Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 KELOMPOK : MATA KULIAH KETRAMPILAN BERKARYA NOMOR : NAMA MATA KULIAH : PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAK KODE : BOBOT : 2 sks SEMESTER : VI (enam) PRASYARAT : Strategi Pembelajaran PAK PERTEMUAN : 14 X 2 X 50 MENIT STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa memiliki wawasan yang memadai tentang berbagai aspek teoritis perencanaan pembelajaran PAK, menyadari tanggungjawab guru, serta menunjukkan kebiasaan mengajar PAK secara terencana KOMPETENSI DASAR 1. Mampu menjelaskan Pengertian perencanaan pembelajaran 2. Mampu menjelaskan perencanaan pembelajraan sebagai suatu sistim 3. Mampu menjelaskan perencanaan pembelajaran dalam konteks KBK dan KTSP 4. Mampu mengembangkan model-model perencanaan pembelajaran 5. Mampu membuat pengembangan silabus PAK 6. Mampu membuat RPP PAK 7. Mampu membuat modul pembelajaran PAK 8. Senang membuat rancangan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran PAK URUTAN DAN RINCIAN MATERI 1. Hakikat perencanaan 2. Perencanaan pembelajaran sebagai sistem 3. Perencanaan pembelajaran dalam konteks KTSP 4. Model-model perencanaan pembelajaran 5. Pengembangan silabus 6. Pembuatan RPP 7. Pembuatan modul INDIKATOR HASIL BELAJAR 1. Menjelaskan Pengertian perencanaan pembelajaran 2. Menjelaskan perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistim 1|Page
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 3. Menjelaskan perencanaan pembelajaran dalam konteks KBK dan KTSP 4. Mengembangkan model-model perencanaan pembelajaran 5. Membuat pengembangan silabus PAK 6. Membuat RPP PAK 7. Membuat modul pembelajaran PAK 8. Menunjukkan kesenangannya membuat rancangan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran PAK STANDAR PROSES PEMBELAJARAN PENDEKATAN : Kelompok, partisipatoris PENGALAMAN : 1. Mahasiswa mendengar penjelasan tentang materi BELAJAR perencanaan pembelajaran PAK 2. Mahasiswa mendiskusikan berbagai perencanaan pembelajaran PAK 3. Mahasiswa membuat RPP 4. Mahasiswa mengembangkan modul pembelajaran PAK METODA : Ceramah bervariasi, diskusi, tugas-tugas individu dan TUGAS kelompok : 1. Tinjauan buku 2. Laporan 3. Membuat RPP 4. Membuat Modul 5. Membuat Presentasi STANDAR PENILAIAN : 1. Partisipasi dan kehadiran : 10% 2. Tugas membuat RPP : 30% 3. Presentasi : 20% 4. UAS : 40% TEKNIK : Tertulis BENTUK SOAL : Esei, Tes Sikap, Porto Folio, proyek, unjuk kerja MEDIA : 2|Page Laptop, LCD Proyektor, VCD, buku ajar
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 SUMBER BELAJAR 1. Keluarga 2. Media elektronik (internet) 3. Narasumber, 4. Lingkunganalam, 5. Lingkungan sosial, 6. Teman di kampus 7. Teman di masyarakat setempat 8. Komunitas gereja 9. Literatur: 1. Gagne, Robert M. (terj. oleh Abdillah hanafi & Abdul Manan), Prinsip-prinsip Belajar untuk Pengajaran, Surabaya, Usaha Nasional. 1988. 2. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: Bumi Aksara, 2002. 3. Sastrawijaya, A. Tresna, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. 4. Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka, 1997. 5. Mudhoffir, Teknologi Instruksional: sebagai landasan perencanaan dan penyusunan program pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990. 6. Roestiyah, N.K., Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem, Jakarta, Rineka Cipta. 1994. 7. Rohani, Ahmad & Ahmadi Abu, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. 8. Romiszowski, A.J., Designing Instructional Systems: Desicion Making in course planning and curriculum design, New York, Kogan Page, 1981. 9. Saettler, Paul, A History of Instructional Technology, New York, McGraw-hill Book Company. 1968. 10. Sastrawijaya, Pengembangan Program Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta. 1991. 11. Sudjana, Nana & Rivai Ahmad, Teknologi Pengajaran, Bandung, Sinar Baru Algesindo. 2001. 12. Suparman, Atwi, Desain Instruksional, Dirjen Dikti Depdikbud, 1993. 13. Syarief, Ismed & Djoenaedi, Achmad, Pedoman Membuat Program Pengajaran di Sekolah, Jakarta, Roda Pengetahuan, 1978. 14. Wijaya, Cece, dkk., Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung, Remaja Rosdakarya. 1992. 15. Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran: mengembangkan standar kompetensi guru, Bandung, Remaja Rosdakarya. 2005. 3|Page
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 PENDAHULUAN DAN CATATAN PENTING DARI MATA KULIAH INI: “Praktik Perencanaan Pembelajaran PAK adalah mempraktekkan atau mengaplikasiakan teori perencanaan pembelajaran (PAK) yang telah diterima di bangku kuliah dalam mengajar di sekolah.” Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistim atau ketentuan yang ada sesuai dengan kurikulum (2006, dll...... 2013), yaitu: perencanaan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tujuan sesuai perkembangan dan kebutuhan peserta didik sehingga ketidakseimbangan antara input yang diberikan dan kapasitas pemrosesan dapat diminimalkan. Beberapa Model Perencanaan Pembelajaran yang ada ,yaitu: Model Glaser, Model J. E. Kemp, Model Sistemik, Model Briggs, Model Gerlach dan Ely, Model Bela H. Banathy, Model Dick dan Carey, Model Wong dan Raulsen, Model Kibler, Barker, Miles, Model PPSI. Hasil model perencanaan pembelajaran memang dikembangkan guna perbaikan model- model pembelajaran selanjutnya dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 4|Page
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 BAB I HAKIKAT PERENCANAAN A.Pengertian perencanaan pembelajaran Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang dikemas dalam suatu kurikulum. Kurikulum sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat ideal. Untuk merealisasikan dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional yaitu dalam pembelajaran, terlebih dahulu guru harus memahami tuntutan kurikulum, kemudian secara praktis dijabarkan kedalam bentuk perencanaan pembelajaran untuk dijadikan pedoman operasional pembelajaran. Perencanaan pembelajaran adalah menentukan apa yang akan dilakukan yang mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan proedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, guru selain mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi yang ada di sekolah masing-masing. Hal ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau isi perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah. Perumusan dan pengelolaan setiap unsur atau komponen pembelajaran tersebut diarahkan sebagai suatu jawaban atas empat pertanyaan pokok yaitu : 1.Apa yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan? 2.Apa yang harus diberikan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut? 3.Bagaimana atau dengan cara apa proses pembelajaran dilakukan agar sasaran pembelajaran dapat dicapai? 4. Bagaimana untuk mengetahui ketercapaian sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan? Jawaban keempat pertanyaan tersebut diformulasikan dalam suatu sistem perencanaan pembelajaran, yaitu mengembangkan tujuan, isi, metode dan media serta mengembangkan evaluasi pembelajaran, sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, saling mempengaruhi dan menentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana menyiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada saat tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. B.Prinsip Perencanaan Pembelajaran Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan pembelajaran , harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan pembelajaranyang meliputi : 1. Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran. 5|Page
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 2. Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess penentuan target pembelajaran. 3. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran. 4. Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran. 5. Mempersiapkan dan mengkomunikassikan rencana-rencana dan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan. Jika prinsip-prinsip ini terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai scenario yang sudah disusun. C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut dalam pembelajaran trsebut dengan “perubahan perilaku” (change of behavior). Adapun jenis perubahan perilaku terebut secara garis besarnya meliputi bidang: 1. Pengetahuan (kognitif) 2. Sikap (apektif) 3. Keterampilan (pikomotor). Tujuan pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap maupun keerampilan) yang harus terjadi pada setiap selesainya proses pembelajaran. Oleh karena itu, rumusan pembelajaran harus mencerminkan perubahan yang spesifik, mudah dikontrol dan terukur dalam setiap jenis perubahan yang telah dimiliki oleh siswa dari hasil belajar yang telah dilakukannya. Tercapainya tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur baik dari segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa hanya sebatas itulah tujuan pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan pembelajaran, merupakan merupakan tahap awal atau sebagai perantara untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas, komplek dan lebih tinggi lagi. Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan penjabaran dari tujuan yang ada diatasnya, yaitu tujuan : 1. Tujuan kurikuler, yaitu rumusan kualifikasi kemampuan yang harus dicapai oleh siswa setelah selesai mempelajari mata-mata pelajaran atau bidang studi. 2. Tujuan lembaga atau institusional, yaitu rumusan kualifikasi yang harus dimiliki atau dicapai setelah siswa menyelesaikan program satuan pendidikan. 3. Tujuan pendidikan nasional. Sedangkan fungsi dari perencanaan pembelajaran adalah : 1. Memberi guru pemahaman yg jelas tentang tujuan pendidikan 2. Membantu guru memperjelas pemikirannya terhadap tujuan pendidikan 3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai dan prosedur yg digunakan 4. Membantu guru dalam mengenal kebutuhan murid 5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar 6. Murid akan menghormati guru yang telah mempersiapkan diri 7. Memberikan kesempatan bagi guru utk mengembangkan profesionalnya 8. Membantu guru memiliki perasaan percaya diri 9. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan memberikan bahan up to date 6|Page
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 BAB II PERENCANAAN PEMBELAJARAN SEBAGAI SISTEM Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, sistem mempunyai 3 ciriyaitu : 1. Memiliki tujuan tertentu 2. Memiliki fungsi tertentu 3. Ditunjang oleh berbagai komponen. Untuk mencapai tujuan dari sistem, setiap sistem pasti memiliki fungsi tertentu. Agar proses pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi perencanaan, fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya. Fungsi inilah yang terus menerus berproses hingga tercapainya tujuan. Untuk melaksanakan fungsinya, setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Komponen inilah yang dapat menentukan kelancaran proses suatu sistem. Agar fungsi perencanaan dapat berjalan dengan baik, diperlukan komponen silabus, RPP, agar fungsi administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan komponen administrasi kelas, administrasi siswa, adminisrasi guru, dan lain sebagainya. Sebagai suatu sistem, setiap komponen harus dapat melaksanakan fungsinya dengan tepat.Ada beberapa sifat komponen dalam suatu sistem, yaitu: 1. Dilihat dari fungsinya, setiap komponen itu ada yang bersifat integral dan ada komponen yang bersifat tidak integral. Komponen integral adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sistem itu sendiri. Misalnya, komponen guru dan siswa dalam sistem pendidikan. Komponen tidak integral adalah komponen pelengkap yang keberadaannya tidak mempenaruhi sistem. Misalnya komponen perpustakaan dalam suatu sistem lembaga sekolah. 2. Setiap komponen dalam suatu sistem saling berhubungan atau saling berinteraksi, saling mempengaruhi, dan saling berkaitan. Semua komponen yang membentuk sistem harus berfungsi dengan baik sehingga tidak merusak keberadaan sistem secara keseluruhan. 3. Setiap komponen dalam suatu sistem merupakan keseluruhan yang bermakna. 4. setiap komponen dalam suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar. Komponen dalam suatu sistem pada dasarnya adalah subsistem dari suatu sistem. Sistem pembelajaran adalah kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran adalah siswa, guru/pengajar, pustakawan, laboran, tenaga administrasi serta orang-orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Unsur material adalah berbagai bahan pelajaran yang dapat disajikan sebagai sumber belajar, misalnya buku-buku, film, slide, foto, CD, dan lain sebagainya. Unsur fasilitas dan perlengkapan adalah segala sesuatu yang dapat mendukung terhadap jalannya proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, penerangan, perlengkapan komputer, audio visual, dan lain sebagainya. Unsur prosedur adalah kegiatan-kegiatan yng dilakukan dalam proses pembelajaran misalnya strategi dan metode pembelajaran, jadual pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, dan lain sebagainya. Sebagai suatu sistem, seluruh unsur yang membentuk sistem itu memiliki ciri saling ketergantungan yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Keberhasilan sistem pembelajaran adalah keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Yang harus mencapai tujuan adalah siswa 7|Page
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 sebagai subjek belajar, sehingga tujuan utama sistem pembelajaran adalah keberhasilan siswa mencapai tujuan.Tugas utama seorang perencana sistem pembelajaran meliputi tiga hal pokok, yaitu: 1. Sebagai perencana, yaitu mengorganisasikan semua unsur yang ada agar berfungsi dengan baik sehingga tidak merusak sistem. 2. Sebagai pengelola implementasi sesuai dengan prosedur dan jadual yang direncanakan mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan untuk menentukan efektivitas dan efisiensi sistem pembelajaran. 8|Page
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 BAB III PERENCANAAN PEMBELAJARAN DALAM KONTEKS KBK DAN KTSP Pengertian kurikulum Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut. Kurikulum juga dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum juga bisa diartikan sebagai sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajarai oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.Perubahan kurikulum di dunia pendidikan Indonesia sebagai berikut: 1. Kurikulum 1947 2. Kurikulum 1952 3. Kurikulum 1964 4. Kurikulum 1968 5. Kurikulum 1975 6. Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA) 7. Kurikulum 1994 8. Kurikulum 2004 (KBK) 9. Kurikulum 2006 (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan PemerintahRepublik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis 9|Page
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 pendidikantertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat: • kerangka dasar dan struktur kurikulum, • beban belajar, • kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan • kalender pendidikan. Kelebihan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 1. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal. 2. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program pendidikan. 3. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa inggris, sebagai keterampilan hidup. 4. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak. 5. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan. 6. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum. 7. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing. 8. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar. 9. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya. 10. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi- potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan. 11. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum. 12. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah. 13. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar siswa. 10 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 14. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual. 15. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta didik. 16. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar. 17. Berpusat pada siswa. 18. Menggunakan berbagai sumber belajar. 19. kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan Proses Menyusun KTSP Proses penyusunan KTSP melalui analisis konteks dalam hal-hal berikut ini : 1. Analisis potensi, kekuatan, dan kelemahan yang ada di sekolah dan satuan pendidikan.Baik yang bekaitan dengan peserta didik, guru, kepala sekolah dan tenaga administrasi, sarana dan prasarana, serta pembiayaan, dan program yang ada di sekolah. 2. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar meliputi, komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan asosiasi profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam, serta social budaya. 3. Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar kompetensi Lulusan sebagai acuan dalam penyusunan KTSP Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam proses penyusunan KTSP yaitu : 1. Menentukan fokus atau kompetensi dasar 2. Menentukan variable atau indicator 3. Menentukan standar 4. Membandingkan standar dan kompetensi 5. Menentukan kesenjangan yang terjadi Merencanakan target untuk mencpai standar 6. Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target. Komponen penting dalam mengembangkan kurikulum KTSP 1. Visi dan Misi 2. Tujuan Pendidikan Satuan Pendidikan 3. Menyusun Kalender Pendidikan 4. Silabus 5. RPP 11 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 BAB IV MODEL-MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN Seorang guru selain dituntut untuk memiliki ilmu yang cukup untuk mengajar dan juga komunikatif, juga ternya harus memiliki rancangan-rancangan perencanaan pembelajaran agar materi yang disampaikan menjadi terarah dan mudah dimengerti oleh murid-muridnya. Perencanaan pembelajaran terdapat terbagi menjadi model-model yang salah satunya harus dikuasai oleh guru untuk memudahkan dalm penyampaian materi. Disini kami akan menjabarkan bagaimana model-model perencanaan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh para ahli yang sudah berpengalaman di bidangnya. Secara umum istilah model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, misalnya globe merupakan bentuk dari bumi. Selanjutnya istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian petama sebagai kerangka proses pemikiran. Jadi model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Dalam menyusun perencanaan pembelajaran,banyak model yang telah dikemukakan oleh para ahli.masing-masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan. 1.Model perencanaan menurut para ahli A). Model Glaser Model ini merupakan model pookok tentang proses mengajar. Model lainnya pada dasarnya adalah perluasan dari model pokok ini. Model pokok tersebut dalam bentuk skema adalah sebagai berikut: Tujuan Situasi permulaan Prosedur Penilaian FE instruksional (B) pengajaran performance ED BA (A) (C) (D) CK Pada model ini terdapat empat komponen penting. Untuk masing masing komponen itu, guru sebagai pengelola proses belajar harus mengambil keputusan. Jadi dalam merencanakan suatu pelajaran guru harus menetukan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa pada akhir suatu pembelajaran (komponen A). Sehubungan dengan situasi permulaan (komponen B) guru harus memutuskan bagaimana situasi permulaan siswa,guru dan sekolah. Berkenaan dengan prosedur instruksional (komponen C) guru harus menentukan strategi apa yang akaan dipakaiagar tujuan- tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Sehubungan dengan penilaian performance (komponen D) guru harus memutuskan cara dan alat yang tepat untuk menetukan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. B). Model J.E. Kemp 12 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 Menurut J.E. Kemp (1994 : 14)ada sepuluh unsur yang harus diperhatikan di dalam membuat suatu perencanaan pengajaran.Kesepeluh unsur tersebut digambarkan oleh Kemp dengan mempergunakan bentuk bulat telur sehingga lebih fleksibel, karena antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut: Kalau dibandingkan dengan model pokok dari Glaser, model Kemp ini merupakan model yang lebih luas. Perluasan terutama pada ”prosedur instruktural”. Menurut model ini guru harus mengambil keputusan dalam hal berikut: a) Tujuan umum yang akan dicapai dari topik yang dipilih. b) Tujua khusus apa yang ingin dicapai c) Prosedur pembelajaran yang bagaimana yang paling sesuai untuk mencapai tujuan: · Materi mana yang sesuai untuk mencapai tujuan. · Alat apa yang akn digunakan untuk mengetahui, sejauh mana siswa telah mengetahui tentang materi yang akan di sajikan. · Kegiatan belajar mengajar yang bagaimanakah yang harus diusahakan sehinnga siswa belajar sesuatu. · Alat belajar mengajar apa yang harus digunakan untuk membantu terjadinya proses belajar secara efektif. d) Bagaimana mengetahui bahwa tujuan tercapai, bagaimana caranya dan apa Alatnya. C). Model V. Gelder Model ini lebih sederhana dari model terdahulu. Komponen yang diperluas komponen prosedur juga. Namun kalau dibandingkan dengan model J.E. Kemp. Terdapat beberapa perbedaan. Model tersebut adalah sebagai berikut : Perbedaan antara model Kemp dengan model V. Gelder adalah : v Pada model ini ”Karakteristik Siswa” disebut ”Analisis Situasi” sehubungan dengan komponen ini guru tidak hanya mengaambil keputusan tentang siswa yang akan diajar, tetapi juga tentang kondisi yang ada di sekolah yang dapat menunjang terjadinya proses belajar dan tentang guru. v Komponen kegiatab guru dan siswa dipisahkan secaar nyata. Selain daripada itu komponen kegiatan guru,kegiatan siswa, materi pelajaran, alat/bahan harus dibuat dalm matrik sehunnga mudah dibaca secara horizontal 2. Model Perencanaaan Pembelajaran sistemik Suatu model perencanaan pengajaran sistemik, mengandung beberapa langkah yaitu : 1) Identifikasi tugas-tugas. Kegiatan merancang suatu program harus dimulai dari identifikasi tugas-tugas yang mennjadi tuntutan suatu pekerjaan. Karena itu, perlu dibuat suatu Job description (rincian tugas) secara cermat dan lengkap. 2) Analisis tugas Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional dijabarkan menjadi seperangkat tugas yang lebih terperinci. Setiap dimensi tugas dijabarkann seemikian rupa yang mencerminkan segala sesuatu yang harus dikerjakan oleh lulusan 3) Penetapan kemampuan 13 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 Langkah ini sejalan dengan langkah yamg telah dilaksanakan sebelumya. Setiap kemampuan hendaklah didasarkan kepada kriteria kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan-kemampuan itu haruslah relaven denga tuntutan kerjadan keperluan masyarakat. 4) Spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap Setiap kemampuan yang harus dimiliki siswa perlu dirinci dalam pengetahuan apa dan keterampilan apa saja yang harus dikuasai. 5) Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan Langkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan. Jenis-jenis pendidikan dan atau latihan-latihan apa yang sewajarnya disediakan dalam rangka mengembangkan kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan, seperti kegiatan belajar teoritik dan praktek/latihan lapangan. 6) Permusan tujuan Tujuan-tujuan program atau tujuan pendidikan ini masih bersifat umum sebagi tujuan kulikuler dan tujuan yang dirumuskan harus koherendengan kemampuan-kemampuan yangbhendak dikembangan. 7) Kriteria keberhasilan program Kriteria ini sebagai indikator keberhasilan suatu program. Keberhasilan ditandai oleh ketercapaian tujuan-tujuan atau kemampuan yang diharapkan. Tujuan-tujuan program dianggap tercapai jika lulusan dapat menunjukkan kemampuannya melaksanakan tugas yang ttelah ditetapkan. 8) Organisasi sumber-sumber belajar Langakh ini menekankan pada materi pelajaran yang akan disampaikan sehubungan dengam pencapaian tujuan kemampuan yang telah ditentuan. 9) Pemilihan strategi pengajaran Titik berat anaalis pada langkah adalah penentuan srategi an metode yang akan digunakan untuk mencapai tuuan kemampuan yang diharapkan. Perlu dirancang kegiatan-kegiatan pengajaran dan dalam benttuk barisan tatap muka. 10) Uji lapangan program Uji coba program yang telah didesain dimaksudkan untuk melihat kemungkinan pelaksanaannya. Melalui uji coba secara sistematis dapat dinilai kemungkinan keberhasilan. 11) Pengukuran rehabilitas program Pengukuran ini sejalan dengan pelaksanaan uji coba program di lapangan. Berdasarkan pengukuran itu dapat diperiksa sejauh mana efektivitas program,validitas dan rehabilitas alat ukur. 12) Perbaikan dan penyesuaian Langakh ini merupakan tindak lanjut setelah dilaksanakan uji coba dan an pengukuran. Perbaikan dan adaptasi program barangkali diperlukan guna menjamin kohherensi, konsumsi, dan monitoring sistem. 13) Pelaksanaan program Pada tingkat ini perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka pelaksanaan program. Langkah ini didasari oleh satu asumsi bahwa rancangan program yang telah di desain secara cermat dan telah mengalami uji coba serta perbaikan dapat dipublikasikan dan dilaksanakan dalam sampel yang lebih luas. 14) Monitoring program 14 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 Sepanjang pelaksanaan program perlu diadakan monitoring secara terus dan berkala untuk menghimpun informasi tentang pelaksanaan program. BAB V PENGEMBANGAN SILABUS Silabus adalah garis besar, ringkasan ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar.Pada hakikatnya pengembangan silabus KTSP harus mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut: 1. Kompetensi apakah yang harus dimiliki oleh peserta didik? 2. Bagaimana cara membentuk kompetensi tersebut? 3. Bagaimana mengetahui bahwa peserta didik telah memiliki koompetensi tersebut? Adapun silabus memiliki beberapa komponen utama yaitu; 1. Standar kompetensi 2. Kompetensi dasar 3. Indicator 4. Materi standar 5. Standar proses 6. Standar penilaian Model Silabus Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu 1. Jenis kolom (format 1) 2. Jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, urutan penempatan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya dapat ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi komponen-komponen dalam silabus. Prinsip Pengembangan Silabus Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pengembangan silabus diserahkan kepada satuan pendidikan, agar silabus tersebut dikembangkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing satuan pendidikan.Agar supaya pengembangan silabus tetap berada dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus, yaitu: 1.Ilmiah Pengembangan silabus berbasis KTSP secara keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dipertanggung jawabkan secara keilmuan. Untuk mencapai kebenaran ilmiah maka oenyusunan silabus harus melibatkan para pakar di bidang keilmuan masing-masing mata pelajaran, agar materi yang disajikan dalam silabus tersebut benar-benar valid. 2.Relevan Bahwa ruang lingkup, kedalaman materi, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. 15 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 3. Fleksibel Bahwa guru dapat mengembangkan ide-ide baru secara keseluruhan dari komponen- komponen silabus yang dapat mengakomodasi keberagaman siswa, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. Yang mana peserta didik diberi berbagai pengalaman belajar yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing , serta memiliki kewenangan dan kemampuan yang maksimal yang berkaitan dengan dunia kerja yang akan dimasukinya. 4.Kontiunitas Setiap program pembelajaran yang terdapat dalam silabus harus memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik, baik secara Vertikal yakni jenjang pendidikan yang ada di atasnya, maupun secara horizontal dengan program atau silabus lain yang sejenis. 5.Konsisten Adanya hubungan yang ajek antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokook, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian dalam membentuk kompetensi peserta didik. 6.Memadai Bahwa ruang lingkup, indicator, materi standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan system penilaian yang telah dilaksanakan oleh guru terhadap peserta didik dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Prinsip memadai ini juga berkaitan erat dengan sarana dan prasarana yang ada dalam satuan pendidikan yang dapat menunjang tercapainya kemampuan siswa. 7. Aktual dan Kontekstual Bahwa ruang lingkup kompetensi dasar, indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan system penilaian yang telahj dikembangkan harus memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi di masyarakat. 8.Efektif Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilaksanakan secara efektif yakni memperhatikanm terhadap terlaksananya komponen-komponen silabus dalam proses pembelajaran dan tingkat pembentukan kompetensi yang telah ditetapkan. Silabus yang efektif dapat dilaksanakan di dalam kelas atau lapangan, sebaliknya silabus yang tidak fektif banyak kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Untuk menghindari pengembangan silabus yang kurang efektif maka guru selaku pengembang silabus harus mempunyai bayangan situasi yang nyata di dalam kelas agar kehendak- kehendak yang mungkin terjadi dapat diantisipasi dengan baik dan tidak terjadi kesenjangan. 9.Efesien Dalam pengembangan silabus prinsip efesien ini berkaitan dengan upaya memperkecil atau menghemat penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi standar yang telah ditentukan. Langkah-langkah Penyusunan Silabus 1.Mengisi Kolom Identitas 2.Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 16 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana tercantum dalam standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan atau tingkat kesulitan materi. b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran 3. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran Mengidentifikasi materi pokok/ pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: a. Potensi peserta didik b. Relevansi dengan karakteristik daerah c. Tingkat pengembangan fisik, intelektual, emosional, dan spiritual peserta didik. d. Kebermanfaatan bagi peserta didik e. Struktur keilmuan f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan h. Alokasi waktu 4. Menggembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antara peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dal;am rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang harus dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah: a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hioerarki konsep materi pembelajaran. d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsure penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. 5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indicator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yuang ditandai oleh perubahan prilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indicator yang digunakan sebagai landasan atau dasar untuk menyusun alat penilaian. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan indicator adalah: a. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indicator (lebih dari dua) b. Indicator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan atau diobservasi 17 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 c. Tingkat kata kerja dalam indicator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam SK maupun KD d. Prinsip pengembangan indicator adalah Urgensi, kontiunitas, Relevansi, dan Konstektual e. Keseluruhan indicator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, prilaku, dan lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap, berfikir, dan bertindak secara konsisten. 6. Menentukan Penilaian (standar penilaian) Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, yaitu: a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi b. Penilaian menggunakan acuan kriteria: yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. e. Sistem penilaian harus disesuaiakan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun hasil melakukan obsevasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan 7. Menentukan Alokasi Waktu Penetuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasaan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakanperkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. 8. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indicator pencapaian kompetensi 18 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 CONTOH SILABUS SILABUS NAMA SEKOLAH : MATA PELAJARAN : Agama Kristen KELAS/SEMESTER : X/1 STANDAR KOMPETENSI : Mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam pergaulan antar pribadi dan kehidupan sosial dengan menunjukkan bahwa remaja Kristen bertumbuh sebagai pribadi dewasa yang tidak kehilangan identitas. KODE KOMPETENSI : 1. Nilai-Nilai Kristiani ALOKASI WAKTU : 32 x 45 menit KOMPET MATERI KEGIATAN INDIKAT PENILAI ALOKAS SUMBER ENSI PEMBELAJ PEMBELAJ OR AN I WAKTU BELAJAR TP DASAR ARAN ARAN • Kuis MS • Alkitab • Test • SuluhSiswa 1.1 Peserta • Pengertian • Mendeskri • Menyebu 10 - - • Dewasa didik takut akan psikan tkan ciri- Performa bertum Tuhan. makna ciri nce dalam buh takut akan proses • Portofoli Kristus. menjadi • Studi kasus Tuhan pertumbu o • Psikologi pribadi “takut pada (Amsal han • Tes Perkemban dewasa teman lebih 1:7). pribadi Tertulis gan Anak dan tinggi dari yang • Proyek dan Remaja memili Tuhan”. • Mendiskusi dewasa. • Etika ki kan solusi Kristen karakte • Keteladana tentang Alat : r yang n dalam hal ‘kasus • Atlas kokoh kebenaran takut pada Alkitab dengan dan teman lebih • Foto pola tanggung tinggi dari Keluarga pikir jawab. Tuhan. • OHP yang kompre • Mendata hensif indikasi dalam perilaku segala siswa yang aspek. lebih takut pada teman (mis ancaman teman) dari 19 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 KOMPET MATERI KEGIATAN INDIKAT PENILAI ALOKAS SUMBER ENSI PEMBELAJ PEMBELAJ OR AN I WAKTU BELAJAR TP DASAR ARAN ARAN MS pada takut akan Tuhan. • Mendemon strasikan pribadi yang dewasa. • Kepribadia • Mengklasif • Mengide • Performa • Alkitab - • Suluh n yang ikasikan ntifikasik nce 10 - Siswa berdasarka potensi dan an • Portofoli • Dewasa n nilai-nilai kelemahan potensi o dalam Kristus. Kristen. diri melalui dan • Tes • Psikologi Perkemban pikiran dan kelemaha Tertulis gan Anak dan Remaja • Pola pikir perbuatan. n diri • Proyek • Etika yang • Mendiskusi melalui • Kuis Kristen komprehen pikiran • Test Alat : sif (positif, kan makna dan • Atlas berfikir Alkitab • Foto kreatif dan positif perbuata Keluarga • OHP proaktif). kreatif dan n secara proaktif. deskriptif • Bentuk dan . gaya • Berdiskusi • Menyebu berpikir tentang tkan ciri- yang benar berba-gai ciri . aspek karakter bertumbuh pribadi menjadi yang pribadi kokoh. yang • Menulisk dewasa an berdasarka perkemb n angan keteladana pola pikir n tokoh yang dalam kompreh Alkitab. ensif dalam segala aspek. 20 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 KOMPET MATERI KEGIATAN INDIKAT PENILAI ALOKAS SUMBER ENSI PEMBELAJ PEMBELAJ OR AN I WAKTU BELAJAR TP DASAR ARAN ARAN MS • Alkitab 12 • Suluh 1.2 Peserta • Makna • Menggali • Mengide • Lisan didik keluarga informasi ntifikasi • Test -- Siswa bersika Kristen. tentang pengaruh • Dewasa p kritis bentuk- modernis Tulisan terhada • Prinsip bentuk asi Dalam p dasar gaya hidup terhadap • Kristus pengaru perkawinan modern kelangsu • Psikologi h Kristen. dari media ngan • Keluarga modern cetak. hidup • Tuhan isasi • Keluarga keluarga. dan yang • Menuliskan Ajarlah turut bertumbuh contoh- • Mengana Aku. menjag imannya contoh lisis • Disini a ditengah gaya hidup makna Kutemukan keutuha moderenita moderen. keluarga • Etika n s bangsa. yang Seksual keluarg • Menuliskan bertumbu a • Beberapa contoh- h dalam Alat : (tanggu bentuk contoh Kristus. • Alkitab ng gaya hidup pergumula • Gambar jawab moderen n keluarga • Berperan sebagai dalam dari aktif Keluarga anak). kaitannya pengaruh menjaga • Atlas dengan moderenisa keutuhan kehidupan si. keluarga. Alkitab keluarga. • Gambar- • Mendiskusi • Mengasi • Pengaruh kan hi dan gambar gaya hidup pengaruh menghor yang moderen gaya hidup mati relevan. dalam moderen anggota kehidupan dalam keluarga keluarga. kehidupan yang keluarga lain. Kristen. • Mendeskri psikan sikap kritis terhadap gaya hidup moderen. • Menganalis a beberapa contoh keluarga 21 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 KOMPET MATERI KEGIATAN INDIKAT PENILAI ALOKAS SUMBER ENSI PEMBELAJ PEMBELAJ OR AN I WAKTU BELAJAR TP DASAR ARAN ARAN MS dalam Alkitab untuk merumuska n ciri-ciri Kristen. • Menguraik an perbedaan yang terdapat dalam keluarga. • Memajang gambar keluarga dan menginterp retasikan makna gambar tersebut. • Mendaftark an tugas dan tanggungja wab keluarga. 22 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 BAB VI KONSEP DASAR PEMBUATAN RPP Pendidikan adalah proses yang bersifat terencana dan sistematik, karena itu perencanaannya disusun secara lengkap, dengan pengertian dapat dipahami dan dilakukan oleh orang lain dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Sebagai illustrasi dapat kita gunakan profesi seorang Insinyur bangunan. Rancang bangun yang disusunnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh beberapa orang tukang bangunan dibantu dengan beberapa orang buruh bangunan. Mengapa? karena rancang bangun yang disusun Insinyur tersebut cukup lengkap dan operasional, sehingga seorang tukang yang tidak memiliki pendidikan teknik bangunan sekalipun dapat memahami dan melaksanakannya. RPP harus disusun selengkap mungkin dan sistematis sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru lain. Terutama ketika guru yang bersangkutan tidak hadir, guru lain dari mata pelajaran serumpun dapat menggantikan langsung, tanpa harus merasa kebingungan ketika hendak melaksanakannya. Acuan alur pikir yang dapat digunakan dalam menyusun adalah: 1. Kompetensi apa yang akan dicapai. 2. Indikator-indikator yang dapat menunjukkan hasil belajar dalam bentuk perilaku yang menggambarkan pencapaian kompetensi dasar. 3. Tujuan pembelajaran yang merupakan bentuk perilaku terukur dari setiap indikator. 4. Materi dan uraian materi yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa agar ianya dapat mencapai tujuan pembelajaran. 5. Metode-metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. 6. Langkah-langkah penerapan metode-metode yang dipilih dalam satu kemasan pengalaman belajar. 7. Sumber dan media belajar yang terkait dengan aktivitas pengalaman belajar siswa. 8. Penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Petunjuk Pengisian Format RPP 1.Identitas Tuliskan identitas RPP terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu (lihat format RPP pada lampiran). Catatan: 1. RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. 2. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun dan telah diberlakukan dalam suatu satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK). Menjadi perhatian: Standar kompetensi – kompetensi dasar – indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan. Indikator adalah perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai kompetensi dasar. Kompetensi Dasar adalah sejumlah kompetensi yang memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai standar kompetensi. Indikator merupakan: • Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 23 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 • Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan potensi daerah. • Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. • Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. • Disusun dengan kalimat operasional (dapat diukur) berisi komponen ABCD (Audience = Siswa, Behavior = Perilaku, Competency = Kompetensi dan Degree = peringkat/ukuran). • Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik kompetensi dasarnya. 2. Tujuan Pembelajaran • Tuliskan output (hasil langsung) dari satu paket pengalaman belajar yang dikemas oleh guru, karena itu penetapan tujuan pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman belajar siswa. Misalnya: Pengalaman belajar: Mengumpulkan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke dari berbagai sumber (SMP/MTs). Tujuan Pembelajaran: Siswa dapat melaporkan hasil pengumpulan informasi tentang penyakit tekanan darah tinggi dan stroke. Contoh lain: Pengalaman belajar: Mendapat informasi tentang sistem peredaran darah pada manusia dan mengkomunikasikan kepada sesama siswa di kelas. Tujuan pembelajaran, boleh salah satu di antara atau keseluruhan tujuan pembelajaran berikut: 1. Siswa dapat menjawab pertanyaan guru berikut: 1. Organ apa saja yang termasuk ke dalam alat-alat peredaran darah. 2. Sebutkan bagian-bagian jantung. 3. Deskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia. 4. Siswa dapat merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-teman sekelasnya. 5. Siswa dapat mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yang telah disampaikan oleh guru. • Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga target-target produk tiap pembelajaran jelas kelihatan. 3. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan indikator. Materi dikutip dari materi pokok yang ada dalam silabus. Materi pokok tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa uraian materi. Untuk memudahkan penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator. Contoh: Indikator: siswa dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan (SMA/MA) Materi pembelajaran: Ciri-Ciri Kehidupan: 24 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 Nutrisi, bergerak, bereproduksi, transportasi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi. Contoh lain: Indikator: Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan (IPA Kelas IV SD) Tujuan Pembelajaran: Menyebutkan jenis-jenis makanan hewan meliputi hewan darat dan hewan air. Materi pembelajaran: Jenis-jenis makanan hewan: • Jenis-jenis makanan hewan hidup di darat • Jenis-jenis makanan hewan yang hidup di air 4. Metode Pembelajaran Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih. Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode-metode yang diintegrasikan dalam satu pengalaman belajar siswa: 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya: pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan sebagainya. 2. Metode-metode yang digunakan, misalnya: ceramah, inquiri, observasi, tanya jawab, dan seterusnya. 5. Langkah-langkah Pembelajaran Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada setiap unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pendahuluan Orientasi: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan sebagainya. Contoh: ”Anak-anak sekalian, perhatikan apa yang saya pegang. Karim, silahkan kamu menyebutkan apa yang saya pegang”. Penyebutan nama siswa dalam RPP akan sangat membantu guru dalam melakukan pengendalian siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran. Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Contoh: Siswa mengamati gambar (gunting koran) tentang bangunan/benda-benda yang rusak akibat gempa bumi (gambar tidak harus seragam).Tahap ini juga dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki siswa, dapat digali dengan melakukan pretest. • Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang- bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb. 25 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 • Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. • Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran). b. Kegiatan inti Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat menkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS). Catatan: LKS yang ada pada buku LKS yang diperdagangkan belum tentu sesuai dengan rencana yang disusun oleh guru. c. Kegiatan penutup • Guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/simpulan. • Guru memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya. • Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang dipilih, menggunakan urutan sintaks sesuai dengan modelnya. Oleh karena itu, kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup tidak harus ada dalam setiap pertemuan. Contoh: Pada suatu pembelajaran digunakan model ”Pembelajaran Langsung”. Langkah-langkah pembelajaran disusun sesuai dengan sintaks pembelajaran langsung sebagai berikut: FASE-FASE PERILAKU GURU Fase 1 • Menjelaskan tujuan pembelajaran/indikator, informasi Menyampaikan tujuan dan latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa mempersiapkan siswa untuk belajar Fase 2 • Mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau Mendemonstrasikan menyajikan informasi tahap demi tahap. pengetahuan atau keterampilan Fase 3 • Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal. Membimbing pelatihan Fase 4 • Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas Mengecek pemahaman dan dengan baik, memberi umpan. memberikan umpan balik Fase 5 • Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan Memberikan kesempatan untuk lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada pelatihan lanjutan dan situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari – hari penerapan 26 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 6. Sumber Belajar Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber (tenaga ahli, seperti bidang, lurah, polisi, dsb), alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. 7. Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian. Perlu disadari oleh guru, bahwa: 1. RPP yang benar akan berdampak pada penulisan materi ajar dan LKS sendiri oleh guru. Sebab materi ajar pada Buku Pegangan Belajar Siswa dan LKS (yang dijual bebas) belum tentu sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru. 2. Karena RPP disusun sendiri oleh guru, maka akan timbul dorongan pada diri guru untuk menyiapkan fasilitas pembelajaran untuk memudahkan siswa untuk belajar. 3. Ide-ide kreatif yang bertujuan membelajarkan siswa akan berdampak pada peningkatan efektifitas pembelajaran. 4. Ide-ide kreatif tersebut hanya dapat dihasilkan oleh seorang guru yang ikhlas berusaha mencerdaskan siswanya. 27 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 Contoh bentuk RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Identitas : …………………………….. Nama Sekolah : …………………………….. Mata Pelajaran : …………………………….. Kelas/Semester : …………………………….. Standar Kompetensi : …………………………….. Kompetensi Dasar : …………………………….. Indikator : ….. x 40 menit (… pertemuan) Alokasi Waktu B. Tujuan Pembelajaran C. Materi Pembelajaran D. Metode Pembelajaran E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 • Kegiatan Awal • Kegiatan Inti • Kegiatan Penutup Pertemuan 2 • Kegiatan Awal • Kegiatan Inti • Kegiatan Penutup Pertemuan 3 dst F. Sumber Belajar G. Penilaian Mengetahui: Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah ………………………………………. ……………………………………. NIP. NIP. 28 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 BAB VII MODUL Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain. Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Dengan demikian, pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran. Batasan modul pada buku pedoman penyusunan modul,yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan: 1. Tujuan-tujuan intruksional umum. 2. Tujuan-tujuan intruksional khusus. 3. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar. 4. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan. 5. Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas. 6. Peranan guru dalam proses belajar mengajar. 7. Alat dan sumber yang akan dipakai. 8. Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan. 9. Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini. 2. Komponen - Komponen Modul Berdasarkan batasan modul di atas, dapat diketahui bahwa komponen-komponen atau unsur- unsur yang terdapat modul, adalah sebagai berikut: a.Pedoman guru Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang: 1) Macam-macam yang harus dilakukan oleh guru. 2) Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu. 3) Alat-alat pelajaran yang harus digunakan. 4) Petunjuk-petunjuk evaluasi. b.Lembar kegiatan siswa Lembar kegiatan ini, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembaran kegiatan, tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya mengadakan percobaan, membaca kamus, dan sebagainya. 29 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 c.Lembar kerja Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan. d.Kunci lembaran kerja Maksudnya agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya, apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya. e.Lembaran tes Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi, lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut. f.Kunci lembaran tes Kunci lembaran tes sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan. Sedangkan penjelasan komponen-komponen modul menurut Cece Wijaya, (1992 :97) adalah sebagai berikut: 1.Petunjuk guru a. Umum, berisikan: 1) Fungsi modul serta kedudukannya dalam kesatuan program pengajaran. 2) Kemampuan khusus yang perlu dikuasai terlebih dahulu sebagai prasyarat. 3) Penjelasan singkat tentang istilah-istilah. b. Khusus, berisi: 1) Topik yang dikembangkan dalam modul. 2) Kelas yang bersangkutan. 3) Waktu yang diperlukan untuk modul itu. 4) Tujuan intruksional. 5) Pokok-pokok materi yang perlu dibahas. 6) Prosedur pengerjaan modul, kegiatan guru dan murid, serta alat yang dipergunakan. 7) Penilaian: prosedur dan alatnya. 2.Lembaran kegiatan siswa, berisi: a. Petunjuk untuk murid mengenai topik yang akan dibahas, pengarahan umum, dan waktu yang tersedia untuk mengerjakannya. b. Tujuan pelajaran, yaitu yang berupa tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dengan modul yang bersangkutan. c. Pokok-pokok materi dan rinciannya. d. Alat-alat pelajaran yang dipergunakan, dan e. Petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan belajar yang harus ditempuh, yang diberikan secara terinci dan berkelanjutan diselingi dengan pelaksanaan kegiatan. 30 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 3. Lembar kerja siswa Berisi tugas-tugas atau persoalan-persoalan yang harus dikerjakan oleh murid setelah mempelajari kegiatan murid. 4.Kunci jawaban untuk lembaran kerja siswa Berisi jawaban yang diharapkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan oleh murid pada waktu melaksanakan kegiatan belajar dengan mempergunakan lembaran kerja. Dengan kunci jawaban ini, anak dapat mengoreksi sendiri apakah pekerjaannya telah diselesaikan dengan baik atau tidak. 5.Lembaran tes Berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut. 6. Kunci jawaban untuk lembaran tes Berisi jawaban yang benar untuk setiap soal yang ada dalam lembaran penilaian, ialah untuk digunakan sebagai alat koreksi sendiri terhadap pekerjaan yang dilakukan. Adapun komponen-komponen yang terdapat dalam modul Cece Wijaya (1992:99) adalah sebagai berikut: 1.Petunjuk untuk guru a. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus. b. Penjelasan tentang cara menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efisien. c. Penjelasan tentang materi pelajaran yang akan disajikan dan strategi belajarnya. d. Waktu yang disediakan untuk mempelajari materi modul. e. Alat-alat dan bahan pelajaran serta sumber-sumber yang harus digunakan, dan f. Prosedur penilaian, jenis, cara/alat, dan materi penilaian yang digunakan. 2.Kegiatan siswa a. Pendahuluan. Pada bagian ini dicantumkan jadwal modul lainnya dan kegiatan- kegiatan yang harus dilaksanakan siswa. Di samping itu, memuat tujuan yang dicapai dan materi yang akan dipelajari oleh siswa. b. Petunjuk belajar. Pada bagian ini, akan diuraikan apa-apa atau urutan langkah yang harus dikerjakan siswa dalam menggunakan modul. c. Kegiatan belajar. Pada bagian ini, terdiri dari beberapa kegiatan masing-masing kegiatan memuat tujuan yang akan dicapai. Materi pokok yang akan dipelajari dan uraian materinya. Pada akhir uraian materi pelajaran, disajikan tugas atau masalah yang harus dipecahkan maupun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari. Tugas-tugas ini, diberikan agar siswa dapat menilai hasil belajarnya sendiri. d. Kunci tugas. Kunci tugas disediakan pada akhir kegiatan siswa dengan harapan agar siswa dapat dengan segera mengetahui apakah tugas-tugas yang dikerjakannya benar. 3.Tes akhir modul Setiap modul dilengkapi dengan tes akhir modul. Dari hasil tes siswa, guru dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang ditetapkan telah tercapai atau belum. Cakupan tes akhir modul antara lain dapat mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik 31 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 4.Kunci tes akhir modul Kunci tes disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Kunci tes ini, hanya dipegang oleh guru yang senantiasa dijaga kerahasiaannya. Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar,ialah agar: a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif. b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri. c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru. d. Murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan. e. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar. f. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir. g. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep “Mastery Learning” suatu konsep yang menekankan bawa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini, mengandung konsekwensi bahwa seorang murid tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut. a. Jadi, jelaslah bahwa pengajaran modul itu merupakan pengajaran individual yang memberi kesempatan kepada masing-masing siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan sesuai dengan kecepatan masing-masing individu. 4. Modul Langkah-langkah penyusunan modul Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkah-langkah seperti berikut: 1.Menyusun kerangka modul a) Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional umum (TIU) yang akan dicapai dengan mempelajari modul tersebut. b) Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang merupakan perincian atau pengkhususan dari tujuan intruksional umum tadi. c) Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh mana tujuan intruksional khusus bisa dicapai. d) Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai dengan setiap tujuan intruksional khusus. e) Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di dalam urutan yang logis dan fungsional. f) Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid. g) Memeriksa sejauh mana langkah-langkah kegiatan belajar telah diarahkan untuk mencapai semua tujuan yang telah dirumuskan. h) Identifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan modul itu. 2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes. 32 | P a g e
Pengampu : Manahan Simanjuntak,MA.,M.Pd.K Email : [email protected] Hp. +6281277017798 Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan modul dapat mengikuti langkah- langkah berikut: a) Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur. b) Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu. c) Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour). d) Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga. e) Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar itu sendiri. f) Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul. g) Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya. Secara teoritis penyusunan modul dimulai dengan perumusan tujuan, akan tetapi dalam prakteknya sering dimulai dengan penentuan topik dan bahan pelajarannya dapat dipecahkan dalam bagian-bagian yang lebih kecil yang akan dikembangkan menjadi modul. Baru sebagai langkah kedua, dirumuskan tujuan-tujuan modul yang berkenaan dengan bahan yang perlu dikuasai itu. 33 | P a g e
Search
Read the Text Version
- 1 - 33
Pages: