ Tahap sensori-motor : 0 – 1,5 tahun Aktivitas kognitifnya terpusat pada aspek alat dria (sensori) dan gerak (motor) artinya anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan dengan melalui alat drianya dan pergerakannya ❑ Tahap pra-operasional : 1,5 – 6 tahun Anak sudah dapat memahami realitas di lingkungan dengan menggunakan tanda –tanda dan simbol. Cara berpikir anak pada pertingkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis.

❑ Tahap operasional konkrit : 6 – 12 tahun Pada tahap ini, anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika atau operasi, tetapi hanya untuk objek fisik yang ada saat di depan mata saja. Anak anak pada tahap ini masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika. ❑ Tahap operasional formal : 12 tahun ke atas Periode ini anak dapat menggunakan operasi-operasi konkritnya untuk membentuk operasi yang lebih kompleks. Kemajuan pada anak selama periode ini ialah ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda atau peristiwa konkrit, ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak

METODE COOPERATIF LEARNING

Pengertian Metode Cooperatif Leraning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih Karakteristik Karakteristik dari metode Cooperatif leraning adalah: 1. Pembelajaran secara tim atau berkelompok yang didasarkan pada manajemen kooperatif. 2. Kemauan untuk bekerja sama. 3. Keterampilan bekerja sama

Tujuan Adapun tujuan metode pembelajaran kooperatif ini, yaitu: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar akademik 2. Mengajarkan siswa untuk menerima perbedaan dan keragaman 3. Mengembangkan ketrampilan sosial 4. Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif Kelebihan Adapun Kelebihan dari metode pembelajaran kooperatif ini, yaitu: ❑ Siswa dapat berbagi informasi dengan lebih leluasa dan saling membantu menyelesaikan tugas atau memahami materi, sehingga lebih ringan dan efektif.

❑ Keberagaman anggota kelompok mampu menyumbangkan pemikiran pemikiran yang berbeda sehingga lebih variatif dan luas, dilihat dari banyak sudut pandang. ❑ Sangat efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah yang membutuhkan diskusi atau pemikiran banyak orang. ❑ Materi dapat dipahami dengan lebih cepat karena menggunakan bahasa sesama teman yang lebih mudah dimengerti. ❑ Meningkatkan hubungan persahabatan, solidaritas, saling peduli, dan terjalin hubungan saling membutuhkan yang positif.

Kekurangan Adapun Kekurangan dari metode pembelajaran kooperatif ini, yaitu: ❑ Adanya resiko dari kegagalan kerjasama antar anggota kelompok. ❑ Adanya beberpa orang yang memiliki sifat mendominasi dan beberapa orang lainnya yang cenderung diam dan introvert ❑ Waktu yang dibutuhkan cukup lama ❑ Terkadang informasi menjadi sulit dimengerti dan ada kesalahan penyampaian karena informasi disampaikan oleh teman.

Jenis-jenis Metode Cooperatif Leraning

1. Metode Jigsaw (Team Ahli) Berikut langkah langkahnya: ❑ Siswa di dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok kecil ❑ Bahan materi dibagi sesuai jumlah kelompok dan diberikan pada masing masing kelompok dalam bentuk teks materi ❑ Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli. ❑ Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok. ❑ Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik yang didiskusikannya. ❑ Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik. ❑ Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor kelompok atau menghargai prestasi kelompok.

2. Model STAD (Student Teams Achievement Divisions ) Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh Robert Slavin. Langkah langkah pembelajarannya yaitu : ❑ Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, ❑ Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. ❑ Guru memberikan kuis untuk mengevaluasi pemahaman siswa ❑ Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau kelompok yang meraih prestasi tinggi diberi penghargaan.

3. Model Make A Match ( Mencocokkan) Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh Larana Curran. Langkah langkah pembelajarannya yaitu : ❑ Guru menyiapkan kartu yang berisi topik dan akan dikocok nantinya. ❑ Setiap siswa akan mengambil satu kartu ❑ Kemudian siswa mencari kartu yang cocok dengan kartunya ❑ Siswa dengan kartu yang sama akan mempelajari topik yang sama ❑ Setelah belajar topik yang sama dan berdiskusi tentang tugas, kemudian di presentasikan hasilnya

4. Model NHT ( Numbered Heads Together) Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh Spencer Kagan. Langkah langkah pembelajarannya yaitu : ❑ Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok ❑ Guru membagikan beberapa soal kepada tiap kelompok ❑ Tiap kelompok mendiskusikan persoalan tersebut ❑ Guru menyebut salah satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. ❑ Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

5. Model TPS (Think Pair Share) Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh Frang Lyman Langkah langkah pembelajarannya yaitu : ❑ Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. ❑ Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru. ❑ Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. ❑ Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. ❑ Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

6. Snowball Drilling (Bola Salju) Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing (bola salju) adalah suatu model pembelajaran yang dapat menggali potensi siswa dalam membuat dan menjawab pertanyaan melalui sebuah permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju yang terbuat dari kertas. Snowball drilling bukan untuk pembelajaran berbasis masalah melainkan materi- materi yang bersifat faktual. Langkah langkah pembelajarannya yaitu : ❑ Guru menyampaikan tentang materi yang akan disajikan dalam pembelajaran yang dilakukan. ❑ Kemudian, guru membentuk kelompok-kelompok, setelah kelompok terbentuk, guru memanggil ketua dari masing- masing kelompok untuk diberikan beberapa penjelasan tentang materi yang akan diajarkan.

❑ Setelah memperoleh pengarahan dari guru, masing-masing ketua kelompok kembali kedalam kelompoknya. Ketua kelompok selanjutnya menjelaskan tentang materi yang telah diperoleh dan dijelaskan dari guru pada teman-teman dalam kelompoknya. ❑ Selanjutnya siswa yang berada dalam kelompok, masing-masing diberikan satu lembar kertas. Kertas tersebut digunakan untuk menuliskan tentang satu pertanyaan. Pertanyaan yang dituliskan berhubungan dengan materi yang telah dijelaskan oleh masing-masing ketua kelompok. ❑ Kertas yang dituliskan pertanyaan oleh masing-masing siswa tersebut, selanjutnya dibuat seperti bola, kertas tersebut dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain. ❑ Siswa yang memperoleh lemparan bola selanjutnya diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis didalam kertas tersebut. ❑ Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Analisis Karakteristik Peserta Didik

Peserta didik Anda mengalami kesulitan saat mengerjakan tugas yang harusnya sudah dikuasai olehnya? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

❑ Tentunya jawaban untuk pertanyaan tadi, memiliki banyak faktor masalah. ❑ Namun salah satu yang bisa menjadi akar masalah dari kejadian tersebut adalah level/ tingkat kompetensi ataupun kemampuan dari peserta didik tersebut yang belum tepat dengan kompetensi belajar yang diharapkan ❑ Pembelajaran yang tepat untuk peserta didik harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan dari peserta didik tersebut MERDEKA BELAJAR

TAHAPAN ANALISIS KEMAMPUAN PESERTA DIDIK Untuk bisa membuat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka asesmen menjadi tahap pertama yang harus kita lakukan • Lakukan diagnostik • Asesmen diagnostik terdiri dari Asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif (Karakter dan tingkat emosional peserta didik) • Yang perlu dikenali antara lain: potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan peserta didik, tahap capaian pembelajaran anak, dll

❑ Setelah berhasil mengidentifikasi potensi, karakteristik, tingkat capaian, kemampuan, maka bagian berikutnya adalah menyusun proses pembelajaran yang sesuai dengan data asesmen kita. ❑ Perencanaan ini juga termasuk pengelompokkan peserta didik dalam tingkat yang sama. ❑ Dengan penyusunan pembelajaran yang sesuai dengan capaian ataupun tingkat kemampuan peserta didik ini, maka kita menempatkan peserta didik sebagai pusat utama pembelajarannya.

❑ Pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas hendaknya di sesuaikan dengan keberagaman peserta didik. ❑ Sajikan pembelajaran diferensiasi sebagai alternatif pencapaian suatu kompetensi ❑ Pembelajaran Diferensiasi adalah suatu upaya dari guru untuk merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran dengan mengakomodasi kebutuhan murid yang beragam/unik. ❑ Kombinasikan berbagai model dan media pembelajaran dalam menyampaikan suatu kompetensi.

Penerapan Metode Cooperatif Learning dalam RPP





Buatlah satu rancangan pembelajaran / RPP dengan menggunakan metode Cooperatif Learning pada jenjang yang bapak ibu guru ampuh di kelas!

Terima Kasih