Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore PANDUAN IHT FAIKHOTUL UMMAH

PANDUAN IHT FAIKHOTUL UMMAH

Published by rohim.otre, 2021-12-23 05:47:04

Description: PANDUAN IHT FAIKHOTUL UMMAH

Search

Read the Text Version

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 1

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah swt, yang telah melimpahkan taufiq dah hidayah-Nya, sehingga penulis telah dapat menyelesaikan penulisan buku panduan ini. Shalawat dan salam keharibaan Nabi Besar Muhammad Saw yang telah menuntun umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan. Buku Panduan ini berjudul IN HOUSE TRAINING (IHT) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN BERTINDAK KOLABORATIF PESERTA DIDIK MELALUI IHT PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING DI UPT SD NEGERI 179 GRESIK” guna melengkapi bukti penugasan RTL Diklat Bakal Calon Kepala Sekolah Kabupaten Gresik Tahun 2021. Penulis menyadari bahwa buku panduan ini tidak terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Kabid Tendik, selaku Panitia Diklat Bakal Calon Kepala Sekolah Kabupaten Gresik Tahun 2021 yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan ini. 2. Bapak Sudiono, S.Pd., Selaku Pengawas TK/SD Kecamatan Wringinanom sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, sejak awal penulisan hingga selesai. 3. Bapak Suminto, S.Pd., selaku Kepala UPT SD Negeri 179 Gresik beserta Bapak ibu Guru dan karyawan yang telah banyak membantu dan memberi izin kepada penulis untuk mengadakan kegiatan ini. 4. Suami dan keluarga saya yang telah mendukung segala aktifitas kedinasan saya. 5. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyempurnaan buku panduan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku panduan ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun dari segi pengkajian. Hal ini disebabkan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan buku panduan ini. Akhirnya semoga buku panduan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT memberi balasan yang setimpal atas keikhlasan dari pihak yang telah membantu penulis. Gresik, 27 November 2021 Penulis, BAB I 2

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan pada model dan metode pembelajaran yang didesain oleh guru. Pada dasarnya guru bisa saja menggunakan model pembelajaran apa saja dalam melakukan kegiatan belajar-mengajar. Namun hal yang terpenting lagi adalah guru harus memiliki pertimbangan yang matang ketika menggunakan model pembelajaran tertentu. Tentunya menggunakan model-model pembelajaran tersebut ada pencapaian yang diharapkan. Disatu sisi penggunaan model pembelajaran yang berorintasi pada peserta didik sangatlah ditentukan dalam pembelajaran, misalnya quantum learning. Meskipun demikian, aspek psikologis menjadi sisi pertimbangan dalam proses pembelajaran. Dewasa ini mengenai model pembelajaran menjadi isu dan dialog serius dikalangan pendidik. Oleh karena itu, maka dalam kegiatan IHT ini penulis berusaha mengupas model pembelajaran Cooperative Learning guna meningkatkan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik. Selanjutnya untuk menumbuhkan kemampuan guru dalam menguasai metode- metode pembelajaran Cooperative dan untuk meningkatkan hasil Raport Mutu tahun 2020 di UPT SD Negeri 179 Gresik, kami selaku peserta Diklat BCKS Gresik tahun 2021 memprogramkan IHT dalam Rencana Program Kerja di On The Job Trainig 2 dengan memanfaatkan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik di UPT SD Negeri 179 Gresik melalui model NHT (Numbered Head Together) yang merupakan salah satu contoh metode Cooperative Learning pada kelas rendah. B. Tujuan Panduan ini disusun sebagai acuan bagi SD sasaran BCKS Gresik dalam menyelenggarakan IHT dengan menerapkan Metode-metode Pembelajaran Kooperatif di UPT SD Negeri 179 Gresik dengan tujuan untuk: 3

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 1. Menjamin kualitas pembelajaran di kelas terutama dalam hal menumbuhkan keterampilan berfikir dan bertindak kolaboratif pada peserta didik; 2. Memperjelas prosedur dan ruang lingkup materi IHT; 3. Menghasilkan produk IHT sesuai target yang ditetapkan; C. Hasil yang Diharapkan Adapun hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah sebagai bentuk Peningkatan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik Melalui IHT Penerapan Metode Cooperative Learning, juga salah satu program RTL dalam Diklat Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS) Gresik tahun 2021 diantaranya : 1. Penyelenggaraan IHT memanfaatkan Metode-metode Pembelajaran Cooperative Learning bermanfaat bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran; 2. Pembahasan materi terlaksana sesuai dengan prosedur IHT; 3. Menghasilkan produk berupa media pembelajaran yang interaktif. 4

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 BAB II PELAKSANAAN A. Pengorganisasian Kegiatan IHT dengan Peningkatan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik dalam Penerapan Metode Cooperative Learning di UPT SD Negeri 179 Gresik Tahun Pelajaran 2021-2022 diprogramkan oleh RTL BCKS Gresik tahun 2021 dan dilaksanakan oleh Guru UPT SD Negeri 179 Gresik B. Waktu dan Tempat In House Training dilaksanakan selama 1 hari atau setara dengan 6 jam, @ 45 menit pada hari Sabtu tanggal 27 Nopember 2021 di UPT SD Negeri 179 Gresik Jln. Raya Pasinan Lemahputih Kec Wringinanom Kab. Gresik. C. Peserta Peserta IHT dengan Peningkatan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik dalam Penerapan Metode Cooperative Learning di UPT SD Negeri 179 Gresik Tahun Pelajaran 2021-2022 siklus 1, penugasan dan IHT siklus 2 adalah semua guru kelas dan guru mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan. Daftar nama peserta terlampir pada lampiran 2 D. Narasumber dan Fasilitator Narasumber sebanyak 2 orang yaitu: 1. Pengawas TK/SD Kecamatan Wringinanom. 2. Anita, S.Pd, M.Pd Guru UPT SD Negeri 145 Gresik Fasilitator sebanyak 1 orang yang terdiri dari unsur BCKS yaitu: 1. Faikhotul Umah, S.Pd, SD BCKS UPT SD Negeri 179 Gresik E. Struktur Program Materi IHT dengan Peningkatan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik dalam Penerapan Metode Cooperative Learning di UPT SD Negeri 179 Gresik Tahun Pelajaran 2021-2022 ditetapkan oleh sekolah berdasarkan kebutuhan yang mendesak dan penting. 5

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Struktur program IHT dengan Peningkatan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik dalam Penerapan Metode Cooperative Learning di UPT SD Negeri 179 Gresik Tahun Pelajaran 2021-2022 sebagai berikut: 1. IHT Tahap 1 (1 hari = 6 jam @ 45 menit) Alokasi No Materi Waktu Narasumber/Fasilitator @45’ A. Materi Umum 1. Pembukaan dan Pengarahan 1 Pengawas TK/SD Pentingnya Penerapan Metode Kecamatan Cooperative Learning dalam WRINGINANOM pembelajaran 2. Penutupan 1 Kepala Sekolah B. Materi Pokok 3. Pentingnya Penerapan Metode 1 Fasilitator Cooperative Learning dalam pembelajaran 4. Penerapan Metode Cooperative 2 Narasumber Learning 5. Penilaian Autentik dan Laporan 1 Fasilitator Capaian Kompetensi Jumlah 6 Catatan: a. Output IHT Siklus 1 adalah Guru dapat meningkatan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik dalam Penerapan Metode Cooperative Learning di UPT SD Negeri 179 Gresik Tahun Pelajaran 2021-2022 b. Sekolah dapat mengembangkan Materi Pokok sesuai kebutuhan. 2. Penugasan (7 hari) a. Penugasan merupakan kegiatan Peningkatan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik dalam Penerapan Metode Cooperative Learning di UPT SD Negeri 179 Gresik Tahun Pelajaran 2021-2022 tugas hasil IHT Siklus 1 Bahan ajar dimaksud adalah Penyusunan RPP dengan metode Cooperative Learning , 6

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 pembuatan materi dengan menggunakan salah satu model pembelajaran Cooperative Learning yaitu NHT ( Numbered Head Together ) b. Pembagian tugas untuk penyusunan tugas di atas ditetapkan oleh sekolah. c. Waktu penyelesaian penugasan maksimum 7 hari setelah IHT Siklus 1. d. Hasil penugasan dipresentasikan dan dibahas pada IHT Siklus 2. e. Output penugasan RPP yang menerapkan model NHT 3. IHT Siklus 2 (1 hari = 6 jam @ 45 menit) No Materi Alokasi Narasumber Waktu /Fasilitator @45’ A. Materi Umum 1. Pembukaan dan Pengarahan Peningkatan 1 Kepala Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Sekolah Peserta Didik dalam Penerapan Metode Cooperative Learning di UPT SD Negeri 179 Gresik Tahun Pelajaran 2021-2022 2. Penutupan 1 Kepala Sekolah B. Materi Pokok 3. Review Hasil Penugasan 1 Tim Penyusun 4. Review Hasil Penugasan RPP dan Bahan Ajar 3 Penyusun (Guru Kelas) Jumlah 6 Catatan: a. Output IHT Siklus 2 adalah RPP semua guru dengan bahan ajarnya, dan penugasan lainnya yang dirancang sekolah. b. Sekolah dapat mengembangkan Materi Pokok sesuai kebutuhan. 7

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 F. Alur Kegiatan Alur kegiatan IHT Tahap I Optimalisasi Kompetensi Guru di UPT SD Negeri 179 Gresik adalah sebagai berikut: Pembukaan Pentingnya Penerapan Sambutan Kepala metode Cooperative Sekolah Pembukaan oleh Kepala Sekolah/Pengawas TK/SD Learning dalam Waktu 1 jam @ 45 menit Dilanjutkan dengan Pembelajaran pengarahan Disampaikan Pengawas TK/SD Kecamatan Gresik Waktu 1 jam @ 45 menit Penutupan Penilaian Penerapan Metode Autentik dan Cooperative Penutupan oleh Kepala Laporan Capaian Learning Sekolah Kompetensi Diawali dengan pengarahan Waktu 2 jam @ 45 menit penutupan Waktu 1 jam @ 45 menit Disertai kerja mandiri Penjelasan alur kegiatan: 1. Pembukaan dan Pengarahan dari Pengawas TK/SD Kecamatan Wrinnginanom Pentingnya Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran. 2. Pengembangan Bahan Ajar. Berisi penjelasan tentang Penerapan Metode Cooperative Learning 3. Penutupan Penutupan dilakukan oleh Kepala Sekolah diawali dengan pengarahan tindaklanjut pelaksanaan IHT. G. Tata Tertib Tata tertib IHT Penerapan Metode Cooperative Learning sebagai berikut : 1. Hadir 10 menit sebelum sesi dimulai 2. Tidak menggunakan sandal dan kaos ketika mengikuti sesi. 3. Mengikuti semua sesi mulai dari pembukaan sampai dengan penutupan 4. Aktifitas menelpon dan SMS dilakukan kelas 5. Mengaktifkan HP pada mode getar dan/atau sunyi ketika berada di dalam kelas. 6. Jika karena suatu hal tidak mengikuti sesi mohon melapor kepada panitia. 8

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 H. Pembiayaan Pembiayaan kegiatan IHT Peningkatan Keterampilan Berfikir dan Bertindak Kolaboratif Peserta Didik dalam Penerapan Metode Cooperative Learning di UPT SD Negeri 179 Gresik Tahun Pelajaran 2021-2022 berasal dari dana BOS tentang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 9

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 BAB. III MATERI IHT Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama peserta didik dalam kegiatan belajar. Seperti yang dikemukakan Huda (2015, hlm. 32) pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.Melengkapi penjelasan di atas, menurut Rusman (2018, hlm. 202) Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Artinya, kelompok belajar yang disusun haruslah beragam dan tidak pandang bulu. Sehingga sistem pengacakan dalam menentukan kelompok mungkin dibutuhkan. Intinya, jangan biarkan siswa membentuk kelompoknya sendiri agar konsepsi heterogen dapat menerap.Namun apakah pembelajaran kooperatif hanya berhenti dalam pengelompokan siswa saja? Bukankah hal seperti ini sudah biasa dilakukan? Untuk memastikannya, berikut adalah beberapa pendapat para ahli lain mengenai cooperative learning. Pembelajaran kooperatif memiliki model model yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Setiap model memiliki karakteristik masing-masing yang lebih cocok untuk digunakan dalam pembelajaran atau situasi tertentu. Pemilihan model pembelajaran tentu saja harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi yang akan disampaikan pula.Menurut Huda (2015, hlm. 135-153) setidaknya terdapat empat belas teknik pembelajaran kooperatif, antara lain sebagai berikut: 1. Mencari Pasangan (Make a Match) 2. Bertukar Pasangan 3. Bepikir-Berpasangan-Berbagi (Think- Pair-Share) 4. Berkirim Salam dan Soal 5. Kepala Bernomor (Numbered Heads Together) 6. Kepala Bernomor Terstruktur (Structured Numbered Heads) 7. Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) 8. Keliling Kelompok 9. Kancing Gemerincing 10

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 10. Keliling Kelas 11. Lingkaran Dalam-Lingkaran Luar (Inside-Outside Circle); 12. Tari Bambu (Bamboo Dancing) 13. Jigsaw 14. Bercerita Berpasangan (Paired Story Telling). A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NHT Teknik belajar mengajar Kepala Bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Tehnik ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, tehnik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Tehnik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang cukup banyak diterapkan di sekolah- sekolah adalah Numbered Head Together atau disingkat NHT, tidak hanya itu saja, NHT juga banyak sekali digunkan sebagai bahan penelitian tindakan kelas (PTK). Apa dan bagaimana NHT itu? Bagaimana menerapkannya dan apa saja keunggulannya, baca terus artikel berikut. Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008). Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam 11

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : 1. Hasil belajar akademik stuktural : Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas- tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman: Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan social : Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu : a) Pembentukan kelompok; b) Diskusi masalah; c) Tukar jawaban antar kelompok B. LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN NHT Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut : 1) Langkah 1. Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. 2) Langkah 2. Pembentukan kelompok Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3- 12

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing- masing kelompok. 3) Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. 4) Langkah 4. Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. 5) Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. 6) Langkah 6. Memberi kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. C. MANFAAT DAN KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN NHT 1. Manfaat model pembelajaran NHT Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah : a) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi b) Memperbaiki kehadiran 13

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 c) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar d) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil e) Konflik antara pribadi berkurang f) Pemahaman yang lebih mendalam g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi h) Hasil belajar lebih tinggi 2. Kelebihan model pembelajaran NHT Dengan melihat sintaksnya saja, Anda pasti dapat mengira-ngira apa saja kelebihan dari model ini,sebagaimana dijelaskan oleh Hill (!993) dalam Tryana (2008) bahwa model NHT memiliki kelebihan diataranya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, mampu memperdalam pamahaman siswa, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, mengembangkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan rasa percaya diri siwa, mengembangkan rasa saling memiliki, serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan. 3. Kekurangan Cooperative Learning Slavin (Huda, 2015, hlm. 68) mengidentifikasi tiga kendala utama atau apa yang disebutnya common pitfalls (lubang-lubang perangkap) terkait dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut. a) Free Rider Free rider yang dimaksud adalah beberapa siswa yang tidak bertanggung jawab secara personal pada tugas kelompoknya hanya akan mengekor pada apa saja yang telah dilakukan oleh teman-teman satu kelompoknya. Fenomena ini sering kali muncul ketika kelompok-kelompok kooperatif ditugaskan untuk mengerjakan lembar tugas, proyek, atau makalah tertentu. b) Diffusion of Responsibility (pembauran tanggung jawab) Ini merupakan kondisi di mana beberapa anggota yang dianggap “kurang mampu” cenderung diabaikan oleh rekan lainnya yang “lebih mampu”. Misalnya, jika siswa ditugaskan untuk mengerjakan tugas IPA, beberapa anggota yang dipersepsikan tidak mampu menghafal atau memahami materi tersebut dengan baik sering kali tidak dihiraukan oleh teman-temannya yang lain. Siswa yang memiliki skill IPA yang baik pun terkadang malas mengajarkan keterampilannya pada teman-temannya yang 14

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 kurang mahir di bidang IPA. Hal ini berpotensi membuang waktu dan energi tanpa mendapatkan esensi dari pembelajaran kooperatif. c) Learning a Part of Task Specialization Dalam beberapa model pembelajaran kooperatif tertentu, seperti Jigsaw, Group Investigation, dan metode-metode lain yang terkait, setiap kelompok ditugaskan untuk mempelajari atau mengerjakan bagian materi yang berbeda antarsatu sama lain. Pembagian semacam ini sering kali membuat siswa hanya fokus pada salah satu bagian materi saja. Sementara bagian yang dikerjakan oleh kelompok lain hampir tidak dihiraukan sama sekali, padahal semua materi tersebut saling berkaitan satu sama lain. Slavin (dalam Huda, 2015, hlm. 69) mengemukakan bahwa ketiga kendala di atas dapat diatasi jika guru mampu melakukan beberapa poin di bawah ini. 1. Mengenal sedikit banyak karakteristik dan level kemampuan siswanya. 2. Selalu menyediakan waktu khusus untuk mengetahui kemajuan setiap siswanya dengan mengevaluasi mereka secara individual setelah bekerja kelompok. 3. Mampu mengintegrasikan metode yang satu dengan metode yang lain. 15

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 REFERENSI 1. Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2. Huda, Miftahul. (2015). Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 3. Syaifurahman & Ujiati, T. (2013). Manajemen dalam Pembelajaran. Jakarta Barat: PT Indeks. 4. Rusman. (2018). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 5. Warsono & Hariyanto. (2014). Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 6. Hamdayama, Jumanta. (2016). Metodologi Pengajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. 7. Suprijono, Agus. (2015). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 16

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Lampiran 1. JADWAL IHT PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN BERTINDAK KOLABORATIF PESERTA DIDIK MELALUI IHT PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TANGGAL: 27 NOPEMBER 2021 Jam Kegiatan Narasumber/Fasilitator 07.30– 8.15 Pengawas TK/SD Pembukaan Pentingnya Penerapan Metode Kecamatan Gresik 8.15 – 8.30 8.30 – 9.30 Cooperative Learning dalam pembelajaran Fasilitator 9.30 – 11.30 Narasumber Istirahat Fasilitator Pentingnya Penerapan Metode Cooperative Learning dalam pembelajaran Penerapan Metode Cooperative Learning 11.30 – 12.30 Penilaian Autentik dan Laporan Capaian 12.30 - selesai Kompetensi Pulang 17

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Lampiran 2. DAFTAR NAMA PESERTA IHT PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN BERTINDAK KOLABORATIF PESERTA DIDIK MELALUI IHT PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING UPT SD NEGERI 179 GRESIK No Nama NIP Jabatan Kepala Sekolah 1 Suminto, S.Pd 196903081996051001 Guru Kelas I ` Guru Kelas II 2 Wiwik Yuniarti, S.Pd 196406271985042001 Guru Kelas III 3 Faikhotul Umah, S.Pd, SD 198206142011012008 Guru Kelas IV Guru Kelas VI A 4 Margareta Maya Nugraha Guru Kelas VI B Guru Kelas V Ningtyas, S.Pd Guru PAI Guru PJOK 5 Nur Ainiyah, S.Pd Penjaga Sekolah 6 Danah Arthalindra, S.Pd 198501032014062004 7 Suisti Wahyuni, S.Pd 8 Nanik Handayani, S.Pd 197205151999122001 9 Siti Nasyro Yuli S, S.Pd.I 198710072020122009 10 Mohamad Khoiri, S.Pd 11 Buadi Kepala Sekolah Gresik, 27 November 2021 Ketua Penyelenggara SUMINTO, S.Pd FAIKHOTUL UMAH, S.Pd, SD NIP. 19690308 199605 1 001 NIP. 19820614 201101 2 008 Mengetahui Pengawas TK/SD Kec. Wringinanom SUDIONO, S.Pd NIP. 19620124 198504 1 001 18

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Lampiran 3. DAFTAR NAMA NARASUMBER/FASILITATOR/PANITIA IHT PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR DAN BERTINDAK KOLABORATIF PESERTA DIDIK MELALUI IHT PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING UPT SD NEGERI 179 GRESIK KEC. WRINGONANOM KAB. GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR TANGGAL 27 NOPEMBER 2021 Narasumber/Fasilitator/ Jabatan/Institusi Keterangan No. Panitia Sudiono S.Pd Pengawas TK/SD Kec. A. Nara sumber Wringinanom Anita, S.Pd, M.Pd Guru UPT SDN 145 Gresik B. Fasilitator Guru UPT SDN 179 Gresik/ Faikhotul Umah, S.Pd, SD CKS C. Panitia Faikhotul Umah, S.Pd, SD Ketua Panitia Siti Nasyro Yuli S, S.Pd Sekretaris Danah Arthalindra, S.Pd Bendahara Suisti Wahyuni, S.Pd Pengantar Acara Kepala Sekolah Gresik, 27 November 2021 Ketua Penyelenggara SUMINTO, S.Pd FAIKHOTUL UMAH, S.Pd, SD NIP. 19690308 199605 1 001 NIP. 19820614 201101 2 008 Mengetahui Pengawas TK/SD Kec. Wringinanom SUDIONO, S.Pd NIP. 19620124 198504 1 001 19

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Lampiran 4 DOKUMENTASI KEGIATAN Pembukaan Sambutan Mentor 1 (KS) Sambutan Pengawas Sambutan CKS Kegiatan IHT Siklus 1 20

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Kegiatan IHT Siklus 2 21

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Lampiran 5 Contoh RPP Model NHT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : UPT SD Negeri 179 Gresik Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/I Materi Pokok : Struktur dan Bagian Bunga Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 35 menit) Standar Kompetensi Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya. Kompetensi Dasar 2.4 Menjelaskan hubungan antara struktur bunga dengan fungsinya. Indikator 2.4.1 Menyebutkan bagian-bagian bunga. 2.4.2. Menjelaskan fungsi bagian-bagian bunga. 2.4.3. Mengelompokkan bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat menyebutkan bagian-bagian bunga. 2. Melalui diskusi siswa dapat menjelaskan fungsi bagian-bagian bunga. 3. Melalui pengamatan siswa dapat mengelompokkan bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Materi Pembelajaran 1. Materi Pokok : Struktur dan bagian tumbuhan 2. Subpokok Materi : Struktur dan bagian bunga 3. Rincian Materi : Bunga Apakah kamu menyukai bunga? Setiap orang umumnya senang dengan bunga. Bunga merupakan bagian tumbuhan yang paling menarik, yang merupakan hiasan tumbuhan. Bentuk, warna, ukuran dan bau bunga bermacam-macam. Bunga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan. Bunga, ada yang berbau dan ada yang tidak berbau. Bau yang dikeluarkan bunga pun bermacam-macam. Bunga yang berbau wangi, misalnya mawar, melati, dan sedap malam. Bunga yang tidak berbau, misalnya bungenfil dan kembang sepatu. Ada pula bunga yang baunya seperti bangkai misalnya raflesia arnoldi, yang merupakan bunga yang terbesar di dunia. 22

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Warna bunga bermacam-macam, ada yang putih, kuning, merah, dan ungu. Warna bunga dapat mempengaruhi kumbang dan kupu-kupu untuk hinggap kemudian mengisap madu yang ada didalam bunga.. Fungsi bunga yang utama adalah membentuk biji agar tanaman dapat melanjutkan keturunannya. Selain itu, bunga dapat dipergunakan manusia sebagai hiasan (bunga mawar, melati, dahlia), perlengkapan upacara adat, dan rempah-rempah (cengkih). GAMBAR BAGIAN-BAGIAN BUNGA: Bunga tersusun atas beberapa bagian sebagai berikut. 1. Tangkai bunga berfungsi menghubungkan bunga dengan batang. 2. Dasar bunga merupakan pangkal tangkai bunga yang membesar. Dasar bunga berfungsi sebagai tempat/kedudukan bunga. 3. Kelopak bunga berfungsi sebagai pembungkus bunga saat belum mekar. 4. Mahkota bunga berfungsi sebagai perhiasan bunga. 5. Benang sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan pada bunga. 6. Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina pada bunga. Bunga disebut bunga lengkap bila mempunyai kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik. Jika bunga tidak mempunyai salah satu bagian bunga tersebut, maka disebut bunga tidak lengkap. Bunga yang memiliki semua bagian, tetapi tidak ada benang sarinya disebut bunga betina. Bunga yang memiliki benang sari dan putik disebut bunga sempurna atau hermafrodit. Jika bunga mempunyai putik atau benang sari saja, maka bunga tersebut disebut bunga tidak sempurna. Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk sari (jantan) dan suatu tangkai yang disebut tangkai sari. Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel telur (betina). 23

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Fungsi bunga yang utama adalah membentuk biji agar tanaman dapat melanjutkan keturunannya. Selain itu, bunga dapat dipergunakan manusia sebagai hiasan (bunga mawar, melati, dahlia), perlengkapan upacara adat, dan rempah-rempah (cengkih). Perhatikan gambar jenis-jenis bunga berikut ini. Alokasi Waktu 1 x pertemuan (2 x 35 menit) Model Pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran A. Pendahuluan 1) Mengucapkan salam 2) Guru mengajak siswa untuk berdoa agar pembelajaran yang akan dilaksanakan bisa berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. 3) Guru mengabsen siswa. 4) Guru memberikan apersepsi, yaitu dengan menyanyikan lagu ”Lihat Kebunku” Lihat Kebunku Lihat kebunku penuh dengan bunga Ada yang putih dan ada yang merah Setiap hari kusiram semua Mawar melati semuanya indah. . . 24

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Kemudian guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. • Apa yang diceritakan dalam lagu diatas? (Siswa akan menjawab kebun bunga atau bunga) • Ada bunga apa saja yang diceritakan dalam lagu tersebut? (Siswa akan menjawab bunga mawar dan bunga melati) • Guru berkata, hal yang diceritakan dalam lagu tersebut sama dengan apa yang akan siswa pelajari sekarang. 5. Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari. 6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. B. Kegiatan inti Eksplorasi 1. Guru membuka wawasan siswa tentang materi yang akan diajarkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. 2. Siswa ditugaskan keluar kelas untuk mengobservasi bunga-bunga apa saja yang ada di lingkungan sekolahnya. 3. Guru bertanya tentang manfaat bunga bagi tumbuhan dan bagi manusia. Atas jawaban siswa, guru kemudian memberikan penegasan agar siswa lebih mengerti. 4. Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 3-6 orang yang anggotanya bersifat heterogen, baik dari segi kemampuan intelektual maupun jenis kelamin. Guru kemudian memberikan nomor kepada setiap siswa dalam kelompok, sehingga masing-masing anggota memiliki nomor yang berbeda. 5. Guru menunjukkan media berupa gambar bunga kepada siswa kemudian dipajang/ditempel di papan tulis (gambar media terlampir). Siswa ditugaskan untuk mengamati gambar tersebut. Guru kemudian menjelaskan tentang bagian-bagian bunga sesuai dengan gambar tersebut. 6. Guru menugaskan siswa untuk mencari informasi di buku tentang fungsi bagian-bagian bunga. Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa, guru memberikan penegasan agar siswa lebih mengerti. 7. Jika siswa sudah mengerti tentang bagian-bagian bunga beserta fungsinya, guru mengajukan pertanyaaan kepada siswa. • Apakah semua bunga memiliki bagian-bagian yang sama? • Guru menjelaskan bahwa berdasarkan bagian-bagian yang dimiliki, bunga dapat dikelompokkan ke dalam bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Elaborasi 1. Untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru tadi, siswa ditugaskan untuk bekerja (berpikir bersama) dalam kelompoknya masing-masing. Masing-masing kelompok kemudian ditugaskan untuk mengamati beberapa jenis bunga dari yang 25

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 diberikan guru agar diketahui bagian-bagian yang dimiliki. Dari kegiatan ini, siswa dapat mengelompokkan bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. 2. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (terlampir) yang berisi petunjuk tentang tugas tersebut. 3. Siswa mengerjakan tugas di masing-masing kelompoknya, sementara guru membimbing dan memfasilitasi siswa dalam menyelesaikan tugas tersebut. 4. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugasnya, guru kemudian menyebut/memanggil satu nomor. 5. Para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama, maju ke depan kelas. Di depan kelas siswa bertukar jawaban dan membacakan hasil diskusi yang di dapat setelah bertukar jawaban. Konfirmasi 1. Berdasarkan jawaban-jawaban yang diberikan oleh siswa, guru kemudian menyimpulkan jawaban-jawaban tersebut atau memberikan penegasan dengan lebih formal agar tidak terjadi mis-konsepsi. 2. Guru memberikan motivasi kepada semua siswa untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran karena hal itu sangat terkait dengan hasil belajar siswa. 3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami terkait dengan materi Penutup (10 menit) 1. Siswa dengan bimbingan guru merangkum materi pelajaran. 2. Guru memberikan evaluasi dan tindak lanjut (PR). Siswa diminta lebih memantapkan lagi pokok bahasan bunga di rumah. Penilaian Penilaian Ranah Kognitif 1. Teknik Penilaian : tes tertulis 2. Bentuk Instrumen : pilihan ganda 3. Contoh Instrumen : (terlampir) Penilaian Ranah Afektif Aspek-aspek yang dinilai meliputi kerajianan, kedisiplinan, kejujuran dan keterbukaan (rubrik terlampir). Penilaian Ranah Psikomotor Aspek-aspek yang dinilai meliputi bertanya, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain dan kerja sama (rubrik terlampir) Sumber, Media dan Alat Belajar Sumber Belajar : 1. Buku Sains Kelas IV. 2. Buku penunjang. Media Belajar 1. Gambar bunga dan bagian-bagiannya(terlampir). 2. Berbagai jenis bunga. 26

Panduan IHT Cooperative Learning cksgresik2021 Pasinan LP, 29 November 2021 Guru Kelas IV, 3. Alat Belajar : 4. LKS (terlampir). NUR AINIYAH, S.Pd NIP. – Mengetahui : Kepala Sekolah, SUMINTO, S.Pd NIP. 19690308 199605 1 001 27


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook