Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Diktat Teologi Sistematika 3-2018

Diktat Teologi Sistematika 3-2018

Published by gulf201074, 2019-03-24 18:11:25

Description: Diktat Teologi Sistematika 3-2018

Search

Read the Text Version

Teologi sistematika 3 (PNEUMATOLOGI & EKKLESIOLOGI) DIKTAT KULIAH Dosen Vicky B. G. D. Paat Dosen Pengampu Joni Manumpak P G SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA REAL BATAM 2018 0

BAGIAN I: PNEUMATOLOGI I. PENGANTAR DOKTRIN ROH KUDUS DALAM PERSPEKTIF SEJARAH I.1. PADA KONSILI NICEA A. PANDANGAN ORTODOKS Pada abad-abad permulaan, doktrin Roh Kudus tidak banyak mendapat perhatian. Penekanannya lebih banyak pada pengalaman, bukan pada doktrin. Sekalipun demikian, tidak ada pengalaman yang keliru tentang Roh Kudus, meskipun tidak ada definisi doktrinal Pemahaman Ortodoks tentang doktrin Roh Kudus, disaksikan Gereja mula-mula dalam formula babtisan yang terdapat dalam Kredo Para Rasul, yaitu nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Hal ini menunjukkan bahwa Gereja mula-mula secara mutlak mengakui Keallahan dan Kepribadian Roh Kudus. B. PANDANGAN MONTANISME (170) Montanisme dipelopori oleh seorang bernama Montanus dan dua orang wanita, Prisca dan Maximilla. Gerakan ini muncul sebagai rekasi melawan kekakuan dan kesuaman Gereja yang terorganisasi. Penekanan Ajaran Montanisme: - Pewahyuan tambahan dari Roh Kudus - Hari kiamat sudah sangat dekat - Moralitas yang tinggi bagi pengikutnya Pandangan Montanisme ini secara resmi ditolak oleh Gereja. C. PANDANGAN MONARKIANISME Monarkianisme dipelopori oleh Noetus dan Praxeas. Penekanan ajarannya adalah: - Allah Putra hanyalah merupakan mode lain dari pernyataan Allah Bapa (Modalistis) - Allah Bapa disalibkan (Patripasianisme) Dengan demikian hubungan Roh Kudus terhadap Bapa dan terhadap Putra menjadi tidak jelas. D. PANDANGAN SABELLIANISME (212) Sabellianisme mengajarkan bahwa Allah merupakan suatu kesatuan, tetapi Dia menyatakan diriNya di dalam tiga mode / bentuk 1

yang berbeda. Ketiga bentuk ini bukan tiga hypostase, namun hanyalah tiga peranan yang diperankan oleh Allah yang esa. Pandangan Sabellianisme merupakan kesalahan besar pertama tentang Trinitas. E. Arianisme (325) Arianisme adalah aliran yang anti Trinitas yang diajarkan oleh Arius, seorang anggota Presbiterian dari Alexandria. Pengajarannya adalah: - Allah Bapa yang esa dan kekal berbeda dengan Putra dan Roh Kudus. - Putra memiliki permulaan karena dihasilkan oleh Bapa - Roh Kudus adalah hal pertama yang diciptakan oleh Putra. Pengajaran Arius ini ditentang oleh Athanasius, seorang Ortodoks yang mengajarkan tentang keallahan Roh Kudus. Pertentangan ini kemudian diselesaikan dalam Konsili Nicea F. KONSILI NICEA (325) Keputusan Konsili Nicea: - Kristus merupakan “hakikat yang sama” dengan Bapa. - Pernyataan Kredonya tentang Roh Kudus hanya menyebutkan: “Aku percaya kepada Roh Kudus” Pernyataan Konsili Nicea yang terpenting memang berhubungan dengan Keallahan Pribadi Kedua. Roh Kudus belum mendapat rumusan yang memuaskan. I.2. DARI NICEA SAMPAI REFORMASI A. Konsili Kontantinopel (381) Masalah tentang Doktrin Roh Kudus tidak diselesaikan dalam Konsili Nicea. Pertentangan baru yang muncul adalah orang-orang yang menyatakan ketidakpercayaan mereka tentang keallahan Roh Kudus. Macedonius, seorang Bishop Konstantinopel mendirikan aliran Makedonia yang mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah makhluk yang kedudukannya lebih rendah daripada Putra. Kelompok ini kemudian dipanggil sebagai Pneumatomachians (pembicara jahat yang melawan Roh). 2

Aliran Makedonia ini kemudian ditentang oleh Gregory dari Nazianzus, seorang ortodoks. Pertentangan yang terus berkembang ini, oleh Kaisar Theodosius kemudian diadakan suatu sidang di Konstantinopel pada tahun 381 yang dihadiri oleh 150 Bishop ortodoks yang mewakili Gereja-gereja timur dan merumuskan pernyataan mengenai Roh Kudus: “Dan kami percaya kepada Roh Kudus, Tuhan, Pemberi Hidup, yang meneruskan dari Bapa, yang harus dimuliakan bersama dengan Bapa dan Putra, dan yang berbicara melalui para Nabi”. Meskipun tidak mendefinisikan Konsubstansialitas Roh Kudus bersama Bapa dan Putra, namun Kredo ini cukup untuk menjawab pertanyaan keallahan Roh Kudus untuk melawan penganut paham Makedonia. B. AGUSTINUS (354-430) Agustinus berjasa dalam merumuskan konsep Trinitas di Gereja- gereja Barat. Di dalam risalahnya, Agustinus menyatakan bahwa masing- masing dari ketiga Pribadi Trinitas itu memiliki semua hakikat dan bahwa semua saling tergantung satu sama lainnya. Dan Roh meneruskan dari Bapa maupun Putra. Agustinus juga menekankan tentang Kemanjuran Karunia sebagai kerja Roh Kudus. C. KONSILI EFESUS (431) Konsili Efesus dilatarbelakangi oleh Kontraversi Pelagian. Ajaran Agustinus tentang doktrin Roh Kudus dan doktrin tentang manusia dan dosa, mendapat penyangkalan dari Pelagius yang menolak dosa asal dan menekankan kemampuan manusia untuk melakukan kebaikan terlepas dari kemampuan Roh Kudus. Konsili Efesus kemudian mengutuk Pelagius dan seluruh pandangannya dan menegakkan Agustinus beserta pandangannya. D. KONSILI EFESUS (431) Konsili Efesus dilatarbelakangi oleh Kontraversi Pelagian. Ajaran Agustinus tentang doktrin Roh Kudus dan doktrin tentang manusia dan dosa, mendapat penyangkalan dari Pelagius yang menolak dosa asal dan menekankan kemampuan manusia untuk melakukan kebaikan terlepas dari kemampuan Roh Kudus. Konsili Efesus kemudian mengutuk Pelagius dan seluruh pandangannya dan menegakkan Agustinus beserta pandangannya. 3

E. KONSILI CHALCEDON (451) Konsili Chalcedon pada tahun 451 yang mewakili keuskupan Roma, Konstantinopel, Antiokhia, dan Yerusalem, diadakan untuk meneguhkan keputusan-keputusan Konsili Nicea dan Konstantinopel. Konsili ini secara kukuh menetapkan doktrin tentang keAllahan Roh Kudus. E. THOMAS AQUINAS (1225-1274) Secara umum dapat dikatakan bahwa abad-abad sebelum Reformasi Protestan, menambahkan sedikit kepada doktrin tentang Roh Kudus lebih dari apa yang sudah disistematiskan dengan baik oleh Agustinus. Walaupun tidak ada pelajaran yang benar-benar baru tentang doktrin Roh Kudus yang dibuat sampai waktu Reformasi. Menurut Thomas ada pemahaman ortodoks yang biasa mengenai Trinitas. I.3. DARI REFORMASI SAMPAI MASA KINI A. REFORMASI PROTESTAN (1517) Ada pergeseran perhatian Gereja terhadap Doktrin Roh Kudus antara zaman Gereja mula-mula sampai reformasi Protestan dan sesudah Reformasi. Sampai pada saat Reformasi, perhatian Gereja hanya ditujukan kepada Pribadi Roh Kudus. Di dalam Reformasi, perhatian beralih kepada karya Roh Kudus. Pergeseran penekanan doktrin Roh Kudus sesudah Reformasi dapat dilihat dari pengajaran para Reformator sbb: - Perlunya karya Roh Kudus untuk melahirkan kembali manusia, seiring dengan adanya kembali penekanan Augustinian tentang kebejatan manusia secara total. - Perlunya penerangan Roh Kudus dalam mempelajari Alkitab. Bahwa semua orang percaya dapat diajar oleh Roh Kudus dalam menafsirkan Firman Allah (banding dengan Gereja Romawi yang mengajarkan hanya imamlah yang dapat menafsirkan firman Allah). - Penekanan Luther tentang karya Roh Kudus pada pembenaran oleh iman. - Pengajaran Calvin tentang aspek-aspek karya Roh Kudus yang dihubungkan dengan Trinitas dan pelayan Roh Kudus dalam hati dan kehidupan orang percaya. 4

B. KAUM SOCINIAN DAN ARMINIAN Dapat dikatakan, hampir setiap gerakan agama selalu diikuti oleh berbagai ekses dan reaksi, tak terkecuali gerakan Reformasi. Ada yang menuju ke arah ekstrem dari keantusiasan dan mistisisme yang tidak seimbang, dan ada juga yang cenderung ke arah rasionalisme yang hampir mengabaikan sama sekali karya Roh Kudus di dalam kehidupan. Pada abad ke 16 Kaum Socian mengatakan bahwa adalah keliru untuk mempercayai kalau Pribadi-pribadi dari Trinitas memiliki satu hakikat yang esa. Kaum ini menyangkal pra-keberadaan Putra dan mendefinisikan Roh Kudus sebagai “suatu kebajikan atau tenaga yang mengalir dari Allah kepada manusia”. C. KAUM ARMINIAN Teologi Arminian (Arminius, 1560-1609), yang cenderung menjadikan keselamatan sebagai karya manusia dan bukan karya Allah, karena menekankan usaha dan kehendak manusia yang menggantikan karya Roh Kudus dalam melahirkan kembali. Sinode Dort (1618-1619) diadakan untuk mengatasi masalah ini, yang akhirnya menyalahkan teologi Arminian. Walaupun demikian pemahaman teologi Arminian terus tumbuh dengan subur sampai saat ini. D. SCHLEIERMACHER (1768-1834) - Menyangkali realitas obyektif Inkarnasi, Salib dan Kedatangan Roh Kudus - Membantah Kepribadian Roh Kudus karena menganut konsep Trinitas Sabellia - Karya Roh didefinisikan sebagai “Roh Kudus yang kolektif dalam kehidupan baru yang diprakarsai oleh Kristus”. E. PERSAUDARAAN PLYMOUTH (1825) Persaudaraan Plymouth merumuskan pemahaman yang benar dan mendalam tentang doktrin Roh Kudus. - Babtisan Roh Kudus - Pengilhaman Roh Kudus - Posisi yang dimiliki oleh orang percaya di dalam Kristus karena pekerjaan Roh Kudus - Pentingnya Firman Allah - Kehadiran, Kuasa, dan Pimpinan Roh Kudus dalam Gereja 5

F. NEO-ORTODOKS Neo-ortodoks dipelopori oleh Karl Barth (1886-1968). Walaupun percaya kepada keallahan Roh Kudus, namun pandangan Barth tentang Trinitas disebut sebagai Modalistis, walaupun ia menolak istilah itu dan lebih memandang bahwa Trinitas merupakan mode manifestasi lipat tiga dan kurang dari tiga Pribadi. Pandangan Teolog-teolog Neo-ortodoks mengenai doktrin Roh Kudus: - Menyangkal kepribadian yang berbeda dari Roh Kudus - Roh Kudus hanyalah manifestasi ilahi Allah - Roh Kudus dianggap sebagai aktifitas dari Allah daripada Pribadi dalam keallahan G. NEO-LIBERALISME Sebagai Respon terhadap Neo-Ortodoks, muncullah Neo- Liberalisme yang menyebar dengan cepat dan menyeluruh. Neo- Liberalisme memandang tidak ada Trinitas, karena tidak percaya kepada Keallahan Pribadi Kedua dari Trinitas. Dan tentu saja tidak ada Pribadi Ketiga yang ilahi. Roh hanyalah merupakan suatu fungsi dari Allah tanpa memiliki kualitas kepribadian yang berbeda. H. PANTEKOSTALISME Aliran Pantekosta merupakan reaksi terhadap kemandulan yang mulai memberi ciri kepada gereja yang didirikan di era modern. Aliran ini menekankan babtisan Roh Kudus sebagai karya karunia yang kedua untuk memperoleh kuasa dan mengutamakan kembalinya pengalaman semua karunia yang telah diberikan dan digunakan dalam masa Perjanjian Baru II. PEMAHAMAN DASAR DOKTRIN ROH KUDUS A. Istilah Roh Kudus Dalam PL - Dalam PL „Roh‟ berasal dari kata Ibrani “ruakh” yang berarti “angin” (Maz. 148:8; Yeh. 1:4), atau “nafas” (Yeh. 37:5). - Roh Kudus digambarkan sbb:  Sebagai kuasa Allah yang bergerak seperti angin besar di atas Samudera raya, dan ikut serta dalam pekerjaan menciptakan langit dan bumi (Kej. 1:2).  Sebagai nafas Allah yang memberi hidup kepada apa yang diciptakan-Nya; dan jika Roh ditarik kembali oleh Allah maka ciptaan itu kembali menjadi 6

debuh tanah (Mzm 104:29-30; bnd. Kejadian 2:7). Kelanjutan hidup manusia tergantung pada kehadiran Roh Allah di dalam diri manusia sendiri (Kej 6:23). Dapat dikatakan bahwa manusia diciptakan dan terus hidup oleh karena Roh Allah (Ayb. 33:4). B. Istilah Roh Kudus dalam Perjanjian Baru - Dalam PB, „Roh‟ berasal dari kata Yunani ”pneuma” yang juga berarti “angin” dan “nafas” (Yoh. 3:8; Why 11:11). Dalam pesan perpisahan dengan murid-muridNya, Yesus menyebut Roh Kudus sebagai „Penghibur/Penolong” (Yoh 14:16, 26; 15:26; 16:7). Istilah ini berasal dari kata Yunani “Parakletos” yang berarti “pengacara yang menangani kasus seseorang atau sekutu yang memihak, menguatkan dan memberi semangat”. - Jika dalam PL Roh Kudus hadir untuk memberi kuasa kepada manusia, maka dalam PB Roh Kudus hadir sebagai Pribadi yang mendiami orang percaya C. Roh Kudus Sebagai Pribadi - Roh Kudus bukan “sesuatu”, suatu daya atau kuasa yang tak berpribadi, ataupun suatu fenomena psikologis. Roh Kudus adalah Pribadi Ketiga dari Allah Tritunggal. - Sekalipun kata benda Yunani untuk “Roh” tidak menyatakan jenis kelamin tertentu, namun dalam Perjanjian Baru Roh Kudus disebut dengan kata ganti “Ia” yang berarti Kepribadian (Yohanes 16:13 – 14). Hal-hal yang Membuktikan Roh Kudus adalah Pribadi: 1. Roh Kudus memiliki dan menunjukkan sifat-sifat sebagai Pribadi a. Dia memiliki Pengetahuan (I Korintus 2:10-11) b. Dia menyatakan perasaan (Efesus 4:30) c. Dia memiliki kehendak (I Korintus 12:11) 2. Tindakan-tindakan Roh Kudus menunjukkan Dia adalah Pribadi a. Dia dapat berbicara kepada manusia (Kisah Rasul 13:2. b. Dia meyakinkan akan dosa (Yohanes 16:8) c. Dia melakukan mujizat-mujizat (Kisah 8:39) d. Dia menolong orang percaya berdoa (Roma 8:26, 27) 3. Roh Kudus menerima perlakuan yang hanya diberikan kepada suatu Pribadi a. Dia harus ditaati (Kisah 10:19-21) 7

b. Dia dapat dibohongi (Kisah 5:3) c. Dia dapat dibuat berdukacita (Efesus 4:30) d. Doa dapat dihina (Ibrani 10:29) e. Dia dapat ditentang (Kisah 7:51) f. Dia dapat dihujat (Matius 12:31-32) D. Ke-Allahan Roh Kudus - Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus bukan saja suatu Pribadi, tetapi Dia juga adalah Allah, Pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. - Bukti-bukti Roh Kudus sebagai Pribadi tidaki harus menjadi bukti-bukti Ke- Allahan-Nya, namun bukti-bukti Roh Kudus sebagai Allah adalah juga merupakan bukti-bukti kepribadian-Nya. - Jika Allah adalah Pribadi dan Roh Kudus adalah Allah juga, maka tentunya Roh Kudus adalah Pribadi juga. - Di dalam Pengakuan Iman Rasuli yang menjelaskan tentang Allah Tritunggal, bagian pertamanya berbicara tentang Allah- di atas-kita (Allah Bapa), bagian kedua tentang Allah-beserta-kita (Yesus Kristus), dan bagian ketiga tentang Allah-didalam-kita (Roh Kudus). Dan ketiganya adalah esa. - Pemahaman Roh Kudus adalah Allah-di dalam-kita, tidak dipahami bahwa Roh Kudus adalah unsur rohani di dalam manusia, tetapi Roh Kudus adalah Allah sendiri yang dari luar (dari atas) datang kepada kita dan berkenan menciptakan bagi-Nya suatu tempat di dalam hati kita. - Dengan kata lain Roh Kudus mengadakan suatu hubungan yang sebelumnya tidaklah terdapat antara manusia dengan Allah. Bukti-bukti bahwa Roh Kudus adalah Allah: 1. Sebutan untuk Roh Kudus dalam Alkitab membuktikan Dia adalah Allah a. Nama-nama Allah diberikan kepada-Nya - Roh Yesus (Kisah 16:7) - Roh Allah kita (I Kor. 6:11) b. Ungkapan “seorang penolong yang lain” dalam Yohanes 14:16, mengandung arti Pribadi yang lain dari “Oknum” Trinitas. Dengan kata lain, jika Kristus adalah Allah, maka Roh Kudus yang merupakan Penolong yang lain dari “Oknum” Trinitas, adalah Allah juga. c. Nama Roh Kudus disebutkan bersama/setara dalam Trinitas - Dalam Amanat Agung Yesus Kristus (Mat. 28:19) 8

- Dalam Doa berkat (II Kor 13:13). 2. Sifat-sifat Allah ada pada Roh Kudus a. Roh Kudus Kekal (Ibrani 9:14) b. Roh Kudus Mahatahu (Yoh. 14:26; 16:13; I Kor 2:10) c. Roh Kudus Mahahadir (Maz. 139:7-10) d. Roh Kudus Mahakuasa (Maz 104:30; Lukas 1:35) 3. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Roh Kudus membuktikan Dia adalah Allah. a. Dia mengambil bagian dalam penciptaan dunia (Kej 1:2; Ayub 33:4) b. Dia memberikan ilham kepada Penulis Alkitab (II Petrus 1:21) c. Dia melakukan mujizat dalam kelahiran Perawan (Lukas 1:35) E. Nama-nama Roh Kudus 1. Yang menyatakan hubungan-Nya dengan Allah - Roh Allah yang hidup (II Kor.3:3) - Roh Allah (I Kor.3:16) - Roh-Mu (Maz. 104:30) - Roh Tuhan (Yes. 11:2; 61:1) 2. Yang menyatakan hubungan-Nya dengan Yesus Kristus - Roh Kristus (Roma 8:9) - Roh Yesus (Kisah 16:7) - Roh Yesus Kristus (Filipi 1:19) - Roh Anak-Nya (Galatia 4:6) 3. Yang Menyatakan Sifat dan Pekerjaan-Nya - Roh Kudus (Lukas 11:13) - Roh kekudusan (Roma 1:4) - Roh Kebenaran (Yoh. 14:17) - Roh Yang Memberi Hidup (Rom.8:2) - Roh Kasih Karunia (Ibr.10:29) - Roh Kemuliaan (I Pet. 4:14) - Roh yang Kekal (Ibr 9:14). F. Lambang-lambang Roh Kudus 1. Burung Merpati, melambangkan kehadiran Roh Kudus pada saat Yesus dibabtis (Mat.3:16). Pada burung merpati terdapat sifat-sifat seperti kasih, 9

tulus, suka berdamai, lemah-lembut, dan tidak menyakiti. Merpati tidak mempunyai empedu, dan tidak mau berkelahi 2. Air, melambangkan Roh Kudus yang menyucikan (Yes.44:3; Wahyu 22:17; Yoh 7:38,39). Air menandakan pembaharuan, kepuasan, dan kepenuhan. Roh Kudus melakukan hal itu di dalam kita. 3. Api, melambangkan Roh Kudus yang menyelidiki, menyucikan, menerangi, dan memberikan kuasa (I raja 18:38; Kisah 2:3; Yes. 6:6,7). 4. Angin, melambangkan Roh Kudus yang menyatakan kehidupan dan gerakan (Yoh. 3:3-8; Kisah Rasul 2:2). 5. Minyak, melambangkan Roh Kudus yang mengurapi, menguasai, dan menerangi manusia (I Sam 16:13; Yes 61:1-3; Kisah 10:38). III. KARYA ROH KUDUS Sama halnya dengan karya Kristus yang begitu penting dalam keselamatan, demikian juga dengan karya Roh Kudus. Roh Kudus sebagai Pribadi dan juga Allah dapat dilihat karya-karya-Nya dalam Alkitab, baik PL maupun PB. A. Karya Roh Kudus yang Berhubungan dengan Penciptaan dan Pemeliharaan Ciptaan - Alkitab menjelaskan bahwa penciptaan dilakukan oleh Allah Tritunggal; Bapa (Wahyu 4:11), Anak (Yohanes 1:3), Roh Kudus (Kej. 1:2). - Dalam suatu diskusi, Elihu berkata kepada Ayub, “Roh Allah telah membuat aku, dan nafas yang Mahakuasa membuat aku hidup” (Ayub 33:4). - Roh Kudus juga yang memelihara ciptaan (Mazmur 104:30). B. Karya Roh Kudus yang berhubungan dengan Alkitab - Baik kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah pelaku dalam pewahyuan dan penulisan Firman Allah. - II Pet 1:21 menyatakan bahwa semua nubuat tidak dihasilkan oleh kehendak manusia tetapi oleh dorongan Roh Kudus. Ayat-ayat khusus dalam PL seperti II Sam 23:2 dan Mikha 3:8 juga menyatakan bahwa Roh Kudus berbicara kepada umat-Nya melalui para Nabi. - Ada tiga kata penting Sehubungan dengan Karya Roh Kudus yang berhubungan dengan Alkitab. Wahyu / Revelation, adalah karya Roh Kudus untuk menyatakan diri Allah kepada ciptaan-Nya. Wahyu terdiri dari wahyu umum yaitu alam semesta, dan wahyu khusus, yaitu Yesus Kristus dan Alkitab. 10

Ilham / Inspirasi, adalah karya Roh Kudus dalam memakai manusia untuk menulis wahyu Allah hingga pada kanon Alkitab. Kata „ilham‟ dalam II Tim 3:16 dari kata Yunani „theopneutos‟, yang artinya dinafaskan Allah. Iluminasi / penerangan, adalah karya Roh Kudus dalam menuntun dan menerangi semua orang terutama orang percaya tentang kebenaran Alktab. Kepada orang percaya, Roh Kudus tinggal dan memberi penerangan, kepada orang yang belum percaya, Roh Kudus hanya memberi sentuhan ilahi tetapi tidak tinggal. C. Karya Roh Kudus yang berhubungan dengan Kristus 1. Roh Kudus terlibat dalam Inkarnasi (Lukas 1:35). Artinya Roh Kudus berkarya dalam pembuahan janin Yesus Kristus. 2. Roh Kudus berperan dalam Kehidupan Yesus Kristus - Memenuhi Yesus Kristus dengan Roh Kudus (Lukas 4:21) - Mengurapi (Lukas 4:18; Kisah 10:38; 4:27) - Memberi kuasa (Yesaya 42:1-4; 61:1-2; Luk 4:18) - Dalam Kematian Yesus Kristus (Ibrani 9:14) - Dalam kebangkitan Yesus Kristus (I Pet 3:18) D. Karya Roh Kudus dalam hubungannya Dengan manusia pada masa PL 1. Memakai orang-orang tertentu untuk melaksanakan tujuan-Nya. Misalnya Koresy (Yes 44:28-45:6) 2. Menghinggapi dan berkuasa atas orang-orang tertentu. Misalnya apa yang dialami oleh hakim-hakim, Saul, Bileam, Azarya, dan Nabi-nabi yang lain (Bil 24:2; Hakim2 3:10; 11:29; 13:25; I Sam 10:10; 16:13; II Taw 15:1). 3. Memberikan hikmat/kemampuan untuk tugas tertentu. Misalnya kepada Bezaleel sebagai ahli bangunan untuk mengerjakan Tabernakel (Kel 35:31). E. Karya Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya 1. Yang Mempersatukan Orang Percaya Dengan Kristus - Hal yang perlu dipahami adalah bahwa semua pengalaman kristen yang sah adalah Karya Roh Kudus dalam dan melalui orang percaya. - Realitas tertinggi yang melandasi seluruh pengalaman Kristen tentang Roh Kudus adalah anugerah Allah yang berdaulat (Kel. 34:6; Efesus 1:7-8, Kisah 18:27; Roma 11:5-6). Berdaulat artinya tidak ada yang bisa menggagalkan, baik manusia maupun iblis. - Anugerah berarti sikap murah hati yang diperlihatkan secara bebas, khususnya dari atasan kepada bawahan. 11

- Dalam hubungannya dengan keselamatan, anugerah Allah berarti keputusan Tuhan yang terlepas dari segala paksaan dan sama sekali tidak didorong oleh amal manusia untuk menunjukkan rahmat-Nya dan menyelamatkan manusia berdosa. Pengalaman Kristen tentang Roh Kudus intinya adalah bahwa Roh Kudus membawa orang percaya ke dalam hubungan yang hidup dengan Yesus Kristus, sehingga orang percaya ikut menikmati penebusan dan berkat-berkat yang mengalir dari penebusan tersebut. Unsur-unsur utama dalam Karya Roh Kudus yang mempersatukan orang percaya dengan Kristus adalah Pemilihan, Panggilan, Kelahiran Kembali, Pertobatan, Iman, Pembenaran, dan Pengangkatan. 2. Tinggal di dalam diri orang percaya (Roma 8:9; I Korintus 3:16) 3. Memenuhi orang percaya (Efesus 5:18) 4. Membimbing orang percaya (Galatia 5:16,25). 5. Memberi kuasa kepada orang percaya: - Melawan dosa/keinginan daging (Roma 8:13; Galatia 5:17) - Menghasilkan buah Roh Kudus (Galatia 5:22,23) - Melakukan tugas/pekerjaan yang besar (Zakharia 4:6) 6. Mengajar orang percaya (Yohanes 14:26; 16:13). F. Karya Roh Kudus yang berhubungan Dengan Gereja - Dalam hubungannya dengan Gereja, Roh Kudus mendirikan Gereja, yaitu perhimpunan orang percaya yang telah dipanggil keluar dari gelap kepada terang Kristus (Ibr.: Qahal; Yun.: Ekklesia; Portugis: Ig’reja). I Petrus 2:9,10 - Tiga hal yang perlu diperhatikan tentang Gereja: 1. Direncanakan  Efesus 3:2-5 ada kata “misteri” / “rahasia”  Misteri ini sudah ada sejak PL, yang konsepnya mirip dengan pemanggilan Abraham (Kej.12:1)  Menurut orang Israel ada 3 tempat Allah hadir: Mezbah (zaman Abraham); Tabernakel (zaman Musa); Bait Suci (zaman Daud). 2. Dinubuatkan (Matius 16:18) Rahasia atau misteri itu diperjelas Yesus Kristus lewat nubuat tentang mendirikan “jemaat” dalam Matius 16:18) 3. Digenapi (Kisah 2:41-47) - Pendirian jemaat / gereja digenapi pada hari Pentakosta (ayat 41) 12

- Tri tugas panggilan Gereja a) Koinonia / persekutuan (ayat 42) b) Diakonia / pelayanan sosial (ayat 44-46) c) Marturia / bersaksi (ayat 47) IV. BEBERAPA ISTILAH DALAM DOKTRIN ROH KUDUS A. Roh Yang Mendiami - Di dalam PL, Roh Kudus hadir dalam kehidupan manusia dalam bentuk “kuasa”. Ini tergantung kepada ketaatan manusia. Contoh: Simson dan Saul. - Di dalam PB, Roh Kudus hadir sebagai “Pribadi yang Mendiami” orang percaya. (Rm. 8:9; I Kor.3:16; I Kor.6:19; Gal.4:6). Hal-hal penting Tentang Roh Kudus yang Mendiami: 1. Roh Kudus mendiami semua orang percaya Ini adalah karunia Allah bagi semua orang percaya (I kor.2:12; II Kor.5:5, Rm.5:5) 2. Tidak memiliki Roh Kudus menunjukkan tidak diselamatkan (Roma 8:9; Yudas 19) Memiliki Roh Kudus ciri semua orang yg telah lahir baru. 3. Orang-orang percaya yang jatuh dalam dosa tetap didiami Roh Kudus (Band. I Kor. 6:19, yg ditulis kpd suatu kelompok org percaya yang punya tingkat rohani yang berbeda). 4. Sifat Roh Kudus mendiami adalah selama-lamanya. B. Dimeteraikan Oleh Roh Kudus Ref.: II Kor.1:22; Ef.1:13-14; Ef.4:30 1. Waktu Pemeteraian: Efesus 1:13 “ketika” “percaya” (Yun. Pisteouo) Menunjuk waktu dari kata kerja “percaya”. Bentuk waktunya “Partisipel aorist”. Yaitu menjelaskan dua peristiwa/kejadian yang terjadi secara serentak. Sering juga diterjemahkan “selagi” lalu diikuti kata kerja. Ini tdk menjelaskan kronologis. 2. Siapakah yang memeteraikan ? - Allah (II kor.1:22) 3. Lamanya Pemeteraian 13

- Sampai hari penyelamatan (Ef.1:14; 4:30) - Pemeteraian merupakan jaminan untuk menggenapi janji-janji Allah secara sempurna. - Tidak ada orang percaya yg sedang berjalan menuju sorga tanpa dimeteraikan 4. Arti Pemeteraian - Keabsahan - Kepemilikan - Otoritas - Jaminan C. Babtisan Roh Kudus  Pandangan Injili: - Roh Kudus adalah objek, Kristus adalah pelaku (Kis.1:5; Yoh.3:11) - Dialami oleh semua orang percaya - Menjadikan org percaya sebagai anggota tubuh Kristus (I Kor.12:13) - Tidak ada tanda utama - Terjadi bersamaan waktunya dgn keselamatan  Pandangan Neo Pentakosta: - Roh Kudus adalah Objek, Kristus adalah pelaku (Kis.1:5; Yoh.3:11) - Tidak dialami oleh semua orang percaya - Menjadikan orang percaya menerima kuasa Roh Kudus (Second blessing). Kisah 1:8 - Tanda utamanya berkata-kata dalam bahasa roh umumnya terjadi sesudah seseorang diselamatkan V. KARUNIA-KARUNIA ROH A. Definisi - Dalam PB berasal dari kata “charisma”, yang diartikan sebagai anugerah. - Dalam hubungannya dengan kehidupan orang percaya, Karuniah Rohani adalah kemampuan yang diberikan Tuhan kepada orang percaya untuk pembangunan Tubuh Kristus. - Allah merencanakan dengan persis bagaimana Dia ingin kita melayani-Nya, dan selanjutnya Dia membentuk kita untuk tugas-tugas tersebut. - Kita dijadikan original, jangan menjadi imitasi B. Hal-hal yang bukan Karunia Roh 1. Karunia Rohani bukanlah tempat dalam pelayanan 14

2. Karunia Rohani bukanlah jabatan 3. Karunia rohani bukanlah pelayanan kelompok usia tertentu 4. Karunia Rohani bukanlah tekhnik keahlian khusus 5. Karunia Rohani tidak sama dengan bakat / talenta. Bakat/Talenta Karunia Rohani - Diberikan Tuhan melalui - Diberikan Tuhan tidak orang tua bergantung pd Ortu - Diberikan saat lahir - Diberikan saat bertobat - Umumnya utk kepentingan - Untuk kepentingan tubuh manusia Kristus C. PEMBAGIAN KARUNIA-KARUNIA ROHANI 1. Dibagikan oleh Kristus yang telah bangkit dan naik ke surga (Efesus 4:11) 2. Dibagikan oleh Roh Kudus menurut kehendaj-Nya (I Korintus 12:11,18) 3. Diberikan kepada semua orang percaya (I Petrus 4:10; I Korintus 7:7) 4. Dibagikan kepada tubuh Kristus sebagai suatu keseluruhan D. MENEMUKAN & MENGEMBANGKAN KARUNIA ROHANI 1. Selidiki dan inventarisir kemungkinan-kemungkinan 2. Adakan Percobaan / Latihan dengan karunia sebanyak-banyaknya 3. Teliti hati / perasaan 4. Harapkan konfirmasi 5. Persiapkan diri dengan mengambil setiap kesempatan yang ada 6. Giat selalu dalam pekerjaan Tuhan VI. ROH KUDUS & KEHIDUPAN PELAYANAN  Kita merupakan karya seni buatan tangan Allah. Kita bukanlah produk pabrikan yang diproduksi secara besar-besaran tanpa pemikiran. Kita adalah karya agung asli yang dirancang untuk satu tujuan, tidak ada duanya. (Maznur 139:13-14)  Bagaimana menemukan pelayanan kita? 1. Spiritual gifts (Karunia rohani) 2. Heart (Hati) 3. Abilities (Kemampuan) 4. Personality (Kepribadian) 5. Experience (Pengalaman) 15

BAGIAN II: EKKLESIOLOGI I. DEFINISI DAN PENDIRIAN GEREJA SERTA DASAR GEREJA A. Pendahuluan Ekklesiologi masuk pada bidang Teologi Sistematika dan merupakan doktrin/ajaran Gereja. Harus dipahami bahwa keinginan Allah di dunia/bumi yaitu untuk membentuk suatu pemerintahan kerajaan Sorga/Allah dengan memilih manusia untuk percaya/beiman kepada-Nya. Dalam kita memahami arti Gereja itu sendiri maka harus di mengerti dulu pengertian kata dari Gereja itu sendiri, berikut ini beberapa sumber yang dapat di jadikan bahan acuan untuk memahami Gereja itu sendiri. Pengertian kata Ekklesia/Gereja dari kamus Alkitab Ibrani, Yunani, Inggris, KBBI. : 1. Dalam Alkitab kamus bahasa Ibrani : Qahal diterjemahkan ke dalam bahasa yunani menjadi kata : Kyriokor, Kuriakon, Kurios dan di terjemahkan kedalam bahasa Inggris di sebut kata Lord yang artinya adalah : \" MILIK DARI TUHAN\" 2. Dalam kamus Alkitab bahasa Inggris di pakai kata Church dan memiliki hubungan kata dari bahasa Jerman yaitu: Scottish Kirk/Kirche dan di terjemahkan kedalam bahasa Yunani yaitu Ekklesia yang di bentuk dari 2 kata EK artinya Keluar Dari dan KALEO artinya Memanggil/Dipanggil yang pengertiannya menjadi : suatu kelompok yang di panggil keluar yang di ambil dari arti sekuler yaitu suatu kebiasaan para petinggi romawi/yahudi yang banyak mengadakan pertemuan resmi yang di dalamnya hanya orang-orang penting yang berada di ruangan itu, namun ada suatu waktu mereka juga memasukkan orang yang tidak masuk hitungan masuk dalam pertemuan itu sesuai dengan kehendak pilihan mereka yang bisa bersama-sama dengan mereka dalam satu ruangan resmi. 3. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI memberikan pengertian dari arti gereja itu adalah: * Gedung, balai pertemuan, tempat berdoa, melakukan upacara agama Kristen. * Badan organisasi Kristen yang sama kepercayaannya. 4. Pengertian kata gereja dari pendapat Teolog Alkitabiah yaitu : Thomas C. Oden dalam bahasa Latin : 16

* Gereja sebagai Coetus Electorum : suatu himpunan umat pilihan/suatu persekutuan dari mereka yang di lahirkan kembali. * Gereja sebagai Corpus Christi : Tubuh Kristus * Gereja sebagai Comonio Sanetorum : kumpulan orang-orang kudus. Dari semua arti kata gereja diatas itu memiliki pengertian sebagai berikut: * Gereja dengan hubungan Tubuh Kristus : umat/ yang telah dipanggil dari dunia yang gelap datang kepada terang Kristus dan di persatukan dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. * Dalam arti teologia : A Grup People That Calling Out artinya : kumpulan orang yang di panggil keluar. * Pengertian kata yang di kemukakan Thomas C. Oden memiliki arti : Mereka-mereka yang telah dipilih berdasarkan kasih Allah, mereka hidup dalam suatu persekutuan atas suatu insiatif Allah sendiri untuk memiliki Kasih Allah lewat Tubuh Kristus, Allah sebagai kepala Roh Kudus yang memimpin. * Pengertian Rohani lainnya mengenai kata Gereja : Tempat peribadatan/suatu kumpulan terdiri dari orang-orang beriman yang berbakti kepada Tuhan Kisah para rasul 7:38, Matius 16:18, ditinjau dari 2 segi dalam perjanjian baru : * Gereja tidak dapat dilihat Ibrani 12:23 * Gereja yang dapat dilihat Kolose 1:24,I Timotius 3:5 5. Dari pengertian yang telah di jelaskan di atas, maka muncul suatu pertanyaan yaitu kalau begitu gereja itu ada sejak kapan? Dan dasar Alkitabiah mana yang dapat dijadikan suatu acuan untuk dapat memahami bahwa Gereja itu ada? Untuk menjawab pertanyan demikian dapat di jelasan dibawah ini :  Pandangan tentang adanya gereja itu : * Gereja ada sejak zaman Adam dan Hawa dasarnya adalah : dapat dilihat dari bentuk kehidupan beragama yang sudah diatur melalui suatu pembentukan keluarga, dimana pilihan Allah jatuh kepada ciptaannya manusia. * Gereja ada sejak zaman Nuh dasarnya : pilihan Allah jatuh kepada keluarga nuh dalam kejadian 6:8 ; nuh mendapatkan kasih karunia dari Tuhan. di saat Allah akan memusnakan semua ciptaannya. * Gereja ada sejak zaman Abraham dasarnya : ketika Abrahan dipanggil keluar dari negeri yaitu Ur-kasdim kenegeri yang Allah akan berikan, di 17

sinilah penyebutan kata ibrani itu muncul di saat Abraham dan pengikutnya melewati sungai dan dilihat oleh orang kanaan dan mereka menyebut Eber artinya melewati sampai perluasan bahasa akhirnya orang Israel sering di sebut orang ibrani karena keturunan Israel mulanya dari keturunan Abraham. * Gereja ada sejak zaman orang Israel keluar dari mesir dasarnya : ketika Musa membelah laut kolsum/teberau maka orang Israel selamat dari pasukan mesir, di situlah dikatakan bahwa mereka telah keluar dari gelap. Gambaran mesir yang dipakai Alkitab yaitu sebagai tempat dosa/gelap. * Gereja ada sejak muncul Yohanes Pembabtis alasannya : orang yang menerima baptisan yohanes merupakan suatu umat yang baru yang akan menjadi mempelai dari Yesus ketika Yesus akan datang kedalam dunia. Dari kelima pandangan Gereja itu sudah ada belum dapat dijadikan suatu acuan baku sebagai suatu landasan ajaran mengenai Gereja, yang walaupun semua itu dapat dikatakan sebagai suatu gambaran yang akan Nampak saat Yesus akan datang, sebab dari peristiwa- peristiwa yang terjadi itu tidak menjelaskan maksud yang sesungguhnya mengenai Gereja yang seperti Yesus ingikan. Kalau demikian landasan apa yang dapat kita pakai untuk menentukan hal yang sesungguhnya mengenai keinginan Allah tentang keberadaan Gereja itu sendiri. Berikut ini merupakan petunjuk yang jelas yang mengidikasikan bahwa gereja itu sudah ada sejak : 1. Gereja Ada berdasarkan perkataan Yesus serta hasil dari janji yang di berikan Yesus yaitu memberikan Roh Kudus. * Gereja terkonsep dapat dilihat dalam Alkitab perjanjian Baru Matius 16:18- Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat- Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. * Dapat terlihat jelas bahwa kata mendirikan jemaatku/Gereja dari perkataan Yesus sendiri, yang adalah merupakan hasil pengakuan Petrus kepada Yesus yaitu Ho Kristos Kurios (dalam bahasa Yunani) artinya Kristus Yang Diurapi. * Pengakuan Petrus 18

* Perkataan Yesus kepada Petrus 2. Pergerakan umat Allah mulai Nampak sekali pada hari Pentakosta kisah para rasul 2, di mana saat orang Israel akan merayakan hari kelima puluh atau di sebut pentakosta di bait suci yang ada di yerusalem, maka di suatu rumah yang tidak jauh dari situ ada sekitar 120 murid berkumpul yang sedang menantikan janji dari Yesus yang akan melengkapi umatnya dengan Roh Kudus, saat orang Israel berkumpul di bait suci, saat itu juga 120 murid Yesus menerima janji Allah. (jelaskan berdasarkan sejarah Alkitab gereja Mula-mula didasarkan pada Kisah Para Rasul Fasal 2) ayat pendukung lainya 1 Korintus 12:13, Efesus 1:22-23. Pendiri Gereja adalah Yesus Sendiri sebab : * Yesus berhak memilih/menunjuk serta menetapkan siapa yang menjadi landasan dari gereja itu sendiri. Efesus 2 : 20, 4 : 11 * Yesus berhak menentukan ajaran dalam gereja, untuk gereja berfungsi dengan baik. Dapat dilihat melalui kitab Matius, Markus Lukas, Yohanes, kitab-kitab itu menjelaskan secara rinci mengenai kehidupan dan pelayanan serta ajaran Yesus. * Yesus menjadi batu penjuru di dasarkan pada kematian, kebangkitan dan kenaikannya. * Yesus memberikan otoritas kepada gereja sehingga gereja bisa memiliki potensi untuk di berdayakan dalam pencapain keberhasilan misi Kristus yaitu penginjilan. Markus 16:15 20. Kisah 1 : 8 II. ASPEK PEMBAGIAN GEREJA PERJANJIAN BARU GEREJA UNIVERSAL DAN GEREJA LOKAL Dalam memahami Alkitab/Firman Allah yang menjelaskan mengenai keberadaan gereja itu sendiri maka kita dapat membaginya dalam tiga bagian yaitu: 1. Gereja adalah bangunan secara fisik 2. Gereja adalah orang yang ada dalam bangunan fisik tersebut yang biasa Di sebut sebagai gereja Lokal suatu bentuk denominasi/organisasi. 3. Gereja Univesal/Am yang tersebar di semua organisasi agama yang ada didunia yaitu orang yang dijadikan beriman/percaya kepada Tuhan Yesus 19

Kristus oleh Yesus sendiri, manusia tidak dapat menentukan siapa-siapa yang dipilih Allah untuk percaya, hanya Allah yang mengetahuinya. Untuk dapat lebih memahami ketiga bagian gereja tersebut di atas maka dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Gereja adalah bangunan fisik ini hanya menunjuk kepada bangunan material yang di susun oleh manusia menjadi suatu bangunan dari bahan-bahan batu, pasir tela, batako, semen dll. 2. Gereja Lokal adalah : (visible church) > Suatu jemaat yang berkumpul disuatu tempat tertentu, kisah 8:1,9:31,roma 16:5, 2 korentus 1:2, 2 korentus 1:1, Galatia 1:2 1 tesalonika 1:1. > Di suatu wilayah/kota/daerah terdiri dari beberapa kelompok/kumpulan, kisah 9:31 menunjuk pada istilah jemaat mencangkup kelompok-kelompok yang berada di seluruh yudea dan Galatia serta samaria. > Gereja dilihat sebagai satu lembaga organisasi yang kelihatan (visible church) artinya gereja yang kelihatan dikenal sebagai jemaat local dari orang-orang percaya dengan ketidak sempurnaannya, bahkan orang yang tidak percaya dapat menjadi anggota gereja local. > Kata umum dalam PB untuk gereja local adalah ditujukan kepada sekelompok orang percaya yang diidentifikasikan sebagai gereja local, kisah 8:1.11; 22, 16 : 5, roma 16;5. > Tempat pertemuan gereja mula-mula adalah di rumah-rumah atau dalam bahasa orang yahudi di sebut dengan sinagoge. > Gereja Universal adalah : (invisible church) > Semua orang yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Allah, 1 korintus 12; 13, 1 petrus 1;3,22-25. > Sebagai suatu organisme hidup yaitu Tubuh Kristus yang terdiri dari semua orang beriman kepada Yesus. > Gereja yang dilihat sebagai satu organisasi yang tidak kelihatan yang artinya menunjuk kepada umat percaya kepada Kristus, berfunsi dengan baik sebagai suatu nama untuk Tubuh Kristus, baik yang beada di bumi maupun di sorga. Ibrani 12;23 > Penekanan sebagai natur/sifat yang sempurna, benar dan rohani dari sebuah gereja. 20

> Berkaitan dengan pemilihan Allah, dilihat secara local kelihatan, namun secara universal/am hanya Yesus yang tahu keberadaan orang-orang percaya/jemaat yang benar. > Semua orang percaya yang telah di lahirkan kembali oleh Roh Allah. III. FUNGSI DARI GEREJA LOKAL Gereja/Orang Percaya yang mula-mula ini tidak memiliki gedung khusus untuk bertemu, oleh karena itu mereka berkumpul di rumah-rumah (Roma 16:5; Filemon 1:2). Gereja/orang percaya mula-mula berkumpul untuk beribadah (IKorintus 11:18), mengadakan persekutuan (Kisah 2:45-46;4:31), instruksi atau pengajaran (Kisah 2:42; 11:26; I Korentus 4:17), dan untuk pelayanan seperti mengutus misionari (Kisah 13:2; 15:3), dari segala kegitan yang dilakukan gereja saat itu mengakibatkan pertambahan jemaat baru yang diselamatkan (Kisah 2:47). Berikut ini penjelasan kegitan dari apa yang gereja lakukan saat itu yang telah menjadikan landasan untuk gereja masa kini : 1. Ibadah, kata Yunani ada 2 : a. Proskuneo yang artinya tunduk menyembah/tak berdaya, sikap tunduk secara fisik harus mencerminkan sikap dari dalam hati yang tunduk kepada Allah. b. latreuo yang artinya pelayanan keimaman/pembritaan kabar baik/injil. Hal yang di berikan dalam ibadah berdasarkan pola Alkitab adalah : > Tubuh sebagai persembahan yang hidup Roma 12:1 > Sikap ibadah, yunani sebomai artinya menghormati / takut kepada Allah, I Timotius 2:10; 5:4, 2 Petrus 1:3,3:11. > Areal ibadah / tempat ibadah penuh dengan hadirat Allah / spiritual, Yohanes 4:24. > Pemberian sejati / sempurna atau hasil dari ibadah, Roma 12 : 1-2 * Tubuh sebagai persembahan yang hidup. * Berubah oleh pembaruan budi. 2. Persekutuan, yunani kononia artinya berbagi, yang menekankan pada kesatuan dari gereja. Dasar yang dapat kita contoh dari persekutuan jemaat mula-mula yaitu berkumpul untuk bersekutu dan memecahkan roti dan berdoa, Kisah 2:42. Memecahkan roti memiliki 2 arti yaitu : > Perjamuan Tuhan > Perjamuan Kasih (makan minum) Arti luas dari persekutuan antara lain : 21

> Melibatkan hal materi dalam menolong penyebaran injil, Roma 15:26; 2 Korintus 9:13; Filipi 1:5. > Saling memiliki : > Mengasihi Efesus 4:2 > Menahan diri untuk tidak saling menghakimi Roma 14:3,13 > Membangun Roma 14:19 > Dipersatukan Roma 15:5 > Mengingatkan Roma 15:14 3. Instruksi, pemberian Firman Allah / kitab suci dengan tujuan untuk mengajar jemaat dan memimpin mereka pada kedewasaan, 2 Timotius 3:16-17. Fungsi pengajaran berdasarkan surat Timotius : > Menangkal ajaran palsu > Menghasilkan Kasih. > Menghasilkan makanan rohani yang sehat. > Kesalehan. > Ketaatan > Memiliki pandangan yang tepat untuk hidup > Untuk bertumbuh. 4. Pelayanan, ditujukan kepada gereja / orang percaya yang ada dimuka bumi untuk melaksanakan amanat agung Yesus dalam Markus 16:15 dan orang percaya dalam persekutuannya dibumi. Pelayanan itu meliputi : > Penerapan karunia-karunia rohani terhadap satu sama lain, Roma 12:3-8; I Korentus 12; Efesus 4:8-13. > Memberikan apa yang dibutuhkan orang lain, Roma 12:8. > Menolong orang lain, Galatia 6;1 > Pendisiplinan gereja menyangkut masalah imoralitas, I Korentus 5:1-13, doktrin / ajaran yang salah, 2 Tesalonika 3:14; 2 Yohanes 1:10, memberikan prinsip yang penting dalam melaksanakan disiplin gereja, Galatia 6:1-2. > Pelayanan kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan, khusus para janda, Yakobus 1:27; 2 Timotius 5:1-8. 5. Organisasi, pembentukan pemerintahan dalam gereja dengan memilih dan mengangkat penatua, diaken atau sesuai dengan kebutuhan gereja, Kisah 14:23; Titus 1:5. 22

6. Ordonansi / penjabaran teladan Yesus dalam Kisah 2:41; I Korintus 11:23-34, yang meliputi : Perjamuan Tuhan dan Baptisan. IV. FIGUR GEREJA UNIVERSAL Pada waktu Yesus menyatakan 'Aku akan mendirikan jemaatku dalam Matius 16:18, Yesus tidak berbicara tentang gereja lokal, tetapi gereja universal yaitu sekumpulan orang percaya. Sejumlah figur digunakan dalam Alkitab untuk menjabarkan / menggambarkan gereja sebagai suatu organisme yang hidup yaitu : 1. Tubuh, yang mengambarkan kesatuan dan universilitas dari gereja adalah tubuh. Sebagaimana kepala memiliki otoritas atas tubuh fisik dan memberikan arah kepadanya, demikian pula Kristus sebagai kepala gereja memiliki otoritas atasnya dan memberikan arah padanya (Efesus 1:22-23; Kolose 1:18). 2. Pengantin Perempuan, dalam Efesus 5:2,23,25 analogi diambil untuk membandingkan hubungan suami istri dalam pernikahan dengan Kristus dan pengantin perempuannya adalah Gereja (Yohanes 14:1-3; I Tesalonika 4:16- 17; Wahyu 19:7-9). 3. Bangunan, Paulus menekankan bahwa Yahudi dan non Yahudi sama-sama adalah satu dalam Kristus karena Allah telah menghapuskan dinding yang memisahkan antara Yahudi dan non Yahudi, Efesus 2:11-18,20; 4:12-13. 4. Keimaman / imam, I Petrus 2:5 Keluaran 19:5-6, suatu umat yang percaya yang dibangun atas dasar Yesus Kristus membentuk suatu kerajaan Keimaman. 5. Kawanan domba, gambaran yang indah dan lembut yang menjelaskan tentang relasi orang percaya dengan Tuhan ditemukan dalam Yohanes 10:16, gereja disebut sebagai kawanan domba. Kisah 20:28; I Petrus 5:3; Mazmur 23. Gereja sebagai domba dari Kristus adalah milk-Nya, Yesus menekankan bahwa kawanan domba adalah \"domba-Ku\" Yohanes 10:26-27 dan bahwa mereka aman ditangan-Nya. Selanjutnya dikatakan bahwa domba mengenali suara gembala. 6. Ranting, Yohanes 15 Yesus menjabarkan relasi yang dekat pada masa gereja, dimana orng percaya menikmati persekutuan dengan Dia sebagai suatu ranting berhubungan dengan pokoknya. Yesus adalah pokok anggur yang benar. 23

V. CIRI KHAS GEREJA Perkataan Yesus akan mendirikan jemaat-Ku itu adalah pekerjaan-Nya yang khusus pada masa kini yang menunjukkan beberapa cirri khas tentang gereja yaitu : > Gereja merupakan karya setelah kehidupan-Nya di muka bumi. > Gereja tidak sama dengan kerajaan yang diajarkan-Nya. > Gereja jelas berbeda dengan teokrasi atas Israel. Ciri khas gereja ini dapat dijelaskan demikian : 1. Hubungan Gereja Dengan Kerajaan Satu kesulitan untuk menyatakan, membedahkan dan membandingkan secara jeli antara gereja dengan kerajaan untuk mengetahui apakah hubungan antara gereja dengan kerajaan maka di jelaskan dibawah ini : i. Arti kerajaan Pengertian kerajaan dalam kamus memberikan definisi kerajaan sebagai suatu komunitas yang terorganisasi secara politis, oleh karena itu didalam kerajaan pasti ada penguasa, yang diperintah, dan wilayah kerajaan. ii. Berbagai macam konsep tentang kerajaan : > Kerajaan Universal, Alkitab menyatakan bahwa Allah sebagai penguasa atas seluruh dunia,I Tawarikh 29:11; Mazmur 145:13. Sebagai penguasa Ia menegakkan keadilan atas bangsa-bangsa didunia, memilih dan menetapkan penguasa-penguasa, serta menghakimi dunia, Mazmur 96:13; Daniel 2:37. Mesiaslah yang dapat mewujudkan kerajaan itu dengan sempurna, Allah adalah penguasa atas bangsa-bangsa Wahyu 15:3 dan pada akhirnya mereka akan bertanggungjawab kepada-Nya pada saat Ia akan menghakimi mereka, Mazmur 110:6. > Kerajaan Daud / Mesianik, kerajaan ini disebut kerajaan Daud karena janji-janji mengenai kerajaan tersebut dibuat dalam perjanjian besar dengan daud 2 Samuel 7:12-16. Kerajaan itu disebut Mesianik karena Mesiaslah yang akan menjadi penguasanya. Kerajaan itu akan diwujudkan secara nyata pada saat kedatangan kristus yang kedua kali ketika Ia mendirikan kerajaan-Nya dan mengenapi janji-janjinya yang telah dibuat dengan Daud. > Bentuk misteri kerajaan itu, dalam Matius 13 Kristus mengungkapkan rahasia-rahasia mengenai konsep kerajaan tersebut. Sesuai dengan arti \"rahasia\", hal ini berarti bahwa Ia memberitahukan kepada murid-muridNya 24

beberapa hal tentang kerajaan itu yang sebelumnya tidak diketahui. Lalu, gagasan tentang kerajaan ini dimulai ketika Tuhan sedang mengajar dan akan berakhir pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali. Dengan perkataan lain, konsep tentang kerajaan itulah yang digunakan untuk meliputi masa diantara kedua kedatangan Kristus. Penguasanya adalah Allah. yang diperintahkan adalah orang-orang dimuka bumi yang telah mempertalikan diri mereka secara positif, netral, atau negatif terhadap \"kerajaan Kristus\" (mencakup orang-orang yang sungguh-sungguh percaya, yang hanya mengakui dengan mulut, yang menolak, dan bahkan yang melawan). Waktunya adalah masa di antara kedua kedatangan-Nya. > Kerajaan rohani. Rohani mungkin bukan merupakan istilah terbaik, namun tampaknya belum ada istilah yang lebih baik untuk menjelaskan sifat-sifat konsep tentang kerajaan ini. Konsep ini mengacu kepada kerajaan yang telah menjadi tempat kediaman semua orang percaya (Kol. 1:13), dan mereka memasuki kerajaan ini melalui kelahiran kembali. Penguasaannya adalah Kristus; dalam konsep tentang kerajaan ini Ia hanya memerintah atas orang-orang percaya saja; dan hubungan tersebut sudah ada saat ini. 2. Hubungan antara Gereja dengan kerajaan-kerajaan ini. > Dengan kerajaan universal. Dalam arti bahwa gereja berada di dunia, maka gereja merupakan bagian dari kerajaan Allah yang universal. Allah telah merencanakannya, menjadikannya suatu kenyataan dan memerintah atasnya sebagaimana yang dilakukan Allah atas segala aspek dari alam semesta ciptaan-Nya. > Dengan kerajaan Daud yang Mesianik. Gereja sama sekali bukan merupakan bagian dari kerajaan ini. Pada saat kerajaan ini ditegakkan, gereja sudah diangkat terlebih dahulu dan akan memerintah bersama Kristus pada kerajaan seribu tahun. > Dengan bentuk misteri kerajaan. Karena gereja merupakan bagian dari kerajaan Kristus, adalah sama dengan konsep kerajaan ini. Jika seseorang berusaha untuk meringkaskan hubungan antara gereja dengan kerajaan, tentu ia akan mengatakan bahwa keduanya memang berhubungan namun tidak sama dengan konsep-konsep tertentu tentang kerajaan tersebut; gereja tidak ada hubungannya dengan konsep lainnya; dan gereja sama dengan konsep tertentu. Konsep tentang kerajaan harus didefinisikan 25

dengan jelas sebelum seseorang dapat menetapkan hubungan antara gereja dengan kerajaan. 3. Hubungan Antara Gereja Dengan Israel. Gereja berdiri sendiri dalam keadaan yang berbeda dengan Israel dan baru mulai ada pada hari Pantekosta, karena itu gereja tidak ada dalam masa PL. Perbedaan antara Israel dengan gereja dibuktikan dengan beberapa fakta. (1) Dalam PB, mereka yang bangsa Israel dan yang bukan Israel dibedakan setelah gereja dengan jelas ditetapkan. (2) Orang Israel dengan jelas dibedakan dari gereja. Hal ini menunjukkan bahwa gereja bukan Israel (1 Kor. 10:32). Pembedaan yang dilakukan oleh rasul akan menjadi tak berarti jika Israel memang sana dengan gereja. (3) Gal. 6:16 memberikan bukti yang jelas bahwa gereja berbeda dengan Israel. Hanya jika Istilah Israel yang dari Allah sama dengan ciptaan baru, yaitu gereja. Namun, istilah tersebut mungkin bersifat empatik / memberi tekanan tertentu, yaitu menekankan bagian yang sangat penting sekali (orang-orang Yahudi yang percaya) dalam doa bagi seluruh gereja (sebagaimana halnya dengan istilah kai yang terdapat dalam Mrk. 16:7 dan Kis. 1:14). Atau istilah tersebut mungkin hanya menghubungkan orang-orang Kristen Yahudi dengan Ciptaan Baru. Maksudnya dari Kitab Galatia itu justru menentang penggunaan istilah tersebut apabila dikeluarkan dari konteksnya (satu-satunya yang bisa dibuktikan bahwa gereja sebagai Israel). Karena Paulus dengan tegas telah menyerang kaum Legalis Yahudi, maka dapat diperkirakan bahwa ia menyebutkan tentang berkat khusus bagi orang Yahudi yang telah meninggalkan legalisme dan sungguh- sungguh mengikuti kristus. 4. Hubungan Antara Gereja Dengan Zaman Ini. Gereja belum ada dalam zaman PL, namun baru ditetapkan pada Hari Pantekosta. Hal ini berbeda dengan periode masa kini. 4 macam bukti mendukung kesimpulan ini. > Tuhan kita berkata : \"Aku akan mendirikan jemaat-Ku\" (Mat. 16:18). Tuhan tidak mengatakan bahwa Ia akan terus menambahkan pada sesuatu yang sudah ada, namun bahwa Ia akan melakukan sesuatu yang belum pernah dimulai. 26

> Gereja baru dapat memiliki Kepala yang berfungsi setelah kebangkitan Kristus. Karena itu, gereja tidak mungkin ada sebelum Ia bangkit dari antara orang mati (Ef. 1:20). > Gereja baru dapat sungguh-sungguh beroperasi dengan berfungsinya karunia-karunia rohani setelah kenaikan Kristus ke surge (Ef. 4:7-12). > Sifat rahasia dari satu tubuh belum dikenal dalam masa PL (Ef. 3:5,6; Kol. 1:26). 5. Hubungan antara Gereja dengan Yesus Kristus. Jelaslah seperti yang tertulis dalam Matius 16 : 18, bahwa Yesuslah pendirinya dan gereja adalah miliknya serta Dialah dasarnya I Korintus 3:11. > Sebagai pendiri, Yesus memilih murid-murid yang menempati suatu posisi sebagai dasar bangunan yang akan didirikan-Nya, Efesus 2 : 20. > Sebagai pendiri, Yesus mengajar murid-muridnya tentang perkara-perkara yang akan menjadi efektif apabila gereja mulai berfungsi, (Yohanes 13 17). > Pendiri gereja itu juga menjadi batu penjuru melalui kematian dan kebangkitannya, Kisah 4 : 11, Efesus 2 : 20. Ia menebus gereja dengan darah-Nya sendiri, Kisa 20 : 28. Kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga menjadikan Yesus sebagai kepala dari gereja, Efesus 1 : 20-23 dan dengan kemampuan-nya Ia memberikan berbagai karunia kepada angota-angota tubuh-Nya. > Sebagai pendiri, Yesus mengirimkan Roh Kudus yang menghidupkan gereja sehingga dapat sungguh-sungguh berfungsi, Kisah 2 : 33. VI. KEPEMIMPINAN DALAM GEREJA LOKAL Dalam Gereja Perjanjian Baru kelihatannya masalah kepemimpinan bukanlah hal yang terlalu dibesar-besarkan seperti yang terjadi masa kini. Sebab sekalipun keterampilan kepemimpinan sangat dibutuhkan tapi rupanya dasar kepemimpinan mereka berdasar pada kedua hal essensial ini; teladan kehidupan seperti Yesus Kristus dan kehambaan. Jadi sebenarnya yang ditekankan dalam Perjanjian Baru adalah karakter. Di mana semua orang percaya yang bertumbuh kearah kedewasaan merupakan merupakan kandidat untum menjadi pemimpin. Karena lebih banyak bahasan PB yang membahas mengenai pengikut dari pada pemimpin. Kalau dilihat secara natural maka murid / pengikut yang bertumbuh dalam kasih karunia dan karakter adalah pemimpin yang akan membina dan melayani serta memimpin orang lain yang masih baru atau sedang bertumbuh 27

dalam Tuhan dengan teladan dan pelayanan. Sementara secara pribadi orang tersebut tetap bertumbuh kearah Kristus. Gereja Kristen, yang seharusnya merupakan organisme ilahi lebih dari sekedar organisasi buatan manusia, memang harus memiliki suatu kepemimpinan yang diberikan dan dikaruniakan secara ilahi. Namun sangat disayangkan, saat ini kebanyakan pelayanan kepemimpinan kristen itu didasarkan atas keberhasilan akademis serta panggilan dan penetapan manusia semata-mata. Namun pola perjanjian baru menyediakan suatu pelayanan kepemimpinan yang dipilih secara supraalami dan dilengkapi secara ilahi bagi kepentingan gereja. Ada beberapa jabatan yang berfungsi / bertugas di dalam gereja lokal: 1. Karunia lima jawatan (rasul, nabi, penginjil, gembala, pengajar dalam bentuk jamak). > Penatua atau Penilik jemaat > Diaken. Sekarang marilah kita membahas (sekalipun tidak mendetail) ketiga jabatan fungsional di atas Karunia lima jawatan. Efesus 4:11-13. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita- pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari padaNyalah seluruh tubuh, -- yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. Tujuan Allah memberikan karunia lima jawatan fungsional sesuai Eps. 4:11-13 untuk memperlengkapi orang kudus supaya orang kudus : 1. Terlibat dalam tugas pelayanan (multiplikasi). 2. Terlibat dalam membangun Tubuh Kristus. 3. Mencapai kesatuan iman. 28

4. Mencapai taraf kedewasaan penuh/kesempurnaan Seperti sudah kita singgung di atas bahwa secara natural pelayanan lima jawatan ada dalam gereja rumah karena pelayanan lima jawatan ini merupakan struktur pendukung untuk memperlengkapi orang kudus. Karena orang-oang ini adalah pemberian Tuhan dalam gereja rumah maka fungsi mereka adalah bergerak dari satu gereja lokal ke gereja lokal yang lain dalam suatu kota atau region tertentu untuk memperlengkapi orang-orang kudus untuk melakukan tugas pelayanan. Yang sangat bertentangan dengan Firman Tuhan dalam struktur gereja masa kini adalah gereja dipimpin oleh seorang gembala. Gembala bukanlah pemimpin dalam sebuah gereja lokal tapi gembala seharusnya berfungsi untuk memperlengkapi semua orang kudus yang ada dalam gereja-gereja lokal dalam sebuah region, kota, ataupun lokalitas tertentu. Karena kepemimpinan gereja yang dipegang oleh seorang gembala di mana gereja tersebut dirintis, didirikan, ditetapkan dan dikendalikan oleh seorang gembala maka tidak ada tempat bagi jabatan fungsional yang lain untuk berfungsi dalam gereja masa kini. Kenyataan membuktikan bahwa dalam struktur gereja yang dipimpin oleh seorang gembala telah menyebabkan peranan rasul dan nabi tidak kelihatan sama sekali. Kedua jabatan fungsional yang essensial ini hilang dari gereja masa kini karena struktur yang ada sekarang telah menolak rasul dan nabi. Padahal dalam Efesus 2:19-22 menuliskan bahwa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Para rasul dan nabi adalah dasar bangunan di mana umat Tuhan dibangu di atasnya untuk menjadi tempat kediaman Tuhan. Arti yang paling sederhana dari Efesus 2:20 adalah gereja tidak memiliki dasar yang kuat kecuali dibangun atas dasar pelayanan kerasulan dan kenabian. Sebagai contoh lihatlah bagaimana gereja di Samaria berdiri. Sekalipun gereja tersebut dirintis oleh pelayanan seorang penginjil yang bernama Filipus tapi tetap para rasul dari Yerusalem (Petrus dan Yohanes) harus datang untuk meletakkan dasar dengan menumpangkan tangan atas mereka. 29

Saya membahas rasul dan nabi karena kelihatannya kedua karunia jabatan fungsional inilah yang paling kurang eksistensinya dalam gereja. Sekalipun demikian secara integral karunia pelayanan lima jawatan itu harus berfungsi kelima-limanya, di mana rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar bergerak bersama memperlengkapi semua orang percaya dari rumah ke rumah. Kalau begitu siapakan yang memimpin gereja lokal? Jawabannya adalah penatua. Siapakah yang mengangkat dan meneguhkan penatua? Jawabannya adalah para rasul yang tergabung dalam tim kerasulan yang bergerak dalam konteks sebuah region atau kota. Kelima jawatan ini merupakan para penatua yang mengawasi bukan hanya terhadap satu gereja rumah (gereja lokal), melainkan terhadap gereja sekota atau Tubuh Kristus secara menyeluruh yang terdiri dari berbagai gereja rumah. Penatua dan penilik jemaat. Kisah Para Rasul 14:23 Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua- penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. Jabatan fungsional ini merupakan bagian yang sangat penting dilihat dari sudut pandang Church Government (kepemimpinan gereja). Bagian ini berurusan dengan orang yang disebut dengan istilah \"penilik jemaat\" (bishop = overseer). Dalam PB ada dua kata yang dipakai untuk menggambarkan pejabat/pemimpin dari gereja, mereka adalah pejabat-pejabat yang ditemukan dalam jemaat, dan dengan perilaku serta administrasi mereka maka jemaat mendapat ketenteraman. Kedua kata tersebut adalah: Episkopos dan Prosbuteros yang diterjemahkan dengan istilah penilik jemaat dan penatua (keduanya selau ditulis dalam bentuk jamak). Perbedaan di antara kedua kata ini kalau ditinjau dari segi fungsi dan jabatan tetap menjadi kontroversi (pertentangan). Kelihatannya kedua jabatan ini sangat identik baik dalam fungsi maupun dalam status otoritas. Penatua atau tua-tua (Inggris = Elders) atau yang disebut dengan istilah prosbuteros merupakan jabatan yang paling tua dalam gereja. Lihat yang dilakukan Musa dalam Bil.11:16 . Mereka disebut penatua biasanya karena memang mereka telah memiliki usia yang tua/matang dalam pengalaman. 30

Kalau penilik jemaat (bishop = overseer atau superintendent) yang dikenal dengan istilah episkopos juga punya sejarah tersendiri sebagai seorang yang punya kemampuan memimpin juga mengatur dst. Dalam section ini Paulus dengan yakin menyatakan bahwa masalah kepemimpinan adalah karakter yang stabil dan mantap. Dalam mengatur jemaat Paulus mau sungguh-sungguh melihat jemaat ditangani oleh tangan- tangan yang sehat dan baik serta benar. Kelihatannya Paulus meyakini bahwa sekalipun pandangan berbeda satu dengan yang lain sesuai dengan penafsiran mereka mengenai kebenaran tertentu yang berhubungan dengan church government (otoritas gereja) tapi seharusnya tetap sama dalam satu titik yaitu bahwa siapa yang memimpin dalam suatu jemaat harus terlebih dahulu mencapai suatu sasaran pendemonstrasian dan pembuktian kwalitas-kwalitas dari kehidupan moral Kristen yang stabil dan dewasa. Pertama-tama mereka harus menetapkan panggilan mereka dalam Kristus untuk sungguh-sunguh dapat membangun hubungan yang baik dengan Tuhan Yesus Kristus, diri mereka, istri dan anak (keluarga), jemaat dan juga orang luar. Yang jelas kwalitas karakter seseorang akan sangat jelas terlihat dari bagaimana orang tersebut membangun hubungan dengan orang lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan di sini dalam hubungannya dengan penatua/penilik jemaat : 1. Mereka secara resmi dikhususkan untuk jabatan mereka. 2. Mereka telah melalui periode-periode ujian. Harus dibuktikan dulu (being proved). 3. Mereka mendapat upah untuk pekerjaan yang mereka lakukan (I Tim 5:18) 4. Mereka adalah orang-orang yang tidak bebas dari kesalahan/kritik. 5. Mereka memiliki tanggungjawab untuk mendahulukan jemaat dan pengajaran jemaat. 6. Mereka bukanlah orang-orang yang baru bertobat. Penatua-penatua inilah yang merupakan pemimpin-pemimpin gereja rumah di mana mereka akan memimpin umat Tuhan dengan teladan Yesus Kristus serta dengan melayani mereka. Itulah sebabnya untuk menjadi seorang penatua membutuhkan syarat-syarat yang berhubungan dengan karakter dan karunia. 31

Diaken Kata ini berasal dari kata \"diakon\" yang berarti \"hamba\". Kata diaken artinya melayani kebutuhan-kebutuhan dari pemimpin-pemimpin dan anggota- anggota dari gereja kota atau gereja rumah. Ada banyak cara di mana diaken- diaken dapat melayani kepentingan dai suatu gereja kota, sehinga pelayanan dan pengawasan diberikan secara penuh pada mereka demi kebutuhan- kebutuhan rohani dan kemakmuran dari gereja tersebut. Pada umumya banyak orang mengerti bahwa para diaken mempunyai tanggungjawab mengurus aspek materi (keuangan) dari pekerjaan suatu gereja kota. Bukan itu saja diaken juga berfungsi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sosial dalam gereja untuk memberikan keleluasaan bagi para rasul untuk menyerahkan diri dalam doa dan pelayanan Firman. Keimamatan semua orang Percaya Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan- perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib: 1 Petrus 2:9 Sebagai bangsa pilihan kita harus sungguh-sungguh berusaha supaya panggilan dan pilihan kita semakin teguh. Kesadaran bahwa kita adalah pilihan Tuhan haruslah merupakan landasan yang kokoh. Siapakah orang pilihan Tuhan itu? Tuhan tidak memilih kita dengan cara lotre atau untung-untungan. Tapi pilihan Tuhan didahului oleh panggilan Tuhan tanpa memilih bulu; yang memberikan respon terhadap panggilan tersebut itulah yang disebut orang pilihan Tuhan. Sederhananya, orang pilihan Tuhan itu adalah orang yang memilih Tuhan. Artinya kita yang memilih Tuhan adalah orang yang mendahulukan panggilan Tuhan dalam kehidupannya. Sebagai tanggapan terhadap panggilan Tuhan, kita menjadi orang pilihan Tuhan. Kemudian kita disebut sebagai imamat yang rajani atau kerajaan imam yang artinya adalah suatu kerajaan yang semua warga negaranya adalah imam. Menjadi imam ini bukanlah hak segolongan orang tertentu yang merasa mereka lebih rohani dari yang lain, tapi merupakan keputusan Tuhan untuk menjadikan kita orang percaya sebagai imam. Memang benar bahwa kita dijadikan imam oleh Tuhan. Bukan kita yang berinisiatif untuk itu tapi Tuhan dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya -- dan yang telah membuat kita 32

menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, BapaNya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Wahyu 1:5,6 Menjadikan kita imam merupakan prakarsa Tuhan. Kalau kita telah mengalami pengalaman dikasihi oleh Tuhan, dilepaskan dari dosa; maka sekarang kita adalah imam bagi Tuhan. Salah satu pelajaran yang luar biasa dari reformis Martin Luther adalah keimamatan semua orang percaya. Kalau saudara tahu bahwa darah Kristus telah membasuh segala dosamu, bahwa Roh Kudus telah mengerjakan mujizat dalam hatimu dan saudara telah dilahirkan kembali dalam kerajaan Allah, Alkitab berkata Tuhan telah menjadikan saudara seorang imam. Saudara tidak berusaha menjadi imam, saudara tidak juga sedang belajar untuk menjadi imam tapi Tuhan telah membuat saudara menjadi imam. Tentu ini merupakan kepercayaan, karena pelayanan keimamatan adalah pelayanan yang Tuhan Yesus masih lakukan sampai sekarang ini di hadapan Bapa di sorga. Alkitab berkata bahwa kita memiliki Imam Besar Agung yang melebihi segalanya, yang berdiri di hadapan Bapa untuk membela kita dari semua tuduhan iblis yang berusaha menghancurkan kita. Imam Besar kita adalah Pembela Agung kita yang setia. Dialah Tuhan Yesus Kristus Keimamatan semua orang percaya hanya dapat berfungsi dengan baik jika struktur gereja masa kini berubah dari struktur yang dipimpin oleh seorang gembala dan kongregasional kepada kepemimpinan kerasulan dan kenabian serta gereja rumah. Struktur gereja sekarang adalah metode pembodohan jemaat yang tercanggih, yang menyebabkan para imam tidak berfungsi sehingga pekerjaan pelayanan dan pembangunan tubuh Kristus terhambat. Nilai-nilai kepemimpinan dalam gereja lokal. Telah disinggung di atas bahwa kedua hal esensial dalam kepemimpinan kristen adalah teladan kehidupan Tuhan Yesus Kristus dan kehambaan. Tapi ada satu hal yang penting yang perlu kita lihat dalam konteks kepemimpinan gereja rumah adalah apa yang Paulus katakan dalam 1 Tim 3:15. Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. 33

Kita tentu tahu bahwa ayat di atas muncul dalam konteks syarat-syarat penatua dan diaken. Berarti Paulus berkata bahwa persyaratan penting tapi perlu didukung oleh struktur dan nilai dan nilai yang benar. Struktur dan nilai gereja yang benar adalah keluarga Allah. Artinya kepemimpinan yang lahir seharusnya berada dan bertumbuh dalam atmosfir atau nilai-nilai yang berdasarkan keluarga Allah dan bukan cara organisasi atau denominasi seperti yang kita kenal sekarang. Apapun yang merupakan nilai sebuah keluarga seharusnya merupakan nilai dari jemaat. Nilai-nilai inilah yang kemudian akan membentuk karakter orang-orang yang ada di dalamnya. Kalau nilai gereja hanyalah nilai-nilai organisatoris semata-mata itu berarti gereja akan punya masalah yang sangat besar dengan kehidupan dan karakter manusia-manusia yang ada di dalamnya. VII. SISTEM PEMERINTAHAN GEREJA Berbicara tentang Presbiterial Sinodal berarti kita membicarakan sistem organisasi gereja. Pada dasarnya terdapat empat sistem pengorganisasian gereja, yaitu:  Sistem Presbiterial, dimana gereja dipimpin oleh para presbiter (Penatua). Keputusan tertinggi ada pada persidangan presbiter (Majelis Jemaat).  Sistem Sinodal, dimana gereja dipimpin oleh persidangan para pejabat gerejawi yang disebut sinode. Persidangan sinode ini merupakan instansi tertinggi yang keputusannya harus dilaksanakan oleh jemaat-jemaat yang tergabung dalam sinode tersebut.  Sistem Episkopal. Kata episkopal berasal dari kata episkopos yang berarti uskup. Di dalam sitem ini gereja dipimpin oleh seorang uskup atau beberapa uskup yang merupakan pimpinan tertinggi dalam pengertian hirarkis (dari atas ke bawah). Dalam pelaksanaan dari sistem ini terdapat juga Episkopal monarkhis, dimana dari antara para uskup itu dipilih seorang pemimpin yang disebut Paus yang memiliki kuasa tertinggi. Karena ia dianggap mewarisi keutamaan dari Rasul Petrus.  Sistem kongregasional. Dalam sistem ini kekuasaan tertinggi terletak pada anggota jemaat. Sekalipun dalam sistem ini ada pejabat-pejabat gerejawi tetapi mereka adalah wakil jemaat. Karena itu hak para pejabat gerejawi ini berasal dari anggota jemaat. Gereja yang menganut sistem ini berdiri sendiri-sendiri. Jika ada ikatan dengan jemaat-jemat lain yang seasas hanyalah berupa ikatan yang sifatnya sukarela. 34

GKI dalam melaksanakan tugas panggilannya menganut sistem Presbiterial Sinodal yang merupakan penggabungkan dari sistem presbiterial dan sinodal.Untuk itu kita perlu memahami dengan benar bagaimana teknis pelaksanaan dari sistem presbiterial sinodal ini. Pemahaman yang benar mengenai sistem ini akan menolong kita dalam pelayanan baik di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode. Untuk memudahkan pemahaman kita maka terlebih dahulu kita berbicara mengenai Presbiterial itu sendiri; kemudian berbicara tentang Sinodal. Dan pada akhirnya kita akan memahami tata cara Presbiterial Sinodal. A. PRESBITERIAL Presbiterial berasal dari kata presbiter (Yunani), atau Zaqen (Ibrani) yang berarti Pinisepuh (Jawa), Sesepuh (Sunda), Ketua (Indonesia). Ada 3 macam Zaqen dalam Perjanjian Lama:  Yang bertindak sebagai wakil-wakil seluruh bangsa (Kel.3:16)  Yang bertindak sebagai wakil-wakil suku (Hak. 11:5)  Sebagai pemuka-pemuka kota (Hak.8:14) Dengan berbagai macam Zaqen ini maka mereka mempunyai berbagai fungsi, misalnya:  Membebaskan Israel dari Mesir (Kel. 3: 16)  Mengusut perkara pembunuhan (Ul.21: 22)  Mengadili pembunuh (Ul. 19:12)  Mengurus perkara cekcok dalam pernikahan (Ul.22:15; 25:7) Fungsi Zaqen ini haruslah dilihat dalam konteks (situasi kehidupan) bahwa bangsa Israel menyadari dirinya adalah umat pilihan Allah yang diperlengkapi dengan berbagai peraturan yang bertujuan untuk memelihara nilai-nilai dan norma- norma kehidupan seperti yang dikehendaki Allah. Dalam rangka mempertahankan dan memelihara kehidupan, dalam kedudukannya seperti yang disebutkan di atas maka bangsa Israel memerlukan para Zaqen selaku pengontrol kehidupan sosial di dalam umat Allah. Peranan para Zaqen ini tampaknya berlangsung sepanjang sejarah kehidupan bangsa Israel itu sendiri: sejak keluaran dari Mesir, melalui para hakim, para raja, pembuangan ke Babel, kembali dari pembuangan Babel sampai pada jaman Perjanjian Baru. Walaupun pada jaman raja-raja, para raja mempunyai kepemimpinan atas umat Israel, namun para raja pun mengakui peranan dan kedudukan Zaqen tersebut (I Raja 8: 1, 3; 10:1, II Raja 10: 1; 19:2; 23:1). 35

Di dalam Perjanjian Baru, kata presbiter dalam konteksnya masing-masing dapat dikelompokkan dalam empat kelompok pengertian:  Yang menunjuk pada usia tua dalam artian umum (Kis.2:17, I Tim.5:1-2, I Pet.5:5, Luk.15:27)  Yang menunjuk kepada nenek moyang atau pemimpin agama di masa lampau (Mat.15:2, Mrk.7:3,5)  Yang menunjuk kepada para penatua Yahudi (Mat.16:21, Kis.4:4-5,8,23; 6:12; 23:14; 24:1)  Yang menunjuk kepada penatua gereja (Kis.11:30; 14:23; 15:2,4,6,22-23; I Tim 5:17,19; Tit.1: 5) Dengan demikian peranan presbiter dalam Perjanjian Baru sangat penting dalam kaitan dengan umat, yaitu dalam hal kepemimpinan dan pengontrol sosial.Oleh sebab itu kita dapat mengatakan bahwa peranan presbiter tidak banyak berbeda dengan peranan Zaqen dalam Perjanjian Lama. Ketika gereja mula-mula mengalami perkembangan yang pesat maka mau tidak mau peranan presbiter pun berkembang. Sehingga muncul beberapa jenis presbiter yang ditentukan oleh pelayanannya, yaitu:  Presbiter yang bertindak selaku gembala, selaku pemberi teladan (I Pet.5:1-3). Tekanan pelayanannya adalah pada soal penggembalan/pengabdian diri dan bukan pada pemerintahannya.  Presbiter yang mengunjungi orang sakit dan mendoakannya (Yak.5:14)  Presbiter yang bertugas berkhotbah dan mengajar (I Tim.5:17) B. SINODAL Kata sinodal berasal dari kata Yunani sunhodos. Kata ini tidak terdapat di dalam Alkitab. Tetapi akar katanya terdapat dalam alkitab, yaitu Sunodeuo (Kis.9:7) dan Sunodia (Luk.2:44) yang berarti seperjalanan. Sinode berarti berjalan bersama, seperjalanan, berpikir bersama, bertindak bersama.Sebagai contoh dari hidup bersinode dapat kita lihat dalam Kisah 15. Pada jaman Paulus dan Barnabas, dalam jemaat Anthiokia muncul suatu masalah yang harus dipecahkan yaitu apakah orang-orang kafir (bukan Yahudi) yang akan masuk Kristen harus menjalani proses proselitisasi Yahudi dahulu? Apabila hal ini merupakan keharusan maka berarti orang-orang bukan Yahudi ini harus tunduk kepada peraturan sunat Yahudi. Sehubungan dengan hal ini terdapat perbedaan pendapat.Juga antara Paulus dan Petrus.Paulus tidak setuju bahwa mereka yang bukan Yahudi harus 36

disunat terlebih dahulu sebelum menjadi Kristen.Sedangkan Petrus sebaliknya.Maka kita dapat membayangkan gejala perpecahan di tengah jemaat ini.Jemaat Anthiokia adalah jemaat yang mandiri, artinya dapat mengambil kewenangan sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tentu saja mereka akan dapat memecahkan masalah tersebut apalagi dengan hadirnya tokoh seperti Paulus, Petrus dan Barnabas. Tetapi mereka tidak berusaha memecahkan masalah itu sendirian karena berkeyakinan bahwa jemaat ini juga berada dalam persekutuan bersama dengan jemaat-jemaat lainnya. Itulah sebabnya mereka membawa masalah ini ke sidang gerejawi di Yerusalem. Langkah kebersamaan inilah yang dikenal dengan sebutan sinodal. C. CIRI-CIRI SISTEM PRESBITERIAL SINODAL Setelah memperhatikan sistem prsbiterial dan sinodal serta penjelasan dari makna presbiterial dan sinodal itu sendiri dalam Alkitab maka kita dapat mengatakan bahwa dalam sistem Presbiterial Sinodal ini terdapat ciri sebagai berikut: 1. Gereja dipimpin oleh pejabat-pejabat gerejawi; yang secara kolektif disebut Majelis Jemaat. Pejabat-pejabat gerejawi ini bukanlah wakil-wakil dari jemaat melainkan orang yang memegang jabatan itu atas nama Tuhan Yesus Kristus dan berhadapan dengan jemaat. Setiap anggota Majelis Jemaat mempunyai kedudukan yang sama; tidak ada seorang pun yang lebih tinggi atau lebih rendah dari yang lain. Masing-masing mempunyai tugasnya sendiri. 2. Ciri utama dari sistem ini ialah kepenuhan dalam kesatuan. Tiap-tiap jemaat yang dipimpin oleh Majelis Jemaat mempunyai kemandirian penuh; tetapi pada saat yang sama tiap-tiap jemaat yang ada berada dalam kesatuan dengan jemaat-jemaat lain dalam satu sinode sebagai wujud nyata berjalan bersama para persbiter dalam memimpin gereja yang Tuhan percayakan kepada mereka. Hal ini mempunyai implikasi positif sebagai berikut: Jemaat mempunyai otonomi (kemandirian penuh) tetapi terbatas; yang membatasinya ialah Sinode. Sebaliknya Sinode mempunyai kekuasaan tetapi terbatas; yang membatasinya ialah jemaat-jemaat. Dalam sistem Presbiterial sinodal semua keputusan yang diambil berdasarkan kesepakatan bersama bukan berdasarkan wewenang yang ada pada salah satu pihak. 3. Dalam sistem ini terdapat dua garis timbal balik antara Jemaat – Klasis - Sinode Wilayah – Sinode Am; tetapi juga antara Sinode Am - Sinode Wilayah 37

- Klasis - Jemaat. Hubungan yang ada bukanlah yang bersifat hirarkies (dari atas ke bawah) melainkan lebih bersifat mengarah kepada kesatuan sebagai keluarga besar. 4. Kekuasaan tertinggi ada pada persidangan-persidangan pejabat gerejawi, baik di tingkat jemaat, klasis, sinode wilayah maupun sinode Am. Persidangan yang satu tidak boleh menguasai/memerintah persidangan yang lain; sebagaimana pejabat gerejawi yang satu tidak boleh menguasai/memerintah pejabat gerejawi yang lain Dengan demikian sistem ini mengharuskan banyaknya terjadi dialog dan komunikasi yang intensif antara pengambil keputusan. D. STRUKTUR ORGANISATORIS Sistem Presbiterial Sinodal dicerminkan dalam kehidupan jemaat setempat sebagai berikut:  Majelis Jemaat adalah pemegang wewenang tertinggi karena berfungsi mencerminkan kesatuan dari keseluruhan anggota jemaat. Hal ini dinyatakan dalam sarana pengambilan keputusan yang paling berwenang adalah rapat Majelis Jemaat. Karenanya tiap anggota Majelis Jemaat wajib hadir dalam rapat tersebut.  Wewenang yang dimiliki Majelis jemaat harus dipakai untuk melayani warga jemaat.  Untuk melayani warga jemaat maka Majelis Jemaat mengangkat Komisi sebagai badan pembantunya.  Dalam rangka kepemimpinan warga jemaat tidak mempunyai hak untuk memerintah/mengambil keputusan walaupun mempunyai hak untuk tidak puas. Karenanya anggota jemaat yang merasa diperlakukan tidak adil oleh wewenang Majelis Jemaat dapat naik banding ke Klasis dan Sinode dengan tembusan kepada Majelis Jemaat. 38

DAFTAR PUSTAKA Abineno, J. L. Ch. Pokok-Pokok Penting Dalam Iman Kristen. Cet. ke-8. BPK Gunung Mulia, Jakarta; 2012. Soedarmo, R. Ikhtisar Dogmatika. Cet. ke-17. BPK Gunung Mulia, Jakarta; 2011. Niftrik, van G. C. Dogmatika Masa Kini. Cet. ke-17. BPK Gunung Mulia, Jakarta; 2010. Agustinus, “On The Holy Trinity”, dalam A Select Library of The Nicene and Post Nicene of the Christian Church, Vol. III. Ed. Philip Schaff, Edinburg: T & T. Clark, 1988. Brill, J. Wesley, Dasar Yang Teguh, Yayasan kalam Hidup, Bandung, 1994. Bromiley, Geoffrey. W., Thelogical Dictionary Of New Testament, Abridged In One Volume, William B. Eedermans Publisihing Company, Michigan, 1974. Brown, Colin, The New International Dictionary of New Testamnet Theology 3, The Parternoster Press, Michigan, 1992. Dryness, William, Tema-Tema Dalam Perjanjian Lama, Gandum Mas, Malang, 1979. Guthrie, Donald, Teologi Perjanjian Baru 2, BPK Gunung Mulia, Jakasrta, 1992. Hagin, Kenneth, E. Bagaimana Anda Dapat Di Tuntun Oleh Roh Allah, Yayasan Pekabaran Injil Imanuel, Jakarta, 1995. Hill, Andrew. D. Dating The Book of Malachi; dalam The Word of The Lord Shall Go Forth: Essays in Honor of D. N. dan M O‟Connor, Winona Lake, Ind. Eisenbrauns, 1983. Horton, Stanley, M. Oknum Roh Kudus, Gandum Mas, Malang, 1976. Palmer, Edwin H., The Holy Spirit, Phil: Presbyterian and Reformed Pub, 1989. Susabda, Yakub B., Mengenal dan Bergaul Dengan Allah, Andi, Yogyakarta, 2010. Wagner, Peter, C. Manfaat Karunia Roh; Dalam Pertumbuhan Gereja; Gandum Mas, Malang, 2000. Zodhiates, Spiros, Th. D. The Complete Word Study New Testament, AMG International, Chattanaoga, 1992. Nico Syukur Dister OFM, Teologi Sistematik 2, Yogyakarta: Kanisius, 2004. BS Mardiatmadja SJ, Eklesiologi, Makna dan Sejarahnya, Yogyakarta: Kanisius, 1986. Berkhof, Louis. Teologi Sistematika 5 (Gereja), LRII: Jakarta, 1997 Thiessen, Henry C., Teologi Sistematika, Malang: Penerbit Gandum Mas, 1977 Grudem, Wyne, Systematic Theology, Grand Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1994 39

Barth, Karl. (1961). Church Dogmatic. Edinburg: T&T., Clark 40


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook